Anda di halaman 1dari 14

STRATEGI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

MODEL SIKLUS BELAJAR 5E

Disusun Oleh :
Nama
Nim

:
:

Hermawati
F1051131016

Dosen Pengampu :
Dra. Haratua Tiur Maria, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2015
Kata Pengantar
Puji syukur atas kehadirat allah swt, karena berkat limpahan rahmat dan
karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul model learning cycle 5e tepat pada waktunya. Penulisan makalah ini
bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah
teaching and learning strategies di universitas tanjungpura pontianak.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu


dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini, khususnya kepada ibu haratua tiur
maria selaku dosen mata kuliah teaching and learning strategies, yang telah
memberikan tugas individu, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan dan keterbatasan dalam penyajian data. Oleh karena itu, penulis
mengaharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi
kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.

Pontianak, 19 maret 2015

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A.

Latar Belakang...............................................................................................................1

B.

Rumusan Masalah..........................................................................................................1

C.

Tujuan............................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
A.

Pengertian Learning Cycle 5e........................................................................................3

B.

Karakteristik Learning Cycle 5e.....................................................................................4

C.

Langkah-Langkah/Sintak Learning Cycle 5e.................................................................5

D.

Implementasi Learning Cycle 5e Dalam Pembelajaran..................................................9

E.

Kelebihan Dan Kekurangan Siklus Belajar (Learning Cycle)........................................9

BAB III PENUTUP.............................................................................................................................10


A.

Kesimpulan..................................................................................................................10

B.

Saran............................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................11

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang

Dalam proses pembelajaran, kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang


paling pokok, karena berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung
kepada bagaimana proses belajar mengajar dirancang dan dijalankan secara professional.
Agar proses belajar mengajar dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, salah
satu strateginya adalah dengan memilih model pembelajaran yang sesuai.
Guru mempunyai tugas untuk memilih model pembelajaran yang tepat sesuai
dengan materi yang disampaikan demi tercapainya tujuan pendidikan. Selain itu, guru
harus dapat menciptakan suasana pembelajaran yang membuat siswa lebih aktif, kreatif,
menarik, dan menyenangkan. Akan tetapi berdasarkan pengalaman yang diperoleh
dilapangan, pembelajaran yang disajikan oleh guru dikelas masih menggunakan metode
yang monoton. Dengan menggunakan metode yang monoton seperti itu, mengakibatkan
paradigma mengajar masih tetap dipertahankan dan belum berubah menjadi paradigma
membelajarkan siswa.
dengan demikian perlu adanya suatu perubahan strategi pembelajaran dari yang
berpusat pada guru (teacher centered ) menjadi berpusat pada siswa (student centered ).
Pembelajaran berpusat pada siswa adalah pembelajaran yang lebih berpusat pada
kebutuhan, minat, bakat, dan kemampuan peserta didik, sehingga pembelajaran akan
menjadi sangat bermakna.
Dengan pembelajaran ini diharapkan semua potensi siswa dapat berkembembang
sesuai dengan latar belakang usia dan latar belakang lainnya dari masing-masing individu
siswa. Karena dalam pembelajaran berpusat pada siswa peran guru hanya sebagai
fasilitator dan pembimbing sedangkan yang lebih aktif adalah siswa. Salah satu alternatif
dalam mengatasi permasalahan diatas adalah dengan menerapkan model pembelajaran
learning cycle 5 e yang dikembangkan oleh rodger w. Bybee.
Siklus belajar dipilih dalam pembelajaran ini disebabkan siklus belajar ini
merupakn model yang efektif dalam pembelajaran terutama ipa, mudah untuk dipelajari,
konsisten dengan paradigma pembelajaran masa kini, dan menciptakan peluang untuk
belajar ilmu pengetahuan . Siklus belajar bersifat membangun terhadap konsep tersebut
dari pengetahuan atas konsep yang baru, membangkitkan dan menguji gagasan,
mengkonstruksi gagasan menjadi lebih mudah. Pandangan ini adalah konsisiten dengan
(piaget 1964) ,ketika ia mengklaim bahwa pembelajaran yang hanya mengikuti instruksi
dari guru maka para siswa akan memiliki kekurangan keterampilan dan pemahaman
konsep dibanding dengan siswa yang terlibat secara aktif sebagaimana dalam model
pembelajaran learning cycle 5e.

B.

Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, dapat dirumuskan masalah


sebagai berikut:
1.
Apa pengertian model pembelajaran siklus belajar 5e?
2.
Apa saja karakteristik pembelajaran model siklus belajar 5 e?
3.
Apa saja langkah-langkah dalam pembelajaran model siklus belajar 5e?
4. Bagaimana implementasi dari siklus belejar 5e dalam pembelajaran ?
5.
Apa keunggulan dan kelemahan dari metode belajar siklus belajar 5e?

C.
1.
2.
3.
4.
5.

Tujuan

Mahasiswa dapat memahami pengertian dari pembelajaran model siklus belajar 5


e.
Mahasiswa dapat mengetahui karakteristik dari model siklus belajar 5e.
Mahasiswa dapat mengetahui langkah-langkah/sintak dari model pembelajaran
siklus belajar 5e.
Mahasiswa dapat mengetahui implementasi dari siklus belejar 5e dalam
pembelajaran
Mahasiswa dapat mengetahui keunggulan dan kelemahan dari model pembelajaran
siklus belajar 5e

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian learning cycle 5e
Model pembalajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan
pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain.
Model pembelajaran merupakan suatu perencanaan atau suatu pola yang dapat di
gunakan untuk mendesain polapola mengajar secara tatap muka di dalam kelas atau
mengatur tutorial, dan untuk menentukan materi/perangkat pembelajaran termasuk di
dalamnya bukubuku, filmfilm, tipetipe, program-program perangkat computer, dan
kurikulum (sebagai kursus untuk belajar). Setiap model mengarahkan kita untuk
mendesain pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk mencapai berbagai tujuan.
Menurut Bruce Joyce, Marsha Weil, dan Emily Calhoun (dalam Yusriati,2012) model
pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu. Sebagai
contoh, metode penelitian kelompok. Model ini dirancang untuk melatih
partisipasi dalam kelompok secara demokratis,
2. Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu. Misalnya model berfikir
induktif dirancang untuk mengembangkan proses berfikir induktif,
3. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas.
Misalnya pada penggunaan model yang dirancang untuk memperbaiki kreativitas
dalam pelajaran mengarang,
4. Memiliki bagian-bagian model dalam pelaksanaan, yaitu: urutan langkahlangkah pembelajaran (syntax), adanya prinsip-prinsip reaksi, sistem sosial, dan
sistem pendukung. Keempat bagian tersebut merupakan pedoman praktis bila
guru akan melaksanakan suatu model pembelajaran,
5. Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran.Dampak tersebut
meliputi: dampak pembelajaran, yaitu hasil belajar yang dapat diukur dan
dampak pengiring, yaitu hasil belajar jangka panjang,
6. Membuat persiapan mengajar (desain instruksional) dengan pedomaan model
pembelajaran yang dipilihnya.
Model learning cycle5e adalah model pembelajaran yang terdiri fasefase atau
tahaptahap kegiatan yang diorganisasikan sedemikian rupa sehingga siswa dapat
menguasai kompetensikompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan
jalan berperan aktif ( fajaroh, 2007 ).
Model pembelajaran learning cycle merupakan salah satu model pembelajaran
yang sesuai dengan paradigma konstruktivisme. Pendekatan teori kontruktivistik pada
dasarnya menekankan pentingnya siswa membangun sendiri pengetahuan mereka
lewat keterlibatan proses belajar mengajar. Sehingga proses belajar mengajar lebih
berpusat pada siswa (student centered) dari pada teacher centerred. Dengan kata lain
pembelajaran menggunakan model pembelajaran learning cycle berpusat pada siswa dan
guru berperan sebagai fasilitator.
Model learning cycle pertama kali diperkenalkan oleh robet karplus dalam science
curriculum improvement study/scis. Model learning cycle merupakan salah satu
model pembelajaran dengan pendekatan kontruktivistik yang pada mulanya terdiri
atas tiga tahap, yaitu: exploration, invention, dan discovery. Tiga tahap tersebut saat
ini dikembangkan menjadi lima tahap oleh anthony w lorsbach, yaitu: engagement,
exploration, explanation, elaboration, dan evaluation.
3

Model learning cycle aktivitas dalam pembelajaran learning cycle lebih banyak
ditentukan oleh peserta didik sehingga peserta didik menjadi lebih aktif. Dalam proses
pembelajaran learning cycle setiap fase yang baru dan sebelumnya saling berkaitan
sehingga membuat peserta didik lebih mudah mengerti serta mampu mengaplikasikan
konsep-konsep yang telah mereka pahami pada latihan soal.
Model learning cycle5e ini mempunyai salah satu tujuan yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengkostruksi pengetahuan dan pengalaman mereka
sendiri dengan terlibat secara aktif mempelajari materi secara bermakna dengan bekerja
dan berfikir baik secara individu maupun kelompok, sehingga siswa dapat menguasai
kompetensikompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran.

B. Karakteristik learning cycle 5e


Siklus belajar merupakan salah satu metode perencanaan yang telah diakui dalam
pendidikan ipa. Siklus belajar dikembangkan berdasarkan teori yang dikembangkan pada
masa kini tentang bagaimana siswa seharusnya belajar. Metode ini merupakan metode
yang mudah untuk digunakan oleh guru dan dapat memberikan kesempatan untuk
mengembangkan kreativitas belajar ipa pada setiap siswa kita.
Pada siklus belajar 5 fase, ditambah engagement sebelum exploration. Pada model
ini, tahap concept introduction dan concept application masing masing diistilahkan
menjadi explaination dan elaboration. Karena itu lc 5 fase sering dijuluki lc 5e
(engagement, exploration, explaination, elaboration, dan evaluation) tahap engagement
bertujuan mempersiapkan diri pebelajar agar terkondisi dalam menempuh fase berikutnya
dengan jalan mengeksplorasi pengetahuan awal dan ide-ide mereka serta untuk
mengetahui kemungkinan terjadinya miskonsepsi pada pembelajaran sebelumnya. Dalam
fase engagement ini minat dan keingintahuan (curiosity) pebelajar tentang topik yang akan
diajarkan berusaha dibangkitkan. Pada fase ini pula pebelajar diajak membuat prediksiprediksi tentang fenomena yang akan dipelajari dan dibuktikan dalam tahap eksplorasi.
Siklus belajar dipilih dalam pembelajaran ini disebabkan siklus belajar ini
merupakan model yang paling efektif dalam pembelajaran ipa, mudah untuk dipelajari,
konsisten dengan paradigma pembelajaran masa kini, dan menciptakan peluang untuk
belajar ilmu pengetahuan.
Prinsip-prinsip yang sering diambil dari konstruktivisme menurut Suparmo
(Trianto, 2010:75), antara lain:
1. Pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif,
2. Tekanan dalam proses belajar terletak pada siswa,
3. Mengajar adalah membantu siswa belajar,
4. Tekanan dalam proses belajar lebih pada proses bukan pada hasil akhir.
5. Kurikulum menekankan partisipasi siswa, dan
6. Guru sebagai fasilitator.
Piaget dan para konstruktivis pada umumnya berpendapat bahwa dalam
mengajar seharusnya diperhatikan pengetahuan yang telah diperoleh siswa
sebelumnya. Dengan demikian mengajar dianggap bukan sebagai proses di mana
gagasan-gagasan guru dipindahkan pada siswa, melainkan proses untuk mengubah
gagasan si anak yang sudah ada yang mungkin salah.

Oleh karena itu, keberhasilan belajar tergantung pada pengetahuan awal siswa.
Pengetahuan itu tidak dapat dipindahkan secara utuh dari guru kepada siswa, namun
pengetahuan dibangun sendiri secara aktif oleh siswa dengan bantuan guru melalui
suatu pengalaman nyata sehingga siswa dapat berperan aktif dalam pembelajaran
dengan mengkonstruksi pengetahuannya.

C. Langkah-langkah/sintak learning cycle 5e


siklus belajar 5e terdiri dari beberapa fase yaitu:
1. Engagement
Fase ini merupakan tahap awal dari siklus belajar yaitu pengenalan terhadap
pelajaran yang akan dipelajari yang sifatnya memotivasi atau mengaitkannya dengan halhal yang membuat siswa lebih berminat untuk mempelajari konsep dan memperhatikan
guru dalam mengajar. Fase ini juga digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan
pikiran siswa mengenai konsep yang akan dipelajari.
Pada tahap ini, guru berusaha membangkitkan dan mengembangkan minat dan
keingintahuan (curiosity) siswa tentang topik yang akan diajarkan. Hal ini dilakukan
dengan cara mengajukan pertanyaan tentang proses faktual dalam kehidupan sehari-hari
(yang berhubungan dengan topik bahasan). Dengan demikian, siswa akan memberikan
respon/jawaban, kemudian jawaban siswa tersebut dapat dijadikan pijakan oleh guru untuk
mengetahui pengetahuan awal siswa tentang pokok bahasan, kemudian guru perlu
melakukan identifikasi ada atau tidaknya kesalahan konsep pada siswa. Dalam hal ini guru
harus membangun keterkaitan/perikatan antara pengalaman keseharian siswa dengan topik
pembelajaran yang akan dibahas.
pada fase ini dapat dilakukan dengan langkah-langkah seperti :
a. Demonstrasi oleh guru atau siswa
b. Tanya jawab dalam rangka mengeksplorasi pengetahuan awal, pengalaman,
dan ide-ide pebelajar
c. Pebelajar diajak membuat prediksi-prediksi tentang fenomena yang akan
dipelajari dan dibuktikan dalam tahap eksplorasi
2. Exploration (eksplorasi )
Fase yang membawa siswa untuk memperoleh pengetahuan dengan pengalaman
langsung yang berhubungan dengan konsep yang akan dipelajari. Fase ini dapat dilakukan
dengan mengobservasi, bertanya, dan menyelidiki konsep dari bahan-bahan pembelajaran
yang telah disediakan sebelumnya. Pada fase ini juga siswa diberi kesempatan untuk
bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil tanpa pengajaran langsung dari guru untuk
menguji prediksi, melakukan dan mencatat pengamatan serta ide-ide melalui kegiatankegiatan seperti praktikum dan telaah literatur. ( dasna, 2004 ).
dalam kelompok ini siswa didorong untuk menguji hipotesis dan atau membuat
hipotesis baru, mencoba alternatif pemecahannya dengan teman sekelompok, melakukan
dan mencatat pengamatan serta ide-ide atau pendapat yang berkembang dalam diskusi.
Pada tahap ini guru berperan sabagai fasilitator dan motivator. Pada dasarnya tujuan tahap
ini adalah mengecek pengetahuan yang dimiliki siswa apakah sudah benar, masih salah,
atau mungkin sebagian salah sebagian benar.
Fase ini menurut teori piaget merupakan fase ketidakseimbangan dimana siswa
harus dibuat bingung. Fase ini merupakan kesempatan bagi siswa untuk menguji hipotesis
atau prediksi mereka, mendiskusikan dengan teman sekelompoknya dan menetapkan
keputusan.
Pada fase ini dapat dilakukan dengan langkah-langkah seperti
a.
Demonstrasi
5

b.
c.

Praktikum
Mengerjakan lks (lembar kegiatan siswa)

3. Explanation ( menjelaskan )
Fase yang didalamnya ajakan atau dorongan terhadap siswa untuk menjelaskan
konsep-konsep dan definisi-definisi awal yang mereka dapatkan ketika fase eksplorasi
dengan menggunakan kata-kata mereka sendiri, meminta bukti dan klarifikasi atas
penjelasan siswa, dan saling mendengar secara kritis penjelasan antarsiswa atau guru.
Selanjutnya guru menjelaskan konsep dan definisi yang lebih formal untuk menghindari
perbedaan konsep yang dipahami siswa,namun guru memberi definisi dan penjelasan
tentang konsep yang dibahas tersebut, dengan tetap memakai penjelasan siswa terdahulu
sebagai dasar diskusi.pada tahap ini pebelajar menemukan istilah-istilah dari konsep yang
dipelajari.
Pada fase ini dapat dilakukan dengan langkah-langkah seperti
a.
b.

Mengkaji literatur
Diskusi kelas

4. Elaboration ( elaborasi )
Fase yang tujuannya ingin membawa siswa untuk menggunakan definisi-definisi,
konsep-konsep, dan keterampilan-keterampilan yang telah dimiliki siswa dalam situasi
baru melalui kegiatan seperti praktikum lanjutan dan problem solving. Fase ini dapat
meliputi penyelidikan, pemecahan masalah, dan membuat keputusan.
Pada fase ini, pengalaman baru dirancang untuk membantu siswa membangun
pemahaman yang luas tentang konsep yang telah diterangkan. Siswa memperluas konsep
lain yang berhubungan, membuat koneksi dengan konsep lain yang berhubungan ,serta
mengaplikasikannya pemahaman mereka dalam dunia nyata,siswa bekerja secara
kooperatif, mengidentifikasi dan menyelesaikan aktifitas baru. Seringkali melibatkan
inkuiri, kerja laboratorium, problem solving, dan pengambilan keputusan.
Pada tahap ini guru berharap siswa menggunakan definisi, identifikasi dan
penjelasan yang diberikan sebelumnya, mendorong siswa untuk menerapkan atau
memperluas konsep serta keterampilan dalam situasi baru.
Pada fase ini dapat dilakukan dengan langkah-langkah seperti :
a. Demontrasi lanjutan
b. Praktikum lanjutan
c. Problem solving
5. Evaluation ( evaluasi )
Fase penilaian terhadap seluruh pembelajaran dan pengajaran. Pada fase ini dapat
digunakan berbagai strategi penilaian formal dan informal. Guru diharapkan secara terus
menerus dapat mengobservasi dan memperhatikan siswa terhadap pengetahuan dan
kemampuannya.
Pada tahap evaluasi, guru dapat mengamati pengetahuan atau pemahaman siswa
dalam menerapkan konsep baru. Siswa dapat melakukan evaluasi diri dengan mengajukan
pertanyaan terbuka dan mencari jawaban dengan menggunakan observasi, bukti, dan
penjelasan yang diperoleh sebelumnya. Hasil evaluasi ini dapat dijadikan guru sebagai
bahan evaluasi tentang proses penerapan model learning cycle yang sedang diterapkan,
apakah sudah berjalan dengan sangat baik, cukup baik, atau masih kurang. Demikian pula
melalui evaluasi diri, siswa akan dapat mengetahui kekurangan atau kemajuan dalam
proses pembelajaran yang sudah dilakukan.
6

Evaluation : evaluasi terhadap efektifitas fase-fase sebelumnya ; evaluasi terhadap


pengetahuan, pemahaman konsep, atau kompetensi pebelajar dalam konteks baru yang
kadang-kadang mendorong pebelajar melakukan investigasi lebih lanjut.
Pada fase ini dapat dilakukan dengan langkah-langkah seperti :
a.
b.
c.

Refleksi pelaksanaan pembelajaran


Tes tulis
Problem solving

Berdasarkan tahapan dalam strategi pembelajaran learning cycle seperti yang telah
dipaparkan, diharapkan siswa tidak hanya mendengar keterangan guru tetapi dapat
berperan aktif untuk menggali, menganalisis, mengevaluasi pemahamannya terhadap
konsep yang dipelajari. Perbedaan mendasar antara model pembelajaran learning cycle 5e
dengan pembelajaran konvensional adalah guru lebih banyak bertanya daripada memberi
tahu. Kelima tahapan siklus belajar 5e dapat digambarkan seperti dibawah ini :

Kelima tahap di atas adalah halhal yang harus dilakukan dalam menerapkan
model learning cycle5e. Guru dan siswa menpunyai peran masing-masing dalam setiap
kegiatan pembelajaran tabel model learning cycle di bawah.
Tabel 2.1
Sintaks model pembelajraan lc 5e
Tahapan siklus
Kegiatan
Belajar
Guru
Siswa
I. Engagement
a. Menyiapkan (mengkondisikan)
a. Menyiapkan diri untuk
siswa
mengikuti kegiatan
b. Membangkitkan minat siswa
pembelajaran
terhadap topik bahasn yang akan
b. Mengembangkan minat
dipelajari
atau rasa ingin tahu
c. Melakukan tanya jawab dalam
terhadap topikbahasan
rangka mengeksploitasi
yang akan dipelajari.
pengalaman awal,pengalaman,
c. Memberikan respon
ideide siswa untuk mengetahui
terhadap pertanyaan guru.
7

Ii. Exploration

Iii.
Iii. Explanation

Iv. Elaboration

V. Evaluation

kemungkinan terjadinya
miskonsepsi siswa.
a. Mengajak siswa untuk
membentuk kelompokkelompok
kecil 3-4 siswa
b. Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk
memanfaatkan panca indera
mereka semaksimal mungkin
dalam berinteraksi dengan
lingkungan melalui kegiatan
telaah literature
c. Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bekerja
sama dalam kelompokkelompok kecil, menguji
hipotesis,melakukan dan
mencatat pengamatan serta ide
ide.
a. Mendorong siswa untuk
menjelaskankonsep dengan
kalimat mereka sendiri.
b. Meminta bukti dan klarifikasi
penjelasan siswa
b. Mendengarkan secara kritis
penjelasan antar siswa atau guru

a. Mengajak siswa untuk


mengaplikasikan konsep dan
keterampilan yang telah mereka
miliki terhadap situasi
lain,misalnya dengan
mengerjakan soalsoal
pemecahan masalah
a. Mengobservasi pengetahuan
dankecakapan siswa dalam
mengaplikasikan konsep dan
perubahan berpikir siswa.dapat
dilakukan melalui pemberian
pertanyaan

a. Membentuk kelompokkelompok kecil.


b. Memanfaatkan panca
indera mereka untuk
berinteraksi dengan
lingkungan melalui
kegiatan telaah literature.
c. Bekerjasama dalam
kelompok-kelompok
kecil,menguji hipotesis,
melakukan dan mencatat
hasil pengamatan dan
ideide.

a. Memberikan penjelasan
terhadap konsep yang
ditemukan dengan
kalimatnya sendiri
b. Menggunakan
pengamatan dan catatan
dalam memberi
penjelasan
c. Memberikan pembuktian
terhadap konsep yang
diajukan.
a. Menerapkan konsep dan
keterampilan yang telah
dimiliki terhadap situasi
lain dengan mengerjakan
soalsoal pemecahan
masalah.
a. Menjawab pertanyaan
dari guru

D. Implementasi learning cycle 5e dalam pembelajaran


Learning cycle melalui kegiatan dalam tiap fase mewadai siswa untuk aktif
membangun konsepkonsepnya sendiri dengan cara berinteraksi dengan lingkungan
fisik maupun sosial. Implementasi learning cycle dalam pembelajaran sesuai dengan
pandangan kontruktivis yaitu:
1. Siswa belajar secara aktif. Siswa mempelajari materi secara bermakna dengan
bekerja dan berpikir. Pengetahuan dikonstruksi dari pengalaman siswa.
2. Informasi baru dikaitkan dengan skema yang telah dimiliki siswa. Informasi
baru yang dimiliki siswa berasal dari interpretasi individu
3. Orientasi pembelajaran adalah investigasi dan penemuan yang merupakan
pemecahan masalah.
Dengan demikian proses pembelajaran bukan lagi sekedar transfer pengetahuan dari
guru ke siswa, seperti dalam falsafah behaviorisme, tetapi merupakan proses pemerolehan
konsep yang berorientasi pada keterlibatan siswa secara aktif dan langsung. Proses
pembelajaran demikian akan lebih bermakna dan menjadikan skema dalam diri pebelajar
menjadi pengetahuan fungsional yang setiap saat dapat diorganisasi oleh pebelajar untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi. Hasil-hasil penelitian di perguruan tinggi
dan sekolah menengah tentang implementasi lc dalam pembelajaran sains menunjukkan
keberhasilan model ini dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa
(fajaroh dan dasna, 2004).

E. Kelebihan dan kekurangan learning cycle 5e


Ditinjau dari dimensi peserta didik, penerapan strategi ini memberi keuntungan
sebagai berikut :
1. Meningkatkan motivasi belajar karena peserta didik dilibatkan secara aktif
dalam proses pembelajaran.
2. Membantu mengembangkan sikap ilmiah peserta didik.
3. Pembelajaran menjadi lebih bermakna.
4. Dapat menumbuhkan kegiatan belajar
Adapun kekurangan penerapan strategi ini yang harus selalu diantisipasi
diperkirakan sebagai berikut :
1. Efektifitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai materi dan
langkah-langkah pembelajaran.
2. Menurut kesungguhan dan kreativitas guru dalam merancang dan
melaksanakan proses pembelajaran.
3. Memerlukan pengelolaan kelas yang lebih terencana dan terorganisasi.
4. Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam menyusun rencana
dan melaksanakan pembelajaran.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Siklus belajar (learning cycle) adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada
peserta didik (student centered). Model ini dilandasi oleh pandangan kontruktivisme dari
piaget yang beranggapan bahwa dalam belajar pengetahuan itu dibangun sendiri oleh anak
dalam struktur kognitif melalui interaksi dengan lingkungannya. Pada pembelajaran teori
konstruktivistik menekankan pentingnya siswa membangun sendiri pengetahuan mereka
lewat keterlibatan proses mengajar. Sehingga proses belajar mengajar lebih berpusat pada
siswa dan guru sebagai fasilitator.
Pada tahun 1980, rodger w.bybee mengembangkan model pembelajaran learning
cycle menjadi 5 fase yaitu:
a.
Pembangkitan minat (engagement),
b.
Eksplorasi (exploration),
c.
Penjelasan (explanation),
d.
Elaborasi (elaboration), dan
e.
Evaluasi (evaluation).

B. Saran
Sebagai calon guru, sebaiknya memahami mengenai berbagai model
pembelajaran. Sehingga diharapkan, guru dapat memilih model yang tepat untuk
digunakan ketika melangsungkan proses pembelajaran. Pada dasarnya tidak ada
model yang paling baik untuk proses belajar, melainkan yang ada adalah
kecocokan penggunaan pendekatan dan metode tertentu untuk keberhasilan proses
belajar.
Penulis berharap makalah ini dapat dijadikan referensi dalam memahami
dan memilih model yang tepat untuk proses pembelajaran. Walaupun penulis
menyadari bahwa makalah ini, jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kritik dan
saran yang membangun penulis harapkan demi penyusunan karya tulis selanjutnya
yang lebih baik.

10

Daftar pustaka
Fajaroh, f dan dasna, i wayan. 2007. Pembelajaran dengan model siklus belajar
(learning cycle). [online]. Tersedia: http://lubisgrafura.wordpress.com/diakses
tanggal 19 maret 2015.
Trianto.2009. Mendesain model pembelajaran inovatif-progresif : konsep landasan, dan
implementasinya pada kurikulum tingkat satuan pendidikan ( ktsp ). Jakarta :
kencana.
Sari, elies septiana, asim, yudyanto. 2010. Penerapan model pembelajaran learning
cycle 5e untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar fisika siswa kelas
x-keperawatan smk kesehatan bim probolinggo. Jurusan fmipa universitas
negeri malang .(online). (http:// jurnal-online.um.ac.id/, diakses tanggal 15
maret 2015).
Yusriati, ihya. 2012. Model pembelajaran learning . (online) ( http://
ihyayusriati.blogspot.com/2012/06/makalah-model-pembelajaranlearning.html , diakses tanggal 15 maret 2015).

11

Anda mungkin juga menyukai