Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

UNDANG-UNDANG PERMENDIKBUD NO. 20, 21, 22, 23 DAN 24


TAHUN 2016
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Pengenalan Lapangan Persekolahan

Dosen Pengampu : Reksiana, MA. Pd

Disusun oleh: Kelompok 6

Tarbiyah 5D

Rahmah (19312168)

Aimmatuzzahra (19312181)

Annisa Sofarina Azizah (19312183)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT ILMU ALQUR’AN (IIQ) JAKARTA

TAHUN 2021/2022 M
KATA PENGANTAR

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

Puji syukur atas ke hadirat Allah SWT , yang telah melipahkan Rahmat, Hidayah, dan
Inayah-Nya kepada kami sebagai penulis dan sekaligus pemakalah, tidak lupa Sholawat serta
salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Yang akan memberikan
syafa’at kepada umatnya di yaumil qiyamah.
Alhamdulillah, berkat usaha keras dan kesungguhan penulis serta kerja sama pemakalah
dalam belajar. Akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Pengenalan
Lapangan Persekolahan. Namun, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan didalamnya. Apabila terdapat
banyak kesalahan, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada Ibu Reksiana yang mengampu dalam mata kuliah ini. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Jakarta, 14 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB I :PENDAHULUAN................................................................................... 1
1. Latar Belakang ......................................................................................... 1
2. Rumusan Masalah .................................................................................... 1
3. Tujuan Masalah ........................................................................................ 1

BAB II: PEMBAHASAN .................................................................................... 2


A. Undang-undang Permendikbud No. 20 .................................................... 2
B. Undang-undang Permendikbud No. 21 .................................................. 11
C. Undang-undang Permendikbud No. 22 .................................................. 12
D. Undang-undang Permendikbud No. 23 .................................................. 18
E. Undang-undang Permendikbud No. 24 .................................................. 23
BAB III: PENUTUP .......................................................................................... 26
Kesimpulan ............................................................................................ 26
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 28

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pendidikan merupakan aspek terpenting dan utama dalam pembangunan
bangsa. Negara bertanggung jawab atas Pendidikan untuk meningkatkan kualitas
hidup manusia melalui Pendidikan. Mutu Pendidikan di Indonesia terbilang masih
cukup rendah dibandingkan dengan negara lain, namun bukan berarti Pendidikan
Indonesia tertiggal. Maka itu menjadi tugas besar bagi negara untuk terus berpacu
dalam menyelenggarakan Pendidikan yang bermutu sehingga bisa bersaing dengan
negara lain.
Oleh karena itu. Pemerintah mengupayakan standarisasi pendidikan nasional
melalui menteri pendidikan dan kebudyaan untuk mengeluarkan peraturan
perundangan dalam permendikbud nomor 20,21,22,23,dan 24 tahun 2016 yang di
dalamnya membahas Standar-Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar
Proses dan Standar Penilaian dan Standar Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
untuk jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Dengan hadirnya undang-
undang tersebut dapat membantu meningkatkan mutu pendidikan nasional dari segi
kemampuan, ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, mandiri, memiliki sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
B. Rumusan masalah
1. Seperti apa undang-undang Permendikbud No.20, 21, 22, 23, dan 24?
C. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui Permendikbud No.20, 21, 22, 23, dan 24

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Undang-undang Permendikbud No. 20 Tahun 2016 Tentang Standar Kompetensi


Lulusan
Pengertian Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Siswa Dalam menyusun kurikulum,
terlebih dahulu dilakukan analisis kompetensi yang dibutuhkan untuk bisa melaksanakan
tugas-tugas tertentu. Hasil analisis tersebut pada gilirannya menghasilkan Standar
Kompetensi Lulusan. Kompetensi adalah kemampuan berfikir, bersikap dan bertindak
secara konsisten sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap dan keterampilan yang
dimiliki peserta didik. Sedangkan Standar Kompetensi adalah ukuran kompetensi minimal
yang harus dicapai peserta didik setelah mengikuti suatu proses pembelajaran pada suatu
pendidikan tertentu.
Standar Kompetensi Lulusan adalah seperangkat kompetensi lulusan yang dibakukan
dan diwujudkan dengan hasil belajar peserta didik. Standar ini harus dapat diukur dan
diamati untuk memudahkan Pengambilan keputusan bagi guru, dosen, tenaga kependidikan
yang lain, Peserta didik, orang tua dan penentu kebijaksanaan. Standar Kompetensi Lulusan
bermanfaat sebagai dasar penilaian dan pemantauan proses Kemajuan dan hasil belajar
peserta didik.
Sedangkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) dikemukakan Bahwa, Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) adalah kualifikasi Kemampuan lulusan yang mencakup pengetahuan, sikap
dan keterampilan yang digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan
peserta didik dari satuan pendidikan1.
Fungsi dan Tujuan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Standar Kompetensi Lulusan berfungsi sebagai kriteria dalam menentukan kelulusan
peserta didik pada setiap satuan pendidikan, rujukan untuk penyusunan standar-standar
pendidikan lain, dan merupakan arah peningkatan kualitas pendidikan secara mendasar dan

1
E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya,
2006), 90

2
holistik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, serta merupakan pedoman penilaian
dalam menentukan kelulusan peserta didik yang meliputi kompetensi untuk seluruh mata
pelajaran, serta mencakup aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Adapun tujuan dari Standar Kompetensi Lulusan adalah sebagai berikut:
1. Mewujudkan Standar Nasional dan Institusional kompetensi lulusan
2. Memberikan acuan dalam merumuskan kriteria, kerangka dasar
3. pengendalian dan quality assurance (jaminan mutu) lulusan
4. Memperkuat profesionalisme melalui standarisasi lulusan secara nasional dengan
tetap memperhatikan tuntutan institusioanal, yaitu visi, misi suatu sekolah2.
Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan. Setiap lulusan satuan pendidikan dasar dan
menengah memiliki kompetensi pada tiga dimensi yaitu sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A; SMP/MTs/SMPLB/Paket B; dan SMA/MA/
SMALB/Paket C memiliki kompetensi pada dimensi sikap sebagai berikut.

2
Muhaimin, Pengembangan Kurikuulm PAI di Sekolah, Madrasah dan Perguruan Tinggi, (Jakarta:Raja Grafindo
Persada, 2005), 230

3
DIMENSI SIKAP

SD/MI/SDLB/ SMP/MTs/SMPLB/ SMA/MA/SMALB/

Paket A Paket B Paket C

RUMUSAN

Memiliki perilaku yang Memiliki perilaku yang Memiliki perilaku yang


mencerminkan sikap: mencerminkan sikap: mencerminkan sikap:
1. beriman dan bertakwa 1. beriman dan bertakwa 1. beriman dan bertakwa
kepada Tuhan YME, kepada Tuhan YME, kepada Tuhan YME,
2. berkarakter, jujur, dan peduli, 2. berkarakter, jujur, dan peduli, 2. berkarakter, jujur, dan
3. bertanggungjawab, 3. bertanggungjawab, peduli,
3. bertanggungjawab,
4. pembelajar sejati sepanjang 4. pembelajar sejati sepanjang
hayat, dan hayat, dan 4. pembelajar sejati sepanjang
5. sehat jasmani dan rohani 5. sehat jasmani dan rohani hayat, dan
sesuai dengan perkembangan sesuai dengan perkembangan 5. sehat jasmani dan rohani
anak di lingkungan keluarga, anak di lingkungan keluarga, sesuai dengan perkembangan
sekolah, masyarakat dan sekolah, masyarakat dan anak di lingkungan keluarga,
lingkungan alam sekitar, bangsa, lingkungan alam sekitar, bangsa, sekolah, masyarakat dan
dan negara. negara, dan kawasan regional. lingkungan alam sekitar,
bangsa, negara, kawasan
regional, dan internasional.

Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A; SMP/MTs/ SMPLB/Paket B; dan SMA/MA/ SMALB/Paket C


memiliki kompetensi pada dimensi pengetahuan sebagai berikut.

DIMENSI PENGETAHUAN
SD/MI/SDLB/ SMP/MTs/SMPLB/ SMA/MA/SMALB/

Paket A Paket B Paket C

4
RUMUSAN

Memiliki pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, Memiliki pengetahuan faktual,


faktual, konseptual, konseptual, prosedural, dan konseptual, prosedural, dan
prosedural, dan metakognitif metakognitif pada tingkat metakognitif pada tingkat
pada tingkat dasar berkenaan teknis dan spesifik sederhana teknis, spesifik, detil, dan
dengan: berkenaan dengan: kompleks berkenaan dengan:

1. ilmu pengetahuan, 1. ilmu pengetahuan, 1. ilmu pengetahuan,

2. teknologi, 2. teknologi, 2. teknologi,

3. seni, dan 3. seni, dan 3. seni,

4. budaya. 4. budaya. 4. budaya, dan

Mampu mengaitkan Mampu mengaitkan 5. humaniora.


pengetahuan di atas dalam pengetahuan di atas dalam
Mampu mengaitkan
konteks diri sendiri, keluarga, konteks diri sendiri, keluarga,
pengetahuan di atas dalam
sekolah, masyarakat dan sekolah, masyarakat dan
konteks diri sendiri,
lingkungan alam sekitar, lingkungan alam sekitar,
keluarga, sekolah,
bangsa, dan negara. bangsa, negara, dan kawasan
masyarakat dan lingkungan
regional.
alam sekitar, bangsa, negara,
serta kawasan regional dan
internasional.

Istilah pengetahuan Faktual, Konseptual, Prosedural, dan Metakognitif pada masing-masing satuan
pendidikan dijelaskan pada matriks berikut.

SD/MI/SDLB/ SMP/MTs/SMPLB/ SMA/MA/SMALB/


PENJELASAN
Paket A Paket B Paket C

5
Faktual Pengetahuan dasar Pengetahuan teknis dan Pengetahuan teknis dan
berkenaan dengan spesifik tingkat spesifik, detail dan
ilmu pengetahuan, sederhana berkenaan kompleks berkenaan
teknologi, seni, dan dengan ilmu dengan ilmu
budaya terkait dengan pengetahuan, teknologi, pengetahuan, teknologi,
diri sendiri, keluarga, seni, dan budaya terkait seni, dan budaya terkait
sekolah, masyarakat dengan masyarakat dan dengan masyarakat dan
dan lingkungan alam lingkungan alam sekitar, lingkungan alam sekitar,
sekitar, bangsa, dan bangsa, negara, dan bangsa, negara, kawasan
negara. kawasan regional. regional, dan
internasional.

6
Konseptual Terminologi/ istilah Terminologi/ istilah dan Terminologi/ istilah dan
yang digunakan, klasifikasi, kategori, klasifikasi, kategori,
klasifikasi, kategori, prinsip, generalisasi dan prinsip, generalisasi,
prinsip, dan teori, yang digunakan teori,model, dan struktur
generalisasi berkenaan terkait dengan yang digunakan terkait
dengan ilmu pengetahuan teknis dan dengan pengetahuan
pengetahuan, spesifik tingkat teknis dan spesifik, detail
teknologi, seni dan sederhana berkenaan dan kompleks
budaya terkait dengan dengan ilmu berkenaan dengan ilmu
diri sendiri, keluarga, pengetahuan, teknologi, pengetahuan, teknologi,
sekolah, masyarakat seni, dan budaya terkait seni, dan budaya terkait
dan lingkungan dengan dengan

SD/MI/SDLB/ SMP/MTs/SMPLB/ SMA/MA/SMALB/


PENJELASAN
Paket A Paket B Paket C

alam sekitar, bangsa, masyarakat dan masyarakat dan


dan negara. lingkungan alam sekitar, lingkungan alam
bangsa, negara, dan sekitar, bangsa, negara,
kawasan regional. kawasan regional, dan
internasional.

7
Prosedural Pengetahuan tentang Pengetahuan tentang cara Pengetahuan tentang cara
cara melakukan melakukan sesuatu atau melakukan sesuatu atau
sesuatu atau kegiatan kegiatan yang terkait kegiatan yang terkait
yang berkenaan dengan pengetahuan dengan pengetahuan
dengan ilmu teknis, spesifik, teknis, spesifik,
pengetahuan, algoritma, metode algoritma, metode, dan
teknologi, seni, dan tingkat sederhana kriteria untuk
budaya terkait dengan berkenaan dengan ilmu menentukan prosedur
diri sendiri, keluarga, pengetahuan, teknologi, yang sesuai berkenaan
sekolah, masyarakat seni, dan budaya terkait dengan ilmu
dan lingkungan alam dengan masyarakat dan pengetahuan, teknologi,
sekitar, bangsa dan lingkungan alam seni, dan budaya, terkait
negara. sekitar, bangsa, negara, dengan masyarakat dan
dan kawasan regional. lingkungan alam sekitar,
bangsa, negara,
kawasan regional, dan
internasional.

Metakognitif Pengetahuan tentang Pengetahuan tentang Pengetahuan tentang


kekuatan dan kekuatan dan kelemahan kekuatan dan kelemahan
kelemahan diri diri sendiri dan diri sendiri dan

8
SD/MI/SDLB/ SMP/MTs/SMPLB/ SMA/MA/SMALB/
PENJELASAN
Paket A Paket B Paket C

sendiri dan menggunakannya dalam menggunakannya dalam


mempelajari mempelajari
menggunakanny a
pengetahuan teknis dan pengetahuan
dalam mempelajari
spesifik tingkat teknis, detail, spesifik,
ilmu pengetahuan,
sederhana berkenaan kompleks, kontekstual
teknologi, seni dan
dengan ilmu dan kondisional
budaya terkait dengan
pengetahuan, teknologi, berkenaan dengan ilmu
diri sendiri, keluarga,
seni, dan budaya terkait pengetahuan, teknologi,
sekolah, masyarakat
dengan masyarakat dan seni, dan budaya terkait
dan lingkungan alam
lingkungan alam dengan masyarakat dan
sekitar, bangsa dan
sekitar, bangsa, negara, lingkungan alam sekitar,
negara.
dan kawasan regional. bangsa, negara, kawasan
regional, dan
internasional.

Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A; SMP/MTs/SMPLB/Paket B; dan SMA/MA/ SMALB/Paket C


memiliki kompetensi pada dimensi keterampilan sebagai berikut.

DIMENSI KETERAMPILAN
SD/MI/SDLB/ SMP/MTs/SMPLB/ SMA/MA/SMALB/

Paket A Paket B Paket C

9
RUMUSAN

Memiliki keterampilan Memiliki keterampilan Memiliki keterampilan


berpikir dan bertindak: berpikir dan bertindak: berpikir dan bertindak:
1. kreatif, 1. kreatif, 1. kreatif,

2. produktif, 2. produktif, 2. produktif,

3. kritis, 3. kritis, 3. kritis,

4. mandiri, 4. mandiri, 4. mandiri,

5. kolaboratif, dan 5. kolaboratif, dan 5. kolaboratif, dan

6. komunikatif 6. komunikatif 6. komunikatif

melalui pendekatan ilmiah melalui pendekatan ilmiah melalui pendekatan ilmiah


sesuai dengan tahap sesuai dengan yang dipelajari sebagai pengembangan dari
perkembangan anak yang di satuan pendidikan dan yang dipelajari di satuan
relevan dengan tugas yang sumber lain secara mandiri pendidikan dan sumber lain
diberikan secara mandiri

Gradasi untuk dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan antar jenjang pendidikan
memperhatikan:
a. perkembangan psikologis anak;

b. lingkup dan kedalaman;

c. kesinambungan;

d. fungsi satuan pendidikan; dan

e. lingkungan.

10
B. Undang-undang Permendikbud No. 21 Tahun 2016 Tentang Standar Isi

Standar Isi adalah ruang lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal
untuk mencapai kompetensi minimal lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu,
yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian,
kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran. Standar isi itu memuat kerangka
dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan
kalender pendidikan akademik3

Dilihat dari aspek general, standar isi meliputi kerangka dasar kurikulum, struktur
kurikulum, dan karakteristik kurikulum 2013. Pada ketiga karakteristik tersebut struktur
kurikulum menjadi bahasan yang menarik. Struktur kurikulum 2013 tidaklah sama dengan
struktur kurikulum sebelumnya. SKL (Standar Kompetensi Lulusan) dijabarkan menjadi
kompetensi inti (KI) terlebih dulu. Kompetensi inti (KI) merupakan penjabaran dari standar
kompetensi. Oleh standar kompetensi pada kurikulum 2013 dileburkan ke dalam
kompetensi inti atau dapat dikatakan bahwa standar isi dalam kurikulum 2013 diperoleh
dari standar kompetensi lulusan melalui kompetensi inti yang bebas mata pelajaran.
Kompetensi inti didesain sedemikan rupa sesuai dengan tahap perkemabangan usia peserta
didik di suatu kelas(Oktaviani, 2019).

Standar isi dalam suatu kurikulum mempunyai tujuan yaitu:

1. Menyokong pendidikan untuk membangun serta mengidentifikasi suatu hal yang


menjadi poin penting yang akan diajarkan di sekolah dan apa yang menjadi aktifitas
yang akan peserta didik kerjakan.
2. Standar isi menjadi sebuah panduan dalam pembelajaran, kurikulum dan penilaian
yang bermakna.

3
Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006

11
3. Standar isi dapat menyediakan struktur yang jelas bagi pembelajaran dan
kurikulum.

Kerangka Dasar Standar Isi

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,kompetensi


dasar, materi standar, dan hasil belajar, serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar dan tujuan
pendidikan. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum,
kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:

1. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; yang dilaksanakan melalui
kegiatan agama, kewarganegaraan, kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi,
estetika, jasmani, olah raga dan kesehatan.
2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; yang dilaksanakan
melalui kegiatan agama, akhlak mulia, kewarganegaraan, bahasa, seni dan budaya
serta pendidikan jasmani.
3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; yang dilaksanakan
melalui kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan
sosial, keterampilan.
C. Undang-undang Permendikbud No. 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah
Standar Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan
pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan. Standar Proses dikembangkan
mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi yang telah ditetapkan sesuai
dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32
Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidika4. Standar Proses meliputi, perencanaan proses pembelajaran,

4
Mendikbud RI, Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia, Nomor 22 Tahun 2016, hal. 1

12
pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan pengawasan proses
pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efesien5.
Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Prinsip Pembelajaran, Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi
maka prinsip pembelajaran yang digunakan sebagai berikut6:
1. Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu;
2. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis
aneka sumber belajar;
3. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan
pendekatan ilmiah;
4. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis
kompetensi;
5. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;
6. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju
pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;
7. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;
8. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan
keterampilan mental (softskills);
9. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan
peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;
10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan
(ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun
karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses
pembelajaran (tut wuri handayani);

5
Rus’an, “Deskripsi penerapan Standar Proses dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP
Kota Palu”, ISTIQRA: Jurnal penelitian Ilmiah 4, No. 1 (2016), hal.175-202
6
Mendikbud RI, Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22
Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar Dan Menengah, hal 2

13
11. Pembelajaran yang berlangsung di rumah di sekolah, dan di masyarakat;
12. Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa
saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas;
13. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan
14. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta
didik.

Terkait dengan prinsip di atas, dapat dipahami bahwa prinsip pembelajaran dalam
standar proses ini mengedepankan konsep saintifik, yang mana peserta didik dituntut untuk
mencari tahu sendiri dengan pendekatan yang berpusat pada siswa (student centered).
Namun yang mesti diperhatikan dalam pendekatan student centered, guru tidak melepas
peserta didik untuk belajar dengan liar, tetapi guru mesti membimbingnya.

Berdasarkan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.22 tahun


2016, tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, berikut beberapa hal yang
dinyatakan :

1. Karakteristik Pembelajaran
Sesuai dengan standar kompetensi lulusan, sasaran pembelajaran mencakup
pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk
setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan
perolehan (proses psikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas
“menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan”.
Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas “mengingat, memahami, menerapkan,
menganalisis, mengevaluasi, mencipta”. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas
“mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta”.
Karaktersitik kompetensi beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta
mempengaruhi karakteristik standar proses. Untuk memperkuat pendekatan ilmiah
(scientific), tematik terpadu (tematik antar mata pelajaran), dan tematik (dalam
suatu mata pelajaran) perlu diterapkan pembelajaran berbasis
penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning).

14
Ditinjau dari segi karakteristik pembelajaran, nampaknya sudah dirumuskan
dengan baik dan komprehensif. Sasaran pembelajaran yang diutamakan adalah
ranah sikap, bukan lagi ranah pengetahuan. Namun implementasi di lapangan masih
banyak ditemukan di beberapa sekolah yang belum bisa mengubah ranah yang
diutamakan terutama dalam aspek penilaian, yang diutamakan masih dalam ranah
aspek pengetahuan, itu terlihat tatkala evaluasi dilakukan. Biasanya para guru hanya
melihat keberhasilan belajar siswa dari hasil ujian saja, tanpa memperhatikan aspek
lain, yakni aspek sikap dan keterampilan.
2. Perencanaan Pembelajran
Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk silabus dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada standar isi. Perencanaan
pembelajaran meliputi penyusunan RPP, penyiapan media, sumber belajar,
perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran. Penyusunan silabus
dan RPP disesuaikan pendekatan pembelajaran yang digunakan.
Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap
bahan kajian mata pelajaran. Silabus dikembangkan berdasarkan standar
kompetensi lulusan dan standar isi untuk satuan dasar dan menengah sesuai dengan
pola pembelajaran pada setiap ajaran tertentu.
Ditinjau dari segi silabus, RPP dan prinsip penyusunan RPP nampaknya
perencanaan pembelajaran ini disusun mengedepankan pendekatan student
centered, ini begitu terlihat ketika menelaah dalam aspek prinsip penyusunan RPP
untuk melibatkan partisipasi aktif peserta didik dan berpusat pada peserta didik
untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi,
inovasi, dan kemandirian. Di sisi lain, prinsip penyusunan RPP pun
mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, sehingga peserta didik diharapkan
memiliki pemahaman yang utuh dalam setiap aspek mata pelajaran yang dipelajari.
Untuk mengimplementasikan prinsip seperti ini memang tidak mudah, karena
perencanaan pembelajaran sebelumnya berbasis kompetensi, maka dari itu perlu
adanya contoh terlebih dahulu untuk menguji standar proses yang telah dirumuskan.
Karena realita di lapangan, masih ditemukan guru yang kesulitan dalam

15
mengimplementasikan standar proses, bukti nyatanya dalam implementasi
kurikulum 2013. Sebelumnya guru sudah terbiasa dengan perencanaan yang mudah,
dan sekarang mesti membuat perencanaan pembelajaran yang sangat detail. Maka
dari itu, diperlukan sosialisasi dan kesabaran untuk mengimplementasikan standar
proses ini.
3. Persyaratan dan Pelaksanaan Pembelajaran
Proses pelaksanaan pembelajaran terdiri dari alokasi waktu jam tatap muka
pembelajaran: SD/MI: 35 menit, SMP/MTs: 40 menit, SMA/MA: 45 menit, dan
SMK/MAK: 45 menit.

No. Satuan Jumlah Jumlah Maksimum


Pendidikan Rombongan Peserta Didik Per
Belajar Rombongan Belajar
1 SD/MI 6-24 28
2 SMP/MTS 3-33 32
3 SMA/MA 3-36 36
4 SMK 3-72 36
5 SDLB 6 5
6 SMPLB 3 8
7 SMALB 3 8

Jumlah rombongan belajar yang telah dirumuskan dengan realita jumlah


rombongan belajar di lapangan sebagaimana yang ditemukan penulis masih
ditemukan adanya kesenjangan, karena masih banyak beberapa sekolah negeri yang
tidak memperhatikan jumlah maksimum rombongan belajar, sehingga output
pembelajaran belum efektif dan efisien, karena tidak berimbangnya jumlah guru
dan murid.
Adapun dari segi teks pelajaran digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan
efektifitas pembelajaran yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan peserta
didik. Namun realita di lapangan masih sering ditemukan buku teks pelajaran

16
terkadang tidak dimiliki oleh semua peserta didik, sehingga menyebabkan
terhambatnya proses pembelajaran. Banyak faktor yang melatarbelakanginya, salah
satunya adalah faktor sarana dan prasarana, karena tidak semua sekolah
menyediakan buku teks pelajaran secara gratis kepada peserta didik. Di sisi lain,
banyak juga peserta didik yang kesulitan dari segi ekonomi untuk membeli buku
teks pelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP, meliputi
kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup. Dalam kegiatan pendahuluan, guru wajib
menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran.
Dalam kegiatan ini nampaknya menggunakan pendekatan saintifik dan
penyingkapan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan
masalah. Proses ini memang bagus dalam meningkatkan ketinggian taraf berfikir
dan kreatifitas berfikir peserta didik, namun dalam implementasinya tidak mudah.
Maka dari itu, gurunya terlebih dahulu mesti ditatar supaya menguasai apa yang
mesti dilakukan dalam proses pembelajaran, jangan sampai standar proses yang
dirumuskan hanya tercantum dalam peraturan saja, namun dalam implementasinya
tetap saja menggunakan model pembelajaran konvensional, sehingga perlu adanya
penataran para guru untuk memperkaya model pembelajaran yang digunakan.
4. Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran
Penilaian proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian otentik
(authentic assesment) yang menilai kesiapan peserta didik, proses, dan hasil belajar
secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen tersebut akan
menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar peserta didik yang mampu
menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) pada aspek pengetahuan
dan dampak pengiring (nurturant effect) pada aspek sikap.
Hasil penilaian otentik digunakan guru untuk merencanakan program
perbaikan (remedial) pembelajaran, pengayaan (enrichment), atau pelayanan
konseling. Selain itu, hasil penilaian otentik digunakan sebagai bahan untuk
memperbaiki proses pembelajaran sesuai dengan tandar penilaian pendidikan.

17
Evaluasi proses pembelajaran dilakukan saat proses pembelajaran dengan
menggunakan alat: lembar pengamatan, angket sebaya, rekaman, catatan anekdot,
dan refleksi. Evaluasi hasil pembelajaran dilakukan saat proses pembelajaran dan
di akhir satuan pelajaran dengan menggunakan metode dan alat: tes lisan/perbuatan,
dan tes tulis. Hasil evaluasi akhir diperoleh dari gabungan evaluasi proses dan
evaluasi hasil pembelajaran.
Hal yang paling penting dan harus senantiasa ditekankan dalam kegiatan
pengawasan, asesmen dan evaluasi adalah kegiatan ini bukan untuk mencari-cari
kesalahan unit/personil, melainkan sebagai suatu tindakan untuk mencari
ketidaksesuaian, mempelajarinya, dan mencari solusi terbaik berupa tindakan
perbaikan7.
5. Pengawasan Proses
Pengawasan proses pembelajaran dilakukan melalui kegiatan pemantauan,
supervisi, evaluasi, pelaporan, serta tindak lanjut secara berkala dan berkelanjutan.
Pengawasan proses pembelajaran dilakukan oleh kepala satuan pendidikan dan
pengawas. Pengawasan sangat penting untuk dilakukan mengingat proses
pembelajaran jika tidak diawasi bisa menyebabkan tidak sesuai dengan yang telah
dirumuskan. Tinggal bagaimana rumusan pengawasan tersebut bisa
terimplementasikan dengan baik, karena apa yang dirumuskan terkadang tidak
sesuai dengan kenyataan di lapangan.

D. Permendikbud No. 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pendidikan


Pada ketentuan umum Bab I Pasal 1 Peremendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang
Standar Penilaian Pendidikan dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan
1. Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai lingkup, tujuan, manfaat,
prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik
yang digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil belajar peserta didik pada
pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Standar penilaian pendidikan tersebut

7
Rinda Hedwig, Sistem Penjaminan Mutu Di Perguruan Tinggi Monitoring & Evaluasi Internal,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), hal. 51

18
sebagai acuan penilaian bagi pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah pada
penedidikan dasar dan menegah. Standar penilain pendidikan bertujauan untuk
menjamin :
a. Perencanaan penilaian peserta didik sesuai dengan kompetensi yang akan di
capai dan berdasarkan prinsip prinsip penilaian,
b. Pelaksanaan penilaian peeerta didik secra professional, terbuka, efektif,
efiisen dan sesuai kontek social budaya, dan
c. Pelaporan hasil penilaian peserta didik secara objektif, akuntabel dan
informatif.
2. Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur
pencapaian hasil belajar peserta didik.
3. Pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik, antara peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
4. Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian Kompetensi
Peserta Didik secara berkelanjutan dalam proses Pembelajaran untuk memantau
kemajuan dan perbaikan hasil belajar Peserta Didik.
5. Ujian sekolah/madrasah adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik sebagai pengakuan prestasi belajar dan/atau
penyelesaian dari suatu satuan pendidikan.
6. Kriteria Ketuntasan Minimal yang selanjutnya disebut KKM adalah kriteria
ketuntasan belajar yang ditentukan oleh satuan pendidikan yang mengacu pada
standar kompetensi kelulusan, dengan mempertimbangkan karakteristik peserta
didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan.
Ruang lingkup penilaian adalah ranah belajar peserta didik atau aspek-aspek yang
dikembangkan dalam proses pembelajaran. Aspek tersebut adalah sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Ranah sikap adalah segala aspek yang mencakup penanaman nilai-nilai dan
karakter yang diwujudkan dalam bentuk perilaku.

19
Ruang lingkup penilaian juga dijelaskan pada pasal 3 Permendikbud Nomor 23 Tahun
2016. Penilaian sikap bertujuan untuk memperoleh deskripsi perilaku peserta didik.
Perilaku yang dimaksud adalah perkembangan peserta didik dalam proses pembelajaran8.
Telah disebutkan dalam Permendikbud 23 Tahun 2016, bahwa aspek yang dinilai oleh
Pendidik meliputi Aspek Sikap, Aspek Pengetahuan, dan Aspek Keterampilan.
a. Penilaian sikap juga mencakup perubahan sikap peserta didik dari yang belum baik
menjadi baik. Penilaian sikap meliputi satu domain yang berkaitan dengan sikap, nilai,
apresiasi, dan penyesuaian perasaan sosial9.
b. Penilaian pengetahuan bertujuan untuk mengetahui penguasaan peserta didik terhadap
pengetahuan atau materi pelajaran. Penguasaan materi yang dinilai tidak hanya pada
kemampuan mengetahui dan memahami saja, tetapi juga kemampuan dalam
menyelesaikan masalah (problem solving).
c. Penilaian keterampilan bertujuan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam
menerapkan dan melakukan tugas tertentu berdasarkan pengetahuan yang telah
diperolehnya10.
Berdasarkan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016, tujuan penilaian dapat dilihat dari
pelaksanaanya. Ada penilaian yang dilakukan oleh pendidik, penilaian oleh satuan
pendidikan, dan penilaian oleh pemerintah.
Penilaian yang dilakukan pendidik adalah untuk memantau dan mengevaluasi proses,
kemauan belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Guru
atau pendidik akan mengetahui langkah atau strategi selanjutnya yang harus dilakukan
setelah memperoleh hasil penilaian. Pendidik juga dapat mengetahui materi-materi
tertentu yang menjadi kesulitan peserta didik. Selain itu, penilaian juga akan memberikan
informasi tentang karakteristik belajar setiap peserta didik.
Tujuan satuan pendidikan melakukan penilaian adalah menilai pencapaian standar
kompetensi lulusan (SKL) untuk semua mata pelajaran. Informasi yang diperoleh dari

8
Mendikbud RI, Standar Penilaian Pendidikan, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia, Nomor 23 Tahun 2016, hal. 3
9
Hamzah B. Uno dan Koni Satria, Assessment Pembelajaran, (Jakarta : Bumi Aksara, 2012), hal. 63
10
Noven Kusainun, “Analisis Standar Penilaian Pendidikan Indonesia”, Jurnal Pendidikan, Volume 5
Nomor 1 Tahun 2020, hal. 3

20
kegiatan penilaian dapat membantu sekolah dalam mengukur ketercapaian standar
kompetensi lulusan peserta didiknya. Jika kesimpulan atau keputusan dari penilaian telah
ditentukan, maka sekolah bisa menentukan kebijakan terkait hasil penilaian tersebut.
Dalam pasal 13 Permendikbud No. 23 Tahun 2016 disebutkan bahwa prosedur
penilaian proses dan hasil belajar yang dilakukan oleh11:
Pendidik :
1) Menetapkan tujuan penilaian dengan mengacu pada RPP yang telah
disusun
2) Menyusun kisi-kisi penilaian
3) Membuat instrument penilaian berikut pedoman penilaian
4) Melakukan analisa kualitas instrument
5) Melakukan penilaian
6) Mengolah, menganalisi, dan menginterpresentasikan hasil penilaian
7) Melaporkan hasil penilaian
8) Memanfaatkan laporan hasil penilaian

Satuan pendidikan:

1) Menetapkan KKM
2) Menyusun kisi-kisi penilaian mata pelajaran
3) Menyususn instrument penilaian dan pedoman penskornya
4) Melakukan analisis kualitas instrument
5) Melakukan penilaian
6) Mengolah, menganalisi,dan menginterpresentasikan hasil penilaian
7) Melaporkan hasil penilaian
8) Memanfaatkan laporan hasil penilaian

Pemerintah:

1) Menyusun kisi-kisi penilaian

11
Mendikbud RI, Standar Penilaian Pendidikan, Pemerintah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia, Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pendidikan, hal. 9-10

21
2) Menyusun instrument penilitian dan pedoman penskoranya
3) Melakukan analisis kualitas instrument
4) Melakukan penilaian
5) Mengolah, menganalisis, dan menginterpresentasikan hasil penilaian
6) Melaporkan hasil penilaian
7) Memanfaatkan laporan hasil penilaian

Mengingat pentingnya penilaian dalam menentukan kualitas pendidikan maka


upaya merencanakan dan melaksanakan penilaian hendaknya memperhatikan
beberapa prosedur tersebut. Data hasil penilaian sangat bermanfaat bagi pendidik
maupun peserta didik. Demikian juga data hasil penilaian harus dapat ditafsirkan
sehingga pendidik dapat memahami peserta didik terutama prestasi dan kemampuan
yang dimilikinya12.

Instrumen penilaian adalah alat yang digunakan untuk melakukan penilaian


sehingga dapat terkumpul data dari kompetensi yang dinilai. Instrumen penilaian yang
digunakan pendidik adalah tes, pengamatan, penugasan, praktik, dan bentuk lain yang
sesuai dengan karakteristik peserta didik serta aspek yang akan dinilai. Instrumen
penilaian yang digunakan oleh satuan pendidikan berupa ujian akhir sekolah/ madrasah
yang telah memenuhi syarat berdasarkan standar penilaian. Instrumen penilaian yang
digunakan pemerintah adalah dalam bentuk UN yang hasilnya harus dapat
menggambarkan pemetaan mutu pendidikan secara nasional13.

Ketentuan instrumen penilaian pada Permendikbud Nomor 104 Tahun 2018


hanya instrumen penilaian yang digunakan pendidik. Instrumen penilaian dibedakan
menjadi instrumen penilaian sikap, instrumen penilaian pengetahuan, dan instrumen
penilaian keterampilan. Ketentuan yang disebutkan adalah instrumen penilaian sikap
paling sedikit harus memuat materi. Instrumen penilaian pengetahuan harus memuat

12
Ahmad Mustopa, dkk, “Analisis Standar Penilaian Pendidikan”, Jurnal Manajemen Pendidikan,
Volume 09, Nomor 01, Tahun 2021, hal. 28
13
Mendikbud RI, Standar Penilaian Pendidikan, Pemerintah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia, Pasal 14 Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pendidikan, hal. 11

22
materi, konstruksi, dan bahasa. Instrumen penilaian keterampilan paling sedikit harus
memuat materi dan konstruksi14.

E. Permendikbud No. 24 Tahun 2016 Tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
pada Kurikulum 2013

Dalam peraturan perundangan menteri Pendidikan dan kebudayaan nomor 24 tahun


2016 tentang kompetensi inti dan kompetensi dasar pelajaran pada kurikulum 2013.
Kompetensi merupakan sebuah kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak secara
konsisten sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki
peserta didik. Kurikulum 2013 menerapkan pembelajaran tematik-terpadu yang melalui
pendekatan saintifik untuk mencapai hasil yang diharapkan dalam penilian sikap dan
perilaku, pengetahuan, serta keterampilan15.
Pada Pasal 1 ayat 3 Permendikbud No. 24 tahun 2016 menyatakan bahwa
Pelaksanaan pembelajaran pada Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) dilakukan
dengan pendekatan pembelajaran tematik-terpadu, kecuali untuk mata pelajaran
Matematika dan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) sebagai mata
pelajaran yang berdiri sendiri untuk kelas IV, V, dan VI. Sedangkan pada jenjang Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), dan Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah
Kejuruan (SMK/MAK) dilakukan dengan pendekatan pembelajaran sebagai mata
pelajaran yang berdiri sendiri.16
Kompetensi inti pada kurikulum 2013 merupakan tingkat kemampuan untuk
mencapai standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik pada
setiap tingkat kelas. Kompetensi inti bukan hanya diajarkan, melainkan dibentuk melalui
pembelajaran dalam mata pelajaran yang relevan. Semua mata pelajaran yang dipelajari

14
Mendikbud RI, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nomor 104
Tahun 2014 Tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Menengah.

15
Tyaswati NA. Jurnal Riset Pendidikan Dasar : Implementasi Model Pembelajaran Example Non
Example Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Tematik. (Semarang: 2020) Hal. 42
16
Salinan. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun
2016. Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar Dan
Pendidikan Menengah. Hal. 3

23
harus berkontribusi terhadap pembentukan kompetensi inti. Kompetensi inti diharapkan
mampu membentuk karakter peserta didik melalui proses belajar mengajar17
Kompetensi inti tersusun dalam empat kelompok yang berfungsi sebagai unsur
pengorganisasian (organising element) komptensi dasar, berikut :
1. Kompetensi keagamaan (KI-1)
2. Kompetensi sosial (KI-2)
3. Kompetensi pengetahuan (KI-3)
4. Kompetensi keterampilan (KI-4)
Kompetensi dasar merupakan kemampuan dan materi pembelajaran minimal yang
harus dicapai peserta didik untuk suatu mata pelajaran pada masing-masing satuan
pendidikan yang mengacu pada kompetensi inti. Kompetensi dasar yang terdapat pada
kurikulum 2013 berisikan kemampuan dan materi pembelajaran untuk suatu mata
pelajaran pada masing-masing satuan pendidikan yang mengacu pada kompetensi inti.
Kompetensi inti dan kompetensi dasar berfungsi sebagai dasar perubahan buku teks
pelajaran pada Pendidikan dasar dan menengah. Dalam kompetensi dasar ada aspek yang
perlu diperhatikan, yaitu :
1. Pengetahuan (knowledge), yaitu kemampuan dalam bidang kognitif.
2. Pemahaman (understanding), yaitu kedalaman pengetahuan yang dimiliki
setiapindividu.
3. Kemahiran (skill), yaitu kemampuan individu untuk melaksanakan secara praktik
tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya.
4. Nilai (value), yaitu norma-norma yang dianggap baik oleh individu.
5. Sikap (antitude) yaitu pandang individu terhadap sesuatu.
6. Minat (interest), yaitu kecerdasan individu untuk melakukan suatu perbuatan.

Dalam merumuskan kompetensi dasar atau KD yang baik, ada syarat yang harus dipenuhi,
yakni:18

17
Intan Permatasari, Leo AgungS , Saiful Bachri. Jurnal Implementasi Kompetensi Inti Kurikulum 2013
Dalam Pembelajaran Sejarah (Studi Kasus Di Sma Mta Surakarta). Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP UNS.
Hal. 20
18
Hamzah B. Uno. Perencanaan Pembelajaran.( Jakarta: Bumi Aksara. 2010) Hal 58

24
1. Rumusan tujuan yang dibuat harus berpusat pada siswa, mengacu kepada perubahan
tingkah laku subjek pembelajaran yaitu siswa sebagai peserta didik.
2. Rumusan KD harus mencerminkan tingkah laku operasional yaitu tingkah laku yang
dapat diamati dan diukur yang dirumuskan dengan menggunakan kata-kata
operadional.
3. Rumusan KD harus berisikan makna dari pokok bahasan atau materi pokok yang
akan diajarkan pada saat kegiatan belajar mengajar.

25
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Peraturan perundangan menteri Pendidikan dan kebudayaan nomor 20,21 tahun 2016
tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Siswa Dalam menyusun kurikulum, terlebih
dahulu dilakukan analisis kompetensi yang dibutuhkan untuk bisa melaksanakan tugas-tugas
tertentu. Hasil analisis tersebut pada gilirannya menghasilkan Standar Kompetensi Lulusan.
Kompetensi adalah kemampuan berfikir, bersikap dan bertindak secara konsisten sebagai
perwujudan dari pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki peserta didik.
Standar Isi adalah ruang lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal
untuk mencapai kompetensi minimal lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu, yang
dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi
mata pelajaran, dan silabus pembelajaran. Standar isi itu memuat kerangka dasar dan struktur
kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan
akademik.
Berdasarkan hasil analisis Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 22 tahun
2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah maka dapat disimpulkan bahwa
tersebut memiliki keunggulan dari segi pendekatan saintifik dan menjadikan ranah sikap
menjadi aspek utama yang diprioritasikan, maka peraturan tersebut selaras dengan mata
pelajaran PAI yang lebih mengedepankan ranah sikap dalam tujuan pembelajarannya. Prinsip-
prinsip pembelajaran dengan pendekatan saintifik berimplikasi terhadap utuhnya proses
pembelajaran PAI, karena dalam memahami mata pelajaran PAI dibutuhkan pemahaman yang
utuh dan tidak parsial.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan dijelaskan bahwa Penilaian Pendidikan
Dasar dan Menengah dilakukan oleh Pendidik, Satuan Pendidik, dan oleh Pemerintah.
Sedangkan aspek yang dinilai adalah aspek sikap (yang terdiri dari sikap spiritual dan sosial),
aspek pengetahuan dan aspek keterampilan. Adapun bentuk dan instrument penilaian dari

26
masing-masing aspek berbeda. Hasil penilaian aspek sikap berupa kualitatif deskripsi,
sedangkan aspek pengetahuan dan keterampilan berupa kuantitatif deskripsi.

Peraturan perundangan menteri Pendidikan dan kebudayaan nomor 24 tahun 2016


tentang kompetensi inti dan kompetensi dasar pelajaran pada kurikulum 2013. Kompetensi
inti pada kurikulum 2013 merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai standar kompetensi
lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap tingkat kelas yang diharapkan
mampu membentuk karakter peserta didik melalui proses belajar mengajar. Kompetensi dasar
yang terdapat pada kurikulum 2013 berisikan kemampuan dan materi pembelajaran untuk
suatu mata pelajaran pada masing-masing satuan pendidikan yang mengacu pada kompetensi
inti.

27
DAFTAR PUSTAKA
Tyaswati NA. 2020. Jurnal Riset Pendidikan Dasar : Implementasi Model Pembelajaran
Example Non Example Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Tematik. Semarang
Salinan. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun
2016. Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pada
Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah.
Rus’an, 2016. “Deskripsi penerapan Standar Proses dalam Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam di SMP Kota Palu”, ISTIQRA: Jurnal penelitian Ilmiah 4, No. 1.
Rinda Hedwig, 2007. Sistem Penjaminan Mutu Di Perguruan Tinggi Monitoring & Evaluasi
Internal. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Mendikbud RI, Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nomor 22 Tahun 2016.
Intan Permatasari, Leo AgungS , Saiful Bachri. Jurnal Implementasi Kompetensi Inti
Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran Sejarah (Studi Kasus Di Sma Mta Surakarta). Program
Studi Pendidikan Sejarah FKIP UNS.
Hamzah B. Uno. 2010. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
E. Mulyasa, 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung:PT Remaja Rosdakarya.

28

Anda mungkin juga menyukai