Anda di halaman 1dari 6

A.

OVERVIEW
1. Definisi
Amonia (NH3) adalah gas tidak berwarna berbau tajam dan sangat
larut dalam air terdiri dari nitrogen dan hidrogen. Amonia adalah senyawa
yang stabil dan berfungsi sebagai bahan awal untuk produksi banyak
senyawa nitrogen yang penting secara komersial.
2. Sifat Fisik Ammonia
Amonia

adalah

gas

tidak

berwarna

dengan

bau

yang

tajam

menyengat. Titik didihnya adalah -33,35 C (-28,03 F), dan titik bekunya
adalah -77,7 C (-107,8 F). Memiliki kalor penguapan tinggi (23,3 kilojoule
per mol pada titik didihnya) dan dapat ditangani sebagai cairan dalam
wadah termal terisolasi di laboratorium. (Kalor penguapan suatu zat adalah
jumlah kilojoule yang dibutuhkan untuk menguapkan satu mol zat dengan
tidak ada perubahan suhu.) Molekul amonia memiliki bentuk piramida
trigonal dengan atom hidrogen tiga dan sepasang elektron melekat pada
atom nitrogen. Konstanta dielektrik amonia (22 pada -34 C [-29 F]) adalah
lebih rendah dari air (81 pada 25 C [77 F]), jadi pelarut yang lebih baik
untuk bahan organik.

Pembakaran Amonia Menghasilkan Gas Nitrogen dan Air.

4NH3 + 3O2 + panas 2N2 + 6H2O


Namun, dengan penggunaan katalis dan di bawah kondisi suhu yang tepat,
Amonia bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan oksida nitrat, NO,
yang dioksidasi menjadi nitrogen dioksida, NO2, dan digunakan dalam
sintesis industri asam nitrat.

Amonia mudah larut dalam air dengan pelepasan panas.

NH3 + H2O NH4 + + OH


Larutan

basa ini

amonia dan kadang-kadang disebut larutan amonium

hidroksida (NH4OH). Amonia cair digunakan secara luas sebagai pelarut


berair. Logam alkali serta logam alkali tanah berat dan bahkan beberapa
logam transisi larut dalam amonia cair, menghasilkan larutan biru.

3. Penggunan Amonia
Penggunaan utama amonia adalah sebagai pupuk. Amonia dapat
diterapkan secara langsung atau dalam bentuk garam-garam amonium,
seperti amonium nitrat, NH4NO3, amonium sulfat, (NH4)2SO4, dan berbagai
amonium fosfat. Urea, (H2N)2C = O, juga digunakan sebagai sumber
nitrogen untuk pupuk. Amonia juga digunakan dalam pembuatan bahan
peledak

komersial

nitroselulosa).

(misalnya,

trinitrotoluene

(TNT),

nitrogliserin,

dan

Amonia cair adalah pelarut yang mengandung amonium

hidroksida, dan digunakan sebagai cairan pembersih rumah tangga.Dalam


industri tekstil, amonia digunakan dalam pembuatan serat sintetis, seperti
nilon dan rayon. Selain itu, digunakan dalam proses pencelupan dan gerusan
dari kapas, wol, dan sutra. Amonia berfungsi sebagai katalis dalam produksi
beberapa resin sintetis. Lebih penting lagi, menetralkan asam produk dari
penyulingan minyak bumi, dan industri karet mencegah pembekuan lateks
mentah selama transportasi dari perkebunan ke pabrik. Amonia juga
digunakan baik dalam proses amonia-soda (juga disebut proses Solvay),
metode yang banyak digunakan untuk memproduksi soda abu, dan proses
Ostwald, sebuah metode untuk mengubah amonia menjadi asam nitrat.
Amonia digunakan dalam berbagai proses metalurgi, termasuk nitridasi
lembaran alloy untuk mengeraskan permukaan mereka. Karena amonia bisa
diurai dengan mudah untuk menghasilkan hidrogen, itu adalah sumber
portabel yang nyaman atom hidrogen untuk pengelasan. Selain itu, ammonia
dapat menyerap sejumlah besar panas dari sekitarnya (yaitu, satu gram
amonia menyerap 327 kalori panas), yang membuatnya berguna sebagai
pendingin dalam peralatan pendingin dan AC. Akhirnya, penggunaan kecil
amonia adalah dimasukkan dalam zat-zat pembersih rumah tangga tertentu.
B. METABOLISME AMONIAK

Gambar 1. Metabolisme amoniak


Amoniak

merupakan racun bagi tubuh, tetapi tidak dapat

dibuang oleh ginjal sehingga harus diubah dahulu jadi urea (di hati)
agar

dapat

dibuang

oleh

ginjal.

Jika

hati

ada

kelainan

(sakit)

menyebabkan proses perubahan amoniak menjadi urea terganggu sehingga


terjadi penumpukan NH3 dalam darah hal ini dapat mengakibatkan uremia.
NH3 bersifat racun dan dapat meracuni otak, hal ini disebut coma. Karena
hati yang rusak maka disebut Koma hepatikum.
Amoniak bersifat toksik, jadi tidak diangkut dalam bentuk bebas dari
jaringan ekstrahepatik. Mekanisme utama yang terjadi pada kebanyakan
jaringan adalah glutamin sintetase akan mengubah ammonia menjadi
glutamin yang nontoksik.

Glutamin didapat dari -ketoglutarat (tca cycle)

melalui reaksi transaminasi dengan asam amino lain. Glutamin

diangkut

dalam darah ke hati, ginjal dan gut (usus). Dalam hati glutamin dihidrolisis
untuk melepas ammonia yg akan masuk siklus urea. Sebagian amoniak yang
dibentuk dalam hati merupakan sumber nitrogen guna mensintesis asam
amino. Selebihnya harus didetosikasi. Amoniak yang tidak digunakan
bergabung dengan CO2 dan menghasilkan ureum yang tidak terlalu bersifat
racun. Perubahan amoniak menjadi ureum terjadi melalui reaksi yang
kompleks, yaitu siklus ureum. Selanjutnya urea yang dihasilkan dari siklus
urea tidak terlalu beracun yang akan masuk ke dalam ginjal untuk
dikeluarkan.
C. NILAI NORMAL

Kadar amonia dalam darah sangat kecil yaitu <120 mg/dl.


D. INTERPRETASI HASIL
Kadar yang meninggi, disebut ammoniumessi, yang dijumpai pada sirrosis
hepatis, kadar gula meninggi dan perdarahan saluran cerna sebagai sumber
protein akan terbentuk ammonia. Kadar ammonia yang tingi dapat meracuni
otak, menyebabkan encephalopati hepaticum.
E. ASPLIKASI KLINIS
1. Hiperamonemia
Hiperamonemia adalah satu dari tiga yang dikenal mewarisi gangguan
metabolisme yang mempengaruhi pembentukan urea dalam tubuh. (Dua
lainnya disebut citrullinemia dan aciduria argininosuccinic.) Biasanya, jalur
metabolisme pembentukan urea dilakukan, langkah demi langkah, oleh
serangkaian katalis organik, atau enzim Pada individu dilahirkan dengan
hiperamonemia, ada penurunan aktivitas dari dua enzim, yaitu, carbamyl
fosfat sintetase dan transcarbamylase ornithine. Dalam citrullinemia, yang
cacat

enzim

argininosuccinic,

sintetase
itu

argininosuccinate

adalah

adalah,

argininosuccinase

enzim.

dalam

aciduria

Semua

ketiga

gangguan yang ditandai oleh peningkatan konsentrasi amonia dalam darah


setelah konsumsi protein dan penurunan dari pusat sistem saraf (yang selsel dari otak sangat sensitif terhadap amonia). Senyawa-senyawa buruk
dimetabolisme dalam jalur metabolisme pembentukan urea juga ditemukan
dalam konsentrasi yang lebih besar di dalam darah, cairan serebrospinal ,
dan urin.
Hiperamonemia (atau hyperammonaemia) adalah gangguan metabolik
yang ditandai oleh kelebihan amonia dalam darah. Ini adalah kondisi
berbahaya yang dapat menyebabkan ensefalopati dan kematian.

Hiperamonemia

primer

disebabkan

oleh

beberapa

kesalahan

metabolisme bawaan yang ditandai oleh aktivitas dikurangi dari setiap


enzim dalam siklus urea .

Hiperamonemia

sekunder

disebabkan

oleh

kesalahan

bawaan

perantara metabolisme yang ditandai oleh aktivitas berkurang dalam


enzim yang bukan bagian dari siklus urea (misalnya. asidemia
propionat , methylmalonic asidemia ) atau disfungsi dari sel-sel yang
membuat kontribusi besar untuk metabolisme (misalnya kegagalan
hati).
2. Enselofati Hepaticum
Ensefalopati hepatik (EH) adalah sindrom disfungsi neuropsikiatri yang
disebabkan oleh portosystemic venous shunting, dengan

atau tanpa

penyakit intrinsik hepar. Pasien EH sering menunjukkan perubahan status


mental mulai dari kelainan psikologik ringan hingga koma dalam Banyak
hipotesis diajukan untuk menerangkan mekanisme EH, yang paling banyak
diterima adalah teori peningkatan amonia akibat berkurangnya fungsi hati
dan pintasan portosistemik.
Amonia adalah neurotoksin yang pada dosis tinggi menimbulkan
kejang dan kematian. Kadar amonia dalam otak, cairan serebrospinal, dan
arteri berkorelasi baik dengan stadium klinik EH. Peningkatan pembentukan
amonia dapat terjadi akibat tingginya asupan protein, konstipasi, perdarahan
saluran cerna, infeksi, azotemia, atau hipokalemia. Dehidrasi, hipotensi
arteri, hipoksemia, serta anemia dapat menimbulkan hipoksia hepatik,
sehingga kemampuan detoksifikasi hati berkurang, dan akibatnya kadar
amonia meningkat.
Progresivitas penyakit hati dan degenerasi hepatoma mengakibatkan
penurunan fungsi cadangan hati, sehingga kemampuan metabolisme toksin
oleh hati ikut ber kurang. Pada sirosis hati, sering terjadi perlambatan transit
makanan di saluran cerna, sehingga paparan dengan bakteri usus terjadi
lebih lama, mengakibatkan produksi ammonia meningkat.

Dikemukakan

bahwa amonia adalah toksin utama pada EH dan astrosit adalah target
utama. Peningkatan amonia mengakibatkan peningkatan jumlah reseptor
PBR Peripheral Benzodiazepine Receptor), termasuk pada astrosit. PBR

kemudian meningkatkan produksi radikal bebas (ROS/Reactive Oxygen


Species). Radikal bebas ini menimbulkan stres oksidatif pada mitokondria,
sehingga terjadi disfungsi mitokondria. Disfungsi mitokondria ini ke mudian
mengakibatkan disfungsi astrosit. Lemberg (2009) mengajukan teori patofi
siologi EH yang melibatkan amonia, glutamin, glutamat, dan stres oksidatif.
Metabolisme amonia di otak terjadi melalui glutamine sintetase yang ada di
astrosit. Glutamin sintetase mengubah amonia dan glutamat menjadi
glutamin.6 Glutamin bersifat osmotik aktif, sehingga peningkatan glutamin
menyebabkan air masuk ke astrosit dan terjadi edema. Peningkatan amonia
menimbulkan

deplesi

glutamat

otak,

padahal

glutamat

adalah

neurotransmiter eksitatori utama di otak. Hiperamonemia juga menimbulkan


stress oksidatif di mitokondria mengaktifkan nuclear factor kappa B, yang
kemudian

mengaktifkan

iNOS

(inducible

nitric

oxide

synthase),

lalu

menghasilkan nitric oxide, yang akhirnya menyebabkan disfungsi astrosit.

Gambar 2. Peranan neurotoksin amoniak

Anda mungkin juga menyukai