Anda di halaman 1dari 47

lead

asbestos

UV

?
radiation
?
?
pesticides
& toxics ? ozone

? ?
?
? PM
biologicals
?
indoor mercury
air
 Suatu kerja toksik Fase kerja toksikan
pada umumnya terbagi dalam tahap
merupakan hasil berikut:
dari sederetan  Fase Eksposisi
proses fisika,  Fase Toksikokinetik
biokimia, dan  Fase
biologik yang Toksikodinamik
sangat rumit dan
komplek.
Skema dampak pencemaran polutan
terhadap makhluk hidup
( dimodifikasi dari : Holdgate, 1979)
Pada fase eksposisi, toksikan dapat diubah
melalui reaksi kimia menjadi senyawa yang
lebih toksik atau kurang toksik dari senyawa
awal.

Ketersediaan farmasetik yaitu bagian dari dosis


aktif yang tersedia untuk diabsorbsi.

Fase eksposisi disebut juga fase farmasetika.


Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat
polutan tersebut adalah atmosfer, air dan biota.
Transportasi dan transformasi zat/polutan di
lingkungan berhubungan erat dengan sifat-sifat
fisikokimia polutan; proses transportasi polutan di
lingkungan dan transformasi polutan yang terjadi di
lingkungan. Pemaparan bahan polutan ke
lingkungan akan mengalami berbagai proses
transformasi tergantung atas media transportasinya
antara lain air, udara, tanah dan biota ( Connel
Des. W . and Gregory J. Miller, 1984).
1.Gas dan Uap
Gas :
- Zat tanpa bentuk, mengisi slrh ruang pada
kondisi normal (1 atmosfir, suhu kamar)
- Mempunyai dimensi tekanan, volume dan suhu
- Dapat berubah wujud dengan merubah ke tiga
dimensi tsb :
- LPG (liquified petroleum gas)
- Amoniak cair
- CO2 padat (es kering)
Uap : Adalah gas yang pada keadaan normal
berupa
cairan atau padatan :
- Volatile organic compound (VOC) :
- Uap air, dsb.

Efek toksik akibat paparan gas / uap pada


saluran pernapasan karena 2 hal :
1. paparan gas/uap irritan
2. paparan gas asfiksian
GAS / UAP IRITAN
- Menyebabkan iritasi - korosi
- Contoh : NH3, formaldehid, ozon, NOx, SOx,
H2S, HCl, Cl2, kromium, dll.
- Sangat larut air efek pada sal. napas atas
- Kurang larut air efek pada saluran napas
bawah
- Efek : - inflamasi
- akut / kronis
GAS ASFIKSIAN
Menyebabkan asfiksia (gagal napas) :

1. ASFIKSIAN SEDERHANA
- Gas CO2, NH4, Asetilin, gas inert
- Sering pada confined space
- Penyebab : tekanan parsial oksigen turun
- Udara : 79% N2, 20 % O2, 1% lain-lain
- Tekanan oksigen < 16% fatal,
kematian sangat cepat
2. ASFIKSIAN KEMIKAL

a. Gas CO kegagalan transpor O2 oleh Hb


CO mempunyai afinitas terhadap Hb 300 x
darpada O2
b. Gas sianida inhibisi sistem enzim
sitokrom oksidase
(siklus
Kreb), kegagalan
pembentukan ATP
2. Debu

Partikel padat, melayang di udara,


organik/anorganik
Bentuk : debu, serat
Ukuran : - debu respirable (< 10 mikron)
- debu nonrespirable (> 10 mikron)
Inhalasi debu deposit pada saluran
pernapasan s.d. Alveoli
Di mana debu akan terdeposit ? tergantung :
ukuran
densitas debu
pola pernapasan
struktur saluran pernapasan
Jumlah dan lamanya deposisi akan
mempengaruhi besar kecilnya efek

Proses pembersihan debu (lung clearence):


- mekanis (batuk, bersin)
- mucocilliary escalator
- fagositosis (by alveolar macrophag)
Asap rokok, alkohol dan bahan kimia tertentu
melemahkan fungsi tersebut
3. Kabut
Partikel cair berasal dari proses spraying dsb.
Tergantung sifat cairan : mudah larut / sukar
larut

4. Fume
Partikel padat, berasal dari kondensasi uap
metal
dengan oksigen oksida logam
Ukuran : < 1 mikron
Efek : bergantung sifat metalnya
Contoh : Pb oksida, Seng oksida, dsb.
2.1.2.Media Transpor racun
Media transpor dapat berupa :
-Udara
-Air
-Tanah
-Makanan
-Organisme
-Rantai Makanan
-Dll
Gb. Interaksi xenobiotik dengan berbagai faktor di lingkungan (
Sumber : McKinney, 1981).
Dalam fase toksikokinetik bagian prosesnya
yaitu invasi (absorbsi dan distribusi) dan
evasi (biotransformasi dan ekskresi) sangat
menentukan daya kerja zat.
Jenis proses yang berperan:
 Proses transpor, meliputi absorbsi, distribusi,
dan ekskresi
 Perubahan metabolik, meliputi
biotransformasi
 Toxicokinetics (Determines the
no. molecules that can reach
the receptors)
 Uptake
 Transport
 Metabolism & transformation
 Sequestration
 Excretion
1. Ingestion (toxicity may be
modified by enzymes, pH and
microbes)
2. Respiration (Air borne toxicants)
3. Body surface (Lipid soluble
toxicants such as carbon terta
chloride and organophosphate)
Exposure Site (skin, Gastro
Intestinum, respiratory, placenta)

D
Absorption e Presystemic Elimination
Distribution L Distribution Away from
Reabsorption I Target Excretion
V
Toxication E Detoxication
R
y

Ultimate Target
Target molecule
(protein, lipid, DNA,
RNA)
Masuknya racun ke dalam
tubuh
K1
Biological K2
Elimination
Uptake
System

K1 > K2 : Accumulation & Toxic effec


Lebih
toksik
Ekskresi
Efek lokal Bioaktivasi

Pemapar Absorpsi Distribusi Biotransformasi Metabolit

fisika Pernapas. antar sel fase 1


kimia Kulit sirkulasi fase 2
konsentr. Pencern.
Bioinaktivasi

Penyimpanan Efek
Ekskresi
Meliputi interaksi kimia antara molekul zat
toksikan dan tempat kerja spesifik (reseptor).

Konsentrasi zat aktif pada tempat sasaran


menentukan kekuatan efek biologi yang
dihasilkan.
Exposure to Exogenous Substances

Food Drugs Toxicants

SECRETION OF ABSORPTION THROUGH THE


ENDOGENOUS GI TRACT, LUNGS, SKIN AND
SUBSTANCES VENOUS CIRCULATION

Pharmaco- and
DISTRIBUTION WITHIN THE BODY
Toxicokinetics

PHYSIOLOGIC EFFECT
AT A TARGET SITE M ETABOLISM STORAGE

Pharmaco- and
Toxicodynamics ELIM INATION
 Toxicodynamics (Determines
the no. of receptors that
can interact with toxicants)
 Binding
 Interaction
 Induction of toxic effects
BAHAN KIMIA ABSORPSI
INTERAKSI AN-
DI AMBIEN : DISTRIBUSI TARA
TOKSON
- GAS / UAP PENYIMPANAN DENGAN
RESEP
- DEBU METABOLISME TOR DALAM
- KABUT EKSKRESI ORGAN
- FUME

1 2
3

FASE FASE FASE


EKSPOSISI TOKSIKOKINETIK
TOKSIKODINAMIK
 Toxicodynamics (Determines
the no. of receptors that
can interact with toxicants)
 Binding
 Interaction
 Induction of toxic effects
Zat beracun
Absorbsi

Sirkulasi sistemik

disposisi

distribusi eliminasi

Tempat Aksi metabolisme ekskresi


Reseptor
Sel sasaran metabolit
(antaraksi)

toksik Tak toksik


EFEK TOKSIK
Keberadaan zat kimia dalam tubuh
menimbulkan efek toksik melalui 2 cara :
 Toksik intrasel (toksisitas yg diawali dgn
interaksi secara langsung antara zat
kimia atau metabolitnya dgn
reseptornya)
 Toksik ekstrasel (toksisitas scr tdk
langsung dgn mempengaruhi lingkungan
sel sasaran tp dpt brpengaruh pd sel
sasaran).
 Sifatnya langsung/primer
 Zat kimia atau metabolitnya masuk pd sel
sasaran dan sebabkan gangguan
sel/organelanya melalui pendesakan, ikatan
kovalen, subtitusi, atau peroksidasi dsb)
 Sebelumnya tubuh beradaptasi atau
melakukan perbaikan
 Bila respon pertahanan tdk mampu eliminir
gangguan, akan ada efek toksik
 Wujud terjadinya perubahan adalah
kekacauan biokimiawi, fungsional dan
struktural
 Adanya zat di lingkungan sel dapat
mengganggu aktivitas sel dan dapat
menimbulkan perubahan struktur atau
gangguan fungsi sel
 Untuk kelangsungan hidup sel, minimal
dibutuhkan oksigen, zat makan dan cairan
ekstrasel
 Merupakan perubahan biokimia,
fungsional atau struktural yang terjadi
dalam tubuh
 Wujud efek toksik dpt berupa gabungan
dr perubahan di atas.
 Mis. Perubahan struktural berakibat tjd
perubahan biokimia atau fungsi dr sel.
 Perubahan biokimia dpt sebabkan
perubahan fungsional.
 Wujud efek toksik berupa perubahan atau
kekacauan biokimia dari sel akibat adanya
antaraksi zat beracun dan tempat aksi yg
sifatnya terbalikan (reversible)
 Misal trjadi penghambatan respirasi sel,
perubahan keseimbangan cairan & elektrolit,
dan gangguan hormonal.
 Contoh :
sianida menghambat transport elektron, shg
mnghambat respirasi sel dan gangguan
pasok energi
 Wujud efek toksik yg dpt mempengaruhi
fungsi homeostasis yg sifatnya terbalikkan
(reversible)
 Misal terjadinya anoksia, gangguan
pernafasan, gangguan SSP, hipo/hipertensi,
hiperglikemia, perubahan kontraksi/relaksasi
otot, hipo/hipertermi
 Contoh :
Insektisida organofosfat malation
menyebabkan kejangnya otot2 pernafasan
sebagai akibat penumpukan asetilkolin yg
berlebihan krn hambatan trhdp enzim
asetilkolinesterase.
 Wujud efek toksik yg berkaitan dgn
perubahan morfologi sel shg terwujud
sebagai kekacauan struktural.(dpt
reversible/irreversible)
 Terdapat 3 respon histopatologi krn adanya
luka sel yaitu degenerasi, proliferasi,
inflamasi
Contoh
 Tetrasiklin dapat menyebabkan terjadinya
perlemakan hati
 Aflatoksin dapat sebabkan nekrosis hati
 Nekrosis hati

Anda mungkin juga menyukai