Anda di halaman 1dari 1

A.

JALUR MASUK DAN TEMPAT PEMAPARAN


Jalur utama dimana bahan toksik dapat masuk ke dalam tubuh manusia adalah
melalui saluran pencernaan atau gastro intestinal (menelan/ingesti), paru-paru (inhalasi),
kulit (topikal) dan jalur parenteral lainnya (selain saluran usu/intestinal). Selain itu ada juga
jalan masuk yang cukup efektif yaitu melalui intramuscular, intradermal, dan subcutaneus.
Jalur masuk yang berbeda ini mempengaruhi toksisitas dari bahan kimia. Jalan masuk
paparan yang bersumber dari industri umumnya melalui kulit atau terhirup, sedangkan
kejadian keracunan umumnya tertelan (ingestion).

B. JANGKA WAKTU DAN FREKUENSI PEMAPARAN


Pemaparan berulang dibagi menjadi tiga katagori : subakut, subkronis dan kronis.
Pemaparan subakut adalah pemeparan berulang terhadap suatu bahan kimia untuk jangka
waktu satu bulan atau kurang. Pemaparan subkronik adalah pemaparan berulang suatu
bahan kimia untuk jangka waktu satu sampai tiga bulan. Sedangkan pemapran kronis adalah
pemaparan suatu bahan kimia untuk jangka waktu lebih dari tiga bulan. Ketiga kategori
pemaparan berulang ini dapat terjadi melalui jalur masuk apapun, namun paling sering
melalui jalur oral, dengan bahan kimia ditambahkan langsung dalam makanan.

Untuk kebanyakan bahan-bahan, efek toksik setelah pemaparan tunggal sangat


berbeda dibandingkan dengan efek yang dihasilkan oleh pemaparan berulang. Sebagai
contoh, manifestasi toksik akut utama dari benzena adalah depresi susunan saraf pusat,
tetapi pemaparan berulang dapat menyebabkan leukemia. Pemaparan akut terhadap bahan
kimia yang cepat diserap cenderung untuk menghasilkan efek toksik yang segera, namun
pemaparan akut dapat pula menghasilkan toksisitas lambat yang dapat serupa maupun tidak
serupa dengan efek toksik akibat pemaparan kronis. Sebaliknya pemaparan kronis terhadap
suatu bahan toksik mungkin dapat menghasilkan beberapa efek segera (akut) setelah setiap
pemberian, disamping efek jangka panjang, ambang rendah dan efek kronis dari bahan
tersebut. Dalam mengamati karakteristik dari toksisitas suatu bahan kimia tertentu, jelas
diperlukan informasi tidak hanya terhadap dosis tunggal (akut) dan efek jangka panjang
(kronis), tetapi pemaparan terhadap waktu diantaranya (intermediate duration).

Faktor penting lain yang berhubungan dengan waktu dalam menjelaskan


karakteristik pemaparan adalah frekuensi pemberian. Secara umum, dosis yang terbagi-bagi
akan mengurangi efek yang ditimbulkannya. Suatu dosis tunggal dari suatu zat yang
menghasilkan efek berat segera mungkin menghasilkan kurang dari setengah dari efek bila
diberikan dalam dua dosis yang terpisah, dan tidak menimbulkan efek apa-apa bila diberikan
dalam sepuluh dosis untuk waktu beberapa jam atau hari. Efek yang terpecah-pecah
tersebut terjadi bila biotransformasi atau ekskresi terjadi dalam dosis yang berikutnya, atau
bila kerusakan yang timbul karena setiap pemberian sebagian seluruhnya kembali sebelum
pemberian dosis berikutnya.

Dengan pemberian dosis berkali-kali tipe apapun, produksi dari suatu efek toksik
tidak hanya dipengaruhi oleh frekuensi pemberian, tetapi mungkin pada kenyataannya
tergantung seluruhnya pada frekuensi disamping jangka waktu pemaparan. Efek kronis
terjadi bila bahan kimia terakumulasi di dalam sistem biologis (absorpsi melebihi
biotransformasi dan/atau ekskresi), atau bila menghasilkan efek toksik yang tidak pulih
kembali, atau bila tidak cukup waktu dari sistem biologis untuk melakukan pemulihan dari
kerusakan dalam interval frekuensi pemaparan. Bila tingkat eliminasi lebih kecil dari pada
tingkat absorpsi, bahan toksik biasanya tidak terakumulasi secata tetap, namun mencapai
suatu keadaan keseimbangan bila tingkat eliminasi sama dengan tingkat pemberian.

Anda mungkin juga menyukai