Pajanan toksikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain sebagai berikut.
1. Aktivitas toksikan
Semakin tinggi konsentrasi toksikan, Maka semakin besar pula potensi pajanan terhadap
toksikan.
2. Sifat toksikan
Sifat toksikan meliputi antara lain sifat fisik serta kimia toksikan seperti polaritas, titik
didih, tekanan uap, ukuran partikulat, dan sebagainya; termasuk juga adanya kombinasi
antartoksikan.
3. Durasi Pajanan
Durasi pajanan adalah lama waktu seorang pekerja terpajan suatu toksikan. Durasi pajanan
ini berhubungan erat dengan efek toksik yang akan dialami oleh pekerja. Durasi pajanan
merupakan faktor yang penting dan menentukan dampak kesehatan dari suatu toksikan.
Untuk pajanan pada manusia, pada umumnya durasi dikategorikan menjadi akut (pajanan
sesaat dan terjadi hanya pada satu waktu saja), subkronik (rentang waktu minggu atau bulan),
dan kronik (beberapa bulan atau tahun).
a) single exposure (pajanan tunggal), yaitu kurang dari 24 jam pajanan menimbulkan
efek toksik yang bersifat akut;
b) repeated exposure (pajanan berulang), yang dibedakan atas beberapa jenis, yaitu
i. pajanan berulang kurang dari 1 bulan, yang menimbulkan efek toksik yang
bersifat subakut;
ii. pajanan berulang 1–3 bulan, yang menimbulkan efek toksik yang bersifat
subkronik;
iii. pajanan berulang lebih dari 3 bulan, yang menimbulkan efek toksik yang
bersifat kronik
4. Frekuensi
Frekuensi pajanan merupakan interval waktu atau seberapa sering seorang pekerja
terpajan suatu toksikan di tempat kerja. Frekuensi dibedakan menjadi dua, yaitu sekali
atau berulang. Frekuensi pajanan dapat dikategorikan menjadi pajanan tunggal (single
exposure) dan pajanan berulang (repeated exposure). Pajanan akut umumnya merupakan
pajanan tunggal, sedangkan pajanan subkronis dan kronis umumnya merupakan pajanan
berulang. Seperti halnya durasi, frekuensi pajanan pun dapat memengaruhi efek toksik
dari suatu toksikan. Bila suatu toksikan memberikan efek toksik akut setelah pajanan
tunggal, bisa jadi menjadi tidak toksik atau memberikan efek toksik kronik bila pajanan
diberikan secara berulang dengan total konsentrasi pajanan yang sama.
5. Rute Pajanan
Rute pajanan dapat melalui saluran pernapasan (inhalasi), kontak kulit maupun mata,
saluran pencernaan (ingesti), atau melalui jalur injeksi.
Kurniawidjaja, L. M., Lestari, F., Tejamaya, M., & Ramdhan, D. H. (2021). KONSEP DASAR
TOKSIKOLOGI INDUSTRI. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.