Anda di halaman 1dari 8

Journal Reading

Dukungan Sosial dalam Melakukan Vasektomi di Kecamatan Tanggulangin

Kabupaten Sidoarjo

OLEH

Reno Hulandari

1840312244

PRESEPTOR

dr. Ida Rahmah Burhan, MARS

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2019
TELAAH KRITIS JURNAL

Judul : Dukungan Sosial dalam Melakukan Vasektomi di Kecamatan


Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo

Penulis : Dwi Ayu Cahyani

Publikasi : Jurnal Biometrika dan Kependudukan (e-Journal) Volume 6,


Nomor 2, 2 Desember 2017: 171–179.

Penelaah : Reno Hulandari

Tanggal telaah : 18 Oktober 2019

I. Deskripsi Jurnal
1. Masalah dalam Penelitian
Pertumbuhan penduduk yang tinggi seharusnya diimbangi dengan
program Keluarga Berencana (KB) yang baik. Provinsi Jawa Timur tepatnya di
Kabupaten Sidoarjo, menjadi salah satu daerah yang memiliki laju
pertumbuhan penduduk tertinggi, namun pada kenyataannya masih ada
beberapa kecamatan yang pelaksanaan KB nya masih kurang baik, terutama
pada pengguna KB pria.
Metode kontrasepsi lebih banyak digunakan oleh perempuan, dengan
rincian metode perempuan sebanyak 93,66% namun pada pria hanya sebesar
6,34%. Partisipasi keikutsertaan pria dalam pemakaian kontrasepsi sangat
diharapkan agar terwujudnya tanggung jawab bersama sehingga menjadi
pasangan yang sejajar dalam kehidupan bermasyarakat maupun kehidupan
pribadi. Namun pencapaian keikutsertaan KB baru tidak terlepas dari
dukungan sosial dalam menyukseskan jalannya program KB. Menurut teori
House dalam Smet (1994) membahas mengenai perubahan perilaku yang
disebabkan oleh adanya dukungan sosial. Terdapat 4 jenis bentuk dukungan
sosial terhadap peserta KB baru, yaitu dukungan emosional, dukungan
penghargaan, dukungan instrumental, dan dukungan informatif.

2. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor partisipasi dan
dukungan sosial yang mempengaruhi partisipasi pria dalam melakukan
Vasektomi di Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo.
3. Hasil Penelitian
a. Hasil penelitian deskriptif menunjukkan bahwa dari 50 responden pria
pasangan usia subur yang memenuhi kriteria inklusi, hanya 7 orang yang
melakukan vasektomi.
b. Rata-rata usia responden pada penelitian ini adalah 41 tahun. Jumlah
responden yang berusia ≤ 41 tahun sebanyak 50%, dan yang berusia ≥ 41
tahun sebanyak 50%. Responden yang melakukan vasektomi berusia ≤ 41
tahun sebanyak 3 orang (12%) dan yang berusia ≥ 41 tahun sebanyak 4
orang (21%).
c. Responden rata-rata memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta lalu
urutan kedua adalah sebagai pedagang.
d. Jumlah responden yang berpendidikan rendah sebanyak 14 orang (20%),
berpendidikan menengah sebanyak 32 orang (64%), dan berpendidikan
tinggi sebanyak 4 orang (8%). Responden yang melakukan vasektomi 1
orang (25%) berpendidikan tinggi, 6 orang (18,75%) berpendidikan
menengah, dan tidak ada yang berpendidikan rendah.
e. Responden yang melakukan vasektomi mempunyai anak lebih dari 2 anak.
Masih banyak responden yang memiliki anak lebih dari 2 anak yang
belum melakukan vasektomi.
f. Terdapat 4 jenis dukungan sosial terhadap peserta KB yaitu dukungan
emosional, penghargaan, instrumental, dan informatif. Secara umum
dukungan sosial cukup bagus yaitu 35 (70%). Responden yang melakukan
vasektomi (7 orang) mempunyai dukungan emosional, penghargaan,
instrumental, dan dukungan informatif yang tinggi.

4. Pembahasan
a. Dukungan emosional
Dukungan istri pada suami untuk melakukan vasektomi karena masalah
kesehatan sang istri dan juga keluhan yang dialami akibat alat kontrasepsi
yang digunakan istri.
b. Dukungan penghargaan
Responden yang tidak melakukan vasektomi mengaku tidak mendapatkan
motivasi dari istri maupun petugas kesehatan untuk melakukan vasektomi,
dan ada yang tidak diperbolehkan istri karena takut dengan efek samping
yang timbul setelah vasektomi. Berbeda dengan responden yang
melakukan vasektomi, mereka mendapatkan kebebasan memilih metode
kontrasepsi dan mendapat motivasi dari istri maupun petugas kesehatan
untuk melakukan vasektomi.
c. Dukungan instrumental
Responden yang melakukan vasektomi mendapat dukungan instrumental
baik dari istri, keluarga maupun petugas kesehatan. Pemberian insentif
bagi pria yang mau melakukan vasektomi kurang diketahui oleh
responden yang belum melakukan vasektomi.
d. Dukungan informatif
Beberapa responden mendapat kebebasan memilih kontrasepsi dan
mendapat dukungan dari keluarga. Namun disisi lain responden mengaku
ada beberapa istri yang tidak memperbolehkan suaminya melakukan
vasektomi dan petugas kesehatan juga kurang mengadakan penyuluhan
agar pria maupun istri mengerti apa itu vasektomi, dan juga dari media
massa baik cetak maupun elektronik sangat kurang mengiklankan ataupun
membahas KB pria, sehingga banyak pasangan suami istri yang kurang
pengetahuannya tentang vasektomi.

5. Kesimpulan dan Saran


a. Kesimpulan
Dari hasil penelitian partisipasi diperoleh hasil yaitu responden yang tidak
melakukan vasektomi disimpulkan tingkat partisipasinya rendah.
Dukungan sosial untuk responden yang tidak melakukan vasektomi
disimpulkan cukup sedangankan responden yang melakukan vasektomi
dukungan sosialnya disimpulkan tinggi.
b. Saran
Ada beberapa program untuk memaksimalkan peran pria dalam program
pengendalian penduduk melalui Keluarga Berencana yaitu :
1. Bagi pemerintah BKKBN Kabupaten Sidoarjo melakukan
pendampingan kepada PLKB dan Kader KB agar mengenalkan
program KB terutama vasektomi melalui forum perkumpulan.
2. Kegiatan rutin keliling wilayah tiap Kecamatan di Kabupaten Sidoarjo
untuk melakukan pendekatan dan penyuluhan maupun kegiatan
pelayanan KB gratis bagi masyarakat oleh BKKBN Kabupaten
Sidoarjo.
3. BKKBN lebih meningkatkan lagi memberikan informasi melalui
media massa.
4. BKKBN memberikan informasi KB pria kepada istri agar
mendapatkan dukungan sosial.
5. Tokoh masyarakat harus ikut serta dalam melakukan vasektomi,
sehingga dapat memberi contoh bagi masyarakat lain.

II. Telaah Jurnal


1. Gaya dan sistematika penulisan
a. Penelitian ini memiliki sistematika penulisan yang baik dan jelas dimulai
dari judul, nama penulis, abstrak, latar belakang, metode penelitian, hasil
penelitian, pembahasan, kesimpulan, dan saran.
b. Penelitian ini menggunakan tata bahasa yang cukup mudah dipahami oleh
pembaca sehingga jurnal ini mudah dipahami mengenai pelaksanaan serta
hasilnya.

2. Penulis
a. Penulis dalam penelitian ini berasal dari Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga, Surabaya yang berjumlah satu orang.
b. Penulisan nama sudah benar karena nama tidak disingkat, gelar akademik
tidak dicantumkan, dan ditempatkan dibawah judul jurnal.
c. Penulis sudah mencantumkan institusi asal dan alamat email.
d. Menurut penelaah, dengan melihat latar belakang penulis, penulis tersebut
mempunyai kualifikasi yang cukup dibidang yang diteliti karena
mencakup bidang ilmu kesehatan dan ilmu biostatistik.

3. Judul
a. Judul penelitian cukup jelas, singkat, akurat, dan menggambarkan
substansi apa yang akan diteliti.
b. Bahasa yang digunakan baku dan dapat dipahami.
c. Judul terdiri dari 10 kata, sudah sesuai dengan aturan penulisan judul,
yaitu judul tidak melebihi 12 kata (dalam bahasa Indonesia) atau 10 kata
(dalam bahasa Inggris).
d. Judul penelitian sudah dapat menggambarkan isi penelitian.

4. Abstrak
a. Abstrak dalam jurnal setidaknya memuat lima hal pokok yaitu latar
belakang, tujuan, metodologi, hasil dan kesimpulan. Pada jurnal ini
terdapat lima hal pokok tersebut.
b. Abstrak dibuat dalam dua bahasa yaitu bahasa Inggris dan bahasa
Indonesia, ditulis dalam satu paragraf tanpa kutipan pustaka, dan jumlah
kata tidak melebihi 250 kata. Pada jurnal ini sudah terdapat dua bahasa
yaitu bahasa indonesia 213 kata dan bahasa inggris 260 kata, maka dari itu
penulisan jurnal ini belum sesuai dengan kaidah penulisan abstrak yang
baik.
c. Pada abstrak dicantumkan kata kunci memuat kata-kata pokok, terdiri dari
3-5 kata, dipisahkan oleh koma, diurutkan sesuai abjad, menggunakan
bahasa indonesia dan bahasa inggris, penulisan kata kunci dalam bahasa
inggris dimiringkan. Pada jurnal ini penulisan kata kunci sudah sesuai
dengan kaidah yang benar.

5. Pendahuluan
a. Bagian pendahuluan harus menjelaskan latar belakang, tujuan, ringkasan
studi literatur yang telah dilakukan, penjelasan mengapa topik yang
diajukan penting untuk dipublikasikan, dan kontribusi naskah terhadap
kesehatan masyarakat. Pada jurnal ini pendahuluan terdiri dari 11 paragraf
dan sudah menjelaskan latar belakang dan tujuan penelitian dengan baik.

6. Metode Penelitian
a. Jenis penelitian : Penelitian deskriptif observasional, dengan
pendekatan desain cross sectional.
b. Lokasi Penelitian : di Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo.
c. Waktu Penelitian : bulan Februari - Juli 2017

d. Populasi dan Sampel Penelitian :


Populasi adalah semua pria pasangan usia subur yang bertempat tinggal di
Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo. Sampel dalam penelitian
ini adalah pria pasangan usia subur di Kecamatan Tanggulangin
Kabupaten Sidoarjo berjumlah 50 orang yang memenuhi kriteria inklusi
(pria dengan usia 30-55 tahun, pria yang dalam pernikahannya mempunyai
lebih dari 2 anak, pria dengan usia anak paling kecil minimal 5 tahun, dan
sudah tidak ingin memiliki anak lagi).

7. Teknik pengumpulan data : berupa kuesioner.

8. Hasil Penelitian
a. Bagian hasil disajikan dengan alur yang logis dalam bentuk teks, tabel,
atau gambar (grafik dikategorikan sebagai gambar). Pada jurnal ini hasil
penelitian disajikan dalam bentuk tabel, grafik dan disertai narasi yang
jelas.
b. Judul tabel diletakkan di bagian atas, terdiri dari tiga garis horizontal,
tanpa garis vertikal. Judul gambar ditulis di bagian bawah. Pada jurnal ini
penyajian tabel dan gambar sudah sesuai dengan kaidah yang benar.

9. Pembahasan
Pembahasan mendiskusikan aspek-aspek penting dari studi yang dilakukan,
pembahasan tidak mengulangi data atau pernyataan yang telah disajikan di
bagian latar belakang atau hasil. Pembahasan juga mencakup batasan atau
kelemahan studi dan implikasinya terhadap penelitian selanjutnya. Pada jurnal
ini penulisan pembahasan sudah sesuai dengan kaidah yang benar, namun
peneliti tidak mencantumkan kelemahan studi dan saran untuk peneliti
selanjutnya.

10. Kekurangan Jurnal


a. Peneliti tidak mencantumkan kekurangan jurnal.
b. Peneliti seharusnya juga menyarankan apa yang perlu diteliti pada
penelitian selanjutnya.
c. Peneliti seharusnya juga mencantumkan kriteria eksklusi.
d. Masih terdapat kesalahan dalam penulisan pada hasil penelitian bagian
dukungan penghargaan paragraf kedua yaitu ditulis dukungan emosional,
seharusnya adalah dukungan penghargaan. Begitu juga yang terdapat pada
bagian dukungan informatif pada paragraf kedua yaitu ditulis dukungan
instrumental, seharusnya adalah dukungan informatif.
e. Masih terdapat kesalahan dalam penulisan daftar pustaka dan sumber
kepustakaan yang sudah lebih dari 10 tahun.
11. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan memuat jawaban atas tujuan penelitian. Saran-saran mengacu
pada hasil dan pembahasan yang ditulis dalam bentuk paragraf tanpa
penomoran. Pada jurnal ini kesimpulan jelas serta dapat dipahami dan saran
yang dipaparkan dalam jurnal ini sudah cukup memberikan solusi terhadap
keterbatasan yang telah dipaparkan pada penelitian ini

12. Daftar Pustaka


a. Penyusunan daftar pustaka menggunakan sistem Harvard dan harus
diklasifikasikan sesuai jenisnya (buku, jurnal, skripsi, artikel online, dan
lain-lain). Pada jurnal ini masih ada penulisan daftar pustaka yang tidak
tepat.
b. Pada jurnal ini menggunakan sumber dari jurnal, skripsi, buku terbitan
Lembaga/Badan/Organisasi.
c. Jumlah maksimal daftar pustaka 30 buah dan minimal 10 buah, pada jurnal
ini terdapat 25 buah daftar pustaka.
d. Daftar pustaka berurutan secara alfabetis tanpa nomor. Pada jurnal ini
terdapat daftar pustaka yang tidak diurut berdasarkan alfabetis.
e. Penulisan daftar pustaka tidak boleh menggunakan et al sebagai pengganti
nama penulis. Pada jurnal ini terdapat 3 kepustakaan yang menggunakan
dkk sebagai pengganti nama penulis kedua dan seterusnya.
f. Nama penulis yang sama untuk beberapa pustaka/literatur yang berbeda
tidak perlu ditulis berulang-ulang, tetapi nama tersebut diganti dengan
simbol “______” (garis bawah). Hal ini berlaku pula untuk penulisan
lembaga/badan/organisasi.
g. Terdapat 8 kepustakaan yang sudah lebih dari 10 tahun.

13. Pertimbangan Etis


Peneliti mencantumkan dalam penelitian ini melakukan penjelasan sebelum
persetujuan, lalu permintaan persetujuan tertulis (informed consent) sebelum
penelitian.

Anda mungkin juga menyukai