Anda di halaman 1dari 12

By: Rezky Fajriani Anugra & Syifa Afifah Rahman

XI IPA 4
1. Kementerian luar negeri

Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 dan 32 Peraturan


Presiden (Perpres) RI Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan,
Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian
Negara Republik Indonesia, dan Pasal 7 Undang-Undang (UU) RI
Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara, Kementerian
Luar Negeri mengelenggarakan fungsi-fungsi sebagai berikut:
 Perumusan kebijakan nasional, kebijakan pelaksanaan dan
kebijakan teknis di bidang politik dan hubungan luar negeri;
 Pelaksanaan urusan pemerintahan sesuai dengan bidang
tugasnya;
 Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi
tanggung jawabnya;
 Pengawasan atas pelaksanaan tugasnya;
 Penyampaian laporan hasil evaluasi, saran dan pertimbangan di
bidang tugas dan fungsinya kepada Presiden.
Dalam menyelenggarakan fungsi tersebut, Kementerian Luar Negeri
mempunyai kewenangan:
 Penetapan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara
makro;
 Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;
 Penetapan persyaratan akreditasi lembaga pendidikan dan sertifikasi tenaga
profesional/ahli serta persyaratan jabatan di bidangnya;
 Pengaturan penerapan perjanjian atau persetujuan internasional yang
disahkan atas nama negara;
 Penetapan kebijakan sistem informasi nasional di bidangnya;
Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, yaitu: (a) pengaturan dan pelaksanaan hubungan sosial,
politik, ekonomi, budaya, dan penerangan luar negeri serta (b) pengaturan dan
pelaksanaan protokol dan konsuler.
Presiden selaku kepala pemerintahan maupun sebagai kepala negara
membentuk Departemen Luar Negeri melalui Keppres No. 44 Tahun 1974 untuk
melaksanakan hubungan internasional. Departemen Luar Negeri sebagai bagian
dari pemerintahan negara dipimpin oleh seorang menteri dan bertanggung jawab
kepada presiden. Tugas pokok Departemen Luar Negeri adalah
menyelenggarakan sebagian tugas umum pemerintah dan pembangunan di
bidang politik dan hubungan dengan luar negeri.
Susunan organisasi departemen luar negeri adalah sebagai berikut.
 Pimpinan : Menteri Luar Negeri
 Pembantu : Sekretaris Jenderal
 Pengawasan : Inspektoral Jenderal
 Pelaksana :

1. Direktorat Jenderal Politik


2. Direktorat Jenderal Hubungan Ekonomi Luar Negeri
3. Direktorat Jenderal Hubungan Sosial Budaya dan Penerangan Luar Negeri
4. Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler
5. Badan Penelitian dan Pengembangan Usaha Luar Negeri
6. Sekeretariat Nasional ASEAN
7. Pusat-pusat, seperti pusat pendidikan dan latihan pegawai.

Peranan Departemen Luar Negeri sebagai sarana dalam hubungan


internasional, berkaitan dengan upaya dalam mewujudkan cita-cita nasional
bangsa Indonesia yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, yaitu alinea
IV yang berbunyi: “… ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial…”.
2. Perwakilan Diplomatik

Pengertian
Perwakilan Diplomatik adalah lembaga kenegaraan di luar negeri yang
bertugas dalam membina hubungan politik dengan negara lain. Tugas ini dilakukan
oleh perangkat diplomatik yang meliputi duta besar, duta, kuasa usaha dan atase-
atase. Istilah diplomatik (diplomacy), dalam hubungan internasional ”berarti sarana
yang sah (legal), terbuka dan terang-terangan yang digunakan oleh sesuatu negara
dalam melaksanakan politik luar negerinya”. Untuk menjalin hubungan diantara
negara-negara itu, biasanya negara tersebut saling menempatkan perwakilannya
(Keduataan atau Konsuler).
Menurut Kepres Nomor 108 Tahun 2003 Tentang Organisasi Perwakilan
Republik Indonesia di Luar Negeri, perwakilan diplomatik adalah kedutaan besar
Republik Indonesia dan perutusantetap Republik Indonesia yang melakukan kegiatan
diplomatik di seluruh wilayah negara penerima dan/atau pada organisasi internasional
untuk mewakili dan memperjuangkan kepentingan bangsa, negara dan pemerintah
Republik Indonesia.
Hubungan diplomatik sering dilakukan secara terbuka artinya hubungan
antar bangsa yang rakyatnya diberi informasi tentang isi perjanjian antar negara-
negara peserta. Namun hubungan diplomatik juga dapat dilakukan secara tertutup
artinya hubungan antar negara-negara peserta saja. Tujuan hubungan diplomasi
adalah untuk mengusahakan agar pihak-pihak yang mengadakan hubungan dengan
suatu negara mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya untuk kedua belah pihak.
Penempatan perwakilan di negara lain dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
Perwakilan diplomatik dan Perwakilan konsuler.
Penempatan perwakilan di negara lain memperhatikan
beberapa faktor yaitu:

 Penting tidaknya kedudukan negara pengutus dan negara


penerima
 Erat tidaknya hubungan antar negara yang mengadakan
hubungan
 Besar kecilnya kepentingan negara yang mengadakan
hubungan
 Hubungan diplomatik yang dilakukan oleh suatu negara tidak
boleh merugikan negara lain dan mengganggu keamanan
internasional, maka perlu ada pengawasan dengan cara :
 Mewajibkan semua anggota PBB untuk menyampaikan
persetujuan yang telah dicapai kepada secretariat PBB
 Menteri luar negeri dari berbagai negara dapat bertemu pada
sidang umum PBB setiap tahunnya
 Setiap persetujuan yang dicapai, sebelum diresmikan harus
disampaikan kepada parlemen masing-masing.
Tingkatan-tingkatan Perwakilan Diplomatik menurut konvensi Wina tahun 1815 yaitu:

 Duta besar berkuasa penuh (Ambassador), yaitu perwakilan tingkat tinggi dan
mempunyai kekuasaan penuh serta luar biasa. Biasanya ditempatkan pada negara yang
banyak menjalin hubungan timbal balik dan diakrediter oleh kepala negara. Duta besar
(perwakilan dari Roma) sering disebut Nuntius.
 Duta (Gerzant), yaitu perwakilan di bawah duta besar yang dalam menyelesaikan segala
persoalan harus berkonsultasi dengan pemerintahnya (kekuasaannya terbatas). Duta
(perwakilan dari Roma) disebut Inter Nuntius.
 Menteri Residen, yaitu perwakilan yang hanya mengurusi urusan negara, tidak mewakili
pibadi kepala Negara. Menteri Residen tidak berhak mengadakan pertemuan dengan
kepala Negara penerima.
 Kuasa Usaha, yaitu perwakilan diplomatik tingkat rendah yang diakreditor oleh menteri
luar negeri. Biasanya melaksanakan kepala perwakilan jika pejabat tersebut tidak ada di
tempat.
 Atase, yaitu pejabat pembantu dari duta besar berkuasa penuh. Atase terdiri dari atase
pertahanan (bidang militer) dan atase teknis (bidang perdagangan, perindustrian,
kebudayaan dan pendidikan).

Fungsi yang dimiliki perwakilan diplomatik berdasarkan kongres Wina 1961 yaitu:

 Representasi, yaitu mewakili negara pengirim di dlm negara penerima


 Proteksi, yaitu melindungi kepentingan negara pengirim dan warga negaranya di negara
penerima di dalam batas-batas yang diijinkan oleh hukum internasional
 Negosiasi, yaitu mengadakan persetujuan dgn pemerintah negara penerima
 Observasi, yaitu memberikan keterangan tentang kondisi dan perkembangan negara
penerima, sesuai dengan undang-undang dan melaporkan kepada pemerintah negara
pengirim.
 Relasi, yaitu memelihara hubungan persahabatan kedua negara
Kekebalan dan Keistimewaan Perwakilan Diplomatik

Asas kekebalan dan keistimewaan diplomatik, disebut


(”exteritoriallity” atau ”extra teritoriallity”). Para diplomatik hampir dalam
segala hal harus diperlakukan sebagaimana mereka berada di luar wilayah
negara penerima. Para diplomat beserta stafnya, tidak tunduk pada
kekuasaan peradilan pidana dan sipil dari negara penerima. Menurut
Konvensi Wina 1961, Perwakilan diplomatik diberikan Kekebalan dan
keistimewaan, dengan maksud :
 Menjamin pelaksanaan tugas negara perwakilan diplomatik sebagai wakil
negara.
 Menjamin pelaksana fungsi perwaki-lan diplomatik secara efisien.
 Hak kekebalan perwakilan diplomatik meliputi:
 Kekebalan terhadap pribadi pejabat diplomatik (hak imunitas)
 Kekebalan terhadap kantor perwakilan dan rumah kediaman (daerah
ekstrateritorial). Bila ada penjahat atau pencari suaka masuk ke dalam
kedutaan maka dapat diserahkan atas permintaan pemerintah kaena para
diplomat tidak memiliki hak asylum, yaitu hak untuk memberi
kesempatan kpd suatu negara dalam memberikan perlindungan kepada
warga negara asing yang melarikan diri.
 Korespondensi diplomatik, yaitu kekebalan terhadap surat-menyurat,
arsip, dokumen termasuk kantor dplomatik dan sebagainya (kebal dari
pemeriksaan isinya).
Pemberian keistimewaan kepada perwakilan diplomatik, atas dasar
”timbal – balik” sebagaimana diatur di dalam Konvensi Wina 1961 dan 1963, yaitu
mecakup :
 Pembebasan dari kewajiban membayar pajak, antara lain pajak penghasilan,
kekayaan, rumah tangga, kendaraan bermotor, radio, bumi dan bangunan,
televisi dan sebagainya.
 Pembebasan dari kewajiban pabean, antara lain bea masuk, bea keluar, bea
cukai, terhadap barang-barang keperluan dinas, misi perwakilan, barang
keperluan sendiri, keperluan rumah tangga dan sebagainya.

Tugas Pokok Perwakilan Diplomatik


 Menyelenggarakan hubungan dengan negara lain atau hubungan kepala
negara dengan pemerintah asing.
 Mengadakan perundingan ttg masalah yang dihadapi kedua negara dan
berusaha untuk menyelesaikannya.
 Mengurus kepentingan negara serta warga negaranya di negara lain.
 Apabila dianggap perlu, dapat bertindak sebagai tempat pencatatan sipil,
pemberian paspor, dsb.
 Tujuan diadakannya Perwakilan Diplomatik:
 Memelihara kepentingan negaranya di negara penerima, sehingga jika terjadi
sesuatu urusan, perwakilan tersebut dapat mengambil langkah-langkah untuk
menyelesaikannya.
 Melindungi warga negara sendiri yang bertempat tinggal di negara penerima.
 Menerima pengaduan-pengaduan untuk diteruskan kepada pemerintah negara
penerima.
Dalam praktik internasional ada dua jenis perwakilan diplomatik :
 Kedutaan Besar, yang ditugaskan tetap pada suatu negara tertentu untuk saling
memberikan hubungan rutin antar negara tersebut.
 Perutusan Tetap, yang ditempatkan pada suatu organisasi internasional (PBB).
 Berakhirnya fungsi Misi Perwakilan Diplomatik : 1. Sudah habis masa jabatan 2. Ia ditarik
oleh pemerintah negaranya 3. Karena tidak disenangi (di persona non grata ) 4. Negara
penerima perang dengan negara pengirim.

3. Perwakilan Konsuler
Perwakilan Konsuler adalah lembaga kenegaraan di luar negeri yang bertugas
dalam membina hubungan non politik dengan negara lain. Ada konsuler yang bersifat tetap
dan ada konsuler kehormatan. Tugas pokok konsul kehormatan adalah menghubungkan
perdagangan ke dua negara. Pejabat ini tidak mendapat gaji, melainkan mendapat
honoraruium atas jasa-jasanya itu.

Fungsi perwakilan konsuler :


 Melaksanakan usaha peningkatan hubungan dengan negara penerima di bidang
perekonomian, perdagangan, perhubungan, kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
 Melindungi kepentingan nasional negara dan warga negara yang berada dalam wilayah
kerjanya.
 Melaksanakan pengamatan, penilaian, dan pelaporan.
 Menyelenggarakan bimbingan dan pengawasan terhadap warga negara di wilayah
kerjanya.
 Menyelenggarakan urusan pengamanan, penerangan, konsuler, protokol, komunikasi
dan persandian.
 Melaksanakan urusan tata usaha, kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan urusan
rumah tangga perwakilan Konsuler.
Perwakilan konsuler yaitu perwakilan suatu negara di negara lain dalam
bidang non politik. Dalam arti nonpolitis, hubungan satu negara dengan negara lain
diwakili oleh Korps Konsuler yang terbagi dalam kepangkatan sebagai berikut:
 Konsul Jenderal, membawahi beberapa konsul yang ditempatkan di ibu kota
negara.
 Konsul dan Wakil Konsul, konsul yaitu mengepalai suatu kekonsulan yang kadang-
kadang diperbantukan kepada konsul jenderal. Kantornya bernama Konsulat.
Wakil konsul diperbantukan kepada konsul atau konsul jenderal yang kadang
diserahi pimpinan kantor konsuler. Kantornya bernama Vice Konsulat.
 Agen Konsul, dengan tugas untuk mengurus hal-hal yang bersifat terbatas dan
berhubungan dengan kekonsulan.

Tugas perwakilan konsuler adalah mengurusi kepentingan negara dan warga negara di
negara lain menyangkut:

 Bidang Ekonomi, yaitu menciptakan tata ekonomi dunia baru dengan


menggalakkan ekspor komoditas nonmigas, promosi perdagangan, mengawasi
pelayanan, pelaksanaan perjanjian perdagangan dan lain-lain.
 Bidang Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan, seperti; tukar-menukar pelajar,
mahasiswa, dan lain-lain. Bidang-bidang lain seperti :
 Memberikan paspor dan dokumen perjalanan kepada warga pengirim dan visa atau
dokumen kepada orang yang ingin mengunjungi negara pengirim;
 Bertindak sebagai notaris dan pencatat sipil serta menyelenggarakan fungsi
administratif lainnya;
 Bertindak sebagai subjek hukum dalam praktek dan prosedur pengadilan atau
badan lain di negara penerima.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai