Anda di halaman 1dari 63

Pemicu 2 Blok

Reproduksi 2018
Satria Ghaibi Saputra
405130180
PARTUS
• Definisi:
• suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus
melalui vagina ke dunia luar
• Beberapa Istilah:
• Immaturus: < 28mgg ~ > 20mgg (BB 500-1000g)
• Prematurus: 28mgg-36mgg (BB 1000-2500g)
• Postmaturus: > 2mgg dari waktu yg diperkirakan
• Abortus: terminasi sebelum janin viable (< 20mgg)
PARTUS
• In partu
• Wanita yang sedang dalam keadaan persalinan
• Partus normal / partus biasa / spontan
• Bayi lahir dg presentasi belakang kepala tanpa memakai alat² atau
pertolongan istimewa serta tidak melukai ibu & bayi, umumnya < 24jam
• Partus luar biasa / abnormal
• Bayi dilahirkan per vaginam dg cunam atau ekstraktor vakum, versi, dan
ekstraksi, dekapitasi, embriotomi, dsb
KRITERIA IN PARTU?
• Ilmu Kebidanan 2007:
• Klinis dapat dinyatakan partus dimulai bila timbul his & wanita tsb
mengeluarkan lendir bersemu darah (bloody show)
• Info: his > 36mgg: lebih kuat setiap 10menit, serviks membuka 2cm. Durasi his
pada permulaan partus: 20s
• Akhir kala 1 his 2-4x/10menit, durasi 60-90s
• William’s obstetrics 23rd ed:
• Adanya kontraksi uterus yg nyeri ditambah 1 dari kriteria ini: (1. ruptured
membrane, 2. bloody show, 3. complete cervical effacement)
SEBAB TERJADINYA PROSES
PERSALINAN
1. Penurunan fungsi plasenta : kadar progesteron dan estrogen menurun
mendadak, nutrisi janin dari plasenta berkurang.

2. Tekanan pada ganglion servikale dari pleksus Frankenhauser, menjadi


stimulasi (pacemaker) bagi kontraksi otot polos uterus.

3. Iskemia otot-otot uterus karena pengaruh hormonal dan beban, semakin


merangsang terjadinya kontraksi.

4. Peningkatan beban / stress pada maternal maupun fetal dan


peningkatan estrogen mengakibatkan peningkatan aktifitas kortison,
prostaglandin, oksitosin, menjadi pencetus rangsangan untuk proses
persalinan.
Faktor – faktor yang mempengaruhi
Persalinan 3P
• Jalan lahir ( Passage )
• Janin ( Passanger )
• Kekuatan ibu ( Power )
His dalam Persalinan
• Definisi His:
• gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding uterus yang dimulai dari
daerah fundus uteri di mana tuba falopii memasuki dinding uterus,
awal gelombang tersebut didapat dari ‘pacemaker’ yang terdapat di
dinding uterus daerah tersebut.
• Resultante efek gaya kontraksi tersebut dalam keadaan normal
mengarah ke daerah lokus minoris yaitu daerah kanalis servikalis
(jalan laihir) yang membuka, untuk mendorong isi uterus ke luar.
His Dalam Persalinan
• His yang baik dan ideal meliputi :
• kontraksi simultan simetris di seluruh uterus
• kekuatan terbesar (dominasi) di daerah fundus
• terdapat periode relaksasi di antara dua periode kontraksi.
• terdapat retraksi otot-otot korpus uteri setiap sesudah his
• serviks uteri yang banyak mengandung kolagen dan kurang mengandung
serabut otot  tertarik ke atas oleh retraksi otot-otot korpus, kemudian
terbuka secara pasif dan mendatar (cervical effacement).
• Ostium uteri eksternum dan internum pun akan terbuka.
HIS (Kontraksi Uterus)
HIS (Kontraksi Uterus)
• Kontraksi uterus memiliki sifat :
• Kontraksi simetris
• Fundus dominan
• Relaksasi
• Mekanisme :
Kontraksi uterus

Otot-otot rahim menguncup sehingga menjadi tebal dan pendek

Kavum uteri menjadi kecil

Mendorong janin dan kantung amnion ke arah segmen bawah rahim
dan serviks
Perasaan Sakit pada His
• Nyeri persalinan pada waktu his dipengaruhi berbagai faktor
:
1. iskemia dinding korpus uteri yang menjadi stimulasi
serabut saraf di pleksus hipogastrikus diteruskan ke sistem
saraf pusat menjadi sensasi nyeri.
2. peregangan vagina, jaringan lunak dalam rongga panggul
dan peritoneum, menjadi rangsang nyeri.
3. keadaan mental pasien (pasien bersalin sering ketakutan,
cemas/ anxietas, atau eksitasi).
4. prostaglandin meningkat sebagai respons terhadap stress
Perubahan Pada Uterus
• Selama persalinan, uterus berubah bentuk menjadi dua bagian yang
berbeda:
• Segmen atas (kontraksi secara aktif)  menjadi lebih tebal ketika persalinan
• Segmen bawah (pasif)  berkembang menjadi jalan lahir yang berdinding
jauh lebih tipis
• Setiap kontraksi menghasilkan pemanjangan uterus berbentuk ovoid
disertai pengurangan diameter horizontal.
Perubahan-perubahan pada Serviks
• Kontraksi uterus pada kala I persalinan  menghasilkan tekanan
hidrostatik ke seluruh selaput ketuban  selaput ketuban pecah 
bagian terbawah janin mendesak serviks dan segmen bawah uterus
 pendataran dan dilatasi serviks pada serviks yang sudah melunak.
Pendataran/Obliterasi Serviks
• Adalah pemendekan saluran serviks dari panjang sekitar 2 cm menjadi
hanya berupa muara melingkar dengan tepi hampir setipis kertas 
terjadi dari atas ke bawah.
Proses Akomodasi
• Dengan terbentuknya segmen bawah rahim, maka pada akhir
kehamilan bentuk uterus menjadi lonjong dengan ukuran atas bawah
lebih panjang dibanding dengan ukuran melintang dan fundus uteri
lebih lebar dibanding dengan bagian bawah uterus.

• Sampai kehamilan 32 minggu kavum amnii relatif lebih besar dan air
ketuban relatif lebih banyak  dinding uterus tidak mendekati janin.
• Akhir kehamilan  air ketuban mulai berkurang
(sedikit)  dinding uterus mendekati badan janin 
janin mengakomodasikan diri dengan bentuk uterus
 ukuran memanjang janin menempati ukuran
memanjang uterus  bokong dan tungkai bawah
menempati fundus uteri  presentasi kepala

• Proses akomodasi bergantung pada:


• Banyaknya air ketuban
• Gerakan janin
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS,
Hoffman BL, et al, editors. Williams obstetrics. 24th ed. New
York: McGraw-Hill Education; 2014.
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS,
Hoffman BL, et al, editors. Williams obstetrics. 24th ed. New
York: McGraw-Hill Education; 2014.
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS,
Hoffman BL, et al, editors. Williams obstetrics. 24th ed. New
York: McGraw-Hill Education; 2014.
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS,
Hoffman BL, et al, editors. Williams obstetrics. 24th ed. New
York: McGraw-Hill Education; 2014.
Mekanisme Proses Kelahiran

Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL.
Williams Obstetrics. 24th ed. New York: McGraw-Hill; 2014.
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL.
Williams Obstetrics. 24th ed. New York: McGraw-Hill; 2014.
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman
BL. Williams Obstetrics. 24th ed. New York: McGraw-Hill; 2014.
Tanda-tanda Permulaan Persalinan /
Kala pendahuluan “preparatory stage
of labor”
1. Lightening/ settling/ dropping : turunnya bayi (Kepala bayi telah
masuk ke dalam panggul ibu)
2. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun
3. Perasaan sering / susah kencing (polakisuria)  v.u tertekan
oleh bagian bawah janin
4. Perasaan sakit di perut dan pinggang  kontraksi lemah uterus
“false labor pains”
5. Serviks lembek, mulai mendatar, sekresi  bisa bertambah
darah (bloody show)
Tanda-tanda In - Partu
Tanda Artinya Kapan terjadi
Perasaan seolah-olah Lightening/ settling/ dropping : turunnya beberapa minggu –
bayi telah turun ke bayi (Kepala bayi telah masuk ke dalam beberapa jam sebelum
bawah panggul ibu) persalinan
Keluar cairan dari Beberapa hari sebelum
vagina (jernih, Show : lendir kental yang tertimbun di persalinan / awal
pink/sedikit serviks selama kehamilan persalinan
mengandung darah)
Keluar cairan encer Selaput ketuban pecah : pecahnya kantung beberapa jam sebelum
dari vagina berisi cairan yg mengelilingi bayi selama persalinan - setiap saat
dalam kandungan selama persalinan
Kontraksi : mengkerut & mengendurnya
rahim
Pola kram yg teratur Semakin dekat saat persalinan, kontraksi ini
awal persalinan
(nyeri /kram mens) semakin kuat & bisa  nyeri karena serviks
membuka & bayi bergerak di sepanjang
jalan lahir
PEMBAGIAN FASE / KALA PERSALINAN
• Kala 1
Pematangan dan pembukaan serviks sampai lengkap (kala pembukaan)

• Kala 2
Pengeluaran bayi (kala pengeluaran)

• Kala 3
Pengeluaran plasenta (kala uri)

• Kala 4
Masa 1 jam setelah partus, terutama untuk observasi
PERSALINAN KALA 1
FASE PEMATANGAN / PEMBUKAAN SERVIKS
• DIMULAI pada waktu serviks membuka karena his : kontraksi
uterus yang teratur, makin lama, makin kuat, makin sering,
makin terasa nyeri, disertai pengeluaran darah-lendir yang
tidak lebih banyak daripada darah haid.

• BERAKHIR pada waktu pembukaan serviks telah lengkap (pada


periksa dalam, bibir porsio serviks tidak dapat diraba lagi).
Selaput ketuban biasanya pecah spontan pada saat akhir kala I.
• Fase laten : pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung
sekitar 8 jam.

• Fase aktif : pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm),


berlangsung sekitar 6 jam.
Fase aktif terbagi atas :
1. fase akselerasi (sekitar 2 jam)  pembukaan 3 cm-4 cm.
2. fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam)  pembukaan 4 cm-9 cm.
3. fase deselerasi (sekitar 2 jam)  pembukaan 9 cm-lengkap
(10cm)
Peristiwa penting pd persalinan kala 1
1. Keluar lendir / darah (bloody show) akibat:
• terlepasnya sumbat mukus (mucous plug) yang selama kehamilan menumpuk di kanalis
servikalis
• terbukanya vaskular kapiler serviks
• pergeseran antara selaput ketuban dengan dinding dalam uterus.

2. Ostium uteri internum dan eksternum terbuka sehingga serviks menipis dan
mendatar.

3. Selaput ketuban pecah spontan (beberapa kepustakaan menyebutkan


ketuban pecah dini jika terjadi pengeluaran cairan ketuban sebelum
pembukaan 5 cm).
PERSALINAN KALA 2 :
FASE PENGELUARAN BAYI

• DIMULAI saat pembukaan serviks telah lengkap.

• BERAKHIR saat bayi telah lahir lengkap.


His menjadi lebih kuat, lebih sering, lebih lama, sangat
kuat.
Selaput ketuban mungkin juga baru pecah spontan
pada awal kala 2.
• Lama kala 2 pada primigravida + 1.5 jam, multipara + 0.5 jam.
Gerakan utama pengeluaran janin pada persalinan dengan letak
belakang kepala

1. Kepala masuk pintu atas panggul : sumbu kepala janin dapat tegak
lurus dengan pintu atas panggul (sinklitismus) atau miring / membentuk
sudut dengan pintu atas panggul (asinklitismus anterior / posterior).

2. Kepala turun ke dalam rongga panggul, akibat :


1) tekanan langsung dari his dari daerah fundus ke arah daerah
bokong,
2) tekanan dari cairan amnion
3) kontraksi otot dinding perut dan diafragma (mengejan)
4) badan janin terjadi ekstensi dan menegang.

3. Fleksi : kepala janin fleksi, dagu menempel ke toraks, posisi kepala


berubah dari diameter oksipito-frontalis (puncak kepala) menjadi
diameter suboksipito-bregmatikus (belakang kepala).
Masuknya kepala ke PAP
dapat berupa:
• sinklitismus,
• asinklitimus anterior
• asinklitimus posterior
4. Rotasi interna (putaran paksi dalam) : selalu
disertai turunnya kepala, putaran ubun-ubun kecil ke
arah depan (ke bawah simfisis pubis), membawa
kepala melewati distansia interspinarum dengan
diameter biparietalis.

5. Ekstensi : setelah kepala mencapai vulva, terjadi


ekstensi setelah oksiput melewati bawah simfisis
pubis bagian posterior. Lahir berturut-turut : oksiput,
bregma, dahi, hidung, mulut, dagu.
6. Rotasi eksterna (putaran paksi luar) : kepala berputar kembali sesuai
dengan sumbu rotasi tubuh, bahu masuk pintu atas panggul dengan
posisi anteroposterior sampai di bawah simfisis, kemudian dilahirkan
bahu depan dan bahu belakang.

7. Ekspulsi : setelah bahu lahir, bagian tubuh lainnya akan dikeluarkan


dengan mudah. Selanjutnya lahir badan (toraks,abdomen) dan lengan,
pinggul / trokanter depan dan belakang, tungkai dan kaki.
Peristiwa penting persalinan kala 2
• Bagian terbawah janin (pada persalinan normal : kepala) turun sampai dasar
panggul.

• Ibu timbul perasaan / refleks ingin mengejan yang makin berat.

• Perineum meregang dan anus membuka (hemoroid fisiologik)

• Kepala dilahirkan lebih dulu, dengan suboksiput di bawah simfisis (simfisis pubis
sebagai sumbu putar / hipomoklion), selanjutnya dilahirkan badan dan anggota
badan.

• Kemungkinan diperlukan pemotongan jaringan perineum untuk memperbesar


jalan lahir (episiotomi).
Mekanisme Persalinan Normal
His cukup kuat

Kepala janin akan turun dan mulai masuk ke dalam rongga panggul

Kepala melintasi pintu atas panggul dapat dalam keadaan :
Sinklitismus
Asinklitismus (anterior dan posterior)

Kepala mengadakan fleksi di dalam rongga panggul

Fleksi maksimal pada dasar panggul

Kepala menemui diafragma pelvis diikuti tekanan intrauterin (his) berulang-ulang

Kepala mengadakan putaran paksi dalam

Ubun-ubun kecil berada dibawah simfisis

Kepala mengadakan gerakan defleksi untuk dapat dilahirkan

Vulva lebih membuka dan kepala janin makin tampak

Perineum menjadi makin lebar dan tipis, anus membuka dinding rektum

Dengan his + mengejan -> tampak dahi, muka dan dagu

Kepala lahir

Kepala mengadakan rotasi (paksi luar)

Bahu melintasi pintu atas panggul dalam keadaan miring

Bahu berada dalam posisi depan belakang

Dilahirkan bahu depan terlebih dahulu lalu bahu belakang

Dilahirkan trokanter depan terlebih dahulu lalu trokanter belakang

Bayi lahir seluruhnya

Tali pusat dijepit diantara 2 cunam dengan jarak 5 dan 10 cm

Digunting kedua cunam tersebut lalu diikat

Bayi segera menarik nafas dan menangis

Pelepasan plasenta dengan dinding uterus
PERSALINAN KALA 3 :
FASE PENGELUARAN PLASENTA
• DIMULAI pada saat bayi telah lahir lengkap.
BERAKHIR dengan lahirnya plasenta.

• Kelahiran plasenta : lepasnya plasenta dari insersi pada dinding uterus, serta
pengeluaran plasenta dari kavum uteri.

• Lepasnya plasenta dari insersinya : mungkin dari sentral (Schultze) ditandai


dengan perdarahan baru, atau dari tepi / marginal (Matthews-Duncan) jika
tidak disertai perdarahan, atau mungkin juga serempak sentral dan marginal.

• Pelepasan plasenta terjadi karena perlekatan plasenta di dinding uterus adalah


bersifat adhesi, sehingga pada saat kontraksi mudah lepas dan berdarah.
Pada keadaan normal, kontraksi uterus bertambah keras, fundus setinggi
sekitar / di atas pusat.

• Plasenta lepas spontan 5-15 menit setelah bayi lahir.


(jika lepasnya plasenta terjadi sebelum bayi lahir, disebut solusio/abruptio
placentae – keadaan gawat darurat obstetrik ).
KALA 4 :
OBSERVASI PASCAPERSALINAN
• Dr, bidan, penolong persalinan, mendampingi wanita min 1 jam postpartum
• Sebelum meninggalkan, perhatikan 7 point:
• Kontraksi uterus harus baik
• Tidak ada perdarahan per vaginam / perdarahan dalam alat genitalia lain
• Plasenta & selaput ketuban harus lahir lengkap
• VU harus kosong
• Luka pada perineum harus terawat dengan baik & tidak ada hematoma
• Bayi dalam keadaan baik
• Ibu dalam keadaan baik --> nadi & TD N, frekuensi nadi me↓
Kriteria Neonatus Normal
• Posisi tungkai & lengan fleksi, bergerak aktif • Perut bayi datar, teraba lemas
• Wajah, bibir & selaput lendir, dada harus • Tidak ada perdarahan, pembengkakan,
berwarna merah muda tanpa kemerahan/bisul nanah, bau tidak enak pada tali pusat, atau
• RR : 40-60x/menit tanpa tarikan dinding dada kemerahan sekitar tali pusat
kedalam yang kuat • Kulit terlihat utuh, tidak ada lubang &
• DJ : 120-160x/menit benjolan pada tulang belakang
• Suhu : 36,5-37,5°C • Jumlah jari tangan kaki normal, posisinya baik
• Bentuk kepala asimetris  hilang dalam 48 • Lubang anus terlihat, mekonium & air seni
jam; ubun-ubun besar rata/tidak menonjol keluar 24 jam setelah lahir
• Tidak ada kotoran/sekret di mata • BBL : 2,5-4 kg
• Bibir, gusi, langit-langit utuh, tidak ada yang • Panjang lahir : 48-52 cm
terbelah
• Lingkar kepala : 33-37 cm
• Bayi mengisap kuat

Kementerian Kesehatan. Buku saku pelayanan kesehatan neonatal esensial.


Jakarta: Kementerian Kesehatan; 2010.
APGAR SCORE

0-3 : asfiksia berat Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL.
4-7 : asfiksia sedang Williams Obstetrics. 24 ed. New York: McGraw-Hill; 2014.
th

7-10 : Normal
Pemantauan : bila skor apgar 5 menit masih < 7, penilaian lanjutkan tiap 5 menit, sampai
skor mencapai 7
Kementerian Kesehatan. Buku saku pelayanan kesehatan neonatal
esensial. Jakarta: Kementerian Kesehatan; 2010.
Kementerian Kesehatan. Buku saku pelayanan
kesehatan neonatal esensial. Jakarta: Kementerian
Kesehatan; 2010.
Kementerian
Kesehatan. Buku saku
pelayanan kesehatan
neonatal esensial.
Jakarta: Kementerian
Kesehatan; 2010.
• Tanda & gejala yang harus diwaspadai

Kementerian Kesehatan. Buku saku pelayanan


kesehatan neonatal esensial. Jakarta: Kementerian
Kesehatan; 2010.
Masa Nifas
Puerperium Normal dan Penanganannya

• Masa puerperium / masa nifas mulai setelah partus selesai dan


berakhir setelah kira-kira 6 minggu.
• Seluruh alat genital baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan
dalam waktu 3 bulan.
Genitalia Interna dan Eksterna
• Dalam masa nifas alat genitalia interna / eksterna akan
berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum
hamil.
• Perubahan alat genital dalam keseluruhannya  involusi.
• Terjadi juga hemokonsentrasi dan timbul laktasi.
• Setelah janin dilahirkan fundus uteri kira-kira setinggi pusat,
segera setelah plasenta lahir, tinggi fundus uteri 2 jari di bawah
pusat.
• Pada hari kelima postpartum uterus kurang lebih setinggi 7 cm
atas simfisis / setengah simfisis pusat, sesudah 12 hari uterus
tidak dapat diraba lagi di atas simfisis.
• Bagian bekas implantasi plasenta merupakan suatu luka yang
kasar dan menonjol ke dalam kavum uteri, segera setelah
persalinan.
• Uterus gravidus aterm beratnya kira-kira 1000 gram.
• 1 minggu postpartum berat uterus akan jadi 500 gram, 2
minggu postpartum jadi 300 gram, dan setelah 6 minggu
postpartum, berat uterus jadi 40-60 gram (berat uterus 30
gram).
• Perubahan ini berhubungan erat dengan perubahan pada
miometrium.
• Pada miometrium terjadi perubahan yang bersifat proteolisis.
• Hasil dari proses ini dialirkan melalui pembuluh getah bening.
• Otot-otot uterus berkontraksi segera postpartum.
• Pembuluh darah yang berada di antara anyaman otot-otot
uterus akan terjepit sehingga menghentikan perdarahan
setelah plasenta lahir.
Serviks
• Perubahan yang terjadi serviks segera postpartum
bentuk serviks agak menganga seperti corong.
• Disebabkan korpus uteri yang dapat mengadakan
kontraksi sedangkan serviks tidak berkontraksi
sehingga pada perbatasan antara korpus dan serviks
uteri terbentuk semacam cincin.
• Warna serviks kehitam-hitaman karena penuh
pembuluh darah. Konsistensinya lunak.
Endometrium
• Timbulnya trombosis, degenerasi, dan nekrosis di tempat
implantasi plasenta.
• Pada hari pertama endometrium yang kira-kira setebal 2-5 mm
itu mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan
desidua dan selaput janin.
• Setelah 3 hari, permukaan endometrium mulai rata akibat
lepasnya sel-sel dari bagian yang mengalami degenerasi.
• Sebagian besar endometrium terlepas.
• Regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa sel desidua
basalis, yang memakan waktu 2-3 minggu.
• Jaringan di tempat implantasi plasenta mengalami degenerasi
dan kemudian terlepas yang berlangsung lengkap sehingga
tidak ada jaringan parut pada bekas tempat implantasi
plasenta.
Ligamen dan Pelvis
• Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang meregang sewaktu kehamilan dan partus,
setelah janin lahir, berangsur-angsur ciut kembali seperti sediakala.
• Tidak jarang pula wanita mengeluh kandungannya turun setelah melahirkan oleh karena
ligamenta, fasia, jaringan penunjang alat genitalia menjadi agak kendor.
• Untuk memulihkan kembali jaringan-jaringan penunjang alat genitalia dan otot dinding perut dan
dasar panggul dianjurkan untuk melakukan latihan tertentu.
• Pada 2 hari postpartum sudah dapat diberikan fisioterapi.
• Keuntungan lain dapat dicegahnya stasis darah yang dapat mengakibatkan trombosis masa nifas.
• Luka-luka jalan lahir, seperti bekas episiotomi yang telah dijahit, luka pada vagina dan serviks bila
tidak luas akan sembuh per primam kecuali bila terdapat infeksi.
Hemokonsentrasi
• Pada masa hamil didapat hubungan pendek yang dikenal sebagai shunt antara
sirkulasi ibu dan plasenta.
• Setelah melahirkan, shunt akan hilang dengan tiba-tiba.
• Volume darah pada ibu relatif akan bertambah.
• Keadaan ini menimbulkan beban pada jantung.
• Keadaan ini dapat diatasi dengan mekanisme kompensasi dengan timbulnya
hemokonsterasi sehingga volume darah kembali seperi sediakala.
• Umumnya hal ini terjadi pada hari-hari ke 3- 15 hari postpartum.
Laktasi
• Sejak kehamilan muda, sudah terdapat persiapan-persiapan pada
kelenjar-kelenjar mamma untuk menghadapi masa laktasi ini.
• Perubahan yang terdapat pada kedua mamma antara lain :
- Proliferasi jaringan
Terutama kelenjar-kelenjar dan alveolus mamma dan lemak.
- Pada duktus laktiferus terdapat cairan yang kadang-kadang
dapat dikeluarkan, berwarna kuning (kolostrum).
- Hipervakularisasi terdapat pada permukaan maupun pada
bagian dalam mamma.
- Setelah partus, pengaruh menekan dari estrogen dan progestron
terhadap hipofisis hilang.
Perubahan Lain Pada Masa Nifas
• After pains atau mules-mules sesudah partus akibat kontraksi uterus kadang-
kadang sangat menganggu selama 2-3 hari postpartum.
• Perasaan mules ini lebih terasa bila wanita tersebut sedang menyusui. Perasaan
sakit timbul jika masih terdapat sisa-sisa selaput ketuban, sisa-sisa plasenta, atau
gumpalan darah di dalam kavum uteri.
• Sesudah 12 jam pertama melahirkan, umumnya suhu badan akan kembali
normal.
• Segera setelah partus nadi dapat terjadi bradikardia.
• Bila terdapat takikardia sedangkan badan tidak panas, mungkin ada perdarahan
berlebihan.
• Pada masa nifas umumnya denyut nadi lebih labil dibandingkan dengan suhu
badan.
• Abodmen, terutama uterus, harus diawasi teliti dalam masa nifas.
• Pada akhir masa nifas kedua kuman-kuman di vagina dapat mengadakan
kontaminasi pada uterus.
• Tetapi, tidak semua wanita dalam masa nifas mengalami infeksi oleh karena
adanya lapisan pertahanan terdiri atas leukosit.
Lokia
• Lokia adalah sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina
dalam masa nifas.
• Pada hari pertama dan kedua lokia rubra atau lokia kruenta
terdiri atas darah segar bercampur sisa-sisa selaput ketuban, sel-
sel desidua, sisa-sisa verniks kaseosa, lanugo, dan mekonium.
• Hari berikutnya darah bercampur lendir  lokia sanguinolenta.
• Setelah 1 minggu, lokia cair tidak berdarah lagi, warnanya agak
kuning  lokia serosa.
• Setelah 2 minggu lokia hanya merupakan cairan putih  lokia
alba.
• Biasanya lokia berbau agak sedikit amis kecuali bila terdapat
infeksi dan akan berbau busuk seperti lokiostasis (lokia tidak
lancar keluar) dan infeksi.
Perawatan Postpartum
• Dimulai sejak kala uri dengan menghindarkan adanya kemungkinan perdarahan postpartum, dan infeksi.
• 8 jam postpartum wanita tersebut harus tidur terlentang untuk mencegah terjadinya perdarahan
postpartum.
• Sesudah 8 jam boleh miring ke kiri/kanan untuk mencegah adanya trombosis.
• Ibu dan bayi dapat ditempatkan dalam 1 kamar bersama  rooming in.
• Pada hari kedua dapat dilakukan latihan senam.
• Pada hari ketiga dapat duduk, pada hari keempat berjalan, dan hari kelima dapat dipulangkan.
• Diet yang diberikan harus cukup kalori, mengandung cukup protein, cairan, serta banyak buah-buahan.
• Bila wanita tidak dapat berkemih disebabkan karena m. Sfingter vesika et uretra mengalami tekanan oleh
kepala janin, sehinggga fungsinya terganggu dan sebaiknya dilakukan kateterisasi.
• Defekasi atau BAB harus ada dalam 3 hari postpartum.
Perawatan Mamma
• Areola mamma dan puting susu dicuci teratur dengan sabun dan
diberi minyak atau cream, agar tetap lemas, jangan sampai kelak
mudah lecet/pecah-pecah.
• Sebelum menyusui mamma harus dibikin lemas dengan melakukan
massage secara menyeluruh.
• Bila bayi meninggal, laktasi harus dihentikan dengan cara mengadakan
pembalutan kedua mamma hingga tertekan, dan dapat pula diberikan
Bromocryptin sehingga pengeluaran Lactogenic hormone tertekan.
Pemeriksaan Postnatal
Yang harus diperiksa :
• Keadaan umum
• Keadaan payudara dan putingnya
• Dinding perut apakah ada hernia
• Keadaan perineum
• Kandung kencing, apakah ada sistokel atau uretrokel
• Rektum, apakaj ada rektokel dan pemeriksaan tonus m. Sfingter ani
• Adanya fulor albus
• Keadaan serviks, uterus
Langkah Inisiasi Menyusu Dini dalam
Asuhan Bayi Baru Lahir
Lahirkan, lakukan
penilaian pada bayi,
dan keringkan

Lakukan kontak kulit


ibu & bayi minimal 1
jam

Biarkan bayi mencari


& menemukan puting
ibu & mulai menyusu

Kementerian Kesehatan. Buku saku pelayanan Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman
kesehatan neonatal esensial. Jakarta: Kementerian BL. Williams Obstetrics. 24th ed. New York: McGraw-Hill; 2014.
Kesehatan; 2010.
Posisi Menyusui Yang Baik

Kementerian Kesehatan. Buku saku pelayanan


kesehatan neonatal esensial. Jakarta: Kementerian
Kesehatan; 2010.

Anda mungkin juga menyukai