Anda di halaman 1dari 11

RESUME

INSTRUMENTASI TEKNIK TOTAL THIROIDEKTOMI PADA Ny. S


DENGAN KASUS KANKER THYROID DI OK 11 (OK ONKOLOGI)

1. Pengertian
Stuma merupakan penyakit yang diakibatkan oleh kekurangan yodium
sebagai unsur utama dalam pembentukan hormon T 3 dan T 4 sehingga
untuk mengimbangi kekurangan tersebut, kelenjar thiroid bekerja lebih
aktif dan menimbulkan pembesaran yang mudah terlihat di kelenjar
thyroid. Kanker thyroid adalah tumor ganas pada thyroid yang
pertumbuhanya sangat cepat dan dapat bermetastase ke organ organ tubuh
yang laian sehingga tindakan pembedahan perlu segera di lakukan.
(De jong & syamsuhidayat, 1998)
2. Indikasi
Pasien dengan kanker thyroid
3. Kontra Indikasi
Pada pasien dengan masalah pembekuan darah
Pada pasien dengan gangguan jantung dan pembuluh darah
4. Persiapan
4.1. Persiapan Pasien di Kamar Operasi
1) Pasien telah menandatanggani persetujuan tindaka kedokteran
dan mendapatkan pendidikan kesehatan pre, intra dan post
operasi.
2) Pasien menanggalkan semua perhiasan dan gigi palsu.
3) Pasien dalam kondisi bersih, daerah operasi terbebas dari
rambut, serta memakai pakaian khusus kamar operasi.
4) Pasien di baringkan di meja operasi dengan posisi supine.
5) Pasien dilakukan tindakan anestesi general anestesi
6) Memasang plat diatermi pada paha kanan.
7) Memasang catheter.
4.2. Persiapan Lingkungan
1) Mempersiapkan, mengatur dan mengecek fungsi dari alat
penunjang diantaranya: mesin suction, mesin electro couter,
lampu operasi, meja operasi, meja mayo dan meja instrumen,
lampu foto rontgent dll.
2) Memberikan perlak pada meja operasi dan diberi duk besar dan
di lapisi dengan underpad steril
3) Mempersiapkan linen steril dan instrumen yang akan di
gunakan.
4) Mempersiapkan tempat sampah agar mudah di jangkau.
5) mempersiapkan dan duk pada meja operasi
6) Mempersipakan alat alat, bahan habis pakai.
7) Mengatur suhu ruangan
4.3. Persiapan Alat
4.3.1. Persiapan Instrumen
a) Instrumen steril yang ada di meja mayo
No Nama Alat Jumlah
1 Towel Klem (duk klem) 5
2 Washing & Dressing klem 1
3 Pinset adson (bebek) 2
4 Tissue Forcep (pinset anatomi) 2
5 Gunting Mayo (kasar) 1
6 Gunting metzenboum 1
7 Scalp blade & handle no 3 1
8 Mosquito klem 3
9 Hemostatic forcep pean (Pean bengkok) 4
10 Hemostatic forceps Kocher bengkok 4
11 Surgical scissor ( gunting benang lurus) 1
12 Needle holder sedang / kecil 1/1
13 Pean cantik (sweet clamp/chrome clamp) 1
14 Canule suction 1
15 Langenback 1set
16 Allis 1
17 penggaris 1

b) Instrumen Tambahan

No Nama Alat Jumlah


1 -
c) Instrumen Penunjang

1) Instrumen Penunjang Steril


No Nama Alat Jumlah
1 Kaber couter monopolar 1
2 Slang suction 1
3 Bengkok 2
4 Cucing 1
5 Kom sedang 1
6 Mangkok 1

2) Instrumen Penunjang On Steril


No Nama Alat Jumlah
1 Mesin anestesi 1
2 Mesin couter 1
3 Mesin Suction 1
4 Lampu operasi 2
6 Meja operasi 1
7 Meja instrumen 1
8 Meja mayo 1
9 Standar infus 3
10 Troli waskom 1
11 Tempat sampah 1
12 Gunting 1

4.3.2. Set Linen Umum

No Nama Linen Jumlah


1 Duk besar 4
2 Alas meja instrumen 2
3 Duk kecil 4
4 Sarung meja mayo 1
5 Handuk kecil (handuk tangan) 6
6 Schort (gaun operasi) 6

4.3.3. Bahan Habis Pakai

No Nama bahan Jumlah


1 Mess no 10 1
2 Handscon sesuai ukuran 6
3 Cairan aquades 1
4 Vicryl 4.0 Round 1
5 Ziede 3.0 3
6 Mersilk 2.0 Round 2
7 Mersilk 3.0 Round 1
8 Deppers 5
9 Kasa sedang 60
10 Savlon 4 100 cc
11 Underpad steril / on steril 2/1
12 Sofratule 1
13 Spuit 10 cc 1
14 Foley cath no 16 1
15 Jelly 5 cc
16 Urobag 1
17 Spongostan 1
18 Hibiscrub 20 cc
19 Redon drain no 12 1
20 Hipavix Sesuai
kebutuhan

5. Instrumentasi Teknik
1. Perawat instrumen menyiapkan alat, linen dan bahan habis pakai
yang akan di gunakan.
2. Perawat instrumen scrubing, gowning, dan gloving
3. Perawat instrumen menyiapkan meja instrumen yang meliputi duk
besar dan tebal, underped steri, kemudian duk sedang.
4. Menata linen di meja instrumen yang meliputi skoret, duk besar,
duk sedang, handuk tangan dll.
5. Menyiapkan meja mayo meliputi sarung meja mayo, underped
steril, duk sedang.
6. Perawat instrumen menyiapkan alat di meja mayo dan di meja
instrumen sesuai kebutuhan, kemudian menutupi dengan duk
sedang.
Sign In
7. Pasien datang ke kamar operasi, melakukan sign in meliputi:
a) Konfirmasi identitas pasien
b) Konfirmasi apakah pasien sudah tahu dengan tindakan yang
akan di lakukan
c) Konfirmasi persetujuan tindakan kedokteran
d) Konfirmasi penandaan area operasi
e) Menanyakan apakah ada riwayat alergi
Pada perawat anestesi di tanyakan tentang:
a) Persiapan mesin dan obat anesthesi
b) Fungsi pulse oxymeter
c) Apakah ada faktor penyulit
8. Setelah pasien di tidurkan terlentang (supinasi) dengan tangan
terlentang dan mendapat pembiusan general anestesi (GA), perawat
sirkuler memasang folly catheter no 16 dan di sambungan ke
urobag, kemudian mencuci lapangan operasi dengan chlorhexidine
dan di keringan dengan duk kecil steril. Pasang ground pada paha
kanan pasien, kemudian pasang underpad on steril di bawah
kepala.
9. Perawat instrumen melakukan surgical scrubing, gowning dan
gloving kemudian membantu operator dan asisten menggenakan
handuk steril, gowning dan gloving steril sesuai ukuran.
10. Perawat memberikan desinfeksi klem dan cucing yang berisi
deppers dan savlon 4 kepada operator untuk dilakukan desinfeksi
pada lapang operasi
11. Operator melakukan desinfeksi pada lapang operasi yaitu area pada
leher dan sekelilingnya, bagian atas sampai dagu, bagian bawah
sampai dada.
12. Dilakukan drapping :
a) Memberikan duk besar untuk di pasangkan di bagian atas
menutupi kepala dan sekitarnya.
b) Memberikan duk besar untuk di pasangkan di bagian bawah
mulai dari leher sampai kaki.
c) Memberikan duk kecil untuk di pasangkan di samping kanan
dan kiri pasien
d) Memberikan duk besar lagi untuk di pasangkan di bawah mulai
dari leher sampai kaki.
e) Memberikan duk kecil untuk di tutupkan di area dada pasien
13. Perawat instrumen mengatur dan memasang kabel couter, slang
suction, di dekat daerah yang akan di operasi dengan cara fiksasi
terlebih dahulu dengan kasa lalu jepit dengan duk klem.
14. Tim bedah melakukan “ Time Out” meliputi konfirmasi nama
pasien, umur, ruangan, diagnosa, jenis tindakan, tim operasi,
antibiotik profilaksis, lama operasi dan antisipasi kejadian kritis.
15. Berikan 2 kasa steril pada asisten untuk diletakkan pada pinggir
doek samping kanan dan kiri kemudian difiksasi dengan mersilk
2/0 jarum round.
16. Berikan methelin blue pada operator untuk memberi marker pada
daerah yang akan dilakukan insisi.
17. Memberikan hanvaf mess 1 (handle mess no 3 dan mess no 10) ,
insisi di pada daerah leher dengan arah horizontal sampai tampak
lemak, sementara asisten merawat perdarahan dengan
menggunakan mosquito, kasa kering dan couter.
18. Berikan double pinset chirurgis dan couter kepada operator dan
asisten untuk memperdalam insisi.
19. Operator membuat flap atas dan bawah, sebelumnya sub cutis
difiksasi dengan klem kocher, kemudian asisten membantu
mengangkat dengan posisi 90o sambil merawat perdarahan.
20. Setelah kedua flap terbuka diberi bantalan dengan kasa basah yang
digulung, kemudian difiksasi ke draping dengan benang mersilk
2/0 jarum round untuk memperluas lapang pandang operasi.
21. Operator membebaskan strep muscle dengan pean manis dan
pincet anatomis, asisten membantu dengan memegang mosquito
klem dan pincet anatomis sambil merawat perdarahan.
22. Operator melakukan eksplorasi pada struma dengan pean panjang
(pean manis) dan pincet anatomis,
23. Berikan metzenboum, pinset anatomis dan couter untuk
membebaskan masa tumor dari pembuluh darah dan syaraf.
24. Berikan operator alis klem untuk memegang jaringan struma.
25. Jika menemui pembuluh darah, dilakukan ligasi
Berikan klem mosquito untuk klem kedua pembuluh darah
Berikan metzenboum untuk memotong pembuluh darah
Berikan pean bengkok yang ujungnya sudah di jepit dengan
benang ziede 3.0 untuk meligasi pembuluh darah
Berikan gunting kasar untuk memotong benang
(Jika pembuluh darahnya kecil dapat dilakukan pembekuan dengan
couter)
26. Kemudian operator melakukan pembebasan ful atas, asisten
membantu dengan memegang langen back, setelah kelihatan
ujungnya di klem dengan 3 klem pean bengkok tanggung lalu
dipotong dengan menggunakan gunting metzenbaum, dijahit ikat
dengan mersilk 2/0 jarum round.
27. Operator melakukan identifikasi untuk mencari nervous recurent
laringeus menggunakan pean panjang (pean manis). Bila
menemukan pembuluh darah di klem kedua sisi digunting dengan
gunting metzenbaum dan diligasi dengan ziede 3/0.
28. Selanjutnya dilakukan thyroidektomi berikan pean sedang pada
operator dan gunting metzenbaum dengan 3 klem bengkok dan
gunting sampai seterusnya hingga tumor terangkat dan terus rawat
perdarahan dengan couter.
29. Selanjutnya tumor diangkat dan dilakukan pemeriksaan PA, terus
dilakukan perawatan perdarahan pada area operasi. Cek berulang-
ulang sampai benar-bear tidak ada perdarahan.
30. Sambil mengecek perdarahan cuci area operasi dengan aquades,
bila masih ada perdarahan asisten diberi couter untuk
menghentikan perdarahan. Setelah benar-benar tidak ada
perdarahan pasang spongostan, cek kelengkapan alat dan jumlah
kasa.
31. Pasang redon drain no 12 kemudian fiksasi dengan mersilk 2/0
jarum round
32. Lakukan sign out dengan mencocokan jenis tindakan, kecocokan
alat, bahan habis pakai yang di gunakan, serta perhatian khusus
pada saat pasien di ruang pulih sadar (Recovery room)
33. Fiksasi mersilk 2/0 pada bagian flap atas dan flap bawah dilepas,
dengan memberikan gunting kasar
34. Jahit luka lapis demi lapis, otot di jahit dengan memberikan neadle
holder, pinset chirurgis, vicryl 4.0 dan jahit kulit dengan vicryl 4.0
subcutis .
35. Setelah proses menjahitnya selesai bersihkan area operasi dengan
kasa yang di basahi aquades dan di keringkan dengan kasa kering
36. Tutup luka operasi dengan sofratule, kasa kering kemudian hypafix
37. Lepas duk klem dan hitung kembali jumlah alat dan kasa lalu
bersihkan pasien dari alat alat.
38. Operasi selesai, bersihkan dan rapikan pasien, dan catat bahan
habis pakai di lembar depo
39. Inventarisasi peralatan yang di pakai

Pembimbing OK 11

(Mochamad Rifai, A.Md.Kep)


DAFTAR PUSTAKA

Djokomoelyanto. 2001. Kelenjar Tiroid Embriologi, Anatomi dan Faalnya. FKUI:


Jakarta
Davis, Anu Bhalla. 2005. Goiter, Toxic Nodular. E Mediciene
Jitiwiyono, Sugeng & Kristiyanansari, Weni. (2010) Asuhan Keperawatan Post
Operasi. Yogyakarta: Nuha Medika
J Gruendemannbarbara, fernsebner Billie. (2005) Buku Ajar Keperawatan
perioperatif Volume 1. Jakarta EGC.
Smeltzer, Suzanne C. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Volume 3,
edisi 8. Jakarta EGC.
Sjamsuhidayat, R, dan Wim De Jong. 1998. Buku Ajar Ilmu Bedah edisi revisi.
Jakarta: EGC.
Brunner & Suddarth (2003), Buku Ajar keperawatan Medikal Bedah. Edisi
8 Volume 3, Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Fernsebner, Billie. 2005. Buku Ajar Keperawatan Perioperatif vol.2
Jakarta EGC.
Jitiwiyono, Sugeng & Kristiyanansari, Weni. (2010) Asuhan Keperawatan
Post Operasi. Yogyakarta: Nuha Medika
J Gruendemannbarbara, fernsebner Billie. (2005) Buku Ajar Keperawatan
perioperatif Volume 1. Jakarta EGC.
Smeltzer, Suzanne C. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Volume 3, edisi 8. Jakarta EGC.
Sjamsuhidayat, R, dan Wim De Jong. 1998. Buku Ajar Ilmu Bedah edisi
revisi. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai