Anda di halaman 1dari 8

RESUME

INSTRUMENTASI TEKNIK HERNIOTOMI PADA An. M DENGAN


DIAGNOSA HIL SINISTRA DI OK 2 (OK BEDAH ANAK)

1. Pengertian
Hernia adalah penonjolan bagian organ atau jaringan melalui
lubang abnormal (Dorlan, 1998)
Hernia adalah Penonjolan suatu organ atau sruktur organ di
tempatnya yg normal melalui sebuah defek congenital atau yg di
dapat (Long, 1996)
Hernia Inguinal ini terjadi melalui cincin inguinal dan melewati korda
spermatikus melalui kanalis inguinalais
Tindakan herniotomi adalah tindakan dimana seluruh hernia di
potong dan di angkat lalu di buang tindakan ini di lakukan pada
hernia yang nekrosis.
2. Indikasi
Hernia pada anak anak
3. Kontra Indikasi
-
4. Persiapan
4.1. Persiapan Pasien
1) Puasa
2) Pasien dipersiapkan secara fisik.
3) Keluarga pasien telah menandatanggani persetujuan
tindakan kedokteran dan mendapatkan pendidikan
kesehatan pre, intra dan post operasi.
4) Pasien dalam kondisi bersih, daerah operasi terbebas
dari rambut, menanggalkan semua perhiasan serta
memakai pakaian khusus kamar operasi.
5) Pasien di baringkan di meja operasi dengan posisi
supine.
6) Pasien dilakukan tindakan general anesthesi (GA)
7) Memasang plat diatermi pada paha kanan.
8) Memasang catheter.
4.2. Persiapan Lingkungan
1) Mempersiapkan, mengatur dan mengecek fungsi dari alat
penunjang diantaranya: mesin suction, mesin electro
couter, lampu operasi, meja operasi, meja mayo dan
meja instrumen.
2) Mempersiapkan linen steril dan instrumen yang akan di
gunakan di meja instrumen dan meja mayo..
3) Mempersiapkan tempat sampah agar mudah di jangkau.
4) Mempersiapkan alat alat dan bahan habis pakai.
5) Memasang infant warmer pada meja operasi.
4.3. Persiapan Alat
4.3.1. Persiapan Instrumen
a) Instrumen steril yang ada di meja mayo
No Nama Alat Jumlah
1 Towel Klem (duk klem) 5
2 Washing & Dressing klem 1
3 Dissecting klem (pinset chirurgi) 2
4 Dissecting klem (pinset chirurgi) manis 1
5 Tissue Forcep (pinset anatomi) 2
6 Gunting metzenboum 1
7 Scalp blade & handle no 3 1
8 Hemostatic forcep pean (Pean bengkok 10
kecil)
9 Hemostatic forceps Kocher bengkok kecil 4
10 Surgical scissor ( gunting benang lurus) 1
11 Needle holder kecil 1

b) Instrumen Tambahan
No Nama Alat Jumlah
1 Haak Pyelum 2
c)
Instrumen Penunjang

1) Instrumen Penunjang Steril


No Nama Alat Jumlah
1 Kaber couter monopolar 1
2 Bengkok 2
3 Cucing 1
No Nama Alat Jumlah
4 Kom sedang 1
5 Mangkok 2

2) Instrumen Penunjang On Steril


No Nama Alat Jumlah
1 Mesin anestesi 1
2 Mesin couter 1
3 Mesin Suction 1
4 Lampu operasi 2
6 Meja operasi 1
7 Meja instrumen 1
8 Meja mayo 1
9 Standar infus 3
10 Troli waskom 1
11 Tempat sampah 1
12 Gunting 1
13 Infant Warmer 1

4.3.2. Set Linen Umum

No Nama Linen Jumlah


1 Duk besar 4
2 Alas meja instrumen 2
3 Duk kecil 4
4 Sarung meja mayo 1
5 Handuk kecil (handuk tangan) 6
6 Schort (gaun operasi) 6

4.3.3. Bahan Habis Pakai

No Nama bahan Jumlah


1 Mess no 15 1
2 Handscon sesuai ukuran 4
3 Cairan normal saline 0,9 % 1
4 Deppers 5
5 Kasa sedang 10
6 Povidon iodine (betadin 10 %) 60 cc
7 Underpad steril / on steril 1/1
8 Sofratule 1
9 Spuit 2,5 cc 2
10 Hipavix 1
11 Marcain 1 cc
12 Still Deppers Kecil (peanut/kacang) 4 biji
13 Vicryl 3/0 1
14 Monosin 4/0 1
5. Instrumentasi Teknik
1. Perawat instrumen menyiapkan alat instrumen, linen dan
bahan habis pakai yang akan di gunakan.
2. Perawat instrumen scrubing, gowning, dan gloving
3. Perawat instrumen menyiapkan meja instrumen yang
meliputi duk besar dan tebal, kemudian duk sedang.
4. Menata linen di meja instrumen yang meliputi skoret, duk
besar, duk sedang, handuk tangan dll.
5. Menyiapkan meja mayo meliputi sarung meja mayo,
underped steril, duk sedang.
6. Perawat instrumen menyiapkan alat di meja mayo dan di
meja instrumen sesuai kebutuhan, kemudian menutupi
dengan duk sedang.
Sign In
7. Pasien datang ke kamar operasi, melakukan sign in meliputi:
a) Konfirmasi identitas pasien
b) Konfirmasi apakah pasien sudah tahu dengan tindakan
yang akan di lakukan
c) Konfirmasi persetujuan tindakan kedokteran
d) Konfirmasi penandaan area operasi
e) Menanyakan apakah ada riwayat alergi
Pada perawat anestesi di tanyakan tentang:
a) Persiapan mesin dan obat anesthesi
b) Fungsi pulse oxymeter
c) Apakah ada faktor penyulit
8. Setelah pasien di tidurkan terlentang (supinasi) dengan
tangan terlentang dan mendapat pembiusan general
anesthesi (GA), perawat sirkuler mencuci lapangan operasi
dengan chlorhexidine dan di keringan dengan kasa sedang.
Pasang ground pada pantat pasien.
9. Perawat instrumen melakukan surgical scrubing, gowning
dan gloving kemudian membantu operator dan asisten
menggenakan handuk steril, gowning dan gloving steril
sesuai ukuran.
10. Perawat memberikan desinfeksi klem dan cucing yang berisi
deppers, povidone iodine dan alkohol kepada operator untuk
dilakukan desinfeksi pada lapang operasi.
11. Operator melakukan desinfeksi pada lapang operasi yaitu
area abdoman kuadran kiri sampai kedua paha dan scrotum
dengan menggunakan povidone iodine. Kemudian operator
membersihkan bekas povidone iodine dengan menggunakan
kasa alkohol, kemudian di keringkan dengan kasa kering.
12. Dilakukan drapping :
a) Memberikan duk kecil untuk diletakan di bawah skrotum
b) Memberikan duk besar untuk di pasangkan di bawah, di
mulai dari paha sampai ujung jari.
c) Memberikan duk sedang untuk di pasangkan di bagian
atas mulai dari umbilikal sampai kepala pasien.
d) Memberikan duk kecil untuk di pasangkan di bagian
samping kiri dan kanan pasien kemudian fiksasi dengan
duk klem di setiap sudut.
e) Pasang duk sedang lagi di bagian bawah di mulai dari
paha sampai ujung jari.
13. Perawat instrumen mengatur dan memasang kabel couter,
di dekat daerah yang akan di operasi dengan cara fiksasi
terlebih dahulu dengan kasa lalu jepit dengan duk klem.
14. Tim bedah melakukan “ Time Out” meliputi konfirmasi nama
pasien, umur, ruangan, diagnosa, jenis tindakan, tim operasi,
antibiotik profilaksis, lama operasi dan antisipasi kejadian
kritis.
15. Memberikan dissecting forcep (pinset chirurgis) dan cucing
yang berisi povidone iodine untuk marker area operasi.
16. Memberikan hanvaf mess (handle mess no 3 dan mess no
15) dan dissecting forcep (pinset chirurgis) untuk insisi, insisi
di perdalam sampai fasia dengan couter, sementara asisten
merawat perdarahan dengan menggunakan mosquito dan
kasa kering.
17. Setelah fasia terlihat berikan mess dan pinset chirurgis untuk
membuka fasia, berikan kocher kecil untuk menjepit fasia
yang sudah terbuka. Kemudian berikan metzenboum untuk
memperpanjang insisi fasia, berikan haak pyelum pada
asisten agar operator mendapatkan lapang pandang yang
luas.
18. Funikulus spermatikus di preparasi dengan memberikan
steel deppers kecil basah yang sudah di jepit haemostatik
forcep kocher.
19. Identifikasi kantong hernia dengan memberikan 2 tissue
forcep, kantong hernia di buka dengan menggunakan
metzenboum scissors, berikan pinset anatomis untuk
memastikan lubang dari kantong hernia.
20. Kantong distal dan proksimal di pisahkan dengan
memberikan metzenboum scissors, pinset anatomis dan
kasa basah.
21. Setelah pangkal dari kantong hernia tersebut ditemukan /
didapatkan dengan ditandai adanya pre peritonium fat, maka
dokter operator memutuskan untuk menutup kantong
tersebut.
22. Kantong proksimal dijahit tabagzaknat (jahit melingkar)
dengan memberikan neadle holder dan pinset anatomis
(tissue forceps) dengan menggunakan benang vicryl 3/0,
kemudian kantong tersebut di potong di atas simpul jahitan
dengan menggunkan metzenboum.
23. Kantong bagian distal dipisahkan dari jaringan yang melekat
dengan pinset anatomis, metzenboum scissors dan kasa
basah, kemudian di couter untuk menghentikan perdarahan.
24. Rawat perdarahan dengan memberikan haemostatik forceps
(pean bengkok kecil) dan kasa basah.
25. Lakukan sign out dengan mencocokan jenis tindakan,
kecocokan alat, bahan habis pakai yang di gunakan, serta
perhatian khusus pada saat pasien di ruang pulih sadar
(Recovery room)
26. Jahit luka lapis demi lapis, fasia dan fat di jahit dengan
memberikan neadle holder, pinset chirurgis dan benang
vicryl 3/0, kulit di jahit dengan menggunakan monosin 4/0.
27. Setelah proses menjahitnya selesai, berikan spuit 3 cc yang
berisi marcain 1 % untuk infiltrasi area sekitar luka operasi
untuk menggurangi nyeri post operasi
28. Bersihkan area operasi dengan kasa yang di basahi NS 0,9
% dan di keringkan dengan kasa kering
29. Tutup luka operasi dengan sofratule, kasa kering kemudian
hypafix
30. Lepas duk klem hitung kembali jumlah alat dan kasa lalu
bersihkan pasien dari alat alat.
31. Operasi selesai, bersihkan dan rapikan pasien, dan catat
bahan habis pakai di lembar depo
32. Instrument dibersihkan dan di kemas untuk disterilkan
kembali setelah diberi etiket dan indikator.
33. Ruangan dirapikan dan cuci tangan.

Pembimbing OK 2

(Bpk. Karyono)

DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth (2003), Buku Ajar keperawatan Medikal
Bedah. Edisi 8 Volume 3, Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Dorlan 1998. Buku Ajar Keperawatan Perioperatif vol.2 Jakarta
EGC.
Jitiwiyono, Sugeng & Kristiyanansari, Weni. (2010) Asuhan
Keperawatan Post Operasi. Yogyakarta: Nuha Medika
J Gruendemannbarbara, fernsebner Billie. (2005) Buku Ajar
Keperawatan perioperatif Volume 1. Jakarta EGC.
Smeltzer, Suzanne C. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Volume 3, edisi 8. Jakarta EGC.
Sjamsuhidayat, R, dan Wim De Jong. 1998. Buku Ajar Ilmu Bedah
edisi revisi. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai