Anda di halaman 1dari 7

RESUME INSTRUMENT TEHNIK

DENGAN BATU PYELUM DEXTRA

TINDAKAN (PYELOLITHOTOMY)

KAMAR OPERASI 3

UROLOGY

Oleh :

ADE CHRIS WAHYUDI

PELATIHAN INSTRUMENTATOR KAMAR OPERASI


RUMAH SAKIT DR. SAIFUL ANWAR MALANG

2013
I. Pengertian
Pyelolithotomy adalah tindakan atau tehnik bedah yang digunakan untuk mengambil batu di
pyelum. (http://bedah46.blogspot.com/2008/03/batu-ginjal-by-mr-prie.html)

II. Tujuan
1. Untuk mengatur alat secara sistematis di meja instrumen
2. Memperlancar handling instrumen
3. Mempertahankan kesterilan alat selama operasi berlangsung.

III. Persiapan lingkungan


1. Mengatur dan mengecek fungsi mesin suction,couter, lampu operasi, meja operasi, meja mayo,
meja instrument
2. Memberi perlak dan doek pada meja operasi, sarung meja mayo pada meja mayo, mempersiapkan
linen steril dan instrument yang akan digunakan.
3. Menempatkan tempat sampah yang sesuai agar mudah dijangkau

IV. Pengkajian
1. Identitas pasien
2. Kondisi fisik dan psikis
3. Kelengkapan alat instrument
4. Hasil foto rontgent, laboratorium, EKG, vital sign normal.

V. Persiapan Pasien
1. Pasien dipersiapkan dalam kondisi bersih dan menggunakan pakaian khusus masuk kamar
operasi.
2. Pasien menanggalkan semua perhiasan yang dipakai.
3. Pasien telah memberikan inform consent
4. Pasien diposisikan pada posisi lumbothomy di meja operasi
5. Pasien diberikan General anestesi
6. Memasang plat diathermi pada kaki
A. PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
ALAT STERIL
 Meja instrument
 Duk kecil : 4 buah

 Duk sedang/panjang : 4 buah

 Duk besar : 2 buah

 Sarung meja mayo : 1 buah

 Schort/gown : 6 buah

 Selang suction : 1 buah

 Bengkok + kom : 1/1 buah

 Kassa / deppers : secukupnya

 Underpad steril : 2 buah

 Perlak karet : 1 buah

 Handuk steril : 4 buah

 Couter : 1 buah

 Baskom besar : 1 buah

 Meja Mayo
 Handvat mess no. 7 (long) + no. 4 : 1/1 buah
 Pinset chirugis panjang (dissecting forceps) : 2 buah
 Pinset anatomis panjang manis (tissue forceps) : 1 buah
 Pincet anatomis panjang : 2 buah
 Surgical scissors / gunting prepare / mayo : 1 buah
 Metzenboum scissors : 1 buah
 Suture scissors / gunting benang : 1 buah
 Towel forceps / duk klem : 5 buah
 Sponge holding forcep / desinfeksi klem : 1 buah
 Mosquito : 2 buah
 Arteri klem vanpean bengkok : 2 buah
 Arteri klem vankocher lurus : 2 buah
 Nald voeder / needle holder : 2 buah
 Pyelo haag (hak pyelum) : 2 buah
 Langenbeck : 2 buah
 Haag tajam : 2 buah
 T-Man (besar / sedang) : 2 buah
 Right angel (pean 90º) : 2 buah
 Pean manis / Delicate hemostatic forcep pean curve : 1 buah
 Spreider abdomen : 1 buah
 Babcock : 1 buah
 Allise clamp : 2 buah
 Fenster (ring klem) : 2 buah
 Stein tang / stone tang : 2 buah
 Canule suction : 1 buah

 Alat on steril
 Meja operasi : 1 buah

 Lampu operasi : 1 buah

 Mesin suction : 1 buah

 Meja instrument : 1 buah

 Plat diatermi : 1 buah

 Mesin couter : 1 buah

 Meja mayo : 1 buah

 Tempat sampah medis : 1 buah

 Standart Waskom : 2 buah

 Standart infuse : 1 buah

 Bahan habis pakai


 Handscoen sesuai ukuran : sesuai kebutuhan
 Paragon mess no. 11 + no. 22 : 1 /1 buah
 NS 0.9 % : 1000cc
 Povidone iodine 10 % : 100cc
 Hibiscrub : 50cc
 Spuit 10cc / 20cc / 50cc/3cc : 2 / 1 / 1/ 1 buah
 Redon drain no. 14 : 1 buah
 Nelaton cateter no. 14 (untuk spoel ginjal) : 1 buah
 Nelaton cateter no. 8 (untuk tegel ureter) : 1 buah
 Pita (kasa gulung) : 1 buah
 Vicryl no. 4-0 : 2 buah
 Plain no. 2-0 : 1 buah
 Zeide no. 2-0 : 1 buah
 Cromic hepar no. 1 : 2 buah
 Stepler kulit : 1 buah
 Dj stant/guide wire (k/p) : 1 buah
 NGT No. 8 (untuk sondase distal) : 1 buah
 Deppers steril : 5 buah
 Gause kecil steril / kassa kecil : 3 bendel
 Big gause / kassa besar : 1 bendel
 Wound dressing (Sofratule) : 1 buah
 Hipavix 15 x 20 cm : 1 buah
 U-pad on/steril : 1/1 buah
 Folley catheter no. 16 : 1 buah
 Urobag : 1 buah

 Jelly : secukupnya

B.TEHNIK INSTRUMENTASI
1. Sign In
2. Setelah pasien dilakukan induksi oleh tim anestesi, perawat sirkuler memasang folley
catheter no.16+urobag dan memasang arde/ ground lalu mengatur posisi pasien dengan
posisi lumbothomy.
3. Instrumen melakukan surgical scrub, gowning and gloving.
4. Berikan desinfeksi klem dan cucing berisi deppers dan betadine kepada operator/ asisten
untuk desinfeksi area operasi.
5. Operator melakukan drapping, berikan doek besar bawah dan atas, doek sedang untuk
kanan kiri, berikan doek klem untuk fiksasi pada ke-4 sisinya, lalu pasang doek tapal
kuda.
6. Perawat instrumen mendekatkan alat-alat kedekat pasien, pasang couter dan slang
suction.
7. Time out
8. Berikan pada operator kasa basah dan kasa kering untuk membersihkan area operasi dari
cairan desinfeksi.
9. Operator mulai melakukan insisi posisi melintang kearah umbilikus, berikan handvat
mess no. 22 dan pinset chirurgis.
10. Berikan asisten hag tajam untuk membuka lapangan operasi dan Insisi diperdalam
dengan cutting diatermi sampai rongga retroperitoneal, untuk memperluas lapang padang
berikan langen back.
11. Berikan stiil deppers ring klem dan langen back untuk menyisihkan fat + peritoneum.
12. Berikan operator gunting metzembaum + pinset anatomis untuk membuka fasia gerota.
13. Operator mencari ureter berikan klem 90+pincet anatomis panjang dan asisten berikan
timan,setelah mendapatkan ureter kemudian ditegel dengan nelaton no. 8 dan klem
dengan kockher lurus.setelah itu pasang sprider.
14. Perawat instrument memberikan ring klem untuk mengangkat perirenal fat, ginjal
dibebaskan dari perirenal fat dengan pinset anotomis panjang dan gunting metzembaum.
15. Setelah ginjal bebas dari jaringan sekitar, ditegel dengan pita (agak basah) untuk
mengangkat ginjal.
16. Operator mencari pyelum, setelah pyelum ditemukan berikan haak pyelum untuk
membuka pyelum.
17. Operator melakukan insisi dengan mess no.11. Pada pyelum dan dilebarkan dengan
gunting metzembaum.
18. Berikan stein tang / stone tang untuk mengambil batu pyelum.
19. Setelah batu dikeluarkan, melakukan sondose pada ureter distal dengan menyemprot NS
+ betadine dengan menggunakan NGT no.8 dan spuit 20 cc untuk mengetahui kelancaran
dari urinary track dengan melihat apakah cairan NS+betadine keluar lewat kateter
fungsinya adalah untuk melihat apakah ada sumbatan.
20. Kemudian melakukan spolling ginjal dengan nelaton cateter no.14 dengan spuit 50 cc
dengan cairan NS.bila terjadi perdarahan berikan operator naldfuelder+benang cromic
hepar no.1
21. Berikan pincet anatomis/pean 90 untuk memasang DJ Sent + guide wire, bila perlu
dilakukan isi buli untuk memastikan dj stent masuk dlam buli.
22. Berikan naldfuelder+pincet anatomis kepada operator menjahit insisi dengan vicryl 4-0
kemudian cuci dan pasang redondrain no.14 dan difiksasi zeide 2-0 dan evaluasi
pendarahan
23. Sign Out
24. Menutup fasia berikan operator jahitan (nald voeder + pinset chirugis) dengan benang
vicryl no. 1.
25. Menutup fat (lemak) berikan operator jahitan (nald voeder + pinset chirugis) dengan
benang vicryl no. 1/ plain 2.0 dengan jarum tajam.
26. Menutup kulit berikan operator stapler kulit.
27. Setelah proses penjahitan selesai, berikan kasa basah untuk membersihkan luka insisi /
bekas darah lalu kasa kering. Kemudian tutup dengan supratulle, kasa kering lalu hypafix
28. Alat-alat dibersihkan, pasien dirapikan
29. Perawat instrument menginventaris alat – alat dan bahan habis pakai di lembar depo
farmasi, kemudian mencuci dan menata alat-alat pada instrument set, serta merapikan
kembali ruangan

Mengetahui
Pembimbing OK 3
UROLOGY

(____________________)

Anda mungkin juga menyukai