Anda di halaman 1dari 24

BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 Gambaran Lingkungan Kamar Operasi


Kamar operasi sentral merupakan salah satu instalasi di RSUD Dr.
Saiful Anwar dengan tugas pokok dan fungsi menyediakan sumber daya,
fasilitas dan kompetensi untuk mendukung penyelenggaraan kegiatan
pelayanan pendidikan dan pelatihan pada pelayanan bedah sentral dirumah
sakit, sehingga pelayanan dituntut sesuai dengan prosedur tetap yang ada
dan mengutamakan kepuasan pelanggannya.
Kegiatan utamanya adalah melakukan tindakan operasi elektif dan
terencana. OK sentral memiliki 19 kamar operasi yang terdiri dari, 12
kamar operasi terletak di Instalasi bedah sentral, 4 kamar operasi terletak
di pavilyun dan 3 kamar operasi di IGD. Manajemen operasi dilakukan
untuk menunjang kelancaran tindakan operasi dan meliputi manajemen
pasien, tim operasi (operator, perawat, anestesi), ruang operasi, fasilitas
dan peralatan serta bahan habis pakai, waktu atau jam operasi.
Proses diawali dari pendaftaran operasi dari instalasi rawat inap atau
pengguna kamar operasi, lalu dilanjutkan dengan penelaahan oleh tim
leader OK sentral maka tersusunlah jadwal operasi yang rasional sesuai
dengan situasi dan kondisi saat itu. Kemudian jadwal operasi ditulis agar
mudah dilihat dan diketik lalu digandakan kemudian diinformasikan pada
pengguna kamar operasi melalui instalasi rawat inap sehari sebelum
pelaksanaan operasi.

3.2 Teknik Instrumentasi TAH – SOD dan Salpingektomy


3.2.1 Persiapan
A. Persiapan pasien
1. Pasien dipersiapkan dalam kondisi bersih dan mengenakan pakaian
khusus masuk kamar operasi.
2. Pasien harus puasa.
3. Persetujuan tindakan operasi dan anesthesi, kelengkapan identitas
dan status pasien (lembar penandaan dan lembar serah terima
pasien).
4. Pasien mampu diposisikan pada posisi supine di meja operasi yang
akan dilakukan tindakan pembiusan dengan CSE.
5. Pastikan area operasi bersih, bila perlu dicukur atau diskiren.
6. Dokumentasi identitas pasien di buku register dan membuat asuhan
keperawatan pasien.
B. Persiapan lingkungan
1. Mengatur dan mengecek suhu ruangan (19-22°C), fungsi mesin
suction, mesin couter, lampu operasi, meja mayo, meja instrumen
dan viewer.
2. Menyiapkan tempat sampah, set waskom, set instrumen steril (set
histerektomi) dan set linen umum serta bahan habis pakai.
3. Memberi perlak, duk dan under pad pada meja operasi.
C. Persiapan alat
1. Instrument operasi
a. Instrument dasar
 Dressing forcep (desinfeksi klem) : 1
 Towel clamp (doek klem) : 5
 Tissue forceps (pinset cirurgis) : 2
 Dissecting forceps (pinset anatomis) : 2
 Surgical scissor (gunting kasar) : 1
 Metzembaum scissor (gunting metzemboum) : 1
 Scaple blade & handle (handvat mess) no. 4 : 1
 Delicate hemostatic forcep pean curve (mosquito klem) : 2
 Hemostatic forceps pean (klem pean sedang) : 2
 Klem pean bengkok panjang : 4
 Hemostatic forceps kocher (kocher sedang) : 2
 Klem kokher panjang : 2
 Needle holder : 2
 Gunting benang : 1
 Nissen forceps (klem pean manis) : 1
b. Instrument tambahan
 Ring klem : 2
 Friendster : 1
 Mikulic (peritoneum klem) : 4
 Klem histerektomi bengkok : 2
 Klem histerektomi lurus : 2
 Klem 90° : 1
 Retractor US army (Langenbeck) : 1
 Abdominal retractor (richardson) : 1
 Pinset anatomis manis : 1
 Spatel : 1
 Canule suction : 1
 Surgical needle: round besar /cutting : 1/1
c. Instrument penunjang
I. Instrumen penunjang steril di meja instrumen
 Handpiece couter : 1
 Bengkok : 1
 Kom : 1
 Cucing
: 1
 Waskom : 1
 Pegangan lampu : 1
II. Instrumen penunjang on steril
 Mesin couter : 1
 Mesin suction
: 1
 Lampu operasi : 2
 Meja operasi : 1
 Meja instrumen : 1
 Meja mayo : 1
 Troli waskom
: 1
 Tempat sampah medis/non medis :1/1
 Tempat handuk basah
: 1
 Gunting verban : 1
2. Persiapan linen
 Duk besar : 4
 Duk sedang : 4
 Duk kecil : 4
 Gaun operasi : 6
 Sarung meja mayo : 1
 Handuk tangan : 6
3. Persiapan bahan habis pakai
 Handscoon 6,5 /7 /7,5 : 6 /4 /4
 Mess no.22 :1
 Aquadest : 1000 cc
 Providon iodine 10% : 100 cc
 Hypavix : secukupnya
 Kassa steril : 30 lembar
 Big kass : 5 lembar
 Deppers : 10 buah
 Spuit 10 cc :1
 Sufratul :1
 Spongostan :1
 Side no. 1 / 2-0 :1/1
(silk non absorbable)
 Vicryl no. 0 / 1 :2/1
(polyglicolic acid absorbable)
 Monocyn no. 3-0 :1
(polyglycapron absorbable)
 Plain no. 1 :1
(plain catgut absorbable)
 Chromic no. 1 :1
(chromic catgut absorbable)
 Under pad steril & non steril :2/1
 Cateter no. 16 :1
 Urobag :1
 Jelly : secukupnya
 Alkohol : 20 cc
 Conection suction / EMP :1
 Hibiscrub : secukupnya
 Towel :1

3.2.2 Teknik instrumentasi


1. Serah terima pasien dari premedikasi ke perawat sirkuler.
2. Melakukan Sign in yang dihadiri oleh dokter operator, dokter anestesi dan
perawat sirkuler :
 Apakah pasien telah dikonfirmasi identitas, area operasi, tindakan
operasi, dan lembar persetujuan : sudah
 Apakah area operasi sudah ditandai : sudah (lembar penandaan
sudah ada)
 Apakah mesin anestesi dan obat-obatan telah diperiksa
kesiapannya : sudah
 Apakah pulse oksimeter pada pasien telah berfungsi baik : sudah
 Apakah pasien mempunyai riwayat alergi : tidak
 Penyulit airway atau resiko aspirasi : tidak
 Resiko kehilangan darah lebih 500ml : ya
3. Membantu memindahkan pasien ke meja operasi yang sudah dialasi under
pad.
4. Atur posisi pasien supine diatas meja operasi.
5. Perawat instrumen melakukan surgical scrub, gowning dan gloving
selanjutnya melakukan persiapan alat di meja instrumen dan meja mayo.
6. Tim anesthesi melakukan induksi dengan CSE (combine spinal epidural).
7. Setelah tim anasthesi melakukan induksi (CSE), perawat sirkuler
memasang kateter no. 16 beserta urinbag lalu fiksasi balon kateter dengan
aquadest 10 cc.
8. Perawat instrument membantu gowning dan gloving pada operator dan
asisten.
9. Perawat sirkuler membersihkan area operasi dengan sabun antiseptik, lalu
memasang arde di kaki pasien.
10. Berikan desinfeksi klem dan 3 buah deppers dengan povidone iodine
dalam cucing pada asisten / operator untuk melakukan desinfeksi
lapangan operasi.
11. Melakukan drapping :
a. Under pad steril untuk bagian simpisis pubis.
b. Duk besar tebal (1) untuk bagian bawah badan.
c. Duk besar tebal (1) untuk bagian atas badan.
d. Duk sedang (2) untuk kanan dan kiri pasien.
e. Duk kecil (1) untuk bagian bawah, fiksasi dengan duk klem 4 buah.
12. Pasang kabel couter dan selang suction, fiksasi dengan towel klem, lalu
dekatkan meja mayo.
13. Berikan kasa basah dan kasa kering pada operator untuk membersihkan
lapangan operasi dari iodine povidone.
14. Perawat sirkuler membacakan Time out :
 Konfirmasi semua tim operasi telah memperkenalkan nama dan
tugas masing-masing : sudah
 Konfirmasi nama pasien, jenis tindakan dan area yang akan di
operasi: sudah
 Antibiotik profilaksis telah diberikan paling tidak 60 menit
sebelum operasi : sudah (cefazolin 1gr)
 Untuk operator:
 Apakah ada tindakan darurat atau prosedur diluar standart
operasi yang akan dilakukan : ya, perdarahan
 Berapa lama operasi : kurang lebih 2 jam
 Antisipasi kehilangan darah : rawat perdarahan, sedia PRC
2 labu
 Untuk anestesi : apakah ada perhatian khusus mengenai pembiusan
pada pasien ini ? ya, perdarahan durante op
 Untuk instrument :
 Apakah peralatan sudah di sterilisasi : sudah
 Apakah ada perhatian khusus pada peralatan : ada, jumlah
alat, kassa, bekhas dan deppers, benda tajam
15. Operator dipersilahkan untuk memimpin doa sebelum operasi dimulai.
16. Berikan pinset chirurgis ke operator untuk marking menandai area insisi.
17. Berikan handle & mess no. 22 melalui bengkok kepada operator untuk
incisi (Pfanensteil), lalu berikan pinset cirurgis pada operator dan juga ke
asisten .
18. Berikan klem mosquito kepada asisten, kasa dan couter untuk rawat
perdarahan.
19. Berikan couter untuk memperdalam insisi lapis demi lapis dari fat sampai
daerah fasia, lalu rawat perdarahan dengan couter dan pincet cirurgis atau
mosquito jika ada perdarahan. Berikan handvat mess dan mess no 22
dengan bengkok untuk sedikit insisi fasia ±1-2 cm, kemudian berikan
dobel kokher untuk menjepit kedua tepi fasia dan berikan gunting kasar
pada operator untuk memperlebar fasia serta berikan langenbeck pada
asisten untuk memperluas lapangan operasi.
20. Berikan pinset anatomis kepada operator untuk membuka otot secara
tumpul.
21. Setelah nampak peritoneum, berikan dua pinset anatomis pada operator
dan asisten, lalu berikan gunting metzembaum kepada operator.
22. Berikan abdominal retraktor / hack daun dalam untuk membuka lapangan
operasi lebih luas.
23. Setelah uterus tampak, berikan big kass (1) yang sudah dibasahi untuk
melindungi usus agar tidak menutupi medan pandang bagian atas.
24. Operator melakukan eksplorasi rongga abdomen:
 Didapatkan diameter uterus kurang lebih 9 cm dan panjang 25cm,
membesar dan berdungkul – dungkul.
 Adnexa kanan dan kiri membesar.
 ovarium kanan membesar keras dan kanan normal.
25. Operator memutuskan melakukan tindakan TAH-SOD dan salpingectomy
sinistra.
26. Berikan dua klem panjang bengkok pada operator untuk menjepit
ligamentum rotundum dan berikan couter untuk memotong rotundum
lakukan hal yang sama pada contra lateral.
27. Berikan zide 1 untuk ligasi jaringan yang dibuang dan vicril 0 untuk
jaringan yang ditinggal dilakukan hal yang pada sisi kontra lateral.
28. Berikan gunting metzenbaum dan pincet cirurgis pada operator untuk
membuka blader flap 2cm diatas plica vesika urinaria, assisten diberi
koker panjang dan pinset anatomis untuk menjepit jaringan yang dibuka
dan beri kassa basah kecil untuk melindungi vesica urinaria.
29. Dengan kedua ujung jari telunjuk operator melakukan tunel avaskular
untuk membuka ligamentum infundibulum pelvicum kemudian berikan 2
klem panjang untuk menjepit dan dipotong dengan gunting kasar diantara
2 klem.
30. Berikan benang vicril 0 untuk ligasi sisa ligamentum yang ditinggal dan
zide 1 untuk jaringan yang dibuang dan berikan gunting benang ke pada
asisten untuk menggunting benang. Lakukan hal yang sama pada sisi
kontra lateral. Untuk bagian ovarium sinistra tidak di potong hanya bagian
tuba falopi yang di potong.
31. Berikan 2 buah klem histerectomi bengkok pada operator untuk menjepit
vasa uterina, kemudian dipotong dengan gunting kasar diantara 2 klem.
32. Berikan vicril 0 untuk ligasi jaringan yang ditinggal dan zide 1 untuk ligasi
jaringan yang dibuang, dan berikan gunting benang ke pada asisten untuk
menggunting benang. Lakukan hal yang sama pada sisi contra lateral.
33. Berikan 2 buah klem histerektomy untuk menjepit ligamentum
sacrocervicalis dan pubocervicalis sampai setinggi portio lalu dipotong
diantara 2 klem dengan gunting kasar, berikan vicril 0 untuk ligasi
jaringan yang ditinggal dan zide 1 untuk jaringan yang dibuang, dan
berikan gunting benang ke pada asisten untuk menggunting benang.
34. Berikan 2 klem histerektomi lurus untuk menjepit portio disisi kiri-kanan
35. Berikan mess 22 pada operator untuk melakukan amputasi setinggi portio.
36. Tampak stoma vagina, berikan klem koker untuk menjepit tepi stoma agar
tidak retraksi kebawah.
37. Beri kasa alkohol dan pincet anatomi kepada operator untuk desinfeksi
liang vagina.
38. Berikan vicril 0 dan pinset cirurgis untuk menjahit sudut kanan dan kiri
pada stoma vagina dilanjutkan dengan menutup stoma dengan veston.
39. Evaluasi dan rawat perdarahan.
40. Berikan nald foerder untuk mengikat sisa benang pada ligamentum dan
sudut stoma vagina.
41. Ambil kassa kecil yang melidungi vesica urinaria.
42. Kasa besar dikeluarkan dari rongga peritoneum dan pastikan tidak ada
yang tertinggal.
43. Berikan 4 peritoneum klem untuk menjepit keempat sisi peritoneum.
44. Berikan NS 0,9% untuk mencuci peritoneum sekaligus melihat adanya
perembesan, suction dan keringkan dengan steel depers, kemudian
pastikan tidak ada perdarahan aktif kalau perlu berikan spongostan.
45. Perawat sirkuler membacakan Sign out sebelum dilakukan penutupan:
 Konfirmasi jenis tindakan : TAH-SOD dan salpingectomy sinistra
 Kecocokan jumlah instrument, kassa, jarum sebelum dan sesudah
operasi : cocok
 Label pada spesimen : ada, PA uterus
 Apakah ada permasalaahan pada alat yang digunakan : tidak
 Perhatian khusus pada masa recovery pasien :
 Operator : tidak ada
 Anestesi : hemodinamik
46. Setelah dipastikan inventaris lengkap, berikan nald fouder + plain no. 1
(dengan jarum round besar) + pincet anatomis untuk menjahit jaringan
peritoneum dan berikan langenback ke asisten untuk memudahkan lapang
pandang operator, dilanjutkan sampai otot.
47. Menutup fasia, berikan koker 2 buah lalu berikan nald fouder + vicryl no.
1 + pincet cirurgis untuk jahit fasia.
48. Berikan jahitan plain no. 1 + jarum cutting + pincet cirurgis untuk
menjahit lemak hingga sub kutis.
49. Untuk menutup kulit, berikan nald fouder + monocyn 3-0 + pincet
cirurgis.
50. Bersihkan luka operasi dengan kasa basah dan kering.
51. Tutup luka operasi dengan sufratul, kasa kering dan tutup hypavix.
52. Operasi selesai, ambil kabel couter dan selang suction dengan melepas
doek klem lalu bersihkan pasien dan posisikan pasien litotomi, asisten
mengambil kasa alkohol dalam vagina.
53. Bereskan semua instrument kemudian didekontaminasi (rendam pada
pricept 2,5% selama 10 menit (9 pricept : 5L air), bersihkan dengan
zydecim (40cc zydecim : 5L air) dan bilas dengan air mengalir.
dikeringkan, diinventaris, bungkus / packing dan siap disteril.
54. Catat pemakaian bahan habis pakai pada lembar depo dan rapikan ruang
operasi.
3.3 Asuhan Keperawatan
3.3.1 Pengkajian keperawatan perioperative

IDENTITAS PASIEN TIM OPERASI


Nama : Ny. R Operator : dr. Siti Candra, SpOG
Umur : 43 tahun Asisten : dr. Tar / dr. Lem
Register : 1507896 Instrumen : Ismed / Ayu
Diagnosa : - Multiple myoma uteri
- Cystoma ovarii Dr. Anestesi : dr. Roddy
- Infertil primer Asisten anestesi : Bu Endang
Sirkuler : Mbak Nurit
Tindakan : TAH-SOD dan Salpingektomy
Tanggal : 18 Maret 2015
Jenis anestesi : CSE (combine spinal epidural)
Jam induksi : 09.50 WIB
Jam insisi : 10.20 WIB
Jam selesei : 12.30 WIB
I. Pengkajian Pra Operasi
 Keluhan utama : Pasien mengatakan perut semakin lama
semakin membesar, tidak terasa nyeri.
 Riwayat penyakit sekarang : Pasien mengatakan perut terasa semakin
besar ± 1 tahun yang lalu.
 Riwayat penyakit dahulu : Pasien berobat ke rumah sakit di Lumajang
setelah ± 6 bulan terasa ada keluhan, saat awal terasa keluhan tidak
langsung di periksakan karena pasien takut. Kemudian dari rumah sakit di
Lumajang pasien di rujuk ke RSUD Dr.Saiful Anwar dengan ca ovarium
dan mulai menjalani pemeriksaan di poli kandungan.
Keadaan umum :
(v) Composmentis ( ) Samnolent
( ) Apatis ( ) Supor
( ) Coma

Tanda – tanda vital :


(v) Tekanan darah : 130/80 mmHg
(v) Nadi : 90 x/menit
(v) Suhu : 36 °C
(v) RR : 22 x/menit
(v) TB : 155 cm
(v) BB : 65 kg
Pernapasan :
(v) Spontan
( ) Canula
( ) Oksigen
Surat ijin operasi :
(v) Ya
( ) Tidak
Protese, gigi palsu, cat kuku, kontak lensa :
( ) Ya
(v) Tidak
Perhiasan :
( ) Ya
(v) Tidak
Folley catether :
( ) Ya
(v) Tidak
Persiapan kulit / cukur :
(v) Ya
( ) Tidak
Huknah / gliserin :
( ) Ya
(v) Tidak
Persediaan darah :
(v) Ya : PRC 3 kolf
( ) Tidak
Contoh darah :
(v) Ya
( ) Tidak
Hasil laboratorium :
(v) Ya
( ) Tidak
 Laboratorium tanggal 17 - 03 - 2015
 Hasil pemeriksaan darah lengkap
Pemeriksaan Hasil Harga normal
Hb 15,20 g/dl 11,4-15,1 g/dl
Eritrosit 5,13x10 6/µL 4-5x10 6 /µL
Leukosit 8,98x10 3/µL 4,7-11,3 10 3 /µL
Hematocrit 45,10 % 38-42 %
Trombosit 349.000 142.000-424.000

 Hasil faal hemostasis


PPT
Pemeriksaan Hasil
Pasien 9,90 detik
INR 0,95 detik

APTT
Pemeriksaan Hasil
Pasien 33,40 detik
Kesimpulan: PTT dan APTT dalam batas
normal
Hasil pemeriksaan Elektrolit
Pemeriksaan Hasil Harga normal
Natrium 139 mmol/L 136-145 mmol/L
Kalium 4,75 mmol/L 3.5-5 mmol/L
Klorida 109 mmol/L 98-106 mmol/L

Hasil rontgen, USG, MRI, lain-lain :


(v) Ya USG 4 lembar, thorax 1 lembar
( ) Tidak
 USG tanggal 20 – 02 - 2015
 Tampak uterus membesar dengan multiple myoma subserous ukuran
85,9 mm x 108 mm
 Tampak masa kista ukuran 46,3 mm x 43,4 mm
 Ren dekstra dan sinistra hidronefrosis gr I
Kesimpulan : multiple myoma uteri + cystoma ovarium
 Rontgent tanggal 20 – 02 - 2015
Kesimpulan : hasil foto thorak normal
 Hasil Pap smear tanggal 26 – 02 – 2015
 KI Bethesda : ditemukan sel yang disebabkan oleh infeksi
trikhomonas vaginalis
 KI Papanicolao : class II
Infus :
(v) Ya : RL 30 tpm
( ) Tidak
Alergi obat :
( ) Ya
(v) Tidak
Obat premedikasi :
(v) Ya : cefazolime 1 gram
( ) Tidak
Pernah operasi :
( ) Ya
(v) Tidak
Pendidikan kesehatan yang telah diberikan :
(v) Nafas dalam
(v) Latian miring
 Diagnosa keperawatan pre operatif
1. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan dan stress pembedahan
 DS : Pasien mengatakan takut akan tindakan operasi yang akan
dilakukan dan semalam tidak bisa tidur.
 DO : Pasien terlihat tegang saat diruang premedikasi
TTV : TD = 130/80mmHg, nadi = 90 kali/menit, RR = 22 kali/menit
 Tujuan : Pasien tidak cemas, pasien mengerti tentang prosedur
operasi.
 Kriteria hasil :
- pasien mengatakan paham dengan penjelasan petugas
- Pasien mengerti serta mau berbicara dan mengungkapkan
perasaannya dengan petugas
- Pasien tampak tenang
 Intervensi :
1. Jelaskan tentang prosedur operasi secara singkat dan mudah
dimengerti.
2. Berikan dukungan nyata pada emosional klien dengan rasa
simpati dan empati.
3. Jelaskan bahwa operasi ini sudah sering dilakukan dan
ditangani oleh tim ahli.
4. Anjurkan klien untuk tenang dan rileks dengan nafas panjang.
 Evaluasi :
- klien tampak tenang.
- Klien mengatakan cemas berkurang.
- Klien tampak mengerti dan mau mengungkapkannya dengan
petugas.
II Pengkajian Intra Operatif
Induksi : 09.50 s/d 10.10 WIB
Insisi : 10.20 s/d 12.30 WIB
Jenis pembiusan :
(v) Spinal
( ) General
( ) Lokal
( ) Regional
(v) Epidural
Posisi infuse :
(v) Tangan kanan
( ) Tangan kiri
( ) Kaki kanan
( ) Kaki kiri
( ) Arteri line
( ) CVP
Posisi pembedahan :
(v) Supine
( ) Lumbotomi
( ) Lithotomi
( ) Lateral
Jenis operasi :
(v) Bersih
( ) Bersih terkontaminasi
( ) Kontaminasi
( ) Kotor
Golongan operasi :
( ) Khusus
(v) Besar
( ) Sedang
( ) Kecil
Posisi tangan :
(v) Terlentang
( ) Terlipat
Kateter Urin :
(v) Ya
( ) Tidak
(v) Dalam OK dipasang oleh : Mbak Nurit
( ) Ruangan
Desinfeksi kulit :
(v) povidone iodine
( ) Alkohol
( ) Yodium
( ) iodopors
Incisi kulit :
( ) median
( ) paramedian
(v) lain - lain : Pfanenstiel
Plat diathermi :
Lokasi
( ) Bokong
( ) Bahu
(v) Tungkai kaki
( ) Tangan
( ) Paha dipasang oleh : Mbak Nurit
Pemeriksaan sebelumnya :
(v) Utuh
( ) Menggelembung
Pemeriksaan sesudahnya :
(v) Utuh
( ) Menggelembung
Mesin anasthesi :
(v) Ya
( ) Tidak
Unit pemanas :
( ) Ya
(v) Tidak
Torniquet :
( ) Ya
(v) Tidak
Pemakaian imaging :
( ) Ya
(v) Tidak
Irigasi luka :
(v) Ya : Aquadest for irigation
( ) Tidak
Tampon :
( ) Ya
(v) Tidak
Jaringan PA/kultur/Citologi
(v ) Ya (Uterus)
( ) Tidak
 Persiapan kasa dan instrument
Persiapan awal Dipakai Sisa
Kasa besar 5 3 2
Kasa kecil 30 30 -
Depers 10 4 6
Mess no 22 1 1 1
Cat gut plaint 1/round 1 1 Jarum (1)
Zide 1(tanpa jarum) 1 1 -
Zide 2-0 (tanpa jarum) 1 1 -
Vicril 1/round 1 1 Jarum (1)
Vicril 0/round 2 2 Jarum (2)
Monocyn 3-0/cutting 1 1 Jarum (1)
Jarum no 36/40/round 1/1 1/1 Jarum no 36/40
/round (1/1)
Instrument 39 39 39

 Keseimbangan Cairan:
Cairan masuk Jumlah Cairan keluar Jumlah
Infus Haes 500 cc
Infus Ns 500 cc
Cairan Irigasi 1000 c
RL 500 cc
Urine 600 cc
Suction 600 cc
Perdarahan:
Kassa besar 3 300 cc
Kassa kecil 24 120 cc
Jumlah total 2500 cc 1620 cc
Balance 880cc

 Diagnose keperawatan intra operatif


1. Potensial kekurangan cairan berhubungan dengan perdarahan
 DO :
- conjungtiva anemis
- Akral dingin
- Terjadi perdarahan ± 1000 cc
- Produksi urine ± 600 cc /3 jam
 Tujuan : Tidak terjadi gangguan sirkulasi
 Kriteria hasil :
- Urine output dalam rentang normal
- Status hemodinamik dalam rentang normal
- Tidak terdapat tanda-tanda syok hipovolemik
- Perdarahan teratasi
 Intervensi :
1. Rawat perdarahan dengan baik untuk meminimalkan bleeding dengan
membantu operator menekan perdarahan dengan kassa dan
haemostasis menggunakan coutter.
2. Melaporkan jumlah kassa basah darah yang telah digunakan kepada
tim anestesi.
3. Kolaborasi dengan tim anastesi untuk memonitor urine meliputi warna
dan volume sesuai indikasi.
4. Kolaborasi dengan tim anastesi untuk observasi tanda-tanda vital.
5. Kolaborasi dengan tim anastesi untuk mempertahankan pencatatan
komulatif, jumlah, tipe pemasukan dan pengeluaran cairan.
 Evaluasi :
- TTV : TD = 130/70 mmHg, nadi = 88x/menit, suhu = 36.2°C, RR
= 18x/menit
- Infus RL 500cc, 30 tetes/menit
- Infus HES 6 % 500cc, 30 tetes/menit
- Produksi urine (0.5 cc/kg BB/jam), produksi urine berjumlah 600
cc dan berwarna jernih
- Perdarahan teratasi /perdarahan tidak aktif
- Kebutuhan cairan seimbang
2. Potensial Injury (ketinggalan instrumen, kasa & injury kulit ) berhubungan
dengan tindakan operasi, pemasangan arde yang tidak adekuat.
 DO :
- Pasien terpasang arde pada betis kanan
- Penggunaan thermocouter setting : cutting 70, coagulant 70
- Jumlah instrument 39, kasa besar 3, kasa kecil 30, depers 4, mess 1
no 22, benang/jarum 6/6
- Operasi histerektomi
 Tujuan : Tidak terjadi injury
 Kriteria hasil :
- Jumlah instrument dan kassa lengkap
- Tidak terjadi luka bakar (ditempat pemasangan arde dan di kulit
sekitar insisi) akibat pemasangan arde
 Intervensi :
1. Mengatur posisi pasien sesuai dengan jenis operasinya yaitu
supinasi.
2. Memastikan posisi arde plat terfiksasi dengan baik yaitu :
 memasang di tungkai yang tidak terdapat luka maupun infus.
 Memfiksasi dengan tali (jangan terlalu kuat dan kendor).
3. Menghitung instrumen dan kasa sebelum dan sesudah operasi,
yaitu :
 Jumlah instrumen adalah 39 buah
 Jumlah kassa kecil 30, deppers 4 dan kassa besar 3
 Evaluasi :
- Tidak terjadi injuri pada pasien
- Jumlah Instrumen dan kasa yang digunakan sesuai sebelum dan
setelah operasi.
III Pengkajian Post Operatif
Tanda Vital
( v ) Tekanan darah : 130 /80 mmHg
( v ) Nadi : 86 x/menit
( v ) Suhu : 36,5°C
( v ) Pernapasan : 20 x/menit
Menggigil :
( v ) Tidak ( ) Ya
Keadaan Umum :
( v ) Baik ( ) Buruk
Kesadaran:
( v) CM ( ) Apatis ( v ) Somnolen ( ) Sopor ( ) Coma (
)
Keadaan Emosi
(v) Tenang ( ) Gelisah
Pernafasan :
(v) Spontan ( )Tidak Spontan ( v ) O2 nasal ( ) O2 spontan 4 lpm
Sirkulasi :
( v ) Merah Muda ( ) Sianosis
Turgor Kulit :
( v ) Elastis ( ) Tdk Elastis
Mukosa Mulut :
( v ) Lembab ( ) Kering
Seckret :
( ) Iya ( v ) Tidak
Ket : Terpasang epidural
Ekstremitas Atas :
( v ) Hangat ( ) Dingin ( v ) Pergerakan mampu ( ) Tidak Mampu
Ekstremitas Bawah :
( v ) Hangat ( ) Dingin ( ) Pergerakan mampu ( v )Tidak Mampu
Posisi :
( v ) Terlentang ( ) Fowler/Semi Fowler ( )Miring
Cairan Drain :
( ) Ya ( v ) Tidak
Luka Operasi
Rembes : ( ) Ya ( v ) Tidak
luka post operasi histerektomi TAH-SOD + Salpingektomy dengan luka operasi
sepanjang ±15 cm, luka operasi tertutup sufratul dan kasa steril terfiksasi dengan
hipafix,
Terpasang catheter no. 16
Pengeluaran Urine : Jumlah : 600 cc
Warna : Kuning jernih
Keluhan Lain :
Kaki Kebal : Ya ( v ) Tidak ( ) Ket : tidak terasa
Mual Muntah : Ya ( ) Tidak ( v ) Ket : Efek anastesi
Gatal Ya : Ya ( ) Tidak ( v ) Ket : Tidak alergi obat
 Diagnose keperawatan post operatif
1. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif dan trauma jaringan
 DO :
- Pasien dengan luka post operasi histerektomi TAH-SOD+
Salpingektomy dengan luka operasi sepanjang ±15 cm, luka
operasi tertutup sufratul dan kasa steril terfiksasi dengan hipafix,
terpasang catether no 16 dengan produksi urine 600cc
 Tujuan : Tidak terjadi infeksi
 Kriteria hasil :
- Balutan luka tidak terjadi rembesan
- Tanda – tanda infeksi tidak terjadi
- TTV dalam batas normal
- Selama prosedur pembedahan sterilitas terjaga
 Intervensi :
1. Kolaborasi dengan anestesi dan perawat ruangan dalam
mengobservasi tanda-tanda vital dan tanda-tanda infeksi
2. Melaksanakan tindakan aseptik yang benar dalam setiap tindakan
keperawatan/instrumentasi.
3. Kolaborasi dengan perawat ruangan dalam mengobservasi luka
operasi
4. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antibiotika
 Evaluasi :
- Sterilitas selama pembedahan terjaga
- Luka insisi sepanjang ± 15 cm, tertutup sofratul, kasa steril dan
terfiksasi dengan hipafix, kasa bersih, darah tidak merembes
- TTV : TD = 130/70 mmHg, nadi = 88x/menit, suhu = 36.2°C, RR
= 18x/menit
3.4 Evaluasi Sumatif
Pasien atas nama Ny. R umur 43 tahun, No register 1507896 dengan
diagnosa mioma uteri, cystoma ovary dan infertile primer, tindakan yang
dilakukan histerektomi TAH-SOD dan Salpingektomy dengan keluhan utama
saat pengkajian pasien mengatakan semalam tidak bisa tidur dan takut akan
operasi. Setelah dilakukan tindakan histerektomi TAH-SOD dan
Salpingektomy terdapat luka insisi di abdomen sepanjang ± 15 cm tertutup
dengan sofratule, kasa steril dan terfiksasi dengan hipafix, terpasang catether
no 16 . Pada saat pengkajian didapat diagnosa :
 Pra operasi
1. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan dan stess
pembedahan.
 Intra operasi
1. Potensial kekurangan cairan berhubungan dengan perdarahan
2. Potensial injury (ketinggalan instrument, kasa dan injury kulit)
berhubungan dengan tindakan operasi, pemasangan arde yang tidak
adekuat.
 Post operasi
1. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasive dan trauma
jaringan.
Dari beberapa diagnosa yang dikemukakan, yang dapat diatasi antara lain :
1. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan dan stress
pembedahan.
2. Potensial kekurangan cairan berhubungan dengan perdarahan
3. Potensial injury (ketinggalanan instrument, kasa dan injury kulit)
berhubungan dengan tindakan operasi, pemasangan arde yang tidak
adekuat.
Sedangkan diagnosa yang belum teratasi :
1. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif dan trauma jaringan.

Anda mungkin juga menyukai