Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN RESUME TEHNIK INSTRUMENTASI

INSICI FIBROADENOMA MAMAE

PADA Nn.S DENGAN FIBROADENOMA MAMAE SINISTRA O.K 1 IBS

RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

Peserta Pelatihan :

Hasim Rhosidi Amd.Kep

RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

Jln. Jaksa Agung Suprapto No. 2 Malang

2015
LAPORAN RESUME TEHNIK INSTRUMENTASI EKSISI
FIBROADENOMA MAMAE

I. TINJAUAN TEORI
A. Pengertian

Fibroadenoma adalah kelainan pada perkembangan payudara normal


dimana ada pertumbuhan berlebih dan tidak normal pada jaringan payudara
dan pertumbuhan yang berlebih dari sel-sel yang melapisi saluran air susu di
payudara. Fibroadenoma merupakan jenis tumor jinak mamma yang paling
banyak ditemukan, dan merupakan tumor primer yang paling banyak
ditemukan pada kelompok umur muda
(http://ndahaeny.blogspot.com/2012/11/fibroadenoma-mammae.html)..

B. Etiologi

Penyebab FAM belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa


yang mempengaruhi timbulnya tumor ini antara lain :

1. Konstitusi genetika
Adanya kecenderungan pada keluarga tertentu yang menderita
kanker. Pada kembar monozigot terdapat kanker yang sama. Terdapat
kesamaan lateralis kanker payudara keluarga dekat dari penderita kanker
payudara. FAM umumnya pada wanita, biasanya ukuran akan meningkat
pada saat menstruasi atau pada saat hamil karena produksi hormone
estrogen meningkat. Pada laki-laki kemungkinannya sangat
rendah.Pengobatan hormonal banyak yang memberikan hasil pada
kanker.
2. Makanan. Makanan yang banyak mengandung lemak dan zat kimia.
3. Radiasi daerah dada. Radiasi dapat menyebabkan mutasi gen

C. Patofisiologi

Fibroadenoma merupakan tumor jinak payudara yang sering


ditemukan pada masa reproduksi yang disebabkan oleh beberapa
kemungkinan yaitu akibat sensitivitas jaringan setempat yang berlebihan
terhadap hormon estrogen sehingga kelainan ini sering digolongkan dalam
mamary displasia. Fibroadenoma biasanya ditemukan pada kuadran luar atas,
merupakan lobus yang berbatas jelas, mudah digerakkan dari jaringan di
sekitarnya. Fibroadenoma mammae biasanya tidak menimbulkan gejala dan
ditemukan secara kebetulan.Fibroadenoma biasanya ditemukan sebagai
benjolan tunggal, tetapi sekitar 10%-15% wanita yang menderita
fibroadenoma memiliki beberapa benjolan pada kedua payudara.

Penyebab munculnya beberapa fibroadenoma pada payudara belum


diketahui secara jelas dan pasti. Hubungan antara munculnya beberapa
fibroadenoma dengan penggunaan kontrasepsi oral belum dapat dilaporkan
dengan pasti. Selain itu adanya kemungkinan patogenesis yang berhubungan
dengan hipersensitivitas jaringan payudara lokal terhadap estrogen, faktor
makanan dan faktor riwayat keluarga atau keturunan. Kemungkinan lain
adalah bahwa tingkat fisiologi estrogen penderita tidak meningkat tetapi
sebaliknya jumlah reseptor estrogen meningkat. Peningkatan kepekaan
terhadap estrogen dapat menyebabkan hyperplasia kelenjar susu dan akan
berkembang menjadi karsinoma.

Fibroadenoma sensitif terhadap perubahan hormon. Fibroadenoma


bervariasi selama siklus menstruasi, kadang dapat terlihat menonjol, dan
dapat membesar selama masa kehamilan dan menyusui. Akan tetapi tidak
menggangu kemampuan seorang wanita untuk menyusui. Diperkirakan
bahwa sepertiga dari kasus fibroadenoma jika dibiarkan ukurannya akan
berkurang bahkan hilang sepenuhnya.Namun yang paling sering terjadi, jika
dibiarkan ukuran fibroadenoma akan tetap. Tumor ini biasanya bersifat
kenyal dan berbatas tegas dan tidak sulit untuk diraba. Apabila benjolan
didorong atau diraba akan terasa seperti bergerak-gerak sehingga beberapa
orang menyebut fibroadenoma sebagai “breast mouse”. Biasanya
fibroadenoma tidak terasa sakit, namun kadang kala akan menimbulkan rasa
tidak nyaman dan sangat sensitif apabila disentuh.

D. Klasifikasi Fibroadenoma Mammae


Secara sederhana fibroadenoma dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam:
1. Common Fibroadenoma
Common fibroadenoma memiliki ukuran 1-3 cm, disebut juga
dengan simpel fibroadenoma.Sering ditemukan pada wanita kelompok
umur muda antara 21-25 tahun. Ketika fibroadenoma dapat dirasakan
sebagai benjolan, benjolan itu biasanya berbentuk oval atau bulat, halus,
tegas, dan bergerak sangat bebas.Sekitar 80% dari seluruh kasus
fibroadenoma yang terjadi adalah fibroadenoma tunggal.

2. Giant Fibroadenoma
Giant fibroadenoma adalah tumor jinak payudara yang memiliki
ukuran dengan diameter lebih dari 5 cm.Secara keseluruhan insiden giant
fibroadenoma sekitar 4% dari seluruh kasus fibroadenoma. Giant
fibroadenoma biasanya ditemui pada wanita hamil dan menyusui.Giant
fibroadenoma ditandai dengan ukuran yang besar dan pembesaran massa
enkapsulasi payudara yang cepat. Giant fibroadenoma dapat merusak
bentuk payudara dan menyebabkan tidak simetris karena ukurannya yang
besar, sehingga perlu dilakukan pemotongan dan pengangkatan terhadap
tumor ini.

3. Juvenile Fibroadenoma
Juvenile fibroadenoma biasa terjadi pada remaja
perempuan,dengan insiden 0,5-2% dari seluruh kasus fibroadenoma.
Sekitar 10-25% pasien dengan juvenile fibroadenoma memiliki lesi yang
multiple atau bilateral.Tumor jenis ini lebih banyak ditemukan pada orang
Afrika dan India Barat dibandingkan pada orang Kaukasia.
Fibroadenoma mammae juga dapat dibedakan secara histologi antara lain:
a. Fibroadenoma Pericanaliculare
Yakni kelenjar berbentuk bulat dan lonjong dilapisi epitel selapis atau
beberapa lapis.
b. Fibroadenoma intracanaliculare
Yakni jaringan ikat mengalami proliferasi lebih banyak sehingga
kelenjar berbentuk panjang-panjang (tidak teratur) dengan lumen yang
sempit atau menghilang. Pada saat menjelang haid dan kehamilan
tampak pembesaran sedikit dan pada saat menopause terjadi regresi.

E. Manifestasi klinis

Gejala klinis yang sering terjadi pada fibroadenoma mammae adalah


adanya bagian yang menonjol pada permukaan payudara, benjolan memiliki
batas yang tegas dengan konsistensi padat dan kenyal.Ukuran diameter
benjolan yang sering terjadi sekitar 1-4 cm, namun kadang dapat tumbuh dan
berkembang dengan cepat dengan ukuran benjolan berdiameter lebih dari 5
cm. Benjolan yang tumbuh dapat diraba dan digerakkan dengan bebas.
Umumnya fibroadenoma tidak menimbulkan rasa nyeri atau tidak sakit.
Perubahan fibroadenoma menjadi ganas dalam komponen epitel
fibroadenoma umumnya dianggap langka. Fibroadenoma secara signifikan
tidak meningkatkan risiko berkembang menjadi kanker payudara Insiden
karsinoma berkembang dalam suatu fibroadenoma dilaporkan hanya
20/10.000 sampai 125/10.000 orang yang berisiko. Sekitar 50% dari tumor ini
adalah lobular carcinoma in situ (LCIS), 20% infiltrasi karsinoma lobular,
20% adalah karsinoma duktal in situ (DCIS), dan 10% sisanya infiltrasi
karsinoma duktal. Berdasarkan pemeriksaan klinis ultrasonografi dan
mammografi biasanya ditemukan fibroadenoma jinak dan perubahan
menjadi ganas ditemukan hanya jika fibroadenoma tersebut dipotong.
Fibroadenoma yang dibiarkan selama bertahun-tahun akan berubah menjadi
ganas, dikenal dengan istilah progresi dan persentase kemungkinannya hanya
0,5% - 1%.

II. LAPORAN KASUS

A. Persiapan Lingkungan :
1. Ruangan sudah bersih dan siap pakai
2. Memeriksa meja operasi,meja instrumen,mejao mayo, lampu, mesin couter
3. Suhu ruangan
4. Tempat sampah medis dan nono medis
a. Peralatan di meja instrumen besar
 Set linen, terdiri dari :
 Duk besar : 3 buah
 Duk lubang : 4 buah
 Duk kecil : 2 buah
 Gown / jas operasi / scort : 3 buah
 Handuk steril : 3 buah
 Sarung meja mayo : 1 buah
b. Peralatan di baskom
 Couter (monopolar) : 1 buah
 Bengkok : 2 buah
 Cucing : 1 buah
 Kom kecil : 2 buah
c. Basic set
 Desinfeksi klem : 1 buah
 Duk klem : 5 buah
 Pinset anatomis : 2 buah
 Pinset chirugis : 2 buah
 Gunting metzemboum : 1 buah
 Gunting kasar : 1 buah
 Gunting benang : 1 buah
 Handle mess no 3 : 1 buah
 Mosquito : 1 buah
 Needle holder : 2 buah
 Allis klem : 1 buah
 San miller : 2 buah

BAHAN HABIS PAKAI


1. Handscoon no. 6,5/ 7/ 7,5 : sesuai kebutuhan
2. Mess no. 10 : 1 buah
3. Kassa : 10 lembar
4. Deppers : 5 lembar
5. Sufratule : 1 buah
6. Underpads steril : 1 buah
7. Hypafik : sesuai kebutuhan
8. Spuit 3 cc :
1 buah
9. NS 500 cc : 1 flash
10. Polyglocid acid absorbable (Monosyn 3 – 0) : 1 buah
11. Iodine : secukupnya
12. Pehacain : 4 buah

TEKNIK INSTRUMENTASI

1. Sign in.
2. Mengatur posisi pasien ( supine ) sebelum dilakukan pembiusan
lokal anastesi.
3. Perawat sirkuler membantu memasang Arde.
4. Perawat instrumen melakukan scrubbing, gowning, dan gloving.
5. Perawat instrumen memakaikan baju operasi serta handscoen
kepada operator dan assisten.
6. Berikan disinfeksi klem, deepers dan bethadine 10% dalam cucing
pada operator untuk melakukan disinfeksi pada lapangan operasi.
7. Lakukan drapping dengan duk berlubang 1 dan duk tebal 1 untuk
menutupi bagian bawah yang masih terbuka.
8. Dekatkan meja mayo lalu pasang kabel coutter dan fiksasi dengan
duk klem (1).
9. Berikan spuit 3 cc yang berisi pehacain pada operator untuk melakukan
anastesi lokal
10. Berikan pada operator pinset cirurgis untuk mengecek kerja pehacain dan
menandai area insisi.
11. Time out
12. Berikan handvat mess no. 10 pada operator untuk dilakukan insisi pada kulit
dan berikan double pinset cirurgis pada assisten dan berikan kassa kering +
mosquito dan rawat perdarahan dengan kassa kering dan couter.
13. Berikan haak pada assisten dan berikan gunting metzenboum untuk
memperdalam insisi hingga tumor terlihat.
14. Berikan Allis klem pada operator untuk menjepit jaringan tumor dengan alis
klem potong dengan gunting metzembum untuk memotong jaringan tumor
kemudian merawat perdarahan dengan mosquito dan couter
15. kemudian jaringan tumor diberikan kepada perawat sirkuler dalam botol kecil
yang telah diberi cairan formalin dan identitas pasien untuk di PA.
16. Sign out
17. Cek kelengkapan instrument dan kassa, pastikan semua dalam keadaan
lengkap.
18. Berikan nald foeder dengan benang monosyn 3-0 dan pinset cirurgis pada
operator dan gunting benang untuk menjahit fasia hingga kulit.
19. Bersihkan luka operasi dengan kasa basah dan keringkan dengan kasa kering.
20. Tutup luka dengan suffratule sesuai kebutuhan.
21. Tutup luka dengan kassa kering sesuai kebutuhan.
22. Tutup luka dengan hipafik sesuai kebutuhan.
23. Operasi selesai, pasien dibersihkan dan dirapikan.
24. Inventarisasi alat-alat yang telah dipakai dan hitung bahan habis pakai.
25. Catat pemakaian alat dan bahan habis pakai pada lembar depo.
26. Rapikan dan cuci alat instrument yang telah dipakai, set alat selanjutnya alat
di sterilkan dan bersihkan ruangan.

MOTIVASI PASIEN :

 Luka tidak boleh kena air 3 hari pertama


 Makan dan minum tidak ada pantangan
 Obat diminum teratur
 Kontrol sesuai anjuran dokter
 Jaga kebersihan luka
Malang, 2
Juli 2015

Pembimbi
ng O.K 1
DAFTAR PUSTAKA

Muttaqin , A.2009. Asuhan Keperawatan Perioperatif. Jakarta : Salemba Medika

Sutjahjo, Ari. 2006. Endokrin Metabolik. Surabaya : Airlangga University Press

Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. (2001). Buku Ajar Keperawatan


Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta :EGC
(http://www.eramuslim.com/konsultasi/sehat/herba-untuk-mengobati-mencegah-
lipoma.html

Anda mungkin juga menyukai