Peserta Pelatihan :
2015
LAPORAN RESUME TEHNIK INSTRUMENTASI EKSISI
FIBROADENOMA MAMAE
I. TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
B. Etiologi
1. Konstitusi genetika
Adanya kecenderungan pada keluarga tertentu yang menderita
kanker. Pada kembar monozigot terdapat kanker yang sama. Terdapat
kesamaan lateralis kanker payudara keluarga dekat dari penderita kanker
payudara. FAM umumnya pada wanita, biasanya ukuran akan meningkat
pada saat menstruasi atau pada saat hamil karena produksi hormone
estrogen meningkat. Pada laki-laki kemungkinannya sangat
rendah.Pengobatan hormonal banyak yang memberikan hasil pada
kanker.
2. Makanan. Makanan yang banyak mengandung lemak dan zat kimia.
3. Radiasi daerah dada. Radiasi dapat menyebabkan mutasi gen
C. Patofisiologi
2. Giant Fibroadenoma
Giant fibroadenoma adalah tumor jinak payudara yang memiliki
ukuran dengan diameter lebih dari 5 cm.Secara keseluruhan insiden giant
fibroadenoma sekitar 4% dari seluruh kasus fibroadenoma. Giant
fibroadenoma biasanya ditemui pada wanita hamil dan menyusui.Giant
fibroadenoma ditandai dengan ukuran yang besar dan pembesaran massa
enkapsulasi payudara yang cepat. Giant fibroadenoma dapat merusak
bentuk payudara dan menyebabkan tidak simetris karena ukurannya yang
besar, sehingga perlu dilakukan pemotongan dan pengangkatan terhadap
tumor ini.
3. Juvenile Fibroadenoma
Juvenile fibroadenoma biasa terjadi pada remaja
perempuan,dengan insiden 0,5-2% dari seluruh kasus fibroadenoma.
Sekitar 10-25% pasien dengan juvenile fibroadenoma memiliki lesi yang
multiple atau bilateral.Tumor jenis ini lebih banyak ditemukan pada orang
Afrika dan India Barat dibandingkan pada orang Kaukasia.
Fibroadenoma mammae juga dapat dibedakan secara histologi antara lain:
a. Fibroadenoma Pericanaliculare
Yakni kelenjar berbentuk bulat dan lonjong dilapisi epitel selapis atau
beberapa lapis.
b. Fibroadenoma intracanaliculare
Yakni jaringan ikat mengalami proliferasi lebih banyak sehingga
kelenjar berbentuk panjang-panjang (tidak teratur) dengan lumen yang
sempit atau menghilang. Pada saat menjelang haid dan kehamilan
tampak pembesaran sedikit dan pada saat menopause terjadi regresi.
E. Manifestasi klinis
A. Persiapan Lingkungan :
1. Ruangan sudah bersih dan siap pakai
2. Memeriksa meja operasi,meja instrumen,mejao mayo, lampu, mesin couter
3. Suhu ruangan
4. Tempat sampah medis dan nono medis
a. Peralatan di meja instrumen besar
Set linen, terdiri dari :
Duk besar : 3 buah
Duk lubang : 4 buah
Duk kecil : 2 buah
Gown / jas operasi / scort : 3 buah
Handuk steril : 3 buah
Sarung meja mayo : 1 buah
b. Peralatan di baskom
Couter (monopolar) : 1 buah
Bengkok : 2 buah
Cucing : 1 buah
Kom kecil : 2 buah
c. Basic set
Desinfeksi klem : 1 buah
Duk klem : 5 buah
Pinset anatomis : 2 buah
Pinset chirugis : 2 buah
Gunting metzemboum : 1 buah
Gunting kasar : 1 buah
Gunting benang : 1 buah
Handle mess no 3 : 1 buah
Mosquito : 1 buah
Needle holder : 2 buah
Allis klem : 1 buah
San miller : 2 buah
TEKNIK INSTRUMENTASI
1. Sign in.
2. Mengatur posisi pasien ( supine ) sebelum dilakukan pembiusan
lokal anastesi.
3. Perawat sirkuler membantu memasang Arde.
4. Perawat instrumen melakukan scrubbing, gowning, dan gloving.
5. Perawat instrumen memakaikan baju operasi serta handscoen
kepada operator dan assisten.
6. Berikan disinfeksi klem, deepers dan bethadine 10% dalam cucing
pada operator untuk melakukan disinfeksi pada lapangan operasi.
7. Lakukan drapping dengan duk berlubang 1 dan duk tebal 1 untuk
menutupi bagian bawah yang masih terbuka.
8. Dekatkan meja mayo lalu pasang kabel coutter dan fiksasi dengan
duk klem (1).
9. Berikan spuit 3 cc yang berisi pehacain pada operator untuk melakukan
anastesi lokal
10. Berikan pada operator pinset cirurgis untuk mengecek kerja pehacain dan
menandai area insisi.
11. Time out
12. Berikan handvat mess no. 10 pada operator untuk dilakukan insisi pada kulit
dan berikan double pinset cirurgis pada assisten dan berikan kassa kering +
mosquito dan rawat perdarahan dengan kassa kering dan couter.
13. Berikan haak pada assisten dan berikan gunting metzenboum untuk
memperdalam insisi hingga tumor terlihat.
14. Berikan Allis klem pada operator untuk menjepit jaringan tumor dengan alis
klem potong dengan gunting metzembum untuk memotong jaringan tumor
kemudian merawat perdarahan dengan mosquito dan couter
15. kemudian jaringan tumor diberikan kepada perawat sirkuler dalam botol kecil
yang telah diberi cairan formalin dan identitas pasien untuk di PA.
16. Sign out
17. Cek kelengkapan instrument dan kassa, pastikan semua dalam keadaan
lengkap.
18. Berikan nald foeder dengan benang monosyn 3-0 dan pinset cirurgis pada
operator dan gunting benang untuk menjahit fasia hingga kulit.
19. Bersihkan luka operasi dengan kasa basah dan keringkan dengan kasa kering.
20. Tutup luka dengan suffratule sesuai kebutuhan.
21. Tutup luka dengan kassa kering sesuai kebutuhan.
22. Tutup luka dengan hipafik sesuai kebutuhan.
23. Operasi selesai, pasien dibersihkan dan dirapikan.
24. Inventarisasi alat-alat yang telah dipakai dan hitung bahan habis pakai.
25. Catat pemakaian alat dan bahan habis pakai pada lembar depo.
26. Rapikan dan cuci alat instrument yang telah dipakai, set alat selanjutnya alat
di sterilkan dan bersihkan ruangan.
MOTIVASI PASIEN :
Pembimbi
ng O.K 1
DAFTAR PUSTAKA