Anda di halaman 1dari 5

No.

ID dan Nama Peserta :


/ dr. Muhammad Farfidia Hatala
No. ID dan Nama Wahana:
/ UGD RSU Arifin Numang
Topik: Fibro Adenoma Mammae
Tanggal (kasus) : 9 Agustus 2012
Nama Pasien : Nn. S
No. RM : 047824
Tanggal presentasi : 30 Agustus 2012
Pendamping: dr. A. Azizah
Tempat presentasi: RSU Arifin Numang
Obyek presentasi :
Keilmuan
Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan pustaka
Diagnostik
Manajemen
Masalah
Istimewa
Neonatus
Bayi
Anak
Remaja
Dewasa
Lansia
Bumil
Deskripsi: Wanita, 25 tahun datang ke poliklinik bedah dengan keluhan benjolan sebesar telur
puyuh pada payudara sebelah kanan yang dirasakan sejak 5 tahun yang lalu dan membesar
perlahan. Nyeri (-), riwayat keluar cairan/darah dari putting susu (-), riwayat putting susu tertarik
ke dalam (-), riwayat keluarga menderita keganasan (-)
Pada pemeriksaan fisis palpasi didapatkan benjolan sebesar 2x2 cm berbatas tegas, mobile, tidak
nyeri pada penekanan. Pada inspeksi dalam batas normal.
Tujuan: : Mampu menegakkan diagnosis Fibroadenoma Mammae
Bahan
Tinjauan
Riset
Kasus

Audit

bahasan:
Cara

Pos

membahas:
Data Pasien:
Nama klinik

pustaka
Diskusi

Presentasi dan

E-mail

diskusi
Nama: Nn. S
Poliklinik Bedah RSU Arifin

No.Registrasi:

Numang
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis/gambaran klinis: Wanita, 25 tahun datang ke poliklinik bedah dengan keluhan
benjolan sebesar telur puyuh pada payudara sebelah kanan yang dirasakan sejak 5 tahun
yang lalu dan membesar perlahan. Nyeri (-), riwayat keluar cairan/darah dari putting susu
(-), riwayat putting susu tertarik ke dalam (-)
Tanda-tanda vital: T: 110/70, N: 80x/i, P: 16x/i, S: afebris
Pada pemeriksaan fisis palpasi didapatkan benjolan sebesar 2x2 cm berbatas tegas,
2.
1.
3.
4.
5.

mobile, tidak nyeri pada penekanan. Pada inspeksi dalam batas normal.
Riwayat pengobatan: belum pernah mendapatkan pengobatan
Riwayat kesehatan/penyakit: Riwayat keluarga: riwayat keluarga menderita keganasan (-)
Riwayat pekerjaan: tidak bekerja
Lain-lain: -

Daftar Pustaka:
1. Anderson Silvia, McCarty Lorraine, et al. Patofisiologi. Edisi VI. Jakarta. Penerbit buku
kedokteran EGC. 2006; p. 1302.
2. Sabiston C David jr. Buku Ajar Bedah. Edisi II. Jakarta. Penerbit buku kedokteran EGC.
1995; p. 383-384.
3. Schorock Theodore R. Ilmu Bedah (handbook of surgery). Edisi VII. Jakarta. Penerbit
buku kedokteran EGC. 1991;p. 184.
4. De Jong Wim, Sjamsuhidajat R, Editor. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi II. Jakarta. Penerbit
buku kedokteran EGC. 2005;p. 392.
Hasil pembelajaran:
1. Diagnosis Fibroadenoma Mammae
2. Membedakan Fibroadenoma Mammae dengan penyakit keganasan payudara lain
3. Pemeriksaan penunjang dan persiapan operasi untuk Fibroadenoma Mammae

Rangkuman hasil pembelajaran portofolio:


1. Subyektif:
Benjolan sebesar telur puyuh pada payudara sebelah kanan yang dirasakan sejak 5 tahun
yang lalu dan membesar perlahan. Nyeri (-), riwayat keluar cairan/darah dari putting
susu (-), riwayat putting susu tertarik ke dalam (-)
2. Obyektif:
Tanda-tanda vital dalam batas normal, pada pemeriksaan fisis palpasi didapatkan
benjolan sebesar 2x2 cm berbatas tegas, mobile, tidak nyeri pada penekanan. Pada
inspeksi dalam batas normal.
3. Assesment
Fibroadenoma Mammae
Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang berbatas tegas dengan
konsistensi padat kenyal.1 Fibroadinoma mammae adalah suatu neoplasma jinak yang
berbatas tegas, padat, berkapsul dan lesi payudara terlazim dalam wanita berusia
dibawah 25 tahun, sebagian besar (80%) tunggal.2 Penanganan fibroadinoma adalah
melalui pembedahan pengangkatan tumor. Spesimen diperiksa untuk menyingkirkan
diagnosa keganasan. Sistosarkoma filodes merupakan salah satu tipe dari fibroadinoma
yang dapat kambuh jika tidak diangkat dengan sempurna. 1
Definisi
Fibroadinoma mammae adalah suatu neoplasma jinak yang berbatas tegas, padat,
berkapsul dan lesi payudara terlazim dalam wanita berusia dibawah 25 tahun, sebagian
besar (80%) tunggal. Biasanya neoplasma tampil sebagai massa payudara mobil, lobulasi
tidak nyeri tekan, kenyal seperti karet berukuran 1-4cm. Ia tergantung hormon dan bisa
berfluktuasi dalam diameter sebanyak 1 cm dibawah pengaruh estrogen haid normal,
kehamilan, laktasi atau penggunaan kontrasepsi oral. Pertumbuhan bisa jelas selama
kehamilan atau laktasi. Terapi dengan biopsi eksisi dan harus dinasehatkan karena jarang
regresi involusional. Penampilan makroskopik berbeda dari tumor mammae apapun
tepinya tajam dan permukaan potongannya putih keabu-abuan sampai merah muda dan
homogen secara makroskopik. Secara histologi ada susunan lobus perikanalikuler yang
mengandung stroma padat dan epitel proliferatif. Varian bisa memperlihatkan proliferasi
epitel yang jelas dari kelenjar matang tak teratur yang dikemas padat dan epitel sekresi. 2

Fibroadenoma mammae yang dikeluarkan selama laktasi cukup selular dan telah
dikelirukan pada potongan beku dengan adenokarsinoma berdiferensiasi baik. Ahli
patologi yang memeriksa suatu fibroadinoma yang dikeluarkan selama kehamilan harus
selalu di informasikan bahwa lesi berasal dari payudara laktasi.2
Etiologi dan Predisposisi
Merupakan penyakit payudara tersering kedua yang menyebabkan benjolan di payudara.
Tersering pada usia antara 20-35 tahun, fibroadenoma mammae jarang terdapat pada
pada wanita setelah menopause. Lesi-lesi ini dapat tumbuh lambat selama kehamilan. 3
Patogenesis
Belum ada patogenesis yang pasti dari fibroadinoma tetapi dapat dikaitkan dengan
rangsangan hormon estrogen yang tinggi. Pada masa adolesens, fibroadinoma mammae
bisa terdapat dalam ukuran yang besar. Pertumbuhan bisa cepat sekali selama kehamilan
dan laktasi atau menjelang menopause, saat rangsang estrogen yang tinggi. 4
Diagnosis
Fibroadenoma mammae biasanya tidak menimbulkan gejala dan ditemukan secara
kebetulan. Pada 10-15% kasus, fibroadinoma mammae bersifat majemuk. Tumornya
bersifat keras, kenyal, dan tidak nyeri tekan, bulat, berbatas tegas dan pada palpasi
terkesan bahwa ia mudah berlari-lari. Pemikiran kita yang pertama, adalah untuk
membedakan fibroadinoma dengan kanker. Diperlukan eksisi tumor, atau memastikan
diagnosa dengan aspirasi jarum halus. Resiko utama adalah, bila fibroadinoma yang
tidak tereksisi bertumbuh dan menimbulkan nyeri, khususnya selama kehamilan.
Umumnya tidak ditemukan adanya kanker yang tumbuh menginvasi fibroadinoma, dan
pula sangat jarang (satu per seribu) untuk menemukan kanker yang berasal dari jaringan
fibroid (sebagian besar karena kanker in situ). Karena resiko kanker meningkat menjadi
1 dalam 30, kemungkinan adanya kanker pada fibroadinoma menjadi lebih sedikit, dari
pada tidak adanya fibroadinoma.3
Penatalaksanaan dan Prognosis
Terapi fibroadinoma mammae adalah eksisi dengan anastesi lokal. Bila penderita muda,
dan lesi kecil, diagnosa dapat ditegakkan dengan aspirasi jarum halus, bila penderita

tidak menginginkan biopsi dengan eksisi. (samapai kini belum ada publikasi ilmiah
tentang penyelidikan terhadap fibroadinoma, yang tetap dibiarkantanpa tindakan, hal ini
harus diberitahukan kepada penderita yang menolak pembedahan).3
Fibroadinoma yang lebih besar (lebih dari 2 cm) harus diangkat, karena dapat
menyebabkan nyeri, dan dapat bertumbuh terus. Prognosis dari fibroadinoma mammae
adalah baik, bila diangkat dengan sempurna, tetapi bila masih tertapat jaringan sisi dari
hasil operasi dapat kambuh kembali.3
4. Plan
Pada pasien ini kami diagnosis dengan suspek Fibroadenoma Mammae karena baku
emas diagnosis Fibroadenoma mammae adalah dengan biopsi (FNA). Dari anamnesa,
didapatkan keluhan utama pasien yakni benjolan pada payudara kanan sebesar telur
puyuh yang dialami sejak 5 tahun yang lalu, yang awalnya dirasakan sebesar kelereng.
Hal ini bisa menyingkirkan suatu keganasan karena pada umumnya suatu keganasan
pertumbuhan tumor akan berlangsung cepat, selain itu pada pasien juga tidak didapatkan
tanda-tanda keganasan lain seperti terdapat riwayat keluar cairan/darah dari papilla
mammae, tidak ada dimpling (tertariknya papilla mammae kedalam) dan tidak ada peau
d orange (perubahan warna kulit disekitar tumor). Sedangkan kemungkinan mastitis
dapat disingkirkan karena perlangsungan yang telah lama tanpa keluhan nyeri.
Pada pasien ini kami rencanakan untuk dilakukan FNA (Biopsi jarum halus) untuk
memastikan jenis tumor dan juga dilakukan pemeriksaan darah rutin serta gds sebagai
persiapan pengangkatan tumor.
5. Pendidikan
Menjelaskan prognosis dari pasien, serta komplikasi yang mungkin terjadi.
6. Konsultasi
Dilakukan konsultasi kepada ahli bedah dan ahli anestesi untuk dilakukan prosedur
pembedahan
7. Rujukan
Diperlukan jika terjadi komplikasi serius yang harusnya ditangani di rumah sakit dengan
sarana dan prasarana yang lebih memadai.

Anda mungkin juga menyukai