Anda di halaman 1dari 9

Instek debridement

A. DEFINISI

Pengertian debridemen adalah menghilangkan jaringan mati juga membersihkan luka dari
kotoran yang berasal dari luar yang termasuk benda asing bagi tubuh.Caranya yaitu dengan
mengompres luka menggunakan cairan atau beberapa material perwatan luka yang fungsinya utuk
menyerap dan mengangkat bagian- bagian luka yang nekrotik. (Keperawatan Medikal Bedah edisi
8. Brunner & Suddarth, 2002.Suzzane C. Smeltzer Brenda G.Bare )

Debridement merupakan suatu tindakan eksisi yang bertujuan untuk membuang jaringan nekrosis
maupun debris yang mengahalangi proses penyembuhan luka dan potensial terjadi atau
berkembangnya infeksi sehingga merupakan tindakan pemutus rantai respon inflamasi sistemik dan
maupun sepsis. Tindakan ini dilakukan seawal mungkin, dan dapat dilakukan tindakan ulangan sesuai
kebutuhan.
Tujuan dilakukannya debridement yaitu untuk mengeluarkan kontaminan dengan rasa nyeri yang
minimal pada pasien serta trauma jaringan yang minimal pula.untuk luka yang kotor,mencelupkan
bagian yang cidera ke dalam air yang sama dengan suhu tubuh , dapat meredakan nyeri dan dapat
membantu menghilangka debris. ( Manajemen luka Moya J.Morison, 2004.EGC)
Debridemen adalah proses pengangkatan jaringan avital atau jaringan mati dari suatu luka. Jaringan
avital dapat berwarna lebih pucat, coklat muda atau hitam dan dapat kering atau basah. Terdapat 4
metode debridement, yaitu autolitik, mekanikal, enzimatik dan surgikal. Metode debridement yang
dipilih tergantung pada jumlah jaringan nekrotik, luasnya luka, riwayat medis pasien, lokasi luka dan
penyakit sistemik. Dimana pada kasus ini dilakukan debridemen surgical.

B. JENIS JENIS DEBRIDEMENT


1. Debridemen alami: Pada peristiwa debridemen alami, jaringan mati akan memisahkan diri
secara spontan dari jaringan viable yang ada di bawahnya. Namun, pemakaian preparat topical
anti bakteri cenderung memperlambat proses pemisahan ester yang alami. Tindakan
mempercepat proses ini akan menguntungkan bagi pasien dan dapat dilakukan dengan cara-
cara lain seperti debridemen mekanis atau bedah sehingga waktu antara terjadinya invasi
bakteri dan tumbuhnya masalah yang lain dapat dikurangi
2. Debridemen mekanis: Debridemen mekanis meliputi penggunaan gunting
bedah dan forsep untuk memisahkan dan mengangkat eskar. Teknik ini
dapat dilakukan oleh dokter atau perawat yang berpengalaman, dan
biasanya debridemen mekanis dikerjakan setiap hari pada saat penggantian
balutan serta pembersihan luka. Debridemen dengan cara-cara ini
dilaksanakan sampai tempat yang masih terasa sakit dan mengeluarkan
darah. Preparat hemostatik atau balutan tekan dapat digunakan untuk
menghentikan perdarahan dari pembuluh-pembuluh darah yang
kecil.

3. Debridemen bedah: Debridemen bedah merupakan tindakan operasi


dengan
melibatkan eksisi primer seluruh tebal kulit sampai fasia (eksisi
tangensial) atau dengan mengupas lapisan kulit yang terbakar secara
bertahap hingga mengenai jaringan yang masih berdarah. Tindakan ini
dapat dimulai beberapa hari atau segera setelah kondisi hemodinamik
pasien stabil dan edemanya berkurang. Kemudian lukanya segera ditutup
dengan graf kulit atau balutan. Balutan biologic temporer atau balutan
biosintetik dapat digunakan dahulu sebelum graf kulit
dipasang pada pembedahan berikutnya.
C. INDIKASI
1. Luka bakar diindikasikan pada luka bakar yang dalam misalnya luka bakar
deep-
dermal dan subdermal.
2. Skin Loss
3. Luka Nekrotik
D. KONTRAINDIKASI
A. Kondisi fisik yang tidak memungkinkan

B. Gangguan pada proses pembekuan darah

C. Tidak tersedia donor yang cukup untuk menutup permukaan terbuka


(raw surface) yang timbul
.
E. PERSIAPAN ALAT
MEJA MAYO
1 . desinfeksi klem :1

2. doek klem :5
3 . pincet chirurgis /pinset bebek chirugis : 1/1

4. Tissue forceps (pinset anatomis) / pinset bebek 1/1


5. Scalp blade & handle (handvat mess) no.3 :1

6. Delicate haemostatic forceps pean curve (mosquito klem pean bengkok kecil) :
2

7. klem pean bengkok sedang :2

8. Retractor (Haak similar) :2

9. klem kocher bengkok sedang : 2


10. Small metzenbaum scissor (gunting metzenbaum kecil) : 1

11. Surgical scissor curve (gunting jaringan kasar bengkok) : 1

12. Surgical scissor straight (gunting benang lurus) : 1

13 Needle holder (nald foeder kecil) : 2

14 Scapelap (kuret) : 1

MEJA INSTRUMEN

Duk Besar 8

 Duk Kecil 6

 Sarung meja mayo 1

 Gaun operasi 6

 Selang suction 1

 Kabel caouter 1

2
 Bengkok

 Cucing/kom 2
:
B. PERSIAPAN BAHAN HABIS PAKAI
1. Paragon mess no. 11/15 : 1/1
2. Handscoen 6,5/7/7,5/8 :
sesuai kebutuhan
3. Cairan NS 0,9% 1 liter :2
4. Monosyn 4-0 / 5-0 : 2/2
5. Big kass (besar) :2
6. Deppers (kecil) : 10
7. Kassa sedang : 30-40
8. Betadine 10% :
100cc
9. Adrenalin :2
10. Catheter no. 16 :1
11. Urobag :1
12. Underpad steril/on : 4/2
13. Sufratulle : 10
14. Soffban :1
15. Elastomol :1
16. EMP :1
17. Hipavix

C. PERSIAPAN PASIEN
1. Memberitahu klien tentang tujuan dan prosedur pembedahan (informent
consent operator + anestesi)
2. Persiapan alat dan obat-oabatan
3. Sudah dalam keadaan puasa
4. Meninggalkan semua perhiasan yang digunakan (bila ada)
5. Pasien dilakukan pembiusan

D. TEKNIK INSTRUMENTASI
1. Sign In
2. Membuka bebat yang masih terpasang di lengan kanan pasien
3. Perawat instrumen melakukan cuci tangan, memakai gaun operasi
dan sarung tangan steril.
4. Perawat sirkuler memasang catheter no.16 two way dengan posisi
urobag di gantung kemudian pasang ardedi bawah paha atas.
5. Perawat instrumen melakukan cuci tangan, memakai gaun operasi
dan sarung tangan steril
6. Perawat instrumen memakaikan gaun operasi dan sarung tangan
steril kepada tim operasi
7. Perawat instrument menyaiapkan larutan adrenalin 1:500 cc (1
ampul adrenalin dicampur 500 cc NS 0,9%) untuk mengurangi
perdarahan.
8. Perawat instrumen memberikan pada operator desinfeksi klem dan
cucingyang berisi deppers, savlon kemudian betadhine untuk
antisepsis area operasi (lengan mulai bawah ketiak sampai jari
tangan)
 Dilakukan drapping dengan memasang u-ped steril kemudian duk
besar tebal di bawah area operasi, duk kecil disisi kanan dan kiri
pasien kemudian fiksasi dengan towel klem untuk atas beri duk
tebal 1 terakhir duk besar sampai ke bawah
9. Pasang selang suction dan selang couter, ikat dengan kasa dan
fiksasi pada drapping dengan duk klem

10. Mengecek fungsi alat masing – masing

Perawat sirkuler melakukan time out


11. Konfirmasi nama pasien umur register ruangan, diagnose dan
tindakan, nama tim operasi.
12. Pembacaan doa sebelum operasi dipimpin oleh dokter operator.

13. Berikan mess no. 15 kepada operator untuk membuat insisi pada
daerah luka
14. Berikan mess no.15 dan pinset chirrugis pada operator untuk
memulai insisi jaringan fibrotic (jaringan mati)
15. Berikan gunting kasar pada operator untuk melanjutkan mengambil
jaringan fibrotic.
16. Berikan kokher pada asisten untuk memegang jaringan fibrotic
yang di insisi operator.
17. Berikan kassa yang sudah di basahi larutan adrenalin dan NS untuk
mnghentikan perdarahan.
18. Berikan mess no.15 untuk menginsisi kembali jaringan fibrotic
kemudian dilanjutkan gunting kasar sampai jaringan fibrotic
terlepas lalu tutup dengan kassa adrenalin (dilakukan berulang-
ulang sampai jaringan terlihat kemerahan/jaringan sehat).
19. Berikan scalplelaple pada operator untuk membersihkan sisa
jaringan fibrotic yang tidak bisa di insisi sampai tampak warna
kemerahan kemudian tutup dengan kassa adrenalin (dreg).
20. Berikan mosquito pada operator dan pinset anatomis untuk
merawat perdarahan, kassa kering berikan pada asisten untuk
membantu mencari titik perdarahan kemudian hentikan perdarahan
dengan couter.

Perawat sirkuler melakukan sign out

21. Perawat instrument cek kelengkapan alat dan bahan habis pakai
pastikan dalam keadaan cocok, pastikan tindakan yang akan
dilakukan.
22. Berikan 2 big kass yang sudah di basahi adrenalin dan NS untuk
membalut semua jaringan untuk mengurangi perdarahan di tunggu
sampai 5 menit/untuk sementara.
23. Bila sudah 5 menit big kass di lepas, berikan sufratule untuk
menutupi semua jaringan yang sudah sehat kemudian balut dengan
big kass basah lalu tutup big kass kering dilanjutkan softban steril
(10 cm) terakhir balut dengan elastomul (10 cm) secara
merata/tensokrep atau verban gulung.

24. Operasiselesai, merapikan pasien

25. Perawat instrument menginventaris alat – alat, kemudian


dekontaminasi menggunakan larutan precept 2,5 gram dalam 5 liter
air rendam selama 10 menit, kemudian bilas, bersihkan dan
keringkan , kemudian inventaris ulang dan dipacking untuk disteril
.
26. Bersihkan ruangan dan lingkungan kamar operasi, rapikan dan
kembalikan alat-alat yang dipakai pada tempatnya
.
27. Inventaris bahan habis pakai pada depo farmasi

28. Cek kembali kelengkapan status pasien, dan sertakan di brankart


sebelum di bawa ke RR.
DAFTAR PUSTAKA

A.Price, Sylvia. 2006. Patofisiologi, kosep klinis proses-proses penyakit.


Jakarta: EGC.

Doenges M.E, 1999. Rencana Asuhan keperawtan : pedoman untuk


perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Jakarta: EGC.

Harfa. 2012. Askep Abses.


http://keperawatan-harfa.blogspot.com/2012/03/askep- abses.html

Hermana, Asep. 2012.


Debridemen.
http://bedahminor.com/index.php/main/show_page/235#

Moya J. Morison. 2004. Manajemen luka. Jakarta: EGC

Smeltzer, suzanene C,2001. Buku ajar keperawatan medikal bedal brunner


and suddarth. Alih bahasa :agung waluyo (et al).edisi 8 volume
2.jakarta:EGC

Wanjaya, Fitri. 2010.


Debridement.
http://fitriwanjaya13.blogspot.com/2013/07/debridement.html

Wikipedia. 2013. Tulang Selangka.


http://id.wikipedia.org/wiki/Tulang_selangka

Anda mungkin juga menyukai