Anda di halaman 1dari 41

Andi Aulia Ari Nurdewi - 1102015021

LI.1 Memahami dan Menjelaskan Anatomi Reproduksi Wanita

LO.1.1 Makroskopis

Ovarium

Jumlahnya sepasang, terletak di dalam pelvis minor, bentuknya : bulat memanjang, agak
pipih (seperti buah almond dgn ukuran 3x1,5x1cm).

Difiksasi oleh :

- Lig. Suspensorium Ovarii (Lig. infundibulopelvicum), menggantungkan uterus pada


dinding panggul antara sudut tuba.
- Lig. Ovarii Propium, menggantungkan ovarium pada uterus.
- Lig. Teres Uteri (Lig. Rotundum), terdapat di bagian atas lateral dari uterus, caudal
dari tuba, ligamentum ini akan melalui canalis inguinalis ke cranial labium majus.
Pada saat kehamilan → hipertrofi, shg dapat diraba dgn pemeriksaan luar.

1
Andi Aulia Ari Nurdewi - 1102015021

Perdarahan

 A. ovarica yang berasal dari aorta abdominalis.


 Aliran darah baliknya oleh V. Ovarica Dextra → bermuara ke V. Cava Inferior dan V.
Ovarica Sinistra → bermuara ke V. Renalis Sinistra.

Persyarafan
Berasal dari Plexus Aorticus.

Fungsi

Menghasilkan ovum dan mensekresikan hormon seks perempuan, yaitu estrogen dan
progesterone.

Tuba Uterina (Salpinx)

Jumlah sepasang, kanan dan kiri. Merupakan saluran muscular yang panjangnya 10cm,
menjulur dari uterus ke arah ovarium dengan ujung distal terbuka ke rongga peritoneum,
disebut ostium abdominale. Terdiri dari beberapa bangunan :

- Infundibulum, bangunan yang berbentuk seperti corong.

- Ampula, bangunan yang membesar.

- Isthmus, bangunan yang menyempit.

- Pars uterina tubae, bagian yang melalui dinding uterus.

2
Andi Aulia Ari Nurdewi - 1102015021

- Ostium uterinum, muara tuba di dalam uterus.

Perdarahan

Berasal dari A. Uterina percabangan dari A. Iliaca Interna.

Persyarafan

Simpatis dan Parasimpatisnya berasal dari Plexus Hypogastricus Inferior.

Fungsi

Berfungsi menerima ovum dari ovarium dan merupakan tempat terjadinya fertilisasi
(biasanya di ampullae tuba uterina). Selain itu, TU juga menyediakan makanan untuk ovum
yang telah difertilisasi dan membawanya ke dalam cavitas uteri, serta merupakan saluran
yang dilewati oleh spermatozoa untuk mencapai ovum.

Uterus

Suatu organ muscular, berbentuk buah jambu (pear), agak pipih. Dindingnya dari luar ke
dalam terdiri atas : perimetrium, myometrium, dan endometrium.

a) Perimetrium

Meliputi dinding rahim bagian luar. Menutupi bagian luar uterus. Merupakan penebalan
yang diisi jaringan ikat dan pembuluh darah limfe dan urat syaraf. Peritoneum meliputi tuba
dan mencapai dinding abdomen.

b) Lapisan otot (Myometrium)

Susunan otot rahim terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan luar, lapisan tengah, dan
lapisan dalam. Pada lapisan tengah membentuk lapisan tebal anyaman serabut otot rahim.
Lapisan tengah ditembus oleh pembuluh darah arteri dan vena. Lengkungan serabut otot ini
membentuk angka delapan sehingga saat terjadi kontraksi pembuluh darah terjepit rapat,
dengan demikian pendarahan dapat terhenti. Makin kearah serviks, otot rahim makin
berkurang, dan jaringan ikatnya bertambah. Bagian rahim yang terletak antara osteum uteri
internum anatomikum, yang merupakan batas dari kavum uteri dan kanalis servikalis
dengan osteum uteri histologikum (dimana terjadi perubahan selaput lendir kavum uteri
menjadi selaput lendir serviks) disebut isthmus. Isthmus uteri ini akan menjadi segmen
bawah rahim dan meregang saat persalinan.

c) Endometrium

Pada endometrium terdapat lubang kecil yang merupakan muara dari kelenjar
endometrium.Variasi tebal, tipisnya, dan fase pengeluaran lendir endometrium ditentukan
oleh perubahan hormonal dalam siklus menstruasi. Pada saat konsepsi endometrium
mengalami perubahan menjadi desidua, sehingga memungkinkan terjadi implantasi (nidasi).
Lapisan epitel serviks berbentuk silindris, dan bersifat mengeluarakan cairan secara terus-
menerus, sehingga dapat membasahi vagina. Kedudukan uterus dalam tulang panggul

3
Andi Aulia Ari Nurdewi - 1102015021

ditentukan oleh tonus otot rahim sendiri, tonus ligamentum yang menyangga, tonus otot-
otot panggul. Ligamentum yang menyangga uterus adalah:

Uterus dapat dibagi dalam :

- Fundus uteri, bagian yang terletak diatas (proximal) ostium tuba uterine.

- Corpus uteri, bagian tengah uterus, berbentuk bulat melebar. Batas antara corpus
dan cervix uteri dibentuk oleh isthmus uteri, merupakan suatu penyempitan di
dalam rongga uteri, terletak antara ostium uteri internum anatomicum dan ostium
uteri histologicum.

- Cervix uteri, bagian yang paling sempit dan menonjol ke dalam rongga vagina. Pada
bagian ujung distal cervix, terdapat bangunan yang menyempit disebut ostium uteri
externum. Rongga di dalam cervix uteri disebut canalis cervicis.

Perdarahan

 Berasal dari A. Uterina percabangan dari A. Iliaca Interna dan akhirnya


beranastomosis dengan A. Ovarica yang juga membantu memberikan suplai darah
bagi uterus. Selanjutnya, Arteri Uterina bercabang menjadi sebuah cabang kecil yang
berjalan turun dan ikut meperdarahi cervix dan vagina.
 Aliran baliknya V. Uterine akan bermuara ke V. Iliaca Interna.

Persyarafan

Simpatis dan Parasimpatisnya berasal dari Plexus Hypogastricus Inferior.

Fungsi

Berfungsi sebagai organ tempat terjadinya menstruasi, tumbuh dan berkembangnya hasil
konsepsi, serta tempat pembuatan hormon HCG.

4
Andi Aulia Ari Nurdewi - 1102015021

Ligamentum yang ikut menfiksasi uterus diantaranya adalah :

 Lig. cardinal (Mackenrodt’s)/ lig. cervicalis lateralis, melewati sebelah lateral cervix
dan bagian atas vagina ke dinding pelvis.
 Lig. utero-sacrale/lig. retro uterine, melewati bagian belakang cervix dan fornix
vagina ke fasia yang melapisi sendi sacro-iliaca. Mulai dari isthmus ke jaringan
pengikat di sebelah lateral dari rectum setinggi vertebra sacralis III, mengandung
otot polos.
 Lig. puboservicale, meluas ke anterior dari lig. cardinal ke pubis.
 Lig. pubovesicale, dari belakang symphisis pubis menuju collum vesica urinaria.

LO.1.2 Mikroskopis

Ovarium

Setiap ovarium merupakan struktur


lonjong gepeng yang terletak di bagian
rongga pelvis. Permukaan ovarium dilapisi
oleh selapis sel yang disebut epitel germinal
atau germinativum yang menutupi sejenis
jaringan ikat padat, yaitu tunika albuginea.
Dibawah tunika albuginea terdapat korteks
ovarium, di bagian dalam terdapat pusat
jaringan ovarium yang sangat vascular, yaitu
medulla ovarium, tidak ada batas tegas
diantara keduanya.

Korteks biasanya dipenuhi folikel ovarium dalam berbagai tahap perkembangan, selain
itu mungkin terdapat korpus luteum besar yang berasal dari folikel yang telah ovulasi,
korpus albikans : korpus luteum yang berdegenerasi, dan folikel atretis yang berdegenerasi
dalam berbagai tahap perkembangan.

Tuba Uterina (Salpinx)

lumen tuba falopii dilapisi epitel kolumnar dengan silia panjang pada permukaan selnya.
Silia bergerak konsisten ke arah uterus untuk memfasilitasi pergerakan zygote ke dalam

5
Andi Aulia Ari Nurdewi - 1102015021

uterus agar mengadakan implantasi pada endometrium.

Uterus

Sebagian besar dinding uterus terdiri dari


otot polos yang dinamakan miometrium.
Uterus harus mampu untuk membesar
selama kehamilan. Pembesaran uterus terjadi
akibat hipertrofi sel otot polos miometrium
(miosit) dan penambahan miosit baru dari
stem sel yang terdapat dalam jaringan ikat
miometrium. Rongga uterus dilapisi oleh
endometrium. Endometrium merupakan
organ target dan kelenjar endokrin. Dibawah
pengaruh produksi siklus hormon ovarium,
endometrium mengalami perubahan mikroskopik pada struktur dan fungsi kelenjar.

LI.2 Memahami dan Menjelaskan Fisiologi Dan Biokimia Hormon Yang Mempengaruhi
Menstruasi

a. Estrogen

Estrogen yang terdapat secara alami adalah 17ß-estradiol, estron, dan estriol. Zat-
zat ini adalah steroid C18 yang tidak memiliki gugus metil angular. Hormon ini
disekresikan terutama oleh sel granulosa folikel ovarium, korpus luteum, dan plasenta.
Biosintesisnya tergantung pada enzim aromatase (CYP19) yang mengubah testoteron
menjadi estradiol dan androstenedion menjadi estron (dapat juga terjadi di hati, lemak,
otot, dan otak).

Sel teka memiliki banyak reseptor LH, selanjutnya LH bekerja melalui cAMP →
meningkatkan perubahan kolesterol menjadi androstenendion. Sebagian
androstenendion diubah menjadi estradiol dan masuk ke sirkulasi, sedangkan sebagian
lainnya diberikan ke sel granulosa. Sel granulosa memiliki banyak reseptor FSH, dan FSH
meningkatkan sekresi estradiol dari sel granulosa dengan bekerja melalui AMP siklik

6
Andi Aulia Ari Nurdewi - 1102015021

untuk meningkatkan aktivitas aromatase.

2% estradiol dalam darah berada dalam keadaan bebas, dan sisanya terikat pada
protein : 60% pada albumin dan 38% pada gonadal steroid binding globulin (GBG).

Di hati estradiol, estron, dan estriol diubah menjadi konjugat glukuronida dan
sulfat, selanjutnya bersama dengan metabolit lain akan disekeresikan ke dalam urin.
Namun, ada sejumlah senyawa yang disekresikan ke dalam empedu dan diserap
kembali dalam darah.

Sekresi

Hampir semua estrogen berasal dari ovarium, dan terdapat 2 puncak sekresi : puncak
pertama terjadi tepat sebelum ovulasi dan satu lagi selama fase midluteal. Kecepatan
sekresi estradiol adalah 36μg/hari (133nmol/hari) pada fase folikular awal, 380μg/hari
tepat sebelum ovulasi, dan 250μg/hari selama fase midluteal. Setelah menopause
sekresinya akan menurun sampai ke kadar yang rendah.

Efek estrogen pada berbagai jaringan :

- Karakteristik kelamin primer dan sekunder. Meningkatkan proliferasi sel dan


pertumbuhan jaringan organ kelamin dan jaringan lain yang berkaitan dengan
reproduksi.

- Genitalia wanita. Membantu pertumbuhan folikel ovarium dan meningkatkan


motilitas tuba uterina, meningkatkan aliran darah uterus dan memiliki efek penting
pada otot polos uterus : meningkatkan jumlah otot uterus dan kandungan protein
kontraktil di dalamnya, serta membuat otot menjadi lebih aktif dan mudah
terangsang.

- Organ endokrin. Mengurangi sekresi FSH dan pada keadaan tertentu emnghambat
sekresi LH, namun pada keadaan lain dapat meningkatkan sekresi LH. Selain itu,
estrogen juga meningkatkan sekresi angiotensinogen dan globulin pengikat tiroid.

- SSP. Meningkatkan libido pada manusia, menimbulkan efek secara langsung pada
neuron tertentu di hipotalamus.

- Payudara. Menyebabkan pertumbuhan duktus pada payudara dan terutama


berperan dalam pembesaran payudara selama pubertas. Selain itu, hormone ini
juga menyebabkan pigmentasi aerola, meskipun akan tampak lebih nyata pada
kehamilan pertama dibanding pada masa pubertas.

7
Andi Aulia Ari Nurdewi - 1102015021

- Tulang rangka. Meningkatkan aktivitas osteoblastik pada masa pubertas/


reproduksi, sehingga laju pertumbuhannya menjadi cepat selama beberapa tahun.
Menyebabkan terjadinya penggabungan awal dari epifisis dan meningkatkan
matriks tulang, sehingga terjadi deposit kalsium.

- Lainnya. Menyebabkan retensi garam dan air, serta kenaikan BB tepat sebelum
haid. Selain itu juga menyebabkan sekresi kelenjar sebasea menjadi lebih cair
sehingga efek testoteron dilawan dan menghambat pembentukan komedo dan
akne.

Mekanisme kerja.

Hormon ini akan berikatan dengan reseptor estrogen di nucleus sel. Terdapat 2
macam reseptor sel, yaitu reseptor estrogen α (ERα) dan ß (ERß), masing-masing dikode
oleh sebuah gen di kromosom 6 dan 14. ERα terutama ditemukan di uterus, ginjal, hati,
dan jantung, sedangkan ERß terutama ditemukan di ovarium, prostat, paru, saluran
cerna, sistem hematopoietic, dan SSP.

Setelah mengikat estrogen, reseptor akan membentuk homodimer, lalu berikatan


dengan DNA, dan mengubah transkripsinya, namun beberapa efek terjadi sedemikian
cepat sehingga sulit dipercaya bahwa efek tsb diperantarai oleh mRNA.

b. Progesteron

Progesteron adalah suatu steroid C21 yang disekresi oleh korpus luteum, plasenta,
dan folikel (dalam jumlah kecil). Hormon ini merupakan zat antara yang penting dalam
biosintesis steroid di semua jaringan yang mensekresi hormon steroid, karena
bersamaan dengan terbentuknya progesterone metabolit lain-pun ikut terbentuk. 2%
progesterone berada dalam keadaan bebas dalam darah, sementara 80% terikat
dengan albumin dan 18% terikat dengan globulin pengikat kortikosteroid. Memiliki
waktu paruh yang singkat dan diubah menjadi pregnanediol di hati, kemudia
dikonjugasi dengan asam glukoronat dan dieskresikan dalam urin.

Sekresi

Pada wanita, kadarnya sekitar 0,9ng/mL (3nmol/L) selama fase folikular daur haid
dan kadarnya akan meningkat pada fase folikular lanjut. Selama fase luteal, korpus
luteum menghasilkan banyak progesterone dan progesterone plasma meningkat pesat
hingga mencapai kadar puncak sekitar 18ng/mL (60nmol/L).

Efek

8
Andi Aulia Ari Nurdewi - 1102015021

Organ sasaran utama progesteron adalah uterus, payudara, dan otak.

- Uterus. Progesteron berperan dalam perubahan progestasional di endometrium


dan perubahan siklik di serviks dan vagina. Hormon ini memiliki efek antiestrogenik
pada sel myometrium, yang akan menurunkan eksitabilitas otot uterus,
kepekaannya terhadap oksitosin, dan aktivitas listrik spontan, namun
meningkatkan potensial membran. Hormon ini juga menurunkan jumlah reseptor
estrogen di endometrium dan meningkatkan kecepatan perubahan 17ß-estradiol
menjadi estrogen yang kurang aktif. Hormon ini akan mempertahankan ketebalan
endometrium sehingga dapat menerima implantasi zygot.

- Payudara. Merangsang pertumbuhan lobules dan alveolus. Hormon ini juga


menginduksi diferensiasi jaringan duktus yang telah dipersiapkan estrogen dan
mendorong sekresi payudara selama laktasi.

- Lainnya. Progesteron dosis besar menghambat sekresi LH dan meningkatkan efek


inhibisi estrogen, yang mencegah ovulasi. Bersifat termogenik dan mungkin
berperan meningkatkan suhu tubuh basal pada saat ovulasi.

Mekanisme Kerja

Seperti steroid lain, melalui efek pada DNA, sehingga tercetus sintesis mRNA baru.
Hormon tropic yang berperan dalam produksi estrogen dan progesterone.

- Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH), merupakan hormon yang diproduksi


oleh hipotalamus di otak. GnRH akan merangsang pelepasan FSH (follicle
stimulating hormone) dan LH (luitenizing hormone) di hipofisis anterior. Bila kadar
estrogen tinggi, maka estrogen akan memberikan umpan balik ke hipotalamus
sehingga kadar GnRH akan menjadi rendah, begitupun sebaliknya.

- FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (luteinizing hormone)

Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang diproduksi oleh hipofisis
anterior akibat rangsangan dari GnRH. FSH akan mendorong pertumbuhan dan
perkembangan folikel, serta merangsang sekresi estrogen. Sedangkan, LH akan
merangsang ovulasi, perkembangan korpus luteum, dan merangsang sekresi
estrogen.

9
Andi Aulia Ari Nurdewi - 1102015021

Regulasi Hormonal pada Organ Reproduksi Wanita

10
Andi Aulia Ari Nurdewi - 1102015021

Siklus menstruasi normal dapat dibagi menjadi:

1. Siklus ovarium (Indung Telur)

a) Fase Folikel

- Awal

- Akhir

b) Fase Luteal Keduanya berjalan bersamaan

2. Siklus Endometrium

a) Fase menstruasi

b) Fase proliferasi

c) Fase sekresi

Pada setiap siklus menstruasi, FSH yang dikeluarkan oleh hipofisis merangsang
perkembangan folikel-folikel di dalam ovarium (indung telur).Pada umumnya hanya 1 folikel
yang terangsang namun dapat perkembangan dapat menjadi lebih dari 1, dan folikel
tersebut berkembang menjadi folikel de graaf yang membuat estrogen.Estrogen ini
menekan produksi FSH, sehingga hipofisis mengeluarkan hormon yang kedua yaitu
LH.Produksi hormon LH maupun FSH berada di bawah pengaruh releasing hormones yang
disalurkan hipotalamus ke hipofisis.

Penyaluran RH dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen terhadap


hipotalamus. Produksi hormon gonadotropin (FSH dan LH) yang baik akan menyebabkan
pematangan dari folikel de graaf yang mengandung estrogen. Estrogen mempengaruhi
pertumbuhan dari endometrium.Di bawah pengaruh LH, folikel de graaf menjadi matang
sampai terjadi ovulasi. Setelah ovulasi terjadi, dibentuklah korpus rubrum yang akan
menjadi korpus luteum, di bawah pengaruh hormon LH dan LTH (luteotrophic hormones,
suatu hormon gonadotropik).

Korpus luteum menghasilkan progesteron yang dapat mempengaruhi pertumbuhan


kelenjar endometrium. Bila tidak ada pembuahan maka korpus luteum berdegenerasi dan
mengakibatkan penurunan kadar estrogen dan progesteron. Penurunan kadar hormon ini
menyebabkan degenerasi, perdarahan, dan pelepasan dari endometrium. Proses ini disebut
haid atau menstruasi. Apabila terdapat pembuahan dalam masa ovulasi, maka korpus
luteum tersebut dipertahankan.

11
Andi Aulia Ari Nurdewi - 1102015021

Siklus endometrium

1) Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu endometrium (selaput
rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan hormon-hormon ovarium berada
dalam kadar paling rendah.

2) Masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelah menstruasi
berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari desidua
fungsionalis untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin. Pada fase ini
endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi pelepasan sel
telur dari indung telur (disebut ovulasi).

3) Masa sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon
progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk
membuat kondisi rahim siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim)

Siklus ovarium

Setelah pubertas dimulai, ovarium akan mengalami suatu siklus secara terus menerus
yang terdiri dari dua fase, yaitu fase folikular (didominasi oleh folikel matang) dan fase luteal
(ditandai oleh adanya korpus luteum). Dalam keadaan normal siklus ini hanya terinterupsi
saat terjadi kehamilan dan akhirnya berakhir pada menopause. Siklus ini rata-rata
berlangsung sekitar 28 hari, namun dapat bervariasi.

Fase folikular.

Sebagian dari folikel primer dengan lingkungan hormonal yang tepat mulai
berkembang, sedangkan folikel lainnya yang tidak mendapat bantuan hormon mengalami
atresia. Selama pembentukan folikel, terjadi perubahan penting di sel-sel yang mengelilingi
oosit dalam persiapan untuk pembebasan sel telur dari ovarium.

Pertama, satu lapisan sel granulosa pada folikel primer → berproliferasi membentuk
beberapa lapisan yang megelilingi oosit. Sel-sel granulosa ini mengeluarakn “kulit” kental
mirip gel yang membungkus oosit dan memisahkannya dari jaringan granulosa sekitar.
Membran penyekat ini dikenal sbg zona pelusida.

Pada saat yang sama ketika oosit sedang membesar dan sel-sel granulosa berproliferasi,
sel-sel jaringan ikat ovarium khusus yang berkontak dengan sel granulosa berproliferasi dan
berdiferensiasi menjadi suatu lapisan luar sel teka. Sel teka dan sel granulosa secara kolektif
disebut sebagai folikel, berfungsi sebagai satu kesatuan untuk mengeluarkan estrogen,
estradiol merupakan estrogen ovarium utama.

12
Andi Aulia Ari Nurdewi - 1102015021

Lingkungan hormon pada fase folikular → pembesaran dan pengembangan kemampuan


sekresi sel-sel folikel, mengubah folikel primer menjadi folikel sekunder atau folikel antrum,
yang mampu mengeluarkan estrogen. Selama tahap perkembangan folikel ini, terbentuk
suatu rongga berisi cairan, antrum, di bagian tengah-tengah sel granulosa. Pada saat yang
bersamaan dengan terbentuknya antrum, oosit telah mencapai ukuran penuh. Perubahan
ke folikel antrum ini menyebabkan periode pertumbuhan folikel yang cepat, disebabkan
oleh proliferasi berkelanjutan sel granulosa dan sel teka, namun sebagian besar disebabkan
oleh pembesaran dramatic antrum. Seiring dengan tumbuhnya folikel, produksi estrogen
juga meningkat.

Salah satu folikel biasanya akan tumbuh lebih cepat daripada yang lain dan berkembang
menjadi folikel matang dalam waktu sekitar 14 hari setelah dimulainya pembentukan folikel.
Pada folikel matang, antrum menempati sebagian besar ruang, menyebabkan oosit yang
dikelilingi oleh zona pelusida dan satu lapis sel granulosa tergeser asimetris ke salah satu sisi
folikel.

Folikel matang yang telah sangat membesar ini menonjol dari permukaan ovarium,
menciptakan suatu daerah tipis yang kemudian pecah untuk membebaskan oosit saat
ovulasi. Tepat sebelum ovulasi, oosit menyelesaikan pembelahan meiosis pertamanya.
Ovum (oosit sekunder), masih dikelilingi oleh zona pelusida yang lekat dan sel-sel granulosa
kini disebut korona radiate, tersapu keluar folikel yang pecah ke dalam rongga abdomen
oleh cairan antrum yang bocor. Ovum yang dibebaskan ini akan cepat tertarik ke dalam tuba
uterina, tepat fertilisasi terjadi. Sedangkan, folikel-folikel lain yang sedang berkembang
namun gagal mencapai kematangan dan berovulasi akan mengalami degenerasi dan tidak
pernah menjadi aktif kembali. Pecahnya folikel saat ovulasi, menandakan berakhirnya fase
folikular dan dimulainya fase luteal.

Fase luteal.

Folikel yang pecah yang tertinggal di dalam ovarium segera mengalami perubahan. Sel-
sel granulosa dan sel teka yang tertinggal di sisa folikel mula-mula kolaps ke dalam ruang
antrum yang kosong yang telah terisi sebagian oleh bekuan darah. Sel-sel folikel ini lama-
lama mengalami transformasi structural drastic membentuk korpus luteum. Sel-sel folikel
yang berubah menjadi sel luteal ini membesar dan berubah menjadi jaringan yang sangat
aktif menghasilkan hormon steroid. Banyaknya simpanan kolesterol dalam butir-butir lemak
di dalam korpus luteum menyebabkan jaringan ini tampak kekuningan.

Korpus luteum mengalami vaskularisasi hebat seiring dengan masuknya pembuluh


darah dari daerah teka ke daerah granulosa yang mengalami luteinisasi. Perubahan ini
sesuai untuk fungsi korpus luteum : mengeluarkan banyak progesterone dan sedikit
estrogen ke dalam darah. Sekresi estrogen pada fase folikular diikuti oleh sekresi
progesterone pada fase luteal penting untuk mempersiapkan uterus untuk implantasi ovum
yang dibuahi. Korpus luteum berfungsi penuh dalam 4 hari setelah ovulasi. Jika ovum yang

13
Andi Aulia Ari Nurdewi - 1102015021

dibebaskan tidak dibuahi dan tidak terjadi implantasi, maka korpus luteum akan
berdegenerasi dalam waktu sekitar 14 hari setelah pembentukannya. Sel-sel luteal
berdegenerasi dan difagositosis, vaskularisasi berkurang, dan jaringan ikat segera masuk
untuk untuk membentuk massa jaringan fibrosa yang dikenal sbg korpus albikans. Fase
luteal kini usai dan satu siklus ovarium telah selesai.

14
Andi Aulia Ari Nurdewi - 1102015021

Siklus hormonal dan hubungannya dengan siklus ovarium serta uterus di dalam siklus
menstruasi normal:

a) Setiap permulaan siklus menstruasi, kadar hormon gonadotropin (FSH, LH) berada pada
level yang rendah dan sudah menurun sejak akhir dari fase luteal siklus sebelumnya.

b) Hormon FSH dari hipotalamus perlahan mengalami peningkatan setelah akhir dari
korpus luteum dan pertumbuhan folikel dimulai pada fase folikular. Hal ini merupakan
pemicu untuk pertumbuhan lapisan endometrium.

c) Peningkatan level estrogen menyebabkan feedback negatif pada pengeluaran FSH


hipofisis. Hormon LH kemudian menurun sebagai akibat dari peningkatan level
estradiol, tetapi pada akhir dari fase folikular level hormon LH meningkat drastis
(respon bifasik).

d) Pada akhir fase folikular, hormon FSH merangsang reseptor (penerima) hormon LH yang
terdapat pada sel granulosa, dan dengan rangsangan dari hormon LH, keluarlah hormon
progesterone.

Kontrol Fungsi Folikel

Tahap-tahap awal pembentukan folikel pra-antrum dan pematangan oosit tidak


memerlukan rangsangan gonadotropik. Namun diperlukan dukungan hormon, untuk
pembentukan antrum, perkembangan folikel, dan sekresi estrogen.

Baik FSH dan estrogen merangsang proliferasi sel-sel granulosa. FSH dan LH diperlukan
untuk sintesis dan sekresi estrogen oleh folikel, tetapi kedua hormon ini bekerja pada sel
yang berbeda. LH bekerja pada sel teka untuk merangsang produksi androgen, sementara
FSH bekerja pada sel granulosa (mengandung enzim aromatase yang dapat mengubah
androgen → estrogen) untuk meningkatkan konversi androgen teka menjadi estrogen.
Kadar FSH yang rendah sudah memadai untuk mendorong konversi akhir menjadi estrogen,
sehingga laju sekresi estrogen oleh folikel terutama bergantung pada kadar LH.

Sebagian dari estrogen yang dihasilkan dikeluarkan ke dalam darah dan menyebabkan
kadar estrogen plasma meningkat selama fase folikular. Estrogen sisanya tetap berada di
dalam antrum dan merangsang proliferasi sel granulosa. Estrogen yang dikeluarkan, selain
bekerja pada jaringan spesifik seks (misal : uterus), juga menghambat hipotalamus dan
hipofisis anterior secara umpan balik negative. Kadar estrogen yang meningkat sedang, akan
menghambat sekresi GnRH sehingga pelepasan FSH dan LH terhambat, namun efek primer
estrogen biasanya langsung pada hipofisis sendiri, dimana estrogen akan menurunkan
kepekaan sel penghasil FSH terhadap GnRH. Selain itu, sekresi inhibin oleh sel-sel folikel juga
akan menghambat sekresi FSH. Penurunan sekresi FSH menyebabkan atresia semua folikel
yang sedang berkembang, kecuali satu folikel yang paling matang.

15
Andi Aulia Ari Nurdewi - 1102015021

Berbeda dengan FSH, sekresi LH terus meningkat perlahan selama fase folikular
meskipun terdapat inhibisi GnRH, hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa estrogen saja
tidak dapat secara penuh menekan sekresi LH tonik dan untuk menghambat LH secara total
maka diperlukan progesterone juga. Karena progesterone belum muncul sampai fase luteal
siklus maka kadar basal LH dalam darah secara perlahan meningkat selama fase folikular
dibawah inhibisi tak sempurna estrogen.

Kontrol Ovulasi

Ovulasi dan luteinisasi folikel yang pecah dipicu oleh peningkatan sekresi LH yang mendadak
dan besar. Lonjakan LH ini menyebabkan empat perubahan besar dalam folikel :

Menghentikan sintesis estrogen oleh sel folikel.


Memulai kembali meiosis di oosit sekunder yang sedang berkembang, dengan
menghambat pelepasan suatu oocyte maturation-inhibiting substance yang
dihasilkan oleh sel granulosa.
 Memicu pembentukan prostlagandin kerja local, yang memicu ovulasi dengan
mendorong perubahan vascular yang menyebabkan pembengkakan cepat folikel.
Bersama-sama, berbagai efek ini menyebabkan pecahnya dinding yang menutupi
tonjolan folikel.
 Menyebabkan diferensiasi sel folikel menjadi sel luteal.

Lonjakan LH ini dipicu oleh efek umpan balik positif. Sementara kadar estrogen yang
meningkat dan moderat pada awal fase folikular menghambat sekresi LH, kadar estrogen
yang tinggi selama puncak sekresi estrogen pada akhir fase folikular merangsang sekresi LH
dan memulai lonjakan LH.

Kontrol Korpus Luteum

LH “memelihara” korpus luteum → setelah memicu pembentukan korpus luteum, LH


merangsang sekresi berkelanjutan hormon steroid. Di bawah pengaruh LH, korpus luteum
mengeluarkan progesterone dan estrogen, dengan progesterone merupakan produk
hormon yang paling banyak. Progesteron yang mendominasi pada fase luteal, dengan kuat
menghambat sekresi LH dan FSH. Inhibisi ini ditujukan untuk mencegah pematangan folikel
baru dan ovulasi selama fase luteal. Di bawah pengaruh progesteron, sistem reproduksi
dipersiapkan untuk menunjang ovum yang baru saja dibebaskan, seandainya ovum tsb
dibuahi.

Korpus luteum berfungsi selama ± 2 minggu, kemudia berdegenerasi jika tidka terjadi
fertilisasi. Matinya korpus luteum mengakhiri fase luteal dan menyiapkan tahap baru untuk

16
Andi Aulia Ari Nurdewi - 1102015021

fasae folikular berikutnya. Sewaktu korpus luteum berdegenerasi, kadar progesterone dan
estrogen dengan cepat menurun dalam plasma, karena kedua hormon ini tidak lagi
diproduksi. Hilangnya efek inhibisi ini memungkinkan sekresi FSH dan LH tonik, shg folikel
primer kembali diinduksi untuk matang seiring dengan dimulainya fase folikular baru.

a) Setelah perangsangan oleh hormon estrogen, hipofisis LH terpicu yang


menyebabkan terjadinya ovulasi yang muncul 24-36 jam kemudian. Ovulasi adalah
penanda fase transisi dari fase proliferasi ke sekresi, dari folikular ke luteal.
b) Kadar estrogen menurun pada awal fase luteal dari sesaat sebelum ovulasi sampai
fase pertengahan, dan kemudian meningkat kembali karena sekresi dari korpus
luteum.
c) Progesteron meningkat setelah ovulasi dan dapat merupakan penanda bahwa
sudah terjadi ovulasi.
d) Kedua hormon estrogen dan progesteron meningkat selama masa hidup korpus
luteum dan kemudian menurun untuk mempersiapkan siklus berikutnya.

17
Andi Aulia Ari Nurdewi - 1102015021

Pengaruh Estrogen dan Progesteron pada Uterus

Uterus terdiri dari 2 lapisan utama : Myometrium (lapisan otot polos luar) dan
Endometrium (lapisan dalam yang mengandung banyak PD dan kelenjar). Estrogen
merangsang pertumbuhan myometrium dan endometrium. Hormon ini juga menginduksi
sintesis reseptor hormone progesterone di endometrium.

Progesteronn bekerja pada endometrium yang telah dipersiapkan oleh estrogen untuk
mengubahnya menjadi lapisna ramah dan menunjang pertumbuhan ovum yang dibuahi,
dimana jaringan ikat endometrium akan menjadi longgar dan edematosa akibat akumulasi
elektrolit dan air, memfasilitasi implantasi ovum yang dibuahi, selain itu progesterone juga
menyiapkan endometrium lebih lanjut untuk menampung mudigah dengan mendorong
kelenjar endometrium mengeluarkan dan menyimpan glikogen dalam jumlah besar serta
merangsang pertumbuhan besar-besaran pembuluh darah endometrium, serta mengurangi
kontraktilitas uterus agar tercipta lingkungan yang tenang untuk implantasi dan
pertumbuhan mudigah.

LI.3 Memahami dan Menjelaskan Gangguan Menstruasi

1.HIPERMENORRHEA/MENORRHAGIA

Definisi

Menorrhagia adalah pengeluaran darah haid yang terlalu banyak dan biasanya disertai
dengan pada siklus yang teratur. Menorrhagia biasanya berhubungan dengan nocturrhagia
yaitu suatu keadaan dimana menstruasi mempengaruhi pola tidur wanita dimana waita
harus mengganti pembalut pada tengah malam. Menorrhagia juga berhubungan dengan
kram selama haid yang tidak bisa dihilangkan dengan obat-obatan. Penderita juga sering
merasakan kelemahan, pusing, muntah dan mual berulang selama haid.

Etiologi

Menorrhagia dikelompokan dalam 4 kategori yaitu,

1. Gangguan Pembekuan

Walaupun keadaan perdarahan tertentu seperti ITP dan penyakit von willebrands
berhubungan dengan peningkatan menorrhagia, namun efek kelainan pembekuan
terhadap individu bervariasi. Pada wanita dengan tromboitopenia kehilangan darah
berhubungan dengan jumlah trombosit selama haid. Splenektomi terbukti menurunkan
kehilangan darah.

2. Disfunctional Uterine Bleeding (DUB)

18
Andi Aulia Ari Nurdewi - 1102015021

Pada dasarnya peluruhan saat haid bersifat self limited karena haid berlangsung
secara simultan di seluruh endometrium serta jaringan endometrium yang terbentuk
oleh estrogen dan progesterone normal bersifat stabil. Pada DUB, keadaan ini sering
terganggu.

DUB dapat terjadi disertai ovulasi maupun anovulasi. Pada keadaan terjadinya
ovulasi, perdarahan bersifat lebih banyak dan siklik hampir sesuai dengan siklus haid.
Pada keadaan anovulasi, perdarahan bersifat namun dengan siklus yang tidak teratur
sehingga sering disebut menometrorrhagia. DUB dapat disebabkan estrogen withdrawl
bleeding, progesteron withdrawl bleeding, estrogen breakthrough bleeding,
progesterone breakthrough bleeding. Estrogen withdrawl bleeding terjadi pada
keadaan setelah ooparektomi bilateral, radiasi folikel yang matur atau penghentian
tiba-tiba obat-obatan yang mengandung estrogen.

Estrogen breakthrough bleeding menyebabkan lapisan endometrium menjadi


semakin menebal namun akhirnya runtuh karena kurang sempurnanya struktur
endometrium karena tidak sebandingnya jumlah progesterone yang ada disbanding
jumlah estrogen. Perdarahan biasanya bersifat spotting. Estrogen breakthrough
bleeding yang berkelanjutan mengacu pada keadaan amenorrhea namun secara tiba-
tiba dapat mengakibatkan perdarahan yang banyak.

Progesteron withdrawl bleeding terjadi bila korpus luteum dihilangkan.


Progesteron withdrawl bleeding hanya akan terjadi bila diawali proliferasi endometrium
yang diatur oleh estrogen. Namun bila kadar estrogen meningkat 10-20 kali lipat,
progesteron withdrawl bleeding tidak akan terjadi.

Progesterone breakthrough bleeding terjadi bila kadar progesterone melebihi


keseimbangan dengan estrogen. Dinding endometrium yang menebal akan meluruh
sedikit demi sedikit akibat struktur yang tidak kuat. Hal ini terjadi saat menggunakan pil
kontrasepsi dalam jangka waktu lama.

Pada keadaan progesteron withdrawl bleeding dan estrogen breakthrough bleeding


diberikan terapi progesteron sehingga tercapai keseimbangan jumlah progesterone-
estrogen. Progesterone bersifat antiestrogen dimana menstimulasi perubahan estradiol
menjadi estron sulfat yaitu bentuk tidak aktif estrogen. Progesterone juga menghambat
pembentukan reseptor estrogen. Estrogen juga mencegah transkripsi onkogen yang
dimediasi oleh estrogen.

Pada oligomenorrhea (estrogen breakthrough bleeding) preparat progesterone


yang digunakan adalah medroxypogesteronaseta, 5-10 mg/hari selama 10 hari. Pada
menorrhagia (estrogen breakthrough bleeding yang berlangsung lama dan progesteron
withdrawl bleeding) progestin digunakan selama 10 hari hingga 2 minggu untuk
menstabilkan dinding endometrium lalu dihentikan secara tiba-tiba dengan maksud
mengikis semua dinding endometrium dan bersifat kuretase alami.

Terapi estrogen diberikan pada Estrogen withdrawl bleeding dan progesterone


breakthrough bleeding untuk memperkuat stroma tempat kelenjar yang hiperplasia
karena dirangsang progesterone. Pada keadaan ini diberikan 25 mg estrogen
terkonjugasi secara intra vena tiap 4 jam hingga perdarahan berhenti atau selama 24

19
Andi Aulia Ari Nurdewi - 1102015021

jam untuk menghindari terbentuknya trombus pada kapiler uterus. Semua terapi
estrogen harus diikuti terapi progesteron dan withdrawl bleeding.

Dapat juga diberikan anti prostaglandin untuk vasokontriksi darah sehingga


perdarahan dapat berhenti. Desmopresin asetat (analog sintetik dari arginin vasopresin)
digunakan untuk mengobati DUB pada pasien gangguan pembekuan terutama pada
penyakit von willebrand’s dan dapat diberikan intranasal maupun intravena.
Pengobatan dapat meningkatkan kadar faktor VIII dan faktor von willebrands yang
berlangsung sekitar 8 jam.

3. Gangguan pada organ dalam pelvis

Menorrrhagia biasanya berhubungan dengan fibroid pada uterus, adenommiosis,


infeksi pelvis, polips endometrial, dan adanya benda asing seperti IUD. Wanita dengan
perdarahan haid melebihi 200 cc 50% mengalami fibroid. 40% pasien dengan
adenomiosis mengalami perdarahan haid melebihi 800cc. Menorrhagia pada retrofleksi
disebabkan karena bendungan pada vena uterus sedangkan pada mioma uteri,
menorrhagia disebabkan oleh kontraksi otot yang kurang kuat, permukaan
endometrium yang luas dan bendungan vena uterus.

4. Gangguan medis lainnya

Gangguan medis lainnya yang dapat menyebabkan menorrhea diantaranya


hipotiroid dan sindrom cushing, patifisiologi terjadinya belum diketahui dengan pasti.
Dapat juga terjadi pada hipertensi, dekompsatio cordis dan infeksi dimana dapat
menurunkan kualitas pembuluh darah. Menorrhagia dapat terjadi pada orang asthenia
dan yang baru sembuh dari penyakit berat karena menyebabkan kualitas miometrium
yang jelek.

Terapi

Terapi menorrhagia sangat tergantung usia pasien, keinginan untuk memiliki anak,
ukuran uterus keseluruhan, dan ada tidaknya fibroid atau polip. Spektrum pengobatannya
sangat luas mulai dari pengawasan sederhana, terapi hormon, operasi invasif minimal
seperti pengangkatan dinding endometrium (endomiometrial resection atau EMR), polip
(polipektomi), atau fibroid (miomektomi) dan histerektomi (pada kasus yang refrakter).

Dapat juga digunakan herbal yarrow, nettle’s purse, agrimony, ramuan cina, ladies
mantle, vervain dan raspbery merah yang diperkirakan dapat memperkuat uterus. Vitex
juga dianjurkan untuk mengobati menorrhea dan sindrom pre-mentrual. Dianjurkan juga
pemberian suplemen besi untuk mengganti besi yang hilang melalui perdarahan. Vitamin
yang diberikan adalah vitamin A karena wanita dengan lehilangan darah hebat biasanya
mengalami penurunan kadar vitamin A dan K yang dibutuhkan untuk pembekuan darah.
Vitamin C, zinc dan bioflavinoids dibutuhkan untuk memperkuat vena dan kapiler.

Prognosis

Prognosis pada semua ketidakteraturan adalah baik bila diterapi dari awal.

20
Andi Aulia Ari Nurdewi - 1102015021

2.HIPOMENORRHEA

Definisi

Hipomenorrhea adalah suatu keadan dimana jumlah darah haid sangat sedikit (<30cc),
kadang-kadang hanya berupa spotting. Dapat disebabkan oleh stenosis pada himen, servik
atau uterus. Pasien dengan obat kontrasepsi kadang memberikan keluhan ini. Hal ini juga
dapat terjadi pada hipoplasia uteri dimana jaringan endometrium sedikit.

Suatu keadaan dimana perdarahan haid lebih pendek atau lebih kurang dari biasanya.
Lama perdarahan : Secara normal haid sudah terhenti dalam 7 hari. Kalau haid lebih lama
dari 7 hari maka daya regenerasi selaput lendir kurang. Misal pada endometritis, mioma.

Etiologi

1. Setelah dilakukan miomektomi/ gangguan endokrin.

2. Kesuburan endometrium kurang akibat dari kurang gizi, penyakit menahun maupun
gangguan hormonal.

Patofisiologi

Dapat diakibatkan oleh Asherman’s syndrome, kekurangan lemak tubuh untuk


membuat hormon steroid, dan faktor psikogenik.

Manifestasi klinis

Waktu haid singkat, jumlah darah haid sangat sedikit (<30cc), kadang-kadang hanya
berupa spotting.

3.POLIMENORRHEA

Definisi

Polimenorrhea adalah kelainan haid dimana siklus kurang dari 21 hari dan menurut
literatur lain siklus lebih pendek dari 25 hari.

Etiologi

Bila siklus pendek namun teratur ada kemungkinan stadium proliferasi pendek atau
stadium sekresi pendek atau kedua stadium memendek. Yang paling sering dijumpai adalah
pemendekan stadium proliferasi. Bila siklus lebih pendek dari 21 hari kemungkinan
melibatkan stadium sekresi juga dan hal ini menyebabkan infertilitas.

Siklus yang tadinya normal menjadi pendek biasanya disebabkan pemendekan stadium
sekresi karena korpus luteum lekas mati. Hal ini sering terjadi pada disfungsi ovarium saat
klimakterium, pubertas atau penyakit kronik seperti TBC.

21
Andi Aulia Ari Nurdewi - 1102015021

Manifestasi klinis

Gejala berupa siklus kurang dari 21 hari (lebih pendek dari 25 hari).

Terapi

Keadaan ini dapat diperbaiki dengan menggunakan terapi hormonal. Stadium proliferasi
dapat diperpanjang dengan estrogen dan stadium sekresi dapat diperpanjang dengan
kombinasi estrogen-progesteron.

4.OLIGOMENORRHEA

Definisi

Oligomenorrhea disebut juga sebagai haid jarang atau siklus panjang. Oligomenorrhea
terjadi bila siklus lebih dari 35 hari. Darah haid biasanya berkurang.

Etiologi

Oligomenorrhea biasanya berhubungan dengan anovulasi atau dapat juga disebabkan


kelainan endokrin seperti kehamilan, gangguan hipofise-hipotalamus, dan menopouse atau
sebab sistemik seperti kehilangan berat badan berlebih. Oligomenorrhea sering terdapat
pada wanita astenis. Dapat juga terjadi pada wanita dengan sindrom ovarium polikistik
dimana pada keadaan ini dihasilkan androgen yang lebih tinggi dari kadara pada wanita
normal. Oligomenorrhea dapat juga terjadi pada stress fisik dan emosional, penyakit kronis,
tumor yang mensekresikan estrogen dan nutrisi buruk. Oligomenorrhe dapat juga
disebabkan ketidakseimbangan hormonal seperti pada awal pubertas. Oligomenorrhea yang
menetap dapat terjadi akibat perpanjangan stadium folikular, perpanjangan stadium luteal,
ataupun perpanjang kedua stadium tersebut. Bila siklus tiba-tiba memanjang maka dapat
disebabkan oleh pengaruh psikis atau pengaruh penyakit.

Manifestasi klinis

Gejala oligomenorrhea terdiri dari periode menstruasi yang lebih panjang dari 35 hari
dimana hanya didapatkan 4-9 periode dalam 1 tahun. Beberapa wanita dengan
oligomenorrhea mungkin sulit hamil. Bila kadar estrogen yang menjadi penyebab, wanita
tersebut mungkin mengalami osteoporosis dan penyakit kardiovaskular. Wanita tersebut
juga memiliki resiko besar untuk mengalami kanker uterus.

Penatalaksanaan

Pengobatan oligomenorrhea tergantung dengan penyebab. Pada oligomenorrhea


dengan anovulatoir serta pada remaja dan wanita yang mendekati menopouse tidak
memerlukan terapi. Perbaikan status gizi pada penderita dengan gangguan nutrisi dapat
memperbaiki keadaan oligomenorrhea. Oligomenorrhea sering diobati dengan pil KB untuk
memperbaiki ketidakseimbangan hormonal. Pasien dengan sindrom ovarium polikistik juga
sering diterapi dengan hormonal. Bila gejala terjadi akibat adanya tumor, operasi mungkin
diperlukan. Pengobatan alternatif lainnya dapat menggunakan akupuntur atau ramuan
herbal.

22
Andi Aulia Ari Nurdewi - 1102015021

Komplikasi

Komplikasi yang paling menakutkan adalah terganggunya fertilitas dan stress emosional
pada penderita sehingga dapat meperburuk terjadinya kelainan haid lebih lanjut. Prognosa
akan buruk bila oligomenorrhea mengarah pada infertilitas atau tanda dari keganasan.

5.AMENORRHEA

Definisi

Amenorrhea bukan merupakan penyakit namun merupakan gejala. Amenorrhe dapat


terjadi pada menopouse, sebelum pubertas, dalam kehamilan dan dalam masa laktasi. Bila
tidak menyusukan, haid datang ± 3 bulan post partum namun bila menyusukan, haid datang
pada bulan ke-66.

Amenorrhea dapat dibagi menjadi :

a. Amenorrhea primer berarti seorang perempuan belum mengalami haid2 setelah usia
16 tahun tetapi telah terdapat tanda-tanda seks sekunder atau tidak terjadi haid
sampai 14 tahun tanpa adanya tanda-tanda seks sekunder. Amenorrhea biasanya
terjadi pada gadis dengan underweight atau pada aktivitas berat dimana cadangan
lemak mempengaruhi untuk memacu pelepasan hormon.

b. Amenorrhea sekunder berarti telah terjadi haid, tetapi haid terhenti untuk masa tiga
siklus atau lebih dari enam bulan.

Etiologi

Penyebab tersering dari amenorea primer adalah:

- Pubertas terlambat.

- Kegagalan dari fungsi indung telur.

- Agenesis uterovaginal (tidak tumbuhnya organ rahim dan vagina).

- Gangguan pada susunan saraf pusat.

- Himen imperforata yang menyebabkan sumbatan keluarnya darah menstruasi dapat


dipikirkan apabila wanita memiliki rahim dan vagina normal.

Penyebab terbanyak dari amenorea sekunder adalah kehamilan, setelah kehamilan,


menyusui, dan penggunaan metode kontrasepsi disingkirkan, maka penyebab lainnya
adalah:

- Stress dan depresi.

23
Andi Aulia Ari Nurdewi - 1102015021

- Nutrisi yang kurang, penurunan berat badan berlebihan, olahraga berlebihan,


obesitas.

- Gangguan hipotalamus dan hipofisis.

- Gangguan indung telur.

- Obat-obatan.

- Penyakit kronik dan Sindrom Asherman.

Amenorrhea dapat terjadi akibat gangguan pada komponen yang berperan pada proses
haid. Komponen tersebut digambarkan dalam bagan sebagai berikut :

Kelainan Kompartemen I: Kelainan saluran uterus

1. Sindrom Asherman

Pada sindrom ini terjadi amenorrhea sekunder. Keadaan ini terjadi akibat kuretase
postpartum berlebihan sehingga terjadi sikatrik dan perlengketan. Endometrium
mungkin memiliki tekanan yang begitu besar. Pasien dengan asherman sindrom dapat
mengalamai keluhan lain seperti dismenorrhea dan hypomenorrhea.

Pada masa lalu, asherman sindorm diobati dengan dilatasi dan kuretase untuk
menghancurkan sikatrik. Sekarang dapat digunakan histeroskopi dengan melisiskan
adhesi dengan memotong dan membakar dengan hasil yang lebih baik dibanding
kuretase yang tidak terarah. Setelah dilakukan histeroskopi, perlu dicegah terjadinya
kembali perlengketan dengan memasang IUD. Dapat juga menggunakan folley kateter
pediatrik dengan memasukan 3 cc dan baru dilepas setelah 7 hari.

2. Mullerian anomaly

Pada keadaan ini, vagina, servik dan uterus mungkin tidak ada. Atau pada keadaan
lain, uterus mungkin ada namun tidak terdapat rongga, atau terdapatnya rongga
namun endometrium sangat sedikit. Penanganan pada pasien ini dilakukannya operasi
dengan menggunakan teknik vecchietti atau teknik Frank untuk membentuk saluran
vagina buatan. Penundaan operasi dapat menyebabkan terjadinya inflamasi.

3. Insensitivitas Androgen (testicular feminization)

Insensitivitas androgen komplit didiagnosa bila didapatkan kanalis vagina namun


tidak didapatkan uterus. Pasien ini berupa pria pseudohermaprodit dimana ketentuan
pria ditentukan dari adanya kromosom XY dan pasien memilliki testes.
Pseudohermaprodit berarti genitalia berlawanan dengan gonad. Sehingga pada pasien
ini secara fenotip tampak seperti wanita tapi tidak ditemukannya rambut pubis dan
rambut ketiak. Pada pasien ini terdapat testosteron darah yang normal atau sedikit
meningkat dan kenaikan LH.

Pada insensitivitas androgen inkomplit (1:10 dibandingkan yang komplit), individu


mendapat sedikit pengaruh androgen. Individu ini mungkin memiliki pembesaran

24
Andi Aulia Ari Nurdewi - 1102015021

klitoris, dan phallus mungkin ada. Rambut pubis dan ketiak ada dan terdapat
pertumbuhan payudara.

Kelainan Kompartemen II

1. Kelainan ovarium

Kelainan ovarium dapat menyebabkan amenorrhea primer maupun sekunder. 30-


40% amenorrhea primer mengalami kelainan perkembangan ovarium (Gonadal
disgenesis). Pasien ini dapat terdiri dari pasien dengan kariotip 45X (50%), mosaik
(25%), 46XX (25%). Wanita dengan gonadal disgenesis diseratai amenorrhea sekunder
berhubungan dengan kariotip 46xx, mosaik, 47 xxx ,dan 45x.

2. Sindrom Turner

Pada sindrom ini terjadi kehilangan satu X. Kromososm X aktif dalam oosit untuk
menghindari percepatan kematian folikel. Karena pada pasien ini terjadi kekurangan
folikel, terjadi kekurangan hormon sex gonadal saat pubertas sehingga terjadi
amenorrhea primer.

3. Kegagalan ovarium premature

Sekitar 1% wanita akan mengalami hal ini sebelum usia 40 tahun. Hal ini juga
terjadi pada wanita dengan amenorrhea. Kegagalan ovarium yang prematur dapat
disebabkan kelainan genetik dengan peningkatan kematian folikel. Dapat juga
merupakan proses autoimun dimana folikel dihancurkan.

4. Efek radiasi dan kemoterapi.

Efek radiasi tergantung dari umur dan dosis radiasi. Fungsi barium dapat kembali
setelah bertahun-tahun kemudian. Di lain pihak kerusakan tidak akan muncul hingga
terjadinya kegagalan ovarium prematur. Ketika radiasi diberikan di luar pelvis, radiasi
tidak memberikan resiko terjadinya kegagalan ovarium prematur. Gonad tidak dalam
keadaan bahaya ketika di dapur menggunakan oven microwave yang berdaya
penetrasi rendah.

Kelainan Kompartemen III

Gangguan pada kompartemen ini dapat berupa gangguan pada hipofise anterior.
Gangguan dapat berupa adanya tumor yang bersifat mendesak ataupun menghasilkan
hormon yang membuat haid menjadi terganggu. Tumor mikroadenoma dapat diterapi
dengan menggunakan agonis dopamin dimana dopamin dapat menghambat pelepasan
prolaktin lebih lanjut sehingga pembesaran tumor hipofise dan prolaktinemia dapat
dicegah. Operasi dapat dilakukan terutama bila tumor masih kecil. Namun angka rekurensi
setelah operasi sangat besar lagipula struktur tumor sulit dibedakan dengan jaringan
hipofise sehat sehingga operasi sering kali meninggalkan sisa. Pada makroadenoma dapat
diberikan agonis dopamin terlebih dahulu untuk memperkecil ukuran tumor. Setelah

25
Andi Aulia Ari Nurdewi - 1102015021

operasi dapat dilanjutkan dengan pemberian radiasi namun radiasi ini dapat memicu
terjadinya tumor di tempat lain pada otak.

Kelainan Kompartemen IV

Gangguan pada pasien ini disebabkan oleh gangguan mental yang secara tidak langsung
menyebabkan terjadinya pelepasan neurotransmiter seperti serotonin yang dapat
menghambat lepasnya gonadotropin. Gangguan pada kompartemen ini dapat terjadi pada
penderita anoreksia nervosa maupun atlet atau penari balet yang mengalami latihan
dengan ketegangan. Amenorrhea dapat juga disebabkan oleh penyakit-penyakit lain seperti
penyakit kronis (TBC), penyakit metabolik seperti penyakit tiroid, pankreas dan glandula
suprarenalis, kelainan gizi (obesitas dan underweight), kelainan hepar dan ginjal.

Patofisiologi Amenorrhea

Kelainan
Kegagalan fungsi genetik
hipotalamus-hipofisis
Penyakit
stress, obat-
Testikular obatan, dll
hipogonadotropin feminization Disgenesis gonad

Siklus
FSH & LH Ovarium menstruasi
gagal terganggu
Tidak punya Testis
berkembang
uterus menggantikan
Ovarium
ovarium
tidak
terangsang Tidak terjadi
Ovarium siklus
berupa jaringan menstruasi
pengikat

Estrogen & Tidak dapat mengalami


progesteron menstruasi
tidak Tidak terjadi
dihasilkan menstruasi

Siklus
menstruasi Amenore sekunder
Amenore primer
tidak terjadi
26
Tanda seks MK: ansietas,
sekunder nyeri, kerusakan
tidak terjadi integritas
jaringan
Andi Aulia Ari Nurdewi - 1102015021

Pengelolaan & prognosa

Pengelolaan pada pasien ini tergantung dengan penyebab. Bila penyebab adalah
kelainan genetik, prognosa kesembuhan buruk. Menurut beberapa penelitian, dapat
dilakukan terapi sulih hormon, namun fertilitas belum tentu dapat dipertahankan.

Komplikasi

Komplikasi yang paling ditakutkan dari amenorrhea adalah infertilitas. Komplikasi


lainnya adalah tidak percaya dirinya penderita sehingga dapat menggangu kompartemen IV
dan terjadilah lingkaran setan terjadinya amenorrhea. Komplikasi lainnya munculnya gejala-
gejala lain akibat insufisiensi hormon seperti osteoporosis.

Langkah-langkah diagnosa bila ditemukan amenorrhea

Yang harus dilakukan adalah lakukan pemeriksaan TSH karena pada keadaan hipotroid
terjadi penurunan dopamin sehingga merangsang pelepasan TRH. TRH merangsang hipofise
anterior untuk menghasilkan prolaktin dimana prolaktin akan menghambat pelepasan
GnRH. Namun pada satu waktu, saat hipofise anterior terangsang secara kronik, hipofise
anterior dapat membesar sehingga meningkatkan sekresi GnRH dan menyebabkan
terjadinya pematangan folikel yang terburu-buru sehingga terjadi kegagalan ovarium
prematur. Sehingga harus diwaspadai bila terjadi suatu tanda-tanda hipotiroid, amenorrhea
dan galaktorrhea.

Keadaan amenorrhea yang disertai keadaan galaktorrhea dapat juga terjadi pada
sindrom chiari-Frommel yang terjadi setelah kehamilan dan merupakan amenorrhea laktasi
yang berkepanjangan. Diduga keadaan ini disebabkan oleh inhibisi dari faktor imhibisi
prolaktin dari hipofise. Pada sindrom Forbes-Albright terdapat adenoma chromopob dimana
banyak dihasilkan prolaktin. Pada sindrom Ahoemada del-Costello tidak terdapat hubungan
antara kehamilan dengan tumor hipofise. Sindrom ini diduga akibat obat-obatan seperti
kontrasepsi dan fenotiazin. Pasien juga seharusnya dilakukan progesteron challenge. Bila
dengan pemberian progesteron lalu dilakukan withdrawl terjadi haid, maka dipastikan
amenorrhea disebabkan anovulasi. Terapi yang diberikan pada pasien ini adalah pemberian
progesterone. Perlu juga diberikan preparat estrogen bila dengan pemberian progesteron
tidak menghasilkan haid untuk mencari apakah penyebab terjadinya amenorrhea akibat
kurangnya estrogen. Bila dengan langkah-langkah di atas tidak didapatkan hasil yang
memuaskan, lakukan pemeriksaan FSH dan LH untuk mencari apakah penyebab
amenorrhea ada pada kompartemen III

Amenorrhea pada atlet dengan latihan berlebih. Saat dilakukan latihan berlebih,
dibutuhkan kalori yang banyak sehingga cadangan kolesterol tubuh habis dan bahan untuk
pembentukan hormon steroid seksual (estrogen & progesteron) tidak tercukupi. Pada

27
Andi Aulia Ari Nurdewi - 1102015021

keadaan tersebut juga terjadi pemecahan estrogen berlebih untuk mencukupi kebutuhan
bahan bakar dan terjadilah defisiensi estrogen dan progeteron yang memicu terjadinya
amenorrhea. Pada keadaan latihan berlebih banyak dihasilkan endorpin yang merupakan
derifat morfin. Endorpin menyebabkan penurunan GnRH sehingga estrogen dan
progesteron menurun. Pada keadaan stress berlebih, corticotropin releasing hormon
dilepaskan, pada peningkatan CRH, terjadi peningkatan opoid yang dapat menekan
pemebentukan GnRH.

6.METRORAGIA

Definisi

Adalah perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid.

Klasifikasi

1. Metroragia oleh karena adanya kehamilan : abortus, kehamilan ektopik.

2. Metroragia diluar kehamilan.

Etiologi

- Metroragia diluar kehamilan dapat disebabkan oleh luka yang tidak


sembuh;carcinoma corpus uteri, carcinoma cervicitis; peradangan dari haemorrhagis
(sepertikolpitis haemorrhagia, endometritis haemorrhagia); hormonal.

- Perdarahan fungsional :

a) Perdarahan Anovulatoar; disebabkan oleh psikis, neurogen, h6hypofiser, ovarial


(tumor atau ovarium yang polikistik) dan kelainan gizi, metabolik,penyakit akut
maupun kronis.

b) Perdarahan Ovulatoar; akibat korpus luteum persisten, kelainan pelepasan


endometrium, hipertensi, kelainan darah dan penyakitakut ataupun kronis.

Manifestasi klinis

Adanya perdarahan tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid namun keadaan
ini sering dianggap oleh wanita sebagai haid walaupun berupa bercak.

Terapi

Kuretase dan hormonal.

7.DISMENORRHEA

Dismenorrhea adalah nyeri selama menstruasi yang disebabkan oleh kejang otot uterus.
Hampir semua wanita mengalami rasa tidak enak di perut bawah sebelum dan selama masa
haid, shg istilah dismenorea hanya dipakai jika nyeri haid sedemikian hebatnya, sehingga

28
Andi Aulia Ari Nurdewi - 1102015021

memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan/ cara hidupnya sehari-hari
untuk beberapa jam atau beberapa hari. Dibagi atas :

Dismenorea Primer

Apabila tidak terdapat gangguan fisik yang menjadi penyebab dan hanya terjadi selama
siklus-siklus ovulatorik. Penyebabnya adalah adanya jumlah prostaglandin yang berlebihan
dalam darah menstruasi, yang merangsang hiperaktivitas uterus.

Gejala utamanya nyeri, dimulai saat awitan menstruasi. Nyerinya dapat tajam, tumpul,
siklik, atau menetap, dapat berlangsung dalam beberapa jam – 1 hari. Kadang, gejalanya
lebih dari 1 hari tapi jarang melebihi 72 jam. Gejala sistemik yang menyertai berupa mual,
diare, sakit kepala, dan perubahan emosional.

Pengobatannya dengan agen-agen anti inflamasi non-steroid, yang meyekat sintesis


prostaglandin melalui penghambatan enzim siklooksigenase. Terapi akan berhasil baik, jika
dimulai sebelum awitan menstruasi dan diteruskan hingga gejala berkurang. Progesteron
juga akan menghambat sintesis prostaglandin endometrium, sehingga pengobatan dengan
menggunakan kontrasepsi oral juga efektif. Obat ini dapat mengurangi julah cairan
menstruasi dan dengan demikian juga mengurangi konsentrasi prostaglandin.

Dismenorea Sekunder

Timbul karena adanya masalah fisik, seperti endometriosis, polip uteri, leiomyoma,
stenosis serviks, atau penyakit radang panggul (PID). Dismenorea dapat disertai dengan
menometroragia yang meningkat. Dibutuhkan evaluasi selanjutnya untuk menentukan
diagnosis, evaluasi harus dilakukan secara hati-hati untuk mencari kelainan dalam kavum
uteri atau pelvis yang dapat menimbulkan kedua gejala tsb. Dapat digunakan histeroskopi,
histerosalpingogram (HSG), sonogram transvaginal (TSV), dan laparoscopy untuk evaluasi.
Pengobatan ditujukan untuk memperbaiki keadaan yang mendasarinya.

29
Andi Aulia Ari Nurdewi - 1102015021

Patofifsiologi Dismenorhhea

DISMENORE

Bila tidak terjadi kehamilan Penyakit :endometriosis,


inflamasi pelvis,
adenomiosis, kista
Regresi korpus luteum ovarium, kelainan otak

Progesterone menurun
Dismenore
sekunder
Labilisasi membrane
lisosom (mudah pecah)
Nyeri haid

Enzim fosfolipase MK:nyeri MK:Intoleran


A2 meningkat aktivitas

Hidrolisis senyawa
fosfolipid

Terbentuk asam arakidonat


Meningkatkan sensitisasi
& menurunkan ambang
prostaglandin rasa sakit pada ujng saraf
aferen nervus pelvicus
PGE 2 PGF 2α

PGE 2 & PGF 2α dalam MK:


darah meningkat intoleransi
aktivitas

Miometrium terangsang

30
Meningkatkan kontraksi MK: nyeri
& disritmia uterus
Andi Aulia Ari Nurdewi - 1102015021

8. SINDROM PRA MENSTRUASI

Adalah gabungan dari gejala-gejala fisik dan psikologis yang terjadi selama fase luteal
siklus menstruasi dan menghilang setelah menstruasi dimulai. Gejalanya dapat sangat berat
sehingga mengganggu kehidupan orang tsb. Sedikitnya ada 150 gejala yang telah dilaporkan
dalam kasus ini, diantaranya adalah sbb.

Gejala-gejala Somatik Gejala-gejala Emosional dan Mental

Kecemasan, perubahan libido, depresi, letih,


Perut kembung, jerawat, intoleransi
terus ingin makan, permusuhan, tidak dapat
alcohol, payudara membesar dan lunak,
berkonsentrasi, insomnia, mudah tersinggung,
kikuk, konstipasi atau diare, sakit kepala,
lelah, perasaan berubah-ubah, serangan panic,
edema perifer, BB bertambah
paranola, menarik diri dari orang lain

Diagnosis

(1) Kompleks gejalanya sesuai dengan PMS,

(2) Gejala hanya muncul pada fase luteal siklus menstruasi ovulasi, dan

(3) Gejalanya cukup berat hingga mengganggu kehidupan perempuan tsb.

Diagnosis PMS paling baik ditegakkan setelah perempuan tsb mengalami gejala yang sama
dalam kurun waktu 2-3 bulan. Perkiraan insidens gejala PMS berkisar dari 25-100% pada
perempuan menstruasi. Bagi kebanyakan perempuan, gejalanya hanya menjengkalkan dan
tidak mengganggu aktivitas mereka, namun bagi yang lain mungkin sekitar 5-10% dapat
mengalami kesulitan yang serius. Gangguan psikologis, seperti depresi dan kecemasan,
seringkali sulit dibedakan dengan PMS.

Penyebab

Tidak diketahui. Namun terdapat beberapa teori, seperti teori kekacauan jumlah
produksi estrogen dan progesterone, perubahan produksi hormon ovarium lain, perubahan

31
Andi Aulia Ari Nurdewi - 1102015021

efek-efek steroid ovarium terhadap SSP, dan perubahan sintesis serotonin selama fasae
luteal.

Pengobatan

Tujuan utama pengobatan adalah untuk sedapat mungkin meredakan gejala-gejala yang
paling jelas. Intervensi yang sederhana, seperti latihan fisik, mengubah pola makan,
menghindari gara, alcohol, dan kafein, dapat menyebabkan perbaikan yang dramatis.
Merubah gaya hidup untuk memperbaiki stress juga dapat memperbaiki gejala. Namun,
pengobatan utama untuk PMS adalah penggunaan agen-agen yang menekan fungsi
ovarium, seperti dengan pil kontrasepsi oral. Alternatif lainnya untuk mengurangi gejala-
gejala dapat digunakan agonis GnRH seperti medroksiprogesteron asetat untuk menekan
ovulasi.

Patofisiologi

PMS (PRE MENSTRUAL SINDROM)

Prolaktin ↑ Gamma linoleic acid


(GLA) ↓

Estrogen ↑ dan
Gangguan metabolism
progesteron↓
prostaglandin

Proses kimia tubuh Neurotransmitter otak


terganggu terganggu

Metabolism vit.B6
(anti depresi)
terganggu

Deficit vit. B6

Produksi
serotonin
terganggu

Pre menstrual
Serotonin ↓ depresi sindrom

Kelemahan umum Nyeri payudara acne Mood labil32

MK: intoleransi MK: nyeri MK: gangguan MK:


aktivitas integritas kulit ansietas
Andi Aulia Ari Nurdewi - 1102015021

9. VICARIOUS MENSTRUATION

Terjadinya perdarahan ekstragenital dengan periodik yang sesuai dengan siklus haid.
Tempat perdarahan sering dijumpai ialah pada mukosa hidung, berupa epistaksis.

Terjadi karena peningkatan kadar estrogen dapat menyebabkan kongesti pada alat alat
lain diluar kongenital yang peka.

Vicarious menstruation dapat juga terjadi pada berbagai alat, seperti lambung, usus,
paru paru, mamae, dan kulit.

Penanganan dapat dilakukan apabila pada alat yang berdarah ada kelainan yang dapat
diangkat atau diobati.

MITTELSCHMERZ DAN PERDARAHAN OVULASI

Merupakan nyeri antara haid yang terjadi kira-kira sekitar pertengahan siklus haid, pada
saat ovulasi. Rasa nyeri yng terjadi mungkin ringan, tetapi mungkin juga berat.rasa nyeri
dapat disertai atau tidak disertai dengan perdarahan, yang kadang kadang sangat sedikit
berupa getah berwarna coklat, sedangkan pada kasus lain dapat berupa perdarahan seperti
haid biasa.

Diagnosis dibuat berdasarkan saat terjadinya peristiwa dan bahwa nyerinya tidak
mengejang, tidak menjalar, dan tidak disertai mual atau muntah.

Penanganan umumnya terdiri atas penerangan pada wanita yang bersangkutan.

33
Andi Aulia Ari Nurdewi - 1102015021

DIAGNOSIS KELAINAN MENSTRUASI

 Anamnesis
Pada anamnesis yang perlu ditanyakan antara lain :
1. Jumlah pemakian pembalut dalam 1 hari. Normalnya 2-5 pembalut dalam 1 hari.
2. Jadwal siklus menstruasi.
3. Kehamilan
4. Riwayat haid, perlu diketahui riwayat menarche, siklus haid teratur atau tidak,
banyaknya darah yang keluar, lamanya haid, disertai rasa nyeri atau tidak, dan
menopause. Perlu ditanyakan haid terakhir yang masih normal.
5. Keluhan utama, keluhan yang dialami pasien sekarang.

 Pemeriksaan fisik
1. Pemeriksaan abdomen, terdiri dari :

a) Inspeksi - yaitu memperhatikan bentuk, pembesaran (mengarah pada


kehamilan, tumor, maupun asites), pergerakan pernapasan, kondisi kulit (tebal,
mengkilat, keriput, striae, pigmentasi)

b) Palpasi - sebelum pemeriksaan kandung kemih dan rectum sebaiknya dalam


keadaan kosong. Untuk mengetahui besar tumor, tinggi fundus uteri,
permukaan tumor, adanya gerakan janin, tanda cairan bebas, apakah ada
perabaan terasa sakit.

c) Perkusi - untuk mendengar gas dalam usus, menentukan pembesaran tumor,


terdapat cairan bebas dalam kavum abdomen dan perasaan sakit saat diketok

d) Auskultasi – pemeriksaan bising usus, gerakan janin maupun denyut jantung


janin.

2. Payudara, mempunyai arti penting sehubungan dengan diagnostic kelainan


endokrin, kehamilan, dan karsinoma mammae. Hal yang diperiksa: ukuran, simetris,
apakah ada pembengkakan, masa retraksi, jaringan parut/bekas luka, kondisi
puting susu.

 Pemeriksaan Lab

 TSH (Thyroid Stimulating Hormone)


TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid. Pemeriksaan TSH berfungsi untuk
mengetahui fungsi kelenjar tiroid. Hipotiroid yang biasa ditandai dengan meningkatnya TSH,
menyebabkan haid tidak teratur termasuk amenorrhea. Gangguan fungsi tiroid ini dapat
menyebabkan peningkatan produksi prolaktin.
 Prolaktin
Produksi prolaktin yang berlebihan atau disebut hiperprolaktinemia pada wanita dapat
menyebabkan gangguan siklus haid.

34
Andi Aulia Ari Nurdewi - 1102015021

 Luteinizing Hormone (LH) dan Folicle Stimulating Hormone (FSH)


Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk mengetahui keadaan hipergonadotropik
hipogonadisme dan hipogonadotropik hipogonadisme. Hipergonadotropik hipogonadisme
dapat menyebabkan gagal ovarium yang mengakibatkan menopause dini, sedangkan
hipogonadotropik hipogonadisme dapat mengakibatkan amenorrhea hipotalamus yang
disebabkan oleh gangguan poros hipotalamus-pituitari-ovarium.
 Progesteron
Pemeriksaan progesteron dapat mengetahui terjadinya defisiensi estrogen, lesi pada
struktur endometrium dan sumbatan pada uterus yang menyebabkan amenorrhea.

 Pemeriksaan penunjang

 Foto Rontgen dari thorak terhadap tuberkulosis pulmonum dan dari sella tursika untuk
mengetahui apakah ada perubahan pada sella tersebut.
 Pemeriksaan sitologi vagina untuk mengetahui adanya estrogen
 Tes toleransi glukosa untuk mengetahui adanya diabetes melitus
 Pemeriksaan mata untuk mengetahui keadaan retina, dan luasnya lapangan visus jika ada
kemungkinan tumor hipofisis
 Pemeriksaan metabolisme basal pemeriksaan T3 dan T4 untuk mengetahui fungsi glandula
tiroidea
 Laparoskopi : untuk mengetahui adanya hipoplasia uteri yang berat, aplasia uteri, disgenesis
ovarium, tumor ovarium, ovarium polikistik (Sindrom Dtein-Leventhal)
 Pemeriksaan kromatin seks
 Pembuatan kariogram
 Pemeriksaan kadar hormon untuk mengetahui funsi glandula tiroid.

Tatalaksana
1. Edukasi
Penderita perlu dijelskan bahwa disminore adalah gangguan yang tidak berbahaya
untuk kesehatan, hendaknya diadakan penjelasan dan diskusi mengenai cara hidup,
pekerjaan, kegiatan, dan lingkungan penderita. Salah satu informasi yang perlu dibicarakan
yaitu mengenai makanan sehat (rendah lemak), istirahat yang cukup, dan olahraga mungkin
berguna, serta psikoterapi. Perlu juga dijelaskan kepada penderita supaya untuk tidak
merokok dan jangan mudah stress. Dapat juga disarankan kepada penderita untuk
mengganti pembalut 2x sehari, dan memilih pakaian dalam dan brayang nyaman dipakai
dan tidak ketat. Tujuannya untuk mengurangi gesekan sehingga mengurangi nyeri.

2. Kuratif :
Pertambahan umur dan kehamilan akan menyebabkan menghilangnya dismenore
primer. Hal ini diduga terjadi karena adanya kemunduran saraf rahim akibat penuaan dan
hilangnya sebagian saraf pada akhir kehamilan.Untuk mengurangi rasa nyeri bisa diberikan
obat anti peradangan non-steroid (misalnya ibuprofen, naproksen dan asam mefenamat).
Obat ini bekerja dengan menekan aktivitas cyclooxygenase yang mengakibatkan penurunan
sintesis prostaglandin. Obat ini akan sangatefektif jika mulai diminum 2 hari sebelum

35
Andi Aulia Ari Nurdewi - 1102015021

menstruasi dan dilanjutkan sampai hari 1-2 menstruasi.Selain dengan obat-obatan, rasa
nyeri juga bisa dikurangi dengan:
– istirahat yang cukup
– olah raga yang teratur (terutama berjalan)
– pemijatan
– yoga
– orgasme pada aktivitas seksual
– kompres hangat di daerah perut.
Untuk mengatasi mual dan muntah bisa diberikan obat anti mual, tetapi mual dan muntah
biasanya menghilang jika kramnya telah teratasi.

Pemberian obat analgesik


Dewasa ini banyak beredar obat-obat analgesik yang dapat diberikan sebagai terapi
simtomatik, jika rasa nyeri hebat diperlukan istirahat di tempat tidur dan kompres panas
pada perut bawah untuk mengurangi penderita. Obat analgesik yang sering diberikan adalah
preprat kombinasi aspirin,fansetin, dan kafein. Obat-obatan paten yang beredar dipasaran
antara lainnovalgin, ponstan, acetaminophendan sebagainya.

Terapi hormonal
Tujuan terapi hormonal ialah menekan ovulasi, bersifat sementara untuk
membuktikan bahwa gangguan benar-benar disminore primer atau untuk memungkinkan
penderita melakukan pekerjaan penting waktu haid tanpa gangguan. Tujuan ini dapat
dicapai dengan memberikan salah satu jenis pilkombinasi kontrasepsi. Gejala juga bisa
dikurangi dengan istirahat yang cukup serta olah raga secara teratur. Jika nyeri terus
dirasakan dan mengganggu kegiatan sehari-hari, maka diberikan pil KB dosis rendah yang
mengandung estrogen dan progesteron atau diberikan medroksi progesteron. Pemberian
kedua obat tersebut dimaksudkan untuk mencegah ovulasi (pelepasan sel telur) dan
mengurangi pembentukan prostaglandin, yang selanjutnya akan mengurangi beratnya
dismenore. Jika obat ini juga tidak efektif, maka dilakukan pemeriksaan tambahan (misalnya
laparoskopi). Jika dismenore sangat berat bisa dilakukan ablasio endometrium, yaitu suatu
prosedur dimana lapisan rahim dibakar atau diuapkan dengan alat pemanas. Pengobatan
untuk dismenore sekunder tergantung kepada penyebabnya

Penatalaksanaan secara nonfarmakologis


Terapi non farmakologis yang dapat digunakan sebagai alternative pilihan dalam
pengobatan diminore primer adalah:

1. Kompres hangat
Kompres hangat adalah pengompresan yang dilakukan dengan mempergunakan
buli-buli panas yang di bungkus kain yaitu secara konduksi dimana terjadi pemindahan
panas daribuli-buli ke dalam tubuh sehingga akan menyebabkan pelebaran pembuluh darah

36
Andi Aulia Ari Nurdewi - 1102015021

dan akan terjadi penurunan ketegangan otot sehingga nyeri haid yang dirasakan akan
berkurang atau hilang (Perry & Potter,(2005).
Menurut Bare & Smeltzer (2001), kompres hangat mempunyai keuntungan meningkatkan
aliran darah ke suatu area dan kemungkinan dapat turut menurunkan nyeri dengan
mempercepat penyembuhan. Menurut Bobak (2005), kompres hangat berfungsi untuk
mengatasi atau mengurangi nyeri, dimana panas dapat meredakan iskemia dengan
menurunkan kontraksi uterus dan melancarkan pembuluh darah sehingga dapat meredakan
nyeri dengan mengurangi ketegangan dan meningkatkan perasaan sejahtera, meningkatkan
aliran menstruasi, dan meredakan vasokongesti pelvis. Menurut Price & Wilson (2005),
kompres hangat sebagai metode yang sangat efektif untuk mengurangi nyeri atau kejang
otot. Panas dapat disalurkan melalui konduksi (botol air panas).Panas dapat melebarkan
pembuluh darah dan dapat meningkatkan aliran darah. Kompres hangat adalah metode
yang digunakan untuk meredakan nyeri dengan cara menggunakan buli-buli yang diisi
dengan air panas yang ditempelkan pada sisi perut kiri dan kanan.

2. Olahraga
Olah raga secara teratur dapat menimbulkan aliran darah sirkulasi darah pada otot
rahim menjadi lancar sehingga dapat mengurangi rasa nyeri saat menstruasi. Pelepasan
endorfin alami dapat meningkat dengan olahraga teratur yang akan menekan pelepasan
prostaglandin, selain itu mampu menguatkan kadar beta endorfin yaitu suatu zat kimia otak
yang berfungsi meredakan rasa sakit (Sadoso, 1998).

2. Berhenti merokok dan mengkomsumsi alkohol


Kebiasaan-kebiasaan buruk ini, mempunyai efek negatif terhadap tubuh manusia,
pada perokok berat dapat meningkatkan durasi terjadinya dysmenorrhea, hal ini berkaitan
dengan peningkatan volume dan durasi perdarahan selama menstruasi. Senyawa yang
terdapat didalam alkohol dapat mengakibatkan dilatasi pembuluh darah dan mengakibatkan
retensi cairan yang memperparah breast discomfort. Dengan menghindari dan
menghilangkan kebiasaan tersebut, diharapkan efek negatif dapat dihilangkan sehingga
dysmenorrhea tidak terjadi (Medicastore,2004).

3. Pengaturan diet
Cara mengurangi dan mencegah rasa nyeri saat menstruasi, dianjurkan
mengkomsumsi makanan yang banyak mengandum kalsium dan makanan segar, seperti
sayuran, buah- buahan, ikan, daging, dan makanan yang mengandung vitamin B6 karena
berguna untuk metabolisme estrogen (Medicastore, 2004).

37
Andi Aulia Ari Nurdewi - 1102015021

Menurut Bare & Smeltzer (2001) penanganan nyeri secara nonfarmakologis terdiri dari:

1) Masase kutaneus
Masase adalah stimulus kutaneus tubuh secara umum, sering dipusatkan pada punggung
danbahu. Masase dapat membuat pasien lebih nyaman karena masase membuat relaksasi
otot

2) Terapi panas
Terapi panas mempunyai keuntungan meningkatkan aliran darah ke suatu area
dankemungkinan dapat turut menurungkan nyeri dengan mempercepat penyembuhan.

3) Transecutaneus Elektrikal Nerve Stimulaton ( TENS)


TENS dapat menurunkan nyeri dengan menstimulasi reseptor tidak nyeri (non-
nosiseptor)dalam area yang sama seperti pada serabut yang menstransmisikan nyeri. TENS
menggunakan unit yang dijalankan oleh baterai dengan elektroda yang di pasang pada
kulituntuk menghasilkan sensasi kesemutan, menggetar atau mendengung pada area nyeri.

4) Distraksi
Distraksi adalah pengalihan perhatian dari hal yang menyebabkan nyeri, contoh:
menyanyi,berdoa, menceritakan gambar atau foto dengan kertas, mendengar musik dan
bermain satupermainan.

5) Relaksasi
Relaksasi merupakan teknik pengendoran atau pelepasan ketegangan,contoh: bernafas
dalam-dalam dan pelan.
6) Imajinasi
Imajinasi merupakan khayalan atau membayangkan hal yang lebih baik khususnya dari
rasanyeri yang dirasakan.

LI.4 Memahami dan Menjelaskan Haid dan Istihadhah dalam Islam

Istihadhah

Istihadhah ialah keluarnya darah terus menerus pada seorang wanita tanpa henti sama
sekali atau berhenti sebentar sehari atau dua hari dalam sebulan.

38
Andi Aulia Ari Nurdewi - 1102015021

Haid (Menstruasi)

Yaitu darah yang keluar dari seorang wanita secara alami, tanpa suatu sebab dan pada
waktu-waktu tertentu.

Tata Cara Bersuci Dari Haid Dan Junub

Cara mandi bagi wanita yang sudah selesai haidnya atau telah berjunub adalah sama
dengan cara laki-laki mandi junub, hanya bagi wanita tidak wajib atasnya melepas ikatan
atau kepangan (jalinan) rambutnya, sebagaimana dijelaskan dalam hadits Ummu Salamah
ra. berikut ini: "Seorang wanita berkata kepada Rasulullah SAW: "Sesungguhnya aku adalah
orang yang mengikat rambut kepalaku. Apakah aku (harus) membuka ikatan rambut ku
untuk mandi janabat." Rasulullah menjawab: "Sungguh cukup bagimu menuang mengguyur)
atas kepalamu tiga tuangan dengan air kemudian engkau siram seluruh badanmu, maka
sungguh dengan berbuat demikian) engkau telah bersuci." {HR. Muslim, Ahmad, dan
Tirmidzi dan dia berkata hadits ini adalah hasan shahih). Dalam riwayat lain hadits ini dari
jalan Abdurrazaq dengan lafadz: "Apakah aku harus (harus) melepaskannya (ikatan
rambutku) untuk mandi janabat?" disunahkan bagi wanita apabila mandi dari haid atau nifas
memakai kapas yang ditaruh padanya minyak wangi lalu digunakan untuk membersihkan
bekas darah agar tidak meninggalkan bau.

Tidaklah mandi haid atau junub dinamakan mandi syari, kecuali dengan dua hal:

1. Niat, karena dengan niat terbedakan dari kebiasan dengan ibadah, dalilnya hadits Umar
bin Khaththab radhiallahu anhu: "bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
bersabda: "Sesungguhnya amalan itu tergantung dari niatnya."{HR. Al-Jamaah}
Maknanya adalah bahwasanya sahnya amalan itu dengan niat, amal tanpa niat tidak
dianggap syari. Yang perlu diingat bahwa niat adalah amalan hati bukan amalan lisan,
jadi tidak perlu diucapkan.
2. Membersihkan seluruh anggota badan (mandi) dalam mengamalkan firman Allah SWT:
"Dan apabila kalian junub maka mandilah. {Al-Maidah :6}

Dan juga firman Allah SWT: "Mereka bertanya kepadamu tentang haid , katakanlah haid itu
kotoran yang menyakitkan) maka dari itu jauhkanlah diri kalian dari wanita (istri) yang
sedang haiddan janganlah engkau mendekati mereka, sampai mereka bersuci (mandi)." {Al-
Baqarah : 222}

Adapun tata cara mandi yang disunnahkan oleh Rasulullah SAW adalah :

1. Mencuci kedua tangan sekali, dua kali atau tiga kali.

2. Lalu mencuci kemaluan dengan tangan kiri, setelah itu tangan bekas menggsok
kemaluan tersebut digosokan ke bumi.

39
Andi Aulia Ari Nurdewi - 1102015021

3. Kemudian berwudhu seperti wudhunyaorang yang mau shalat. Boleh mengakhirkan


kedua kaki (dalam berwudhu tidak mencuci kaki)sampai mandi selesaibaru kemudian
mencuci kedua kaki.

4. Membasahi kepala sampai pangkal rambutdengan menyela-nyelanya dengan jari-


jemari.

5. Setelah itu menuangkan air di atas kepala sebanyak tiga kali.

6. Kemudian menyiram seluruh tubuh, dimulai dengan bagian kanan tubuh lalu bagian kiri
sambil membersihkan kedua ketiak, telinga bagian dalam, pusar dan jari jemari kaki
serta menggosok bagian tubuh yang mungkin digosok.

7. Selesai mandi, mencuci kedua kaki bagi yang mengakhirkannya (tidak mencucinya
tatkala berwudhu)

8. Membersihkan/mengeringkan air yang ada di badan dengan tangan (dan boleh dengan
handuk atau lainnya)

Ibadah Yang Boleh Dilakukan Saat Istihadhah

Darah istihadhah juga bisa dikatakan darah penyakit karena darah ini darah yang keluar
dengan secara tidak normal, oleh karena itu wanita yang sedang istihadhah boleh
melakukan ibadah yang tidak boleh dilakukan saat haid dan nifas, misalnya: shalat, puasa,
membaca al-quran, masuk mesjid dan boleh juga berjima dengan suaminya. Karena ada
hadits nabi yang diriwaytkan oleh ikramah yang artinya :

“Dari ikramah ra. Ia berkata : “ummu habibah menderita istihadhah sedang suaminya tetap
menyetubuhinya.”

40
Andi Aulia Ari Nurdewi - 1102015021

DAFTAR PUSTAKA

Badziad, Ali. Dismenorea. Endokrinologi Ginekologi Edisi Kedua. Media Aesculapius FKUI.
Jakarta 2003.

Bambang Widjanarko, 2011 : http://reproduksiumj.blogspot.com/2011/08/histologi-


saluran-reproduksi-wanita.html

Ganong, W.F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 22. Jakarta : EGC.

Hillegas, Kathleen Branson. 2012. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Volume
2 Edisi 6. Jakarta : EGC

Price Sylvia. Patofisiologi. Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Edisi ke IV cetakan ke I. The
McGraw Hill.co.inc. America; 2003

Sherwood, Lauralee. 2012. Sistem Reproduksi dalam Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem
Edisi 6. Jakarta : EGC.

Wiknjosastro, Hanifa. Fisiologi Haid. Ilmu Kebidanan Edisi Ketiga. Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.1999.hal 45-51.

http://apbrwww5.apsu.edu/thompsonj/Anatomy%20&%20Physiology/2020/2020%20Exam
%20Reviews/Exam%205/CH27%20Uterine%20Anatomy.htm

41

Anda mungkin juga menyukai