Akurasi Terperiksa
Lompat ke: navigasi, cari
Kota Lhokseumawe
كوتا لهوک سيوماوي
Logo
Negara Indonesia
Provinsi Aceh
Pemerintahan
Luas
Populasi (2012[1])
Demografi
Indonesia (Resmi)
• Bahasa
Aceh
• Suku Aceh, Toba, Jawa, Tionghoa, Minangkabau
Perkembangan Kota
Kota Lhokseumawe adalah sebuah kota di provinsi Aceh, Indonesia. Kota ini berada persis di
tengah-tengah jalur timur Sumatera. Berada di antara Banda Aceh dan Medan, sehingga kota ini
merupakan jalur vital distribusi dan perdagangan di Aceh.
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Sejarah
o 1.1 Zaman Kolonial
o 1.2 Masa Kemerdekaan
2 Geografi
3 Perwakilan
4 Pemerintahan
5 Kesehatan
6 Sosial
o 6.1 Pendidikan
o 6.2 Sarana Ibadah
7 Perekonomian
8 Pariwisata
9 Media
o 9.1 Radio
o 9.2 Televisi
10 Perhubungan
11 Link Resmi Pemerintah
12 Referensi
13 Pranala luar
Sebelum abad ke-20, negeri ini telah diperintah oleh Uleebalang Kutablang. Tahun 1903 setelah
perlawanan pejuang Aceh terhadap penjajah Belanda melemah, Aceh mulai dikuasai.
Lhokseumawe menjadi daerah taklukan dan mulai saat itu status Lhokseumawe menjadi Bestuur
Van Lhokseumawe dengan Zelf Bestuurder adalah Teuku Abdul Lhokseumawe tunduk di bawah
Aspiran Controeleur dan di Lhokseumawe berkedudukan juga Wedana serta Asisten Residen
atau Bupati.
Pada dasawarsa kedua abad ke-20 itu, di antara seluruh daratan Aceh, Kota Lhokseumawe
sebagai salah satu pulau kecil dengan luas sekitar 11 km² yang dipisahkan dengan Sungai
Krueng Cunda diisi bangunan-bangunan Pemerintah Umum, Militer, dan Perhubungan Kereta
Api oleh Pemerintah Belanda.
Pulau kecil dengan desa-desa (Gampong) Kampung Keude Aceh, Kampung Jawa, Kampung
Kutablang, Kampung Mon Geudong, Kampung Teumpok Teungoh, Kampung Hagu, Kampung
Uteuen Bayi, dan Kampung Ujong Blang yang keseluruhannya baru berpenduduk 5.500 jiwa
secara jamak di sebut Lhokseumawe.
Bangunan demi bangunan mengisi daratan ini sampai terwujud embrio kota yang memiliki
pelabuhan, pasar, stasiun kereta api dan kantor-kantor lembaga pemerintahan.
Pada tahun 1956 dengan Undang-Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956, terbentuk daerah-
daerah otonom kabupaten-kabupaten dalam lingkup daerah Provinsi Sumatera Utara, di mana
salah satu kabupaten diantaranya adalah Aceh Utara dengan ibukotanya Lhokseumawe.
Kemudian Pada Tahun 1964 dengan Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Aceh Nomor
34/G.A/1964 tanggal 30 November 1964, ditetapkan bahwa kemukiman Banda Sakti dalam
Kecamatan Muara Dua, dijadikan Kecamatan tersendiri dengan nama Kecamatan Banda Sakti.
Sejak Tahun 1988 gagasan peningkatan status Kotif Lhokseumawe menjadi Kotamadya mulai
diupayakan sehingga kemudian lahir UU Nomor 2 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota
Lhokseumawe tanggal 21 Juni 2001 yang ditandatangani Presiden RI Abdurrahman Wahid, yang
wilayahnya mencakup tiga kecamatan, yaitu: Kecamatan Banda Sakti, Kecamatan Muara Dua,
dan Kecamatan Blang Mangat.
Pada tahun 2006 kecamatan Mura Dua mengalami pemekaran menjadi Kecamatan Muara Dua
dan Muara Satu sehingga jumlah kecamatan di Kota Lhokseumawe menjadi empat kecamatan.
Penggunaan lahan terbesar di Kota Lhokseumawe adalah untuk permukiman seluas 10 877 ha
atau sekitar 60% dari luas yang ada. Kebutuhan lahan yang menonjol adalah untuk usaha kebun
campuran 4.590 ha atau sekitar 25,35%, di samping untuk kebutuhan persawahan seluas 3 747
ha atau sekitar 21%. Untuk kebutuhan perkebunan rakyat telah dimanfaatkan seluas 749 ha atau
sekitar 4% dan untuk lain–lainnya.
3
PAN
Partai Demokrat 3
2
Partai Gerindra
2
Partai NasDem
2
PKS
1
PKB
Partai Hanura 1
Partai Golkar 1
Total 25
Pada Pemilu Legislatif 2014 lalu, DPRK Lhokseumawe berjumlah 25 orang dengan perwakilan
sembilan partai politik.
Puskesmas 6 Unit
Polindes 32 Unit
Praktik Dokter 85 Unit
Dokter 60 Orang
Jumlah sarana pendidikan umum yang ada di Kota Lhokseumawe sampai dengan tahun 2007,
terdiri dari Taman Kanak – kanak 25 unit (swasta 24 unit), Sekolah Dasar sebanyak 59 unit,
SLTP 15 unit serta SMU/SMK sebanyak 13 unit, Akademi/Perguruan Tinggi 10 unit.
Sarana pendidikan agama yang ada 8 unit Madrasah Ibtidaiyah (5 negeri dan 3 swasta), 6 unit
Madrasah Aliyah (1 negeri dan 5 swasta). Di Kota Lhokseumawe memiliki 26 unit Pondok
Pasantren dan 189 unit Balai Pengajian.
Mushala 76 Unit
Gereja 1 Unit
Biara 1 Unit
Kesemua objek ini dapat menjadi aset bagi dunia Pariwisata Kota Lhokseumawe jika ditata dan
dikembangkan dengan lebih menarik.
CITIS FM 94.4-MHz
Adyemaja FM - 103,5-MHz
Kota Lhoksumawe juga memiliki 18-buah stasiun televisi (17 siaran nasional dan 1 siaran lokal)
yaitu :
Kompas TV 40 UHF KG
Lokal (2 Saluran)