Anda di halaman 1dari 12

Kota Lhokseumawe

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Akurasi Terperiksa
Lompat ke: navigasi, cari

Kota Lhokseumawe
‫كوتا لهوک سيوماوي‬

Logo

Letak Lhokseumawe di Aceh


Kota Lhokseumawe

Letak Lhokseumawe di Indonesia

Koordinat: 5°7′0″LU 97°2′0″BT5,11667°LU 97,03333°BT

Negara Indonesia

Provinsi Aceh

Pemerintahan

• Wali kota Suaidi Yahya

• Wakil Yusuf Muhammad

• Sekda Bukhari A.KS, MM

Luas

• Total 181 km2 (70 sq mi)

Populasi (2012[1])

• Total 179,807 Jiwa

Demografi

Indonesia (Resmi)
• Bahasa
Aceh
• Suku Aceh, Toba, Jawa, Tionghoa, Minangkabau

• Agama Islam, Katolik, Protestan, Buddha, Hindu

Perkembangan Kota

• IPM 77.23 [2]

• PDRB Rp. 10.598.205.71 (Million Rupiah) [3]

Zona waktu WIB (UTC+7)

Kode wilayah +62 645

Situs web lhokseumawekota.go.id

Untuk Website bisa di lihat di halaman bawah

Kota Lhokseumawe adalah sebuah kota di provinsi Aceh, Indonesia. Kota ini berada persis di
tengah-tengah jalur timur Sumatera. Berada di antara Banda Aceh dan Medan, sehingga kota ini
merupakan jalur vital distribusi dan perdagangan di Aceh.

Daftar isi
[sembunyikan]

1 Sejarah
o 1.1 Zaman Kolonial
o 1.2 Masa Kemerdekaan
2 Geografi
3 Perwakilan
4 Pemerintahan
5 Kesehatan
6 Sosial
o 6.1 Pendidikan
o 6.2 Sarana Ibadah
7 Perekonomian
8 Pariwisata
9 Media
o 9.1 Radio
o 9.2 Televisi
10 Perhubungan
11 Link Resmi Pemerintah
12 Referensi
13 Pranala luar

Sejarah[sunting | sunting sumber]


Secara etimologi Lhokseumawe berasal dari kata Lhok dan Seumawe. Dalam Bahasa Aceh, Lhok
dapat berarti dalam, teluk, palung laut, dan Seumawe bermaksud air yang berputar-putar atau
pusat mata air pada laut sepanjang lepas pantai Banda Sakti dan sekitarnya. Keberadaan kawasan
ini tidak lepas dari kemunculan Kerajaan Samudera Pasai sekitar abad ke-13, kemudian kawasan
ini menjadi bagian dari kedaulatan Kesultanan Aceh sejak tahun 1524.

Zaman Kolonial[sunting | sunting sumber]

Sebelum abad ke-20, negeri ini telah diperintah oleh Uleebalang Kutablang. Tahun 1903 setelah
perlawanan pejuang Aceh terhadap penjajah Belanda melemah, Aceh mulai dikuasai.

Lhokseumawe menjadi daerah taklukan dan mulai saat itu status Lhokseumawe menjadi Bestuur
Van Lhokseumawe dengan Zelf Bestuurder adalah Teuku Abdul Lhokseumawe tunduk di bawah
Aspiran Controeleur dan di Lhokseumawe berkedudukan juga Wedana serta Asisten Residen
atau Bupati.

Pemandangan jalan di Lhokseumawe pada masa Hindia Belanda

Pada dasawarsa kedua abad ke-20 itu, di antara seluruh daratan Aceh, Kota Lhokseumawe
sebagai salah satu pulau kecil dengan luas sekitar 11 km² yang dipisahkan dengan Sungai
Krueng Cunda diisi bangunan-bangunan Pemerintah Umum, Militer, dan Perhubungan Kereta
Api oleh Pemerintah Belanda.

Pulau kecil dengan desa-desa (Gampong) Kampung Keude Aceh, Kampung Jawa, Kampung
Kutablang, Kampung Mon Geudong, Kampung Teumpok Teungoh, Kampung Hagu, Kampung
Uteuen Bayi, dan Kampung Ujong Blang yang keseluruhannya baru berpenduduk 5.500 jiwa
secara jamak di sebut Lhokseumawe.

Bangunan demi bangunan mengisi daratan ini sampai terwujud embrio kota yang memiliki
pelabuhan, pasar, stasiun kereta api dan kantor-kantor lembaga pemerintahan.

Masa Kemerdekaan[sunting | sunting sumber]

Sejak Proklamasi Kemerdekaan, Pemerintahan Negara Republik Indonesia belum terbentuk


sistemik sampai kecamatan ini. Pada mulanya Lhokseumawe digabung dengan Bestuurder Van
Cunda. Penduduk didaratan ini makin ramai berdatangan dari daerah sekitarnya seperti Buloh
Blang Ara, Matangkuli, Blang Jruen, Lhoksukon, Nisam, cunda serta Pidie.

Pada tahun 1956 dengan Undang-Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956, terbentuk daerah-
daerah otonom kabupaten-kabupaten dalam lingkup daerah Provinsi Sumatera Utara, di mana
salah satu kabupaten diantaranya adalah Aceh Utara dengan ibukotanya Lhokseumawe.

Kemudian Pada Tahun 1964 dengan Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Aceh Nomor
34/G.A/1964 tanggal 30 November 1964, ditetapkan bahwa kemukiman Banda Sakti dalam
Kecamatan Muara Dua, dijadikan Kecamatan tersendiri dengan nama Kecamatan Banda Sakti.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di


Daerah, berpeluang meningkatkan status Lhokseumawe menjadi Kota Administratif, pada
tanggal 14 Agustus 1986 dengan Peraturan Daerah Nomor 32 Tahun 1986 Pembentukan Kota
Administratif Lhokseumawe ditandatangani oleh Presiden Soeharto, yang diresmikan oleh
Menteri Dalam Negeri Soeparjo Roestam pada tanggal 31 Agustus 1987. Dengan adanya hal
tersebut maka secara de jure dan de facto Lhokseumawe telah menjadi Kota Administratif
dengan luas wilayah 253,87 km² yang meliputi 101 desa dan 6 kelurahan yang tersebar di lima
kecamatan yaitu: Kecamatan Banda Sakti, Kecamatan Muara Dua, Kecamatan Dewantara,
Kecamatan Muara Batu, dan Kecamatan Blang Mangat.

Sejak Tahun 1988 gagasan peningkatan status Kotif Lhokseumawe menjadi Kotamadya mulai
diupayakan sehingga kemudian lahir UU Nomor 2 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota
Lhokseumawe tanggal 21 Juni 2001 yang ditandatangani Presiden RI Abdurrahman Wahid, yang
wilayahnya mencakup tiga kecamatan, yaitu: Kecamatan Banda Sakti, Kecamatan Muara Dua,
dan Kecamatan Blang Mangat.

Pada tahun 2006 kecamatan Mura Dua mengalami pemekaran menjadi Kecamatan Muara Dua
dan Muara Satu sehingga jumlah kecamatan di Kota Lhokseumawe menjadi empat kecamatan.

Geografi[sunting | sunting sumber]


Lhokseumawe ditetapkan statusnya menjadi kota berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun
2001, tanggal 21 Juni 2001 dengan batas-batas wilayah:
Utara Selat Malaka

Selatan Kecamatan Kuta Makmur, Kabupaten Aceh Utara

Barat Kecamatan Dewantara, Kabupaten Aceh Utara

Timur Kecamatan Syamtalira Bayu, Kabupaten Aceh Utara

Penggunaan lahan terbesar di Kota Lhokseumawe adalah untuk permukiman seluas 10 877 ha
atau sekitar 60% dari luas yang ada. Kebutuhan lahan yang menonjol adalah untuk usaha kebun
campuran 4.590 ha atau sekitar 25,35%, di samping untuk kebutuhan persawahan seluas 3 747
ha atau sekitar 21%. Untuk kebutuhan perkebunan rakyat telah dimanfaatkan seluas 749 ha atau
sekitar 4% dan untuk lain–lainnya.

Perwakilan[sunting | sunting sumber]


DPRK Lhokseumawe
2014-2019
Partai Kursi
Partai Aceh 10

3
PAN

Partai Demokrat 3

2
Partai Gerindra

2
Partai NasDem

2
PKS

1
PKB

Partai Hanura 1

Partai Golkar 1
Total 25

Pada Pemilu Legislatif 2014 lalu, DPRK Lhokseumawe berjumlah 25 orang dengan perwakilan
sembilan partai politik.

Pemerintahan[sunting | sunting sumber]

Kecamatan Luas Jumlah Desa/Kelurahan

Banda Sakti 11,24 km² 18

Blang Mangat 56,12 km² 22

Muara Dua 57,80 km² 17

Muara Satu 55,90 km² 11

Kesehatan[sunting | sunting sumber]


Sarana kesehatan yang tersedia di Kota Lhokseumawe terdiri dari[1] :

Catatan : Tidak termasuk Perusahaan Swasta, Hanya Data sarana/prasarana Pemerintah


dan pegawai pemerintah

Sarana Kesehatan Jumlah Satuan

Puskesmas 6 Unit

Puskesmas pembantu 12 Unit

Puskesmas keliling 5 Unit

Polindes 32 Unit
Praktik Dokter 85 Unit

Praktik Dokter Gigi 9 Unit

Toko obat 77 Unit

Jumlah tenaga kesehatan yang tersedia adalah:

Tenaga Kesehatan Jumlah Satuan

Dokter 60 Orang

Dokter Gigi 5 Orang

Tenaga Medis 399 Orang

Perawat 194 Orang

Bidan 151 Orang

Tenaga Farmasi 9 Orang

Ahli Gizi 4 Orang

Ahli Sanitasi 7 Orang

Sosial[sunting | sunting sumber]


Pendidikan[sunting | sunting sumber]

Jumlah sarana pendidikan umum yang ada di Kota Lhokseumawe sampai dengan tahun 2007,
terdiri dari Taman Kanak – kanak 25 unit (swasta 24 unit), Sekolah Dasar sebanyak 59 unit,
SLTP 15 unit serta SMU/SMK sebanyak 13 unit, Akademi/Perguruan Tinggi 10 unit.
Sarana pendidikan agama yang ada 8 unit Madrasah Ibtidaiyah (5 negeri dan 3 swasta), 6 unit
Madrasah Aliyah (1 negeri dan 5 swasta). Di Kota Lhokseumawe memiliki 26 unit Pondok
Pasantren dan 189 unit Balai Pengajian.

Sarana Ibadah[sunting | sunting sumber]

Sedangkan sarana peribadatan yang dimiliki Kota Lhokseumawe adalah [1] :

Fasilitas Ibadah Total Unit

Masjid 118 Unit

Mushala 76 Unit

Gereja 1 Unit

Biara 1 Unit

Perekonomian[sunting | sunting sumber]


PT. Kertas Kraft Aceh(PT.KKA), PT. Pupuk Iskandar Muda, PT. Asean Aceh Fertilizer dan
EXXON Mobil - Arun berada di sekitar kota ini. Dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat dari
pabrik-pabrik besar yang dimiliki kota Lhokseumawe, namun tak juga mampu mengangkat
derajat kehidupan sebagian besar penduduk asli Lhokseumawe dari bawah garis kemiskinan.

Berdasarkan hasil penelitian Geologi Departemen Pertambangan dalam wilayah Kota


Lhokseumawe terdapat bahan galian Golongan C berupa batu kapur, tanah timbun dan
pasir/kerikil. Di samping itu terdapat juga sumber daya alam berupa gas alam yang
pengolahannya dilakukan oleh PT. Arun NGL Co. Sumber daya alam tersebut sudah dieksplorasi
sejak tahun 1975 oleh Mobil Oil Indonesia Inc (sekarang Exxon Mobil) di Kabupaten Aceh
Utara yang selanjutnya dilakukan pengolahan untuk diekspor ke luar negeri, hasil pengolahan
gas berupa condensat juga dimanfaatkan oleh Pabrik Aromatix yang dibangun tahun 1998 dan
perusahan–perusahaan besar lainnya seperti pabrik pupuk.

Pariwisata[sunting | sunting sumber]


Beberapa objek wisata yang dinilai sangat menunjang kemampuan Sektor Pariwisata ke depan
antara lain :

Pantai Ujong Blang


Pantai Rancong
Pulau Seumadu
Pantai Meuraksa
Pantai KP3
Sungai Krueng Cunda
Waduk Pusong
Taman Riyadhah
Kampung P. Ramlee (seniman besar Malaysia, asal Aceh).
Taman Ngieng Jioh (Blang Panyang)
Bukit Goa Jepang (Blang Panyang)
Waduk Jeuleukat

Kesemua objek ini dapat menjadi aset bagi dunia Pariwisata Kota Lhokseumawe jika ditata dan
dikembangkan dengan lebih menarik.

Media[sunting | sunting sumber]


Radio[sunting | sunting sumber]

Kota Lhokseumawe memiliki beberapa stasiun radio yaitu:

Nama Frekuensi Signal Stasiun

RRI Pro-1, 89,3-MHz

CITIS FM 94.4-MHz

RRI Pro-3, 95,2-MHz

Radio SaPa FM 96.0-MHz FM

RRI Pro-2, 101.9-MHz

Bujang Salim FM 101,5-MHz

Vina Vira FM - 101,1-MHz


Istiqomah Arun FM - 102,7-MHz

Adyemaja FM - 103,5-MHz

Radio Rimba Pase FM - 106.6-MHz

Radio Gisa FM - 107,7-MHz

Televisi[sunting | sunting sumber]

Kota Lhoksumawe juga memiliki 18-buah stasiun televisi (17 siaran nasional dan 1 siaran lokal)
yaitu :

Stasiun Televisi Frekuensi Jaringan Status

Nasional (17 saluran)

TVRI Nasional 30 UHF TVRI

RCTI 24 UHF MNC

SCTV 34 UHF Emtek

MNCTV 28 UHF MNC


Nasional
ANTV 22 UHF Viva

Indosiar 46 UHF Emtek

MetroTV 52 UHF Media

Trans TV 56 UHF Trans


Global TV 28 UHF MNC

Trans7 38 UHF Trans

tvOne 48 UHF Viva

iNews TV 50 UHF MNC

RTV 32 UHF Grup Rajawali

Kompas TV 40 UHF KG

NET. 58 UHF Indika

BeritaSatu 60 UHF BeritaSatu Media Holdings

INTV 62 UHF Netwave Group

Lokal (2 Saluran)

LhokseumaweTV Cable-TV Keisha Tv Kabel - Cunda Lokal

Puja TV. 30 UHF Puja Group Lokal

Perhubungan[sunting | sunting sumber]


Objek perhubungan yang menunjang sektor perekonomian antara lain:

Udara: Bandar Udara Malikussaleh & Bandar Udara Lhok Sukon


Laut: Pelabuhan Laut Kruengeukeuh
Darat: Terminal Terpadu Lhokseumawe

Anda mungkin juga menyukai