Anda di halaman 1dari 21

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi panggul dan struktur penyangga organ panggul
Panggul atau pelvis terdiri atas 2 bagian yaitu : (1)

Bagian keras yang dibentuk oleh tulang


Bagian lunak yang dibentuk oleh otot-otot dan ligamenta
Bagian keras pelvis yang dibentuk oleh tulang ada 2 bagian yaitu :

Pelvis mayor
Mendukung isi perut seperti usus, hati, ginjal, pankreas dll

Pelvis minor
Tempat organ-organ genetalia internal seperti uterus, ovarium, vagina,
kandung kemih, dll
Tulang panggul terdiri dari 4 buah tulang yaitu : (1)
a) 2 os coxae
b) 1 os sacrum
c) 1 os coccygis
Jaringan Lunak Panggul
Bagian lunak panggul terdiri dari otot-otot dan ligamenta yang meliputi
dinding panggul sebelah dalam dan yang menutupi panggul sebelah bawah, yang
menutupi panggul dari bawah membentuk dasar panggul dan disebut Diafragma
pelvis.(1)
Diafragma pelvis dari dalam ke luar terdiri atas :
a.
Pars muscularis yaitu m.levator ani
b.
Pars membranacea yaitu diafragma urogenitale
a. Musculus levator ani
Terdiri atas 3 bagian, dari depan ke belakang dapat dikenal :

Musc. Pubo coccygeus dari os pubis ke septum anococcygeus.


Musc. Ilio coccygeus dari arcus tendineus m.levator ani ke os

coccygis dan septum anococcygeus.


Musc. (ischio) coccygeus dari spina ischiadica ke pinggir sacrum dan
coccygis.

b. Antara m.pubo coccygeus kiri kanan terdapat celah berbentuk segitiga yang
disebut hiatus urogenitalis yang tertutup oleh sekat yang disebut diafragma
urogenitale.1
Daerah Perineum
Merupakan bagian permukaan dari pintu bawah panggul, terdiri dari 2 bagian
yaitu : (1)
-

Regio analis di sebelah belakang


Terdapat m.sphincter ani externus yang mengelilingi anus

Regio urogenitalis
Terdapat :
o M. Bulbo cavenosus, yang mengelilingi vulva
o M. Ischio cavernosus
o M. Transversus perinei superficialis

Gambar 1; Lapisan otot-otot paling luar pintu panggul


2.2 Anatomi dan Fisiologi Uterus

Gamb
ar 2; Anatomi Genitalia Interna Wanita
Uterus merupakan organ berongga dan berdinding tebal, terletak ditengahtengah rongga panggul diantara kandung kemih dan rektum. Uterus berbentuk
seperti buah advokad atau buah pir yang sedikit gepeng kearah depan belakang.
Ukuran sebesar telur ayam dan dindingnya terdiri atas otot-otot polos. Ukuran
7,5 x 2,5 x 5cm. Letak uterus dalam keadaan fisiologis adalah anteversiofleksio
(servik ke depan dan membentuk sudut dengan vagina, sedangkan korpus uteri
kedepan dan membentuk sudut dengan servik uteri).3
Uterus terdiri atas (1) fundus uteri, (2) korpus uteri dan (3) serviks uteri.
Fundus uteri adalah bagian uterus proksimal; disitu kedua tuba falloppi masuk
ke uterus. Di dalam klinik penting untuk diketahui sampai dimana fundus uteri
berada, oleh karena tuanya kehamilan dapat diperkirakan dengan perabaan pada
fundus uteri. Bagian uterus terbesar adalah corpus uteri dan serviks uteri, dimana
pada bagian kedua tersebut menyatu pada bagian yang disebut ismus. Pada
kehamilan corpus uteri mempunyai fungsi utama sebagai tempat janin
berkembang. Rongga yang terdapat di corpus uteri disebut kavum uteri (rongga
rahim). Serviks uteri terdiri atas (1) pars vaginalis servisis uteri yang dinamakan
porsio; (2) pars supravaginalis servisis uteri yaitu bagian servik yang berada
dibagian atas vagina. Uterus terdapat 3 lapisan: (3)

1. Lapisan serosa (peritoneum viseral). Dibawahnya terdapat jaringan ikat


subserosa; lapisan yang paling padat dan terdapat berbagai macam ligamen
yang memfiksasi uterus ke serviks.
2. Miometrium (otot-otot polos). Lapisan otot uterus dan lapisan paling tebal,
terdiri atas serabut-serabut otot polos yang dipisahkan oleh jaringan ikat
yang mengandung pembuluh darah. Miometrium terdiri atas tiga lapisan,
otot sebelah luar berjalan longitudinal dan lapisan sebelah dalam berjalan
sirkuler, diantara kedua lapisan ini otot polos berjalan saling beranyaman.
Miometrium dalm keseluruhanya dapat berkontraksi dan berelaksasi.
Ketebalan miometrium sekitar 15 mm pada uterus perempuan nulipara
dewasa.
3. Endometrium; lapisan terdalam yang terdapat disekitar ronga uterus.
Endometrium terdiri atas epitel selapis kubik, kelenjar-kelenjar dan stroma
dengan banyak pembuluh darah yang berkelok-kelok. Endometrium
mengalami perubahan yang cukup besar selama siklus menstruasi.
Uterus sebenarnya terapung-apung dalam rongga pelvis, tetapi terfiksasi
dengan baik oleh jaringan ikat dan ligamen yang menyokongnya. Ligamen yang
memfiksasi uterus adalah sebagai berikut : (3)
1. Ligamentum kardinal (mackenrodt) kiri dan kanan, yakni ligamentum yang
terpenting yang mencegah uterus tidak turun. Terdiri atas jaringan ikat tebal
yang berjalan dari serviks dan puncak vagina kearah lateral dinding pelvis.
Di dalamnya ditemuka banyak pembuluh darah, antara lain vena dan dan
arteria uterina.
2. Ligamentum sakro-uterina kiri dan kanan, yakni ligamentum yang menahan
uterus supaya tidak banyak bergerak. Berjalan dari serviks bagian belakang
kiri dan kanan, kearah os sakrum kiri dan kanan.
3. Ligamentum rotundum kiri dan kanan, yakni ligamentum yang menahan
uterus dalam antefleksi. Berjalan dari sudut fundus uteri kiri dan kanan. Pada
kehamilan kadang-kadang terasa sakit didaerah inguinal waktu berdiri cepat,
karena uterus berkontraksi dan ligamentum rotundum mejadi kencang serta
mengadakan tarikan pada daerah inguinal. Pada persalinan pun teraba
kencang dan terasa sakit bila di pegang.

4. Ligamentum latum kiri dan kanan, yakni ligamentum yang meliputi tuba.
Berjalan dari uterus ke arah lateral. Tidak banyak mengandung jaringan ikat.
Sebenarnya ligamentum ini adalah bagian peritoneum viserale yang meliputi
uterus dan kedua tuba dan terbentuk sebagai lipatan. Di bagian dorsal
ligamentum ini ditemukan indung telur ( ovarium sinistrum et dekstrum).
Untuk memfiksasi uterus, ligamentum latum ini tidak banyak artinya.
5. Ligamentum infundibulo-pelvikum kiri dan kanan, yakni ligamentum yang
menahan tuba falloppii. Berjalan dari arah infundibulum ke dinding pelvis.
Di dalamnya ditemukan urat-urat saraf saluran-saluran limfe, arteria dan
vena ovarika.
Disamping ligamenta tersebut diatas di temukan pada sudut kira dan kanan
belakang fundus uteri ligamentum ovarii propium kiri dan kanan yang menahan
ovarium. 3

Gambar 3; Potongan sagital panggul wanita

Fasia-fasia yang mempertahankan posisi vagina


Fasia puboservikalis membentang dari belakang simfisis ke servikalis
uteri melalui bagian bawah kandung kencing, lalui melintangi urethra menuju ke
dinding depan vagina. Di belakang antara vagina dan rektum terdapat fasia
rektovaginalis. Kelemahan pada fasia puboservikalis dapat menyebabkan
kandung kencing dan juga urethra menonjol kearah lumen vagina, sedangkan
kelemahan pada fasia rektovaginalis akan menyebabkan menonjolnya rektum ke
arah lumen vagina.
Kantong douglas
Kavum douglas di lapisi oleh peritoneum yang berupa kantong buntu
yang terletak antara ligamentum sakrouterinum disebelah kanan dan kiri, vagina
bagian atas di depan dan rektum di belakang. Didaerah ini oleh karena tidak ada
otot atau fasia, tekanan intraabdominal yang meninggi dapat menyebabkan
hernia (enterokel).3

2.3 Prolapsus Genitalia


Pada dasarnya prolapsus genitalia di golongkan menjadi dua golongan yaitu :
1. Inversio vagina atas
2. Enversio vagina bawah
Inversio dan eversio ini dapat terjadi bersama-sama atau berbeda waktu,
tetapi faktor penyebabnya cukup berbeda. Inversio bagian atas primer di
sebabkan oleh adanya paksaan dan kerusakan dari otot penyokong vagina atas
(ligamen) terutama karena persalinan atau karena tekanan intraabdominal yang
tinggi dan kronis atau karena kelemahan jaringan penyokong tersebut sejak
bawaan. Vagina bagian atas mungkin sedikit demi sedikit inversio, seperti di
dapat adanya enterokel dan kadang-kadang sistokel tetapi jarang ada rektokel
selama diafragma pelvis dengan urogenital tetap utuh.
Enversio vagina terjadi karena hilangnya penyokong atau lemahnya otot
vagina bawah, terutama karena kerusakan diafragma pelvis dan urogenital;

biasanya kerusakan ini akibat trauma persalinan, atau karena atrofi jaringanjaringan penyokong pelvis pasca monopause, di mana hormon estrogen sudah
berkurang.
Secara klinik kita dapat mengetahui apakah inversio dulu yang timbul atau
eversio. Penderita di suruh meneran, dan :
-

Bila terlihat sistokel dan rektokel dulu kemudian di susul oleh serviks,

jaringan penyokong bawah yang rusak maka eversio lebih dominan


Bila terlihat serviks lebih dulu dan disusul oleh sistokel atau rektokel,
kerusakan terjadi pada jaringan penyokong vagina atas, maka inversio lebih
dominan.

2.4 Prolapsus Vagina


Bentu-bentuk prolapsus vagina adalah sebagai berikut :
1. Sistokel
Turunnya kandung kemih melalui fasia puboservikalis, sehingga dinding
vagina depa jadi tipis dan disertai penonjolan ke dalam lumen vagina. Pada
sistokel yang besar akan menarik utero vesikel junction dan ujung ureter ke
bawah dan keluar vagina, sehingga kadang-kadang dapat menyebabkan
penyumbatan dan, kerusakan ureter bila tidak di kenal.
2. Urethrokel
Hilangnya penyokong dari fasia puboservikalis dan fasia pubo urethralis
3. Enterokel
Enterokel biasanya berisi usus halus atau omentum dan mungkin menyertai
uterus turun ke dalam vagina.
4. Rektokel
Kelemahan dari dinding vagina belakang yang menyebabkan penonjolan dari
rektum kedalam vagina. Rektum turun melalui septum rektovaginal dan
menyebabkan dinding vagina menonjol ke depannya.
5. Kolpokel pasca histerektomia
Penurunan vagina pasca histerektomia
6. Prolaps Uteri
Terjadi karena kelemahan ligamen endopelvik terutama ligamentum
transversal dapat terlihat dapat nullipara dimana terjadi elangosiokoli di sertai
prolapsus uteri tanpa sistokel tetapi ada enterokel. Pada keadaan ini fasia
pelvis kurang baik pertumbuhannya dan kurang keregangannya.

10

2.5 Definis Prolapsus Uteri


Prolapsus uteri adalah turunnya uterus dari tempat yang biasa oleh
karena kelemahan otot atau fascia yang dalam keadaan normal menyokongnya.
Atau turunnya uterus melalui dasar panggul atau genitalis.3
Prolapsus uteri adalah suatu hernia, dimana uterus turun melalui hiatus
genitalis. Prolapsus uteri lebih sering ditemukan pada wanita yang telah
melahirkan, wanita tua dan wanita yang bekerja berat. Pertolongan persalinan
yang tidak terampil seperti memimpin meneran pada saat pembukaan rahim
belum lengkap, perlukaan jalan lahir yang dapat menyebabkan lemahnya
jaringan ikat di bawah panggul kendor, juga dapat memicu terjadinya prolapsus
uteri.
Prolapsus uteri adalah suatu keadaan yang terjadi akibat otot penyangga
uterus menjadi kendor sehingga uterus akan turun atau bergeser ke bawah dan
dapat menonjol keluar dari vagina. Pada kasus ringan, bagian uterus turun ke
puncak vagina dan pada kasus yang sangat berat dapat terjadi protrusi melalui
orifisium vagina dan berada di luar vagina.2

2.6 Etiologi Prolapsus Uteri


Beberapa hal yang dapat memicu terjadinya prolapsus uteri antara lain:
1.

Partus yang berulang kali dan terjadi terlampau sering, partus dengan
penyulit merupakan penyebab prolapsus genitalis dan memperburuk prolaps
yang sudah ada. Faktor-faktor lain adalah tarikan janin pada pembukaan
belum lengkap. Bila prolapsus uteri dijumpai pada nulipara, faktor
penyebabnya adalah kelainan bawaan berupa kelemahan jaringan penunjang

2.

uterus.3
Faktor penyebab lain yang sering adalah melahirkan dan menopouse.
Persalinan yang lama dan sulit, meneran sebelum pembukaan lengkap,
laserasi dinding vagina bawah pad kala II, penatalaksanaan pengeluaran
plasenta, reparasi otot-otot dasar panggul yang tidak baik. Pada menopouse,

11

hormon estrogen telah berkurang sehingga otot-otot dasar panggul menjadi


atrofi dan melemah.3
3. Dasar panggul yang lemah oleh kerusakan dasar panggul pada partus (ruptur
parinea atau regangan) atau karena usia lanjut, Asites dan tumor-tumor di
daerah pelvis mempermudah terjadinya prolapsus genitalis. Dan Tekanan
abdominal yang meninggi karena ansietas tumor, batuk yang kronis atau
mengejan (obstipasi atau strictur dari tractus urinalis).

2.7 `Klasifikasi
Menurut beratnya, prolapsus dibagi menjadi : (2)
1. Prolapsus tingkat I : prolapsus uteri dimana serviks uteri turun sampai
introitus vagina
2. Prolapsus tingkat II : prolapsus uteri dimana serviks menonjol keluar dari
introitus vagina
3. Prolapsus tingkat III : prolapsus totalis (prosidensia uteri, dimana seluruh
uterus keluar dari vagina)

2.8 Faktor Resiko Prolapsus Uteri


1. Multivaritas
Persalinan pervaginam adalah yang paling sering dikutip sebagai faktor
resiko untuk prolpas uteri. Tidak ada kesepakatan apakah itu kehamilan atau
kelahiran itu sendiri yang merupakan prediposisi disfungsi dasar panggul.
Namun, banyak penelitian telah dijelaskan menunjukan bahwa melahirkan
tidak meningkatkan kecenderungan wanita untuk prolaps uteri. Misalnya,
pada studi organ penyokong panggul (POSST), peningkatan paritas
dikaitkan dengan peningkatan kejadian prolaps. Selain itu resiko prolaps
organ pelvis meningkat 1,2 kali pada persalinan pervaginam. Studi kohort
yang dilakukan di oxford pada 17.000 wanita untuk membandingkan wanita
nulipara dengan wanita yang telah mengalami dua kali melahirkan,

12

mengalami peningkatan delapan kali lipat berkunjung kerumah sakit untuk


prolaps organ pelvis.5
2. Usia
Seperti

dijelaskan

sebelum

nya,

usia

lanjut

juag

terlibat

dalam

pengembangan prolaps organ pelvis. Dalam studi POSST, ada 100%


peningkatan resiko prolaps untuk setiap dekade kehidupan. Pada wanita yang
berusia 20 sampai 59 tahun, kejadian prolaps organ pelvis berlipat ganda
dengan setiap dekade. Seperti resiko prolaps organ pelvis lainya, penuaan
adalah proses yang kompleks. Peningkatan insidens mungkin akibat dari
penuaan fisilogis dan proses degeneratif serta hipoestrogenisme.5
3. Penyakit jaringan ikat
Wanita

dengan

gangguan

jaringan

ikat

lebih

mungkin

untuk

mengembangkan prolaps organ pelviks. Dalam sebuah studi seri kasus kecil,
sepertiga dari wanita dengan sindrom marfan dan tiga perempat dari wanita
dengan sindrom ehlers-danlos melaporkan riwayat prolaps organ pelvis.5
4. Ras
Prevelensi perbedaan ras, prolaps organ pelvis debedakan dalam beberapa
penelitian. Perempuan kulit hitam dan asia menunjukan resiko terendah,
sedangkan wanita hispanik tampak nya memiliki resiko tinggi. Meskipun
perbedaan kandungan kolagen telah dibuktikan antara ras. Perbedaan ras di
tulang panggul juga mungkin memainkan peran. Misalnya, perempuan kulit
hitam lebih sering memiliki lengkungan kemaluan sempit dan
android

panggul

atau antropoid. Bentuk-bentuk ini adalah pelindung terhadap

prolaps organ pelvis dibandingkan dengan panggul ginekoid khas wanita


kaukasia yang paling.5
5. Peningkatan tekanan intraabdomen
Peningkatan tekanan intraabdomen memiliki yang kronis di yakini memiliki
peran dalam patogenesis prolaps organ pelvis. Kondisi ini dapat disebabkan
oleh obesitas, sembelit kronis, batuk kronis dan angkat berat berulang-ulang.
Sejumlah penelitian mengidentifikasi obesitas sebagai faktor resiko
independen untuk stress inkontinensia urin. Namun hubungan dengan

13

perkembangan prolaps organ pelvis kurang jelas. Berkenaan dengan


mengangkat, sebuah studi denmark bahwa asisten perawat yang terlibat
dengan angkat berat berulang berada pada peningkatan resiko untuk
menjalani intervensi bedah untuk prolaps. Selain itu merokok dan penyakit
paru obstruksi kronis

(PPOK) juga telah terlibat dalam pengembangan

prolaps organ pelvis.5

2.9 Patofisiologi prolaps uteri


Normalnya, uterus di fiksasi pada tempatnya oleh otot dan ligamentum
membentuk dasar pelvis. Prolaps uteri terjadi ketika dasar pelvis yaitu otot dan
ligamentum mengalami peregangan, terjadi kerusakan, dan kelemahan sehingga
meraka tidak sanggup menyokong organ pelvis, sehingga uterus dan organ
pelvis lainya jatuh ke introitus vaginae. Prolaps bisa terjadi secara tidak komplit
sehingga uterus jatuh keluar vagina.2
Persalinan
Usia dan
Sering mengangkat beban,
pervaginam
menopause (usia
batuk
kronis
dan
berulang,
Trauma obstetri
>60ligamentum
tahun)
1; patofisiologi Prolaps
Uteri
Otot,
fascia dan
Peregangan
otot, fascia,Tabel
danmassa
intraabdomen
(tumor,
Berkurangnya
Prolaps
uteri
laseras
kehilangan elastisitas dan
ligamentum dasar panggul acites), PPOK
kekuatanya. kadar hormon
estrogen

Gambar 4; Prolaps uteri

14

2.10 Manifestasi klinis


Gejala sangat berbeda-beda dan bersifat individual. Kadangkala
penderita yang satu dengan prolaps yang cukup berat tidak mempunyai keluhan
apapun, sebaliknya penderita lain dengan prolaps ringan mempunyai banyak
keluhan. Keluhan-keluhan yang hampir banyak di jumpai:3

Perasaan adanya suatu benda yang menganjal atau menonjol di genitalia


eksterna6

Rasa sakit di panggul dan pinggang (backache). Biasanya jika pasien


berbaring, keluhan menghilang atau menjadi berkurang.6

Sitokel :
-

pipis sedikit-sedikit dan sering, mula-mula pada siang hari, kemudian


lebih berat pada malam hari.

Perasaan

seperti

kandung

kecing

tidak

dapat

dikosongkan

seluruhnya.3
-

Stress incontinence yaitu tidak dapat menahan kencing jika batuk dan
mengejan. Kadang-kadang dapat terjadi retensio urine pada sistokel
yang besar sekali.3

Rektokel dapat menjadi gangguan pada defekasi.3


-

terjadi gangguan difikasi seperti obstipasi, karena feses berkumpul


di rongga rektokel.

Baru dapat defekasi setelah diadakan tekanan pada rektokel vagina

Prolapsus uteri dapat menyebabkan gejala seperti :3


-

Pengeluaran serviks uteri dari vulva mengganggu penderita saat


berjalan dan beraktivitas. Gesekan portio uteri oleh celana dapat
menimbulkan lecet hingga dekubitus pada portio.

Lekores karena kongesti pembuluh darah di daerah serviks dan


karena infeksi serta luka pada portio.

Enterokel menyebabkan perasaan berat pada rongga panggul dan rasa


penuh pada vagina.

15

3.1 Diagnosis
1. Anamnesa
Keluhan-keluhan penderita dan pemeriksaan ginekologi umumnya
dengan mudah dapat menegakan diagnosis prolaps genitalia. Pasien dengan
prolaps uteri biasanya mengeluhkan adanya benjolan yang keluar dari alat
kelaminya.5 Pasien biasanya mengeluh :(6)
Rasa berat pada atau rasa tertekan pada pelvis
Pada saat duduk pasien merasakan ada benjolan seperti ada bola atau
kadang kadang keluar dari vagina
Nyeri pada pelvis, abdomen dan pinggang
Nyeri pada saat berhubungan
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan ginekologi bianya mudah dilakukan, friedman dan litle
menganjurkan sebagai berikut: penderita dalam posisi jongkok di suruh
mengejan dan di tentukan dengan pemeriksaan dengan jari, apakah portio
uteri pada posisi normal atau portio telah sampai introitus vagina, atau
apakah servik uteri sudah keluar dari vagina. Selanjutnya dengan
penderita berbaring dalam posisi litotomi, di tentukan pula panjangnya
serviks uteri. Serviks uteri yang lebih panjang dari ukuran normal
dinamakan elongasio kolli.3 Berikut adalah stadium untuk prolaps uteri:(6)
Stadium 0

Tidak ada prolaps

Stadium I

Sebagian besar portio distal mengalami prolaps > 1 cm

Stadium II

di atas himen
Sebagian besar portio distal mengalami prolaps < 1 cm

Stadium III

di bawah proksimal atau distal himen


Sebagian besar portio distal mengalami prolaps > 1 cm
di bawah himen tetapi benjolan tidak lebih 2 cm dari

Stadium IV

panjang wanita
Prolaps komplet termasuk bagian dari vagina

Tabel 02. Lima stadium untuk prolaps uteri4,6

16

Gambar 5; Prolaps uteri


3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium tidak begitu banyak membantu. Tes
papanicolaou (pap smear sitologi) atau biopsi dapat diindikasikan
pada kasus yang jarang terjadi yang di curigai karsinoma, meskipun
ini harus di tangguhkan ke dokter perawatan primer atau dokter

kandungan.6
Pemeriksaan USG
Pemeriksaan USG bisa digunakan untuk membedakan prolaps dari
kelainan-kelainan lain.6

3.2 Komplikasi
Komplikasi yang dapat menyertai ptolapsus uteri : 2,3
1. Keratinisasi mukosa vagina dan porsio uteri.

17

Prosidensia uteri disertai dengan keluarnya dinding vagina (inversio),


karena itu mukosa vagina dan serviks uteri menjadi tebal serta berkerut dan
berwarna keputih-putihan.
2. Dekubitus
Jika serviks uteri terus keluar dari vagina, ujungnya bergeser dengan paha
dan pakaian dalam, hal ini dapat menyebabkan luka dan radang dan lambat
laun timbul ulkus dekubitus. Dalam keadaan demikian, perlu dipikirkan
kemungkinan karsinoma, lebih-lebih pada penderita usia lanjut.
Pemeriksaan sitologi/biopsi perlu dilakukan untuk mendapatkan kepastian
akan adanya karsinoma.
3. Hipertofi serviks dan Elangasio Kolli
Jika serviks uteri turun dalam vagina, sedangkan jaringan penahan dan
penyokong uterus masih kuat, maka karena tarikan ke bawah di bagian
uterus yang turun serta pembendungan pembuluh darah serviks uteri
mengalami hipertrofi dan menjadi panjang dengan periksa lihat dan raba.
Pada elangasio kolli serviks uteri serviks uteri pada periksa raba lebih
panjang dari biasa
4. Gangguan miksi dan stress incontinence
Pada sistokel berat, miksi kadang-kadang, sehingga kandung kencing tidak
dapat dikosongkan sepenuhnya. Turunnya uterus bisa juga menyempitkan
ureter, sehingga bisa menyebabkan hidroureter dan hidronefrosis. Adanya
sistokel dapat pula mengubah bentuk sudut antara kandung kencing dan
uretra yang dpat menimbulkan stress incontinence.
5. Infeksi jalan kencing
Adanya retensi air kencing, mudah menimbulkan infeksi. Sistitis yang
terjadi dapat meluas ke atas dan dapat menyebabkan pielitis dan
pielonefritis. Akhirnya hal itu dapat menyebabkan gagal ginjal.
6. Kesulitan saat partus
Jikaa wanita dengan prolapsus uteri hamil, maka pada waktu persalinan
akan timbul kesulitan saat kala pembukaan, sehingga kemajuan persalinan
menjadi terhalang.

18

7. Kemandulan
Karena serviks uteri turun sampai dekat pada introitus vagina atau sama
sekali keluar dari vagina, tidak mudah terjadi kehamilan.
8. Haemoroid
Feses yang terkumpul dalam rektokel memudahkan adanya obstipasi dan
memicu timbulnya haemoroid.
9. Inkarserasi usus halus
Usus halus yang masuk ke entrokel dapat terjepit dengan kemungkinan
tidak dapat direposisi lagi. Dalam hal ini perlu dilakukan laparatomi untuk
membebaskan usus yang terjepit itu.

3.3 Pencegahan
Pemendekan waktu persalinan, terutama kala pengeluaran dan kalo perlu
dilakukan elektif (umpama ekstraksi forseps dengan kepala sudah di dasar
panggul), membuat episiotomi, memperbaiki dan mereparasi luka atau
kerusakan jalan lahir dengan baik, mempimpin persalinan dengan baik agar di
hindarkan penderita meneran sebelum pembukaan lengkap betul, menghadari
paksaan dalam pengeluaran plasenta (perasat crade), mengawasi involusi uterus
pasca persalinan tetap baik dan cepat, serta mencegah dan mengobati hal-hal
yang dapat meningkatkan tekanan intraabdominal seperti batuk-batuk yang
kronik. Menghidari benda-benda yang berat. Dan juga menganjurkan agar
penderita jangan terlalu banyak punya anak atau sering melahirkan.3

3.4 Penatalaksanaan
1. Observasi
Dasar luasnya prolaps tidak berkaitan dengan gejala. Mempertahankan
prolaps tetap dalam stadium I merupakan pilihan yang paling tepat.

19

Beberapa wanita mungkin lebih memilih untuk mengobservasi lanjutan dari


prolaps. Mereka juga harus memeriksa diri secara berkala untuk mencari
perkembangan gejala baru atau gangguan ( seperti buang air kecil atau buang
air besar terhambat, erosi vagina)4
2. Terapi konservatif
a. Latihan otot dasar panggul
Latihan ini sangat berguna pada prolaps ringan, terutama yang terjadi
pada pasca persalinan yang belum lewat 6 bulan. Tujuan untuk
menguatkan otot-otot dasar panggul dan otot-otot yang mempengaruhi
miksi. Namum dari penelitian yang dilakukan oleh cochrane review of
conservative management prolaps uterus yang di terbitkan pada tahun
2006 menyimpulkan bahwa latihan otot dasar panggul tidak terbukti
ilmiah yang mendukung. Caranya ialah, penderita di suruh
menguncupkan anus dan jaringan dasar panggul seperti biasanya setelah
selesai berhajat atau penderita di suruh membayangkan seolah-olah
sedang mengeluarkan air kencing dan tiba-tiba menghentikanya.3,4,5
b. Pemasangan pessarium
Pengobatan dengan pessarium sebetulnya hanya bersifat paliatif, yakni
menahan uterus di tempat selama pessrium tersebut di pakai. Oleh karena
jika pessarium di angkat, timbul prolaps lagi. Meskipun bukti yang
mendukung peggunaan pessarium tidak kuat, mereka digunakan oleh
86% dari ginekolog dan 98% dari urogynaecologist. Prinsip pemakaian
pessarium ialah bahwa alat tersebut membuat tekanan pada dinding
vagina bagian atas, sehingga bagian dari vagina tersebut beserta uretra
tidak dapat turun dan melewati vagiana bagian bawah. Pessarium yang
paling baik untuk prolaps genitalia ialah pessarium cincin, terbuat dari
plastik. Jika dasar pnggul terbuat terlalu lemah dapat digunakan
pessarium nepier.3,4
Pedoman pemasangan pessarium
a. Sebagai pedoman untuk mencari ukuran yang cocok, diukur
demgan jari jarak antara forniks vagina dengan pinggir atas
introitus vagina, ukuran tersebut dikurang 1 cm untuk dapat

20

diameter dari pessarium yang akan di pakai.


b. Pessarium di beri zat pelicin untuk dimasukan miring sedikit
kedalam vagina, bagian tersebut di tempatkan di forniks vagina
posterior. Kadang-kadang pemasangan pessarium dari plastik
mengalami kesukaran.
c. Apabila pessarium tidak dapat dimasukan, sebaiknya di pakai
pessarium dari karet dengan pir di dalamnya.
d. Untuk mengetahui setelah pemasangan, apakah ukuran cocok,
penderita di suruh batuk dan mengejan. Jika pessarium tidak
keluar, penderita di suruh jalan-jalan, apabila ia tidak merasa
nyeri, pessarium dapat di teruskan.
e. Pesarium dapat di pakai selama beberapa tahun, asal saja
penderita di awasi secara teratur. Periksa ulang sebaiknya
dilakukan 2-3 bulan sekali. Vagina di periksa dengan inspekulo
untuk menentukan ada tidaknya perlukaan. Pessarium
dibersihkan dan di cuci dan kemudian di pasang kembali.
Tabel 3: Pemasangan pessarium3
Indikasi pemasangan pessarium

Kehamilan
Bila penderita belum siap untuk melakukan operasi
Sebagai terapi tes, menyatakan operasi harus dilakukan
Penderita menolak untuk di operasi
Untuk menghilangkan gejala yang ada, sambil menunggu waktu
operasi dapat dilakukan.

21

Gambar 6;
Jenis-jenis
pessarium

Gambar 7; Pemasangan Pessarium


3. Terapi bedah

22

Operasi pada prolaps uteri tergantung dari beberapa faktor, seperti umur
penderita, masih berkeinginan utuk medapatkan anak atau mempertahankan
uterus, tingkat prolapsus, dan adanya keluhan. Prolaps uteri biasanya disertai
dengan prolaps vagina. Maka, jika dilakukan pembedahan untuk prolaps
uteri, prolaps vagina juga perlu di tangani. Terdapat kemungkinan prolaps
vagina yang membutuhkan pembedahan, tetapi tidak ada prolas uteri atau
prolaps uteri yang ada belum perlu di operasi. Di inggris dan wales pada
tahun 2005-2006, 22.274 operasi dilakukan untuk prolaps vagin. Beberapa
literatur melaporkan bahwa dari operasi prolaps uteri di sertai dengan
perbaikan prolaps vagina pada waktu yang sama. Macam-macam operasi
untuk prolaps uteri sebagai berikut:(4)
1) Ventrovikasi
Dilakukan pada wanita yang masih tergolonng muda dan masih
menginginkan anak. Cara melakukan nya adalah dengan memendekan
ligamentum rotundum atau mengikat ligamentum rotundum ke dinding
perut atau dengan cara operasi purandare (membuat uterus ventrofikasi)5
2) Operasi manchester
Operasi ini di sarankan untuk penderita prolaps yang masih muda, tetapi
biasanya di lakukan amputasi serviks uteri, dan penjahitan ligamentum
kardinale yang telah di potong, di depan serviks di lakukan pula
kolporafi anterior dan kalpoperineoplastik. Amputasi di lakukan untuk
memperpendek serviks yang memanjang (elangosio koli). Tindakan ini
dapat menyebabkan infertilitas, partus prematurus dan abortus, dan
distosia servikalis pada persalinan. Bagian yang paling penting dari
opersi menchester ialah penjahitan ligamentum kardinale di depan
serviks karena denga tindakan ini ligamentum kardinale di perpendek,
sehingga uterus akan terletak dalam posisi anteversifleksi, dan turunnya
uterus dapat di cegah.3
3) Histeroktomi vagina
Opersi ini tepat dilakukan pada prolaps uteri tingkat lanjut (derajat III
dan IV) dengan gejala pada saluran pencernaan dan pada wanita yanng
telah menopause. Setelah uterus diangkat, puncak vagina di gantungkan
pada ligamentum rotundum kanan dan kiri atas pada ligamentum

23

infundibulo pelvikum, kemudian operasi akan di lanjutkan dengan


kolporafi anterior dan kolpoperineorafi untuk mengurangi atau
menghilangkan gajela saluran pencernaan seperti, sembelit, inkontinensia
flatus, urgensi tinja, kesulitan dalam mengosongkan rektum atau gejala
yang berhubungan dengan gangguan buag air besar dan untuk mencegah
prolaps vagina di kemudian hari.3
Histerektomi vagina lebih di sukai oleh wanita menopause yang aktif
secara seksual. Di Netherland, histeroktomi vaginal saat ini merupakan
metode pengobatan termuka untuk pasien prolaps uteri simtomatik.
4) Kolpokleisis (kolpektomi)
Tindakan ini merupakan pilihan bagi wanita yang tidak menginginkan
fungsi vagina ( aktivitas seksual dan memiliki anak) dan memiliki
komplikasi tinggi. Operasi ini di lakukan dengan menjahit dinding
vagina depan dengan dinding vagina belakang, sehingga lumen vagina
tertutup dan uterus terletak di atas vagina. Keuntungan utama dari
proswdur ini adalah waktu pembedahan singkat dan pemulihan cepat
dengan tingkat keberhasilan 90-95 %. 3

3.5 Prognosis
sebagian besar wanita (lebih dari 40%) yang mempunyai prolapsus
derajat awal biasanya timbul gejala minimal atau tidak terdapat gejala sama
sekali. Latihan dasar otot panggul dapat membantu atau mencegah perburukan
prolaps derajat awal.7

Anda mungkin juga menyukai