FISIOLOGI TERNAK
STATUS FAALI
Disusun Oleh :
Kelompok XXII
Tri Sunu Dane Wibawa
PT/05734
Dwi Astuti Prihatini
PT/05738
Kinanthi Hening S. I. S
PT/05742
Mohammad Athieq A. G PT/05744
Bayu Andri Atmoko
PT/05746
Dwi Ahmad Priyadi
PT/05754
Asisten Pendamping : Dani Aditama S.
ACARA I
STATUS FAALI
Tinjauan Pustaka
Respirasi meliputi semua proses kimia dan fisik dimana organisme
menukar udara/gas dengan lingkungan. Prinsip pertukaran udara tersebut
meliputi oksigen dan karbondioksida, oksigen diambil dari atmosfir dan
diperlukan oleh jaringan tubuh untuk metabolisme oksidasi, sedangkan
karbondioksida merupakan pruduk akhir yang penting dari metabolisme yang
harus dibuang dari tubuh (Kustono, 2008)
Sistem respirasi disebut juga sistem pulmoner karena yang dimaksud
hanyalah struktur yang terlihat dalam pertukaran gas atau sistem eksternal.
Respirasi pada unggas digunakan juga sebagai media untuk pembuangan
panas. Respirasi bergantung pada pergerakan udara ke dan dari paru-paru
(Frandson, 1992).
Temperatur rektal digunakan sebagai ukuran temperatur tubuh karena
pada sehu rektum merupakan suhu optimal. Hewan homoterm sudah
mempunyai pengatur panas tubuh yang telah berkembang. Temperatur rektal
ternak dipengaruhi beberapa faktor, yaitu temperatur lingkungan, aktivitas,
makan dan minum, juga pencernaan. Temperatur tubuh pada unggas berkisar
antara 39 oC hingga 41 oC pada suhu kurang dari 80 oC, pembuangan panas
tubuh dilakukan dengan radiasi, konveksi, koduksi, dan seluruh permukaan
tubuh ayam. Temperatur udara lingkungan lebih dari 80 oC. Pembuangan panas
dilakukan dengan penguapan air lewat saluran pernafasan yang dilakukan
secara cepat (Yuanta, 2000)
Temperatur
mempengaruhi
pertumbuhan,
sedangkan
temperatur
MATERI
Materi yang digunakan dalam praktikum status faali adalah termometer
rektal, stetoskop, counter, arloji, dan probandus (ternak).
METODE
RESPIRASI
Metode pada praktikum respirasi adalah punggung telapak tangan
didekatkan pada hidung sehingga terasa hembusannya atau dengan
mengamati kembang kempisnya petut trenak. Dilakukan selama 1 menit
sebanyak tiga kali dan hasilnya dirata-rata.
PULSUS
Langkah kerja pada praktikum ini adalah, pada sapi diraba bagian
pangkal ekor sehingga terasa denyutan arteri caudalisnya. Pada domba atau
kambing diraba pagkal pahanya sehingga terasa denyutan arteri gemuralisnya.
Pada kelinci dan ayam, ditempelkan stetoskop pada dada sehingga terdengar
detak jantungnya. Masing-masing dilakukan selama satu menit sebanyak tiga
kali dan hasilnya dirata-rata.
TEMPERATUR REKTAL
Langkah kerja pada praktikum ini adalah skala termometer dinolkan
dengan cara dikibas-kibaskan dengan hati-hati. Kesalahan yang sering terjadi
adalah pecahnya termometer karena kecerobohan praktikan. Kemudian
termometer dimasukkan kedalam rektum 1/3 bagian selama satu menit,
sebanyak tiga kali dan haslnya dirata-rata.
Probandus
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
Sapi jantan
Sapi betina
Kambing jantan
Kambing betina
Domba jantan
Domba betina
Kelinci jantan
Kelinci betina
Ayam jantan
Ayam betina
44
66
39
32
74
37
110
132
24
36
Pengukuran (kali/menit)
II
III
46
45
64
52
30
32
28
28
74
75
56
45
124
120
147
94
24
24
32
30
45
60,67
33,67
29,33
74,33
46
118
124,33
24
32,67
41
63
56
80
77
84
163
Pengukuran (kali/menit)
II
III
47
49
67
75
58
67
72
65
70
70
103
99
168
194
IV
45,67
68,33
60,33
72,33
72,33
95,33
175
IV
.
B. Pulsus
No
Probandus
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Sapi jantan
Sapi betina
Kambing jantan
Kambing betina
Domba jantan
Domba betina
Kelinci jantan
8.
9.
10
Kelinci betina
Ayam jantan
Ayam betina
156
200
187
160
205
201
177
198
147
164,33
201
178,33
.
C. Temberatur Rektal
No
Probandus
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
Sapi jantan
Sapi betina
Kambing jantan
Kambing betina
Domba jantan
Domba betina
Kelinci jantan
Kelinci betina
Ayam jantan
Ayam betina
I
38,4
38,8
38,9
34
44
39,4
38,1
37,7
41
40
Pengukuran (kali/menit)
II
III
38,3
38,3
38,9
39,2
39
38,9
39,2
39,1
43
41
39,3
39,3
38,6
38,9
38,1
37,6
40
42
42
42
IV
38,9
38,97
38,93
37,43
42,67
39,33
38,53
37,8
41
41,33
.
PEMBAHASAN
Respirasi. Hasil dari pengamatan, respirasi yang dilakukan sapi jantan
rata-rata 45 kali/menit, dan sapi betina rata-ratanya 60,67 kali/menit. Dari
hasil tersebut dapat dikatakan respirasi yang dilakukan sapi tersebut idak
normal. Kisaran rata-rata respirasi sapi adalah 24-42 kali/menit. Hal ini
dikarenakan sapi sedang dalam keadaan mengunyah rumput. Respirasi
rata-rata pada kambing jantan adalah 33,67 kali/menit dan pada kambing
betina 29,33 kali/menit (Gayo, 1994). Menurut kisaran normal maka
kambing tersebut berespirasi dengan normal. Kisaran normal respirasi
kambing adalah 26-54 kali/menit. Sedangkan pada domba jantan rata-rata
respirasi adalah 74,33 kali/menit, sedangkan pada domba betina adalah 46
kali/menit (Gayo, 1994). Setelah dibandingkan dengan kisaran rata-rata
respirasi domba normal maka dapat dinyatakan respirasi domba tersebut
normal. Pengukuran menggunakan probandus kelinci didapat respirasi rata-
rata kelinci jantan 118 kali/menit, dan kelinci betina 131 kali/menit. Setelah
dibandingkan dengan kisaran normal normal respirasi kelinci ternyata
respirasi kelinci tersebut tidak normal, kisaran normal respirasi kelinci
adalah 37 kali/menit (Gayo, 1994). Hal ini dapat disebabkan pada saat
pengamatan ini kelinci dalam keadaan tidak tenang/ stress. Ayam sebagai
probandus, didapatkan hasil respirasi rata-rata ayam jantan adalah 24
kali/menit, pada ayam betina adalah 32,67 kali/menit. Setelah dibandingkan
dengan
respirasi
normal
rata-rata
ayam
ternyata
hasil
tersebut
sebagai berikut, rata-rata temperatur rektal kambing jantan adalah 38,9 oC,
pada sapi betina adalah 37,4 oC. temperatur rektal kambing betina tidak
normal. Kisaran normal temoeratur rektal pada kambing adalah 38,5 oC
-39.7 oC (Gayo, 1994). Sedangkan pada probandus domba, rata-rata
temperatur rektal domba jantan adalah 42,67 oC, sedangkan pada domba
betina adalah 39.33 oC. kisaran normal temperatur rektal pada domba
adalah 39 oC -40 oC (Gayo, 1994). Jadi, domba jantan tersebut tiak memiliki
temperatur rektar yang mormal. Seangkan pada probandus kelinci, rata-rata
temperatur rektal pada kelinci jantan adalah 38,55 oC, sedangkan pada
kelinci betina adalah 47,8 oC. Kisaran normal temperatur rektal kelinci yaitu
38,5
C -40,1
Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan
bahwa perbedaan respirasi dipengaruhi oleh ukuran tubuh, umur, aktivitas,
temperatur lingkungan, serta kondisi patoligis.
ayam
dipengaruhi
oleh
keadaan
lingkungan,
kondisi
ternak
Daftar Pustaka
Kustono, dkk. 2008. Bahan Ajar Mata Kuliah Fisiologi Ternak. Fakultas
Peternakan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
White, H.M, cs. 2008. Effect of Temperature. Departemen of Animal Science
Perdue University. West Lafayette.
Yuanta, Tri. 2000. Dasar Ternak Unggas. Kanisius. Yogyakarta.
Fradson,R.D.1996.Anatomi of Domestic Animal Comsrock Publishing: New York
University Collage. Camel
Gayo, Iwan. 1994. Buku Pintar Seri Senior. Usaha Warga Negara. Denpasar.