PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bahan pakan atau bahan makanan ternak (feed stuff) merupakan
suatu bahan yang disukai ternak, dapat dimakan oleh ternak, disukai
ternak, dapat dicerna sebagian atau seluruhnya (untuk) dapat diserap,
tidak mengganggu kesehatan pemakannya, dan bermanfaat bagi
pemakannya. Fungsi dari pakan antara lain untuk memelihara daya tahan
tubuh dan kesehatan serta untuk mempertahankan hidup. Bahan pakan
yang diberikan pada ransum ternak harus bermutu baik dan dalam jumlah
cukup, secara umum bahan pakan terbagi dalam delapan klas yaitu
hijauan kering atau jerami padi, hijauan segar, silage, sumber energi,
sumber
protein,
sumber
mineral,
sumber
vitamin,
dan
aditif
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ternak ruminansia (sapi, kerbau, kambing dan domba) memerlukan
pakan hijauan sebagai sumber serat dan sumber energi. Serat dalam
pakan utamanya berfungsi sebagai sumber energi, selain itu juga
berfungsi untuk menjaga fungsi normal rumen dan aktivitas mikrobia
rumen (Widodo et al., 2012). Menurut Putri et al. (2012), Bahan pakan
yaitu segala sesuatu yang dapat diberikan kepada hewan baik bahan
organik maupun non organik yang sebagian atau seluruhnya dapat
dicerna tanpa mengganggu kesehatan. Kandungan gizi pakan buatan
dapat disusun formulasinya supaya kandungan gizinya lebih lengkap bila
dibandingkan dengan pakan alami. Kandungan gizi yang terkandung
dalam pakan tidak lepas dari kandungan gizi bahan penyusunnya. Bahan
pakan sebaiknya memperhatikan persyaratan antara lain yaitu mudah
diperoleh, murah harganya, tidak bersaing dengan manusia, tidak
beracun, mengandung zat pakan sesuai dengan nutrisi yang optimal bagi
ternak. Sunarso dan Christiyanto (2012) menyatakan bahwa ransum
merupakan campuran 2 atau lebih bahan pakan yang disusun untuk
memenuhi kebutuhan ternak selama 24 jam.
Hijauan adalah bahan makanan dalam bentuk daun-daunan
kadang masih bercampur dengan batang, ranting, serta kembangkembangnya, umumnya berasal dari tanaman sebangsa rumput yang
diberikan kepada ternak dalam keadaan masih segar, warna masih hijau
dan masih banyak mengandung air yaitu rata-rata 70 sampai 80% air,
sisanya yang 20 sampai 30% adalah bahan kering. Hijauan itu ialah
semua bahan makanan yang berasal dari tanaman dalam bentuk daundaunan. Termasuk kelompok hijauan ini ialah bangsa rumput (graminea),
leguminosa, dan hijauan dari tumbuh-tumbuhan lain seperti daun nangka,
daun waru. Hijauan bagian dari tanaman rumput dan legum yang
mengandung 18% serat kasar dalam bahan kering yang digunakan
sebagai bahan pakan ternak. (Hartadi et al.,2005).
dll,
2)
Hijauan
segar
(green
forage,
pasture).
Contoh:
wortel.
8)
Bahan
additive
adalah
bahan
yang
perlu
BAB III
MATERI DAN METODE
Materi
Penetapan Kadar Air
Alat. Alat yang digunakan pada praktikum penetapan kadar air
adalah gelas timbang, desikator, tang penjepit, oven pengering (105
sampai 110oC), dan timbangan analitik.
Bahan. Bahan yang digunakan pada praktikum penetapan kadar
air adalah sampel bahan pakan yaitu tepung bulu.
Penetapan Kadar Abu
Alat. Alat yang digunakan pada praktikum penetapan kadar abu
adalah silica disk, desikator, tanur, tang penjepit, oven pengering (105
sampai 110oC), tanur (550 sampai 600oC), dan timbangan analitik.
Bahan. Bahan yang digunakan pada praktikum penetapan kadar
abu adalah sampel bahan pakan yaitu tepung bulu.
Penetapan Kadar Serat Kasar
Alat. Alat yang digunakan pada praktikum penetapan kadar serat
kasar adalah beaker glass 600 ml, pemanas, saringan linen, serat gelas
(glass wool), alat penyaring crucible, gelas arloji, tang penjepit, desikator,
oven pengering (105 sampai 110oC), tanur (550 sampai 600oC), dan
timbangan analitik.
Bahan. Bahan yang digunakan pada praktikum penetapan kadar
serat kasar adalah sampel bahan pakan yaitu tepung bulu, H 2SO4 1,25%,
NaOH 1,25%, dan etil alkohol 95%.
Penetapan Kadar Protein Kasar
Alat. Alat yang digunakan pada praktikum penetapan kadar protein
kasar adalah labu kjeldahl 650 ml, labu Erlenmeyer 650 ml dan 300 ml,
gelas ukur 100 ml, buret, corong, pipet volume 25/50 ml, alat destruksi
dan destilasi, dan timbangan analitik.
pada
lembar
kerja.
Parameter
yang
digunakan
untuk
pengamatan fisik ada tekstur, warna, bau, dan rasa. Setelah diamati,
diprediksi bahan pakan termasuk dalam klasifikasi bahan pakan.
Penetapan Kadar Air
Gelas timbang yang sudah bersih bersama tutup yang dilepas
dalam oven pengering pada suhu 105 sampai 110 oC selama 1 jam. Gelas
timbang didinginkan bersama tutup yang dilepas di dalam desikator
selama 1 jam, dan bila sudah dingin ditimbang. Cuplikan bahan ditimbang
seberat sekitar 1 gram, dimasukkan ke dalam gelas timbang dan
dikeringkan bersama tutup yang dilepas di dalam oven pengering selama
8 sampai 24 jam pada suhu 105 sampai 110 oC. Gelas timbang dikeluarkan
bersama dengan cuplikan bahan pakan dari dalam oven, lalu didinginkan
di dalam desikator dengan tutup dilepas selama 1 jam. Gelas timbang
yang berisi cuplikan ditimbang dalam keadaan dingin dan tertutup sampai
diperoleh bobot yang tetap.
Perhitungan :
Kadar Air =
x y ( x z ) x100%
z
zy
x100%
y
Kadar Abu =
Keterangan :
ml air panas dan dengan 15 ml etil alkohol 95%. Hasil saringan termasuk
glass wool dimasukkan ke dalam alat pengering dengan suhu 105 sampai
110oC selama1 jam kemudian didinginkan dalam desikator selama 1 jam.
Setelah itu ditimbang. Gooch crucible bersama isinya ditimbang dan
didinginkan pada desikator. Bila sudah dingin kemudian ditimbang.
Perhitungan :
yz
x100%
Kadar serat kasar = x
Keterangan :
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengamatan Fisik
Hasil pengamatan fisik bahan pakan yang digunakan untuk
praktikum Bahan Pakan dan Formulasi Ransum dapat dilihat pada Tabel 1
berikut.
Tabel 1. Pengamatan fisik sampel pakan
Parameter
Pengamatan
Tekstur
Kasar sedikit lengket
Warna
Hijau gelap
Bau
Seperti teh hijau
Rasa
Hambar
Berdasarkan pengamatan fisik yang dilakukan pada saat praktikum,
sampel pakan yang digunakan bertekstur kasar sedikit lengket, berwarna
hijau gelap dengan bau seperti teh hijau dan rasanya hambar.
Berdasarkan pengamatan fisik dari sampel pakan, di prediksi bahan
pakan jenis daun cherry atau daun kersen atau Muntingia calabura.
Menurut Dwi dan Istikhomah (2010) yang disitasi dari Anonim (2015),
kersen atau talok atau yang biasa disebut ceri ini adalah nama sejenis
pohon yang memiliki buah kecil yang manis dengan daun yang berwarna
gelap dan sedikit kasar. Menurut Figueiredo et al. (2008) disitasi dari
Puspitaning (2012), pohon kersen merupakan tumbuhan yang mampu
tumbuh cepat di lahan marginal sehingga disebut sebagai tanaman
perintis.
Hal
tersebut
dikembangbiakkan.
membuat
Berdasarkan
daun
literatur,
kersen
pengamatan
mudah
fisiki
untuk
yang
Nama
umum
dalam
bahasa
Inggris
meliputi:
jamaican
daun
kersen
mengandung
flavonoid,
saponin
dan
tanin
Analisis Proksimat
Analisis proksimat merupakan analisis yang umum digunakan
untuk menganalisis sampel pakan. Analisis proksimat terdiri dari berbagai
analisis untuk memperkirakan karakteristik nutrien pakan, yaitu DM (Dry
Matter), protein kasar (Crude Protein), lemak kasar (Ekstrak Ether), serat
kasar (Crude Fiber), abu, dan ekstrak tanpa nitrogen (ETN). Hasil analisis
proksimat yang diperoleh pada saat praktikum dapat dilihat pada Tabel 3
berikut.
Tabel 3. Hasil analisis proksimat
Parameter
Bahan kering (%)
Protein kasar (%)
Serat kasar (%)
Lemak kasar (%)
Abu (%)
BETN (%)
Penetapan
Pengamatan
Rata-rata
I
II
16,22
31,37
23,79
10,99
10,9
10,94
29,2
20,93
25,06
6,15
5,3
5,72
7,94
8,06
8
45,72
54,26
49,99
kadar air. Penetapan kadar air menggunakan sampel
bahan pakan seberat 1,0088 gram yang dimasukkan dalam silica disk
yang sudah dikeringkan terlebih dahulu pada suhu 105 sampai 110 0C
selama satu jam dan dikeringkan dalam desikator selama satu jam. Bahan
pakan dan silica disk kemudian dikeringkan dalam oven pengering selama
8 sampai 24 jam pada suhu 105 sampai 1100C, lalu didinginkan dalam
desikator selama satu jam. Silica disk yang berisi cuplikan pakan
kadar
abu.
Praktikum
penetapan
kadar
abu
isinya dalam tanur pada suhu 550 sampai 600 0C sampai berwarna putih
seluruhnya, lalu dikeluarkan dan didinginkan dalam desikator. Jadi, bobot
yang hilang setelah pembakaran 550 sampai 600 0C adalah serat kasar,
sedangkan yang tidak menguap adalah abu.
Prinsipnya, semua senyawa organik kecuali serat kasar akan larut
jika direbus dalam H2SO4 1,25% (0,255 N) dan dalam NaOH 1,25% (0,313
N) yang berurutan masing-masing selama 30 menit. Bahan organik yang
tertinggal disaring dengan glass wool dan crucible. Bahan organik yang
menguap setelah pembakaran 550 sampai 600 0C adalah serat kasar.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, diperoleh kadar serat
kasar sebesar 29,2%, sedangkan kadar serat kasar kelompok 20 sebesar
20,93%. Menurut Puspitaning (2012), bahan serat kasar pada Muntingia
calabura sebesar 12,32%. Berdasarkan literatur, hasil yang diperoleh saat
praktikum tidak sesuai dikarenakan kesalahan praktikan saat menghitung
kadar serat kasar atau saat mencatat bobot sampel untuk kadar serat
kasar.
Penetapan kadar protein kasar. Praktikum penetapan kadar
protein kasar melalui tiga tahapan, yaitu destruksi, destilasi dan titrasi.
Proses destruksi menggunakan H2SO4 pekat dan kjeltab sebagai
katalisator yang berfungsi untuk mempercepat reaksi. Kjeltab berisi CuSO 4
dan K2SO4. Proses destruksi melepaskan N organik sampel dengan
adanya H2SO4. Proses destilasi melepaskan NH3 yang kemudian akan
ditangkap oleh H3BO3. Proses ini diakhiri saat larutan sudah berwarna
hijau. Proses titrasi menggunakan HCl 0,1 N. Titrasi dilakukan untuk
mengetahui jumlah N yang terdestilasi. Proses titrasi diakhiri setelah
larutan berwarna keperakan. Jika larutan berwarna merah muda, maka
proses titrasi sudah lewat jenuh, jadi terlalu banyak asam di dalam larutan.
Prinsip dari penetapan kadar protein kasar adalah H 2SO4 pekat degan
katalisator CuSO4 dan K2SO4 dapat memecah ikatan N organik menjadi
(NH4)2SO4 kecuali ikatan N=N, NO, san NO 2. (NH4)2SO4 dalam suasana
basa akan melepaskan NH3 yang kemudian dititrasi dengan HCl 0,1 N.
kadar
lemak
kasar.
Lemak
dapat
diekstraksi
ke
dalam
Soxhlet
untuk
dilakukan
ekstraksi.
Labu
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan fisik yang meliputi pengamatan tekstur,
warna, bau, dan rasa terhadap sampel bahan pakan yang digunakan
didalam praktikum, maka dapat disimpulkan bahan pakan yang digunakan
adalah daun kersen atau Muntingia calabura. Muntingia calabura
termasuk ke dalam kelas satu yaitu hijauan kering dan jerami kering yang
sengaja dipanen dan dikeringkan untuk pakan ternak. Hasil analisis
proksimatnya adalah bahan kering sebesar 16,22%, kadar abu sebesar
7,94%, serat kasar sebesar 29,2%, protein kasar sebesar 10,99%, lemak
kasar sebesar 6,15%, dan ETN (%BK) sebesar 45,72%. Faktor yang
mempengaruhi perbedaan hasil analisis proksimat diantaranya adalah
faktor spesies, umur, bagian tanaman, sampel yang digunakan saat
praktikum berlangsung, dan kesalasahn praktikan saat pengamatan.
DAFTAR PUSTAKA
Deydier, Eric and Guilet, Richard and Sarda, Stephanie and Sharrock,
Patrick. Physical and chemical characterisation of crude meat and
bone meal combustion residue : waste or raw material?. (2005).
Journal of Hazardous Materials, vol.121. pp 141-148. ISSN 03043894
Hartadi, H., Reksohadiprojo, S., Tillman, A.D. 2005. Tabel Komposisi
Pakan Untuk Indonesia. Gadjah Mada University Press:
Yogyakarta.
Kamal, M. 1999. Nutrisi Ternak Dasar. Fakultas Peternakan Universitas
Gadjah Mada:Yogyakarta.
Kellems, R.O. dan D.C. Church. 2010. Livestock feeds and feeding. 6th
edition. Upper Saddle River, NJ : Pearson Education, Inc.
Mahardika, H.A., Sarwiyono, dan P.Surjowardojo. 2014. Ekstrak Metanol
Daun Kersen (Muntingia calabura L) Sebagai Antimikroba Alami
Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus Penyebab Mastitis
Subklinis Pada Sapi Perah. Universitas Brawijaya. Malang.
Nimah. 2014. Paper Botani Farmasi Tanaman Kersen (Muntingia
calabura L). Jurusan Farmasi Unika Widya Mandala. Surabaya.
Puspitaning, I.R. 2012. Skripsi: Populasi Protozoa Dan Karakteristik
Fermentasi Rumen Dengan Pemberian Daun Kersen (Muntingia
calabura) Secara In Vitro. IPB. Bogor.
Putri, Dewi Rahmawati, Agustono Dan Sri Subekti. 2012. Kandungan
Bahan Kering, Serat Kasar Dan Protein Kasar Pada Daun Lamtoro
(Leucaena Glauca) yang difermentasi dengan Probiotik sebagai
Bahan Pakan Ikan. Jurnal Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas Airlangga. Surabaya.
Sunarsono,
dan
Christiyanto.
2012.
Manajemen
http://nutrisi.awardspace.com/download/MANAJEMEN
%20PAKAN.pdf. Diakses pada 3 April 2015.
Pakan.
: 1,0088
gr
: 22,2137
gr
: 22,5646
gr
gr
Kadar Air
: 16,22
=
546,5230,8
X 1 00
516,7
= 61,1 %
KA Total
= 61,1 + 22,68
= 83,78%
DM
= 100% - 83,78%
= 16,22%
2. Kadar Abu
Bobot silica disk
Bobot sampel
Bobot silica disk + sampel
Bobot silica disk + sampel (stlh tanur)
Kadar Abu
: 21,5558
: 1,0088
: 22,5646
: 21,6081
: 5,18
gr
gr
gr
gr
%
: 7,94
%
21,608121,5558
X 1 00
1,0088
= 5,18 %
Kadar Abu (dalam BK)
100
X 5,18
65,22
= 7,94 %
: 29,2
=
XY
X 1 00
Z
= 19,07%
Kadar Serat Kasar (dalam BK)
100
X 19,07
65,2
= 29,2
: 0,5003
: 0,3
: 4,4
: 7,17
: 10,99
=
gr
ml
ml
%
%
100
X 7,17
65,22
= 10,99
gr
gr
gr
%
%
= 3,44 %
Kadar Ekstraksi Eter (dalam BK) =
100
X 4,01
65,22
= 6,15 %
6.Kadar Ekstrak Tanpa Nitrogen
Kadar ETN (%BK) =100% - (% Abu+ %SK + %PK + %LK)
=100% - (7,94% + 29,2% + 10,99% +6,15%)
= 45,72 %