KAIDAH KE 1
صذوذن ذوذباَذع أذ ل
صلوهو بذيذذع صلوهو ذ صلذةة فتلي ذكلتذمتذليتهذماَ أولبتدلذذتاَ آلتففاَ تملثول ذ
صاَذن أذ ل ت اَللذواَوو ذواَللذياَوء بذلعذد فذلتذحةة ومترَ ت
إذذاَ تذذحرَرذك ت.
Apabilah ada Wawu atau Yya’ berharkah, jatuh sesudah harkah Fathah dalam satu kalimah, maka Wawu
atau Ya’ tsb harus diganti dengan Alif seperti contoh صاَذن
ذasalnya صذوذن
ذ, dan ذباَذعasalnya بذيذذع.
Praktek I’lal :
ذikut pada wazan فذذعذل. Wawu diganti Alif karena ia berharkah dan sebelumnya ada Huruf
ذasalnya صذوذن
صاَذن
berharkah Fathah, maka menjadi صاَذن ذ.
ذباَذعasalnya بذيذذعikut pada wazan فذذعذل. Ya’ diganti Alif karena ia berharkah dan sebelumnya ada Huruf
berharkah Fathah, maka menjadi ذباَذع.
َ ذغذزاasalnya ذغذزذوikut pada wazan فذذعذل. Wawu diganti Alif karena ia berharkah dan sebelumnya ada Huruf
berharkah Fathah, maka menjadi َغزا.
ذرذملىasalnya ذرذمذيikut pada wazan فذذعذل. Ya’ diganti Alif karena ia berharkah dan sebelumnya ada Huruf
berharkah Fathah, maka menjadi ذرذمذي. (*Alif pada lafazh ذرذملىdinamakan Alif Layyinah).
Perhatian:
Kaidah ini berlaku pada Wau atau Ya’ dengan Harkah asli. Apabila harkah keduanya bukan asli atau baru,
maka tidak boleh dirubah. Contoh ذدذعوواَاَللقذلوذم.
Apabila setelah wawu atau ya’ itu ada huruf mati/sukun, maka diklarifikasikan sbb:
Jika Wawu atau Ya’ tsb bukan pada posisi Lam Fi’il, maka tidak boleh di-I’lal, karena dihukumi seperti
Huruf Shahih. Contoh: قٌ ذخذولرنذ ق,ٌ طذتوليقل,بذذياَقن.
Jika Wawu dan Ya’ tsb berada pada posisi Lam Fi’il, maka tetap berlaku Kaidah I’lal ini. Contoh يذلخذشلوذن
asalnya يذلخذشيولوذن. Namun disyaratkan huruf yg mati/sukun setelah Wawu dan Ya’ tsb bukan huruf Alif dan
ٌِ ذعلذتو ي,َذرذمذيا.
huruf Ya’ tasydid, maka yang demikian juga tidak boleh di-I’lal. Contoh: ٌَ ذغذزذوا,ي
KAIDAH KE 2
Apabila wau atau ya’ berharokat berada pada ‘ain fi’il Bina’ Ajwaf dan huruf sebelumnya terdiri dari
huruf Shahih yang mati/sukun, maka harakat wawu atau ya’ tsb harus dipindah pada huruf sebelumnya.
Contoh: يذقولوومasalnya يذلقووومdan يذبتليوعasalnya يذلبيتوع.
Praktek I’lal:
يذقولووم
يذقولوومasalnya يذلقووومikut pada wazan يذلفوعول. harkah wawu dipindah pada huruf sebelumnya, karena wawu-nya
berharkah dan sebelumnya ada huruf shahih yg mati/sukun, untuk menolak beratnya mengucapkannya,
maka menjadi يذقولووم
يذبتليوع
يذبتليوعasalnya يذلبيتوعikut pada wazan يذلفتعولharkah Ya’ dipindah pada huruf sebelumnya, karena Ya’-nya
berharkah dan sebelumnya ada huruf shahih yg mati/sukun, untuk menolak beratnya mengucapkannya,
maka menjadi يذبتليوع
Perhatian:
Perpindahan Syakal/Harakat/Tasykil/Tanda baca Wau atau Ya’ tersebut dalam Kaidah ini, tidak berlaku
apabila setelah Wawu atau Ya’ terdapat Huruf yang di-tasydid-kan. Contoh: يذلسذودد
KAIDAH KE 3
صلوهو ذ
ٌ ذساَئتقر,صاَتوقن صاَئتقن أذ ل ف ذزاَئتذدةة أولبتدلذذتاَ هذلمذزةف بتذشلرتط أذلن تذوكلوذناَ ذعليفناَ فتلي اَلستم اَللذفاَتعتل ذو ذ
طذرففاَ فتلي ذم ل
ٌ نذلحوو ذ,صذدةر ت اَللذواَوو ذواَللذياَوء بذلعذد آلت ة
إتذذاَ ذوقذذع ت
و
صلهو لتذقاَ ق
ي ذ و
ٌ لتذقاَقء أ ل,صلهو ذساَيتقر ذ
أ ل.
Apabila ada wawu atau ya’ jatuh sesudah alif zaidah, maka harus diganti hamzah, dengan syarat wau
atau ya’ tersebut berada pada ‘Ain Fi’il kalimah bentuk Isim Fail, atau berada pada akhir kalimah bentuk
masdar. Contoh: صاَئتقن ذdan ذساَئتقرasalnya ذساَيتقرdan لتذقاَقءasalnya ي
ذasalnya صاَتوقن لتذقاَ ق
Praktek I’lal:
صاَئتقن
ذ
ذikut pada wazan ذفاَتعقل. wawu diganti Hamzah, karena jatuh sesudah Alif Zaidah dan
ذasalnya صاَتوقن
صاَئتقن
berada pada ‘Ain Fi’il Isim Fa’il, maka menjadi صاَئتقن ذ
ذساَئتقر
ذساَئتقرasalnya ذساَيتقرikut pada wazan ذفاَتعقل. Ya’ diganti Hamzah, karena jatuh sesudah Alif Zaidah dan berada
pada ‘Ain Fi’il Isim Fa’il, maka menjadi ذساَئتقر
ذع ذ
طاَقء
ذع ذasalnya طاَقو
طاَقء ذع ذikut pada wazan فذذعاَقلwawu diganti Hamzah, karena jatuh sesudah Alif Zaidah dan
berada pada akhir kalimah Isim Masdar, maka menjadi طاَقء ذع ذ.
لتذقاَقء
لتذقاَقءasalnya ي
لتذقاَ قikut pada wazan فتذعاَقلYa’ diganti Hamzah, karena jatuh sesudah Alif Zaidah dan berada
pada akhir kalimah Isim Masdar, maka menjadi لتذقاَقء.
KAIDAH KE 4
Apabila wau dan ya’ berkumpul dalam satu kalimah dan salah satunya didahului dengan sukun, maka
ذمير ق
wau diganti ya’. Kemudian ya’ yang pertama di-idgham-kan pada ya’ yang kedua. Contoh lafadz ت
asalnya adalah ت ذمليتو قdan ذملرتميِيasalanya adalah ي
ذملروملو ق
Praktek I’lal:
ذمير ق
ت
ذملرتميِي
ذملروملو قmengikuti wazan ذملفوعلوقل. wau diganti ya’ karena berkumpul dalam satu kalimah dan
ذملرتميِيasalnya ي
salah satunya didahului dengan sukun, maka menjadi ي ذملروملي ق. Kemudian ya’ yang pertama di-idghamkan
pada ya’ yang kedua karena satu jenis, maka menjadi ذملرتميِي
KAIDAH KE 5
Apabila Wau atau Ya’ menempati ujung akhir kalimah, dan ber-harakah dhammah, maka disukunkan.
Contoh: َ يذلغوزلواasalnya يذلغوزووdan يذلرتمليasalnya ي
يذلرتم و
Praktek I’lal:
يذلغوزلو
يذلغوزلوasalnya يذلغوزووmengikuti wazan يذلفوعول. Wau di ujung akhir kalimah ber-harakah dhammah, maka
disukunkan menjadi يذلغوزلو.
يذلرتملي
يذلرتم وmengikuti wazan يذلفوعول. Ya’ di ujung akhir kalimah ber-harkah dhammah, maka
يذلرتمليasalnya ي
disukunkan menjadi يذلرتملي.
Perhatian:
ذغاَةز
ذغاَةزasalnya ذغاَتزقوmengikuti wazan ذفاَتعقل. Wau diganti Ya’, karena jatuh sesudah harakah kasrah, maka
menjadi ي ذغاَتز ق, kemudan Ya’ disukunkan karena beratnya harkah dhammah atas Ya’ maka menjadi ي ذغاَةز ل,
kemudian Ya’ dibuang untuk menolak bertemunya dua mati yaitu Ya’ dan Tanwin, maka menjadi ذغاَةز
ذساَةر
ذساَةرasalnya ي ذساَتر قmengikuti wazan ذفاَتعقل. Ya’ disukunkan karena beratnya harakah dhammah atas Ya’ maka
menjadi ي ذساَةر ل, kemudian Ya’ dibuang untuk menolak bertemunya dua mati yaitu Ya’ dan Tanwin, maka
menjadi ذساَةر
اَذذواَ ة
ق
KAIDEAH KE 6
Apabila wau menempati ujung akhir kalimah empat huruf atau lebih, dan sebelum wau tidak ada huruf
yang didhammahkan, maka wau tsb diganti ya’. Contoh: يوذزركليasalnya يوذزركووdan يوذعاَتطليasalnya يوذعاَتطوو.
Praktek I’lal:
يوذزركلي
يوذزركليasalnya يوذزركووmengikuti wazan يوفذرعولwau diganti ya’, karena berada pada akhir kalimah empat huruf
dan sebelumnya bukan huruf yang didhammahkan, maka menjadi يوذزركلي
يوذعاَتطلي
يوذعاَتطليasalnya يوذعاَتطووmengikuti wazan يوذفاَتعولwau diganti ya’, karena berada pada akhir kalimah empat huruf
dan sebelumnya bukan huruf yang didhammahkan, maka menjadi يوذعاَتطلي
Perhatian:
ذملع ف
طى
Apabila wau ada diantara harkah fathah dan kasrah nyata, dan sebelumnya ada huruf mudhara’ah, maka
wau tersebut dibuang. Contoh: يذتعودasalnya يذلوتعودdan يذئتودasalnya يذلوئتود
Praktek I’lal:
يذتعود
يذتعودasalnya يذلوتعودmengikuti wazan يذفذتعول. wau dibuang karena ada diantara fathah dan kasrah nyata dan
sebelumnya ada huruf mudhara’ah, maka menjadi يذتعود
ضوع
يذ ذ
يذلو تmengikuti wazan يذفذتعول. wau dibuang karena ada diantara fathah dan kasrah nyata dan
يذ ذasalnya ضوع
ضوع
sebelumnya ada huruf mudhara’ah, maka menjadi ضوع يذ ت. Kemudian Dhad-nya difathahkan untuk
meringankan huruf ithbaq juga huruf Halaq yaitu ‘Ain, maka menjadi ضوع يذ ذ
Perhatian:
Huruf Mudhara’ah : أ – ن – ي – ت
Huruf Ithbaq : ص – ض – ط – ظ
KAIDAH KE 8
Bilmana ada Wau jatuh setelah harkah Kasrah dalam Kalimah Isim atau Kalimah Fi’il, maka Wau tersebut
harus diganti Ya’. Contoh: يوذزركليasalnya يوذزركووdan ذغاَةزasalnya ذغاَتزقو
Praktek I’lal:
يوذزركلي
يوذزركليasalnya يوذزركووikut wazan يوفذرعول, wau diganti Ya’ karena jatuh sesudah harkah kasrah, maka menjadi
يوذزركلي
ذغاَتز
Bilamana ada Wau atau Ya’ sukun, bertemu dengan husuf sukun lainnya, maka Wau tau Ya’ tersebut
dibuang, ini setelah memindahkan harakah keduanya (Wau atau Ya’) kepada huruf sebelumnya (lihat
kaidah I’lal ke 2). Contoh: صلن أو لdan تسلرasalnya اَتلسيتلر
وasalnya صوولن
Praktek I’lal:
صلن
و
أو لmengikuti wazan اَولفوعلل, harkah Wau dipindah ke huruf sebelumnya, karena Wau
وasalnya صوولن
صلن
berharkah dan sebelumnya ada huruf shahih mati/sukun (lihat Kaidah I’lal ke 2) untuk menolak beratnya
mengucapkan, maka menjadi صلولن اَو و, maka Wau dibuang untuk menolak bertemunya dua mati/sukun,
maka menjadi صلن اَو و, kemudian Hamzah Washal-nya dibuang karena tidak dibutuhkan lagi, maka menjadi
صلنو
تسلر
تسلرasalnya اَتلسيتلرmengikuti wazan اَتلفتعلل, harkah Ya’ dipindah ke huruf sebelumnya, karena Ya’ berharkah dan
sebelumnya ada huruf shahih mati/sukun (lihat Kaidah I’lal ke 2) untuk menolak beratnya mengucapkan,
maka menjadi اَتتسليلر, maka Ya’ dibuang untuk menolak bertemunya dua mati/sukun, maka menjadi اَتتسلر,
kemudian Hamzah Washal-nya dibuang karena tidak dibutuhkan lagi, maka menjadi تسلر
KAIDAH KE 10
ِج يولدتغم لاَلذرَوول تفي اَلرَثاَنتلي بذلعذد ذجلعتل اَللومتذذقاَتربذلين تملثذل اَلرَثاَنتلي لتثذلقتل اَللومذكرَرتر نذلحوو ت
س ذواَتحةد أذلو ومتذذقاَترذباَتن تفي اَللذملخذر ت
اَتذذاَ اَلجتذذمذع فتلي ذكلتذمةة ذحلرذفاَتن تملن تجلن ة
صلوهو اَتلوتذ ذ
صذل ذ
صذل أ ل صلوهو اَولمودلد ذو اَترَ ذ ذ
صلوهو ذمذدذد ذو ومرد أ ل ذمرَد أ ل
Bilamana ada dua huruf sejenis atau hampir sama makhrajnya berkumpul dalam satu kalimah, maka
huruf yang pertama harus di-idghamkan pada huruf yang kedua,–ini setelah menjadikan huruf yang
hampir sama makhrajnya serupa dengan huruf yg kedua (lihat kaidah i’lal ke 18 insyaallah)–, karena
beratnya pengulangan/memilah-milahnya. contoh ذمرَدasalnya ذمذدذدdan ومردasalnya اَولمودلد, dan صذل
اَترَ ذasalnya
اَتلوتذ ذ.
صذل
Praktek I’lal:
ذمرَد
ذمرَدasalnya ذمذدذدikut pada wazan فذذعذل, huruf dal yang pertama disukunkan untuk melaksanakan syarat
Idgham, maka menjadi ذملدذد, kemudian huruf Dal yang pertama di-idgamkan pada huruf Dal yang kedua,
maka menjadi ذمرَد
َّومدد/َّومرَد/ومرد
َّومدد/َّومرَد/ ومردasalnya اَولمودلدmengikuti wazan اَولفوعلل, harkah Dal yang pertama dipindah pada huruf sebelumnya
untuk melaksanakan syarat Idgham, maka menjadi اَووملدلد, bertemu dua huruf mati/sukun yaitu kedua Dal,
maka Dal yang kedua diberi harkah untuk menolak bertemunya dua mati/sukun, baik diberi harkah
kasrah karena kaidah; “apabilah ada huruf mati mau diberi harkah, berilah harkah kasrah”. atau diberi
harkah fathah karena ia paling ringannya harkah. atau diberi harkah dhammah, karena mengikuti harkah
‘Ain fi’il pada fi’il mudhari’nya, maka menjadi َّاَووملدود/َّاَووملدذد/اَووملدتد, kemudian Dal yang pertama di-idgham-kan
pada Dal yg kedua maka menjadi َّاَوومدد/َّاَوومرَد/اَوومرد, kemudian Hamzah Washal-nya dibuang karena sudah tidak
dibutuhkan lagi, maka menjadi َّومدد/َّومرَد/ومرد.
اَترَ ذ
صذل
KAIDAH KE 11
Bilamana terdapat dua huruf Hamzah berkumpul sejajar dalam satu kalimah, yang nomor dua sukun,
maka huruf hamzah ini harus diganti dengan huruf yang sesuai dengan harakah Hamzah yang pertama.
contoh آمنasalnya أأمنdan أوملasalnya أؤمل.
Praktek I’lal:
آذمذن
ِ آذمنذasalnya أذلأذمذنmengikuti wazan ;أذلفذعذلberkumpul dua Hamzah dalam satu kalimah dan yang kedua
sukun, maka hamzah yang kedua tsb diganti alif, karena ia sukun dan sebelumnya ber-harkah fathah.
maka menjadi آذمذن
أولووملل
ِ أولوومللasalnya أولؤوملmengikuti wazan ;أولفوعللberkumpul dua Hamzah dalam satu kalimah dan yang kedua
sukun, maka hamzah yang kedua tsb diganti wau, karena ia sukun dan sebelumnya ber-harkah
dhammah. maka menjadi أولوومل
اَتليتدلم
ِ اَتليتدملasalnya إلئتدمmengikuti wazan اَتلفتعللberkumpul dua Hamzah dalam satu kalimah dan yang kedua sukun,
maka hamzah yang kedua tsb diganti Ya’, karena ia sukun dan sebelumnya ber-harkah kasrah. maka
menjadi اَتليتدم.
وخلذ
وخلذasalnya أولأوخذmengikuti wazan ;أولفوعللberkumpul dua Hamzah dalam satu kalimah dan yang kedua sukun,
maka hamzah yang kedua tsb diganti wau, karena ia sukun dan sebelumnya ber-harkah dhammah. maka
menjadi أولووخذkemudian wau-nya dibuang untuk meringankan ucapan, maka menjadai أووخذselanjutnya
hamzah-nya dibuang karena sudah tidak dibutuhkan lagi, maka menjadi وخلذ
Perhatian :
Wau pada lafazh أولووخذdibuang untuk meringankan ucapan, sedangkan pada lafazh أولووملcukup tanpa
membuang wau, karena menjaga dari keserupaan dengan fi’il amar-nya lafazh ذماَذل – يذوملوول – وملل.
KAIDAH KE 12
صلوهوب ذو أذذباَذن أذ ل
صلوهو أذلجذو ذ
ب أذ ل
ت ذحلرذكتوهووماَ اَتذلى ذماَ قذلبلذهوذماَ نذلحوو أذذجاَ ذ
صلتيي بتأ ذلن نوقتلذ ل
إترَن اَللذواَذو ذواَللذياَذء اَلرَساَتكنذتذليتن لذ تولبذدلذتن آلتففاَ إتلرَ إتذذاَ ذكاَذن وسوكلونوهوذماَ ذغليذر أذ ل
أذلبيذذن.
Wau atau ya’ yang sukun, keduanya tidak boleh diganti Alif, kecuali jika sukunnya tidak asli –dengan
sebab pergantian harkat keduanya pada huruf sebelumnya– (lihat kaidah ilal ke 2). Contoh: ب أذذجاَ ذasalnya
أذلجذو ذdan أذذباَذنasalnya أذلبيذذن.
ب
Praktek I’lal:
أذذجاَ ذ
ب
أذذباَذن
أذذباَذنasalnya أذلبيذذنmengikuti wazan أذلفذعذلharkah Ya’ dipindah pada huruf sebelumnya karena ia berharkah
dan sebelumnya ada huruf shahih sukun, karena beratnya mengucapkan, maka menjadi ( أذبذ ليذذنlihat kaidah
I’lal ke 2). Kemudian Ya’ diganti Alif, karena asalnya Ya’ berharkah dan sekarang ia jatuh sesudah harkah
fathah (lihat kaidah I’lal ke 1). Maka menjadi أذذباَذن.
KAIDAH KE 13
ضرَمةو ذكلسذرةف بذلعذد تذلبتدليتل اَللذواَتو ذياَفء نذلحوو تذذعاَتطفياَ أذ ل
َصلوهو تذذعاَطوفواَ ذو تذذعردفيا صتل أولبتدلذ ل
ت ذياَفء فذقولتبذ ت
َت اَل ر ضيم فتلي اَلسةم ومتذذمركةن تفي لاَلذ ل ت اَللذواَوو ذ
طلرففاَ بذلعذد ذ إتذذاَ ذوقذذع ت
َصلهو تذذعددفواو أ ل.ذ
Bilamana ada wau berada di akhir kalimah jatuh sesudah harkah dhammah didalam asal kalimah Isim
yang Mutamakkin (bisa menerima tanwin), maka wau tsb diganti ya’, kemudian setelah itu harkah
dhammah diganti kasrah. Contoh: َ تذذعاَتطفياasalnya َ تذذعاَطوفواdan َ تذذعردفياasalnya َتذذعددفوا.
Praktek I’lal:
َتذذعاَتطفيا
َ تذذعاَتطفياasalnya َ تذذعاَطوفواmengikuti wazan تذذفاَوعلفwau diganti ya’ karena berada di akhir kalimah Isim
Mutamakkin dan sebelumnya ada harkah dhammah, maka menjadi َ تذذعاَطو فياkemudian huruf Tha’nya
dikasrahkan untuk memantaskan Ya’. Maka menjadi َتذذعاَتطفيا.
َتذذعردفيا
َ تذذعردفياasalnya َ تذذعددفواmengikuti wazan تذذفاَوعلفwau diganti ya’ karena berada di akhir kalimah Isim Mutamakkin
dan sebelumnya ada harkah dhammah, maka menjadi َ تذذعدد فياkemudian huruf Dal’nya dikasrahkan untuk
memantaskan Ya’. Maka menjadi َتذذعردفيا.
KAIDAH KE 14
Bilamana terdapat Ya’ sukun dan sebelumnya ada huruf yang didhammahkan maka ya’ tersebut harus
diganti wau. contoh: يولوتسورasalnya يوليتسورdan وملوتسقرasalnya ومليتسقر
Praktek I’lal:
يولوتسور
يولوتسورasalnya يوليتسورmengikuti wazan يولفتعولya’ yang nomor dua diganti wau karena ia sukun dan sebelumnya
ada huruf yang didhammahkan, maka menjadi يولوتسور.
وملوتسقر
وملوتسقرasalnya ومليتسقرmengikuti wazan وملفتعقلya’ diganti wau karena ia sukun dan sebelumnya ada huruf yang
didhammahkan, maka menjadi وملوتسقر.
KAIDAH KE 15
صوولوقن ذو ذمتسليقر أذ ل
صلوهو ذملسيولوقر صلوقن أذ ل
صلوهو ذم ل ف ذواَةو اَللذملفوعلوتل تملنهو تعلنذد تسليبذذوليته نذلحوو ذم و
ب ذحلذ و
إترَن اَلسذم اَللذملفوعلوتل إذذاَ ذكاَ ذذن تملن وملعتذرل اَللذعليتن ذوذج ذ
Sesungguhnya Isim Maf’ul bilamana ia terbuat dari Fi’il Mu’tal ‘Ain (Bina’ Ajwaf) maka wajib membuang
wau maf’ulnya menurut Imam Syibawaihi (menurut Imam lain yg dibuang adalah Ain Fi’ilnya). contoh:
ذم وasalnya صوولوقن
صلوقن ذم لdan ذمتسليقرasalnya ذملسيولوقر
Praktek I’lal:
صلوقن
ذم و
ذمتسليقر
ذمتسليقرasalnya ذملسيولوقرmengikuti wazan ذملفوعلوقلharkah Ya’ dipindah pada huruf sebelumnya karena ia
berharkah dan sebelum ada huruf shahih mati untuk menolak berat maka menjadi ( ذموسليلوقرlihat i’lal ke 2),
kemudian bertemu dua huruf mati (ya’ dan wau) untuk menolak beratnya mengucapkan maka wau
maf’ulnya dibuang (menurut Imam Sibawaehi)maka menjadi ذمتسليقر.
KAIDAH KE 16
Bilamana Fa’ Fi’il kalimah wazan اَتلفتذذعذلberupa huruf Shad, atau Dhad, atau Tha’, atau Zha’ (huruf Ithbaq),
maka huruf Ta’ yg jatuh sesudah huruf Ithbaq tersebut harus diganti Tha’, demi mudahnya
mengucapkannya. Digantinya Ta’ dengan Tha’ karena dekatnya makhraj keduanya. contoh: طلذذح ص ذ
اَت ل
asalnya صتذلذذح
اَت لdan ب ض ذ
طذر ذ اَت لasalnya ب
ضتذذر ذ
اَت ل
Praktek I’lal:
صطذلذذح
اَت ل
ص ذ
طلذذح اَت لmengikuti wazan اَتلفتذذعذلTa’ diganti Tha’ karena demi mudahnya mengucapkannya
اَت لasalnya صتذلذذح
setelah jatuh dibelakang huruf Ithbaq dan karena dekatnya makhraj keduanya, maka menjadi طلذذح ص ذ
اَت ل.
ب ض ذ
طذر ذ اَت ل
ب ض ذ
طذر ذ اَت لasalnya ب اَت لmengikuti wazan اَتلفتذذعذلTa’ diganti Tha’ karena demi mudahnya mengucapkannya
ضتذذر ذ
setelah jatuh dibelakang huruf Ithbaq dan karena dekatnya makhraj keduanya, maka menjadi ب ض ذ
طذر ذ اَت ل.
اَتطرَذرذد
اَت لmengikuti wazan اَتلفتذذعذلTa’ diganti Tha’ karena demi mudahnya mengucapkannya setelah
اَتطرَذرذدasalnya طتذذرذد
jatuh dibelakang huruf Ithbaq dan karena dekatnya makhraj keduanya, maka menjadi طذرذد اَت لkemudian
ط ذ
Tha’ pertama di-idghamkan karena dua huruf sejenis, maka menjadi اَتطرَذرذد.
اَتظرَهذذر
اَتظرَهذذرasalnya تاَظتذهذذرmengikuti wazan اَتلفتذذعذلTa’ diganti Tha’ karena demi mudahnya mengucapkannya
setelah jatuh dibelakang huruf Ithbaq dan karena dekatnya makhraj keduanya, maka menjadi طهذذر تاَظ ذ
kemudian Tha’ diganti Zha’ karena sama-sama huruf isti’la’, maka menjadi ظهذذر اَت لkemudian Zha’ pertama
ظ ذ
di-idghamkan karena dua huruf sejenis, maka menjadi اَتظهذذر. َر
KAIDAH KE 17
Bilamana Fa’ Fi’il wazan berupa huruf Dal, atau Dzal, atau Zay, maka huruf Ta’ (Ta’ zaidah wazan ) اَتلفتذذعذل
yang jatuh sesudah huruf-huruf tersebut harus diganti Dal, demi mudahnya mengucapkannya.
Digantinya Ta’ dengan Dal’ karena dekatnya makhraj keduanya. contoh: اَترَدذرأذasalnya اَتلدتذذرأذdan اَترَذذكذرasalnya
اَتلذتذذكذرdan اَتلزذدذجذرasalnya اَتلزتذذجذر.
Praktek I’lal:
اَترَدذرأذ
اَترَدذرأذasalnya اَتلدتذذرأذmengikuti wazan اَتلفتذذعذلTa’ diganti Dal karena demi mudahnya pengucapan huruf Ta’ yang
jatuh susudah huruf Dal dan karena dekatnya makhraj keduanya, maka menjadi اَتلدذدذرأذ. kemudian dal yang
pertama di-idghamkan pada dal yang kedua karena satu jenis, maka menjadi اَترَدذرأذ.
اَترَذذكذر
اَترَذذكذرasalnya اَتلذتذذكذرmengikuti wazan اَتلفتذذعذلTa’ diganti Dal karena demi mudahnya pengucapan huruf Ta’ yang
jatuh susudah huruf Dal dan karena dekatnya makhraj keduanya, maka menjadi اَتلذذدذكذر.kemudian Huruf Dal
diganti Dzal kerena dekatnya makhraj keduanya, maka menjadi اَتلذذذذكذرkemudian dzal yang pertama di-
idghamkan pada dzal yang kedua karena satu jenis, maka menjadi اَترَذذكذر. (juga boleh dibaca Dal dengan di-
i’lal sbb: kemudian Huruf Dzal diganti Dal kerena dekatnya makhraj keduanya, maka menjadi اَتلدذدذكذر
kemudian dal yang pertama di-idghamkan pada dal yang kedua karena satu jenis, maka menjadi اَترَدذكذر.)
اَتلزذدذجذر
اَتلزذدذجذرasalnya اَتلزتذذجذرmengikuti wazan اَتلفتذذعذلTa’ diganti Dal karena demi mudahnya pengucapan huruf Ta’
yang jatuh susudah huruf Zay dan karena dekatnya makhraj keduanya, maka menjadi اَتلزذدذجذر.
KAIDAH KE 18
Bilamana Fa’ Fi’il wazan اَتلفتذذعذلberupa huruf wau, atau Ya’, atau Tsa’, maka huruf Fa’ Fi’ilnya tersebut harus
diganti Ta’ karena sukarnya mengucapkah huruf “Layn” ( )لذلينsukun dengan huruf yang diantara keduanya
termasuk berdekatan Makhrajnya dan bertentangan sifatnya, karena huruf “layin” ( )و – يbersifat Jahr
sedangkan huruf Ta’ bersifat Hams. Contoh: صذل اَتترَ ذasalnya صذل
اَتلوتذ ذdan اَتترَذسذرasalnya اَتلوتذذسذرdan اَتترَذغذرasalnya
اَتلثتذذغذر. (penting) dan apabila Fa’ Fi’il-nya tsb berupa huruf Tsa’, boleh mengganti Ta’nya wazan اَتلفتذذعذلdengan
Tsa’, karena keduanya sama-sama bersifat Hams. contoh: اَتثرَذغذرasalnya اَتلثتذذغذر.
Praktek I’lal:
اَتترَ ذ
صذل
اَتلوتذ ذmengikuti wazan اَتلفتذذعذلWau diganti Ta’ untuk mudahnya mengucaplan huruf Layn
اَتترَ ذasalnya صذل
صذل
sukun dengan huruf yang berdekatan Makhrajnya dan bertentangan sifatnya, karena huruf Layn bersifat
Jahr dan huruf Ta’ bersifat Hams, maka menjadi صذل اَتلتتذ ذkemudian Ta’ pertama di-idghamkan pada Ta’
kedua karena dua huruf yang sejenis maka menjadi صذل اَتترَ ذ.
اَتترَذسذر
اَتترَذسذرasalnya اَتلوتذذسذرmengikuti wazan اَتلفتذذعذلWau diganti Ta’ untuk mudahnya mengucaplan huruf Layn sukun
dengan huruf yang berdekatan Makhrajnya dan bertentangan sifatnya, karena huruf Layn bersifat Jahr
dan huruf Ta’ bersifat Hams, maka menjadi اَتلتتذذسذرkemudian Ta’ pertama di-idghamkan pada Ta’ kedua
karena dua huruf yang sejenis maka menjadi اَتترَذسذر.
اَتترَذغذر
اَتترَذغذرasalnya اَتلثتذذغذرmengikuti wazan اَتلفتذذعذلhuruf Tsa’ diganti Ta’ karena sama-sama bersifat Hams, maka
menjadi اَتلتتذذغذرkemudian Ta’ pertama di-idghamkan pada Ta’ kedua karena dua huruf yang sejenis maka
menjadi اَتترَذغذر
َثر
Dan boleh juga dibaca Tsa’ اَتثثذغذرdengan Praktek I’lal sbb:
َثر
اَتثثذغذرasalnya اَتلثتذذغذرmengikuti wazan اَتلفتذذعذلhuruf Ta’ diganti Tsa’ karena sama-sama bersifat Hams, maka
menjadi اَتلثثذذغذرkemudian Tsa’ pertama di-idghamkan pada Tsa’ kedua karena dua huruf yang sejenis maka
menjadi اَتترَذغذر
اَتترَذخذذasalnya اَتلئتذذخذذmengikuti wazan اَتلفتذذعذلhuruf Hamzah yang kedua diganti Ya’ karena ia sukun dan
sebelumnya ada huruf berharkah kasrah, maka menjadi اَتليتذذخذذkemudian huruf Ya’ diganti Ta’ (tanpa
mengikuti kias*) maka menjadi اَتترَذخذذ.
* Pergantian Ya’ dengan Ta’ tidak mengikuti Qias yakni termasuk dari perihal Syadz.
KAIDAH KE 19
ب ذتاَئتتهذماَ بتذماَ يوذقاَتربوهو تفي ظاَفء يذوجلووز قذلل وطاَفء أذلو ذ ضاَفداَ أذلو ذصاَفداَ أذلو ذإذذاَ ذكاَذن ذفاَوء تذفذرَعذل ذوتذذفاَذعذل ذتاَفء أذلو ذثاَفء ألو ذداَلف ألو ذذاَلذ أذلو ذزاَفياَ ألو تسليفناَ أذلو تشليفناَ أذلو ذ
ل
صتل لتيولمتكذن اَتللبتتذداَوء تباَلرَساَتكتن نذلحوو ل
ب هذلمذزتة اَلذو ل ت لاَلولوذلى تفي اَلرَثاَنتيرَتة بذلعذد ذجلعتل أذرَوتل اَللومتذذقاَتربذليتن تملثذل اَلرَثاَنتلي لتللومذجاَنذذستة ذمذع اَلجتتلذ ت ج ثورَم أولدتغذم ت
اَللذملخذر ت
ق أصله تذذشقرَ ذ
ق ذو صلوهو تذذسرَمذع ذواَترَشقرَ ذ صلوهو تذذزرَجذر ذواَترَسرَمذع أث لصلوهو تذذذرَكذر ذواَترَزرَجذر أث ل
صلوهو تذذدثرَذر واَترَذرَكذر أث ل
صلوهو تذذثاَقذذل ذواَترَدثرَذر أث ل
س ذواَترَثاَقذذل أث ل س أث ل
صلوهو تذتذرَر ذ اَتترَذر ت
صلوهو تذ ذ
طاَهذذر طاَهذذر أث ل َظهرَذر ذواَت ر صلوهو تذ ذضرَرذع ذواَتظرَهرَذر أث ل صلوهو تذ ذ ضرَرذع أث ل صرَد ذ
َق ذواَت ر صلوهو تذ ذق أث ل َاَت ر.
صرَد ذ
Bilamana Fa’ Fi’il wazan تذفذرَعذلdan تذذفاَذعذلberupa huruf ٌ ظ,ٌ ط, ض،ٌ ص,ٌ ش, س، ز، ذ، د، ث،ت، maka boleh Ta’ dari
kedua wazan tersebut diganti dengan huruf yang mendekati dalam Makhrajnya, kemudian huruf yang
pertama di-idghamkan pada huruf yang kedua, demikian ini setelah huruf yang pertama dari kedua huruf
yang berdekatan makhrajnya tersebut, dijadikan serupa dengan huruf yang kedua. berikut memasang
Hamzah Washal agar memungkinkan permulaan dengan huruf mati. contoh: س اَتترَذر تasalnya س تذتذرَر ذdan اَترَثاَقذذل
asalnya تذذثاَقذذلdan اَترَدثرَذرasalnya تذذدثرَذرdan رَذرَكذرasalnya تذذذرَكذرdan اَترَزرَجذرasalnya تذذزرَجذرdan اَترَسرَمذعasalnya تذذسرَمذعdan ق اَترَشقرَ ذ
asalnya ق َر
تذذشق ذdan ق صرَد ذ َ اَت رasalnya ق تذ ذdan ضرَرذع
صرَد ذ َ اَت رasalnya ضرَرذع َر
تذ ذdan اَتظهرَذرasalnya ظهرَذر َر
تذ ذdan اَتطاَهذذرasalnya طاَهذذر تذ ذ
.
Praktek I’lal :
اَتترَذر ذ
س
اَترَثاَقذذل
اَترَثاَقذذلasalnya تذذثاَقذذلmengikuti wazan تذذفاَذعذلhuruf Ta’ diganti Tsa’ karena berdekatan Makhrojnyamaka
menjadi ثذذثاَقذذلkemudian huruf Tsa’ yang pertama disukunkan sebagai sebab syarat idgham maka menjadi
ثذذثاَقذذلmaka Tsa’ yang pertama di-idghamkan pada Tsa’ yang kedua karena dua huruf sejenis, berikut
mendatangkan Hamzah di permulaannya agar memungkinkan permulaan dengan huruf mati. Maka
menjadi اَترَثاَقذذل
Perhatian :
I’lal dalam Kaidah ke 19 ini cuma bersifat Jaiz atau boleh, bukan suatu ketentuan musti. Sebagai
pengalaman bagi kita, karena ini jarang ditemukan. dan yang banyak digunakan adalah berupa bentuk
asalnya.
ALHAMDULIILAH TAMAT.