Anda di halaman 1dari 17

PROFESIONALISME ULAMA DALAM SISTEM PENDIDIKAN ISLAM

A. PENDAHULUAN
Pada abad sebelumnya, yaitu pada abad di masa Rasulullah dan setelah masa
Rasulullah perkembangan pendidikan Islam dipenuhi dengan semangat untuk melahirkan
pemikiran-pemikiran yang baik untuk kemajuan pendidikan islam. Hal ini ditandai banyak
lahirnya karya-karya ilmiah ataupun pemikiran-pemikiran yang sangat berguna untuk
kemajuan pendidikan islam.
Peran ulama sangat berarti untuk kemajuan pendidikan Islam dalam era di zaman
sekarang. Ulama diharapkan dapat melahirkan karya-karya baru untuk kemajuan pendidikan
islam. Di zaman sekarang intelektual ulama bukan lagi hanya sebatas berdakwah, tetapi juga
sebagai imam, guru, hakim, dan juga terlibat dalam berbagai aktifitas di birokrasi dalam
sebuah jabatan yang embannya. Sehingga profesionalitas seorang ulama dalam sistem
pendidikan islam dipertaruhkan. Karena seorang ulama yang birokratis cinderung
mementingkan diri sendiri daripada memajukan sistem pendidikan.

B. PEMBAHASAN
Istilah profesionalisme adalah suatu pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, atau
kecakapan yang memenuhi satndart mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan
profesi.
Profesionalisme seorang ulama dalam sistem pendidikan Islam pada dasarnya adalah
kemampuan seorang ulama dalam proses pembentukan watak, sikap dan perilaku Islami yang
meliputi iman (aqidah), Islam (syari'at) dan ihsan (akhlaq, etika dan tasawuf) kepada
masyarakat. Tujuan pokoknya adalah mempersiapkan peserta didik agar mampu menjadi
khalifah Allah yang akram (mulia) yang berarti lebih bertakwa kepada Allah
Peran ulama mengalami pengembangan dari peran keulamaan yang murni dan sebagai
elit keagamaan dengan fungsi yudisial menuju sebuah peran sosial yang luas dan elit politik.
Mereka mengurusi tugas-tugas yang berkenaan dengan pajak lokal, irigasi, urusan yudisial
dan kepolisian, dan bahkan sebagian menjadi juru tulis dan pejabat. Bahkan dalam beberapa
hal, ulama menjadi perwakilan yang efektif, bahkan dipercayai untuk menjalankan fungsi
gubernur di dalam teritorial mereka masing-masing. Disamping itu ulama tidak sekedar
berperan dalam bidang keagamaan, namun dalam pemerintahan dan elit social.
Peran ulama dalam menjalankan profesionalitasnya cenderung dihapkan dengan dua
arah, yaitu vertikal dan horizontal. Secara vertikal seorang ulama yang memiliki jabatan
dalam suatu birokrasi harus bertanggung jawab terhadap jabatan yang diembannya dan juga
terhadap pimpinan atau atasannya. Seperti seorang ulama diberikan tugas untuk mengajar
disekolah-sekolah ataupun di madrasah sekaligus bertanggung jawab terhadap kualitas dan
mutu pendidikan.
Sedangkan secara horizontal seorang ulama berhadapan langsung dengan masayarakat
dalam berbagai bidang dakwah. Hal ini mengikatkan masyarakat untuk tunduk dan patuh
kepada para ulama tersebut, dimana ikatan tersebut bukanlah sebuah struktur jabatan dalam
institusi melainkan network yang berupa ikatan emosional dibawah komitmen umum, untuk
menjunjug tinggi keluarga, komunitas keagamaan, dan umat sebagai ekspresi yang esensial
dari sebuah tata sosial Islam.

C. KESIMPULAN
Untuk terwujudnya pendidikan Islam yang baik yang berlandaskan kepada Al-Qur’an
dan Sunnah, dibutuhkan profesionalisme seorang ulama dalam mendukung keberhasilan
sistem pendidikan islam di Indonesia. Profesionalisme seorang ulama diharapkan mampu
membawa kontribusi yang lebih baik dalam masyarakat. Begitu juga dalam birokrat,
menjadikan ulama menjadi birokrat yang professional dalam menjalankan tugas dan
tanggung jawabnya.
LEMBAGA WAKAF DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM

PENDAHULUAN
A. Lembaga Wakaf dan Perkembangan Pendidikan Islam
Pendidikan Islam dan wakaf pada masa klasik memiliki hubungan yang sangat erat.
Lembaga-lembaga wakaf menjadi sumber keuangan kegiatan pendidikan islam, sehingga
pendidikan Islam pada masa itu berjalan dengan baik dan lancar. Hal ini dikarenakan rasa
cinta umat islan akan pengetahuan, sehingga menimbulkan semangat para penguasa pada
saat itu seperti Harun ar Rasyid dan al Ma’mun untuk mendirikan lembaga-lembaga
pendidikan untuk keilmuan.
Untuk mendirikan lembaga-lembaga pendidikan itu, lembaga wakaf hadir sebagai
sumber pembiayaan kegiatan pendidikan saat itu. Karena ekonomi dalam pendidikan islam
berhubungan erat dengan akidah dan syariat islam, serta adanya keseimbangan dan
kemaslahatan masyarakat.
Menurut Syalabi, bahwa khalifah al Ma’mun adalah orang yang pertama kali
mengemukakan pendapat tentang pembentukan badan wakaf. Ia berpendapat kelangsungan
kegiatan keilmuan tidak tergantung pada subsidi Negara dan kedermawanan penguasa-
penguasa, tetapi juga membutuhkan kesadaran masyarakat untuk bersama-sama Negara
menanggung biaya pelaksanaan pendidikan.
Pembangunan pendidikan islam pada masa dahulu tidak selalu bersumber dari
pemerintahan tetapi juga dari peran serta peserta didik dan aktifitas penunjang pendidikan
tersebut. Adanya sistem wakaf pada masa itu membuat perekonomian Islam mencapai
kemajuan yang pesat. Dana yang terkumpul diberikan untuk kemajuan pendidikan Islam.
Dalam konteks Negara Indonesia, lembaga perwakafan telah dikelola oleh badan
swasta maupun dikelola oleh negara dibawah naungan Kementerian Agama. Namun masih
banyak permasalahan yang timbul dalam pengelolaan wakaf yang baik dan benar. Maka
agar pengelolaan wakaf dapat dilakukan secara maksimal dan professional, kementerian
Agama telah melakukan beberapa langkah strategis yaitu diantaranya melahirkan
Direktorat Pemberdayaan Wakaf, melahirkan Badan Wakaf Indonesia, kemitra usaha dan
Aliansi Strategis, kerjasama kebijakan dalam bidang ekonomi politik, serta pengelolaan
wakaf tunai. Namun masih banyak pertanyaan yang muncul yaitu bagaimana pengelolaan
wakaf di Negara muslim pada era modern sekarang ini.
PEMBAHASAN

A. Wakafdalam HukumIslam
Sistem wakaf sudah ada sejak zaman nabi Ibrahim a.s. Setelah itu pada masa
Rasulullah SAW. Contoh praktik wakaf pertama kali dilakukan Rasulullah SAW
yaitu pembangunan mesjid Qubadi di Madinah yang didirikan oleh Rasulullah.
Setelah itu pembangunan mesjid Dar al-Hijrah yang terletak di Madinah juga
dibangun oleh Rasulullah untuk ibadah umat islam. Tanah ini hasil pengambilalihan
perkebunan milik seorang Yahudi yang terbunuh dalam perang uhud yang berpihak
kepada kaum muslimin.
Setelah itu pada masa pra islam, di irak juga sudah dikenal pengelolaan tanah
yang menyerupai wakaf. Di Mesir kuno, para raja mewakafkan barang atau tanah
untuk para dewa. Selain itu dinasti-dinasti islam pada saat itu juga sudah mengenal
wakaf. Seperti dinasti Saljuk, yang membangun tempat peristirahatan pedagang yang
melewati wilayahnya. Begitu juga halnya pada masa dinasti Utsmani wakaf
digunakan untuk pelayanan publik. Contohnya bangunan-bangunan social seperti
madrasah, benteng-benteng, mesjid, dan juga bangunan komersil seperti pasar,
pertokoan, tempat penginpan dan lainnya. Pada masa Dinasti Mamluk juga terdapat
praktik perwakafan, yaitu hasil dari perkebunan digunakan untuk pemeliharaan
mesjid, dan juga tanah-tanah yang ada diperkotaan digunakan untuk kepentingan
perkotaan serta wakaf dari keluarga.
Secara etimologi, kata “wakaf” berasal dari bahasa Arab waqf (jama‟: awqa>f)
artinya“pembatas”atau“larangan,”sedangkan al-wa>qif adalah pembatas untuk
menjelaskan bahwa sesuatu itu miliknya (manusia) atau milik Allah. Keberadaan
wakaf dalam hukum Islam, para ulama sepakat berpijak kepada
jawabanRasulataspertanyaanUmarkepada Rasuldiatas,yang berbunyi:

‫إن شئت حبست أصلها وتصدق بها‬

Artinya:jika engkau mau tahanlah asalnya dan sedekahkan hasilnya.

Menurut jumhur ulama ada 4 rukun wakaf, yaitu:1)orang yang berwakaf (waqif),
2) orang yang menerima wakaf (mawquf ‘alayh), 3) harta yang diwakafkan
(mawquf‘alayh),dan 4)sighat (ikrarwakaf), kecuali Abu Hanifah yang tidak
mensyaratkan adanya sighat. Adapun syarat waqif adalah baligh (cukup umur);
merdeka (benar-benar pemilik harta yang diwakafkan);berakal sehat; cerdas
(kematangan dalam bertindak).

Sistem wakaf sudah berkembang di berbagai Negara muslim, seperti negera


Indonesia, Arab Saudi, Pakistan, Turki dan Mesir. Hampir kesemua negera tersebut
menjalankan sistem perwakafan dalam pemerintahannya. Namun sistem perwakafan
yang dijalankan terjadi pasang surut tata kelola yang salah dalam menjalankannya.
Di Indonesia sendiri praktik wakaf sudah ada sejak Islam menjadi kekuatan social
politik. Beberapa daerah yang ada di Indonesia yang sudah praktik wakaf yaitu seperti
Mataram,dikenal adanya“tanah Perdikan,” di Lombok dikenal “tanah Pareman,” di
Banten(pada masyarakat Badui di Cebo) dikenal adanya istilah“Huma Serang,” di
Minangkabau dikenal adanya “tanah pusaka (tinggi),” di Acehada “tanah weukeuh,”
yaitu tanah pemberian sultan untuk dimanfaatkan bagi kepentingan umum), seperti
umum membangunan dan mengembangkan meunasah, membangun masjid,
operasionalisasi perayaan atau peringatan hari-hari besar Islam maupun bersifat lokal.

PENUTUPAN

Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa, sistem perwakafan sudah
ada sejak zaman Rasulullah SAW hingga pada masa sekarang ini. Banyak Negara muslim di
Dunia saat ini menjalankan sistem perwakafan. Dengan adanya perwakafan sistem
pendidikan berjalan dengan baik dan lancar. Dengan adanya sistem perwakafan membuat
perekonomian masyarakat menjadi lebih baik. Sistem perwakafan dapat membantu
membiayai pendidikan islam lebih baik
ISLAM DAN PENDIDIKAN GENDER

A. PENDAHULUAN
Perdebatan mengenai Gender dalam Islam masih terjadi hingga saat ini. masih banyak
kalangan yang menolak terhadap Gender tersebut. Dalam Al-Qur’an surat An Nisa: 34 Allah
menyebutkan bahwa laki-laki adalah pemimpin bagi perempuan. Hal ini berarti bahwa lelaki
memiliki tanggung jawab yang penuh terhadap perempuan. Ada beberapa faktor yang
menyebabkan perselisihan pemahaman terhadap kesetaraan gender diantara lain munculnya
penolakan karena dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan, latar belakang pendidikan, budaya
serta kondisi sosial masyarakat.

B. PEMBAHASAN

Gender sendiri secara umum memiliki pengertian yaitu perbedaan yang tampak antara
perempuan dan laki-laki dari nilai tingkah laku, emosional dan karakteristiknya. Didalam Al-
Qur’an Allah memberikan hak kepada kaum perempuan untuk menjadi pemimpin,
sebagaimana hak-hak yang diberikan kepada laki-laki. Faktor yang dijadikan pertimbangan
dalam hal ini hanyalah kemampuannya dan terpenuhinya kriteria untuk menjadi pemimpin.
Masalah ini disebutkan dalam surat At-Taubah ayat 71:

َ‫ وة‬X‫وْ نَ ال َّز ٰك‬XXُ‫ ٰلوةَ َوي ُْؤت‬X‫الص‬ ْ Xِ‫أْ ُمرُوْ نَ ب‬XXَ‫ْض ي‬ ۤ


َّ ِ X‫وْ نَ ع َِن ْال ُم ْن َك‬XXَ‫ف َويَ ْنه‬
َ‫وْ ن‬XX‫ر َويُقِ ْي ُم‬X ِ ْ‫ال َم ْعرُو‬X ٍ ‫ا ُء بَع‬XXَ‫هُ ْم اَوْ لِي‬X‫ْض‬
ُ ‫ت بَع‬ ُ ‫ؤ ِم ٰن‬Xْ X‫وْ نَ َو ْال ُم‬XXُ‫َو ْال ُم ْؤ ِمن‬
‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬ ٰۤ ُ
﴾71﴿ ‫َز ْي ٌز َح ِك ْي ٌم‬
ِ ‫ك َسيَرْ َح ُمهُ ُم ُ اِ َّن َ ع‬ َ ِ‫ولئ‬ ‫َويُ ِط ْيعُوْ نَ هّٰللا َ َو َرسُوْ لَهۥُ ا‬

Artinya: Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka (adalah)
menjadi penolong (pemimpin) bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh
(mengerjakan) yang ma’ruf, menecegah dari yang mungkar, mendirikan shalat,
menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan
diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
(QS At-Taubah: 71). (Depag RI, 2003: 82).

Islam tidak membeda-bedakan antara hak dan kewajiban antara laki-laki dan
perempuan. Didalam islam lebih mengedepankan konsep keadilan bagi siapapun tanpa
melihat jenis kelamin. Islam tidak mengajarkan untuk saling mendiskriminasikan antara
lelaki dan perempuan.

Banyak para perempuan memiliki kedudukan dibandingkan dengan para lelaki. Seperti
pada masa Rasulullah SAW, seorang wanita yang bernama Asy-Syifa memiliki kedudukan
yang istimewa di sisi Rasulullah SAW karena terkenal dengan kepandaiannya dalam ilmu
kedokteran dan ilmu kejiwaan. Dalam bidang keperawatan, peradaban Islam juga memiliki
sederet nama tokoh perempuan. Satu yang cukup terkenal adalah Rufaida binti Saad al-
Islamiah. Dialah perawat pertama dalam sejarah Islam. Hidup pada masa Nabi Muhammad
SAW, Rufaida kerap merawat korban terluka dan sekarat akibat perang. Selain itu ada istri
dari Raja al-Zahir bin Salah al-Din yang sempat memimpin Aleppo selama enam tahun dalam
pemerintahan. Ada juga Zubaida binti Jafar al-Mansur istri dari Khalifah Abbasiyah Harun
al-Rasyid yang memiliki keahlian dalam bidang infrastruktur. Dalam bidang kepemimpinan,
sejarah peradaban Islam mencatatkan sejumlah nama tokoh perempuan yang sukses
melaksanakan tugas ini. Salah satunya adalah Syajarat al-Durr. Ia merupakan penguasa
Kairo, Mesir, pada 1250 M. Meski seorang perempuan, Syajarat cerdik dalam menyusun
siasat peperangan menghadapi musuh-musuh. Dialah tokoh sentral yang berperan
memenangkan Mesir ketika Perang Salib ketujuh pecah pada 1249-1250 M. Pada zaman
khalifah Umar ibnu Khaththab, kepemimpinan perempuan dipraktikkan, yaitu As Syaffa'
binti Abdillah yang ditunjuk sebagai pengatur perekonomian dan pasar.

Sejarah tersebut di atas menjelaskan bahwa, islam menjunjung tinggi hak dan
kewajiban antara lelaki dan perempuan. Perempuan memiliki kedudukan yang sama dengan
lelaki dalam berbagai hal. Islam tidak melarang perempuan untuk menduduki suatu jabatan
maupun memimpin suatu organisasi.

C. PENUTUP

1. Kesimpulan

Islam mengajarkan untuk saling menghargai terhadap hak-hak perempuan dan lelaki.
Al-Qur’an memberikan hak-hak kepada kaum perempuan sebagaimana hak-hak yang
diberikan kepada kaum laki-laki. Didalam islam kedudukan antara lelaki dan perempuan
adalah sama. Perempuan diberikan kesempatan untuk menduduki jabatan tertentu di
berbagai aktifitas kehidupan.

MESIR MENUJU SISTEM PENDIDIKAN MODERN DALAM SEBUAH


MASYARAKAT REVOLUSIONER

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Negera Mesir merupakan negara yang diakui secara luas adalah sebagai pusat budaya
dan politk utama di wilayah Arab dan Timur tengah. Mesir terkenal dengan peradaban kuno
dan beberapa monumen kuno termegah di dunia, misalnya Piramid Giza, Kuil Karnak dan
Lembah Raja serta Kuil Ramses. Sistem modernisasi pendidikan di Mesir berawal dari
pengenalan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan teknologi Napoleon Bonaparte pada saat
penaklukan Mesir. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dicapai Napoleon
Bonaparte yang brkebangsaan Perancis ini, memberikn inspirasi yang kuat bagi para
pembaharu Mesir untuk melakukan modernisasi pendidikan di Mesir yang dianggap diam di
tempat.

B. Rumusan Masalah
Dari Latar Belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah pada makalah ini
adalah:
1. Bagaiamana Mesir: Menuju Sistem Pendidikan Modern Dalam Sebuah Masyarakat
Revolusioner?

C. Tujuan Penulisan
Dari Rumusan Masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penulisan makalah ini
adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana Mesir: Menuju Sistem Pendidikan Modern Dalam
Sebuah Masyarakat Revolusioner.

PEMBAHASAN

A. Sejarah Pendidikan Mesir


Secara historis, modernisasi pendidikan di Mesir berawal dari pengenalan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi Napoleon Bonaparte pada saat penaklukan Mesir. Kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang dicapai Napoleon Bonaparte yang berkebangsaan
Perancis ini, memberikan inspirasi yang kuat bagi para pembaharu Mesir untuk melakukan
modernisasi pendidikan di Mesir yang dianggapnya stagnan. Diantara tokoh-tokoh tersebut
Jamaluddin al-Afghani, Muhammad Abduh dan Muhammad Ali Pasha
Pemerintah Mesir memiliki tujuan yang sangat baik dalam pengembangan sistem
pendidikan yang ada. Sistem pendidikan yang dijalankan dengan tujuan agar masyarakat
mesir harus pandai dalam membaca, tulis dan terdidik dalam segala hal baik itu ilmu
pengetahuan dan juga teknologi.
Pemerintah mesir dalam menjalankan sistem pemdidikan memprogramkan wajib
belajar dan mewajibkan untuk menghafal Al-Qur’an. Baik itu disekolah Negeri maupun
sekolah swasta wajib untuk menghafal Al-Qur’an. Sistem pendidikan Mesir mempunyai dua
struktur paralel: Struktur Sekuler dan Struktur Al-Azhar. Struktur sekuler diatur oleh
Kementrian Pendidikan Struktur Al-Azhar dilaksanakan oleh Kementrian Agama di negara-
negara lain.
Dalam melakukan suatu rancangan terhadap sistem pendidikan, pemerintah mesir
menggunakan jasa para-para ahli dalam membuat rancangan sistem pendidikan tersebut.
Terdiri dari konsultan, supervisor, para ahli, profesor pendidikan dan guru-guru yang
berpengalaman.

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem pendidikan di Mesir tidak terlepas dari semangat pembaharuan yang begitu kuat
tertanam pada generasi-generasi mudahnya, baik pembaharuan dalam pendidikan, peradaban
dan kebudayaan, maka tidak heran jika Mesir salah satu Negara Islam yang menjadi kiblat
peradaban dunia. Memprioritaskan kemampuan para peserta didiknya untuk terus
mengembangkan dirinya sesuai dengan minat dan bakatnya. Dan juga tenaga pengajar
memang ahli dalam bidang yang ia ajarkan kepada para peserta didik.
TURKI MENUJU SISTEM PENDIDKAN MODERN DALAM SEBUAH
MASYARAKAT DEMOKRASI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada masa pemerintahan Abbasiyah umat islam mengalami puncak keemasan. Hal ini
dikarenakan keemajuan Islam ini tercipta berkat usaha dari berbagai komponen
masyarakat, baik ilmuwan, birokrat, agamawan, militer, dan ekonom maupun
masyarakatumum. Pola pendidikan islam tidak terlepas dari setting budaya dan kondisi pada
waktu itu. Pendidikan mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi kerajaan.
Pendidikan islam pada masa kerajaan Usmani sempat mengalami stagnasi dalam
bidang pendidikan, sehingga rakyatnya mengalami kejenuhan dan kefrustasian, dengan
kefrustasiannya banyak diantara rakyat Turki Usmani yang mempelajari terekat yang
berkembang pada waktu itu. Adapun tarekat yang berkembang ialah Al-bektasy dan Al-
Mulawy. Pada awal kepemimpinan Sultan Mahmud II, mulai adanya pembaharuan dalam
berbagai bidang, termasuk di dalamnya pendidikan.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan masalah pada makalah ini
adalah:
1. Bagaimana sistem pendidikan di Turki?
2. Bagaimana Turki menuju sistem pendidikan modern dalam sebuah masyarakat
demokrasi?

C. Tuujuan Penulisan
Dari rumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana sistem pendidikan di Turki
2. Untuk mengetahui bagaimana Turki menuju sistem pendidikan modern dalam sebuah
masyarakat demokrasi.
PEMBAHASAN

A. Sistem Pendidikan Di Turki

Sistem pendidikan di Turki menggabungkan antara sekolah dasar dan SMP. Setamat
dari pendidikan dasar anak bisa melanjutkan ke sekolah umum (SMA) atau kejuruan (SMK)
selama 4 tahun. Pendidikan Dasar ditempuh selama 4 (empat) tahun, pendidikan menengah
juga 4 tahun dan juga SMA selama 4 tahun. Sedangkan untuk pendidikan tinggi ditempuh
selama 4 tahun, kecuali program studi kedokteran. Untuk jenjang pendidikan Master (S2) 
ditempuh dalam waktu 2 (dua) tahun. Dan untuk Doktoral (S3) bisanya dapat ditempuh
dalam waktu 4 (empat) tahun.
Sistem pendidikan di turki menerapkan bahasa turki disebagian besar universitas.
Perguruan tingginya yang menggunakan credit system, sedangkan untuk segi sistem
pendidikannya sendiri, Turki menggunakan two-tier system, kecuali untuk beberapa jurusan
seperti Ilmu kedokteran gigi, Ilmu kedokteran hewan, farmasi,danobat-obatan.  
Adapun kelebihan dari penerapan Bologna process ini adalah dalam hal pengakuan gelar,
jaminan kualitas, kualifikasi kerangka kerja, dan sistem akreditasi terbaru yang di
universalkan dengan European Union.

B. Turki Menuju Sistem Pendidikan Modern Dalam Sebuah Masyarakat Demokrasi


Sistem pendidikan pada masa Turki Usmani kebanyakan menggunakan sistem hafalan.
Sehingga menjadikan belajar lebih bersifat studi tekstual dari pada upaya memahami dan
lebih mendorong hafalan daripada pemahaman yang sebenarnya. Pada masa Mahmud II
Kerajaan Turki pada awal abad kesembilan belas dalam kondisi yang berantakan dan
terpecah-pecah. Eskalasi konflik semakin kuat di Ottoman, baik secara eksternal, berupa
tantangan kemajuan musuh lama-eropa, maupun konflik internal seperti terjadinya
pemberontakan diberbagai wilayah yang ingin melepasksn diri dari Usmani, merosotnya
moralitas penguasa dan turunnya perekonomian Negara. Mahmud II (Sultan ke-33) dinilai
sebagai penggagas tonggak reformasi Usmani. Sejak awal Turki Usmani berdaulat, tahun
1300 M umat islam sedang dalam kondisi terpuruk fisik maupun mental. Dalam keadaan
lemah, umat menemukan pencerahan dan jalan kembali dengan menekuni sufisme yang subur
pada masa itu.
Pada masa sekarang konsep pendidikan yang dijalankan Negara Turki dilakukan
diawali dengan proses rekruiment murid yang dilakukan secara selektif dengan kemampuan
akademis yang baik. Disamping itu peran orang tua dalam membantu dan mendorong
program-program sekolah untuk dijalankan. Selanjutnya Kedislinan antara guru dan murid
juga harus di laksanakan. Peran masyarakat dan perusahaan (stakeholder) sangat tinggi,
sehingga pendidikan di Turki lebih maju.

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sistem pendidikan di Turki di lakukan mulai dari pendidikan dasar hingga doktoral.
Pendidikan mulai dari Pendidikan Dasar hingga SMA dilakukan selama 4 tahun. Untuk
menuju Sistem Pendidikan Modern Dalam Sebuah Masyarakat Demokrasi, Negara Turki
telah melakukan proses rekruiment yang baik dan benar dengan melihat potensi akademik
setiap peserta didik. Peran orang tua dan juga stekholder dalam membangun pendidikan
islam di Turki sangat diperlukan.
PEMBAHARUAN SISTEM PENDIDIKAN TINGGI DI INDONESIA

PENDAHULUAN

Sejarah perguruan tinggi di Indonesia bermula sejak pemerintah Hindia


Belanda memberlakukan Politik Etis, yang salah satu programnya adalah pendidikan.
Program pendidikan mendorong timbulnya sekolah-sekolah yang semula hanya sekolah
dasar untuk belajar membaca, menulis, dan menghitung, kemudian diperluas pada sekolah
menengah dan perguruan tinggi. Perguruan tinggi ini yang kemudian menjadi cikal bakal
berkembangnya Universitas dan Fakultas di Jakarta, Bandung dan Surabaya.
Dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi memiliki tantangan-tantangan yang sangat
luar biasa. Baik itu tantangan dari skala lokal, nasional dan internasional. Maka oleh karena
itu pembaharuan sistem pendidikan tinggi sekarang ini sangatlah penting dilakukan.
Pembaharuan sistem pendidikan tinggi di Indonesia di awali dengan melakukan kebijakan-
kebijakan, perubahan kurikulum, penyediaan tenaga pengajar, dan penyediaan pendidikan
tinggi yang fleksibel, berkualitas mengikuti perkembangan pasar dan teknologi, mencetak
lulusan yang berdaya saing, serta melakukan riset dan menghasilkan inovasi.

PEMBAHASAN

Setiap tahunnya kurikulum pendidikan tinggi di Indoensia sering mengalami


perubahan. Meskipun sering terjadi perubahan, namun output dari pendidikan tinggi di
Indonesia belum dapat mencetak lulusan pendidikan tinggi siap menghadapi perubahan-
perubahan yang sangat cepat.

Makadari itu penyelenggaraan pendidikan tinggiharus dirubah secara total mengikuti


perkembanganyang ada,di antaranya:
(a) Perubahan kebijakan pendidikan tinggi yang mengikuti arus globalisasi;
(b) Penyediaan pendidikan tinggiyang fleksibel, berkualitas,berorientasi pada mahasiswa,
mengikutipangsa pasar, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
mencetak lulusan yang berdaya saing, melakukan riset dan menghasilkan inovasi;
(c) Perubahan kurikulum pendidikan tinggi;
(d) Penyediaan tenaga pengajar, yakni dosen, guru besar, dan tenaga pendidik yang
berkualitas dan profesional.

Untuk mewujudkan nya, maka dalam pendidikan, baik perguruan tinggi negeri
maupun swasta mengembangkan kurikulum berdasarkan Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia (KKNI). Kurikulum pendidikan tinggi di Indonesia berbasis kompetensi (mengacu
pada pencapaian kompetensi), yakni akumulasi kemampuan seseorang dalam melaksanakan
suatu deskripsi kerja secara terukur melalui asesmen yang terstruktur .

PENUTUP

Diperlukannya pembaharuan kebijakan pendidikan tinggi ialah Ijazah pendidikan


tinggi saat ini tidak menjadi jaminan untuk mendapat pekerjaan dengan mudah. Selain
hal tersebut, terdapat ketimpangan antara profil lulusan perguruan tinggi dengan kualifikasi
tenaga kerja siap pakai yang dibutuhkan oleh perusahaan.
SISTEM PENDIDIKAN DI UNIVERSITAS AL AZHAR MESIR

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mesir telah mengalami transformasi cepat dalam hal perkembangan potensi
pendidikannya. Mesir memang telah menjadi kiblat keilmuan keislaman dunia, banyak
pelajar dari penjuru dunia yang menimba ilmu disana. Para ulama dan cendekiawan
Mesir tergolong produktif dalam hal karya ilmiah.
Universitas Al-Azhar yang terletak di Kairo, Mesir dikenal sebagai salah satu
lembaga pendidikan tinggi tertua di dunia dan sebagai universitas agama paling penting
di dunia Islam. Kehadiran Al-Azhar berperan sebagai bukti bahwa peradaban Islam
sebenarnya terbilang lebih maju dibandingkan dengan peradaban Barat..

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat ditentukan beberapa rumusan
masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Latar Belakang sejaran pendidikan di Al Azhar?
2. Bagaimana sistem pendidikan di Al Azhar?

PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Sejarah Pendidikan Al Azhar
Ketika Jawhar Sisilia, komandan pasukan Fatimiyah yang dikirim oleh Khalifah
Fatimiyah Almuiz untuk menaklukkan Mesir, mendirikan Kairo pada tahun 358 H / 969
SD ia membangun masjid Al-Azhar. Masjid itu selesai dalam hampir dua tahun. Ini
pertama kali dibuka untuk shalat pada tanggal 7 Ramadhan 361 H / 22 Juni 972
AD. Sejak itu telah menjadi masjid paling terkenal di seluruh Dunia Muslim, dan
universitas tertua yang pernah untuk studi agama dan sekuler.
Sebagai hasil dari serangan Mughul di Asia Tengah dan penyusutan pemerintahan
Muslim di Andalusia, Al-Azhar menjadi satu-satunya tempat berlindung bagi para ulama
yang dipaksa keluar dari tanah air mereka. Para cendekiawan itu membantu Al-Azhar
untuk mencapai puncak kejayaannya selama abad ke delapan dan ke sembilan belas
(abad ke 14 dan 15).

Selama periode Fatimiyah, Al-Azhar adalah bagian penting dari kehidupan


intelektual. Selain seminar biasa, sesi pendidikan moral diadakan untuk wanita. Harus
disebutkan di sini bahwa Al-Azhar memainkan peran penting dalam pengembangan ilmu
pengetahuan alam. Beberapa sarjana Al-Azhar belajar kedokteran, matematika,
Astronomi, geografi dan sejarah. Mereka berupaya keras untuk memajukan ilmu-ilmu ini
bahkan di saat kemunduran dan stagnasi politik dan intelektual.

B. Sistem Pendidikan Al Azhar


Sistem Pendidikan Al-Azhar dibagi menjadi 3 jenis fakultas pada tahun 1950.
Fakultas tersebut merupakan Hukum Islam, Ushuluddin, dan Bahasa Arab. Lalu pada
tahun 1961, Al-Azharmulau dibuka fakultas umum selai studi Islam seperti kedokteran,
teknik mesin, pertanian, dll. Proses modernisasi di Al-Azhar telah turut mendukung
pengaruhnya di dunia Islam, di mana para tokoh-tokoh Islam yang penting merupakan
mahasiswa dari universitas tersebut.
Sistem pembelajaran Al-Azhar memilih menggunakan sistem klasik mereka. Al-
Azhar memberlakukan sistem pelajaran dengan jenjang 4 tahun, tidak ada absensi di
kelas-kelas, dan siswa bebas memilih pelajaran dan guru yang ingin dituju. Ikhtisar,
sistem seperti itu memang terlihat tidak kondusif dan rancu, tetapi ada beberapa makna
dan maksud dibalik sistem yang telah diterapkan itu.
Al-Azhar juga menggunakan sistem sanad (kalender) di mana para siswa bertatap
muka dengan guru untuk meminta ilmunya dan para siswa juga akan setuju juga
membahas lebih lanjut tentang ilmu yang diberikan. Selain menimba ilmu di kelas, para
siswa juga dihimbau untuk menimba ilmu melalui halaqah-halaqah di masjid Al-Azhar.
Untuk sistem ujian di Al-Azhar, universitas ini menggunakan paket sistem, di mana nilai
mata kuliah yang diujikan pada saat semester genap dan ganjil disatukan.

PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun sistem persekolahan di Mesir ada 5, yaitu Al-Azhar dengan sekolah-
sekolah/ madrasah yang bernaung di bawahnya juga disebut “Kuttab”, Sistem sekolah/
pengajaran bahasa asing, Sistem sekolah berbahasa Arab, Sekolah-sekolah pemerintah,
dan Sekolah asing dengan kurikulumnya sendiri.
Al-Azhar masih menggunakan system pendidikan Talaqqi (seperti majlis keilmuan
di Masjid) tanpa menggunakan ruang kelas ataupun tingkatan seperti S1, Magister atau
Doktoral. Uniknya, Pembaharuan Sistem Al-Azhar dilakukanpada awal abad 19 oleh
Muhammad Abduh yang juga dikenal sebagai tokoh pembaharu Mesir.

Anda mungkin juga menyukai