Anda di halaman 1dari 9

SISTEM

4 PENYELENGGGARAAAN
PROGRAM PENDIDIKAN
4.1 Sistem Kredit Semester (SKS)
1. Sistem kredit adalah suatu sistem penyelenggaraan program pendidikan dimana
beban studi mahasiswa, beban dosen dan beban penyelengaraan program
pendidikan dinyatakan dalam satuan kredit.
2. Semester adalah satuan waktu kegiatan yang terdiri atas 14 (empat belas) sampai
18 (delapan belas) minggu kuliah atau kegiatan terjadwal lainnya, berikut kegiatan
iringannya, termasuk 2 (dua) sampai 3 (tiga) minggu kegiatan penilaian.
3. Sistem Kredit Semester yang selanjutnya disebut SKS adalah suatu sistem
penyelenggaraan pendidikan dengan menggunakan satuan kredit semester (sks)
untuk menyatakan beban studi mahasiswa, beban kerja dosen, pengalaman belajar
dan beban penyelenggaraan program.
4. sks adalah satuan penghargaan terhadap pengalaman belajar yang diperoleh selama
1 (satu) semester melalui kegiatan terjadwal per minggu, sebanyak 1 jam
perkuliahan/tutorial, atau 2 (dua) jam praktikum, atau 4 (empat) jam kerja
lapangan, yang masing-masing diiringi oleh 1-2 (satu sampai dua) jam kegiatan
terstruktur tidak terjadwal dan 1-2 (satu sampai dua) jam kegiatan mandiri. 1 (satu)
jam tatap muka setara dengan 50 menit.
5. Tujuan Sistem Kredit Semester (SKS):
a. Memberikan kesempatan kepada para mahasiswa yang cakap dan giat
belajar, dapat menyelesaikan studi dalam waktu yang relatif singkat, sesuai
dengan kemampuan dan rencana individualnya;
b. Memberikan kesempatan kepada para mahasiswa, agar dapat mengambil
mata kuliah yang sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya;
c. Membuka kemungkinan dilaksanakannya sistem pendidikan dengan masukan
(input) dan keluaran (output) yang jamak;
d. Mempermudah penyesuaian kurikulum dari waktu ke waktu, sesuai dengan
perkembangan ilmu dan teknologi, khususnya ilmu hukum, maupun
perubahan kebutuhan masyarakat yang berjalan sangat cepat;
e. Memberi kemungkinan agar sistem evaluasi studi kemajuan belajar
mahasiswa dapat diselenggarakan dengan tata-cara yang lebih cermat dan
lebih obyektif;
f. Memungkinkan pengalihan (transfer) kredit antar fakultas/program studi di
lingkungan Universitas Airlangga;
g. Memungkinkan perpindahan mahasiswa dari perguruan tinggi negeri lain ke
Universitas Airlangga, ataupun sebaliknya.

4.2 Nilai Kredit


1. Nilai kredit adalah besarnya beban studi yang harus ditempuh oleh mahasiswa
untuk satu semester maupun beban studi untuk menyelesaikan pendidikan.
2. Nilai kredit ditetapkan dengan sks
3. Beban studi program sarjana sekurang-kurangnya 144 (seratus empat puluh empat)
sks dan sebanyak-banyaknya 160 (seratus enam puluh) sks yang dijadwalkan untuk
8 (delapan) semester, paling lama 14 (empat belas) semester.
4. Mahasiswa dapat menyelesaikan masa studi kurang dari 8 (delapan) semester,
dengan syarat telah menempuh beban studi yang ditetapkan (minimal 144 sks)

4.3 Indeks Prestasi


1. Indeks Prestasi yang selanjutnya disingkatIPadalah jumlah perkaliannilai
kredit dengan nilai bobotmasing-masingMata Kuliahdibagi dengan jumlah
sks MataKuliahyang diambil.
2. Dalam Sistem Kredit Semester dikenal adanya dua jenis indeks prestasi, yaitu
indeks prestasi semester (IPS) dan indeks prestasi kumulatif (IPK).
3. IPS merupakan ukuran keberhasilan mahasiswa dalam menempuh mata kuliah
pada satu semester.
4. IPK adalah ukuran keberhasilan mahasiswa yang dihitung mulai awal studi
sampai semester terakhir yang telah diikuti.
5. Jumlah sks yang diambil untuk rencana studi bergantung pada indeks prestasi
dalam semester sebelumnya. Jumlah sks yang boleh diambil dalam semester
berikutnya ditentukan dengan pedoman sebagai berikut:

IP Semester Lalu Jumlah sks boleh diambil


< 2,00 15
2,00 s.d. 2,50 18
2,51 s.d. 3,00 20
> 3,00 24

6. Dosen wali dapat memberikan toleransi jumlah sks yang boleh diambil paling
banyak satu sks.
7. Perhitungan IP ditetapkan dengan menjumlahkan perkalian tiap-tiap sks dengan
bobot nilainya kemudian dibagi dengan jumlah sks.
Contoh:
No. Mata Kuliah sks Nilai Bobot Perhitungan*
1 Hukum Kepegawaian 2 A 4,00 8
2 Hukum Perburuhan 2 AB 3,50 7
3 Hukum Pidana 4 B 3,00 12
4 Hukum Acara Perdata 4 BC 2,50 10
5 Hukum Perikatan 4 C 2,00 8
6 Hukum Acara Pidana 4 D 1,00 4
7 Hukum Lingkungan 2 E 0 0
JUMLAH 22 - - 49
IP** 2,23
Keterangan:
*) sks dikali bobot
**) Jumlah perhitungan dibagi jumlah sks

1.4 Kurikulum
1. Tahun Akademik Fakultas Hukum Universitas Airlangga terdiri atas dua
semester, yaitu Semester Gasal dan Semester Genap.
2. Mata kuliah dalam Kurikulum Fakultas Hukum terdiri dari :
a. Mata Kuliah Wajib;
b. Mata Kuliah Wajib Minat Studi; dan
c. Mata Kuliah Pilihan Minat Studi.
3. Mata Kuliah Wajib Minat Studi terdiri dari:
a. Mata Kuliah Wajib Minat Studi Hukum Bisnis;
b. Mata Kuliah Wajib Minat Studi Peradilan;
c. Mata Kuliah Wajib Minat Studi Hukum Pemerintahan;
d. Mata Kuliah Wajib Minat Studi Hukum Internasional; dan
e. Mata Kuliah Wajib Minat Studi Bisnis Syariah.
4. Mata kuliah Pilihan Bidang Minat:
a. Mata Kuliah Pilihan Minat Studi Hukum Bisnis;
b. Mata Kuliah Pilihan Minat Studi Peradilan;
c. Mata Kuliah Pilihan Minat Studi Hukum Pemerintahan;
d. Mata Kuliah Pilihan Minat Studi Hukum Internasional; dan
e. Mata Kuliah Pilihan Minat Studi Bisnis Syariah.
5. Mata Kuliah Wajib merupakan mata kuliah yang wajib diprogram oleh semua
mahasiswa dan ditawarkan pada Semester Gasal dan Semester Genap.
6. Mata Kuliah Wajib Minat Studi, merupakan mata kuliah yang wajib diprogram
oleh mahasiswa sesuai dengan pilihan minat studi dan ditawarkan pada Semester
Gasal dan Semester Genap.
7. Mata Kuliah Pilihan Minat Studi, merupakan mata kuliah yang dapat diprogram
untuk melengkapi jumlah sks minimal 144 dan maksimal 160, sebagian
ditawarkan pada Semester Gasal dan sebagian ditawarkan pada Semester Genap.
8. Mata kuliah prasyarat harus memperoleh nilai minimal D.
9. Mahasiswa yang gagal memperoleh kredit untuk Mata Kuliah Pilihan, tidak
diharuskan memprogram kembali. Mata kuliah tersebut dapat dihapus dan diganti
dengan Mata Kuliah Pilihan yang lain.
10. Pemrograman kembali mata kuliah yang mendapat nilai BC, C, D, dan E
dilakukan selambat-lambatnya 3 (tiga) semester terhitung setelah pemrograman
pertama kali. Nilai yang diambil adalah nilai yang terbaik.
11. Mahasiswa berhak menyatakan Mata Kuliah Pilihan yang pernah diperoleh,
untuk tidak digunakan dalam perhitungan IP Kumulatif.

4.5 Administrasi Sistem Kredit Semester


1. Untuk melaksanakan kegiatan akademik dan administrasi sistem kredit dalam tiap
semester diperlukan beberapa tahapan, yaitu:
a. Pendaftaran ulang didahului dengan membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT)
sesuai ketentuan peraturan akademik Universitas;
b. Pengisian Kartu Rencana Studi (KRS)/ Kartu Perubahan Rencana Studi
(KPRS);
c. Perkuliahan dan/atau praktikum;
d. Ujian dan pengumuman hasil ujian;
e. Pengadministrasian nilai (penerbitan Kartu Hasil Studi atau KHS).
2. Bagi mahasiswa baru, pendaftaran dilakukan pada awal tahun akademik. Bagi
mahasiswa lama pendaftaran ulang dilakukan pada setiap awal semester.
3. Bagi mahasiswa baru pendaftaran dilakukan dengan menunjukkan Surat Tanda
Diterima sebagai Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Airlangga.
4. Bagi mahasiswa lama, pendaftaran dilakukan dengan syarat-syarat :
a. Tidak melampaui batas akhir masa studi;
b. Tidak dikenai sanksi akademik;
c. Tidak gugur haknya untuk melakukan pendaftaran ulang.
5. Setelah terdaftar, mahasiswa menerima Kartu Tanda Mahasiswa (KTM).
6. Dengan KTM yang masih berlaku mahasiswa berhak mengikuti semua kegiatan
akademik dan menggunakan fasilitas pendidikan yang tersedia.
7. Mahasiswa di bawah bimbingan Dosen Wali, menyusun rencana studinya dengan
beban studi sesuai dengan Indeks Prestasi Semester terakhir.
8. Mahasiswa wajib mengisi KRS melalui Universitas Airlangga Cyber Campus atau
UACC (http://cybercampus.unair.ac.id) setelah berkonsultasi dengan Dosen
Wali. Apabila sudah disetujui oleh Dosen Wali, mahasiswa mencetak KRS
sebanyak rangkap 3 (tiga) masing-masing untuk Sub Bagian Pendidikan, Dosen
Wali dan arsip mahasiswa bersangkutan.
9. Mahasiswa menentukan sendiri bidang minat studi pada saat pengisian KRS,
setidaknya pada semester ketiga setelah mendapatkan pengarahan Dosen Wali.
10. Mahasiswa mencantumkan Mata Kuliah Wajib dan Mata Kuliah Pilihan dalam
Kartu Rencana Studi sesuai dengan bidang minat studi yang ditempuhnya.
11. Mahasiswa tidak diperkenankan memprogram mata kuliah yang jadual kuliahnya
bersamaan, jika hal tersebut terjadi maka mata kuliah yang bersamaan tersebut
batal.
12. Mata kuliah dengan prasyarat, dapat diprogram jika mata kuliah prasyarat telah
lulus, jika mata kuliah prasyarat tidak lulus maka mata kuliah tersebut batal.
13. Mahasiswa dapat mengubah KRS dengan persetujuan Dosen Wali dengan cara
mengisi Kartu Perubahan Rencana Studi (KPRS) melalui UACC dalam waktu
yang ditetapkan.
14. KPRS hanya dilakukan jika telah mengisi KRS.
15. Mata kuliah yang diprogram tidak dapat dibatalkan.
16. Mahasiswa wajib mematuhi tata tertib dan peraturan yang ditetapkan, demi
kelancaran proses belajar mengajar, termasuk tata tertib perkuliahan, praktikum,
ujian dan kegiatan yang sah di dalam maupun di luar kampus.

4.6 Ujian
1. Maksud dan tujuan penyelenggaraan ujian:
a. Mengevaluasi dan mengukur penguasaan mahasiswa terhadap bahan/ materi
yang disajikan dalam suatu mata kuliah; dan
b. Menjadi umpan balik bagi Dosen pengajar untuk memperbaiki proses dan
metode pembelajaran.
2. Ujian dapat dilaksanakan dalam berbagai macam bentuk, antara lain ujian tertulis
dalam bentuk esai atau tes obyektif, ujian lisan, ujian dalam bentuk
seminar/skripsi, ujian dalam bentuk pemberian tugas, dan ujian yang dapat
dikerjakan di luar kampus (take home exam). Ujian praktik dapat dilaksanakan
dengan cara praktikum dan dapat disertai dengan ujian tertulis dan atau lisan.
Bentuk ujian tersebut disesuaikan dengan tujuan pembelajaran agar dapat
dilaksanakan dalam rentang waktu tertentu.
3. Ujian suatu mata kuliah atau praktikum terdiri atas Ujian Tengah Semester (UTS)
dan Ujian Akhir Semester (UAS).
4. Ujian dilaksanakan sesuai dengan kalender akademik Fakultas.
5. Mahasiswa diperkenankan mengikuti ujian suatu mata kuliah atau praktikum
apabila telah menghadiri paling sedikit 75% dari jumlah perkuliahan dan/atau
praktikum yang telah diselenggarakan.
6. Ujian susulan adalah ujian yang diselenggarakan bagi mahasiswa yang tidak
mengikuti ujian dengan alasan yang sah.
7. Ujian susulan dapat diselenggarakan atas persetujuan Dosen Penanggungjawab
Mata Kuliah (PJMK) hanya dengan alasan sakit, menjalankan tugas negara, tugas
Universitas, atau tugas fakultas.
8. Permohonan ujian susulan diajukan paling lambat dua minggu setelah masa ujian
berakhir.
9. Tata tertib ujian:
a. Tata Tertib Ujian Semester berlaku untuk penyelenggaraan Ujian Tengah
Semester (UTS), Ujian Akhir Semester (UAS), dan Ujian Susulan untuk UTS
atau UAS.
b. Peserta Ujian wajib membawa dan menunjukkan Kartu Tanda Mahasiswa
(KTM) dan Kartu Ujian (khusus pada saat UAS) kepada Dosen
Pengawas/Petugas Ujian pada saat mengikuti ujian semester.
c. Peserta Ujian wajib menandatangani Daftar Hadir Peserta Ujian (rangkap
tiga). Peserta Ujian yang tidak menandatangani Daftar Hadir Peserta Ujian
dengan alasan apapun dianggap tidak mengikuti ujian.
d. Peserta Ujian wajib memakai busana yang rapi dan sopan (berkerah) dengan
sepatu tertutup.
e. Peserta Ujian wajib duduk di kursi dengan nomor kursi yang sesuai dengan
nomor absensi Peserta Ujian pada Daftar Hadir.
f. Peserta Ujian dilarang meninggalkan ruang ujian selama ujian berlangsung,
kecuali telah mendapatkan ijin dari Dosen Pengawas/Petugas Ujian.
g. Peserta Ujian yang hadir terlambat lebih dari 30 menit tidak diperkenankan
mengikuti ujian dan tidak berhak mengajukan ujian susulan. Peserta Ujian
yang hadir terlambat kurang dari 30 menit tetap diperkenankan mengikuti
ujian, namun tidak berhak mendapatkan waktu tambahan.
h. Selama penyelenggaraan ujian, Peserta Ujian dilarang melakukan kecurangan
dan/ atau tindakan yang mengindikasikan kecurangan, termasuk namun tidak
terbatas pada:
1) Mengakses alat komunikasi elektronik dalam bentuk apapun, untuk
maksud dan tujuan apapun.
2) Melakukan komunikasi dengan Peserta Ujian yang lain dengan maksud
dan tujuan apapun.
3) Meminjam atau meminjamkan peralatan tulis, catatan, buku literatur,
peraturan perundang-undangan, dan perlengkapan lainnya kepada Peserta
Ujian yang lain.
4) Menyuruh orang lain untuk hadir dan mengerjakan ujian (perjokian).
i. Pelanggaran terhadap ketentuan dalam angka 8, berdasarkan berat-ringannya
pelanggaran, akan dikenai sanksi :
1) Berdasarkan keputusan PJMK, tidak diluluskan dari mata kuliah yang
diujikan tersebut; atau
2) Berdasarkan keputusan Dekan, tidak diluluskan dari semua mata kuliah
yang diprogram pada semester tersebut; atau
3) Berdasarkan keputusan Dekan, dilarang mengikuti semua kegiatan
akademik yang berlangsung dalam kurun waktu semester tertentu
(skorsing); atau
4) Berdasarkan keputusan Rektor atas usulan Dekan, diberhentikan sebagai
mahasiswa Universitas Airlangga setelah diusulkan oleh Dekan dan
ditetapkan oleh Rektor.
j. Ujian susulan hanya diberikan mahasiswa yang tidak dapat mengikuti ujian
pada jadwal yang ditentutkan dengan alasan:
1) Sakit, yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Dokter Pemerintah;
2) Menjalankan tugas negara, yang dibuktikan dengan Surat Penugasan dari
Pejabat yang berwenang
3) Menjalankan tugas Universitas, yang dibuktikan dengan Surat Penugasan
dari Rektor; atau
4) Menjalankan tugas Fakultas, yang dibuktikan dengan Surat Penugasan
dari Dekan.
k. Permohonan ujian susulan harus diajukan kepada Dosen PJMK paling lambat
14 hari setelah ujian mata kuliah tersebut berlangsung. Permohonan yang
diajukan lewat 14 hari setelah ujian mata kuliah tersebut berlangsung, maka
ujian susulan tidak dapat diberikan.
l. Permohonan sebagaimana dimaksud dalam angka 11 diajukan oleh mahasiswa
yang bersangkutan sendiri, atau, apabila kondisi tidak memungkinkan, oleh
wakilnya yang dibuktikan dengan Surat Kuasa.
m. Dosen pengawas/Petugas Ujian berwenang secara penuh untuk menjalankan
dan mengambil segala tindakan yang dianggap perlu untuk melaksanakan Tata
Tertib Ujian.

10. Dosen pengawas ujian berwenang:


a. mengatur, menentukan tempat duduk, melakukan presensi peserta ujian;
b. menetapkan peralatan ujian yang boleh dibawa oleh peserta ujian ke tempat
duduk;
c. menolak kehadiran seseorang yang tidak terdaftar sebagai peserta ujian;
d. mencatat kecurangan yang dilakukan oleh peserta ujian dalam Berita Acara
Pelaksanaan Ujian.
11. Dosen PJMK bertanggung jawab terhadap pelaksanaan ujian.
12. Ketentuan lebih lanjut mengenai Tata Tertib Ujian ditetapkan oleh Dekan.

4.7 Penilaian
1. Penilaian akhir suatu mata kuliah atau praktikum dinyatakan dengan huruf:

No. Skor Nilai Huruf Bobot


1 75,00 s.d. 100 A 4,00
2 70,00 s.d. 74,99 AB 3,50
3 65,00 s.d. 69,99 B 3,00
4 60,00 s.d. 64,99 BC 2,50
5 55,00 s.d. 59,99 C 2,00
6 40,00 s.d. 54,99 D 1,00
7 0 s.d. 39.99 E 0

2. Nilai akhir mata kuliah atau praktikum meliputi komponen nilai yang terdiri atas:
a. Nilai tugas;
b. Soft Skill;
c. Nilai UTS; dan
d. Nilai UAS.
Dengan persentase tertentu yang mengacu pada Rencana Pembelajaran Semester
mata kuliah yang bersangkutan.
3. Dosen PJMK wajib menyerahkan nilai akhir selambat-lambatnya 2 (dua) minggu
setelah UTS maupun UAS berlangsung.
4. Hasil studi mahasiswa dalam suatu semester dicatat dalam Kartu Hasil Studi
(KHS) dan/atau dapat diakses melalui UACC.
5. Hasil studi dari keseluruhan mata kuliah yang ditempuh atau hasil studi akhir
mahasiswa dinyatakan dalam transkrip akademik yang ditandatangani oleh
Dekan atau Wakil Dekan I.

4.8 Yudisium, Penggelaran dan Wisuda


1. Yudisium adalah keputusan Dekan yang menetapkan bahwa seorang mahasiswa
telah menyelesaikan studi dan dinyatakan lulus sesuai dengan ketentuan syarat-
syarat kelulusan berdasarkan hasil rapat yudisium.
2. Mahasiswa dinyatakan telah menyelesaikan Program Sarjana Hukum melalui
Rapat Yudisium dengan syarat sebagai berikut:
a. Telah mengumpulkan kredit minimal 144 sks dan maksimal 160 sks;
b. Indeks Prestasi Kumulatif minimal 2,00;
c. Tidak ada nilai E;
d. Nilai D tidak lebih dari 20%; dan
e. Nilai ELPT minimal 450.
3. Mahasiswa yang telah dinyatakan lulus dalam Rapat Yudisium diberikan predikat
kelulusan dengan ketentuan sebagai berikut:

No. Predikat Indeks Prestasi Kumulatif


1 Memuaskan 2,00 s.d. 2,75
2 Sangat Memuaskan 2,76 s.d. 3,50
3 Dengan Pujian (Cum Laude) 3,51 s.d. 4,00

4. Predikat kelulusan Dengan Pujian (Cum Laude) hanya dapat diberikan dengan
syarat masa studi ≤ 8 semester.
5. Lulusan terbaik fakultas ditentukan dengan kriteria
a. IPK;
b. Masa studi;
c. SKP; dan
d. Prestasi (nasional dan/atau internasional dibidang akademik).
6. Mahasiswa yang telah dinyatakan lulus dalam Rapat Yudisium wajib mengikuti
Penggelaran Sarjana Hukum yang dilaksanakan oleh Fakultas Hukum Universitas
Airlangga.
7. Untuk memperoleh ijazah sarjana, mahasiswa wajib mengikuti wisuda.

4.9 Masa Studi


1. Program Sarjana (S1) ditempuh selama 8 (delapan) semester, dan paling lama 14
(empat belas) semester.
2. Mahasiswa dapat menyelesaikan masa studi sebelum masa studi tepat waktu
dengan ketentuan telah menempuh beban studi yang telah ditetapkan.
3. Cuti akademik adalah status mahasiswa yang secara sah diizinkan oleh
Rektor untuk tidak mengikuti kegiatan akademik selama (satu)semester.
4. Selama menempuh pendidikan, mahsiswa diperkenankan mengambil cuti
akademik paling lama 2 (dua)semester tetapi tidak berturut-turut.
5. Dalam hal/ alasan tertentu, Rektor dapat memberikan izin cuti akademik selama 2
(dua)semester berturut-turut.
6. Cuti akademik hanya akan diberikan kepada mahasiswa yang telah menempuh 4
(empat) semester berturut-turut.
7. Cuti akademik tidak diperhitungkan dalam evaluasi masa studi.
8. Mahasiswa dinyatakan gagal studi apabila tidak dapat menyelesaikan program
pendidikannya dalam batas waktu maksimal yang ditetapkan.
9. Keputusan gagal studi ditetapkan dalam Surat Keputusan Rektor berdasarkan
usulan Dekan.

4.10 Evaluasi Masa Studi


1. Evaluasi masa studi dimaksudkan untuk mengetahui keberhasilan mahasiswa
dalam menyelesaikan rencana studi dalam masa periode tertentu.
2. Hasil evaluasi masa studi tergambar dalam jumlah keseluruhan sks yang
diperoleh dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang akan dijadikan sebagai dasar
penentuan keberlanjutan studi.
3. Evaluasi periodik dilakukan pada:
a. Akhir dua tahun pertama;
b. Akhir empat tahun pertama;
c. Akhir tahun ketujuh.
3. Pada akhir dua tahun pertama, hasil studi mahasiswa dievaluasi untuk
menentukan mahasiswa tersebut diperkenankan melanjutkan studi atau tidak.
Mahasiswa dapat melanjutkan studinya jika telah mengumpulkan sekurang-
kurangnya 40 (empat puluh) sks dengan IPK minimum 2,00 pada akhir empat
semester pertama.
4. Pada akhir empat tahun pertama, hasil studi mahasiswa dievaluasi untuk
menentukan mahasiswa tersebut diperkenankan melanjutkan studi atau tidak.
Mahasiswa dapat melanjutkan studi jika telah mengumpulkan sekurang-
kurangnya 80 (delapan puluh) sks dengan IPK minimum 2,00.
5. Pada akhir tahun ketujuh, hasil studi mahasiswa dievaluasi, bagi mahasiswa yang
tidak memperoleh 144 sks dengan IPK minimal 2,00 dinyatakan Gagal Studi.
6. Mahasiswa yang tidak melakukan registrasi dan/atau tidak membayar
Sumbangan Operasional Pendidikan (SOP)/ Uang Kuliah Tunggal (UKT) selama
dua semester berturut-turut sehingga tidak terdaftar sebagai mahasiswa aktif,
maka mahasiswa dinyatakan mengundurkan diri.
7. Pemberhentian dan/atau status mengundurkan diri mahasiswa ditetapkan dengan
Keputusan Rektor tanpa terlebih dahulu diberikan surat peringatan kepada yang
bersangkutan.

4.11 Pelanggaran Etika dan Sanksi Akademik


1. Bentuk-bentuk pelanggaran etika dan norma akademik adalah termasuk namun
tidak terbatas pada perbuatan sebagai berikut:
a. Menyontek, yaitu perbuatan yang dilakukan oleh mahasiswa dengan
menggunakan atau mencoba meniru/ menyalin berkas ujian mahasiswa lain,
menggunakan bahan-bahan informasi atau alat bantu studi lainnya tanpa izin
dari pengawas atau dosen penguji;
b. Memalsu, yaitu perbuatan yang dilakukan oleh mahasiswa tanpa ijin
mengganti atau mengubah nilai atau transkrip akademik, ijazah, KTM, tugas-
tugas dalam rangka perkuliahan/tutorial/praktikum, surat keterangan, laporan,
atau tanda tangan dalam lingkup kegiatan akademik;
c. Melakukan tindak plagiat, yaitu perbuatan yang dilakukan oleh mahasiswa
dengan sengaja menggunakan kalimat, data atau karya orang lain sebagai
karya sendiri (tanpa menyebutkan sumber aslinya) dalam suatu kegiatan
akademik;
d. Menyuap, memberi hadiah, dan/atau mengancam, yaitu perbuatan yang
dilakukan oleh mahasiswa untuk mempengaruhi atau mencoba mempengaruhi
orang lain dengan maksud mempengaruhi penilaian terhadap prestasi
akademik;
e. Menggantikan kedudukan orang lain dalam kegiatan akademik, yaitu
perbuatan yang dilakukan oleh mahasiswa dengan menggantikan kedudukan
atau melakukan tugas atau kegiatan untuk kepentingan orang lain atas
kehendak diri sendiri;
f. Menyuruh orang lain menggantikan kedudukan dalam kegiatan akademik,
yaitu perbuatan yang dilakukan oleh mahasiswa dengan menyuruh orang lain
untuk menggantikan kedudukan atau melakukan tugas atau kegiatan baik
untuk kepentingan sendiri ataupun kepentingan orang lain;
g. Bekerjasama saat ujian secara lisan, dengan isyarat ataupun melalui alat
elektronik.
h. Mengambil soal ujian tanpa ijin.
2. Setiap pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana tersebut diatas dapat
dikenakan sanksi berupa:
a. Peringatan secara lisan maupun tertulis;
b. Pengurangan atau pembatalan nilai ujian bagi mata kuliah atau kegiatan
akademik yang bersangkutan;
c. Tidak lulus mata kuliah atau kegiatan akademik yang bersangkutan;
d. Tidak lulus semua mata kuliah pada semester yang sedang berlangsung;
e. Tidak diperkenankan mengikuti kegiatan akademik pada kurun waktu tertentu;
f. Pemecatan atau dikeluarkan dari Universitas Airlangga.
3. Pihak yang mempunyai wewenang memberikan sanksi:
a. Sanksi sebagaimana dinyatakan dalam angka 2 huruf a, b dan c ditetapkan
oleh Tim Pengajar mata kuliah yang bersangkutan;
b. Sanksi sebagaimana dinyatakan dalam angka 2 huruf d ditetapkan oleh
Dekan atas usulan Tim Pengajar mata kuliah yang bersangkutan;
c. Sanksi sebagaimana dinyatakan dalam angka 2 huruf e dan f ditetapkan oleh
Rektor atas usulan dari Dekan.

Anda mungkin juga menyukai