Anda di halaman 1dari 4

KEJAKSAAN NEGERI SURABAYA

“UNTUK KEADILAN”

REPLIK JAKSA PENUNTUT UMUM ATAS PEMBELAAN PENASIHAT HUKUM TERDAKWA DENI
SAPTA
Sidang Majelis Hakim Pengadilan Negeri Surabaya Yth.
Saudara Penasihat Hukum Yth.
Sebelumnya marilah kita besama-sama memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa, yang telah memberikan berkat dan rahmatNya pada kita semua, sehingga dapat
bertemu di ruang sidang yang mulia ini dalam keadaan sehat wal afiat.
Pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih pada sidang majelis hakim Pengadilan
Negeri Surabaya yang memeriksa dan mengadili perkara ini, yang telah memberikan
kesempatan kepada kami, Jaksa Penuntut Umum dalam perkara ini, untuk mengajukan
tanggapan atas pembelaan saudara penasehat hukum terdakwa DENI SAPTA yang
dihadapkan ke depan persidangan ini dengan dakwaan melakukan tindak pidana sebagai
mana diatur dalam pasal 340 KUHPidana jo pasal 55 (1) ke-1 KUHPidana. Setelah kami
mempelajari dan mencermati pembelaan saudara penasehat hukum terdakwa DENI SAPTA,
maka kami akan mengajukan tanggapan sebagai berikut:
Bahwa Jaksa Penuntut Umum tidak sependapat dengan saudara Penasihat Hukum yang
dalam pembelaannya menyatakan bahwa Surat Dakwaan yang dibuat oleh Jaksa Penuntut
Umum adalah tidak jelas dan kabur (Obscuur Libel). Kata yang tidak jelas dan kabur yang
dimaksud Penasihat Hukum adalah dipergunakannya kata Kira-kira dan atau setidak-
tidaknya dalam menentukan Locus dan tempus delicti.
Tampaknya Saudara Penasihat Hukum memandang bahwa kata atau setidak-tidaknya yang
ditulis dalam surat dakwaan memberikan kesan ragu-ragu kepada Jaksa Penuntut Umum
dalam memberikan keterangan. Padahal maksud dari kata atau setidak-tidaknya adalah
memberikan arti yang luas namun tetap pada fakta yang terjadi yaitu pada hari Jumat
tanggal 24 April 2015 sekitar pukul 22.10 WIB. Kata atau setidak-tidaknya dalam kalimat
“atau setidak-tidaknya pada waktu lain tetapi masih dalam bulan April 2015” adalah
dimaksudkan agar keterangan waktu yang dituliskan dalam surat dakwaan tidak melenceng
jauh dari perkiraan waktu pada saat terjadinya tindak pidana yang masih dalam kurun waktu
bulan April 2015. Hal ini dimaksudkan supaya terdakwa tidak bisa lepas begitu saja dari
dakwaan hanya karena Jaksa Penuntut Umum tidak tepat dalam menuliskan waktu kejadian
sehingga diperlukan kata atau setidak-tidaknya dalam tempus delicti.
Majelis Hakim yang terhormat,
Saudara Penasihat Hukum yang terhormat,
Berdasarkan pada hal-hal yang telah kami uraikan diatas, maka kami selaku Jaksa Penuntut
Umum dalam perkara ini berkesimpulan dan berpendapat bahwa penggunaan kata setidak-
tidaknya dalam surat dakwaan adalah sudah tepat dan merupakan hal yang lazim dalam
menerapkan kata setidak-tidaknya untuk memperkirakan waktu dan tempat terjadinya
tindak pidana. Bahwa dengan demikian kami menyatakan tetap pada tuntutan pidana
sebagaimana telah kami bacakan pada sidang tanggal 8 Juni 2015. Akhirnya, pertimbangan
selanjutnya kami serahkan sepenuhnya kepada Sidang Majelis Hakim Pengadilan Negeri
Surabaya yang memeriksa dan mengadili perkara ini.
Surabaya, 8 Juni 2015,
JAKSA PENUNTUT UMUM

YOSAFAT VINCENT H, SH., MH.


JAKSA MUDA NIP.100020046
“UNTUK KEADILAN”
DUPLIK
TANGGAPAN PENASIHAT HUKUM ATAS REPLIK JAKSA PENUNTUT UMUM

Majelis Hakim yang terhormat,


Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati,

Sebelumnya kami Tim Penasihat Hukum Terdakwa Deni Sapto mengucapkan terima kasih
kepada semua yang hadir di persidangan ini, terutama pada Majelis Hakim yang memeriksa
perkara ini, karena kami masih diberi kesempatan untuk mengajukan tanggapan atas Replik
Jaksa Penuntut Umum.

Dengan tanggapan atas tanggapan ini, kami sama sekali tidak bermaksud memperlambat
atau mempersulit jalannya persidangan, namun kesempatan yang disediakan oleh prosedur
Hukum Acara Pidana ini kami tujukan semata-mata untuk mencari kebenaran sejati untuk
menegakkan hukum dan keadilan dalam perkara ini.

Bahwa setelah mempelajari point-point replik dari Jaksa Penuntut Umum, maka berikut ini
kami akan memberikan tanggapan point demi point sebagai berikut:
a. Bahwa Tim Penasihat Hukum tidak sependapat dengan Jaksa Penuntut Umum
berkaitan dengan pembuktian fakta-fakta di persidangan atas dasar pertimbangan sebagai
berikut:
- Bahwa meskipun saksi FERDI melihat terdakwa menyeret paksa korban ke TKP namun
hal tersebut tidak saja dapat dikatakan bahwa terdakwa benar-benar telah melakukan
pembunuhan dengan atas kemauannya sendiri. Terdakwa menusuk korban Simalama
sehingga menyebabkan korban meninggal adalah karena terdakwa membela diri atas
serangan yang terlebih dahulu mengancam terdakwa maka terdakwa melakukan pembelaan
diri.
- Berdasarkan fakta-fakta yang terjadi dan visum et repertum, tidak dijelaskan bagian
tubuh mana yang terkena tusukan. Tidak dijelaskan secara jelas dan rinci apakah penusukan
terjadi di sekitar dada atau di perut.
b. Kami memang mengakui bahwa terdakwa pernahberteriak“Keluar kau Bonet, ayahmu
sudah kubunuh” di depan rumah korban Simalama. Namun hal tersebutdilakukan terdakwa
karena masih terbawa emosi yang meluap-luap atas kejadian sebelumnya dimana diri
terdakwa dalam keadaan terancam saatmenghadapi korban Simalama yang pada saat itu
menyerang secara membabi buta dengan menggunakan goloknya. Akibat kejadian tersebut
maka terdakwa mengalami keguncangan emosi yang meluap-luap sehingga berteriak-teriak
di luar kendalinya.
c. Berdasarkan pada kedua tanggapan yang telah diuraikan di atas, maka persoalan
apakah terdakwa telah melakukan tindak pidana dengan sengaja membunuh, menganiaya,
atau khilaf adalah menjadi tidak relevan.

Majelis Hakim yang terhormat,


Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati,

Berkaitan dengan hal tersebut, kami tetap berkesimpulan bahwa dakwaan berdasarkan
pasal 340 KUHPidana jo pasal 55 (1) ke-1 KUHPidana tidak dapat dibuktikan pada diri
terdakwa, sehingga menurut hemat kami, terdakwa hanya dapat dipersalahkan dengan
dakwaan pasal 340 KUHPidana jo pasal 56 ke-1. Sekalipun tidak ada alasan pemaaf dan
pembenar bagi terdakwa, namun kami memandang bahwa sesuai dengan kondisi yang
menyertai terdakwa, maka terdakwa harus dihindarkan dari penjatuhan sanksi pidana
sebagaimana yang telah disebutkan.

Bahwa dengan demikian maka kami menyatakan tetap pada pembelaan sebagaimana telah
kami bacakan pada sidang tanggal 6 April 2012.

Akhirnya pertimbangan selanjutnya kami serahkan sepenuhnya kepada Majelis Hakim yang
memeriksadan mengadili perkara ini dan harapan kami adalah terwujudnya hukum pidana
yang adil dan manusiawidalam perkara ini.

Subang, 22 April 2011


Hormat Kami,
Tim Penasihat Hukum Terdakwa,
1. YOSAFAT VINCENT H, SH, MH.
2. Dina Berliana Mustika, SH.
3. Robby Nugraha, SH.

Anda mungkin juga menyukai