Anda di halaman 1dari 2

Asas-asas PMH (Perbuatan melawan hukum) dalam

HPI (Hukum Perdata Internasional) :


1) The Lex Fori Theory

Menurut teori lex fori, hukum yang berlaku di dalam perbuatan melawan didasarkan pada hukum
di mana gugatan perbuatan melawan hukum itu diajukan. Dengan kata lain, hukum yang berlaku
dalam hukum perbuatan di dasarkan pada hukum pengadilan yang mengadili gugatan itu.

2) The Loci Delicti Commissi

Menurut teori lex loc delicti commissi. Perbuatan melawan hukum diatur oleh hukum tempat
terjadi perbuatan melawan hukum itu.

Penggunaan lec loxi delicti commissi memiliki kelemahan yaitu bilamana tempat dimulaimya
perbuatan melawan hukum ternyata berbeda dengan tempat timbulnya kerugian akibat perbuatan
tersebut. Dalam menghadapi permasalahan seperti ini ada 3 (tiga) kemungkinan
penyelesaiannya, yaitu;

1. Dipergunakan hukum yang sesuai atau relevan dengan peristiwa tersebut. Dalam hal ini pihak
yang dirugikan dapat memilih hukum mana yang paling menguntungkan baginya. Cara
penyelesaian semacam ini diterima di Jerman.

2. Dipergunakan hukum dari negara dimana perbuatan yang menimbulkan kerugian tersebut
dimulai. Pendapat ini didukung oleh beberapa sarjana, diantaranya Wolff, dan di terima di
beberapa negara Eropa Kontinental;

3. Dipergunakan hukum dari negara dimana akibat perbuatan tersebut menimbulkan kerugian
(negara tempat terjadinta kerugian). Ketentuan semacam ini tercantum dalam American
Restatement.

Teori lex loci delicti commissi masih dianut oleh banyak negara Eropa. Amerika juga
menggunakan teori ini. Di Indonesia, dalam ketentuan AB memnag tidak ada peraturan tentang
perbuatan melawan huku, namun sebenarnya pengaturan perbuatan hukum itu dapat
dianalogikan dengan perbuatan hukum yang diatur Pasal 18 AB. Menurut Pasal 18 AB,
pengaturan perbuatan hukum harus ditentukan berdasarkan di mana perbuatan tersebut
dilaksanakan atau dilakukan. Semestinya pengaturan perbuatan melawan hukum juga harus
didasarkan pada hakum tempat dimana perbuatan melawan hukum itu dilakukan. Dengan
demikian, dapat disimpulkan Indonesia menganut asas lex loci delicti commissi.

3) The Proper Law of the Tort (lex propria delicti)


Penentuan kualitas suatu perbuatan perbauatan sebagai perbuatan melawan hukum, hak, dan
tanggungjawab yang terbit dari para pihak harus ditentukan brdasarkan sistem hukum yang
memiliki “kaitan hukum yang paling signifikan” dengan rangkaian tindakan dan situasi perkara
yang sedang dihadapi.

Anda mungkin juga menyukai