1/Jan-Mrt/2013
5
Lex et Societatis, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013
6
Lex et Societatis, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013
7
Lex et Societatis, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013
bentuk surat berharga yang tidak Dari gambaran kegiatan bank umum
tercatat di bursa efek. tersebut dapat dilihat bahwa fungsi
11. Membeli melalui pelelangan agunan perbankan sedemikian luasnya dan
baik semua maupun sebagian dalam bersentuhan dengan sendi-sendi kehidupan
hal debitur tidak dapat memenuhi ekonomi dan kegiatan masyarakat. Agar
kewajibannya kepada bank, dengan perbankan tidak melakukan kegiatan
ketentuan agunan yang dibeli tersebut penyertaan modal secara umum yang tidak
wajib dicairkan secepatnya. merupakan kegiatan intinya, UU Perbankan
12. Melakukan kegiatan anjak piutang, melarang bank untuk melakukan kegiatan
usaha kartu kredit dan kegiatan wah penyertaan modal pada perusahaan di luar
amanat. dari tujuan untuk penyelamatan kredit
13. Menyediakan pembiayaan dan atau (credit recovery). Selain dari itu, perbankan
melakukan kegiatan lain berdasarkan juga dilarang untuk melakukan kegiatan
prinsip syariah, sesuai dengan perasuransian karena kegiatan dimaksud
ketentuan yang ditetapkan oleh Bank mengandung risiko yang besar, demi
Indonesia. menghindarkan diri dari risiko yang tidak
14. Melakukan kegiatan lain yang lazim melekat pada kegiatan perbankan.11 Bank
dilakukan oleh bank sepanjang tidak juga dikenakan larangan untuk melakukan
bertentangan dengan peraturan aktivitas jual beli saham ataupun memiliki
perundang-undangan yang berlaku. saham yang terdaftar di pasar modal. 12
Selain dari hal-hal yang telah disebutkan Larangan ini erat kaitannya dengan harga
di atas, bank umum dapat pula melibatkan saham di bursa yang berfluktuasi setiap
diri dalam: harinya. Apabila bank mempunyai aktiva
1. Melakukan kegiatan dalam valuta asing dalam bentuk portofolio saham yang
dengan memenuhi ketentuan yang diperdagangkan secara aktif di bursa,
ditetapkan oleh Bank Indonesia. permodalan bank dapat tergerus sewaktu-
2. Melakukan kegiatan penyertaan modal waktu sebagai akibat dari mekanisme
pada bank atau perusahaan lain di transaksi yang terjadi setiap harinya di
bidang keuangan, seperti sewa guna bursa tersebut, yang pada akhirnya akan
usaha, modal ventura, perusahaan mengakibatkan Rasio Permodalan Bank
efek, asuransi, serta lembaga kiiring (Capital Adequacy Ratio) menjadi tidak
penyelesaian dan penyimpanan, mencukupi.
dengan memenuhi ketentuan yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia. Kelayakan Operasional Bank
3. Melakukan kegiatan penyertaan modal Di kebanyakan negara, kegiatan
sementara untuk mengatasi akibat perbankan termasuk ke dalam industri yang
kegagalan kredit atau kegagalan diatur secara ketat oleh pemerintah dan
pembiayaan berdasarkan prinsip bahkan sementara kalangan di Indonesia
syariah, dengan syarat harus menarik menganggap pengaturan perbankan
kembali penyertaannya, dengan sebagai hal yang berlebihan (excessively
memenuhi ketentuan yang ditetapkan regulated). Hal ini berkaitan erat dengan
oleh Bank Indonesia, dan fungsi perbankan yang sedemikian
4. Bertindak sebagai pendiri dana pensiun
dan pengurus dana pensiun sesuai 11
Pasal 10 ayat b. UU Nomor 10 Tahun 1998 juncto
dengan ketentuan dalam peraturan Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.
12
pertmdang-undangan dana pensiun Pasal 4 ayat 2.a. Keputusan Direksi Bank Indonesia
yang berlaku. No. 24/33/KEP/DIR tanggal 12 Agustus 1991 tentang
Pemilikan Saham dan Penyertaan.
8
Lex et Societatis, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013
9
Lex et Societatis, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013
10
Lex et Societatis, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013
11
Lex et Societatis, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013
12
Lex et Societatis, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013
dipisahkan maupun yang tidak dipisahkan. maupun BUMD. 15 Melihat kepada urutan
Kekayaan negara yang dipisahkan terdiri kejadian timbulnya beda penafsiran atas
dari kekayaan negara yang berasal dari keuangan negara vs kekayaan negara yang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara disebutkan di atas, dapat dikatakan bahwa
(APBN) untuk dijadikan penyertaan modal permasalahan ini timbul ke permukaan
negara pada Persero dan/atau Perum serta setelah adanya UU Keuangan Negara dan
perseroan terbatas lainnya, sebagaimana UUD 1945 pasca amandemen. Dengan UU
yang disebutkan pada UU Nomor 19 Tahun Keuangan Negara, keberadaan BUMN
2003 tentang BUMN. Persero menjadi tidak tegas posisinya
Permasalahan yang kemudian timbul karena BUMN Persero masuk dalam tataran
dan menyisakan perbedaan pendapat dan hukum publik. Namun, berdasarkan Pasal
keraguan bagi banyak pihak. sampai saat ini 11 UU BUMN disebutkan bahwa
adalah kalangan BUMN berpendapat pengelolaan BUMN Persero harus dilakukan
bahwa pada saat kekayaan negara telah menurut kctentuan UU PT (saat ini UU
dipisahkan dari APBN, kekayaan tersebut Nomor 40 Tahun 2007). Kemudian,
bukan lagi masuk dalam wilayah hukum permasalahannya makin mencuat dengan
publik tetapi sudah menjadi wilayah hukum keluarnya Fatwa Mahkamah Agung No.
privat, sehingga kekayaan tersebut bukan 10/MA/Yud/20/VIII/2006 tentang
lagi menjadi kekayaan negara melainkan Pemisahan Kekayaan BUMN dari Kekayaan
telah menjadi kekayaan perseroan. Di pihak Negara, yang diprotes oleh kalangan
lain, kalangan penegak hukum masih penegak hukum karena dianggap
melihat bahwa kekayaan negara yang menghambat usaha-usaha pemberantasan
dipisahkan ke dalam suatu perseroan tetap tindak pidana korupsi di Indonesia.
merupakan kekayaan negara, yang Ketidaktegasan posisi BUMN Persero
didasarkan kepada UU Tindak Pidana sebagaimana yang disebutkan di atas telah
Korupsi yang menyatakan bahwa keuangan menimbulkan keragu-raguan baru yakni
negara termasuk juga uang yang dipisahkan apakah kekayaan negara yang telah
di BUMN. dipsahkan ke dalam suatu perseroan masih
Keruwetan dalam pengaturan keuangan tetap dianggap sebagai kekayaan negara.
negara berawal dari Pasal 23 UUD 1945 Dengan demikian, perlu ketegasan apakah
pasca perubahan, karena semua keuangan asset BUMN Persero dapat dikatakan
dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja sebagai kekayaan negara, dan apakah
Daerah (APBD) dan BUMN Persero serta kerugian BUMN Persero merupakan
BUMD disebut sebagai kruangan negara. kerugian negara? Untuk menjawab hal
Padahal apabila ditinjau dari sudut sistem tersebut perlu mencari hubungannya
maupun ketentuan peraturan perundang- dengan maksud dan tujuan BUMN Persero
undangan, pertanggungjawaban didirikan.
pengelolaan keuangan pada Pemda, BUMN, Pasal 1 ayat (2) UU BUMN menyebutkan
dan BUMD berbeda dengan yang ada pada bahwa Perusahaan Perseroan, yang
APBN sebagai keuangan negara. Jika dilihat selanjutnya disebut Persero, merupakan
dari segi yuridis maupun dari segi BUMN yang berbentuk perseroan terbatas
fungsinya, terdapat perbedaan yang yang modalnya terbagi dalam saham yang
prinsipil antara keuangan negara, keuangan
daerah, tnaupun keuangan BUMN Persero 15
Ibid. Lihat juga Arifin P. Soeriaatmadja, Hukum
Keuangan Negara Pasca 60 Tahun Indonesia
Merdeka, Masalah dan Prospeknya bagi Indonesia
Inc < http://www.ppatk.go.id > diakses tangga1 15
September 2005.
13
Lex et Societatis, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013
seluruh atau paling sedikit 51% sahamnya hanya kepemilikan kekayaan oleh
dimiliki oleh negara Republik Indonesia perusahaan saja yang terpisah
yang tujuan utamanya mengejar dengan uang yang dimiliki oleh
keuntungan. orang yang menjalankan perseroan,
Berdasarkan pengertian tersebut maka melainkan juga pemegang saham
ciri-ciri pokok BUMN Persero sebagai tidak bertanggung jawab atas utang
berikut :16 perseroan dimaksud. PT dapat
1) Status hukumnya merupakan badan memiliki harta dan segala hak dan
hukum berbentuk PT. kewajiban yang terpisah dari harta
2) Usahanya untuk memupuk dan kewajiban yang dimiliki oleh
keuntungan. para direksi dan pemegang saham.
3) Hubungan usahanya diatur menurut 2) Pemegang saham mempunyai porsi:
hukum perdata. a) bertanggung jawab hanya pada
4) Modal seluruhnya atau sebagian apa yang disetorkan atau
merupakan milik negara dari tanggung jawab terbatas (limited
kekayaan negara yang dipisahkan, liability).
dengaxt demikian dimungkinkan b) tidak bertanggung jawab atas
adanya kerjasama dengatti pihak kerugian perseroan melebihi dari
swasta dan adanya penjualan saham nilai saham yang telah
perusahaan milik negara. diambilnya.
5) Peranan pemerintah adalah sebagai c) tidak bertanggung jawab secara
pemegang saham dalam perseroan. pribadi atas perikatan yang
Ciri-ciri khas dari sebuah PT yakni dibuat atas nama perseroan.
merupakan badan hukum yang didirikan 3) Adanya pemisahan fungsi antara
berdasarkan perjanjian sehingga pemegang saham dengan direksi.
mempunyai lebih dari 1 (satu) orang 4) Aset perseroan dalam bentuk
pemegang saham. PT melakukan kegiatan saham yang membuatnya sangat
usahanya dengan modal dasar yang mudah untuk dialihkan, dijual, dan
seluruhnya terbagi atas saham dan digadaikan.
memenuhi persyaratan-persyaratan yang 5) Adanya pengurus yang diangkat dan
ditentukan dalam undang-undang. Dari adanya pendelegasian kewenangan
pengertian PT tersebut di atas, ciri-ciri dengan prinsip fidusia (entrusted
dasar dari sebuah PT yaitu:17 fiduciary duties).
1) PT sebagai subjek hukum terpisah 6) Adanya pihak penyandang dana
dari pendiri maupun pengelolanya yang disebut sebagai investor atau
(persona standi in judicio) termasuk pemilik hak atas keuntungan,
kepemilikan kekayaan dan asetnya. sehingga kekuasaan tertinggi berada
Hal ini berarti bahwa sejak PT pada Rapat Umum Pemegang
memperoleh status sebagai badan Saham (RUPS).
hukum, sejak saat itu pula hukum Di pihak lain, sesuai dengan Pasal 61
mernperlakukan pemegang saham ayat (1) UU Nomor 40 Tahun 2007 tentang
dan direksi terpisah dari PT itu Perseroan Terbatas, pemegang saham
sendiri. Sebuah perseroan dengan berhak mengajukan gugatan terhadap
tanggung jawab yang terbatas tidak perseroan ke pengadilan negeri apabila
dirugikam karena tindakan perseroan yang
16
Ibid, hlm. 3. dianggap tidak adil dan tanpa alasan yang
17
Ibid.
14
Lex et Societatis, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013
15
Lex et Societatis, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013
yang memungkinkan perpindahan jalur dari sebuah kasus korupsi tidak se-
sisi pidana ke sisi perdata dalam tindak muanya dapat dialihkan ke kasus
pidana korupsi? Untuk memperoleh perdata.
jawaban atas kemungkinan tersebut, Amir 2) Apabila dalam kasus korupsi
Syamsuddin menyebutkan perlunya terbukti dan terpenuhi semua unsur
diperhatikan hal-hal sebagai berikut : 18 dari ketentuan pidana menurut
1) Dalam kasus korupsi terdapat perundang-undangan korupsi,
beberapa unsur penting antara lain pelaku korupsi harus dihukum dan
(a) unsur melawan hukum, (b) unsur dijatuhkan pidana dan semua
memperkaya diri sendiri atau orang kekayaan pelaku korupsi yang
lain, dan (c) unsur merugikan terkait dengan perbuatan ko-
keuangan negara. Unsur rupsinya harus dirampas untuk
memperkaya diri sendiri atau negara. Dan apabila tidak semua
merugikan keuangan negara unsur dari ketentuan pidana korupsi
memang erat kaitannya dengan terpenuhi, perlu dilihat apabila
masalah keperdataan, tetapi unsur unsur merugikan keuangan negara
melawan hukum lebih bersifat atau unsur memperkaya diri sendiri
publik yang menunjukkan dan orang lain terpenuhi atau tidak.
perbuatan pidana yang Apabila terpenuhi, permasalahan
bertentangan dengan kepentingan mengenai kekayaan yang diperoleh
publik yang diancam dan dapat dan keuangan negara yang hilang
dijatuhi hukuman pidana. Oleh dapat diajukan tuntutan perdata
karena itu, jelas bahwa walaupun [vide Pasal 32 ayat (1) UU Nomor 20
ada sifat perdatanya, tetapi sebuah Tahun 2001]. Jikalau unsur kerugian
kasus korupsi tidak dapat dialihkan negara tidak terpenuhi berarti tidak
menladi kasus perdata karena dapat dilakukan tuntutan perdata.
perbuatan korupsi tidak hanya Dari uraian di atas kelihatan bahwa
menyangkut kekayaan negara atau kasus korupsi dapat dimasukkan kedalam
uang negara yang sifatnya perdata, wilayah perdata dan sekaligus juga ke
tetapi juga menyangkut perbuatan wilayah pidana, namun Amir Syamsuddin
pidana. Berkaitan dengan lebih banyak menitikberatkan segi unsur
perbuatan pidana, korupsi harus pidana dibandingkan dengan unsur
dihukum sesuai dengan ketentuan perdatanya, kemungkinan karena pengaruh
pidana karena melanggar peraturan UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
perundang-undangan pidana yang dan yang bersangkutan banyak menggeluti
berlaku (vide Pasal 4 UU Nomor 31 hal itu. Selanjutnya, Amir Syamsuddin
Tahun 1999 jo. UU Nomor 20 Tahun menyebutkan bahwa upaya pengembalian
2001 yang menyebutkan bahwa uang negara merupakan tujuan utama
pengembalian kerugian negara tidak politik hukum penanganan tindak pidana
menghapus pidananya). Banyak korupsi di Indonesia. 19 Walaupun akhir-
sekali kasus korupsi yang terpenuhi akhir ini telah terdapat pergeseran ke arah
unsur perbuatan melawan penghukuman untuk menimbulkari efek
hukumnya, tetapi unsur kerugian jera (deterrent effect) di masyarakat, tetapi
negaranya tidak terpenuhi, sehingga upaya pengembalian uang negara yang
hilang akibat perbuatan korupsi juga
18
Amir Syamsuddin, Pendekatan Hukum Perdata
dalam Kasus Korupsi di Indonesia, PPH Newsletter
19
No. 66, September 2006, hlm. 7-8. Ibid, hlm. 7.
16
Lex et Societatis, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013
17
Lex et Societatis, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013
Sumber-Sumber Lain :
18