Anda di halaman 1dari 14

Lex et Societatis, Vol.I/No.

1/Jan-Mrt/2013

PENYELESAIAN KREDIT MACET MELALUI Kata kunci: kredit macet


PENGADILAN1
Oleh: Tiska L. Pomantow2 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
ABSTRAK Apabila terjadi tunggakan-tunggakan
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah dan mengarah kepada timbulnya kredit
untuk mengetahui bagaimanakah bentuk macet, maka pihak Bank pada umumnya
kegiatan perbankan dan kelayakan mencari berbagai jalan keluar
operasional bank dan bagaimanakah penyelamatan sesuai kondisinya, akan
penyelesaian kredit macet melalui tetapi seringkali posisi debitur sudah tidak
pengadilan. Melalui penelitian hukum tertolong lagi atau memang debitur tidak
normatif disimpulkam bahwa: 1. Tugas dan punya itikad baik untuk melunasi. Masalah
tanggung jawab dari sebuah bank yang muncul kemudian adalah adanya
mencakup kegiatan menghimpun dana dari kemacetan kredit yang jika tidak
masyarakat, menyalurkan kembali dana terselesaikan secara damai maka langkah
yang dihimpun tersebut kepada Bank selanjutnya lebih diwarnai dengan
masyarakat/dunia usaha yang penyelesaian melalui jalur hukum di mana
membutuhkan, serta menyediakan layanan Bank Swasta melalui Pengadilan Negeri dan
jasa-jasa tertentu di bidang keuangan dan untuk Bank Pemerintah melalui Panitian
perbankan. Reputasi perbankan nasional Urusan Piutang Negara (PUPN)/Direktorat
dipengaruhi oleh kualitas dan integritas Jenderal Piutang dan Lelang Negara (DJPLN).
para bankirnya, yang harus mampu Namun terdapat juga Bank Pemerintah
ditunjukkan oleh para bankir nasional untuk (BUMN) yang penyelesaiannya melalui
menjawab tudingan sementara kalangan pengadilan
mengenai korelasinya dengan banyaknya
kredit macet yang terdapat pada bank-bank B. Perumusan Masalah
umum dewasa ini, khususnya di bank 1. Bagaimanakah bentuk kegiatan
BUMN. 2. Kredit macet yang terjadi di bank perbankan dan kelayakan operasional
BUMN diketegorikan sebagai bank ?
mengakibatkan kerugian negara, karena 2. Bagaimanakah penyelesaian kredit
modal bank BUMN berasal dari kekayaan macet melalui pengadilan ?
negara yang dipisahkan. Ditinjau dari sudut
hukum perdata, makna kekayaan negara E. Metode Penelitian
yang dipisahkan berarti bahwa negara Penelitian ini merupakan penelitian
seharusnya tidak dibenarkan mencampuri hukum normatif yang merupakan salah
pengelolaan korporasi yang dilakukan satu jenis penelitian yang dikenal umum
pengurus bank BUMN tersebut. Apabila dalam kajian ilmu hukum. Data sekunder,
terjadi kelalaian yang dilakukan oleh direksi berupa penelitian kepustakaan dilakukan
dan mengakibatkan kerugian bagi bank terhadap pelbagi macam sumber-sumber
BUMN, pertanggungjawaban dapat bahan hukum yang dapat diklarifikasikan
dimintakan secara perdata melalui gugatan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu:3 bahan hukum
ke pengadilan bukan pidana, kecuali RUPS primer, bahan hukum sekunder, dan bahan
menentukan lain. hukum tersier.
1
Artikel skripsi. Dosen pembimbing skripsi: Dr.
3
Merry E. Kalalo,SH,MH, Djefry W. Lumintang,SH,MH, Ibid, hlm. 13, lihat pula: Peter Mahmud Marzuki,
Alsam Polontalo,SH,MH. Penelitian Hukum, Penerbit Kencana Prenada Media
2
NIM: 090711676. Group, Jakarta, 2005, hlm. 141.

5
Lex et Societatis, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013

Tentang Perseroan Terbatas, Pasal 1 UU


PEMBAHASAN No. 1 Tahun 1995 tentang Perusahaan
A. KEGIATAN PERBANKAN DAN Terbatas (sebagaimana telah dirobah
OPERASIONALISASI BANK dengan Undang-Undang No. 40 Tahun
Dalam literatur perbankan ditemukan 2007) menyebutkan bahwa: “Perseroan
berbagai jenis dan macam bank yang Terbatas adalah badan hukum yang
digolongkan baik menurut fungsinya, fokus merupakan persekutuan modal, didirikan
segmen pasarnya, kepemilikannya, maupun berdasarkan perjanjian, melakukan
kelompok usahanya. Di antara berbagai kegiatan usaha dengan modal dasar yang
jenis ragam bank dimaksud, yang paling seluruhnya terbagi dalam saham dan
banyak dikenal di masyarakat luas pada memenuhi persyaratan yang ditetapkan
umumnya yaitu Bank Umum, Bank dalam Undang-Undang ini serta peraturan
Perkreditan Rakyat (BPR), Bank Investasi pelaksanaannya”.
(Investment Bank), Bank Devisa, Bank Dari ketiga bentuk hukum dari sebuah
Korporasi (Corporate Bank), Bank Ritel bank sebagaimana yang dikemukakan di
(Retailed Bank), Bank Syariah (Bank Bagi atas, bentuk hukum PT lebih banyak
Hasil), dan Bank Pembangunan Daerah ditemukan dalam praktek karena lebih
(Regional Development Bank). 4 Di dalam mampu untuk menampung kegiatan
UU Perbankan sendiri hanya dikenal 2 (dua) perbankan yang cakupannya begitu luas.
jenis bank yakni Bank Umum dan Bank Badan hukum PD hanya dimiliki oleh
Perkreditan Rakyat (BPR), sedang mengenai pemerintah daerah yang mendirikan bank
jenis-jenis bank lainnya sebagaimana yang guna menunjang dan menampung kegiatan
disebutkan di atas tidak dikenal lagi dalam pembangunan di daerahnya. Bank dengan
UU Perbankan tersebut. Hal ini disebabkan bentuk hukum Koperasi jarang ditemukan
sejak tahun 1992 ketentuan perundang-- dalam praktek, antara lain karena
undangan di bidang perbankan telah perbankan membutuhkan penyediaan
melakukan penyempurnaan terhadap modal dalam jumlah besar yang tidak
industri perbankan di Indonesia melalui mampu untuk disediakan oleh badan
penyederhanaan jenis bank, peningkatan hukum berbentuk Koperasi yang
perlindungan dana masyarakat yang mengumpulkan dana berupa iuran dari
disimpan ke perbankan melalui penerapan para anggotanya, dan juga dunia perbankan
prinsip kehati-hatian (prudent banking dewasa ini yang harus fleksibel untuk
practice), pemenuhan ketentuan menghadapi tantangan yang sangat
persyaratan kesehatan bank, dan dinamis.
peningkatan profesionalisme dari para Tugas dan tanggung jawab dari sebuah
bankir.5 bank secara umum mencakup aktivitas:7
Menurut ketentuan UU Perbankan, 1) Menerima cash dan membayar
bentuk hukum sebuah bank di Indonesia dokumentasi yang harus dibayar oleh
dapat berupa Perseroan Terbatas (PT), nasabah, seperti terhadap cek,
koperasi, atau Perusahaan Daerah (PD). 6 pengiriman uang, bills of exchange dan
lain-lain instrumen perbankan.
4 2) Membayar kembali uang nasabah yang
Munir Fuady, Hukum Perbankan Modern, Buku
Kesatu, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003), hlm. 15. ditempatkan di bank tersebut apabila
5
Bagian Penjelasan UU Nomor 7 Tahun 1992 dimintakan oleh pihak nasabah.
tentang Perbankan. 3) Meminjamkan uang kepada nasabah.
6
Pasal 21 UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun
7
1992 tentang Perbankan. Munir Fuady, Op.Cit, hlm. 16.

6
Lex et Societatis, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013

4) Menjaga kerahasiaan mengenai 3. Menerbitkan surat pengakuan utang.


account dari nasabah dalam 4. Membeli, menjual atau menjamin atas
hubungannya dengan kerahasiaan risiko sendiri maupun untuk
bank, kecuali apabila ditentukan lain kepentingan dan atas perintah na-
oleh peraturan perundang-undangan. sabahnya:
5) Jika pihak nasabah mempunyai 2 (dua) a. Surat-surat wesel termasuk wesel
rekening atau lebih, terdapat yang diakseptasi oleh bank yang
kewajiban moral bagi bank untuk masa berlakunya tidak lebih lama
membuat rekening tersebut terpisah daripada kebiasaan dalam
satu sama lainnya. perdagangan surat-surat
6) Jika rekening ditutup, bank harus dimaksud.
mempunyai alasan yang reasonable b. Surat pengakuan utang dan kertas
untuk menutup rekening tersebut. dagang lainnya yang masa
Secara singkat tugas dan tanggung jawab berlakunya tidak lebih lama dari
dari sebuah bank dapat digolongkan ke kebiasaan perdagangan surat-
dalam 3 (tiga) kegiatan pokok yakni surat dimaksud.
kegiatan menghimpun dana dari c. Kertas Perbendaharaan Negara
masyarakat, menyalurkan kembali dana dan surat jaminan pemerintah.
yang dihimpun tersebut kepada d. Sertifikat Bank Indonesia ( SBI ).
masyarakat/dunia usaha yang e. Obligasi.
membutuhkan, serta menyediakan layanan f. Surat dagang berjangka waktu
jasa-jasa tertentu di bidang keuangan dan sampai dengan 1 (satu) tahun.
perbankan. 8 Setiap kegiatan menghimpun g. Instrumen surat berharga lain
dana dari masyarakat, baik dalam bentuk yang berjangka waktu sampai
simpanan maupun dalam bentuk lainnya, dengan 1 (satu ) tahun.
diwajibkan untuk terlebih dahulu mem- 5. Memindahkan uang baik untuk
peroleh izin usaha perbankan dari Bank kepentingan sendiri maupun untuk
Indonesia, dan barang siapa yang kepentingan nasabah.
melakukan kegiatan menghimpun dana 6. Menempatkan dana pada, meminjam
tersebut tanpa terlebih dahulu dana dari, atau meminjamkan dana
mendapatkan izin akan dikenakan kepada bank lain, baik dengan
hukuman, baik berupa sanksi administratif menggunakan surat, sarana
maupun hukuman pidana penjara. 9 telekomunikasi maupun dengan wesel
UU Perbankan memperkenankan bank unjuk, cek atau sarana lainnya.
umum untuk melakukan kegiatan-kegiatan 7. Menerima pembayaran dari tagihan
sebagai berikut:10 atas surat berharga dan melakukan
1. Menghimpun dana dari masyarakat perhitungan dengan atau antar pihak
dalam bentuk simpanan berupa giro, ketiga.
deposito berjangka, sertifikat deposito, 8. Menyediakan tempat untuk
tabungan, dan/atau bentuk lainnya menyimpan barang dan atau surat
yang dipersamakan dengan itu. berharga.
2. Memberikan kredit. 9. Melakukan kegiatan penitipan untuk
kepentingan pihak lain berdasarkan
8
Ibid, hlm 8. suaiu kontrak.
9
Pasal 16 dan Pasal 46 UU Nomor 10 Tahun 1998 10. Melakukan penempatan dana dari
juncto No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. nasabah kepada nasabah lainnya dalam
10
Pasal 6 UU Nomor 10 Tahun 1998 juncto No. 7
Tahun 1992 tentang Perbankan.

7
Lex et Societatis, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013

bentuk surat berharga yang tidak Dari gambaran kegiatan bank umum
tercatat di bursa efek. tersebut dapat dilihat bahwa fungsi
11. Membeli melalui pelelangan agunan perbankan sedemikian luasnya dan
baik semua maupun sebagian dalam bersentuhan dengan sendi-sendi kehidupan
hal debitur tidak dapat memenuhi ekonomi dan kegiatan masyarakat. Agar
kewajibannya kepada bank, dengan perbankan tidak melakukan kegiatan
ketentuan agunan yang dibeli tersebut penyertaan modal secara umum yang tidak
wajib dicairkan secepatnya. merupakan kegiatan intinya, UU Perbankan
12. Melakukan kegiatan anjak piutang, melarang bank untuk melakukan kegiatan
usaha kartu kredit dan kegiatan wah penyertaan modal pada perusahaan di luar
amanat. dari tujuan untuk penyelamatan kredit
13. Menyediakan pembiayaan dan atau (credit recovery). Selain dari itu, perbankan
melakukan kegiatan lain berdasarkan juga dilarang untuk melakukan kegiatan
prinsip syariah, sesuai dengan perasuransian karena kegiatan dimaksud
ketentuan yang ditetapkan oleh Bank mengandung risiko yang besar, demi
Indonesia. menghindarkan diri dari risiko yang tidak
14. Melakukan kegiatan lain yang lazim melekat pada kegiatan perbankan.11 Bank
dilakukan oleh bank sepanjang tidak juga dikenakan larangan untuk melakukan
bertentangan dengan peraturan aktivitas jual beli saham ataupun memiliki
perundang-undangan yang berlaku. saham yang terdaftar di pasar modal. 12
Selain dari hal-hal yang telah disebutkan Larangan ini erat kaitannya dengan harga
di atas, bank umum dapat pula melibatkan saham di bursa yang berfluktuasi setiap
diri dalam: harinya. Apabila bank mempunyai aktiva
1. Melakukan kegiatan dalam valuta asing dalam bentuk portofolio saham yang
dengan memenuhi ketentuan yang diperdagangkan secara aktif di bursa,
ditetapkan oleh Bank Indonesia. permodalan bank dapat tergerus sewaktu-
2. Melakukan kegiatan penyertaan modal waktu sebagai akibat dari mekanisme
pada bank atau perusahaan lain di transaksi yang terjadi setiap harinya di
bidang keuangan, seperti sewa guna bursa tersebut, yang pada akhirnya akan
usaha, modal ventura, perusahaan mengakibatkan Rasio Permodalan Bank
efek, asuransi, serta lembaga kiiring (Capital Adequacy Ratio) menjadi tidak
penyelesaian dan penyimpanan, mencukupi.
dengan memenuhi ketentuan yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia. Kelayakan Operasional Bank
3. Melakukan kegiatan penyertaan modal Di kebanyakan negara, kegiatan
sementara untuk mengatasi akibat perbankan termasuk ke dalam industri yang
kegagalan kredit atau kegagalan diatur secara ketat oleh pemerintah dan
pembiayaan berdasarkan prinsip bahkan sementara kalangan di Indonesia
syariah, dengan syarat harus menarik menganggap pengaturan perbankan
kembali penyertaannya, dengan sebagai hal yang berlebihan (excessively
memenuhi ketentuan yang ditetapkan regulated). Hal ini berkaitan erat dengan
oleh Bank Indonesia, dan fungsi perbankan yang sedemikian
4. Bertindak sebagai pendiri dana pensiun
dan pengurus dana pensiun sesuai 11
Pasal 10 ayat b. UU Nomor 10 Tahun 1998 juncto
dengan ketentuan dalam peraturan Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.
12
pertmdang-undangan dana pensiun Pasal 4 ayat 2.a. Keputusan Direksi Bank Indonesia
yang berlaku. No. 24/33/KEP/DIR tanggal 12 Agustus 1991 tentang
Pemilikan Saham dan Penyertaan.

8
Lex et Societatis, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013

strategis, goncangan yang dialami Rakyat sebagaimana dimaksud


perbankan dapat meruntuhkan kredibilitas dalam ayat (1), wajib dipenuhi
perekonomian suatu negara. Selain persyaratan sekurang-kurangnya
dapat mempengaruhi jumlah uang yang tentang:
beredar di masyarakat, perbankan juga a) susunan organisasi
berperan untuk memberikan stimulus dan kepengurusan;
dalam peningkatan perekonomian nasional, b) permodalan;
serta menjembatani kebutuhan-kebutuhan c) kepemilikan
finansial masyarakat, yang keseluruhan dari d) keahlian di bidang
aktivitas yang disebutkan di atas perbankan;
mengandung risiko yang besar (high risk). e) dan kelayakan
Risiko yang menimpa perbankan dapat rencana kerja.
terjadi sewaktu-waktu karena sebagian
besar dari aktiva dan kewajiban yang B. PERTANGGUNGJAWABAN BANKIR
tercantum dalam pembukuan bank terdiri ATAS KREDIT MACET SERTA
dari unit-unit moneter (monetary units) PENYELESAIANNYA MELALUI
yang sifatnya sangat gampang pecah PENGADILAN
(fragile). Volatilitas yang terjadi pada nilai Dunia perbankan Indonesia kembali
tukar, turbulensi moneter dan guncangan dilanda kredit bermasalah. Berdasarkan
di pasar modal, maupun rumor negatif yang audit BPK, setidaknya 24 kredit yang
menimpa dunia perbankan dapat disalurkan Bank Mandiri senilai Rp 2 triliun
mengakibatkan unit-unit moneter tersebut lebih macet. 13 Pengucuran kredit tersebut
mengalir keluar secara seketika dari dalam diduga diwarnai kolusi antara pejabat Bank
bank, yang pada akhirnya akan membuat Mandiri dan debitur. Hal ini terindikasi dari
bank mengalami kesulitan likuiditas, dan adanya permohonan kredit yang semula
apabila tidak cepat diatasi akan dinyatakan tidak layak, namun kredit tetap
meruntuhkan bank dimaksud. dikucurkan. Oleh karena itu, pemeriksaan
Ketentuan perundang-undangan yang terhadap direksi Bank Mandiri dimaksudkan
menyangkut perbankan menyebutkan untuk menguak keterlibatan mereka dalam
bahwa untuk dapat melaksanakan kegiatan pengucuran kredit tersebut.
usahanya, sebuah bank harus terlebih Sebenarnya skandal Bank Mandiri hanya
dahulu memperoleh izin usaha dari instansi sebagian kecil dari segudang kasus kredit
yang berwenang. Pasal 16 UU Perbankan macet yang terjadi di lembaga perbankan
menyebutkan bahwa: Indonesia. Masih banyak konglomerat
(1) Setiap pihak yang melakukan menikmati fasilitas kredit, baik yang
kegiatan menghimpun dana dari dikucurkan karena KKN atau kroniisme yang
masyarakat dalam bentuk jumlahnya boleh jadi melebihi kredit Bank
simpanan wajib terlebih dahulu Mandiri. Kita patut prihatin melihat
memperoleh izin usaha sebagai tingginya angka kredit macet di Indonesia.
Bank Umum atau Bank Perkreditan Yang lebih memprihatinkan lagi, dari
Rakyat dari Pimpinan Bank sejumlah kasus kredit macet tersebut,
Indonesia, kecuali apabila kegiatan sebagian besar yakni sekitar 60-70%,
menghimpun dana dari masyarakat diderita bank pemerintah.
dimaksud diatur dengan undang-
undang tersendiri.
13
(2) Untuk memperoleh izin usaha Bank
http://ferina061192.blogspot.com/2012/04/kasus-
Umum dan Bank Perkreditan
aspek-hukum-dalam-ekonomi-tugas.html

9
Lex et Societatis, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013

Berbagai upaya telah ditempuh Pihak debitur dengan memperoleh


pemerintah untuk menekan kuantitas kredit dari bank berjanji kepada kreditor
kredit macet di lembaga perbankan. (bank) untuk mengembalikan kredit beserta
Pemerintah pernah membentuk Tim biaya dan bunga sesuai waktu yang telah
Supervisi Kredit Bermasalah Bank disepakati bersama. Untuk menjamin
Pemerintah guna memantau penyelesaian dilaksanakannya janji tersebut debitur
kredit macet. Kemudian diluncurkan memberikan pengikat yang lazim disebut
program sistem informasi kredit (SIK) jaminan atau agunan, baik kebendaan
antarbank untuk mengetahui nasabah maupun perorangan.
(debitur) yang mempunyai catatan buruk Dengan adanya jaminan tersebut,
karena pernah memacetkan kredit. manakala debitur ingkar janji, yaitu tidak
Manakala langkah preventif mengalami memenuhi kewajiban sesuai perjanjian,
kebuntuan dalam menyelesaikan kredit kreditor dapat menuntut pemenuhan utang
macet, ditempuhlah upaya represif yaitu dari barang jaminan. Kreditor dapat
diselesaikan melalui pengadilan. Upaya meminta dilakukan penyitaan dan
tersebut dilakukan mengingat pengadilan penjualan lelang atas agunan dan aset lain
merupakan benteng terakhir bagi setiap milik debitur jika agunan tidak mencukupi
orang untuk menyelesaikan segala untuk membayar utang.
persoalan, termasuk kredit macet. Sebelum Kasus kredit macet, yang pada dasarnya
ditempuh jalur pengadilan, biasanya bank merupakan persoalan hukum perdata, tidak
mencoba mengupayakan penyelesaian tertutup kemungkinan bersinggungan
secara musyawarah dengan melakukan dengan hukum pidana. Tindakan cepat
rescheduling, reconditioning, dan Kejaksaan Agung yang menjadikan empat
restructuring terhadap perusahaan debitur Bank Mandiri sebagai tersangka
(debitur) penunggak kredit. Apabila upaya didasarkan pada adanya indikasi kuat telah
tersebut tidak juga berhasil, tidak tertutup terjadi tindak pidana dalam pengucuran
kemungkinan diselesaikan melalui jalur kredit tersebut.
hukum dengan melibatkan institusi Aspek kriminal dari kasus kredit macet
pengadilan. umumnya terjadi pada saat proses
Sebelum ditempuh penyelesaian melalui permohonan kredit dan pada saat
jalur hukum, perlu kiranya diketahui apakah pengucuran kredit. Ketika permohonan
persoalan kredit macet termasuk dalam kredit diajukan, tidak jarang terjadi
lingkup hukum perdata atau pidana. Pada kenakalan debitur, baik sendiri atau atas
asasnya kredit macet merupakan persoalan kerja sama dengan pejabat bank, seperti
hukum perdata, yaitu hubungan personal melakukan kolusi dan konspirasi dalam
antara perseorangan atau badan hukum penyaluran kredit. KKN antara debitur dan
yang satu dengan lainnya di bidang harta pejabat bank agaknya sudah mentradisi
kekayaan. dalam penyaluran kredit, terutama di bank
Dalam terminologi hukum perdata pemerintah. Akibat diwarnai KKN maka
hubungan antara debitur (peminjam kredit) banyak terjadi pengucuran kredit meski
dan kreditor (bank atau LKBB selaku tanpa didahului akad kredit atau tanpa
pemberi kredit) merupakan hubungan agunan yang safe. Dalam skandal Bapindo
utang piutang yang lahir dari apa yang yang melibatkan Edy Tanzil beberapa tahun
disebut perjanjian, yakni kedua belah pihak lalu terjadi penyuapan uang ratusan juta
berjanji untuk melaksanakan hak dan kepada direksi Bapindo dan pejabat terkait
kewajiban masing-masing. guna mengucurkan kredit Rp1,3 triliun.

10
Lex et Societatis, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013

Menurut Pasal 49 ayat 2 UU Perbankan perbuatan tersebut harus ditindak secara


(UU No 7/1992 jo UU No 10/1998) pejabat tegas dan transparan.
bank (komisaris, direksi, atau pegawai), Inkonsistensi penegakan hukum di
baik pada bank swasta atau bank samping mengakibatkan berlarut-larutnya
pemerintah, yang melakukan kolusi dengan penyelesaian kasus kredit macet, juga
debitur untuk mempermudah pemberian dapat menjadikan perangkat hukum kita
kredit, diancam penjara minimal 3 tahun mandul sehingga tidak mempunyai daya
maksimal 8 tahun dan denda minimal Rp5 upaya untuk memaksa debitur nakal
miliar maksimal Rp100 miliar. memenuhi kewajibannya. Ujung-ujungnya,
Apabila kolusi dilakukan oleh pejabat yang dirugikan adalah lembaga perbankan
bank pemerintah yang mengakibatkan dan negara secara keseluruhan.
kerugian negara, dapat dijerat UU Korupsi Pada akhir-akhir ini, perkembangan
(UU No 3/1971 jo UU No 31/1999) dengan hukum di bidang perbankan khususnya bagi
ancaman hukuman seumur hidup, atau bank BUMN yang menyalurkan kredit selalu
penjara paling lama 20 tahun dan denda dikaitkan dengan tindak pidana korupsi.
paling tinggi Rp30 juta. Bahkan, jika korupsi Bank BUMN yang memiliki status Badan
tersebut merugikan negara dalam jumlah Usaha Milik Negara merupakan badan
amat besar dan berpengaruh luas terhadap usaha yang seluruh atau sebagian besar
kehidupan masyarakat, diancam pidana modalnya dimiliki oleh negara melalui
mati. penyertaan secara langsung yang berasal
Jadi, sudah jelas bahwa perangkat dari kekayaan negara yang dipisahkan. 14
hukum pidana dan perdata telah Untuk memperoleh gambaran tentang
memberikan pedoman dalam penyelesaian proporsi Bank BUMN dalam kaitannya
kasus kredit macet. Persoalannya sekarang dengan keuangan negara, dibawah ini
adalah apakah peranti hukum yang tersedia dikutip beberapa pasal dari UU Nomor 19
tersebut telah didayagunakan secara Tahun 2003 Tentang BUMN sebagai
optimal dan konsisten oleh pemerintah berikut:
dalam menyelesaikan kasus kredit macet di Pasal 1 menyebutkan sebagai berikut:
Indonesia. Ayat (1) : BUMN adalah badan usaha
Penyelesaian secara internal, seperti yang seluruh atau sebagian
rescheduling, reconditioning, dan besar modalnya dimiliki oleh
restructuring tidak boleh mengabaikan negara melalui penyertaan
aspek hukum perdata jika memang perlu secara langsung yang berasal
dilakukan. Apabila kasus kredit macet dari kekayaan negara yang
semata-mata karena masalah perdata dipisahkan.
murni, penyelesaian melalui jalur hukum
perdata hendaknya ditempuh dengan baik. Ayat (2) : Perusahaan Perseroan, yang
Kesemuanya itu dimaksudkan agar skandal selanjutnya disebut sebagai
kredit macet dapat diminimalisasi dari Persero, adalah BUMN yang
panggung perbankan kita. Namun, upaya berbentuk perseroan
penyelesaian melalui jalur hukum perdata terbatas yang modalnya
tidak boleh menutup jalur hukum pidana terbagi dalam saham-saham
jika memang terdapat indikasi terjadi yang seluruh atau paling
tindak kriminal. Apabila dalam suatu kasus
kredit macet terdapat bukti-bukti awal
terjadinya pelanggaran hukum pidana, 14
Pasal 1 jo Pasal 4 UU Nomor 19 Tahun 2003
Tentang Badan Usaha Milik Negara.

11
Lex et Societatis, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013

sedikit 51% sahamnya hams mematuhi anggaran


dimiliki oleh negara Republik dasar BUMN dan peraturan
Indonesia yang tujuan perundang-undangan serta
utamanya mengejar wajib melaksanakan prinsip-
keuntungan. prinsip profesionalisme, efi-
siensi, transparansi,
Ayat (10) : Kekayaan Negara yang kemandirian, akuntabilitas,
dipisahkan adalah kekayaan pertanggungjawaban, serta
negara yang berasal dari kewajaran.
Anggaran Pendapatan dan Pasal 7 : Para anggota Direksi,
Belanja Negara (APBN) untuk Komisaris dan Dewan
dijadikan penyertaan modal Pengawas dilarang mengambil
negara pada Persero keuntungan pribadi baik
dan/atau Perum serta secara langsung maupun tidak
perseroan terbatas lainnya. langsung dari kegiatan BUMN
Pasal 2 ayat (1) menyebutkan bahwa selain penghasilan yang sah.
Maksud dan Tujuan Pendirian sebuah Pasal 11 : Terhadap Persero berlaku
BUMN adalah untuk: segala ketentuan dan prinsip-
a) memberikan sumbangan bagi prinsip yang berlaku bagi
perkembangan perekonomian Perseroan Terbatas
nasional pada umumnya dan pe- sebagaimana diatur dalam UU
nerimaan negara pada khususnya. Nomor 1 Tahun 1995 (catatan:
b) mengejar keuntungan. UU Nomor 1 Tahun 1995 telah
c) menyelenggarakan kemanfaatan diubah dengan UU Nomor 40
umum berupa penyediaan barang Tahun 2007).
dan/atau jasa yang bermutu tinggi Pasal 16 : (1) Anggota Direksi diangkat
dan memadai bagi pemenuhan berdasarkan pertim-
hajat hidup orang banyak. bangan keahlian,
d) menjadi perintis kegiatan-kegiatan integritas, kepemimpinan,
usaha yang belum dapat pengalaman, jujur,
dilaksanakan oleh sektor swasta perilaku yang baik, serta
dan koperasi. dedikasi yang tinggi untuk
e) turut aktif memberikan bimbingan memajukan dan
dan bantuan kepada pengusaha mengembangkan Persero.
golongan ekonomi lemah, koperasi, (2) Pengangkatan anggota
dan masyarakat. Direksi dilakukan melalui
mekanisme uji kelayakan
Pasal 3 : Terhadap BUMN berlaku dan kepatutan.
Undang-undang ini dan Pasal 17 : Anggota Direksi sewaktu-
ketentuan peraturan waktu dapat diberhentikan
perundang-undangan lainnya. berdasarkan keputusan RUPS
Pasal 4 : Modal BUMN merupakan dan dengan menyebutkan
berasal dari kekayaan negara alasannya.
yang dipisahkan. Pengertian keuangan negara dapat
Pasal 5 ayat (3) : dilihat pada Pasal 1 angka 1 UU Nomor 17
Dalam melaksanakan Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara,
tugasnya, anggota Direksi yang meliputi kekayaan negara yang

12
Lex et Societatis, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013

dipisahkan maupun yang tidak dipisahkan. maupun BUMD. 15 Melihat kepada urutan
Kekayaan negara yang dipisahkan terdiri kejadian timbulnya beda penafsiran atas
dari kekayaan negara yang berasal dari keuangan negara vs kekayaan negara yang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara disebutkan di atas, dapat dikatakan bahwa
(APBN) untuk dijadikan penyertaan modal permasalahan ini timbul ke permukaan
negara pada Persero dan/atau Perum serta setelah adanya UU Keuangan Negara dan
perseroan terbatas lainnya, sebagaimana UUD 1945 pasca amandemen. Dengan UU
yang disebutkan pada UU Nomor 19 Tahun Keuangan Negara, keberadaan BUMN
2003 tentang BUMN. Persero menjadi tidak tegas posisinya
Permasalahan yang kemudian timbul karena BUMN Persero masuk dalam tataran
dan menyisakan perbedaan pendapat dan hukum publik. Namun, berdasarkan Pasal
keraguan bagi banyak pihak. sampai saat ini 11 UU BUMN disebutkan bahwa
adalah kalangan BUMN berpendapat pengelolaan BUMN Persero harus dilakukan
bahwa pada saat kekayaan negara telah menurut kctentuan UU PT (saat ini UU
dipisahkan dari APBN, kekayaan tersebut Nomor 40 Tahun 2007). Kemudian,
bukan lagi masuk dalam wilayah hukum permasalahannya makin mencuat dengan
publik tetapi sudah menjadi wilayah hukum keluarnya Fatwa Mahkamah Agung No.
privat, sehingga kekayaan tersebut bukan 10/MA/Yud/20/VIII/2006 tentang
lagi menjadi kekayaan negara melainkan Pemisahan Kekayaan BUMN dari Kekayaan
telah menjadi kekayaan perseroan. Di pihak Negara, yang diprotes oleh kalangan
lain, kalangan penegak hukum masih penegak hukum karena dianggap
melihat bahwa kekayaan negara yang menghambat usaha-usaha pemberantasan
dipisahkan ke dalam suatu perseroan tetap tindak pidana korupsi di Indonesia.
merupakan kekayaan negara, yang Ketidaktegasan posisi BUMN Persero
didasarkan kepada UU Tindak Pidana sebagaimana yang disebutkan di atas telah
Korupsi yang menyatakan bahwa keuangan menimbulkan keragu-raguan baru yakni
negara termasuk juga uang yang dipisahkan apakah kekayaan negara yang telah
di BUMN. dipsahkan ke dalam suatu perseroan masih
Keruwetan dalam pengaturan keuangan tetap dianggap sebagai kekayaan negara.
negara berawal dari Pasal 23 UUD 1945 Dengan demikian, perlu ketegasan apakah
pasca perubahan, karena semua keuangan asset BUMN Persero dapat dikatakan
dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja sebagai kekayaan negara, dan apakah
Daerah (APBD) dan BUMN Persero serta kerugian BUMN Persero merupakan
BUMD disebut sebagai kruangan negara. kerugian negara? Untuk menjawab hal
Padahal apabila ditinjau dari sudut sistem tersebut perlu mencari hubungannya
maupun ketentuan peraturan perundang- dengan maksud dan tujuan BUMN Persero
undangan, pertanggungjawaban didirikan.
pengelolaan keuangan pada Pemda, BUMN, Pasal 1 ayat (2) UU BUMN menyebutkan
dan BUMD berbeda dengan yang ada pada bahwa Perusahaan Perseroan, yang
APBN sebagai keuangan negara. Jika dilihat selanjutnya disebut Persero, merupakan
dari segi yuridis maupun dari segi BUMN yang berbentuk perseroan terbatas
fungsinya, terdapat perbedaan yang yang modalnya terbagi dalam saham yang
prinsipil antara keuangan negara, keuangan
daerah, tnaupun keuangan BUMN Persero 15
Ibid. Lihat juga Arifin P. Soeriaatmadja, Hukum
Keuangan Negara Pasca 60 Tahun Indonesia
Merdeka, Masalah dan Prospeknya bagi Indonesia
Inc < http://www.ppatk.go.id > diakses tangga1 15
September 2005.

13
Lex et Societatis, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013

seluruh atau paling sedikit 51% sahamnya hanya kepemilikan kekayaan oleh
dimiliki oleh negara Republik Indonesia perusahaan saja yang terpisah
yang tujuan utamanya mengejar dengan uang yang dimiliki oleh
keuntungan. orang yang menjalankan perseroan,
Berdasarkan pengertian tersebut maka melainkan juga pemegang saham
ciri-ciri pokok BUMN Persero sebagai tidak bertanggung jawab atas utang
berikut :16 perseroan dimaksud. PT dapat
1) Status hukumnya merupakan badan memiliki harta dan segala hak dan
hukum berbentuk PT. kewajiban yang terpisah dari harta
2) Usahanya untuk memupuk dan kewajiban yang dimiliki oleh
keuntungan. para direksi dan pemegang saham.
3) Hubungan usahanya diatur menurut 2) Pemegang saham mempunyai porsi:
hukum perdata. a) bertanggung jawab hanya pada
4) Modal seluruhnya atau sebagian apa yang disetorkan atau
merupakan milik negara dari tanggung jawab terbatas (limited
kekayaan negara yang dipisahkan, liability).
dengaxt demikian dimungkinkan b) tidak bertanggung jawab atas
adanya kerjasama dengatti pihak kerugian perseroan melebihi dari
swasta dan adanya penjualan saham nilai saham yang telah
perusahaan milik negara. diambilnya.
5) Peranan pemerintah adalah sebagai c) tidak bertanggung jawab secara
pemegang saham dalam perseroan. pribadi atas perikatan yang
Ciri-ciri khas dari sebuah PT yakni dibuat atas nama perseroan.
merupakan badan hukum yang didirikan 3) Adanya pemisahan fungsi antara
berdasarkan perjanjian sehingga pemegang saham dengan direksi.
mempunyai lebih dari 1 (satu) orang 4) Aset perseroan dalam bentuk
pemegang saham. PT melakukan kegiatan saham yang membuatnya sangat
usahanya dengan modal dasar yang mudah untuk dialihkan, dijual, dan
seluruhnya terbagi atas saham dan digadaikan.
memenuhi persyaratan-persyaratan yang 5) Adanya pengurus yang diangkat dan
ditentukan dalam undang-undang. Dari adanya pendelegasian kewenangan
pengertian PT tersebut di atas, ciri-ciri dengan prinsip fidusia (entrusted
dasar dari sebuah PT yaitu:17 fiduciary duties).
1) PT sebagai subjek hukum terpisah 6) Adanya pihak penyandang dana
dari pendiri maupun pengelolanya yang disebut sebagai investor atau
(persona standi in judicio) termasuk pemilik hak atas keuntungan,
kepemilikan kekayaan dan asetnya. sehingga kekuasaan tertinggi berada
Hal ini berarti bahwa sejak PT pada Rapat Umum Pemegang
memperoleh status sebagai badan Saham (RUPS).
hukum, sejak saat itu pula hukum Di pihak lain, sesuai dengan Pasal 61
mernperlakukan pemegang saham ayat (1) UU Nomor 40 Tahun 2007 tentang
dan direksi terpisah dari PT itu Perseroan Terbatas, pemegang saham
sendiri. Sebuah perseroan dengan berhak mengajukan gugatan terhadap
tanggung jawab yang terbatas tidak perseroan ke pengadilan negeri apabila
dirugikam karena tindakan perseroan yang
16
Ibid, hlm. 3. dianggap tidak adil dan tanpa alasan yang
17
Ibid.

14
Lex et Societatis, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013

wajar sebagai akibat dari keputusan RUPS, mempertanggungjawabkan perbuatan


Direksi, dan/atau Dewan Komisaris. hukumnya secara perdata melalui RUPS.
Dari uraian di atas, dapat dilihat bahwa Dari sudut pandang hukum perdata,
penegak hukum melihat kredit macet yang masalah internal dalam perusahaan tidak
terjadi di bank BUMN diketegorikan sebagai diperkenankan untuk dicampuri oleh pihak
mengakibatkan kerugian negara, karena luar seperti penegak hukum, kecuali hasil
modal bank BUMN berasal dari kekayaan keputusan RUPS menghendaki lain.
negara yang dipisahkan. Pemerintah harus dapat meletakkan dirinya
Ditinjau dari sudut hukum perdata, sesuai dengan proporsinya, terutama dalam
makna kekayaan negara yang dipisahkan hal pemerintah bukan pemegang saham
berarti bahwa negara seharusnya tidak seratus persen. Pemerintah harus
dibenarkan mencampuri pengelolaan mengakui keberadaan pemegang saham
korporasi yang dilakukan pengurus bank minoritas lainnya, dan segala sesuatunya
BUMN tersebut. Apabila terjadi kelalaian harus diputus melalui RUPS yang
yang dilakukan oleh direksi dan diagendakan untuk itu. Sebagaimana
mengakibatkan kerugian bagi bank BUMN, halnya pemegang saham yang mempunyai
pertanggungjawaban dapat dimintakan hak-hak dan kewajiban, pemegang saham
secara perdata bukan pidana, kecuali RUPS minoritas yang merasa dirugikan oleh
menentukan lain. Berbeda halnya apabila tindakan pemerintah sebagai pemegang
frase tersebut berbunyi “kekayaan negara saham mayoritas, pun dapat
yang disisihkan”, dalam hal demikian mempergunakan haknya untuk menuntut
negara masih aiperkenankan untuk hal tersebut secara perdata ke pengadilan
melakukan campur tangan terhadap negeri.
pengelolaan korporasi dari usaha bank Uraian mengenai modal bank BUMN
BUMN, dan aturan tentang tindak pidana yang berasal dari kekayaan negara yang
korupsi dapat diterapkan. dipisahkan membawa kita kepada
Di tinjau dari sudut pandang hukum pertanyaan selanjutnya, yakni apakah
perdata, ketika negara telah memisahkan dengan demikian penyelesaian secara
kekayaannya untuk selanjutnya diserahkan pidana kredit macet yang terdapat pada
agar dikelola oleh pengurus bank (dalam bank-bank BUMN menjadi sebuah jalan
hal ini pengurus bank BUMN), terbaik untuk mengembalikan kredit macet
pertanggungjawaban secara yuridis teralih tersebut kembali ke dalanl portofolio bank?
kepada korporasi bukan lagi di tangan Pertanyaan ini sangat relevan karena,
pengurus bank dimaksud. Dalam hukum apabila pemerintah mendapatkan
korporasi, kepengurusan BUMN pengembalian dari kredit macet yang
dilaksanakan oleh direksi yang bertanggung ditempuh melalui upaya-upaya pidana,
jawab penuh atas kegiatan pengurusan baik uang pengembalian ex kredit macet
di dalam maupun di luar pengadilan tersebut akan disetorkah kembali ke bank
semata-mata untuk kepentingan dan tujuan semula dan bukan ke APBN, karena
BUMN. Dalam melaksanakan tugasnya, sewaktu kredit dinyatakan macet dan
direksi diawasi oleh Dewan Komisaris. ditangani aparat penegak hukum, pada
Apabila direksi melakukan kesalahan baik dasarnya tidak terjadi pengurangari
karena melakukan perbuatan melawan penyertaan modal pemerintah (PMP) pada
hukum (onrechtmatige daad) maupun bank BUMN tersebut.
karena wan prestasi yang mengakibatkan Menjadi pertanyaan berikutnya yaitu
kerugian bagi perusahaan maupun pihak apakah terdapat sengketa perdata dalam
ketiga, direksi akan kasus korupsi dan kondisi yang hagaimana

15
Lex et Societatis, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013

yang memungkinkan perpindahan jalur dari sebuah kasus korupsi tidak se-
sisi pidana ke sisi perdata dalam tindak muanya dapat dialihkan ke kasus
pidana korupsi? Untuk memperoleh perdata.
jawaban atas kemungkinan tersebut, Amir 2) Apabila dalam kasus korupsi
Syamsuddin menyebutkan perlunya terbukti dan terpenuhi semua unsur
diperhatikan hal-hal sebagai berikut : 18 dari ketentuan pidana menurut
1) Dalam kasus korupsi terdapat perundang-undangan korupsi,
beberapa unsur penting antara lain pelaku korupsi harus dihukum dan
(a) unsur melawan hukum, (b) unsur dijatuhkan pidana dan semua
memperkaya diri sendiri atau orang kekayaan pelaku korupsi yang
lain, dan (c) unsur merugikan terkait dengan perbuatan ko-
keuangan negara. Unsur rupsinya harus dirampas untuk
memperkaya diri sendiri atau negara. Dan apabila tidak semua
merugikan keuangan negara unsur dari ketentuan pidana korupsi
memang erat kaitannya dengan terpenuhi, perlu dilihat apabila
masalah keperdataan, tetapi unsur unsur merugikan keuangan negara
melawan hukum lebih bersifat atau unsur memperkaya diri sendiri
publik yang menunjukkan dan orang lain terpenuhi atau tidak.
perbuatan pidana yang Apabila terpenuhi, permasalahan
bertentangan dengan kepentingan mengenai kekayaan yang diperoleh
publik yang diancam dan dapat dan keuangan negara yang hilang
dijatuhi hukuman pidana. Oleh dapat diajukan tuntutan perdata
karena itu, jelas bahwa walaupun [vide Pasal 32 ayat (1) UU Nomor 20
ada sifat perdatanya, tetapi sebuah Tahun 2001]. Jikalau unsur kerugian
kasus korupsi tidak dapat dialihkan negara tidak terpenuhi berarti tidak
menladi kasus perdata karena dapat dilakukan tuntutan perdata.
perbuatan korupsi tidak hanya Dari uraian di atas kelihatan bahwa
menyangkut kekayaan negara atau kasus korupsi dapat dimasukkan kedalam
uang negara yang sifatnya perdata, wilayah perdata dan sekaligus juga ke
tetapi juga menyangkut perbuatan wilayah pidana, namun Amir Syamsuddin
pidana. Berkaitan dengan lebih banyak menitikberatkan segi unsur
perbuatan pidana, korupsi harus pidana dibandingkan dengan unsur
dihukum sesuai dengan ketentuan perdatanya, kemungkinan karena pengaruh
pidana karena melanggar peraturan UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
perundang-undangan pidana yang dan yang bersangkutan banyak menggeluti
berlaku (vide Pasal 4 UU Nomor 31 hal itu. Selanjutnya, Amir Syamsuddin
Tahun 1999 jo. UU Nomor 20 Tahun menyebutkan bahwa upaya pengembalian
2001 yang menyebutkan bahwa uang negara merupakan tujuan utama
pengembalian kerugian negara tidak politik hukum penanganan tindak pidana
menghapus pidananya). Banyak korupsi di Indonesia. 19 Walaupun akhir-
sekali kasus korupsi yang terpenuhi akhir ini telah terdapat pergeseran ke arah
unsur perbuatan melawan penghukuman untuk menimbulkari efek
hukumnya, tetapi unsur kerugian jera (deterrent effect) di masyarakat, tetapi
negaranya tidak terpenuhi, sehingga upaya pengembalian uang negara yang
hilang akibat perbuatan korupsi juga
18
Amir Syamsuddin, Pendekatan Hukum Perdata
dalam Kasus Korupsi di Indonesia, PPH Newsletter
19
No. 66, September 2006, hlm. 7-8. Ibid, hlm. 7.

16
Lex et Societatis, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013

menjadi tujuan utama. Kasus Bantuan campuri pengelolaan korporasi yang


Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) merupakan dilakukan pengurus bank BUMN
contoh dari upaya pengembalian uang tersebut. Apabila terjadi kelalaian yang
negara melalui pendekatan perdata, dilakukan oleh direksi dan
sedangkan kasus-kasus lain seperti kasus mengakibatkan kerugian bagi bank
Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan sebagai- BUMN, pertanggungjawaban dapat
nya lebih banyak mengarah kepada dimintakan secara perdata melalui
penghukuman.20 gugatan ke pengadilan bukan pidana,
kecuali RUPS menentukan lain.
PENUTUP
A. KESIMPULAN B. SARAN
1. Tugas dan tanggung jawab dari sebuah Dalam konteks pembahasan tanggung
bank mencakup kegiatan menghimpun jawab yuridis bankir berkaitan dengan
dana dari masyarakat, menyalurkan kredit macet, di dalamnya termasuk
kembali dana yang dihimpun tersebut pegawai bank yang merupakan pihak
kepada masyarakat/dunia usaha yang pelaksana tugas. Seluruh komponen
membutuhkan, serta menyediakan pejabat bank (bankir), baik yang memegang
layanan jasa-jasa tertentu di bidang tampuk pimpinan tertinggi maupun yang
keuangan dan perbankan. Reputasi berada pada level menengah memiliki
perbankan nasional dipengaruhi oleh tanggung jawab yuridis terhadap semua
kualitas dan integritas para bankirnya, aktivitas operasional bank, sesuai dengan
yang harus mampu ditunjukkan oleh tugas dan fungsinya masing-masing dalam
para bankir nasional untuk menjawab organisasi. Dengan kata lain, tugas fiduciary
tudingan sementara kalangan mengenai duty dan duty of skill and care bukan hanya
korelasinya dengan banyaknya kredit berlaku bagi bankir saja, tetapi juga berlaku
macet yang terdapat pada bank-bank terhadap pelaksana dalam melaksanakan
umum dewasa ini, khususnya di bank tugas-tugasnya sesuai dengan uraian tugas
BUMN. dan tanggung jawabnya.
2. Bahwa perangkat hukum pidana dan
perdata telah memberikan pedoman DAFTAR PUSTAKA
dalam penyelesaian kasus kredit macet. Badrulzaman, Mariam Darus., Perjajian
Persoalannya sekarang adalah apakah Kredit Bank, Alumni, Bandung. 1983.
peranti hukum yang tersedia tersebut ----------., 1994. Aneka Hukum Bisnis, P.T.
telah didayagunakan secara optimal Alumni, Bandung.
dan konsisten oleh pemerintah dalam ----------., 2001. KUHPerdata, Buku ke III,
menyelesaikan kasus kredit macet di Hukum Perikatan dengan Penjelasan,
Indonesia. Kredit macet yang terjadi di P.T. Alumni, Bandung.
bank BUMN diketegorikan sebagai Black, Henry Campbell., Black's Law
mengakibatkan kerugian negara, karena Dictionary, 5th edition, West Publishing
modal bank BUMN berasal dari Co., St. Paul, Minn, 1979, hlm 140.
kekayaan negara yang dipisahkan. Chatamarrasjid, 2000. Menyingkap Tabir
Ditinjau dari sudut hukum perdata, Perseroan (Piercing the Corporate Veil),
makna kekayaan negara yang Citra Aditya Bakti, Bandung.
dipisahkan berarti bahwa negara Djumhana, M., 2000. Hukum Perbankan di
seharusnya tidak dibenarkan men- Indonesia, cetakan III, Citra Aditya Bakti,
Bandung.
20
Ibid.

17
Lex et Societatis, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013

--------------., Perjanjian Kredit Bank, CV http://ridwanaz.com/umum/pengertian-


Gramedia. Jakarta, 2000. bank/
--------------., Asas-Asas Hukum Perbankan http://www.sarjanaku.com/2012/06/penge
Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung, rtian-bank-dan-jenisnya.html.
2008. http://ferina061192.blogspot.com/2012/04
Fuady, Munir., 1996, Hukum Perkreditan /kasus-aspek-hukum-dalam-
Kontemporer, PT. Citra Aditya Bakti, ekonomi-tugas.html
Bandung. http://pn-
-------------., 2002. Doktrin-Doktrin Modern yogyakota.go.id/pnyk/pengertian-
dalam Corporate Law dan Eksistensinya peradilan.html
dalam Hukum Indonesia, Citra Aditya Soeriaatmadja, A. P., 2005. Hukum
Bakti, Bandung. Keuangan Negara Pasca 60 Tahun
------------., 2003, Perseroan Terbatas Indonesia Merdeka, Masalah dan
Paradigma Baru, PT. Citra Aditya Bakti, Prospeknya bagi Indonesia Inc, < http: /
Bandung,. /www.ppatk.go.id diakses tangga115
-----------., 2003. Hukum Perbankan Modern, September 2005 >
Buku Kesatu, Citra Aditya Bakti,
Bandung.
Hasan, Dj., Lembaga Jaminan Kebendaan
Bagi Tanah dan Benda Lain Yang
Melekat Pada Tanah Dalam Konsepsi
Penerapan Asas Pemisahan Horisontal,
Citra Aditya Bakti, Bandung, 1996.
Khairandy, Ridwan., Perseroan Terbatas
Doktrin, Peraturan Perundang-
Undangan dan Yurisprudensi, Edisi
Revisi, Total Media, Yogyakarta, 2009.
Rahardjo, S., 1980. Ilmu Hukum, P.T.
Alumni, Bandung.
Satrio, J., 2002. Hukum Jaminan, Hak
Jaminan Kebendaan, cetakan IV, Citra
Aditya Bakti, Bandung.
Sjahdeini, S.R., 1993. Kebebasan Berkontrak
dan Perlindungan yang Seimbang bagi
Para Pihak dalam Perjanjian Kredit Bank
di Indonesia, Institut Bankir Indonesia,
Jakarta.
--------------., Pertanggungjawaban Pidana
Korporasi, cetakan ke-2, Grafiti Pers,
Jakarta, 2007.
Subekti, R., Aneka Perjanjian. Alumni,
Bandung, 1982.
Supramono, Gatot., Perbankan dan
Masalah Kredit Suatu Tinjauan Bidang
Yuridis, Rineka Cipta, Jakarta, 2009.

Sumber-Sumber Lain :

18

Anda mungkin juga menyukai