Anda di halaman 1dari 21

PENDIDIKAN

PANCASILA
Modul ke:

10 Fakultas
PERBANDINGAN IDEOLOGI
PANCASILA DENGAN IDEOLOGI
Program Studi LAIN

RANI PURWANTI KEMALASARI SH.,MH


Pembuka Daftar Pustaka Akhiri Presentasi
Menurut beberapa pakar,
pengertian ideologi adalah
sebagai berikut :

• Dalam bahasa Yunani, Istilah ideologi disebut idein, artinya melihat


(idea) yang berarti juga gagasan, buah pikiran, dan logika. Disebut
ideologi apabila ide atau gagasan itu dijadikan sebagai suatu sistem
nilai yang dapat dijadikan tolok ukur dalam bersikap dan bertindak.

• Pengertian lain, secara harafiah, Ideologi berarti “a system of Idea”


suatu rangkaian Ide yang terangkum menjadi satu. Dalam
penggunaannya istilah ini dipakai secara khas dalam bidang politik
untuk menunjukkan “seperangkat nilai yang terpadu, berkenaan
dengan hidup bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
• ( Moerdiono, 1991 : 373 – 374 ).
Menurut beberapa pakar,
pengertian ideologi adalah
sebagai berikut :

• Ideologi adalah sejumlah doktrin kepercayaan pada


simbol-simbol masyarakat suatu bangsa yang menjadi
pegangan dan pedoman bekerja untuk mencapai tujuan
masyarakat bangsa itu ( Mudyarto, 1991 :
239 ).

• Ideologi dipahami sebagai keseluruhan pandangan, cita-


cita, nilai dan keyakinan yang ingin diwujudkan secara
konkrit dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara ( Poespowardojo, 1991: 22).
Tiga Sifat
Ideologi :
• Ideologi memiliki beberapa sifat, yaitu,
• Pertama dia harus merupakan pemikiran mendasar
dan rasional.
• Kedua, dari pemikiran mendasar ini dia harus bisa
memancarkan sistem untuk mengatur kehidupan.
• Ketiga, Ideologi juga harus memiliki metode praktis
bagaimana bisa diterapkan, dijaga eksistesinya dan
disebarkan
Fungsi Ideologi

• Memberikan orientasi dasar dengan membuka wawasan yang


memberikan makna serta menunjukkan tujuan dalam kehidupan
manusia.
• Memberikan norma-norma yang menjadi pedoman dan pegangan
bagi seseorang untuk melangkah dan betindak.
• Menjadikan bekal dan jalan bagi seseorang untuk menemukan
identitasnya.
• Memberikan kekuatan yang mampu menyemangati dan
mendorong seseorang untuk menjalankan kegiatan dan mencapai
tujuannya.
• Memberikan pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk
memahami, menghayati serta memolakan tingkah lakunya sesuai
dengan orientasi dan norma-norma yang terkandung di dalamnya.
Unsur Ideologi

• Menurut , Wibisono (dalam Pasha, 2003: 138)


bahwa unsur ideologi ada tiga, yaitu :
– Keyakinan, dalam arti bahwa setiap ideologi selalu menunjuk adanya
gagasan-gagasan vital yang sudah diyakini kebenarannya untuk
dijadikan dasar dan arah strategi bagi tercapainya tujuan yang telah
ditentukan;
– Mitos, dalam arti bahwa setiap konsep ideologi selalu memitoskan
suatu ajaran yang secara optimik dan determistik pasti akan menjamin
tercapainya tujuan melalui cara-cara yang telah ditentukan pula;
– Loyalitas, dalam arti bahwa setiap ideologi selalu menuntut
keterlibatan optimal atas dasar loyalitas dari para subjek
pendukungnya.
Macam Macam Ideologi di Dunia

Liberalisme Komunisme Fasisme

Marxisme Sosialisme Fasisme

Pancasila
Ideologi Liberalisme

 Liberalisme merupakan paham atau ajaran yang mengagungkan


kebebasan individu.

 Dalam ajaran liberalisme manusia pada hakikatnya adalah makhluk


individu yang bebas, pribadi yang utuh dan lengkap serta terlepas dari
manusia lainnya sehingga keberadaan individu lebih penting dari
masyarakat.

 Fungsi negara adalah untuk menjaga supaya kebebasan individu


1. . terjamin dalam mengejar tujuan-tujuan pribadinya.

•Beberapa pokok pemikiran yang terkandung di dalam konsep


liberalisme, adalah
•Inti pemikiran kebebasan individu.
•Negara liberalisme adalah sebagai respons terhadap pola kekuasaan
negara yang absolut dan otoriter yang disertan dengan pembatasan.
Ideologi Komunisme
• Ideologi Komunis memiliki beberapa ciri khusus, seperti:
• Ateisme, artinya penganut ini tidak percaya adanya Tuhan dalam
arti bahwa kehidupan manusia berdasarkan atas suatu evolusi.
• Dogmatisme, tidak mempercayai pikiran orang lain.
• Otoritas, pelaksanaan politik berdasarkan kekerasan.
• Pengkhianatan terhadap HAM, tidak mengakui adanya hak-hak
asasi manusia, hanya partai yang mempunyai hak.
• Diktator, kekuasaan pemerintahan dipegang oleh partai
komunis, golongan lain dilenyapkan.
• Interpretasi ekonomi, sistem ekonomi diatur secara sentralistik,
artinya pengaturan dan penguasaan ekonomi diatur oleh pusat.
Negara mengambil alih semua kekuasaan dan pengaturan
ekonomi.
• Sistem pemerintahan (hanya) otoriter/ totaliter/ diktator.
Gelombang komunisme abad
kedua puluh ini, tidak bisa dilepaskan
dari kehadiran Partai Bolshevik di Rusia.

Vladimir Lenin ( Rusia ) lead


the Bolshevik Revolution
IDEOLOGI FASISME

Fasisme yang berkembang di Jerman menjadi Nazisme, memiliki beberapa ciri


khas, antara lain:
a. Rasialisme.
Semua orang harus tunduk pada pikiran yang telah diletakkan oleh ideologi.
Dogma yang diletakkan oleh pelaksanaan ideologi, harus diikuti dengan patuh
tanpa kritik dari mana pun datangnya.
b. Diktator.
Ajaran ini dogmatis, kritik dianggap suatu kejahatan. Perlawanan terhadap
ajaran.
kekuasaan pemerintah dilaksanakan dengan cara kekerasan.
c.  Imperialisme.
Atas dasar ideologi mereka melakukan penguasaan atas bangsa lain. Akibatnya
imperialisme adalah suatu akibat logis dari paham yang realistis itu.
d. Rakyat diperintah dengan cara-cara yang membuat mereka takut dengan
demikian patuh kepada pemerintah.
e. Sistem pemerintahanya otoriter
Landasan pemikiran
Fasisme

• Landasan pemikiran:
• suatu bangsa perlu mempunyai pemerintahan yang
kuat dan berwibawa sepenuhnya atas berbagai
kepentingan rakyat dan dalam hubungannya dengan
bangsa-bangsa lain.

• Oleh karena itu, kekuasaan negara perlu dipegang


koalisi sipil dengan militer yaitu partai yang berkuasa
bersama-sama pihak angkatan bersenjata;
Fasisme yang berkembang di
Jerman menjadi Nazisme
Fasisme di Italia
( Benito Musolini )
Bahwa fasisme telah menginjak-injak demokrasi dan
hak asasi MANUSIA. Contoh : Peristiwa Holocoust
Paham Sosialisme

• Sosialisme adalah paham yang bertujuan membentuk


negara kemakmuran dengan usaha kolektif yang
produktif dan membatasi milik perseorangan.
• Titik berat paham ini pada masyarakat bukan pada
individu.
• Sebagai suatu aliran pemikiran/ paham tidak dapat
dilepaskan dari pengaruh “liberalisme”. Inti dari paham
sosialisme adalah suatu usaha untuk mengatur
masyarakat secara kolektif.
• Artinya semua individu harus berusaha memperoleh
layanan yang layak demi terciptanya suatu kebahagiaan
bersama.
IDEOLOGI
PANCASILA.

• Pancasila dinyatakan sebagai ideologi negara Republik


Indonesia dengan tujuan bahwa

• Segala sesuatu dalam bidang pemerintahan ataupun semua


yang berhubungan dengan hidup kenegaraan harus
dilandasi dalam titik tolaknya, dibatasi dengan gerak
pelaksanaanya, dan diarahkan dalam mencapai tujuannya
dengan Pancasila
• Makna ideologi Pancasila adalah sebagai
keseluruhan pandangan, cita-cita, keyakinan
dan nilai bangsa Indonesia yang normatif
perlu diwujudkan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pancasila sebagai ideologi
memiliki tiga fungsi utama
1.  Pancasila sebagai Ideologi Persatuan.
2.  Pancasila sebagai Ideologi Pembangunan.
3.  Pancasila sebagai Ideologi Terbuka.
Daftar Pustaka
Abdullah, Rozali, 1984, Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa,CV.
Rajawali, Jakarta.
Bakry, Noor Ms., 2010, Pendidikan Pancasila, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
C.S.T. Kansil Sejarah Perjuangan Pergerakan Kebangsaan Indonesia, dkk
Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,
2013, Materi Ajar Mata Kuliah Pendidikan Pancasila, Departemen Pendidikan Nasional
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Abdulgani, Roeslan, 1979, Pengembangan Pancasila di Indonesia, yayasan Idayu, Jakarta.
Ali As’ad Said, 2009, Negara Pancasila Jalan Kemaslahatan Berbangsa, Pustaka LP3ES,
Jakarta
Darmodihardjo, D, 1978, Orientasi Singkat Pancasila, PT. Gita Karya, Jakarta.
Hartono, 1992, Pancasila Ditinjau dari Segi Historis, PT Rineka Cipta, Jakartaa.
Kaelan, 2012, Problem Epistemologis Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara, Paradigma,
Yogyakarta.
Latif, Yudi, 2011, Negara Paripurna ; Historisitas, Rasionalitas, dan Akualitas Pancasila, PT
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Notonagoro, 1975, Pancasila secara Ilmiah Populer, Pantjuran Tujuh , Jakarta.

<
← MENU AKHIRI
Terima Kasih
RANI PURWANTI KEMASARI SH.,MH

Anda mungkin juga menyukai