Anda di halaman 1dari 26

r

KELAS XI SEMESTER GASAL

OLEH :

RIYAN PISPARINI S.Pd

PPG DALAM JABATAN PPKn TAHAP V KELAS B

UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA

TAHUN 2019
Kompetensi Inti (KI)

KI-1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI-2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung


jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai),
bertanggung-jawab, responsif, dan proaktif melalui keteladanan,
pemberian nasihat, penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara
berkesinambungan serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi
atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

KI-3: Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang


pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif sesuai
dengan bidang dan lingkup kajian Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks,
berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian
dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional,
regional, dan internasional.

KI-4: Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi,


dan prosedur kerja yanglazim dilakukan serta memecahkan masalah
sesuai dengan bidang kajian Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan. Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan
mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi
kerja. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji
secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif,
komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru,
membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah
konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.
Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar IPK ( Indikator Pencapaian Kompetensi)


1.14 Mengamalkan nilai-nilai ke- IPK SPIRITUAL:
Tuhanan YME dalam 1.14.1 Menghayati nilai-nilai ke-Tuhanan
berdemokrasi Pancasila sesuai YME dalam berdemokrasi Pancasila
Undang-Undang Dasar Negara sesuai Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 Republik Indonesia Tahun 1945

1.14.2 Mengamalkan nilai-nilai ke-Tuhanan


YME dalam berdemokrasi Pancasila
sesuai Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945
2.14 Peduli dalam berdemokrasi IPK Sosial:
Pancasila sesuai Undang- 2.14.1 Toleran dalam berdemokrasi Pancasila
Undang Dasar Negara Republik sesuai Undang-Undang Dasar Negara
Indonesia Tahun 1945 Republik Indonesia Tahun 1945

2.14.2 Cinta damai dalam berdemokrasi


Pancasila sesuai Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945
3.14 Menganalisis sistem dan IPK Pengetahuan
dinamika demokrasi 3.14.1 Mendeskripsikan hakikat demokrasi
Pancasila sesuai dengan Pancasila
UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
4.14 Menyaji hasil analisis tentang IPK Keterampilan:
sistem dan dinamika demokrasi4.14.4.14.1 Mempresentasikan hasil analisis
Pancasila sesuai dengan tentang hakikat demokrasi Pancasila
Undang-Undang Dasar Negara sesuai dengan Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia Tahun 1945 Negara Republik Indonesia Tahun 1945

4.14.2 Menyaji secara tertulis hasil analisis


tentang hakikat demokrasi Pancasila
sesuai dengan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Tujuan Pembelajaran :

Melalui pendekatan saintifik, model problem based learning, metode diskusi, ceramah,
tanya jawab. Media power point (PPT), video, modul serta lingkungan sekitar dalam
proses pembelajaran abad 21 (PPK, HOTS, 4C, literasi) peserta didik dapat :
mendiskripsikan, menganalisis, membandingkan, mempresentasikan serta menyajikan
materi hakikat demokrasi di Indonesia seraya selalu bersyukur kehadirat Tuhan YME
dengan menerapkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun sebagai
perwujudan hakikat demokrasi di Indonesia dengan bijaksana.

Materi Pembelajaran

Faktual
Pemilu sebagai bentuk pelaksanaan demokrasi di Indonesia
Konseptual 
1. Makna demokrasi
2. Macam macam demokrasi
3. Prinsip – prinsip demokrasi
4. Jenis dan prinsip – prinsip demokrasi yang diterapkan di Indonesia
5. Prinsip – prinsip yang terkandung dalam demokrasi Pancasila
Prinsip
1. Landasan ideal dan konstitusional demokrasi Indonesia : sila keempat Pancasila
dan UUD 1945
2. Pasal 1 ayat (2), Pasal 27, pasal 28B UUD 1945
Prosedural
1. Hasil analisis jenis dan prinsip – prinsip demokrasi yang diterpkan di Indonesia
2. Hasil analisis terkait jenis dan prinsip – prinsip demokrasi di Indonesia
Sekarang kalian telah memasuki Bab 4 di kelas XI semester 1. Pada bab ini
kalian akan belajar tentang demokrasi Pancasila. apa yang terlintas dalam pikiran
kalian ketika medengar kata “demokrasi”? Pernahkah kalian mendengar kata
“demokrasi”? Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk
rakyat. Nah, untuk lebih jelasnya mari kita belajar bersama-sama tentang sistem dan
dinamika demokrasi Pancasila sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Pada materi ini kalian diharapkan dapat
menjelaskan konsep demokrasi Pancasila, mengkaji sistem dan dinamika demokrasi
Pancasila serta menganalisis pentingnya demokrasi Pancasila sesuai dengan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Apa yang kalian pikirkan setelah melihat gambar di atas? Peristiwa di atas
merupakan perwujudan dari sikap demokratis. Bagaimana perwujudan dari sikap
tersebut? Coba kalian amati kehidupan dalam keluarga masing-masing? Apakah
dalam membahas segala permasalahan, misalnya pembagian kerja, peraturan keluarga,
pilihan sekolah dilakukan melalui musyawarah? Apakah kalian diberi kebebasan
untuk mengemukakan pendapat dalam musyawarah tersebut?
Ceritakanlah pengalamanmu

.......... ....................................................................................................................................

............... ...............................................................................................................................

..................... .........................................................................................................................

......... .....................................................................................................................................

..............................................................................................................................................

..............................................................................................................................................

.............................................................................................................................................
Apabila dalam keluarga kalian senantiasa melakukan
musyawarah untuk membahas suatu persoalan, apabila semua
anggota keluarga diberikan kebebasan untuk mengemukakan
pendapat, serta apabila anggota keluarga saling menghormati
pendapat berarti keluarga kalian telah menerapkan sikap
demokratis. Demikian pula halnya di sekolah, apabila guru dalam
proses pembelajaran senantiasa memberi kesempatan kepada
kalian untuk bertanya, berdiskusi, dan mengemukakan pendapat
di sekolah kalian telah berkembang sikap demokratis. Begitu pula
di lingkungan masyarakat, apabila setiap permasalahan
diselesaikan dengan musyawarah mufakat masyarakat tersebut
sudah mengembangkan sikap demokrastis. Dalam lingkup
negara, apabila sebuah negara melaksanakan pemilihan umum
secara jujur dan adil negara tersebut telah menerapkan
demokrasi. Selain itu, apabila negara juga memberikan
kebebasan berpendapat kepada warga negaranya dalam negara
tersebut demokrasi telah dibudayakan, artinya nilai-nilai
demokrasi telah dipahami dan diamalkan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara

A. Konsep Demokrasi Pancasila sesuai dengan Undang-


Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Pengertian demokrasi dapat dilihat dari tinjauan bahasa


(epistemologis) dan istilah (terminologis). Secara epistemologis
“demokrasi” terdiri dari dua kata yang berasal dari bahasa Yunani
yaitu ”demos” yang berarti rakyat atau penduduk suatu tempat dan
“cretein” atau “cratos” yang berarti kekuasaan atau kedaulatan.
Jadi secara bahasa demos-cratein atau demos-cratos adalah
keadaan Negara di mana dalam sistem pemerintahannya
kedaulatan berada di tangan rakyat, kekuasaan tertinggi berada
dalam keputusan bersama rakyat, rakyat berkuasa, pemerintah
rakyat dan oleh rakyat. Sementara itu, pengertian demokrasi
secara istilah sebagaimana dikemukakan para ahli
sebagai berikut:
1. Abraham Lincoln
Menurut Abrahan Lincoln, pengertian demokrasi adalah suatu sistem
pemerintahan yang diselenggarakan dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat. Artinya, rakyat adalah pemegang kekuasaan tertinggi
dalam suatu pemerintahan, dimana masing-masing dari mereka
memiliki hak yang sama dalam upaya mengatur kebijakan
pemerintahan.

2. Charles Costello
Menurut Charles Costello, arti demokrasi adalah sistem sosial serta
politik pemerintahan diri dengan kekuasaan-kekuasaan pemerintah
yang dibatasi oleh hukum serta kebiasaan dalam melindungi hak-
hak individu warga negara.

3. H. Harris Soche
Menurut H. Harris Soche, pengertian demokrasi adalah suatu bentuk
pemerintahan rakyat. Dengan kata lain, rakyat merupakan
pemegang kekuasaan dalam pemerintahan yang memiliki hak untuk
mengatur, mempertahankan, serta melindungi diri mereka dari
adanya paksaan dari wakil-wakil mereka.

4. Sidney Hook
Menurut Sidney Hook, pengertian demokrasi adalah suatu sistem
pemerintahan dimana keputusan-keputusan penting pemerintah baik
secara langsung maupun tidak langsung dibuat berdasarkan pada
kesepakatan mayoritas yang diberikan rakyat yang telah berusia
dewasa secara bebas.
5. Hans Kelsen
Menurut Hans Kelsen, pengertian demokrasi adalah pemerintahan
dari rakyat dan untuk rakyat. Dalam hal ini, wakil-wakil rakyat yang
terpilih merupakan pelaksana kekuasaan negara, dimana rakyat
telah memiliki keyakinan bahwa segala kehendak serta kepentingan
mereka akan selalu diperhatikan dalam pelaksanaan pemerintahan
tersebut.
Esensi ciri-ciri empiris demokrasi, adalah bahwa demokrasi
senantiasa berkaitan erat dengan pertanggungjawaban (account
ability), kompetisi, keterlibatan, dan tinggi rendahnya kadar untuk
menikmati hak-hak dasar, seperti hak untuk berekspresi, berserikat,
berkumpul dan sebagainya.

1. Ciri-ciri negara yang demokratis secara umum antara lain :


1. Kebebasan Individu
Salah satu faktor yang menjadikan sistem demokrasi
sebagai sistem yang menghargai hak hidup seseorang
adalah dengan diberlakukannya kebebasan untuk masing-
masing individu sebagai warga negara. Setiap warga
negara diberi hak dan kewajiban yang sama antara yang
satu dengan yang lainnya
2. Jaminan Terhadap Hak Asasi Manusia (HAM)
Mendapatkan jaminan hak asasi manusia (HAM),
merupakan ciri negara demokrasi, setiap manusia yang
hidup dibawah naungan negara dengan sistem demokrasi
akan mendapat hak dan kewajiban yang sama sebagai
warna negara. Seperti kesemaan pembelaan hukum,
perlindungan dari negara dan dapat berkehidupan
bermasyarakat dengan bebas tanpa adanya diskriminasi
untuk masing-masing individu
3. Kebebasan Pers.
Kebebasan pers merupakan salah satu hak yang diberikan
dalam negara bersistem demokrasi. Media masa
mempunyai hak untuk menyebarluaskan informasi kepada
masyarakat dengan aturan yang wajar-wajar saja. Seperti
informasi dikalangan pemerintahan dan seputar kehidupan
berbangsa dan bernegara, buka isu sara atau informasi
tidak bertuan
4. Berkonsep Hukum Secara Nyata.
Negara bersistem demokrasi sangatlah memiliki konsep
hukum yang tegas dan nyata. Negara tidak menghendaki
adanya konflik yang dapat menyebabkan kekerasan
dikalangan masyarakat dan menghendaki adanya
perdamaian. Negara sangat didsarkan pada hukum, tidak
condong dengan keberadaan pemimpin negara yang
diktator , membatasi gerak warga negara ataupun kehendak
rakyat.
5. Pemerintahan Secara Nyata Berada di Tangan Rakyat.
Salah satu faktor utama yang menjadi ciri khas dari negara
demokrasi adalah pemerintahannya murni berada ditangan
rakyat. Kita pasti sudah tahu konsep utama demokrasi,
yaitu pemerintahan oleh rakyat dan untuk rakyat. Maka,
dalam pemerintahan negara demokrasi, rakyat mempunyai
hak untuk turut serta memantau jalannya sistem
pemerintahan. Rakyat dapat memilih perwakilannya untuk
duduk dikursi pemerintahan melalui lembaga perwakilan
rakyat, seperti DPR atau MPR.
6. Berlakukan Pemilihan Umum.
Pemilihan umum di negara demokrasi bukanlah hal yang
asing lagi. Karena pemerintahan oleh rakyat dan untuk
rakyat, maka rakyat diberi kebebasan untuk memilih
emimpinnya berdasarkan mayoritas suara terbanyak.
Biasanya melalui jalur pemilihan umum (pemilu) yang
dilaksanakan setiap 5tahun sekali atau periode tertentu.
(Baca : Jenis-Jenis Pemilu di Indonesia)
7. Mayoritas Suara Terbanyak Jadi Keputusan.
Karena musyawarah dan berpendapat adalah metode
utama yang dijadikan oleh negara demokrasi sebagai
langkah pengambilan keputusan, maka mayoritas suara
atau suara terbanyak yang dihasilkan dari musyawarah
akan jadi keputusan yang tidak bisa diganggu gugat.
Seperti halnya berlaku pada saat melakukan pemilu, calon
yang mendapatkan pilihan terbanyak dari rakyatlah yang
akan menjadi pemimin negara.
8. Kebebasan Beorganisasi dan Berkoloni.
Masyarakat yang hidup di negara demokrasi memiliki hak
penuh untuk mendirikan ataupun mengikuti organisasi
tertentu. Hal ini terbukti dengan adanya banyak partai politik
atauun organisasi masyarakat yang muncul ditengah-
tengah masyarakat pada negara demokrasi.

2. SYARAT-SYARAT NEGARA DEMOKRASI


a. Perlindungan konstitusional
b. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak
c. Pemilu yang bebas
d. Kebebasan untuk menyatakan pendapat
e. Kebebasan berserikat
f. Pendidikan Kewarganegaraan

3. MACAM-MACAM DEMOKRASI
Demokrasi telah menjadi sistem pemerintahan yang
diidealkan. Banyak negara menerapkan sistem politik
demokrasi. Masing-masing negara menerapkan sistem
demokrasi dengan pemahaman masing-masing.
Keanekaragaman pemahaman tersebut dapat dirangkum ke
dalam 3 sudut pandang, yaitu ideologi, cara penyaluran
kehendak rakyat, dan titik perhatian.
a. Berdasarkan ideologi
Berdasarkan sudut pandang ideologi, sistem politik
demokrasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu demokrasi
konstitusional atau demokrasi liberal dan demokrasi rakyat.
1) Demokrasi konstitusional (demokrasi liberal)
Dasar pelaksanaan demokrasi konstitusional adalah
kebebasan individu. Ciri khas pemerintahan
demokrasi konstitusional adalah kekuasaan
pemerintahannya terbatas dan tidak diperkenankan
banyak campur tangan dan bertindak sewenang-
wenang terhadap warganya. Kekuasaan pemerintah
dibatasi oleh konstitusi.
2) Demokrasi rakyat
Demokrasi rakyat mencita-citakan kehidupan tanpa
kelas sosial dan tanpa kepemilikan pribadi. Demokrasi
rakyat merupakan bentuk khusus demokrasi yang
memenuhi fungsi diktator proletar. Pada masa Perang
Dingin, sistem demokrasi rakyat berkembang di
negara-negara Eropa Timur, seperti Cekoslovakia,
Polandia, Hungaria, Rumania, Bulgaria, Yugoslavia,
dan Tiongkok. Sistem politik demokrasi rakyat disebut
juga “demokrasi proletar” yang berhaluan Marxisme-
komunisme.
b. Berdasarkan cara penyaluran kehendak rakyat
Berdasarkan cara penyaluran kehendak rakyat, sistem
politik demokrasi dapat dibedakan menjadi tiga macam,
yaitu demokrasi langsung, demokrasi perwakilan atau
demokrasi representatif, dan demokrasi perwakilan sistem
referendum.
1) Demokrasi langsung
Dalam sistem demokrasi langsung, rakyat secara
langsung mengemukakan kehendaknya dalam rapat
yang dihadiri oleh seluruh rakyat. Demokrasi ini dapat
dijalankan apabila negara berpenduduk sedikit dan
berwilayah kecil. Sistem ini pernah berlaku di Negara
Athena pada zaman Yunani Kuno (abad IV SM).
2) Demokrasi perwakilan (demokrasi representatif)
Di masa sekarang, bentuk demokrasi yang dipilih
adalah demokrasi perwakilan. Hal ini disebabkan
jumlah penduduk terus bertambah dan wilayahnya
luas sehingga tidak mungkin menerapkan sistem
demokrasi langsung. Dalam demokrasi perwakilan,
rakyat menyalurkan kehendak dengan memilih wakil-
wakilnya untuk duduk dalam lembaga perwakilan
(parlemen).
3) Demokrasi perwakilan sistem referendum
Demokrasi perwakilan dengan sistem referendum
merupakan gabungan antara demokrasi langsung dan
demokrasi perwakilan. Rakyat memilih wakil mereka
untuk duduk dalam lembaga perwakilan, tetapi
lembaga perwakilan tersebut dikontrol oleh pengaruh
rakyat dengan sistem referendum dan inisiatif rakyat.
c. Berdasarkan titik perhatian
Berdasarkan titik perhatiannya, sistem politik demokrasi
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu demokrasi formal,
demokrasi material, dan demokrasi gabungan.
1) Demokrasi formal
Demokrasi formal disebut juga demokrasi liberal atau
demokrasi model Barat. Demokrasi formal adalah
suatu sistem politik demokrasi yang menjunjung tinggi
persamaan dalam bidang politik, tanpa disertai upaya
untuk mengurangi atau menghilangkan kesenjangan
dalam bidang ekonomi. Dalam demokrasi formal,
semua orang dianggap mempunyai derajat dan hak
yang sama.
2) Demokrasi material
Demokrasi material adalah sistem politik demokrasi
yang menitikberatkan pada upaya-upaya
menghilangkan perbedaan dalam perlindungan secara
konstitusional atas hak-hak warga negara berarti hak-
hak warga negara itu dilindungi oleh konstitusi atau
Undang Undang Dasar. Badan kehakiman atau
peradilan yang bebas dan tidak memihak artinya
badan atau lembaga itu tidak dapat dicampurtangani
oleh lembaga manapun, termasuk pemerintah, serta
bertindak adil. Pemilihan umum yang bebas artinya
pemilihan umum yang dilakukan sesuai dengan hati
nurani, tanpa tekanan atau paksaan dari pihak
manapun.
3) Demokrasi gabungan
Demokrasi gabungan adalah demokrasi yang
menggabungkan kebaikan serta membuang
keburukan demokrasi formal dan demokrasil
material. Persamaan derajat dan hak setiap orang
diakui, tetapi demi kesejahteraan seluruh aktivitas
rakyat dibatasi. Upaya yang dilakukan oleh
pemerintah untuk kesejahteraan rakyat, jangan
sampai mengabdikan apalagi menghilangkan
persamaan derajat dan hak asasi manusia.
4. Ciri-Ciri Demokrasi Pancasila

Demokrasi Pancasila yang berlaku di Indonesia memiliki ciri-ciri


yang spesifik dengan kebutuhan bangsa dan negara yang
berbeda dengan demokrasi yang diberlakukan di negara lain.
Idris Israil di dalam bukunya, Pendidikan Pembelajaran dan
Penyebaran Kewarganegaraan (2005:52-53), mengungkapkan
beberapa ciri-ciri Demokrasi Pancasila Indonesia. Diantaranya
sebagai berikut:

1. Kedaulatan ada di tangan rakyat, yang memiliki arti bahwa


kekuasaan tertinggi ada pada kehendak rakyat.
2. Selalu berdasarkan kekeluargaan dan gotong-royong, bahwa
demokrasi tidak lepas dari prinsip kekeluargaan dan juga gotong
royong yang memang sudah menjadi ciri dan budaya
masyarakat ketimuran terutama Indonesia. Baca: Manfaat
Demokrasi dalam Kehidupan Bermasyarakat.
3. Cara pengambilan keputusan melalui musyawarah untuk
mencapai mufakat, yang mana mengambil atau memperoleh
keputusan selelu melalui jalan musyawarah bersama bukan
dengan memaksakan kehendak golongan saja.
4. Tidak kenal adanya partai pemerintahan dan partai oposisi,
demokrasi artinya netral dan tidak memihak karena semua
lapisan masyarakat bersama membangun bangsa dan negara
tanpa terkecuali dan tanpa membawa misi pribadi maupun
golongan.
5. Diakui adanya keselarasan antara hak dan kewajiban, demokrasi
mengakui persamaan hak serta kewajiban bukan hanya
kewajiban saja namun melupakan hak atau sebaiknya tapi
berjalan beriringan demi mencapai masyarakat madani.
Baca: Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia
6. Menghargai hak asasi manusia, hak asai merupakan hak
mendasar yang tak boleh diganggu gugat oleh siapapun bahkan
oleh negara.
7. Ketidaksetujuan pada kebijakan pemerintah disalurkan melalui
wakil-wakil rakyat yang duduk dalam lembaga tinggi negara yang
merupakan salah satu Fungsi DPR. Tidak mendukung adanya
demonstrasi maupun pemogokan karena menimbulkan kerugian.
8. Tidak menganut sistem monopartai, atau partai tunggal atau
dengan kata lain memonopoli hak politik warga negara yang
bertentangan dengan Fungsi Partai Politik itu sendiri.
9. Pemilu dilaksanakan secara terbuka dan jujur serta adil ini
merupakan fungsi pemilu yang selalu dijunjung tinggi di
Indonesia.
10. Tidak kenal adanya diktator mayoritas dan tirani minoritas, ini
mengandung makna persamaan warga negara yang memiliki
kedudukan yang sama di segala bidang tanpa terkecuali tanpa
membedakan apapun.
11. Mendahulukan kepentingan rakyat atau kepentingan umum,
dalam demokrasi mendahulukan kepentingan umum adalah hal
utama yang harus dilaksanakan daripada kepentingan pribadi
maupun golongan.

5. PRINSIP-PRINSIP DEMOKRASI YANG BERLAKU


UNIVERSAL
Suatu pemerintahan dinilai demokratis apabila dalam
mekanisme pemerintahannya diwujudkan prinsip-prinsip
demokrasi. Prinsip-prinsip tersebut berlaku universal.
Maksudnya adalah keberhasilan suatu negara dalam
menerapkan demokrasi dapat diukur berdasarkan prinsip-
prinsip tertentu. Tolok ukur tersebut juga dapat digunakan
untuk menilai keberhasilan pelaksanaan demokrasi di negara
lainnya. Menurut Inu Kencana Syafi ie, prinsip-prinsip
demokrasi yang berlaku universal antara lain:
a. Adanya pembagian kekuasaan
Pembagian kekuasaan dalam negara berdasarkan
prinsip demokrasi, dapat mengacu pada pendapat John
Locke mengenai trias politica. Kekuasaan negara
terbagi menjadi 3 bagian, yaitu eksekutif, legislatif, dan
yudikatif. Ketiga lembaga tersebut memiliki kesejajaran
sehingga tidak dapat saling menguasai.
b. Pemilihan umum yang bebas
Kedaulatan tertinggi dalam negara demokrasi berada di
tangan rakyat. Namun tentunya, kedaulatan tersebut
tidak dapat dilakukan secara langsung oleh setiap
individu. Kedaulatan tersebut menjadi aspirasi seluruh
rakyat melalui wakil-wakil rakyat dalam lembaga
legislatif. Untuk menentukan wakil rakyat, dilakukan
pemilihan umum. Dalam pelaksanaannya, setiap warga
masyarakat memiliki kebebasan untuk memilih wakil
yang dikehendaki. Tidak dibenarkan adanya
pemaksaan pilihan dalam negara demokrasi. Selain
memilih wakil rakyat, pemilihan umum juga dilakukan
untuk memilih presiden dan wakil presiden. Rakyat
memiliki kebebasan untuk memilih pemimpin negara.
c. Manajemen yang terbuka
Untuk mencegah terciptanya negara yang kaku dan
otoriter, rakyat perlu diikutsertakan dalam menilai
pemerintahan. Hal tersebut dapat terwujud apabila
pemerintah mempertanggungjawabkan pelaksanaan
pemerintahan, pembangunan dan pelayanan
kemasyarakatannya di hadapan rakyat.
d. Kebebasan individu
Dalam demokrasi, negara harus menjamin kebebasan
warga negara dalam berbagai bidang. Misalnya,
kebebasan mengungkapkan pendapat, kebebasan
berusaha, dan sebagainya. Namun tentunya,
kebebasan tersebut harus dilakukan dengan
bertanggung jawab. Perlu diingat bahwa kebebasan
satu orang akan dibatasi oleh kebebasan orang lain.
Dengan demikian, setiap masyarakat dapat melakukan
kebebasan yang dijamin undang-undang dengan tidak
merugikan kepentingan orang lain.
e. Peradilan yang bebas
Melalui pembagian kekuasaan, lembaga yudikatif
memiliki kebebasan dalam menjalankan perannya.
Lembaga ini tidak dapat dipengaruhi lembaga negara
yang lain. Dalam praktik kenegaraan, hukum berada
dalam kedudukan tertinggi. Semua yang bersalah di
hadapan hukum, harus mempertanggung jawabkan
kesalahannya.
f. Pengakuan hak minoritas
Setiap negara memiliki keanekaragaman masyarakat.
Keberagaman tersebut dapat dilihat dari suku, agama,
ras, maupun golongan. Keberagaman dalam suatu
negara menciptakan adanya istilah kelompok mayoritas
maupun kelompok minoritas. Kedua kelompok memiliki
hak dan kewajiban yang sama sebagai warga negara.
Untuk itu, negara wajib melindungi semua warga negara
tanpa membeda-bedakan satu sama lain.
g. Pemerintahan yang berdasarkan hukum
Dalam kehidupan bernegara, hukum memiliki
kedudukan tertinggi. Hukum menjadi instrumen untuk
mengatur kehidupan negara. Dengan demikian negara
bersamaan kedudukannya dalam hukum dan
pemerintahan.
h. Supremasi hukum
Penghormatan terhadap hukum harus dikedepankan
baik oleh pemerintah maupun rakyat. Tidak terdapat
kesewenang-wenangan yang bisa dilakukan atas nama
hukum. Oleh karena itu, pemerintahan harus didasari
oleh hukum yang berpihak pada keadilan.
i. Pers yang bebas
Dalam sebuah negara demokrasi, kehidupan dan
kebebasan pers harus dijamin oleh negara. Pers harus
bebas menyuarakan hati nuraninya terhadap
pemerintah maupun diri seorang pejabat.
j. Beberapa partai politik
Partai politik menjadi wadah bagi warga negara untuk
menyalurkan aspirasi politiknya. Setiap warga negara
memiliki kebebasan untuk memilih partai politik yang
sesuai dengan hati nuraninya. Maka dari itu, mulai
bergulirnya reformasi, negara memberikan kebebasan
bagi semua warga negara untuk mendirikan partai
politik. Pada tahun 1999, dilaksanakan pemilihan umum
multipartai pertama kali sejak Orde Baru. Mulai Pemilu
1999, setiap partai politik memiliki asas sesuai dengan
perjuangan politik masing-masing. Tidak lagi dikenal
asas tunggal bagi setiap partai politik. Namun tentunya,
pendirian partai politik harus sesuai dengan peraturan
yang ada. Selain itu, warga negara tidak diperbolehkan
mendirikan partai dengan asas maupun ideologi yang
dilarang oleh undang-undang.

Prinsip-prinsip negara demokrasi yang telah disebutkan di


atas kemudian dituangkan ke dalam konsep yang lebih praktis
sehingga dapat diukur dan dicirikan. Ciri-ciri ini yang kemudian
dijadikan tolok ukur untuk mengukur tingkat pelaksanaan
demokrasi yang berjalan di suatu negara. Tolok ukur tersebut
meliputi empat aspek, yaitu:
1) Masalah pembentukan negara
Proses pembentukan kekuasaan akan sangat
menentukan kualitas, watak, dan pola hubungan yang
akan terbangun. Pemilihan umum dipercaya sebagai
salah satu instrument penting yang dapat mendukung
proses pembentukan pemerintahan yang baik.
2) Dasar kekuasaan negara
Masalah ini menyangkut konsep legitimasi kekuasaan
serta pertanggungjawabannya secara langsung kepada
rakyat.
3) Susunan kekuasaan negara
Kekuasaan negara hendaknya dijalankan secara
distributif. Hal ini dilakukan untuk menghindari
pemusatan kekuasaan dalam satu tangan.
4) Masalah kontrol rakyat
Kontrol masyarakat dilakukan agar kebijakan yang
diambil oleh pemerintah atau negara sesuai dengan
keinginan rakyat

Seluruh negara modern yang ada di dunia saat ini


menerapkan sistem demokrasi dalam menjalankan
pemerintahannya, termasuk Negara kita Indonesia. Demokrasi
adalah pemerintahan dari, oleh dan untuk rakyat. Dalam sistem
demokrasi rakyat memegang kedaulatan tertinggi dalam negara.
Penerapan demokrasi di setiap negara berbdeda-beda, misalnya
Negara Amerika menerapkan sistem demokrasi Liberal, berbeda
dengan Indonesia yang menerapkan sistem demokrasi Pancasila.
Apakah kalian tahu apa itu sistem demokrasi Pancasila? Menurut
Cholisis (2013), demokrasi Pancasila yang kita kenal di Indonesia
tidak hanya mencakup demokrasi politik, tetapi juga mencakup
demokrasi ekonomi dan demokrasi sosial. Mari kita bahas satu
persatu.
A. Demokrasi politik
Secara nyata demokrasi politik dapat dilihat dalam lingkup kecil
seperti di dalam kelas atau sekolah. Di dalam kelas atau sekolah,
nasib siswa ditentukan oleh guru maupun kepala sekolah yang
bersangkutan. Demokrasi Pancasila mengakui hak dan
kewajiban dari masing-masing individu khususnya dalam
penentuan nasib individu itu sendiri.
B. Demokrasi Ekonomi
Demokrasi yang tujuan kebijaksanaan primernya ialah pembagian
kembali kekayaan dan pemerataan kesempatan ekonomi
(Cholisin, 2013:31). Pemerataan kesempata ekonomi tersebut
dilihat dari kesempatan setiap rakyat untuk meningkatkan
ekonomi mereka.
3. Demokrasi Sosial
Keadaan dimana masyarakat mendapat perlakuan yang sama
dan hormat terhadap setiap orang. Pandangan ini berbeda
dengan Karl Marx, memang tidak ada perbedaan antara kaya dan
miskin namun memunculkan kelas baru yaitu penguasa dan
rakyat.
Dengan adanya demokrasi Pancasila, maka diharapkan
akan terwujud pemerintahan yang kuat mengingat karena
pemerintahan ini diciptakan oleh rakyat itu sendiri karena
pemerintahan yang kuat adalah pemerintahan yang didukung
sepenuhnya oleh rakyat dengan tidak ada campur tangan
kepentingan pihak lain. Selain itu perkembangan demokrasi pada
masa ini diharapkan dapat menegakkan demokrasi yang
berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Mewujudkan bangsa yang
religius, manusiawi, bersatu, demokratis, adil dan sejahtera
sebagai wujud cita-cita bersama.
Demokrasi Pancasila adalah demokrasi konstitusional
sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 1 ayat (2) UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
Notonegoro menyatakan “Asal mula materiil Pancasila adalah
adat, tradisi, dan kebudayaan Indonesia. “Lima unsur yang
tercantum di dalam Pancasila adalah adat, tradisi, dan kebudayaan
Indonesia. “Lima unsur yang tercantum di dalam Pancasila bukanlah
hal-hal yang timbul baru dalam pembentukan negara Indonesia,
akan tetapi sebelumnya dan selama-lamanya telah dimiliki oleh
rakyat, bangsa Indonesia, yang nyata dan hidup dalam jiwa
masyarakat, rakyat dan bangsa Indonesia”. Oleh karena itu untuk
memahami nilai-nilai Pancasila dapat dilacak pada nilai yang telah
berkembang dalam masyarakat Indonesia.
1. Mendasarkan pada nilai kekeluargaan
2. Pepe “Duduak samo rendah, tegak samo tinggi “sebagai
akar budaya demokrasi”.
3. Politik rust en orde dan sebagian elit pergerakan ada
yang menolak ide demokrasi
4. Demokrasi Pancasila sebagai nilai dan instrumen
5. Demokrasi Pancasila mencakup demokrasi politik,
ekonomi, dan sosial
Seperti dikemukakan di atas keunikan demokrasi Pancasila
terletak:
1. Pada cakupannya tidak terbatas dalam arti demokrasi politik,
tetapi juga mencakup demokrasi ekonomi dan demokrasi sosial.
Indikator terwujudnya ketiga aspek yaitu demokrasi politik
terwujud bila dalam distribusi kekuasaan masyarakat berada di
atas negara. Demokrasi sosial terjadi jika jaminan kesejahteraan
rakyat/warga negara mendapat lokasi memadai. Demokrasi
ekonomi terwujud bila kekuasaan produktif berada di tangan
bagian terbesar masyarakat.

2. Pada spirit yang dikandungnya yakni religius, humanis,


kolektivisme/ kekeluargaan (pola kehidupan desa). Atau
spiritualis (religius) (sila 1), keadilan (sila II dan V), dan
kekeluargaan (sila III dan IV)

3. Meskipun kelembagaan demokrasi modern yang digunakan


tetapi dalam pengambilan keputusan menggunakan mekanisme
dari pranata sosial budaya asli yakni sistem permusyawaratan.

TUGAS KELOMPOK

TULISKANLAH KLEBIHAN DAN KEKURANGAN DEMOKRASI PANCASILA

KELEBIHAN
.............................................................................................................

..............................................................................................................

.............................................................................................................
KEKURANGAN
.............................................................................................................

..............................................................................................................

...........................................................................................................
REFERENSI

Irawan, Benny Bambang. 2007. Perkembangan Demokrasi di


Negara
Indonesia. Jurnal Hukum dan Dinamika Masyarakat
Vol. 5 No.1 Oktober 2007 hal. 54-64 Fakultas UNTAG
Hukum Semarang (diakses dari
https://jurnal.untagsmg.ac.id/index.php/hdm/article/download/
312/364 pada 26 Mei 2018).
Kelebihan dan kekurangan Demokrasi Terpimpin di Indonesia
https://guruppkn.com/kelebihan-dan-kekurangan-demokrasi-
terpimpin-di-indonesia (di unduh pada tanggal 24 Mei 2018
jam 20:40)
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas XI
SMA/MA/SMK/MAK. Jakarta: Pusat Kurikulum dan
Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud
Latif, Yudi. (2011). Negara Paripurna: Historisitas, Rasionalitas, dan
Aktualitas Pancasila. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
Yuliastuti, Rima. 2011. Pendidikan Kewargenegaraan untuk
SMA/MA/SMK Kelas XI. Jakarta: Pusat Kurikulum dan
Perbukuan Balitbang Kemendikbud

Anda mungkin juga menyukai