Anda di halaman 1dari 4

NAMA : NIA SEPTIANI PERTIWI PANJAITAN

NIM : 1902006
MATKUL : SISTEM INFORMASI KESEHATAN
JAMKESMAS (JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT)
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Program Jaminan Kesehatan Sosial
merupakan program nasional yang memberikan kemudahan biaya perawatan kesehatan bagi
masyarakat miskin dan yang hampir miskin di Indonesia. Program ini diperkenalkan oleh
Departemen Kesehatan pada tahun 2007 untuk menanggapi mandat Konstitusi dalam
menyediakan sistem jaminan sosial bagi seluruh penduduk Indonesia sebagaimana tercantum
pada UUD RI 1945 pasal 34 ayat 2.
Jamkesmas menggantikan Program Askeskin yang dikelola oleh PT ASKES. Menurut
pedoman teknis Jamkesmas 2011, tujuan keseluruhan dari Jamkesmas adalah untuk
meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan seluruh penerima Jamkesmas untuk
menjamin bahwa kesehatan yang optimal secara efektif dan efisien dapat dicapai. Tujuan khusus
dari program ini adalah:
a. untuk menyediakan kemudahan akses terhadap jaringan penyedia layanan
kesehatan Jamkesmas,
b. untuk mempromosikan perawatan kesehatan standar pada semua anggota untuk
mencegah layanan yang berlebihan yang dapat membuat tambahan beban biaya,
c. untuk melaksanakan manajemen keuangan Jamkesmas yang transparan dan
akuntabel.
Sasaran para penerima program Jamkesmas adalah populasi masyarakat miskin dan yang
hampir miskin di Indonesia, yaitu penduduk yang tidak tertanggung dalam program jaminan
kesehatan lainnya, seperti Askes dan Jaminan kesehatan swasta sebesar 76,4 juta orang. Data
keanggotaan JAMKESMAS tahun 2010 berdasarkan data demografi makro tahun 2005 yang
diberikan oleh Biro Pusat Statistik (BPS).
Berdasarkan data tersebut, Departemen Kesehatan menetapkan kuota keanggotaan untuk
setiap kabupaten / kota. Daftar anggota JAMKESMAS ini ditandatangani oleh Bupati/Walikota
dan digunakan sebagai basis data Jamkesmas hingga tahun 2008. Menjelang akhir tahun 2008,
BPS memberikan data baru masyarakat miskin berdasarkan nama dan alamat, dimana jumlah
penduduk miskin tersebut berkurang menjadi 60,3 juta orang dibanding data tahun 2005.
Pembaharuan daftar kemudian dilakukan pula oleh BPS pada tahun 2010 melalui PPLS-
2010 (Pendataan Perlindungan Sosial-2010), namun baru akan tersedia pada tahun 2012. BPS
memperbarui data secara berkala. Untuk data statistik demografis, BPS melakukan sensus tiap
sepuluh tahun. Lima tahun setelah sensus, BPS melakukan survei Antar Sensus (SUPAS). Data
yang digunakan untuk garis kemiskinan berdasarkan Survei Sosial-ekonomi, yang dilakukan
setiap lima tahun. Data Jamkesmas memerlukan data spesifik yang mengidentifikasi kelompok
penduduk yang dikategorikan sebagai miskin. Data ini dihasilkan melalui Program Identifikasi
Penerima Bantuan Layanan Sosial 2008, yang bertujuan untuk mengidentifikasi penerima
bantuan untuk Program Transfer Tunai (BLT) tahun 2008. Pada tahun 2011, BPS berencana
untuk melakukan kajian serupa untuk memperbaharui data tahun 2008. Program Jamkesmas
didanai dari dana APBN melalui anggaran kementerian kesehatan di bawah skema alokasi
bersama.
Skema pendanaan ini digunakan untuk mendanai fungsi pemerintahan bersama antara
pusat dan pemerintah Kabupaten/Kota. Dalam skema ini, Departemen Kesehatan mengontrol
dana terkait perencanaan dan penyaluran ke fasilitas kesehatan. Dana Jamkesmas disalurkan ke
fasilitas kesehatan, dimana kontrak dengan Jamkesmas tersebut didasarkan pada klaim yang
diajukan oleh penyedia layanan kesehatan. Dalam rangka pengendalian biaya perawatan
kesehatan dan penyediaan standarisasi paket intervensi di Jamkesmas, Depkes telah menerapkan
Indonesian Diagnosis Related Group (INA-DRG), sebuah sistem pengkodean untuk
mengklasifikasikan masalah kesehatan di rumah sakit ke dalam salah satu yang telah ditentukan
dari 500 kelompok diganosis untuk tujuan pembayaran
1.  Tujuan Jamkesmas
Secara umum, program Jamkesmasbertujuan meningkatkanakses dan mutu pelayanan
kesehatan yang dapat diakses dan bermutu sehingga tercapai derajat kesehatan yang
optimal secara efektif dan efisien bagi seluruh peserta Jamkesmas. Sedangkan  tujuan khusus
program ini adalah:
a. Memberikan kemudahan dan akses pelayanan kesehatan kepada peserta di seluruh jaringan
PPK (penyedia pelayanan kesehatan) Jamkesmas (Puskesmas serta jaringannya, dan rumah
sakit).
b. Mendorong peningkatan pelayanan kesehatan yang terstandar bagi peserta, tidak berlebihan,
sehingga terkendali mutu dan biayanya 
c.Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang transparan dandapat dipertanggung
jawabkan (akuntabel)
d. Meningkatkan jumlah peserta (masyarakat tidak mampu) yang dicakupagar mendapat
pelayanan kesehatan di jaringan PPK Jamkesmas 
e.  Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin

2.  Peserta Jamkesmas


Sasaran program Jamkesmas ini adalah masyarakat miskin dan tidak mampu diseluruh 
Indonesia yang tidak mempunyai jaminan kesehatan lainnya.
     peserta yang dijamin dalam Program Jamkesmas tersebut meliputi :
a. Masyarakat miskin dan tidak mampu, yang telah ditetapkan oleh Surat Keputusan (SK)
Bupati/Walikota tahun 2008berdasarkan kuota kabupaten/kota (BPS) yang dijadikan
basis data (database)nasional.
b. Gelandangan, pengemis, anak dan orang terlantar, serta masyarakat miskin yang tidak
memiliki identitas (atau kerap disebutkan sebagai “peserta non-kartu”) 
c. Semua peserta Program Keluarga Harapan (PKH) (baik yang sudah atau yang belum
mempunyai kartu Jamkesmas).
d. Semua penderita penyakit Thalasemia mayor
e. Semua pasien yang menerima Jaminan Persalinan (Jampersal)  
f. Ibu hamil dan melahirkan serta bayi yang dilahirkan (sampai umur 28 hari) yang tidak
memiliki jaminan kesehatan.
g. Masyarakat miskin yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1185/Menkes/SK/XII/2009 tentang Peningkatan Kepesertaan Jamkesmas bagi Panti
Sosial, Penghuni Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan Negara serta Korban
Bencana Pasca Tanggap Darurat.
Namun Kepesertaan Jamkesmas memiliki masa berlaku, yaitu bermula semenjak
ditetapkannya penggunaan kartu Jamkesmas (oleh Kementerian Kesehatan) hingga
ditetapkannya penggunaan kartu yang baru, yang berarti kartu yang lama tidak lagi berlaku.

3.   Pelaksanaan Program Jamkesmas


1. UU SJSN menyebutkan sejumlah prinsip penyelenggaraan Jaminan Kesehatan yang turut
digunakan  Jamkesmas, yaitu :

a. Jamkesmas dikelola secara nasional. Jamkesmas dapat diakses olehseluruh


peserta dari berbagai wilayah di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b. Nirlaba, artinya pengelolaan dana amanat tidak dimaksudkan untuk mencari
untung/laba, melainkan untuk memenuhi sebesar-besarnya kepentingan peserta.
c. Portabilitas (dari kata portable, artinya mudah dibawa-bawa), artinya meskipun
peserta berpindah pekerjaan atau tempat tinggal (selama berada di dalam wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia), jaminan kesehatan tetap dapat diterima
secara berkelanjutan. Dapat juga diartikan walaupun  memerlukan pelayanan
rujukan di tempat lain (selama berada di dalam wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan termasuk jaringan PPK Jamkesmas) jaminan kesehatan
tetap dapat diterima.
d. Transparan, efisien, dan efektif.

 2. Pelaksanaan program Jamkesmas tersebut merupakan upaya untuk menjaga kesinambungan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu yang merupakan masa transisi
sampai dengan diserahkannya program jaminan kesehatan kepada Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) Kesehatan sesuai UU Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial.
   3. Program Jamkesmas dilaksanakan sebagai amanat Pasal 28 H ayat (1) UUD Negara RI Tahun
1945, yang menyatakan bahwa ”Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat
tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan.”
    4. UU No.36 Tahun 2009 tentang “Kesehatan”
   5. Selain itu berdasarkan Pasal 34 ayat (3) UUD Negara RI Tahun 1945 dinyatakan bahwa
“Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas
pelayanan umum yang layak.”

4. kelemahan jamkesmas
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menyatakan ada lima kelemahan yang signifikan pada
pengelolaan dan pertanggungjawaban program Jaminan Kesehatan masyarakat (Jamkesmas) dan
Jamkesda.
Kelemahan itu terjadi di Kementerian Kesehatan, pemberi pelayanan kesehatan (PPK), Pemerintah
Provinsi/Kabupaten/Kota serta instansi terkait lainnya pada tahun Anggaran 2010 sampai dengan
Semester I TA 2012. Anggota VI BPK Rizal Djalil menjelaskan Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan
dengan tujuan tertentu (PDTT) untuk mengetahui dan menilai empat hal.
Pertama adalah apakah seluruh peserta Jamkesmas telah terlayani program tersebut. Kedua apakah
sistem pengendalian intern (SPI) atas kepesertaan, pelayanan, penyaluran dan penggunaan dana serta
penanggungjawaban program telah dirancang dan dilaksanakan secara memadai. Tiga apakah dana
Jamkesmas dan Jamkesda telah diterima oleh PPK dalam jumlah, waktu dan cara yang tepat. Dan
keempat apakah dana Jamkesnas telah dipergunakan tepat sasaran dan dipertanggungjawabkan sesuai
petunjuk yang berlaku.
"Lima kelemahan itu adalah, pertama belum adanya database kepesertaan yang akurat,
pemutakhiran data masyarakat miskin tidak baik dan adanya perbedaan data antar instansi. Kedua masih
terdapat resiko masyarakat miskin belum dapat memeroleh pelayanan kesehatan gratis dan tidak tercakup
baik dalam Jamkesmas maupun Jamkesda, Ketiga penyaluran, pencairan, penggunaan dan
pertanggungjawaban dana Jamkesmas belum sesuai dengan pedoman pelaksanaannya pada 2010 dan
2011. Empat review kinerja pengelola program tidak dilakukan dan umpan balik atas pelaporan yang
telah dilakukan pengelola Jamkesmas tingkat daerah tidak diberikan secara berkala oleh pengelola tingkat
pusat. " papar Rizal di Jakarta, Selasa (19/3).
"Kelima adalah tim pengelola dan tim koordinasi Jamkesmas provinsi/kabupaten/kota belum
sepenuhnya melaksanakan monitoring dan evaluasi serta penyetoran sisa Jamkesmas tahun 2010 dan
2011 belum selesai dilaksanakan."
Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, Rizal menyatakan belum sepenuhnya peserta Jamkesmas
dapat terlayani oleh program itu. Program tersebut juga dinilai belum sepenuhnya sesuai dengan pedoman
pelaksanaan program jaminan pelayanan kesehatan 2010 dan 2011, peraturan daerah terkait Jamkesda dan
mengenai tarif rumah sakit yang telah ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai