Disusun Oleh :
Sulistyana
Ismia Erea
Putri Maya Sari Siregar
Riri Herni Putri Siregar
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kuliah. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Asuhan Kebidanan Kehamilan
bagi para pembaca dan juga bagi penyusun.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Ibu Siti Maryam M.Kes, selaku Dosen mata Kuliah
AsKeb I yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang penyusun tekuni.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.
Penyusun menyadari, makalah yang penyusun tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penyusun nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penyusun
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................................3
1.3 Tujuan Masalah................................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................5
2.1 genetalia eksternal dan internal wanita..............................................................................................5
2.1.1 Organ genitalia wanita bagian terluar.........................................................................................5
2.1.2 Organ Reproduksi Bagian Dalam...............................................................................................6
2.2 Anatomi panggul...............................................................................................................................7
2.2.1 Panggul wanita terdiri dari :........................................................................................................7
2.2.2 Fungsi Panggul Wanita...............................................................................................................8
2.2.3 Bentuk-bentuk Panggul Wanita..................................................................................................8
2.3 siklus menstruasi...............................................................................................................................9
2.3.1 Usia Mentruasi Pertama............................................................................................................10
2.3.2 Gejala-gejala pada Siklus Menstruasi.......................................................................................10
2.4 konsep Kehamilan...........................................................................................................................13
2.4.1 Penyebab terjadinya kehamilan................................................................................................13
2.4.2 menentukan usia kehamilan......................................................................................................14
2.5 pertumbuhan dan perkembangan konsepsi......................................................................................15
2.6 Struktur dan fungsi amnion,tali pusat, dan plasenta.........................................................................20
2.6.1 struktur amnion.........................................................................................................................20
2.6.2 Struktur tali pusat......................................................................................................................21
2.6.3 Struktur dan fungsi plasenta......................................................................................................21
2.6.4 Sirkulasi plasenta/ sirkulasi darah fetus....................................................................................21
BAB III PENUTUP...................................................................................................................................23
3.1 KESIMPULAN...............................................................................................................................23
REFERENSI..............................................................................................................................................24
Berdasarkan letaknya organ reproduksi wanita dibagi menjadi 2 yaitu organ genitalia bagian luar
(eksterna) yang lebih berperan untuk senggama dan organ reproduksi bagian dalam (interna)
yang berperan sebagai tempat untuk ovulasi, pembuahan sel telur, transportasi, implantasi
(melekatnya janin), dan tumbuh kembang janin.
• Mons veneris. Ini adalah bagian menonjol yang menutupi tulang kemaluan, tersusun dari
jaringan lemak dan sedikit jaringan ikat. Mons veneris adalah bagian yang mulai ditumbuhi
rambut kemaluan saat anak perempuan memasuki masa pubertas.
• Labia mayora atau bibir kemaluan besar. Tersusun dari jaringan lemak dan kelenjar keringat.
Letaknya di bawah mons veneris dan memanjang hingga ke perineum, area kulit antara lubang
vagina dan anus.
• Labia minora atau bibir kemaluan kecil. Letaknya di dalam labia mayora, yang tersusun dari
jaringan lemak dengan banyak pembuluh darah. Baik labia mayora maupun labia minora
merupakan bagian sensitif yang bisa menerima rangsangan seksual.
• Klitoris. Bagian ini berbentuk seperti sebutir kacang hijau. Sifat erektil pada klitoris hampir
sama seperti penis pada pria, sehingga sensitif terhadap rangsangan.
• Vestibulum. Pada bagian bawah klitoris, terdapat rongga pembatas dua sisi labia minora yang
bernama vestibulum. Di sinilah terdapat saluran kecing dan muara vagina. Di dalam vestibulum
terdapat kelenjar bartholin atau vestibular yang menghasilkan cairan yang menjadi pelumas saat
berhubungan seksual.
Sementara itu, alat reproduksi wanita bagian dalam berbentuk seperti buah pir terbalik yang
bertanduk dengan ukuran 7,5 x 5 cm. Di sinilah kegiatan reproduksi terjadi. Bagian yang
menyusunnya mulai dari jalan masuknya adalah:
• Vagina. Bagian yang paling sering disebut sebagai alat reproduksi wanita ini memiliki tempat
di bagian dalam, di belakang kandung kemih. Fungsi vagina adalah jalan masuk sperma menuju
rahim dan jalan keluar darah menstruasi serta jalur lahir bayi.
• Serviks. Jalan masuk antara rahim (uterus) dan vagina ini disebut leher rahim. Bagian yang
paling rentan terhadap penyakit ini berbentuk dinding sempit namun dapat melebar ketika proses
persalinan.
• Uterus. Inilah ruang untuk janin tumbuh dan berkembang. Bentuknya menyerupai buah pir
yang gepeng dan tersusun dari lapisan otot yang memiliki sifat elastis sehingga bisa membesar
sesuai dengan perkembangan janin. Posisinya pun tidak lurus dengan vagina, melainkan
membentuk sudut seperti posisi orang membungkuk. Selama proses persalinan, uterus akan
mengalami kontraksi yang akan membantu janin keluar lewat jalan lahir.
• Tuba falopi. Tuba falopi menghubungkan ovarium dan uterus. Saluran telur yang berada di
kanan dan kiri rahim ini berfungsi sebagai tempat terjadinya pembuahan dan persiapan hasil
pembuahan sebelum menuju rahim.
• Ovarium. Sama seperti tuba falopi, indung telur juga berjumlah dua buah dan terletak di kedua
sisi rahim. Ovarium berbentuk oval sebesar ibu jari. Di sinilah produksi sel telur (ovum), hormon
estrogen, dan progesteron terjadi. Setiap 28 hari, ovarium mengeluarkan sel telur secara
bergantian yang menyebabkan siklus menstruasi.
Siklus ini berjalan sekitar 4 minggu, dimulai sejak hari pertama menstruasi, hingga hari pertama
menstruasi berikutnya tiba. Siklus menstruasi pada seorang wanita diatur oleh berbagai hormon,
baik yang dihasilkan oleh organ reproduksi maupun kelenjar lain. Beberapa hormon yang terlibat
adalah GnRH (gonadotropin relasing hormone), FSH (folicle stimulating hormone), LH
(luteinizing hormone), estrogen, dan progesteron.
Berdasarkan perubahan kondisi rahim dan konsentrasi hormon, siklus menstruasi dibagi menjadi
beberapa fase, yaitu:
Fase menstruasi. Fase menstruasi merupakan fase pertama di dalam siklus menstruasi.
Fase ini ditandai dengan terjadinya peluruhan dinding rahim yang berisi pembuluh darah
dan cairan lendir. Fase menstruasi terjadi ketika sel telur tidak dibuahi sehingga tidak
terjadi kehamilan. Kondisi ini menyebabkan dinding uterus yang mengalami penebalan
pada fase-fase sebelumnya untuk mempersiapkan terjadinya kehamilan, tidak lagi
diperlukan oleh tubuh.
Fase folikular. Fase ini terjadi ketika kelenjar hipotalamus di otak mengeluarkan GnRH
untuk merangsang kelenjar pituitari atau hipofisis sehingga mengeluarkan FSH. FSH
akan merangsang indung telur atau ovarium untuk membentuk folikel yang berisi sel
telur yang belum matang. Folikel akan terus berkembang selama sekitar 16 hari
bersamaan dengan perkembangan sel telur. Folikel yang sedang mengalami pematangan
akan mengeluarkan hormon estrogen yang mulai merangsang penebalan dinding rahim.
Fase ovulasi. Fase ovulasi terjadi ketika ovarium melepaskan sel telur yang sudah
matang ke saluran indung Sel telur akan keluar dari ovarium pada saat kadar LH di dalam
tubuh mencapai puncaknya. Sel telur yang keluar dari ovarium akan berjalan menuju
rahim untuk siap dibuahi oleh sperma. Jika tidak dibuahi, sel telur akan melebur 24 jam
setelah terjadinya ovulasi. Pada wanita yang memiliki siklus menstruasi selama 28 hari,
umumnya ovulasi terjadi pada hari ke 14. Pada masa ini, vagina akan mengeluarkan
lendir serviks.
Fase luteal. Fase ini terjadi ketika folikel yang sudah mengeluarkan sel telur yang sudah
matang berubah menjadi jaringan yang dinamakan korpus luteum. Korpus luteum akan
mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron untuk menjaga agar dinding uterus atau
rahim tetap tebal, sehinga uterus tetap siap menampung sel telur jika sudah dibuahi. Jika
terjadi kehamilan, tubuh wanita akan mengeluarkan hormon HCG (Human Chorionic
Gonadotropin) untuk menjaga agar korpus luteum tetap ada di dalam ovarium sehingga
dinding uterus tidak meluruh. Akan tetapi jika tidak terjadi kehamilan, korpus luteum
akan meluruh sehingga kadar hormon estrogen dan progesteron dalam darah juga akan
Normalnya menstruasi terjadi sekitar 3-7 hari pada kebanyakan wanita. Meski demikian, tidak
semua wanita mengalami siklus yang sama, bahkan di antara wanita yang berusia hampir sama.
Siklus mentruasi terkadang bisa datang lebih cepat atau lebih lambat, dengan perbedaan yang
berkisar antara 21 hingga 35 hari.
Siklus menstruasi pertama terjadi pada gadis remaja saat mereka memasuki masa pubertas,
biasanya diawali pada usia 12 tahun atau sekitar 2-3 tahun setelah payudara mulai tumbuh. Usia
pertama menstruasi yang dialami oleh seorang anak juga umumnya terjadi pada usia yang sama
dengan ibu atau kakak perempuan mereka.
Menstruasi pertama bisa datang lebih cepat atau lambat. Ada yang mengalaminya sejak sekitar
usia 8 tahun, dan ada yang baru mengalaminya di atas usia 12 tahun. Meski demikian, sebagian
besar gadis remaja sudah mengalami menstruasi secara rutin pada usia 16 hingga 18 tahun.
Menstruasi akan terus berlangsung sampai menopause tiba. Menopause dapat terjadi pada wanita
berusia 40 tahun hingga pertengahan usia 50 tahun.
Dalam siklus menstruasi, perubahan kadar hormon dalam tubuh wanita akan terjadi. Berubahnya
jumlah hormon bisa memengaruhi fisik dan emosi, yang dapat muncul beberapa hari sebelum
menstruasi. Gejala ini disebut sindrom pramenstruasi atau premenstrual syndrome (PMS).
Sejumlah perubahan fisik dan emosi yang biasanya muncul sebelum menstruasi adalah:
Lelah
Sakit kepala
Perut kembung
Payudara menjadi sensitif
Kenaikan berat badan
Nyeri pada otot dan sendi
Diare atau konstipasi
Muncul jerawat.
Keluarnya cairan dari vagina atau keputihan normal sebelum menstruasi.
Sementara, perubahan emosi yang bisa terjadi pada saat wanita mengalami PMS adalah:
Uring-uringan
Suasana hati yang tidak stabil
Mahasiswa DIII Kebidanan STIKes Widya Husada Medan Page 10
Sulit konsentrasi
Mudah menangis
Sulit tidur
Perubahan nafsu makan
Kecemasan berlebihan
Turunnya rasa percaya diri
Gairah seks yang menurun.
Pada beberapa wanita, gejala PMS dapat sangat mengganggu aktivitas sehari-hari, sehingga
memaksa wanita yang mengalami PMS berat untuk beristirahat. Akan tetapi terlepas dari
seberapa parah gejala PMS yang diderita, gejala-gejala tersebut akan mereda setelah sekitar 4
hari.
Selama menstruasi, sakit atau kram perut juga dapat terjadi. Apabila Anda mengalami sakit atau
kram perut yang terasa mengganggu aktivitas sehari-hari, sejumlah cara berikut bisa bermanfaat
untuk menguranginya:
Durasi serta volume perdarahan pada siklus menstruasi yang dialami masing-masing wanita
berbeda-beda. Tiap wanita dianjurkan untuk memperhatikan atau mencatat siklus menstruasinya
agar dapat segera menyadari jika muncul kejanggalan tertentu. Siklus menstruasi yang tidak
biasa atau volume darah yang berlebihan terkadang dapat menandakan adanya masalah
kesehatan.
Gejala kelainan siklus menstruasi berbeda-beda untuk setiap kelainan. Namun secara umum,
gejala yang perlu diperhatikan sebagai tanda kelainan siklus menstruasi adalah:
Menstruasi belum terjadi pada kurun waktu 3 tahun setelah berkembangnya payudara
Menstruasi belum terjadi pada usia 15 tahun
Menstruasi belum terjadi pada usia 14 tahun diikuti dengan tanda-tanda hirsutisme.
Permasalahan dalam menstruasi yang umum terjadi dibagi dalam empat kategori, yaitu:
Menorrhagia
Menorrhagia adalah volume darah yang berlebihan saat menstruasi. Beberapa gejala dalam
kondisi ini adalah:
Volume darah yang terlalu banyak sehingga harus mengganti pembalut tiap jam dan ini
berlangsung selama beberapa jam
Harus menggunakan dua pembalut untuk menampung perdarahan
Harus bangun untuk mengganti pembalut pada saat tidur
Mengalami gejala anemia, misalnya lemas atau sesak napas
Durasi menstruasi yang berlangsung lebih dari 7 hari atau menstruasi lama
Mengeluarkan gumpalan-gumpalan darah berukuran besar selama lebih dari satu hari
Terpaksa membatasi rutinitas karena volume darah yang hilang berlebihan saat
menstruasi.
Kelainan ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari ketidakseimbangan hormon hingga
miom yang tumbuh pada rahim. Oleh karena itu, sebaiknya periksakan diri ke dokter apabila
Anda mengalami perdarahan yang berlebihan agar dapat ditangani secara seksama.
Metrorrhagia
Metrorrhagia merupakan perdarahan dari vagina yang terjadi diantara dua periode menstruasi.
Penyebab terjadinya metrorrhagia cukup beragam, dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan
hromon, infeksi, miom, hingga kanker. Jika muncul metrorrhagia, dianjurkan untuk
berkonsultasi dengan dokter untuk menjalani pemeriksaan sehingga dapat ditangani
penyebabnya. Pengobatan metrorrhagia bergantung kepada penyebab tejadinya metrorrhagia.
Oligomenorrhea
Haid biasanya datang tiap 21 hingga 35 hari. Tetapi, ada juga wanita yang mengalami menstruasi
secara tidak teratur, yaitu bila haid datang setelah 90 hari. Kondisi ini disebut sebagai
oligomenorrhoea.
Terdapat beberapa penyebabnya, seperti penggunaan kontrasepsi, obat penunda haid, olahraga
berat, gangguan pola makan, serta diabetes dan penyakit tiroid, sehingga penanganannya pun
berbeda-beda.
Amenorrhea
Sejumlah faktor alami yang dapat menyebabkan masalah ini, di antaranya adalah:
Kehamilan
Menyusui
Menopause.
Penyakit yang menyerang indung telur (ovarium), seperti polycystic ovarian syndrome (PCOS),
bekas luka pada dinding rahim, bentuk vagina abnormal, organ reproduksi yang tidak
berkembang sempurna, gangguan hormon tiroid, dan adanya tumor pada kelenjar pituitari atau
hipofisis di otak juga dapat mengakibatkan amenorrhea.
Konsumsi obat maupun pil KB, stres, olahraga yang berlebihan, dan berat badan yang terlalu
rendah juga bisa menyebabkan amenorrhea. Jika penyebabnya sudah diatasi, menstruasi akan
kembali normal.
Dysmenorrhea
Dysmenorrhea atau nyeri haid adalah hal biasa yang pernah dirasakan tiap wanita.
Dysmenorrhea yang biasanya terjadi sebelum dan pada saat menstruasi ini umumnya berupa
nyeri atau kram di perut bagian bawah yang terus berlangsung, dan terkadang menyebar hingga
ke punggung bawah serta paha. Rasa nyeri tersebut juga bisa disertai sakit kepala, mual, dan
diare.
Obat pereda sakit dapat digunakan untuk mengatasi dysmenorrhoea. Tetapi hubungilah dokter
jika Anda mengalami nyeri menstruasi yang tidak tertahankan atau bertambah parah untuk
memastikan bahwa kondisi ini bukan disebabkan oleh penyakit tertentu, terutama jika Anda
berusia di atas 25 tahun.
d. Nidasi / implantasi
Masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium lamanya kehamilan
dimulai dari konsepsi sampai partus adalah kira-kira 280 hari (40 mingu) dan lebih dari
300 hari (42 minggu). Kehamilan 37-42 minggu disebut aterm, bila lebih dari 42 minggu
disebut dengan postmatur, sedangkan kehamilan 28-36 minggu (prematur) (Muchtar
Rustam, 1988).
Cairan Amnion
Disebut juga dangan cairan ketuban / liquor amnii, Pada kehamilan aterm jumlahnya
sekitar 1000 ml- 1500 ml, Polihidramnion jika > 2 L, Oligohidramnion < 500 ml, Sifat
alkalis, bau anyir
Kandungan air ketuban :
a) Air 98 %
b) Ureum
c) Protein
d) Asam urine
e) Gula
f) Garam
g) Bintik lemak dari vernik kaseosa, rambut halus yang berasal dari lanugo.
Manfaat air ketuban
1) Memungkinkan anak bergerak dgn bebas
2) Untuk melindungi anak dr trauma dari luar
3) Melindungi suhu tubuh janin
4) Meratakan tekanan didalam uterus pada partus shg servik membuka
5) Membersihkan jalan lahir jika ketuban pecah dengan cairan yang steril dan
mempengaruhi keadaan di dalam vagina, shingga bayi kurang mengalami infeksi.
Asal liquor amnii
1) Air kencing janin
2) Transudat darah ibu
3) Sekret epitel amnion
4) Campuran diantar ketiganya.
Cara mengenali air ketuban
1) Dengan kertas lakmus
2) Makroskopis
3) Bau amis, adanya lanugo, rambut dan verniks kaseosa
4) Bercampur meconium
5) Mikroskopis
6) Rambut dan lanugo
7) Laborat : kadar urea ( ureum) rendah dibanding dengan urine
Berdasarkan letaknya organ reproduksi wanita dibagi menjadi 2 yaitu organ genitalia bagian luar
(eksterna) yang lebih berperan untuk senggama dan organ reproduksi bagian dalam (interna)
yang berperan sebagai tempat untuk ovulasi, pembuahan sel telur, transportasi, implantasi
(melekatnya janin), dan tumbuh kembang janin.
Panggul wanita terdiri dari : Panggul besar (Pelvis Mayor) dan Panggul kecil (Pelvis Minor).
Menstruasi adalah proses keluarnya darah dari vagina yang terjadi diakibatkan siklus bulanan
alami pada tubuh wanita. Siklus ini merupakan proses organ reproduksi wanita untuk bersiap jika
terjadi kehamilan. Persiapan ini ditandai dengan penebalan dinding rahim (endometrium) yang
berisi pembuluh darah. Jika tidak terjadi kehamilan, endometrium akan mengalami peluruhan
dan keluar bersama darah melalui vagina.
Kehamilan adalah masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin (Sarwono, 2002).
Kehamilan (graviditas) adalah masa yang dimulai dengan konsepsi (perbuahan) dan berakhir
dengan permulaan persalinan (Bag. Obgin Fak. UNPAD. 1983). Kehamilan adalah masa dimulai
dari konsepsi sampai jalan lahir, lama hamil normal adalah 280 hari atau 9 bulan 7 hari, yang
dihitung dari HPHT (Winkjosastro, 1999).
https://hellosehat.com/wanita/anatomi-panggul-wanita/#gref (12-12-2020:15.50)
https://www.alodokter.com/menstruasi (12-12-2020:15.50)
https://id.scribd.com/document/398614902/Pengertian-Ovum-dan-Sperma-docx (12-12-
2020:15.50)
https://id.scribd.com/doc/114445732/Fertilisasi-Dan-Implantasi (12-12-2020:15.50)
https://www.herusetianto.com/2015/02/struktur-dan-fungsi-amnion.html (12-12-2020:15.50)
https://www.slideshare.net/ddeaddicted/struktur-fungsi-amnion (12-12-2020:15.50)
https://slideplayer.info/slide/13409671/ (12-12-2020:15.50)
https://slideplayer.info/amp/13646068/ (12-12-2020:15.50)