Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dalam melaksanakan tugasnya seorang bidan harus melakukan
pelayanan asuhan kebidanan secara sistematis agar pelayanan yang
diberikan berkualitas.Sistematis adalah sesuai dengan manajemen
kebidanan yaitu merupakan alur pikir bagi seorang bidan dalam memberikan arah
atau kerangka dalam menangani kasus yang menjadi tanggung jawabnya.
Dalam mempelajari manajemen kebidanan diperlukan
pemahaman mengenai dasar-dasar menajemen karena konsep dasar manejemen
merupakan bagian penting sebelum kita mempelajari lebih lanjut tentang
manajemen kebidanan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara melakukan manajemen kebidanan?
2. Bagaimana konsep manajemen kebidanan yang berhubungan dengan kesehatan
masyarakat?
2.1 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana cara melakukan manajemen kebidanan.
2. Untuk mengetahui konsep manajemen kebidanan yang berhubungan dengan
kesehatan masyarakat.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 MANAJEMEN KEBIDANAN


A. Konsep dan Prinsip Manajemen pada Umumnya
1. Konsep Manejemen
Pengertian manajemen sangat universal, tetapi tidak ada kesepakatan
mengenai batasannya banyak definisi yang dapat dipilih sesuai dengan tujuan
masing-masing, batasan yang paling singkat mengenai manajemen yaitu
manajemen adalah membuat perkerjaan selesai (getting things done).
Prinsip yang mendasari batasan ini adalah komitmen pencapaian yakni
komitmen untuk melakukan kegiatan yang bertujuan, bukan semata-mata kegiatan
untuk menegaskan gagasan tujuan ini, atasannya dapat ditulis ulang sebagai
manajemen adalah mengungkapkan apa yang hendak dikerjakan, kemudian
menyelesaikannya. Dengan kata lain, manajemen menentukan tujuan dahulu
secara pasti: (yakni menyatakan dengan rinci apa yang hendak dituju) dan
mencapainya.
a. Prinsip-prinsip Manajemen
Tiga prinsip pokok manejemen adalah efsien, efektif, dan rasional dalam
mengambil keputusan.
1. Efisiensi
Efisiensi adalah bagaimana mencapai akhir dengan hanyamenggunakan sarana
yang perlu, atau dengan menggunakan sarana sedikit mungkin efsiensi adalah
ukuran mengenai hubungan antara hasil yang dicapai dan usaha yang telah
dikeluarkan (misalnya oleh seorang tenaga kesehatan)
2. Efektivitas
Efektivitas adalah seberapa besar suatu tujuan sedang, atau telah tercapai
efektivitas merupakan sesuatu yang hendak ditingkatkan oleh manajemen.
3. Rasional dalam Mengambil Keputusan
Pengambilan keputusan yang rasional sangat diperlukan dalam proses
manajemen. Keputusan merupakan suatau pilihan dari dua atau lebih tindakan.
Dalam istilah manajemen, pengambilan keputusan merupakan jawaban atas
pertanyaan tentang perkembangan suatu kegiatan.
2. Pengertian Manajemen Kebidanan
Menurut buku 50 tahun IBI, 2005 Manajemen kebidanan adalah pendekatan
yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara
sistematis mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosis kebidanan, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.
Menurut Depkes RI 2005 manajemen Kebidanan adalah metode dan
pendekatan pemecahan masalah ibu dan anak yang khusus dilakukan oleh bidan
dalam memberikan asuhan kebidanan pada individu, keluarga,dan masyarakat.
Menurut Helen Varney 2015, Manajemen Kebidanan adalah proses pemecahan
masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan
tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keteranpilan dalam
rangkaian tahapan yang logis ntuk pengambilan suatu keputusan berfokus pada
klien.
Proses manajemen kebidanan sesuai dengan standar yang dikeluarkan oleh
ACNM (1999) terdiri atas :
a. Mengumpulkan dan memperbarui data yang lengkap dan relevan secara sistematis
melalui pengkajian yang komprehensi terhadap kesehatan setiap klien, termasuk
mengkajian riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan fisik.
b. Mengidentifkasi masalah dan membuat diagnosis berdasarkan interpretasi data
dasar.
c. Mengidentifkasi kebutuhan terhadap asuhan kesehatan dalam menyelesaikan
masalah dan merumuskan tujuan asuhan kesehatan bersama klien.
d. Memberi informasi dan dukungan kepada klien sehingga dapat membuat
keputusan dan bertanggung jawab terhadap kesehatannya.
e. Membuat rencana asuhan yang komprehensip bersama klien
f. Secara pribadi, bertanggung jawab terhadap implementasi rencana individual.
g. Melakukan konsultasi perencanaan, melaksanakan manajemen dengan
berkolaborasi, dan merujuk klien untuk mendapat asuhan selanjutnya.
h. Merencanakan manajemen terhadap komplikasi dalam situasi darurat jika terdapat
penyimpangan dari keadaan normal.
i. Melakukan evaluasi bersama klien terhadap pencapaian asuhan kesehatan dan
merevisi rencana asuhan sesuai dengan kebutuhan.

3. Sasaran Menejemen Kesehatan


Manajemen kebidanan tidak hanya diimplementasikan pada asuhan kebidanan
pada individu akan tetapi dapat juga diterapkan di dalam pelaksanaan pelayaanan
kebidanan yang ditujukan kepada keluarga dan masyarakat, manajemen kebidanan
mendorong para bidan menggunakan cara yang teratur dan rasional sehingga
mempermudah pelaksanaan yang tepat dalam mencagahkan masalah klien dan
kemudian akhirnya tujuan mewujudkan kondisi ibu dan anak yang sehat dapat
tercapai Seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa permasalahan kesehatan
ibu dan anak yang ditangani oleh bidan mutlak menggunakan metode dan
pendekatan manajemen kebidanan Sesuai dengan lingkup dan tanggung jawab
bidang maka sasaran manajemen kebidanan ditunjukan kepada baik individu ibu
dan anak, keluarga maupun kelompok masyarakat.
Individu sebagai sasaran didalam asuhan kebidanan disebut klien yang
dimaksud klien di sini ialah setiap individu yang dilayani oleh bidan baik itu sehat
maupun sakit. Upaya menyehatkan dan meningkatkan status kesehatan keluarga
akan lebih efektip bila dilakukan melalui ibu baik didalam keluarga maupun
didalam kelompok masyarakat didalam pelaksanaan manajemen kebidanan, bidan
memandang keluarga dan kelompok masyarakat sebagai kumpulan individu-
individu yang berada didalam suatu ikatan sosial dimana ibu memegang peran
sentral manajemen kebidanan, dapat digunakan oleh bidan di dalam setiap
melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, penyembuhan, pemulihan kesehatan ibudan anak dalam lingkup dan
tanggung jawab.

2.2 UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT DALAM PELAYANAN


KEBIDANAN
Kesehatan merupakan kebutuhan dengan hak setiap insan agar dapat
kemampuan yang melekat dalam diri setiap insan. Hal ini hanya dapat dicapai bila
masyarakat, baik secara individu maupun kelompok, berperan serta untuk
meningkatkan kemampuan hidup sehatnya.
Kemandirian masyarakat diperlukan untuk mengatasi masalah kesehatannya dan
menjalankan upaya peecahannya sendiri adalah kelangsungan pembangunan.
Kemampuan masyarakat perlu ditingkatkan terus menerus untuk
menolong dirinya sendiri dalam mengatasi masalah kesehatan. Kegiatan
pembinaan yang di lakukan oleh bidan sendiri antara lain mempromosikan
kesehatan dalam pelayanan agar peran serta ibu, remaja, wanita, keluarga dan
kelompok masyarakat di dalam upaya kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana
meningkat
Maka berdasarkan jenis aspek pelayanan kesehatan ini,promosi kesehatan
mencakup 4 pelayanan,yaitu:
A. Upaya Promotif.
Adalah upaya promosi kesehatan yang ditujukan untuk meningkatkan status/
derajad kesehatan yang optimal. Sasarannya adalah kelompok orang sehat. Tujuan
upaya promotif adalah agar masyarakat mampu meningkatkan kesehatannya.
Contoh : Memberikan promosi kesehatan mengenai pemberian ASI eklusif pada
ibu yang baru melahirkan. Bidan dapat memberikan informasi tersebut kepada
ibu, ayah atau keluarga bayi mengenai pentingnya ASI. Dalam praktiknya, bidan
harus mampu mempromosikan kepada ibu bahwa ASI sangat penting bagi bayi.
Pemberian ASI harus dianjurkan kepada setiap ibu karena ASI yang pertama
(kolostrum) mengandung zar anti-bodi yang dapat mencegah infeksi pada bayi,
bayi yang minum ASI jarang mengalami gastroenteritis, lemak dan protein ASI
mudah dicerna, dapat mengeratkan hubungan ibu dan bayi serta ASI merupakan
susu buatan alam yang lebih baik, suci hama, segar, murah, tersedia setiap waktu.
Dengan alasan-alasan yang diberikan oleh bidan melalui promosi kesehatan
diharapkan ibu bersedia melakukan anjuran yang diberikan oleh bidan.
B. Upaya Preventif
Adalah upaya promosi kesehatan untuk mencegah terjadinya penyakit. Bentuk
kegiatannya adalah imunisasi, pemeriksaan antenatal care, postnatal care,
perinatal dan neonatal. Sasaran promosi kesehatan pada aspek ini adalah
kelompok masyarakat yang berisiko tinggi (high risk), misalnya kelompok ibu
hamil dan menyusui,BBL, para perokok, obesitas (orang-orang kegemukan), para
pekerja seks (wanita atau pria), dsb. Tujuan upaya promosi kesehatan pada
kelompok ini adalah agar mereka tidak jatuh sakit atau terkena penyakit (primary
prevention).
Contoh : Pemberian imunisasi pada bayi baru lahir, salah satunya yakni vaksin
Hepaititis B.
Pemberian ini bertujuan untuk mencegah infeksi virus hepatitis B yang dapat
penyakit serosis bahkan kanker hati. Kegiatan ini sebaiknya harus dilakukan
sedini mungkin pada BBL.

C. Upaya Kuratif
Adalah upaya promosi kesehatan untuk mencegah penyakit menjadi lebih parah
melalui pengobatan. Sasarannya adalah kelompok orang sakit (pasien) terutama
penyakit kronis sperti asma,DM,TBC,rematik,hipertensi dan sebagainya.
Tujuannya kelompok ini mampu mencegah penyakit tersebut tidak lebih parah
(secondary prevention). Bentuk kegiatannya adalah pengobatan.
Contoh : Pengobatan therapi insulin pada penderita diabetes serta melakukan
pengontrolan menu makanan (diet). Penatalaksanaan pengobatan dan penanganan
difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik. Dalam hal ini, pengontrolan nilai
kadar gula dalam darah menjadi kunci program pengobatan, yaitu dengan
mengurangi berat badan, diet, dan berolahraga.

D. Upaya Rehabilitatif
Adalah upaya promosi kesehatan untuk memelihara dan memulihkan kondisi/
mencegah kecacatan. Sasarannya adalah kelompok orang yang baru sembuh dari
penyakit. Tujuannya adalah pemulihan dan pencegahan kecacatan (tertiary
prevention).
Contoh : pemuliahan keadaan pasca sakit pada bayi dan balita, istirahat yang
cukup dan pengaturan diet yang tepat pada ibu hamil pasca sakit, mobilisasi dini
pada ibu pasca bersalin sebagai pemulihandengan cara ibu dapat mengubah posisi
dan berjalan-jalan sekurang-kurangnya 6 jam setelah melahirkan, latihan fisik
pada ibu pasca bersalin, seperti melakukan senam nifas atau senam kegel untuk
membantu pemulihan alat kandungan ibu setelah melahirkan pemenuhan gizi pada
ibu nifas.
BAB III
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
1) Kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni yang bertujuan untuk mencegah
penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan melalui usaha-
usaha pengorganisasian masyarakat.
2) Pendidikan kesehatan dapat didefenisikan sebagai usaha atau kegiatan untuk
membantu individu, kelompok atau masyarakat dalam meningkatkan kemampuan
(perilakunya), untuk mencapai kesehatan secara optimal.
3) Ruang lingkup promosi kesehatan berdasarkan aspek pelayanan kesehatan
,secara garis besar terdapat 2 jenis pelayanan kesehatan yaitu pelayanan preventif
dan promotif,pelayanan kuratif dan rehabilitatif

3.2 Saran
1) Bagi penulis diharapkan untuk mengkaji upaya untuk peningkatan kesehatan
masyarakat.
2) Bagi pembaca diharapkan makalah ini bisa digunakan sebagai bahan informasi
dalam peningkatan kesehatan dengan turut aktif dalam pendidikan kesehatan yang
ada.

DAFTAR PUSTAKA
Ali, Zaidin. 2000. Dasar-dasar pendidikan kesehatan masyarakat, ed. 1.
Ayu Mas Caem, 2010 dalam http://pmkes.blogspot.com/2010/04/pendidikan-
kesehatan.html (di akses pada tanggal : 30 Maret 2011 19 : 11)
Depkes RI. Tt. Buku pedoman kerja Puskesmas jilid III
Notoatmodjo, Soekidjo.2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat ; Prinsip-prinsip Dasar.
Jakarta : Rineka Cipta
Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia. 2012. Naskah Akademik Pendidikan
Kesehatan Masyarakat. Jakarta : (Online)\
Nasution, Siti Khadijah.2009. Artikel Kesehatan. Medan : Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara,
http://puuputriana.blogspot.com/2012/11/contoh-upaya-kesehatan-dalam-
pelayanan.html diakses tanggal 28-8-2019

Anda mungkin juga menyukai