Anda di halaman 1dari 42

UJIAN SIDANG HASIL

POLA ASUH ORANG TUA PADA SIBLING RIVARLY :


STUDY LITERATUR

SITI AISAH
2117052

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN


INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI
BANDUNG
2020
LATAR BELAKANG
Sibling rivalry adalah bentuk perilaku anak yang memiliki adik baru. Anak
cenderung bersikap lebih nakal karena merasa cemburu dan tersaingi atas
kehadiran adiknya, terlebih lagi ketika ia melihat ibunya sedang bersama adiknya.
Perilaku ini biasanya ditunjukan untuk menarik perhatian ibu (Armini dkk. 2017).

Salah satu peristiwa dalam kehidupan anak yaitu kelahiran adik baru. Kehadiran
atau kelahiran adik baru akan memberikan kontribusi bagi perkembangan sosial
dan emosional anak, terutama pada anak usia toddler (1-3 tahun).

Anak akan merasa cemburu bahkan benci pada kelahiran adik baru, persaingan
akan semakin terasa pada anak yang sama jenis kelaminnya dan dekat jarak
usianya. Kecemburuan, persaingan dan pertengkaran antar saudara kandung ini
disebut dengan sibling rivalry (Walyani & Purwoastuti, 2015).
Menurut McNerney berdasarkan
pengalaman yang diungkapkan
Yang lazim memicu munculnya beberapa orang Amerika dilaporkan
sibling rivalry adalah jarak antara 55% mengalami kompetisi dalam
usia 1-3 tahun dan muncul pada keluarga pada umur antara 10- 15
usia 3-5 tahun kemudian muncul tahun (Hanum & Hidayat, 2015).
kembali pada usia 8-12 tahun.

Pola asuh orang tua akan


menentukan nilai-nilai moral
sebagai dasar berperilaku anak-
Pola asuh orang tua sangat
anak. Hal ini berarti jika orang tua
mempengaruhi bagaimana
menerapkan pola asuh yang positif
anak berperilaku. Pola asuh
maka akan menghasilkan perilaku
orang tua merupakan suatu
yang positif terhadap anak-
proses interaksi antara orang
anaknya begitu juga sebaliknya.
tua dan anak, yang meliputi
Karena anak cenderung masih
kegiatan seperti mendidik,
mengikuti apa yang diajarkan
membimbing serta
orang tua (Santrock, 2011).
mendisiplinkan anak dalam
mencapai proses kedewasaan.
PERAN BIDAN DALAM SIBLING RIVALRY

mengarahkan kepada ibu untuk menyiapkan secara dini


kelahiran bayinya, memberikan informasi pada ibu bahwa
memberikan kesempatan anak untuk ikut saat ibu memeriksa
kehamilannya agar anak mengerti akan kehadiran adiknya
(Walyani & Purwoastuti, 2015).
IDENTIFIKASI MASALAH

Sibling rivalry merupakan kecemburuan, persaingan dan


pertengkaran antar saudara kandung. Berdasarkan teori pola
asuh orang tua merupakan salah satu yang menyebabkan
terjadinya persaingan antar saudara kandung. Dampak dari
sibling rivalry menyebabkan hubungan keluarga yang buruk
yaitu memukul, menendang, mencakar, dan merusak barang
milik saudara kandung.
RUMUSAN
MASALAH

Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas


yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini
adalah “Bagaimana gambaran kejadian sibling
rivalry berdasarkan pola asuh orangtua?”.
TUJUAN & MANFAAT
PENELITIAN

TUJUAN UMUM
Untuk mengetahui gambaran
kejadian sibling rivalry MANFAAT TEORITIS
berdasarkan pola asuh orang tua. Hasil penelitian ini dapat memberikan
informasi bagi pengembangan ilmu dan
sebagai bahan kajian lebih mendalam,
sekaligus mengembangkan keilmuan di
bidang kesehatan serta dapat memberikan
TUJUAN KHUSUS informasi untuk pengembangan penelitian
selanjutnya.
1. Untuk mengetahui kejadian sibling
rivalry di indonesia.

2. Untuk mengetahui pola asuh orang tua


pada anak yang mengalami sibling
rivalry
METODE
1. Strategi Pencarian Literature

Protokol dan Registrasi


Rangkuman menyeluruh dalam bentuk literature review
mengenai kejadian sibling rivarly dan pola asuh orangtua pada
anak yang mengalami sibling rivarly. Protokol dan evaluasi dari
literature review akan menggunakan PRISMA checklist untuk
menentukan penyeleksian studi yang telah ditemukan dan
disesuaikan dengan tujuan dari literature review.
• Literature review yang merupakan
rangkuman menyeluruh beberapa studi
penelitian yang ditentukan berdasarkan
tema tertentu. Pencarian literature
dilakukan pada tahun 2019-2020.
• Sumber data sekunder yang didapat
berupa artikel bereputasi baik nasional
maupun internasional dengan tema
yang sudak ditentukan. Pencarian
literatur dalam literature review ini DATABASE PENCARIAN
menggunakan database dengan kriteria
kualitas tinggi dan sedang yaitu google
• Data yang digunakan dalam penelitian ini
scholar.
adalah data sekunder yang diperoleh
bukan dari pengamatan langsung, akan
tetapi diperoleh dari hasil penelitian yang
telah dilakukan oleh peneliti-peneliti
terdahulu.
Pencarian artikel atau jurnal menggunakan keyword dan boolean operator (AND, OR NOT

Kata Kunci or AND NOT) yang digunakan untuk memperluas atau menspesifikkan pencarian,
sehingga mempermudah dalam penentuan artikel yang digunakan. Kata kunci dalam
literature.

review ini disesuaikan dengan Medical Subject Heading (MeSH) dan terdiri dari sebagai berikut :

Sibling Rivarly Pola Asuh


Jarak kelahiran Pola asuh pemisif
Jumlah saudara kandung Pola asuh otoriter
Perilaku sibling Pola asuh demokratis
KRITERIA INKLUSI & EKSLUSI

Kriteria Inklusi Ekslusi

Populasi yang di lakukan analisis yaitu Populasi yang tidak di lakukan analisis yaitu
Population /Populasi anak yang sudah mempunyai adik dan anak yang belum mempunyai adik dan tidak
mengalami sibling rivarly mengalami sibling rivarly

Kejadian sibling rivarly dan pola asuh Bukan kejadian sibling rivarly dan pola asuh
Intervention/Intervensi orangtua pada anak yang mengalami orangtua pada anak yang mengalami sibling
sibling rivalry rivarly

Comparators/Pembanding Tidak ada pembanding  

Menjelaskan kejadian sibling rivarly di Tidak menjelaskan kejadian sibling rivarly di


Outcomes/Hasil
Indonesia Indonesia

Study Design/Desain Penelitian Pcross sectional Tidak ada pengecualian

Publication years/Tahun publikasi 2019-2020 Sebelum 2019

Language/Bahasa Indonesia  
Seleksi Studi dan Penilaian Kuaitas

Hasil pencarian dan seleksi studi


Berdasarkan hasil penelusuran di Google Schoolar dengan sibling
rivarly dan pola asuh orang tua, peneliti menemukan 53 artikel yang
sesuai dengan kata kunci tersebut. Sebanyak 29 artikel dari artikel
yang ditemukan sesuai kata kunci pencarian jurnal tersebut kemudian
dilakukan skrinning, 24 kejadian sibling rivarly bukan di Indonesia dan
subjek bukan anak yang mengalami sibling rivarly. Assesment
kelayakan terhadap 29 artikel full text , artikel yang duplikasi dan tidak
sesuai kriteria inklusi dilakukan eksklusi sebanyak 22, sehingga
didapatkan 7 artikel full text yang dilakukan review
ALUR RIVIEW ARTIKEL
Diagram alur review artikel

53 Artikel ditemukan 7 Artikel full text 7 Artikel full


29 Artikel dilakukan
lewat internet sesuai text dilakukan
skrinning dilkukan asasment
kata kunci
kelayakan review
06
24 Artikel di eksklusi 22 Jurnal full text
karena kejadian dieksklusi karena
sibling rivarly bukan duplikasi dan tidak sesuai
di Indonesia dan kriteria inklusi
subjek bukan anak
yang mengalami
sibling rivarly
Penilaian Kualitas

Analisis kualitas metodologi dalam setiap studi dengan menggunakan Critical appraisal
untuk menilai studi yang memenuhi syarat dilakukan oleh para peneliti. Artikel dengan kata
kunci sibling rivarly pada anak yang sudah mempunyai anak serta mengalami sibling rivarly
dan pola asuh orangtua, studi dimasukkan ke dalam kriteria inklusi. Peneliti mengecualikan
studi yang tidak masuk ke dalam kriteria inklusi. Dalam skrinning terakhir 29 artikel masuk ke
dalam kriteriria inklusi namun ada 22 artikel yang dikeluarkan karena artikel tidak masuk ke
dalam kriteria inklusi dan artikel yang digunakan dalam literature review terdapat 7 artikel.
Resiko bias dalam literature review ini menggunakan asesment pada metode penelitian
masing-masing studi, yang terdiri dari:

1. Teori 4. Variabel
teori yang tidak sesuai, sudah Variabel yang ditetapkan kurang
kedaluwarsa, dan kredibilitas sesuai dari segi jumlah,
yang kurang. pengontrolan variabel perancu,
dan variabel lainnya

2. Desain 5. Instrumen
Desain kurang sesuai dengan Instrumen yang digunakan tidak
tujuan penelitian. memiliki sesitivitas, spesivikasi,
dan validitas-reabilitas

3. Sampel 6. Analisis Data


ada 4 hal yang harus Analisis dta tidak sesuai dengan
diperhatikan yaitu Populasi, kaidah analisis yang sesuai
sampel, sampling, dan besar dengan standar
sampel yang tidak sesuai dengan  
kaidah pemngambilan sampel
Hasil dan Analisis

Karakteristik Studi

Delapan artikel memenuhi kriteria inklusi (Gambar 1) menjelaskan bahwa peneliti menemukan 53 artikel yang sesuai
dengan kata kunci tersebut. Sebanyak 29 artikel dari artikel yang ditemukan sesuai kata kunci pencarian jurnal
tersebut kemudian dilakukan skrinning, 24 kejadian sibling rivarly bukan di Indonesia dan subjek bukan anak yang
mempunyai adik dan tidak mengalami sibling rivarly. Assesment kelayakan terhadap 29 artikel full text , artikel yang
duplikasi dan tidak sesuai kriteria inklusi dilakukan eksklusi sebanyak 21, sehingga didapatkan 8 artikel full text yang
dilakukan review.
Hasil Pencarian Literatur

No Judul Penulis Variabel Hasil


Jumlah responden 20 orang
85% Multipara
90% Berpendidikan rendah
95% Berusia dewasa awal
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Faktor-faktor yang mempengaruhi - 94,4% responden yang memiliki pengetahuan kurang dengan status
1 Pengetahuan Ibu terhadap Sibling Risa Pitriani pengetahuan ibu terhadap sibling paritas multigravida
Rivarly di TK Islam An-Nur rivarly di tk islam an-nur - 94,4% responden yang tidak mendapatkan informasi memilki
pengetahuan yang kurang mengenai sibling rivarly
- 88,9% responden dengan pendidikan rendah yang pengetahuan kurang
mengenai sibling rivarly

Jumlah responden 18 orang


37,5% Pengetahuan cukup
47,9% Berpendidikan SD
72,9% Berusia 20-35 tahun
Septian
- Sebagian besar ibu masih beranggapan bahwa sibling rivarly adalah
Pengetahuan Ibu tentang Sibling Rivarly Andriyani
Pengetahuan ibu tentang sibling sesuatu yang wajar dan sering terjadi pada anak usia 5-11 tahun dan ibu
2 pada Anak Usia 5-11 Tahun di Cisarua
rivarly pada anak usia 5-11 tahun beranggapan bahwa sibling rivarly muncul karena kesalahan orangtua
Kabupaten Bandung Barat Dadang
terlalu tegas dalam menjalankan aturan kepada anak-anaknya
Darmawan
- Tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi pengetahuan yang
dimilikinya.
- Pada ibu yang berusia 20-35 tahun banyak yang memiliki anak usia 5-11
tahun yang memilki adik dengan jarak yang berdekatan (2-4 tahun).
No Judul Penulis Variabel Hasil

- Terdapat hubungan antara pola asuh demokrasi terhadap sibling rivarly


- Semakin tinggi pola asuh demokrasi maka semakin rendah sibling
rivarly yang akan terjadi
- Terdapat hubungan antara ola asuh pemisif terhadap sibling rivarly,
kecenderungan pola asuh pemisif memungkinkan terjadinya sibling
Alif Muarifah Pola asuh rivarly tinggi.
Bagaimana Pola Asuh dan
- Tidak terdapat hubungan antara pola asuh otoriter terhadap sibling
3 Kecerdasan Emosi Menjelaskan
Yeni Familia Fasca Kecerdasan emosi rivarly
Fenomena Persaingan Antar Saudara - Karakteristik anak yang mempunyai kecerdasan emosi yang baik
Fitriana  
adalah tidak mudah marah atau tersinggung, empati terhadap orang
lain, menghargai orang lain, dapat mengelola emosi dengan baik, dan
dapat membina hubungan baik dengan oranglain. kecerdasan emosi
yang baik akan membuat hubungan anak dengan saudara kandungnya
menjadi lebh baik.

Jumlah responden 35 tahun


Casnuri Pengetahuan ibu - 54,3% sebagian besar usia ibu 20-35 tahun
Hubungan Pengetahuan Ibu tentang - 82,9% sebagian besar ibu memiliki tingkat pendidikan menengah yaitu
tentang sibling rivalry.
Sibling Rivarly dengan Pola Asuh SD/SMP
4 Rahayu Widaryanti
Orang Tua terhadap Anak di - 77,1% sebagian besar ibu bekerja
Pola asuh orang tua - 65,7% sebagian ibu dengan paritas multipara
Padukuhan Gude dan Pakwungu
Febriana terhadap anak - 42,9% diketahui pengetahuan ibu berpengetahuan tinggi
- 85,8% pola asuh ibu terhadap aak sebagian besar berperilaku pemisif
No Judul Penulis Variabel Hasil

Pola asuh orang tua


Pola Asuh Orang Tua dengan Jumlah respoden 32 orang
5 Kejadian Sibling Rivarly pada Anak Siti Rofi’ah 53,1% menerapkan pola asuh permisif
Kejadian Sibling
usia 1-5 Tahun 56,2% mengalami sibling rivaly
Rivarly

Jarak kelahiran
Hubungan antara Jarak Kelahiran Jumlah responden 30 orang
6 dengan Perilaku Sibling Rivarly pada Siti Muniroh Perilaku sibling rivarly - 46,7% hampir setengahnya jarak kelahiran anak 2-4 tahun
Anak Usia Pra Sekolah (4-6 Tahun) pada anak usia pra - 60% anak yang yang mengalami sibling rivarly
sekolah (4-6 tahun)

Pola asuh orangtua


Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tika Sari Dewy
Tua dengan Kejadian Kecemburuan Kejadian 52,5% sebagian besar orangtua menerapkan pola asuh demokratis
7
(Sibling Rivarly) pada Anak Usia Pra Beby Agustina kecemburuan (sibling 55,0% anak yang tidak mengalami sibling rivarly
Sekolah   rivarly) pada anak
usia pra sekolah
Karakteristik Responden Studi

Responden dalam penelitian ini adalah semua anak yang sudah mempunyai adik dan
mengalami sibling rivarly di Indonesia. Dalam studi telah disebutkan kejadian sibling
rivarly dan pola asuh orang tua pada anak yang mengalami sibling rivarly, dengan
mayoritas responden dalam penelitian ini rata-rata berusia 20-35 tahun, paritas >1,
pendidikan rendah, dan bekerja
Sibling Rivalry
Pengertian Sibling Rivalry

Sibling rivalry mengacu terhadap


Sibling rivalry adalah adanya rasa Sibling rivalry adalah adanya kecemburuan dan kebencian
persaingan saudara kandung alami terhadap anak baru dalam
persaingan saudara kandung anggota keluarga ketika orang tua
terhadap kelahiran adiknya.
Biasanya, hal tersebut terjadi pada terhadap kelahiran adiknya. mengalihkan perhatiannya dari
anak dengan usia toddler (2-3 tahun), Biasanya hal tersebut terjadi pada mereka. Kedatangan bayi baru
yang juga dikenal dengan”usia anak dengan usia toddler (1-3 lahir merupakan krisis bagi balita.
nakal” pada anak. Anak tahun), yang juga dikenal dengan Mereka tidak membenci
mendemonstrasikan sibling “usia nakal” pada anak. kedatangan bayi namun
rivalrynya dengan berperilaku
Anak mendemontrasikan sibling sebaliknya mereka membenci
temperamental.
perubahan orang tua karena
rivalry dengan berperilaku kehadiran anggota baru di
Misalnya menangis keras tanpa
sebab, berperilaku ekstrim untuk temperamental, misalnya menangis keluarga. Orang tua akan berbagi
menarik perhatian orangtuanya, atau keras tanpa sebab, berperilaku kasih sayang dan cinta serta
dengan melakukan kekerasan esktrim untuk menarik perhatian perhatian dengan adiknya
terhadap adiknya (Sulistyawati Ari, orang tuanya, atau dengan (Hockenberry dkk, 2017).
2015). melakukan kekerasan kepada
adiknya (Sulistyawati, 2009).
Dari beberapa pengertian sibling rivalry di atas dapat disimpulkan bahwa sibling
rivalry adalah persaingan antar saudara kandung dalam merebutkan kasih sayang
orang tua dan biasanya muncul pada saat kelahiran anak baru. Oleh karena itu
kejadian sibling rivalry dapat dilihat dengan cara melalui wawancara kepada orang
tua dengan alat ukur kuesioner. Untuk memperoleh data pengetahuan orang tua
cukup dilakukan melalui wawancara dengan alat ukur kuesioner
Faktor – Faktor Sibling Rivalry
Faktor Internal

A Pola Asuh

Posisi Anak B
C Jarak Anak

Jenis Kelamin D
Faktor Eksternal

Lingkungan

Pekerjaan Orang Tua

Pengaruh Orang Luar


Bentuk Perilaku Sibling Rivalry

Menjauhkan puting
Memukul bayi. Bertingkah agresif.
susu dari mulut bayi. Mengompol lagi.

Mendorong bayi
Secara verbal Kembali tergantung
dari pangkuan ibu.
menginginkan bayi pada susu botol.
kembali ke perut ibu.

Walyani & Purwoastuti (2015)


Dampak Sibling Rivalry
Tidak mau berbagi dengan saudaranya

Perasaan bersaing dengan saudara


Tidak mau membantu biasanya diwujudkan dengan tidak
saudaranya mau saling membantu dan bekerja
sama dengan saudaranya bahkan
akan saling menjatuhkan

Mengadukan saudara

Tidak mau bermain dan mengasuh adiknya,


Saling mengadukan kesalahan yang
diperbuat oleh saudaranya kecuali jika dipaksa oleh orang tua.
merupakan sikap yang di tunjukan
supaya anak dapat dilihat lebih hebat
dan menjadi pemenang oleh orang Serangan agresif terhadap saudaranya.
tuanya.
Segi Positif Sibling Rivalry

Mendorong anak untuk mengatasi perbedaan


dengan mengembangkan beberapa
keterampilan penting.

Cara cepat untuk berkompromi


dan bernegosiasi.

Mengontrol dorongan untuk


bertindak agresif
Mengatasi Sibling Rivalry
Membiarkan anak Memberikan perhatian
menjadi diri pribadi setiap waktu atau pola
Menyukai bakat mereka sendiri. lain ketika konflik biasa
terjadi. Orang tua dalam
dan keberhasilan
anak-anak anda. memisahkan anak-anak dari
konflik tidak menyalahkan
Orang tua harus dapat Mengajarkan anak-anak satu sama lain.
berperan memberikan anda cara-cara positif
otoritas kepada anak- untuk mendapatkan
Jangan memberikan perhatian dari satu sama
anak, bukan untuk anak-
tuduhan tertentu tentang lain. Tidak membandingkan
anak.
negatifnya sifat anak. antara anak satu sama
Meyakinkan setiap anak
lain.
mendapatkan waktu Orang tua tidak perlu
yang cukup dan langsung campur tangan
Membuat anak-anak kebebasan mereka kecuali saat tanda-tanda
mampu bekerja sama sendiri akan kekerasan fisik. Kesabaran dan keuletan
pada persaingan antara
serta contoh-contoh yang
satu sama lain.
baik dari perilaku orang tua
Bersikap adil sangat
Merencanakan kegiatan sehari-hari adalah cara
penting, tetapi disesuaikan
keluarga yang pendidikan anak-anak untuk
dengan kebutuhan anak,
menyenangkan bagi menghindari sibling rivalry
sehingga adil bagi satu
semua orang. yang paling bagus.
dengan yang lain berbeda.
Pencegahan Sibling Rivalry
1. Anak diberi tahu sejak awal 6. Mengajak anak saat ibu memeriksakan
tentang kehamilan ibunya. kehamilannya, diberi kesempatan mendengarkan
denyut jantung janin.

2. Anak usia toddler diberi


kesempatan merasakan adiknya
7. Jelaskan kepada anak tentang posisinya
bergerak dalam rahim dan
(meskipun ada adiknya, ia tetap disayangi
dijelaskan pula bahwa rahim
oleh ayah dan ibu).
adalah tempat untuk adiknya
tumbuh kembang.

8. Libatkan anak dalam mempersiapkan kelahiran


3. Anak dapat dilibatkan untuk adiknya.
membantu mempersiapkan keperluan
adiknya, seperti menyusun baju di laci,
mengatur tempat tidur, dan kamar bayi. 9. Ajak anak untuk berkomunikasi dengan bayi
sejak masih Simple
dalamPowerPoint
kandungan.
Presentation

4. Bantu anak menyesuaikan pola


perubahan ini.
10. Ajak anak untuk melibatkan benda-benda yang
berhubungan dengan kelahiran bayi.
5. Kenalkan anak dengan profil bayi, sehingga anak tidak
membayangkan adiknya akan cukup besar untuk diajak
bermain.
Sulistyawati (2009)
POLA ASUH

Pola asuh orang tua sangat mempengaruhi bagaimana anak berperilaku. Pola asuh
orang tua merupakan suatu proses interaksi antara orang tua dan anak, yang
meliputi kegiatan seperti mendidik, membimbing serta mendisiplinkan anak dalam
mencapai proses kedewasaan. Pola asuh orang tua akan menentukan nilai-nilai
moral sebagai dasar berperilaku anak-anak. Hal ini berarti jika orang tua
menerapkan pola asuh yang positif maka akan menghasilkan perilaku yang positif
terhadap anak-anaknya begitu juga sebaliknya. Karena anak cenderung masih
mengikuti apa yang diajarkan orang tua (Santrock, 2011).
Jenis Pola Asuh
2. Pola Asuh Otoriter
Pola asuh otoriter adalah gaya yang bersifat
membatasi dan menghukum, di mana orang
1. Pola Asuh Demokratis tua mendesak anaknya agar mematuhi orang
tua serta menghormati usaha dan jerih payah
Pengasuhan demokratis mendorong mereka. Orang tua otoriter menempatkan
anak-anak untuk menjadi mandiri, tetapi batasan-batasan dan kendali yang tegas
masih menempatkan batasan dan pada anak serta tidak memberi peluang
kontrol atas tindakan mereka. kepada anak-anak untuk bermusyawarah.
Komunikasi yang memberi dan
menerima yang ekstensif diperbolehkan,
sikap orang tua juga hangat terhadap
anak-anak 4. Pola Asuh Pasif
Pola asuh yang pasif adalah gaya di
mana orang tua sangat tidak terlibat di
3. Pola Asuh Permisif dalam kehidupan anak.

Pola asuh ini adalah gaya di mana orang tua


sangat terlibat dengan anak-anaknya namun
kurang memberikan tuntutan atau kendali terhadap
mereka
Peran Bidan

1. Bidan mengarahkan ibu


untuk menyiapkan secara dini
kelahiran bayinya.
Bidan menyarankan ibu untuk
2. Bidan menyarankan pada ibu untuk melihatkan anak dalam perawatan
memberikan penjelasan yang konkret tentang bayi.
pertumbuhan bayi dalam rahim dan
perkembangan fetus pada anak pertama atau
tertuanya. Bidan mengingatkan ibu untuk
selalu memberi pengertian
mendasar tentang perubahan
3. Bidan memberi informasi pada ibu bahwa suasana rumah seperti alasan
memberikan kesempatan anak untuk ikut pindah kamar pada anak tertuanya.
gerakan janin/adiknya dapat menjalin kasih
sayang antara keduanya, dan anak akan
mengerti akan kehadiran adiknya.

Walyani & Purwoastuti (2015)


PEMBAHASAN
1. Kejadian sibling rivalry

• Berdasarkan penelitian yang dilalukan oleh Muniroh


(2019), bahwa karakteristik responden berdasarkan jenis
kelamin sebagian besar berjenis kelamin perempuan yaitu
20 anak (66,7%).

• berdasarkan umur sebagian besar berusia 6 tahun yaitu


19 anak (63,3%).

• berdasarkan jumlah saudara kandung sebagian besar


mempunyai jumlah saudara kandung 2 yaitu 18 anak
(60,0%).

• Berdasarkan usia 2-4 tahun yaitu 14 anak (46,7%).


Kejadian Sibling Rivalry

Jarak kelahiran antar saudara kandung mempengaruhi cara mereka bereaksi satu terhadap yang lain dan cara orang tua
memperlakukan mereka. Selain itu jumlah saudara di dalam keluarga juga sangat berpengaruh karena jumlah saudara yang
kecil cenderung menghasilkan hubungan yang banyak perselisihan daripada jumlah saudara yang besar. Perbedaan jarak
kelahiran saudara kandung pada umunya semakin dekat jarak kelahiran maka pengaruh diantara mereka akan semakin besar,
terutama dalam karakteristik emosi. Sedangkan semakin jauh jarak kelahiran maka pengaruh orang tua lebih dominan
dibandingkan dengan pengaruh saudara kandung. Hadirnya seorang anggota keluarga baru berpengaruh terhadap anak yang
lebih tua, bila perbedaan usia anak 1 sampai 3 tahun karena pada usia ini anak lebih sadar akan kasih saying orang tuanya
dan bisa dikatakan merupakan krisis utama bagi seorang anak (Walyani dkk, 2015). Jarak kelahiran yang ideal antara saudara
kandung adalah lebih dari 4 tahun (Harits, 2008)
Kejadian Sibling Rivalry

Hasil penelitian Andriyani (2019) mengenai Pengetahuan Ibu tentang Sibling Rivarly pada anak usia 5-11 tahun di cisarua
kabupaten bandung barat menyatakan bahwa persaingan antar saudara yaitu persaingan yang terjadi pada anak-anak untuk
memperebutkan perhatian dari orangtuanya namun ibu tidak tahu dampak kedepannya serta tidak mengetahui
pencegahannya, adapun sebagian ibu yang menyatakan bahwa sibling rivarly atau persaingan antar saudara merupakan
persaingan yang terjadi karena memperebutkan kasih sayang dan perhatian dari orang tua namun ibu kurang memahaminya
dampak dan cara pencegahannya. Selain faktor budaya, tingkat pengetahuan orangtua terhadap sibling rivarly juga
mempengaruhi kejadian sibling rivarly tersebut, khususnya di Kabupaten Bojonegoro, para orangtua sebagian besar masih
menganggap prtengkaran, persaingan, kecemburuan antara saudara kandung adalah hal yang sangat wajar dan tidak perlu
adanya penanganan atau pemberian pola asuh yang tepat dalam meghadapi hal tersebut.
Kejadian Sibling Rivalry

Sibling rivalry umumnya terjadi pada


usia 3-5 tahun, pentingnya peran
orang tua khususnya pada usia
toddler akan membuat efek positif
pada anak. Hal ini dapat mengurangi
terjadinya sibling rivalry pada anak.
Pola asuh orangtua pada anak yang mengalami sibling rivalry

Hasil penelitian Alif (2019) mengenai Bagaimana Pola Asuh dan Kecerdasan Emosi Menjelaskan Fenomena
Persaingan Antar Saudara menyatakan bahwa terdapat hubungan antara pola asuh demokrasi terhadap sibling
rivarly. Maka semakin tinggi pola asuh demokrasi akan semakin rendah sibling rivarly yang akan terjadi, sehigga
dapat disimpulkan terdapat hubungan juga antara pola asuh pemisif terhadap sibling rivarly. Kecenderungan
pola asuh pemisif memungkinkan terjadinya sibling rivarly tinggi, dan dapat disimpulkan juga tidak terdapat
hubungan antara pola asuh otoriter terhadap sibling rivarly.
Pola asuh orangtua pada anak yang mengalami sibling rivalry

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Casnuri tahun (2019) mengenai Hubungan Pengetahuan Ibu
tentang Sibling Rivarly dengan Pola Asuh Orang Tua terhadap Anak di Padukuhan Gude dan Pakwungu
menyatakan bahwa pola asuh ibu terhadap anak sebagian besar berperilaku pemisif sebanyak 85.8%. Hal ini
bisa menimbulkan terjadinya sibling rivarly karena pemberian pengawasan yang longgar dan memberikan
kesempatan pada anaknya untuk melakukan sesuatu yang cukup darinya. Dalam penelitian inipun menyatakan
bahwa tingkat pengetahuan ibu tidak dapat mempengaruhi pola asuh yang diberikan ibu kepada anaknya,
karena dari hasil penelitian ibu yang berpengetahuan tinggi diharapkan memiliki pola asuh yang demokrasi akan
tetapi pada kenyataannya ibu yang berpendidikan tinggi justru memiliki pola asuh yang pemisif.
Pola asuh orangtua pada anak yang mengalami sibling rivalry

Pola asuh pemisif ditandai dengan menurut Dariyo (2011)


bahwa “pola asuh pemisif ini orangtua justru merasa tidaK
peduli dan cenderung memberi kesempatan serta kebebasan
secara luas kepada anakya.
Pola asuh pemisif ditandai dengan adanya kebebasan yang
diberikan kepada anak untuk berperilaku sesuai dengan
keinginannya sendiri.
Anak tidak tahu apakah prilakunya benar atau salah karena
orang tua tidak pernah membenarkan atau menyalahkan
anak.
Akibatnya anak berperilaku sesuai keinginannya sendiri,
tidak peduli apakah hal itu sesuai dengan norma masyarakat.
KESIMPULAN
.1. Kejadian sibling rivarly lebih sering terjadi pada anak
usia dibawah 5 tahun dengan karakteristik ibu
sebagian besar berumur 20-35 tahun, berpendidikan
SD/SMP dan sebagian besar ibu bekerja dengan
paritas paling banyak adalah multipara.

2. Pola asuh orangtua yang diterapkan pada anak


sebagian besar menerapkan pola asuh pemisif. Pola
asuh pemisif akan lebih cenderung meningkatkan
kejadian sibling rivarly di bandingkan dengan pola
asuh demokrasi selain pola asuh demokrasi yang
dapan menurunkan kejadian sibling rivarly
kecerdasan emosi anak pun dapat menurunkan
kejadian sibling rivarly
Conflict of Interest

Rangkuman menyeluruh atau literature review ini adalah penulisan secara


mandiri, sehingga tidak terdapat konflik kepentingan dalam penulisannya.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai