SITI AISAH
2117052
Salah satu peristiwa dalam kehidupan anak yaitu kelahiran adik baru. Kehadiran
atau kelahiran adik baru akan memberikan kontribusi bagi perkembangan sosial
dan emosional anak, terutama pada anak usia toddler (1-3 tahun).
Anak akan merasa cemburu bahkan benci pada kelahiran adik baru, persaingan
akan semakin terasa pada anak yang sama jenis kelaminnya dan dekat jarak
usianya. Kecemburuan, persaingan dan pertengkaran antar saudara kandung ini
disebut dengan sibling rivalry (Walyani & Purwoastuti, 2015).
Menurut McNerney berdasarkan
pengalaman yang diungkapkan
Yang lazim memicu munculnya beberapa orang Amerika dilaporkan
sibling rivalry adalah jarak antara 55% mengalami kompetisi dalam
usia 1-3 tahun dan muncul pada keluarga pada umur antara 10- 15
usia 3-5 tahun kemudian muncul tahun (Hanum & Hidayat, 2015).
kembali pada usia 8-12 tahun.
TUJUAN UMUM
Untuk mengetahui gambaran
kejadian sibling rivalry MANFAAT TEORITIS
berdasarkan pola asuh orang tua. Hasil penelitian ini dapat memberikan
informasi bagi pengembangan ilmu dan
sebagai bahan kajian lebih mendalam,
sekaligus mengembangkan keilmuan di
bidang kesehatan serta dapat memberikan
TUJUAN KHUSUS informasi untuk pengembangan penelitian
selanjutnya.
1. Untuk mengetahui kejadian sibling
rivalry di indonesia.
Kata Kunci or AND NOT) yang digunakan untuk memperluas atau menspesifikkan pencarian,
sehingga mempermudah dalam penentuan artikel yang digunakan. Kata kunci dalam
literature.
review ini disesuaikan dengan Medical Subject Heading (MeSH) dan terdiri dari sebagai berikut :
Populasi yang di lakukan analisis yaitu Populasi yang tidak di lakukan analisis yaitu
Population /Populasi anak yang sudah mempunyai adik dan anak yang belum mempunyai adik dan tidak
mengalami sibling rivarly mengalami sibling rivarly
Kejadian sibling rivarly dan pola asuh Bukan kejadian sibling rivarly dan pola asuh
Intervention/Intervensi orangtua pada anak yang mengalami orangtua pada anak yang mengalami sibling
sibling rivalry rivarly
Language/Bahasa Indonesia
Seleksi Studi dan Penilaian Kuaitas
Analisis kualitas metodologi dalam setiap studi dengan menggunakan Critical appraisal
untuk menilai studi yang memenuhi syarat dilakukan oleh para peneliti. Artikel dengan kata
kunci sibling rivarly pada anak yang sudah mempunyai anak serta mengalami sibling rivarly
dan pola asuh orangtua, studi dimasukkan ke dalam kriteria inklusi. Peneliti mengecualikan
studi yang tidak masuk ke dalam kriteria inklusi. Dalam skrinning terakhir 29 artikel masuk ke
dalam kriteriria inklusi namun ada 22 artikel yang dikeluarkan karena artikel tidak masuk ke
dalam kriteria inklusi dan artikel yang digunakan dalam literature review terdapat 7 artikel.
Resiko bias dalam literature review ini menggunakan asesment pada metode penelitian
masing-masing studi, yang terdiri dari:
1. Teori 4. Variabel
teori yang tidak sesuai, sudah Variabel yang ditetapkan kurang
kedaluwarsa, dan kredibilitas sesuai dari segi jumlah,
yang kurang. pengontrolan variabel perancu,
dan variabel lainnya
2. Desain 5. Instrumen
Desain kurang sesuai dengan Instrumen yang digunakan tidak
tujuan penelitian. memiliki sesitivitas, spesivikasi,
dan validitas-reabilitas
Karakteristik Studi
Delapan artikel memenuhi kriteria inklusi (Gambar 1) menjelaskan bahwa peneliti menemukan 53 artikel yang sesuai
dengan kata kunci tersebut. Sebanyak 29 artikel dari artikel yang ditemukan sesuai kata kunci pencarian jurnal
tersebut kemudian dilakukan skrinning, 24 kejadian sibling rivarly bukan di Indonesia dan subjek bukan anak yang
mempunyai adik dan tidak mengalami sibling rivarly. Assesment kelayakan terhadap 29 artikel full text , artikel yang
duplikasi dan tidak sesuai kriteria inklusi dilakukan eksklusi sebanyak 21, sehingga didapatkan 8 artikel full text yang
dilakukan review.
Hasil Pencarian Literatur
Jarak kelahiran
Hubungan antara Jarak Kelahiran Jumlah responden 30 orang
6 dengan Perilaku Sibling Rivarly pada Siti Muniroh Perilaku sibling rivarly - 46,7% hampir setengahnya jarak kelahiran anak 2-4 tahun
Anak Usia Pra Sekolah (4-6 Tahun) pada anak usia pra - 60% anak yang yang mengalami sibling rivarly
sekolah (4-6 tahun)
Responden dalam penelitian ini adalah semua anak yang sudah mempunyai adik dan
mengalami sibling rivarly di Indonesia. Dalam studi telah disebutkan kejadian sibling
rivarly dan pola asuh orang tua pada anak yang mengalami sibling rivarly, dengan
mayoritas responden dalam penelitian ini rata-rata berusia 20-35 tahun, paritas >1,
pendidikan rendah, dan bekerja
Sibling Rivalry
Pengertian Sibling Rivalry
A Pola Asuh
Posisi Anak B
C Jarak Anak
Jenis Kelamin D
Faktor Eksternal
Lingkungan
Menjauhkan puting
Memukul bayi. Bertingkah agresif.
susu dari mulut bayi. Mengompol lagi.
Mendorong bayi
Secara verbal Kembali tergantung
dari pangkuan ibu.
menginginkan bayi pada susu botol.
kembali ke perut ibu.
Mengadukan saudara
Pola asuh orang tua sangat mempengaruhi bagaimana anak berperilaku. Pola asuh
orang tua merupakan suatu proses interaksi antara orang tua dan anak, yang
meliputi kegiatan seperti mendidik, membimbing serta mendisiplinkan anak dalam
mencapai proses kedewasaan. Pola asuh orang tua akan menentukan nilai-nilai
moral sebagai dasar berperilaku anak-anak. Hal ini berarti jika orang tua
menerapkan pola asuh yang positif maka akan menghasilkan perilaku yang positif
terhadap anak-anaknya begitu juga sebaliknya. Karena anak cenderung masih
mengikuti apa yang diajarkan orang tua (Santrock, 2011).
Jenis Pola Asuh
2. Pola Asuh Otoriter
Pola asuh otoriter adalah gaya yang bersifat
membatasi dan menghukum, di mana orang
1. Pola Asuh Demokratis tua mendesak anaknya agar mematuhi orang
tua serta menghormati usaha dan jerih payah
Pengasuhan demokratis mendorong mereka. Orang tua otoriter menempatkan
anak-anak untuk menjadi mandiri, tetapi batasan-batasan dan kendali yang tegas
masih menempatkan batasan dan pada anak serta tidak memberi peluang
kontrol atas tindakan mereka. kepada anak-anak untuk bermusyawarah.
Komunikasi yang memberi dan
menerima yang ekstensif diperbolehkan,
sikap orang tua juga hangat terhadap
anak-anak 4. Pola Asuh Pasif
Pola asuh yang pasif adalah gaya di
mana orang tua sangat tidak terlibat di
3. Pola Asuh Permisif dalam kehidupan anak.
Jarak kelahiran antar saudara kandung mempengaruhi cara mereka bereaksi satu terhadap yang lain dan cara orang tua
memperlakukan mereka. Selain itu jumlah saudara di dalam keluarga juga sangat berpengaruh karena jumlah saudara yang
kecil cenderung menghasilkan hubungan yang banyak perselisihan daripada jumlah saudara yang besar. Perbedaan jarak
kelahiran saudara kandung pada umunya semakin dekat jarak kelahiran maka pengaruh diantara mereka akan semakin besar,
terutama dalam karakteristik emosi. Sedangkan semakin jauh jarak kelahiran maka pengaruh orang tua lebih dominan
dibandingkan dengan pengaruh saudara kandung. Hadirnya seorang anggota keluarga baru berpengaruh terhadap anak yang
lebih tua, bila perbedaan usia anak 1 sampai 3 tahun karena pada usia ini anak lebih sadar akan kasih saying orang tuanya
dan bisa dikatakan merupakan krisis utama bagi seorang anak (Walyani dkk, 2015). Jarak kelahiran yang ideal antara saudara
kandung adalah lebih dari 4 tahun (Harits, 2008)
Kejadian Sibling Rivalry
Hasil penelitian Andriyani (2019) mengenai Pengetahuan Ibu tentang Sibling Rivarly pada anak usia 5-11 tahun di cisarua
kabupaten bandung barat menyatakan bahwa persaingan antar saudara yaitu persaingan yang terjadi pada anak-anak untuk
memperebutkan perhatian dari orangtuanya namun ibu tidak tahu dampak kedepannya serta tidak mengetahui
pencegahannya, adapun sebagian ibu yang menyatakan bahwa sibling rivarly atau persaingan antar saudara merupakan
persaingan yang terjadi karena memperebutkan kasih sayang dan perhatian dari orang tua namun ibu kurang memahaminya
dampak dan cara pencegahannya. Selain faktor budaya, tingkat pengetahuan orangtua terhadap sibling rivarly juga
mempengaruhi kejadian sibling rivarly tersebut, khususnya di Kabupaten Bojonegoro, para orangtua sebagian besar masih
menganggap prtengkaran, persaingan, kecemburuan antara saudara kandung adalah hal yang sangat wajar dan tidak perlu
adanya penanganan atau pemberian pola asuh yang tepat dalam meghadapi hal tersebut.
Kejadian Sibling Rivalry
Hasil penelitian Alif (2019) mengenai Bagaimana Pola Asuh dan Kecerdasan Emosi Menjelaskan Fenomena
Persaingan Antar Saudara menyatakan bahwa terdapat hubungan antara pola asuh demokrasi terhadap sibling
rivarly. Maka semakin tinggi pola asuh demokrasi akan semakin rendah sibling rivarly yang akan terjadi, sehigga
dapat disimpulkan terdapat hubungan juga antara pola asuh pemisif terhadap sibling rivarly. Kecenderungan
pola asuh pemisif memungkinkan terjadinya sibling rivarly tinggi, dan dapat disimpulkan juga tidak terdapat
hubungan antara pola asuh otoriter terhadap sibling rivarly.
Pola asuh orangtua pada anak yang mengalami sibling rivalry
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Casnuri tahun (2019) mengenai Hubungan Pengetahuan Ibu
tentang Sibling Rivarly dengan Pola Asuh Orang Tua terhadap Anak di Padukuhan Gude dan Pakwungu
menyatakan bahwa pola asuh ibu terhadap anak sebagian besar berperilaku pemisif sebanyak 85.8%. Hal ini
bisa menimbulkan terjadinya sibling rivarly karena pemberian pengawasan yang longgar dan memberikan
kesempatan pada anaknya untuk melakukan sesuatu yang cukup darinya. Dalam penelitian inipun menyatakan
bahwa tingkat pengetahuan ibu tidak dapat mempengaruhi pola asuh yang diberikan ibu kepada anaknya,
karena dari hasil penelitian ibu yang berpengetahuan tinggi diharapkan memiliki pola asuh yang demokrasi akan
tetapi pada kenyataannya ibu yang berpendidikan tinggi justru memiliki pola asuh yang pemisif.
Pola asuh orangtua pada anak yang mengalami sibling rivalry