PENDAHULUAN
titrasi ini dikarenakan tidak ada satu senyawa (titran) yang dapat bereaksi
rekasi oksidasi dan reduksi diantaranya titran dan analit. Jadi kalau titrannya
sebagai oksidator juga berbeda-beda sesuai dengan reaksi yang terjadi pada
titrasi dilakukan dalam suasana asam karena akan lebih mudah mengamati
titik akhir titrasinya. KMnO4 merupakan zat pengoksidasi yang penting, untuk
analisis kimia biasanya digunakan pada larutan asam dimana senyawa tersebut
direduksi menjadi Mn2+. Pada analisis besi dengan MnO4-, contoh disiapkan
dengan cara yang sama untuk reaksi dan titrasi dengan MnO4-.
Dalam reaksi ini, ion MnO4-bertindak sebagai oksidator. Ion MnO4- akan
berubah menjadi ion Mn2+ dalam suasana asam. Teknik titrasi ini biasa
digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau besi dalam suatu sampel.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada reaksi redoks terdapat reduktor dan oksidator dimana reduktor adalah
zat yang dalam reaksi mengalami oksidasi, zat yang mampu mereduksi zat lain
dan zat yang dapat memberikan electron kepada zat lain sedangkan oksidator
adalah zat yang dalam reaksi mengalami penurunan bilangan oksidasi, zat yang
mampu mengoksidasi zat lain, zat yang menangkap elektron dari zat lain (Keenan,
1986).
adalah titrasi redoks yang menggunakan KMnO4 (oksidator kuat) sebagai titran.
primer, maka larutan KMnO4 harus distandardisasi, antara lain arsen (III), oksida
penentuan kadar besi, kalsium, hidrogen peroksida. Pada penentuan besi pada
bijih besi mula-mula dilarutkan asam klorida, kemudian semua besi direduksi
ada beberapa titrasi yang sangat penting dalam suasana basa untuk bahan-bahan
organik. Daya oksidasi MnO4- lebih kecil sehingga letak keseimbang kurang
tambahkan Ba2+, yang dapat mngendapkan ion MnO42- sebagai BaMnO4. Selain
menjadi Mn2+(aq). Pada analisis besi dengan MnO4-, contoh disiapkan dengan
cara yang sama untuk reaksi dan dititrasi dengan MnO4-(aq). Mn2+ mempunyai
warna pink (merah muda) sangat pucat yang dapat dilihat dengan mata telanjang.
MnO4- berwarna sangat cerah (ungu). Pada titik akhir titrasi larutan yang dititrasi
mempunyai warna akhir pink (merah muda) pekat dengan hanya penambahan satu
reaksi oksidasi dari ion permangat itu sendiri. Dimana pada percobaan yang
oksidasi ion permanganat. Oksidasi ini berlangsung dalam suasana asam, netral,
dan alkalis, dimana kalium permanganate merupakan oksidator yang kuat sebagai
METODE PERCOBAAN
3.1 BAHAN
Larutan H2SO4 4 N
Aquadest
Tissu roll.
3.2 ALAT
Statif + ring
Neraca
Pemanas + kasa
Termometer -10-110 C
Filter
Batang pengaduk
Sendok tanduk
labu erlenmeyer.
4.2 REAKSI
a. Pembakuan KMnO4
Reaksi lengkapnya
4.3 PERHITUNGAN
21,9 100
= 20 3,9 x 63 mg/mk FP = 5
21,9
= = 20
4914
= 0,004 mek/L
= 0,004 N
b. Penetapan kadar besi (II) dalam garam ferro
KMnO4 x N KMnO4x 56
% Cu = 100 %
2 10 mL x 0,004 mek/mL x 56
= 100 %
500
= 0,896 %
100
Dimana FP = 50
4.4 PEMBAHASAN
KMnO4dan FeSO4.
ungu akan tetapi warna ungu hanya akan bertahan selama 30 detik.
Sedangkan dalam suasana basa akan mengubah MnO- menjadi MnO2 yang
akan menghasilkan warna coklat sehingga dalam proses titrasi akan sulit
mempertahankan warna ungu sangat cepat, sehingga titik akhir yang diperoleh
kurang.
Sedangkan pada percobaan penetuan kadar besi, tidak diperoleh hasil yang
sempurna sebab larutan yang akan dititrasi tidak sesuai dengan ketentuan.
Karena warna yang sebenarnya adalah kuning menjadi ungu, akan tetapi pada
percobaan kami dari bening menjadi ungu. Hal inilah yang menyebabkan
percobaan ini, reaksi yang terjadi yaitu mengubah Fe2+ menjadi Fe3+.
- Diatas 70C maka akan menghasilkan CO2 dan H2O sehingga asam
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
ungu.
5.2 SARAN
Underwood, A.L dan R.A. Day. J.R. 1996. Analisis Kimia Kuantitatif edisi
Kelima. Penerbit Erlangga. Jakarta
Shevla, G. 1995. Vogel Buku Teks Analis Anorganik Kuantitatif. Kalman Media
Pustaka. Jakarta