Anda di halaman 1dari 148

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA Tn. A DAN Tn.

S
DI RT 001 RW 002 DAN RT 003 RW 001 DESA SUMBER REJO KECAMATAN
PAGELARAN KABUPATEN PRINGSEWU
PROVINSI LAMPUNG

Laporan Individu KK Binaan Praktik Kebidanan Komunitas

Disusun Oleh :
PUTRI WULAN SYADELLA
2019205202022

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU


FAKULTAS KESEHATAN PROGRAM
STUDI DIII KEBIDANAN
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA Tn. A


DI RT 001 RW 002 DESA SUMBER REJO KECAMATAN PAGELARAN
KABUPATEN PRINGSEWU
PROVINSI LAMPUNG

Laporan Individu KK Binaan Praktik Kebidanan Komunitas


Telah Memenuhi Persyaratan Dan Disetujui
Tanggal.........

Menyetujui dan Mengesahkan

Pembimbing Akademik Kepala Keluarga

Apri Sulistianingsih, Amd.Keb Agus Suseno

Ketua Prodi D III Kebidanan


Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Sumi Anggraeni, M.Keb


NBM. 1168 283

ii
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA Tn. S


DI RT 003 RW 001 DESA SUMBER REJO KECAMATAN PAGELARAN
KABUPATEN PRINGSEWU PROVINSI LAMPUNG

Laporan Individu KK Binaan Praktik Kebidanan Komunitas


Telah Memenuhi Persyaratan Dan Disetujui
Tanggal.........

Menyetujui dan Mengesahkan

Pembimbing Akademik Kepala Keluarga

Apri Sulistianingsih, Amd.Keb Samani

Ketua Prodi D III Kebidanan


Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Sumi Anggraeni, M.Keb


NBM. 1168 283

LEMBAR PENGESAHAN

iii
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA Tn. A DAN Tn. S
DI RT 001 RW 002 DAN RT 003 RW 001 DESA SUMBER REJO KECAMATAN
PAGELARAN KABUPATEN PRINGSEWU
PROVINSI LAMPUNG

Laporan Individu KK Binaan Praktik Kebidanan Komunitas


Telah Memenuhi Persyaratan Dan Disetujui
Tanggal.........
Menyetujui dan Mengesahkan

Pembimbing Akademik Pembimbing lahan

Apri Sulistianingsih, S.ST.M.Keb Vivi Iriyani, Amd.Keb

Ketua Prodi D III Kebidanan


Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Sumi Anggraeni,M.Keb
NBM. 1168 283

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya kepada kita sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas individu
pada KK Binaan Tn.A dan Tn.S dalam penulisan tugas individu KK binaan ini
tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk ini penulis menyampaikan
terimakasih kepada :
1. Ns. Elmi Nuryati, M. Epid selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas
Muhammadiyah PringsewuLampung.
2. Sumi Anggraeni, M.Keb selaku ketua Prodi DIII Kebidanan Universitas
Muhammadiyah Pringsewu Lampung.
3. Cynthia Puspariny, S.ST, M.Kes selaku Ketua Pelaksana Praktik Kebidanan
Komunitas.
4. Ibu Apri sulistianingsih, S.ST.M,Keb selaku Pembimbing lahan praktik
kebidanan komunitas
5. Bidan Vivi Iriyani, AMD,Keb selaku bidan Desa Sumber Rejo dan selaku
Pembimbing lahan Praktik Kebidanan Komunitas.
6. Keluarga Tn.A dan Tn.S selaku KK Binaan Kebidanan komunitas.
7. Seluruh dosen dan staf Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung.
8 Seluruh teman-teman D III Kebidanan khususnya angkatan XIII

Penulis menyadari tugas individu KK binaan ini masih banyak kekurangan.


Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan.
Penulis berharap semoga tugas individu KK binaan ini bermanfaat bagi penulis
dan pembaca.

Pringsewu, Januari 2022


Penulis

v
Putri Wulan Syadella
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iv
DAFTAR ISI................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Tujuan ............................................................................................ 2
C. Manfaat ............................................................................................ 3
D. Metode ............................................................................................ 3
E. Langkah Kerja....................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN TEORI


A. Konsep Keluarga................................................................................... 4
B. Manajemen / Asuhan Kebidanan Komunitas Pada Keluarga............... 9
C. Peran Bidan di Komunitas.................................................................... 15

BAB III ASUHAN / MANAJEMEN KEBIDANAN KOMUNITAS


A. Genogram dan denah rumah................................................................ 33
B. Pengkajian data S dan O....................................................................... 36
C. Assesment ............................................................................................ 37
D. Planning ............................................................................................ 37

BAB IV PEMBAHASAN
A. Proses penatalaksanaan asuhan kebidanan komunitas ......................... 46
B. Hambatan,rintagan dan evaluasi dalam pelaksanaan asuhan kebidanan
komunitas ............................................................................................ 46

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 49
B. Saran..................................................................................................... 50

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Hiperemesis gravidarum merupakan ibu hamil yang mengalami mual muntah yang
berlebih, dapat menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari sehingga membahayakan
kesehatan bagi janin dan ibu, bahkan dapat menyebabkan kematian. Selain itu, mual
muntah juga berdampak negatif bagi ibu hamil, seperti aktivitas sehari-hari menjadi
terganggu. Biasanya mual muntah sering terjadi saat pagi hari, bahkan dapat timbul kapan
saja maupun terjadi kadang dimalam hari. Gejala tersebut 40-60% biasa terjadi pada
multigravida (Rocmawati, 2011).

Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah suatu yang wajar pada ibu hamil
trimester 1. Kondisi ini akan berubah jika mual muntah terjadi >10 kali dalam sehari,
sehingga dapat mengganggu keseimbangan gizi, cairan elektrolit, dan dapat memengaruhi
keadaan umum serta menganggu kehidupan sehari-hari (Morgan, 2009).

Morgan (2009); Fitriana (2014) menyatakan bahwa kondisi hiperemesis gravidarum


yang dijumpai pada kehamilan 16 minggu pertama yaitu mual dan muntah, perempuan
hamil pada trimester 1 mengalami mual muntah kurang lebih 66%, sedangkan mual disertai
muntah mencapai 34%. Apabila semua makanan yang dimakan dimuntahkan pada ibu
hamil, maka berat badan akan menurun, turgor kulit berkurang, dan timbul
asetonuria.Kondisi ini dapat mengakibatkan gangguan pada kehamilan. Hiperemesis
gravidarum juga berdampak negatif, seperti anemia. Sedangkan anemia sendiri dapat
mengakibatkan syok disebabkan kekurangan asupan gizi yang dimakan dan diminum semua
dimuntahkan semua.

Perubahan fisiologis yang terjadi pada masa ibu hamil menurut Hutaean (2009), yaitu
perubahan pada sistem pencernaan, mengalami penurunan nafsu makan, ibu hamil trimester
1 sering mengalami mual muntah yang merupakan perubahan saluran cerna dan kenaikan
kadar ekstrogen, progesterone, dan human chorionic gonadotropin (HCG) dapat menjadi
pencetus terjadinya mual dan muntah pada ibu hamil. Meningkatnya hormone progesterone
dapat mengakibatkan otot polos pada sistem gastrointestinal mengalami relaksasi sehingga
motilitas lambung menurun dan pengosongan lambung melambat. Refluks esofagus,
penurunan motilitas lambung dan menurunnya sekresi asam hidroklorid juga berkontribusi
terjadinya mual dan muntah. Selain itu, mual muntah juga diperberat adanya faktor lain,
seperti faktor psikologis, lingkungan, spiritual, dan sosiokultural (Runiari, 2010).

Stunting dapat diidentifikasikan sebagai gambaran dari kurangnnya gizi, kekurangan gizi
tersebut bersifa kronik sejak awal kehidupan terjadi pada masa pertumbuhan dan
perkembangan. Stunting yang di alami balita merupakan salah satu masalah dari sekian
banyak yang di alami balita, balita bertubuh pendek atau kerdil atau di dalam medis di sebut
stunting adalah salah satu masalag dari gizi yang dialami oleh beberapa balita di dunia saat
ini. Pada tahun 2017 sebanyak 22,2% balita di dunia yang mengalami stunting, di

7
bandingkan tahun 2000 angka stunting sebanyak 32,6% artinya mengalami penurunan
sebanyak 10,4%.

Riskesdas tahun 2013, menyatakan bahwa balita mengalami tinggi badan dibawah standar
diantara balita lain seusianya adalah salah satu masalah dari gizi. Balita bertubuh kerdil atau
biasa di sebut stunting Pada Asia Tenggara Indonesia menduduki peringkat kedua di bawah
Laos yang mencapai 43,8%. Pemerintah mealalui program 1000 Hari Pertama Kehidupan
(HPK) berhasil menurunkan angka stunting (Masrul, 2018).

Program 1000 HPK terdiri dari dua periode yaitu periode kehamilan dan periode 0-24
bulan. Pada periode 0-24 bulan merupakan periode yang dapat menentukan kualitas
kehidupan seseorang sehingga sering disebut periode emas. Periode ini dapat dikatakan
bahwa periode sensitif karena memiliki resiko yang mengakibatkan bayi mengalami
keterlambatan pertumbuhan dan perkambangan yang bersifat permanen dan tidak dapat
dikoreksi saat usia 0 – 24 bulan diperlukan pemenuhan gizi yang adekuat(Naim, 2016).

Banyak factor terjadi yang dapat menyebebkan tingginya angka stunting pada balita.
Penyebab secara langsung yaitu kekurangan asupan makanan atau gizi untuk si balita,
adanya infeksi, ibu kurang pengetahuan, pola asuh yang salah sanitasi dan hygiene yang
buruk serta rendahnya pelayanan kesehatan (Mustafa, 2015).

Faktor lain yaitu masyarakat belum menyadari bahwa stunting merupakan penyakit atau
mungkin masyarakat belum menyadari bahwa anaknnya memiliki tubuh kerdil, karena anak
yang bertubuh kerdil terlihat seperti anak anak pada umumnya dengan aktivitas normal,
tidak seperti anak kurus yang harus segera ditanggulangi. Demikian juga pada gizi ibu
ketika hamil masyarakat belum menyadari pentingnnya gizi selama kehamilan berpengaruh
pada keadaan gizi yanag akan dilahirkan kelak (Mustafa, 2015).

Pada keluarga Tn. A terdapat permasalahan factor kehamilan dengan hiperemesis


gravidarum pada Ny.E dan pada keluarga Tn.S terdapat permasalahan yaitu stunting pada
An.F Untuk itu, maka mahasiswa tingkat III semester V Universitass Muhammadiyah
Pringsewu Prodi D III Kebidanan dipandang perlu untuk memperoleh gambaran yang
nyata tentang pelayanan Kebidanan Komunitas di masyarakat sesuai dengan kompetensi
yang diharapkan dari lulusan D III Kebidanan.

2. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum

8
Mengadakan penyuluhan pada KK binaan diharapkan dapat menerapkan berbagai
keterampilan yang berkaitan dengan mata kuliah asuhan kebidanan komunitas.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu Melakukan pengkajian data subjektif dan objektif sesuai dengan masalah
yang ada dalam KK Binaan yang diambil.
b. Mampu menentukan diagnosis yang terjadi dalam KK Binaan.
c. Mampu mengidentifikasi masalah kesehatan yang terjadi dalam KK Binaan
khususnya tentang masalah KIA.
d. Mampu mengidentifikasi perencanaan, penatalaksanaan, dan evaluasi pada masalah
dalam KK Binaan
e. Mampu melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan.
f. Mampu Mendokumentasikan hasil asuhan kebidanan komunitas dalam KK Binaan.
3. Manfaat Kegiatan
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh dengan memberikan
penyuluhan pada KK Binaan dan mampu menyelesaikan masalah.
2. Bagi Masyarakat
Menambah wawasan bagi masyarakat pada umumnya dan keluarga Tn.A dan Tn.S
khususnya mengenai kesehatan.
3. Bagi Tenaga Kesehatan
Memberikan gambaran mengenai keadaan kesehatan masyarakat disana sehingga
memudahkan dalam penyuluhan kesehatan dan mengubah perilaku hidup bersih dan
sehat.
4. Metodologi Kegiatan
Dalam kegiatan KK Binaan metode yang digunakan adalah pemberian pengetahuan
dengan ceramah, leafleat dan Tanya jawab.
1. Langkah Kerja
a. Waktu pelaksanaan
Hari/tanggal :
b. Pengkajian data masalah kebidanan: 04-11 Januari 2022
1) Tn. A :07 Januari 2022 .
2) Tn. S :10 Januari 2022 .

c. Intervensi/implementasi: 12-18 Januari 2022


1)Tn. A : 14 Januari 2022.
9
2)Tn. S :17 Januari 2022.

d. Monitoring dan Evaluasi: 20-27 Januari 2022


1) Tn. A : 20 Januari 2022.
2) Tn. S : 22 Januari 2022.

Lokasi :
Kegiatan KK Binaan akan di laksanakan Di rumah Tn.A dan Tn.S di Kelurahan
Sumber Rejo Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu

BAB II
TINAJUAN TEORI

A. Konsep Keluarga
1. Pengertian
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan
darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah
tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing masing menciptakan serta
mempertahankan kebudayaan(Friedman, 2010)

10
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam
keadaan saling ketergantungan (Departemen Kesehatan RI 2014)
Jadi dapat disimpulkan bahwa definisi dari keluarga merupakan sekumpulan orang
yang tinggal dalam satu rumah yang terikat oleh ikatan perkawinan dan mempunyai ikatan
darah .
2. Struktur Keluarga
Struktur keluarga ada beberapa macam, diantaranya :
a.     Patriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalah keluarga adalah dipihak
ayah.
b.      Matriakal, yang dominan dan memegang kekuasan dalam keluarga adalah dipihak
ibu.
c.      Equalitarian, yang memegang kekuasan dalam keluarga adalah ayah dan ibu.
d.      Patrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami.
e.      Keluarga Kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluaraga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya
hubungan dengan suatu atau istri.

3. Ciri-Ciri Keluarga
Ciri-ciri struktur keluarga menurut Anderson Carter :
a.      Terorganisasi adalah saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota
keluarga.
b.      Ada keterbatasan
Adalah setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan
dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.
c.      Ada perbedaan dan kekhususan
Adalah setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.

4. Bentuk-Bentuk Keluarga
a.   Nuclear Family (keluarga inti)
Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.
b.   Extendet Family (Keluarga Besar)

11
Adalah keluarga inti di tambah dengan sanak saudara misalnya: nenek, kakek,
keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan sebagainya.
c.    Serial Family (Keluarga Berantai)
Adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari 2x dan
merupakan satu keluarga inti.
d.    Single Family (Keluarga Duda atau Janda)
Adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
e.    Composite Family (Keluarga Berkomposisi)
Adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami atau hidup bersama.
f.     Cahibitation Family (Keluarga habitas)
Adalah dua orang yang menjadi satu keluarga.

5. Peran Keluarga
Menurut Hartan dan Hunt peran keluarga terdiri dari sebagai berikut :
a.      Peran Ayah.
Ayah sebagai suami dari istri dan ayah bagi anak-anaknya berperan mencari nafkah,
pendidikan, perlindungan dan member rasa aman sebagai kepala keluarga, sebagai
kelompok masyarakat.
b.      Peran Ibu
Sebagai istri dan suami dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peran mengurus
rumah tangga pengasuh anak-anaknya dan sebagai satu kelompok dari peran sentral
darianggota masyarakat dan pencari nafkah
c.      Peran Anak
Anak melaksanakan perahan psikososial sesuai tingkat perkembangan baik,fisik,
mental, social , dan spiritual.

6. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga sehari-hari menurut Horton dan Hunt yaitu :
a. Fungsi pengaturan seksual

12
Yaitu keluarga merupakan wadah sah baik ditinjau dari agama maupun maryarakat
dalam pengetahuan dan pemuasan keinginan seksual.
b. Fungsi Reproduksi
Yaitu keluarga berfungsi menghasilkan anggota baru sebagai penerus keturunan.
c.     Fungsi Perlindungan dan Pemeliharaan
Yaitu memberikan perlindungan dan pemeliharaan terhadap stress.

d. Fungsi Pendidikan
Yaitu keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama karena
anak-anak mengenal pendidikan sejak lahir.

e. Fungsi Sosialisasi
Yaitu individu atau anggota keluargamempelajari kebiasaan ide-ide nilai dan tingkah
laku dalam masyarakat.Melalui lingkungan keluarga.

f. Fungsi Toleran dan Efektif


Yaitu apabila rasa cinta kasih saying dalam keluarga dapat dirasakan oleh semua
anggota maka anggota keluarga akan merasakan kesenangan kegembiraan dan
ketentraman sehingga mereka akan kerasan tinggal dirumah maka keluarga merupakan
tempat rekreasi bagi anggota keluarga.

g. Fungsi Ekonomi.
Yaitu anggota keluarga sebagai penghasil ekonomi terutama orang tua sedangkan
anggota keluarga yang lain atau anak berfungsi sebagai konsumen.

h.    Fungsi Status Sosial


Yaitu suatu dasar yang menunjukan kedudukan atau status bagi anggota nya.

B. Peran Bidan di Komunitas


1. Peran pelaksana asuhan/pelayanan kebidanan
Dalam peran ini mencakuptugas mandiri, kolaborasi/kerja sama, dan rujukan.Sesuai
dengan tugas pokok bidan adalah memberikan pelayanan kebidanan kepada komunitas.
Disini bidan bertindak sebagai pelaksana pelayanan kebidanan.
a. melaksanakan asuhan kebidanan dengan standar professional
13
1) menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang
diberikan.

2) memberikan pelayanan pada wanita, bayi baru lahir, dan keluarganya.


b. melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil normal dengan
komplikasi,patologis,dan risiko timggi dengan melibatkan klien/keluarga:
1) mengkaji, menentukan diagnosis, merencanakan, melaksanakan,
mengevaluasi asuhan yang diberikan.
2) membuat rencana tindak lanjut dan membuat catatan dan laporan
asuhan
c. melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin normal, komplikasi, patologis,
dan risiko tinggi dengan melibatkan klien/keluarga:
1) mengkaji, menentukan diagnosis, merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi asuhan yang diberikan.
2) membuat rencana tindak lanjut dan membuat catatan dan laporan
asuhan.
d. melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal,
komplikasi,patologis, dan risiko tinggi dengan melibatkan klien/keluarga:
1) mengkaji, menentukan diagnosis, merencanakan, melaksanakan,
mengevaluasi asuhan yang diberikan.
2) membuat rencana tindak lanjut dan membuat catatan dan laporan
asuhan.
e. melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu pada saat masa nifas pada menyusui
dalam keadaan normal dan komplikasi dengan melibatkan klien/keluarga:
1) mengkaji, menentukan diagnosis, merencanakan, melaksanakan,
mengevaluasi asuhan yang diberikan.
2) membuat rencana tindak lanjut dan membuat catatan dan laporan
asuhan.
f. melaksanakan asuhan kesehatan pada bayi (>1 bulan -1 tahun) dan anak (>1
tahun -5 tahun) dengan melibatkan klien/keluarga:
1) mengkaji, menentukan diagnosis, merencanakan, melaksanakan,
mengevaluasi asuhan yang diberikan.
2) membuat rencana tindak lanjut dan membuat catatan dan laporan
asuhan.

14
g. melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita atau ibu dengan gangguan
reproduksi dengan melibatkan klien/keluarga:
1) mengkaji, menentukan diagnosis, merencanakan, melaksanakan,
mengevaluasi asuhan yang diberikan.
2) membuat rencana tindak lanjut dan membuat catatan dan laporan
asuhan.
h. melaksanakan asuhan kebidanan komunitas dengan melibatkan klien/keluarga:
1) mengkaji, menentukan diagnosis, merencanakan, melaksanakan,
mengevaluasi asuhan yang diberikan.
2) membuat rencana tindak lanjut dan membuat catatan dan laporan
asuhan.
i. melaksanakan pelayanan keluarga berencana dengan melibatkan klien/keluarga:
1) mengkaji, menentukan diagnosis, merencanakan, melaksanakan,
mengevaluasi asuhan yang diberikan.
2) membuat rencana tindak lanjut dan membuat catatan dan laporan
asuhan.

2. Peran Pengelola Pelayanan KIA/KB


Sesuai dengan kewenangannya bidan dapat melaksanakan kegiatan praktek
mandiri.Bidan dapat mengelola sendiri pelayanan yang dilakukannya.Peran bidan
di sini adalah sebagai pengelola kegiatan kebidanan di unit puskesmas, polindes,
posyandu dan praktek bidan. Sebagai pengelola bidan memimpin dan
mendayagunakan bidan lain atau tenaga kesehatan yang pendidikannya lebih
rendah
a.Mengelola dan mengembangkan pelayanan kesehatan masyarakat terutama
pelayanan kebidanan untuk individu, keluarga, kelompok khusus, dan
masyarakat di wilayah kerjanya dengan melibatkan klien/masyarakat tugasnya.
1) bersama tim kesehatan dan pemuka masyarakat mengkaji kebutuhan
kesehatan masyarakat terutama yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan

15
anak untuk meningkatkan dan mengembangkan program pelayanan
kesehatan di wilayah kerjanya.
2) menyusun rencana kerja sesuai dengan hasil pengkajian dengan melibatkan
klien / masyarakat.
3) mengelola kegiatan-kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat khususnya
kesehatan ibu dan anak, serta KB sesuai dengan rencana.
4) mengorganisasi, mengawasi, dan membimbing kader, dukun, atau petugas
kesehatan lain dalam melaksanakan program / kegiatan pelayanan kesehatan
ibu dan anak serta KB.
5) mengembangkan strategi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat,
khususnya kesehatan ibu dan anak, serta KB termasuk pemanfaatan sumber-
sumber yang ada pada program dan sector lain.
6) menggerakkan, mengembangkan kemampuan masyarakat, dan memelihara
kesehatannya dengan memanfaatkan sumber-sumber yang ada.
7) mempertahankan, meningkatkan mutu, dan keamanan praktik professional
melalui pendidikan, pelatihan, dan kegiatan-kegiatan dalam kelompok
profesi.
b. Berpatisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan program
sector lain di wilayah kerjanya melalui peningkatan kemampuan dukun bayi,
kader kesehatan, dan tenaga kesehatan lain yang berada di wilayah
bimbingannya atau wilayah kerjanya, tugasnya:
1) bekerja sama dengan puskesmas, institusi lain sebagai anggota tim dan
memberikan asuhan kepada klien, dalam bentuk konsultasi, rujukan, dan
tindak lanjut.
2) Membina hubungan dengan dukun, kader kesehatan / PLKB dan
masyarakat.
3) Melaksanakan pelatihan, membimbing dukun bayi, kader, dan petugas lain.
4) Memberikan asuhan pada klien yang dirujuk dukun bayi.
5) Membina kegiatan-kegiatan yang ada di masyarakat.

c. Peran Pendidik
Dalam hal ini bidan berperan sebagai pendidik di masyarakat.Sebagai
pendidik, bidan berupaya merubah perilaku komunitas di wilayah kerjanya sesuai
dengan kaidah kesehatan. Tindakan yang dapat dilakukan oleh bidan di

16
komunitas dalam berperan sebagai pendidik masyarakat antara lain dengan
memberikan penyuluhan di bidang kesehatan khususnya kesehatan ibu, anak dan
keluarga. Penyuluhan tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti
ceramah, bimbingan, diskusi, demonstrasi dan sebagainya yang mana cara
tersebut merupakan penyuluhan secara langsung. Sedangkan penyuluhan yang
tidak langsung misalnya dengan poster, leaf let, spanduk dan sebagainya.
1) mengkaji, merencanakan, menyiapkan, melaksanakan dan mengevaluasi
kegiatan pendidikan, bimbingan/penyuluhan yang diberikan
2) menggunakan hasil evaluasi untuk meningkatkan program bimbingan dan
pendidikan
3) mendokumentasikan hasil kegiatan

d. Peran Investigator Dalam Asuhan Kebidanan


1) mengidentifikasi kebutuhan investigasi yang akan dilaksanakan
2) menyusun rencana kerja
3) melaksanakan investigasi sesuai rencana
4) mengolah dan menginterpretasi data hasil investigasi
5) menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut
6) memanfaatkan hasil investigasi untuk meningkatkan dan
mengembangkan kerja atau pelayanan kesehatan
e. Peran Peneliti
Bidan perlu mengkaji perkembangan kesehatan pasien yang dilayaninya,
perkembangan keluarga dan masyarakat.Secara sederhana bidan dapat
memberikan kesimpulan atau hipotersis dan hasil analisanya. Sehingga bila peran
ini dilakukan oleh bidan, maka ia dapat mengetahui secara cepat tentang
permasalahan komuniti yang dilayaninya dan dapat pula dengan segera
melaksanakan tindakan.

f. Peran Sebagai Pemberdaya

17
Bidan perlu melibatkan individu, keluarga dan masyarakat dalam
memecahkan permasalahan yang terjadi.  Bidan perlu menggerakkan individu,
keluarga dan masyarakat untuk ikut berperan serta dalam upaya pemeliharaan
kesehatan diri sendiri, 
g. Peran sebagai Perencana
Melakukan bentuk perencanaan pelayanan kebidanan individu dan keluarga
serta berpartisipasi dalam perencanaan program di masyarakat luas untuk suatu
kebutuhan tertentu yang ada kaitannya dengan kesehatan. (Syafrudin dan
Hamidah, 2009 : 8)

C. Manajemen/Asuhan Kebidanan Komunitas pada Keluarga


Manajemen asuhan kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan
sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,
penemuan-penemuan, keterampilan dalam rangkaian tahapan logis untuk pengambilan
keputusan yang berfokus pada klien (Simatupang E.J, 2012, hal.7).
Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi, kegiatan, dan tanggung jawab bidan
dalam pelayanan yang di berikan kepada klien yang memiliki kebutuhan atau masalah
kebidanan (kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, keluarga berencana, kesehatan
reproduksi wanita, dan pelayanan kesehatan masyarakat).( Blogspot.2011).

Tahapan dalam Manajemen Asuhan Kebidanan (Varney, 2010)Proses manajemen


kebidanan terdiri dari 7 langkah.Manajemen asuhan kebidanan dimulai dengan
identifikasi data dasar dan diakhiri dengan evaluasi asuhan kebidanan.

Ketujuh langkah terdiri dari keseluruhan kerangka kerja yang dapat dipakai dalam segala
situasi. Langkah tersebut sebagai berikut :

1. Identifikasi Data Dasar


Identifikasi data merupakan langkah awal dari manajemen kebidanan, langkah yang
merupakan kemampuan intelektual dalam mengidentifikasi masalah klien, kegiatan yang
dilaksanakan dalam rangka identifikasi data dasar meliputi pengumpulan data dan
pengolahan.
a.    Pengumpulan data
Dalam pengumpulan data mencari dan menggali data/fakta atau informasi baik
dari klien, keluarganya maupun tim kesehatan lainnya atau data yang diperoleh dari
18
hasil pemeriksaan pada pencatatan dokumen medik, hal yang dilakukan dalam
pengumpulan data meliputi:
1)      Wawancara
Wawancara/anamnese adalah tanya jawab yang dilakukan antara bidan dan klien,
keluarga maupun tim medis lain dan data yang dikumpulkan mencakup semua
keluhan klien tentang masalah yang dimiliki.
2)      Observasi dan pemeriksaan fisik
Pada saat observasi dilakukan inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi.
Pemeriksaan fisik dilakukan dari ujung kepala sampai ujung kaki (head to toe).
b. Pengolahan data
Setelah data dikumpulkan secara lengkap dan benar maka selanjutnya
dikelompokkan dalam :
1)      Data subyektif
Meliputi identitas klien, keluhan utama, riwayat penyakit, riwayat menstruasi,
riwayat persalinan, riwayat nifas dan laktasi yang lalu, riwayat ginekologi, dan
KB, latar belakang budaya, pengetahuan dan dukungan keluarga serta keadaan
psikososial.
2)      Data obyektif
Menyangkut keadaan umum, tinggi dan berat badan, tanda-tanda vital dan
keadaan fisik obstetri.

3)      Data penunjang


Meliputi hasil pemeriksaan laboratorium.
2. Merumuskan diagnosa/masalah actual
Diagnosa adalah hasil analisis dan perumusan masalah yang diputuskan berdasarkan
identifikasi yang didapat dari analisa-analisa dasar.Dalam menetapkan diagnosa bidan
menggunakan pengetahuan profesional sebagai data dasar untuk mengambil tindakan
diagnosa kebidanan yang ditegakkan harus berlandaskan ancaman keselamatan hidup
klien.
3.      Merumuskan diagnose/masalah potensial
Bab ini mengidentifikasi masalah potensial yang mungkin akan terjadi pada klien
jika tidak mendapatkan penanganan yang akurat, yang dilakukan melalui pengamatan,
observasi dan persiapan untuk segala sesuatu yang mungkin terjadi bila tidak segera

19
ditangani  dapat membawa dampak yang lebih berbahaya sehingga mengancam
kehidupan klien.
4.      Identifikasi Perlunya Tindakan Segera dan Kolaborasi
Menentukan intervensi yang harus segera dilakukan oleh bidan atau dokter
kebidanan. Hal ini terjadi pada penderita  gawat darurat yang membutuhkan kolaborasi
dan konsultasi dengan tenaga kesehatan yang lebih ahli sesuai keadaan klien. Pada tahap
ini, bidan dapat melakukan tindakan emergency sesuai kewenangannya,kolaborasi
maupun konsultasi untuk menyelamatkan ibu dan bayi. Pada bagian ini pula,bidan
mengevaluasi setiap keadaan klien untuk menentukan tindakan selanjutnya yang
diperoleh dari hasil kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain. Bila klien dalam keadaan
normal tidak perlu dilakukan apapun sampai tahap kelima.
a. Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan
Mengembangkan tindakan komprehensif yang ditentukan pada tahap sebelumnya,
juga mengantisipasi diagnosa dan masalah kebidanan secara komprehensif yang didasari
atas rasional  tindakan yang relevan dan diakui kebenarannya sesuai kondisi dan situasi
berdasarkan analisa dan asumsi yang seharusnya boleh dikerjakan atau tidak oleh bidan.
b. Impelementasi
Implementasi dapat dikerjakan keseluruhan oleh bidan bekerja sama dengan tim
kesehatan lain. Bidan harus bertanggung jawab terhadap tindakan langsung,konsultasi
maupun kolaborasi,implementasi yang efisien akan mengurangi waktu dan biaya
perawatan serta meningkatkan kualitas pelayanan pada klien.
c.Evaluasi
Langkah akhir manajemen kebidanan adalah evaluasi. Pada langkah ini,bidan harus
mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan kebidanan yang diberikan kepada klien.
1. Konsep dasar penyakit
A. Hiperemesis Gravidarum

a. Pengertian

Hiperemesis Gravidarum menurut Nugroho (2012) adalah muntah

yang terjadi sampai umur kehamilan 20 minggu, muntah begitu hebat

dimana segala apa yang dimakan dimuntahkan sehingga mempengaruhi

keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari,berat badan menurun, dehidrasi,

dan terdapat aseton dalam urin bukan karena penyakit sepertiappendicitis,


20
pielititis dan sebagainya. Hiperemesis Gravidarum menurut Manuaba

(2008) adalah mual atau muntah yang berlebihan sehingga menimbulkan

gangguan aktivitas sehari-hari dan bahkan dapat membahayakan hidup ibu

hamil. Hiperemesis Gravidarum menurut Morgan (2009) adalah mual dan

muntah yang menetap selama kehamilan yang mengganggu asupan cairan

dan nutrisi yang biasanya terjadi sebelum 20 minggu kehamilan yang

menyebabkan penurunan berat badan dan ketidakseimbangan cairan dan

elektrolit.

Dari pengertian diatas Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan

muntah berlebihan yang menetap terjadi pada kehamilan sebelum 20

minggu, mengganggu aktifitas sehari-hari yang menyebabkan

ketidakseimbangan cairan dan penurunan berat badan hingga dapat

membahayakan hidup ibu hamil.

21
b. Penyebab Hiperemesis Gravidarum

Penyebab Hipermesis Gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak

ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik, jugatidak

ditemukan kelainan biokimia. Perubahan-perubahan anatomik padaotak,

jantung, hati dan susunan saraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin serta

zat-zat lain akibat inanisi.

Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang ditemukan menurut

Tresnawati (2012) adalah sebagai berikut:

A. Faktor predisposisi:

a. Primigravida

b. Overdistensi rahim: hidramnion, kehmilanganda, estrogen dan

HCG tinggi, molahidatidosa

B. Faktor organik

a. Masuknya villy khorialis dalam sirkulasi maternal

b. Perubahan metabolik akibat hamil

c. Resistensi yang menurun dari pihak ibu

d. Alergi

C. Faktorpsikologis

a. Rumahtanggayangretak

b. Hamilyangtidakdiinginkan

22
c. Takutterhadapkehamilandanpersalinan

d. Takutterhadaptanggungjawabsebagaiibu

e. Kehilanganpekerjaan

23
c. TandadangejalaHiperemesisGravidarum

Tanda dan gejala Hiperemesis Gravidarum menurut Varney

(2007)meliputi:Muntahhebat,Nafsumakanburuk,Asupanmakanburuk,Penu

runan berat badan, Dehidrasi, Ketidakseimbangan elektrolit,

Responberlebihan terhadap masalah psikososial yang mendasar, Muntah

yangtidak dapat diatasi dengan tindakan untuk mengatasi morning

sickness,Asidosis yang disebabkan kelaparan, Alkalosis akibat hilangnya

asamhidrokloridayangkeluarbersamaanmuntahan,Hipokalemia

d. TingkatanHiperemesisGravidarum

HiperemesisgravidarummenurutKhumaira(2012)dapatdibagikedalam3

tingkatan:

1. TingkatanI

a. Muntahterusmenerussehinggamenimbulkan:

i. Dehidrasi:turgorkulitturun

ii. Nafsumakanberkurang

iii. Berat badanturun

iv. Matacekungdanlidahkering

b. Epigastriumnyerikarenaasamlambungmeningkatdanterjadiregurgit

asike esophagus

c. Nadimeningkatdantekanandarahturun

d. Frekuensinadisekitar100kali/menit
24
e. Tampaklemahdanlemas

2. TingkatanII

a. Dehidrasisemakinmeningkatakibatnya:

i. Turgorkulitmakinturun

25
ii. Lidahkering dankotor

iii. Matatampakcekungdansedikitikteris

b. Kardiovaskuler

i. Frekuensinadisemakincepatlebihdari100kali/menit

ii. Nadikecilkarenavolumedarahturun

iii. Suhubadanmeningkat

iv. Tekanandarahturun

c. Liver

Fungsihatiterganggusehinggamenimbulkanikhterus

d. Ginjal

Dehidrasi menimbulkan gangguan fungsi ginjal

yangmenyebabkan:

i. Oliguria

ii. Anuria

iii. Terdapattimbunanbendaketonaseton

Asetondapatterciumdalamhawapernafasan,karenamempuny

ai aroma yang khas dan dapat pula di

temukandalamkencing.

e. Kadang-kadangmuntahbercampurdarahakibatruptureesophagus

dan pecahnya mukosa lambung pada sindrom Malloryweiss.


26
3. TingkatanIII

a. Keadaanumumlebihparah

b. Muntahberhenti

c. Kesadaranmenurundansomnolenataukoma

27
d. Nadikecildancepat

e. Suhubadanmeningkat

f. Tekanandarahmenurun

g. Ikhterussemakinmeningkat

h. Terdapattimbunanasetonyangsemakinmeningkatdenganbauyangse

makin tajam

i. Gangguanmental

j. Oliguriasemakinparahdanmenjadianuria

e. Patofisiologis

PatofisiologiHiperemesisGravidarummasihbelumjelas(Melter,2000;

Neill & Nelson, 2003; Edelman, 2004 dalam Runiari 2010);

namumpeningkatankadarprogesteron,estrogen,danHormonChorionicGona

dotropin (HCG) dapat menjadi faktor terjadinya mual dan

muntah.Peningkatanhormonmenyebabkanototpolospadasystemgastrointest

inalmengalamirelaksasisehinggamotilitaslambungmenurundanpengosonga

nlambungmelambat.Refluksesophagus,penurunan motilitas lambung dan

penurunan sekresi asam

hidrokloridjugaberkontribusiterhadapterjadinyamualdanmuntah.Halinidipe

rberatdenganadanyapenyebablainberkaitandenganfaktorpsikologis,spiritua

l,lingkungandansosiokultural.

Hiperemesis gravidarum merupakan komplikasi pada hamil muda,

bilaterjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi,


28
ketidakseimbanganelektrolit disertai alkalosis hipokloremik, dapat

mengakibatkan

cadangankarbohidratdanlemakhabisterpakaiuntukkeperluanenergi.Oksidas

29
lemak yang tidak sempurna menyebabkan ketosis dengan

tertimbunnyaasamaseto-asetik, asamhidroksibutirik,danasetondalamdarah.

Kekuranganintakedankehilangancairankarenamuntahmenyebabkandeh

idrasi,sehinggacairanekstraselulerdanplasmaberkurang. Natrium dan

klorida dalam darahnamun dalam urine

turun,selainitudehidrasimenyebabkanhemokonsentrasisehinggamenyebabk

an aliran darah ke jaringan berkurang. Kekurangan

kaliumsebagaiakibatdarimuntahdanbertambahnya,ekskresilewatginjalbera

kibat frekuensi muntah bertambah banyak, sehingga dapat

merusakhatidanterjadilah“lingkungansetan” yangsulitdipatahkan.

Keadaandehidrasidanintakeyangkurangmengakibatkanpenurunan

beratbadan yangterjadi bervariasi tergantungdurasi danberatny penyakit.

Pencernaan serta absorpsi karbohidrat dan nutrisi

lainyangtidakadekuatmengakibatkantubuhmembakarlemakuntukmemperta

hankan panas dan energi tubuh. Jika tidakada karbohidratmaka lemak

digunakan untuk menghasilkan energi, akibatnya beberapahasil

pembakarandari

metabolismelemakterdapatdalamdarahdanurine(terdapatataukelebihanketo

ndalam urine)

Perubahan yang terjadi berhubungan dengan malnutrisi dan

dehidrasiyangmenyebabkan terdapatnya nonprotein nitrogen, asam urat,

urea,danpenurunan klorida dalamdarah.KekuranganvitaminB1,B6,danB12

mengakibatkan terjadinya neuropati perifer dan anemia, pada kasusberat

30
kekurangan vitamin B1 dapat mengakibatkan terjadinya

wernickeenchepalopati(Manuaba,2001;Kuscu&koyancu,2002;Neill7Nelso

n,

31
2003dalanRuniari2010)dandapat timbul sekunderakibatdefisiensitiamin.

f. PenatalaksananHiperemesisGravidarum

Penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum menurut Khumira

(2012)meliputiobat-

obatan,isolasi,terpaipsikologik,cairanparenteraldanmenghentikankehamila

nadalahsebagaiberikut:

 Obat-obatan

o Vitamin:vitaminB1danB6atauB-kompleks

o Antiemetik (pada keadaan lebih berat) : Disiklomin

hidrokhlorideataukhlorpromasin

o Antihistamine:Dramamin,avomin

o Sedativa:Phenobarbital

PenangananHiperemesisGravidarumyanglebihberatperludikeloladiru

mahsakit.

 Isolasi

o Penderitadisendirikandalamkamaryangtenang,tetapicerahdanpered

aran udara yang baik

o Catatcairanyangkeluardanmasuk

o Hanyadokterdanperawatyangbolehmasukkedalamkamarpenderitas

ampaimuntahberhentidanpenderitamaumakan

o Tidakdiberikanmakanan/minumanselama24jam

32
Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala

akanberkurangatauhilangtanpa pengobatan.

33
 Terapipsikologik

o Perludiyakinkankepadapenderitabahwapenyakitdap

atdisembuhkan

o Hilangkanrasatakutkarenakehamilan

o Kurangipekerjaansertamenghilangkanmasalahdankonfli
k

 Cairanparenteral

o Cairanyangcukupelektrolit,karbohidratdanproteinde

nganglukose5%dalamcairanfisiologis(2-3liter/hari)

o Dapatditambahkalium,danvitamin(vitaminBkomple

ks.VitaminC)

o Bilakekuranganproteindapatdiberikanasamaminosec

araintravena

o Bila dalam 24 jam penderita tidak muntah dan

keadaan umummembaik dapat diberikan minum

dan lambat laun makanan yangtidak cair.

 Menghentikankehamilan

A. Bila pengobatan tidak berhasil, bahkan gejala semakin berat


hinggatimbul ikhterus, delirium, koma, takikardia, anuria,
danperdarahanretina,pertimbangkanuntukabortusterapeutik
B. Merokok
Merokok adalah suatu kebiasaan menghisap rokok yang
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, merupakan suatu

1
kebutuhan yang tidak bisa dihindari bagi orang yang mengalami
kecenderungan terhadap rokok. Rokok merupakan salah satu bahan
adiktif artinya dapat menimbulkan ketergantungan bagi
pemakainya. Sifat adiktif rokok berasal dari nikotin yang
dikandungnya. Setelah seseorang menghirup asap rokok, dalam 7
detik nikotin akan mencapai otak (Soetjiningsih, 2010).

Bahaya Merokok bagi Kesehatan


Kandungan zat kimia yang terdapat dalam rokok sangat berbahaya bagi kesehatan
Anda dan orang-orang di sekitar Anda. Ada beberapa bahaya merokok bagi
kesehatan, di antaranya:.
C. Gangguan kardiovaskular
Orang yang sering merokok, baik merokok secara aktif atau hanya menghirup
asap rokok dari orang sekitarnya, berisiko lebih tinggi terkena penyakit
kardiovaskular, seperti penyakit jantung dan stroke.Risiko ini bisa semakin
meningkat pada perokok yang jarang berolahraga, kurang menjaga pola makan,
dan sering stres.
D. Kerusakan otak
Merokok dapat mengganggu perkembangan dan fungsi otak, baik pada anak-anak,
remaja, dan orang dewasa. Selain itu, merokok juga dapat meningkatkan risiko
terjadinya berbagai penyakit pada otak, seperti stroke, aneurisma otak, dan pikun
atau demensia.
E. Penyakit mulut dan tenggorokan
Bau mulut, gigi bernoda, dan penyakit gusi merupakan efek yang kerap timbul
akibat merokok. Tak hanya itu, merokok juga bisa menimbulkan masalah serius
lain, seperti kanker pada mulut, bibir, lidah, dan tenggorokan.
F. Penyakit paru-paru
Salah satu efek paling berbahaya akibat merokok adalah kanker paru-paru. Bahan-
bahan kimia pada rokok berpotensi merusak sel paru-paru yang kemudian bisa
berubah menjadi sel kanker.
Selain itu, merokok juga bisa menyebabkan terjadinya berbagai penyakit pada
paru-paru, seperti bronkitis, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK),
dan emfisema.
G. Penyakit lambung
Merokok bisa melemahkan otot yang mengontrol bagian bawah kerongkongan,
sehingga memungkinkan asam lambung naik ke kerongkongan. Kondisi ini
dikenal dengan penyakit asam lambung atau GERD.

2
Beberapa risiko penyakit lambung lainnya yang dapat terjadi pada seorang
perokok adalah ulkus atau tukak lambung dan kanker lambung.
H. Tulang keropos atau rapuh
Racun pada rokok bisa menimbulkan kerapuhan pada tulang. Oleh karena itu,
perokok lebih berisiko mengalami tulang rapuh atau osteoporosis. Riset pun
menyebutkan bahwa wanita yang merokok lebih rentan mengalami osteoporosis
daripada wanita yang tidak merokok.
I. Penuaan dini
Tanda-tanda penuaan dini, seperti kerutan di sekitar mata dan mulut, berisiko
muncul lebih awal pada perokok aktif. Hal ini karena kurangnya asupan oksigen
ke kulit, sehingga orang yang merokok akan terlihat lebih tua daripada orang yang
tidak merokok.

Cara Menghentikan Merokok dan Cara Menghindarinya

Agar terhindar dari kebiasaan merokok, maka sepatutnya kita menanamkan


keyakinan yang kuat bahwa kebiasaan merokok tidak akan pernah
menguntungkan diri sendiri dan orang lain. Kita harus terbiasa untuk bersikap
asertif, untuk tetap mengatakan tidak pada rokok. Apabila telah mampu kita
terapkan, maka teman sebaya atau kelompok kita bisa dijadikan kader pendidik
sebaya.

      Bagi para perokok, khususnya remaja, untuk berhenti dari kebiasaan merokok
bukanlah suatu hal yang mustahil. Apabila remaja meninggalkan kebiasaan
merokok hari ini, maka badan akan terbebas dari nikotin dalam masa 8 jam.
Setelah satu minggu efek dari kebiasaan merokok tersebut akan hilang. Lama-
kelamaan, tubuh akan memperbaiki kerusakannya akibat tembakau dan bahan
kimia lain yang pada rokok. Menghentikan kebiasaan merokok, bisa tetap
dilakukan, antara lain dengan cara sebagai berikut.
 Berhenti secara mendadak

Tidak ada suatu cara terbaik bagi perokok untuk berhenti merokok, karena
pengaruhnya terhadap setiap perokok adalah berbeda. Namun, hanya ada satu hal
yang sama diantara mantan perokok yang berhasil, yaitu mereka semua memang
berkeinginan untuk berhenti merokok. Sebagaian besar, perokok memilih cara ini
untuk menghentikan kebiasaannya. Cara ini bisa dipilih sebagai salah satu
alternatif.

3
 Cara menunda secara perlahan

tanpa rokok. Atau anda bisa menunda untuk menyalakan batang rokok dalam
beberapa menit Cara ini mengajak anda menunda masa menghisap batang rokok
yang pertama sehingga anda tetap dapat bertahan, sampai anda bisa bertahan
sepenuhnya setiap kali anda ingin merokok.

 Cara mengurangi

Cara ini dilakukan dengan mengurangi jumlah batang rokok yang anda hisap
setiap merokok. Dalam satu hari, setiap kali merokok, bisa dikurangi jumlah
rokok yang anda hisap, mulai dari hitungan satu batang, dua batang, hingga
separuh dari jatah rokok anda setiap harinya, atau bahkan mengurangi
sepenuhnya.
 Tidak mengikuti kebiasaan perokok

Pada umumnya, merokok identik dengan minum kopi ataupun minuman keras.
Apabila seseorang mengkonsumsi kopi ataupun minuman beralkohol, maka
biasanya dilengkapi dengan sebatang atau sebungkus rokok. Dengan mengurangi
atau sama sekali tidak mengkonsumsi kopi atau minuman beralkohol secara
berlebihan, maka keinginan untuk merokok bisa dikurangi.
 Terapi penggantian nikotin

Terapi ini memanfaatkan koyo atau tempelan nikotin yang bisa menembus kulit
ke dalam tubuh dan bisa mengurangi efek adiksi (ketagihan) akibat merokok. Cara
ini bisa ditempuh tanpa anda harus berhenti secara mendadak. Cara ini juga
menolong anda untuk menghadapi kebiasaan merokok serta ketergantungan
psikologis. Konsultasikan dengan dokter anda untuk keterangan lebih lanjut.
 

C. Stunting

Stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan
otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Sehingga, anak lebih
pendek atau perawakan pendek dari anak normal seusianya dan memiliki
keterlambatan dalam berpikir. Umumnya disebabkan asupan makan yang tidak
sesuai dengan kebutuhan gizi.

4
Pemantauan Status Gizi (PSG) 2017 menunjukkan prevalensi Balita stunting di
Indonesia masih tinggi, yakni 29,6% di atas batasan yang ditetapkan WHO (20%).
Tahun 2015 Indonesia tertinggi ke-2 dibawah Laos untuk jumlah anak stunting.
Indonesia merupakan negara nomor empat dengan angka stunting tertinggi di
dunia. Lebih kurang sebanyak 9 juta atau 37 persen balita Indonesia mengalami
stunting (kerdil).

Faktor lingkungan yang berperan dalam menyebabkan perawakan pendek


antara lain status gizi ibu, tidak cukup protein dalam proporsi total asupan kalori,
pola pemberian makan kepada anak, kebersihan lingkungan, dan angka kejadian
infeksi di awal kehidupan seorang anak. Selain faktor lingkungan, juga dapat
disebabkan oleh faktor genetik dan hormonal. Akan tetapi, sebagian besar
perawakan pendek disebabkan oleh malnutrisi.

Jika gizi tidak dicukupi dengan baik, dampak yang ditimbulkan memiliki efek
jangka pendek dan efek jang ka panjang. Gejala stunting jangka pendek meliputi
hambatan perkembangan, penurunan fungsi kekebalan, perkembangan otak yang
tidak maksimal yang dapat mempengaruhi kemampuan mental dan belajar tidak
maksimal, serta prestasi belajar yang buruk. Sedangkan gejala jangka panjang
meliputi obesitas, penurunan toleransi glukosa, penyakit jantung koroner,
hipertensi, dan osteoporosis.

Penyebab stunting pada balita


a) Rendah nya berat badan bayi ketika lahir

Berat janin mencerminkan hasil perkembangan dalam kandungan pada


kecukupan nutrisinya saat dilahirkan.Bayi dikatakan memiliki berat lahir
rendah atau BBLR apabila memiliki berat badan kurang dari 2500 gr (2,5 kg)
atau di bawah 1,5 kg.Dengan kondisi bayi yang memiliki berat lahir rendah,
kemungkinan akan mengalami masalah kesehatan dan memiliki
kecenderungan untuk menjadi stunting.Salah satu faktor yang memengaruhi
berat badan rendah pada bayi ialah status gizi buruk pada sang ibu sebelum
maupun selama kehamilan.Selain itu, postur tubuh ibu hamil yang pendek di
bawah rata-rata (maternal stunting) juga bisa membuat pertumbuhan janin di
dalam kandungan jadi terhambat dan terus berlanjut sampai kelahiran.
b) Kurangnya kebersihan lingkungan yang menyebabkan anak
terkontaminasi bakteri
Ada kemungkinan besar bahwa ada hubungan antara pertumbuhan linier anak-
anak dengan praktik sanitasi rumah tangga.Anak-anak yang terkontaminasi
bakteri karena kurangnya kebersihan di lingkungan rumah bisa mengarah ke
infeksi usus. Hal inilah yang juga memengaruhi status gizi mereka.Bahkan anak
yang sering mengalami penyakit berulang seperti diare dan infeksi cacing usus
(helminthiasis) akibat paparan lingkungan kotor juga dapat dikaitkan dengan
stunting.Pasalnya, kondisi ini berpengaruh besar pada penurunan kemampuan
sistem pencernaan dan kekebalan sebagai penangkal organisme penyebab

5
penyakit. Akibatnya, nutrisi sang anak tidak diserap dengan sempurna.Sementara
memelihara kebiasaan yang sehat di rumah seperti mencuci tangan dengan sabun
antiseptik dan menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal merupakan cara
terbaik untuk mencegah stunting.

c) Janin kekurangan asupan makanan bernutrisi di masa kehamilan

Sebenarnya sejak bayi di dalam kandungan, ia harus tercukupi kebutuhan


gizinya sampai dilahirkan dan tumbuh besar.Jika ibu hamil kurang mengonsumsi
makanan bernutrisi seperti asam folat, protein, kalsium, zat besi dan omega-3
maka bisa melahirkan anak dengan kondisi kurang gizi.Pasalnya, stunting adalah
kejadian yang tak dapat dikembalikan seperti semula jika sudah terjadi gangguan
pertumbuhan pada sang anak karena kekurangan gizi sejak ia di dalam
kandungan.

d) Melewatkan imunisasi bisa mengalami infeksi berulang pada anak

Stunting sendiri bisa diartikan sebagai pertumbuhan yang terhambat akibat


gizi buruk maupun terjadinya infeksi berulang.Sedangkan manfaat imunisasi
adalah untuk menstimulasi sistem imun dalam membentuk antibodi yang
dapat mengurangi anak dari resiko infeksi.Di mana peran imunisasi memiliki
hubungan yang signifikan terhadap kejadian stunting. Apabila sedari kecil
mereka melewatkan jadwal imunisasi, maka ketika anak terkena penyakit ia
pun mengalami perubahan seperti tidak nafsu makan.Ketika kebutuhan zat
gizi anak tidak terpenuhi dengan baik, kemungkinan besar akan menghambat
pertumbuhan dan kecerdasannya yang mengakibatkan stunting.

e) Tidak mendapatkan ASI eksklusif menyebabkan malnutrisi pada anak

pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama akan memberikan


perlindungan terhadap infeksi gastrointestinal dan berkaitan dengan stunting.
Infeksi tersebut dapat menyebabkan malnutrisi yang parah.
Malnutrisi merupakan kondisi di mana tubuh tidak menerima asupan gizi
yang cukup.
Sementara, jika sang anak tidak mendapatkan ASI sejak dilahirkan, ia
akan kekurangan gizi maupun sistem kekebalan dan pada akhirnya
menyebabkan stunting.
Sedangkan ASI merupakan asupan nutrisi dan sumber protein berkualitas
baik 
Agar anak tidak mengalami stunting, Mama bisa mencegahnya sejak awal
kehamilan. Memperbaiki pola makan dan mencukupi kebutuhan gizi selama
kehamilan adalah langkah yang tepat.
Ciri ciri balita stanting

6
A. Keterlambatan pertumbuhan
B. Performa buruk pada tes perhatian dan memori belajar
C. Tanda pubertas terlambat
D. Anak menjadi pendiam, sulit melakukan eye contact saat usia 8-10 tahun
E. Wajah tampak lebih muda dari usianya
F. Mudah mengalami penyakit infeksi

Dampak yang terjadi pada stunting

1) Gangguan kognitif

Stunting dapat menyebabkan anak mengalami gangguan perkembangan otak


Studi menemukan bahwa anak dengan kondisi stunting memiliki kemampuan
kognitif rendah dan performanya di sekolah juga menjadi lebih buruk.Dampak
stunting anak sering dihubungkan dengan kecerdasan yang lebih rendah pada usia
sekolah. Terlihat dengan jelas bahwa stunting tidak semata memengaruhi tampilan
fisik, melainkan juga aspek intelektual sang anak.

2) Kesulitan belajar

Selain kemampuan kognitifnya menurun, stunting turut berdampak kepada tingkat


fokus anak. Stunting dapat mengakibatkan gangguan pemusatan konsentrasi yang
membuat anak lebih sulit belajar.

Penelitian juga menunjukkan, anak yang berperawakan pendek memiliki fokus


dan tingkat konsentrasi yang lebih rendah sehingga bisa memengaruhi prestasinya
di sekolah. 

3) Rentan mengalami peyakit tidak menular

Anak yang mengalami stunting lebih rentan mengalami penyakit tidak menular
saat ia dewasa nanti. Penyakit tidak menular tersebut bisa berupa
obesitas, penyakit jantung, dan hipertensi.

7
Hubungan antara dampak stunting dan penyakit tidak menular terus diteliti. Selain
berisiko mengidap penyakit tidak menular di kemudian hari, anak stunting juga
dapat memiliki sistem imunitas tubuh yang lebih rendah

4) Kepercayaan diri menurun

Dampak jangka pendek stunting bisa berupa gangguan pertumbuhan tubuh,


gangguan metabolisme, gangguan perkembangan otak, hingga memengaruhi
kecerdasan anak. 

Tidak sampai disitu, ada sebuah studi yang menghubungkan antara anak bertubuh
pendek dengan pendapatan yang lebih rendah saat ia dewasa. Disebutkan bahwa
kondisi stunting berisiko menyebabkan sang anak mengalami kemiskinan di
kemudian hari.

.
Pencegahan stunting

 Memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil

Tindakan yang relatif ampuh dilakukan untuk mencegah stunting pada anak
adalah selalu memenuhi gizi sejak masa kehamilan. Lembaga kesehatan
Millenium Challenge Account Indonesia menyarankan agar ibu yang sedang
mengandung selalu mengonsumsi makanan sehat nan bergizi maupun suplemen
atas anjuran dokter. Selain itu, perempuan yang sedang menjalani proses
kehamilan juga sebaiknya rutin memeriksakan kesehatannya ke dokter atau bidan.

 Beri ASI Eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan

Veronika Scherbaum, ahli nutrisi dari Universitas Hohenheim, Jerman,


menyatakan ASI ternyata berpotensi mengurangi peluang stunting pada anak
berkat kandungan gizi mikro dan makro. Oleh karena itu, ibu disarankan untuk
tetap memberikan ASIX selama enam bulan kepada sang buah hati. Protein whey
dan kolostrum yang terdapat pada susu ibu pun dinilai mampu meningkatkan
sistem kekebalan tubuh bayi yang terbilang rentan.

 Dampingi ASI dengan MPASI sehat

Ketika bayi menginjak usia 6 bulan ke atas, maka ibu sudah bisa memberikan
makanan pendamping atau MPASI. Dalam hal ini pastikan makanan-makanan
yang dipilih bisa memenuhi gizi mikro dan makro yang sebelumnya selalu berasal
dari ASI untuk mencegah stunting. WHO pun merekomendasikan fortifikasi atau
penambahan nutrisi ke dalam makanan. Di sisi lain, sebaiknya ibu berhati-hati

8
saat akan menentukan produk tambahan tersebut. Konsultasikan dulu dengan
dokter.

 Terus memantau tumbuh kembang anak

Tidak sulit mengenali anak yang mengalami stunting. Dari segi fisik, mereka
biasanya mempunyai postur tubuh lebih pendek dibandingkan anak-anak
seusianya. Jadi, penting bagi ibu untuk terus memantau tumbuh kembang mereka,
terutama dari tinggi dan berat badan anak. Bawa si Kecil secara berkala ke
Posyandu maupun klinik khusus anak. Dengan begitu, akan lebih mudah bagi ibu
untuk mengetahui gejala awal gangguan dan penanganannya.

 Selalu jaga kebersihan lingkungan

Seperti yang diketahui, anak-anak sangat rentan akan serangan penyakit, terutama
kalau lingkungan sekitar mereka kotor. Faktor ini pula yang secara tak langsung
meningkatkan peluang stunting. Studi yang dilakukan di Harvard Chan School
menyebutkan diare adalah faktor ketiga yang menyebabkan gangguan kesehatan
tersebut.

D. PHBS
1. Pengertian
Perilaku sehat adalah perilaku proaktif untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit,
melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam
gerakan kesehatan masyakat. Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) merupakan bentuk perwujudan paradigma sehat, utamanya pada
aspek budaya perorangan, keluarga dan masyarakat. Program Perilaku
Hidup. Perilaku Bersih dan Sehat (PHBS) adalah tindakan yang
dilakukan oleh perorangan, kelompok atau masyarakat yang sesuai
dengan norma-norma kesehatan, menolong dirinya sendiri dan berperan
aktif dalam pembangunan kesehatan untuk memperoleh derajat kesehatan
yang setinggi- tingginya. (Muttaqin, 2009)

2. Pelaksanaan PHBS
Pelaksanaan PHBS dapat dilakukan di setiap kegiatan seperti : rumah
tangga, sekolah, tempat- tempat kerja (Institusi/ sarana kesehatan),

9
tempat- tempat umum, organisasi kemasyarakatan dan lain- lain.
(Muttaqin, 2009)

3. Indikator PHBS
1) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
Persalinan yang ditolong oleh tenaga medis (Bidan, dokter, dan tenaga
para medis lainnya).
2) Memberi bayi ASI eksklusif
Memberikan bayi ASI saja dari usia 0 bulan sampai 6 bulan.
3) Menimbang Bayi dan Balita Setiap Bulan
Penimbangan bayi dan balita setiap bulan ditujukan untuk memantau
pertumbuhannya setiap bulan.
4) Menggunakan air bersih
Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara.
Sekitar ¾ bagian tubuh kita adalah air. Air dipergunakan untuk
memasak, mencuci, memandi, membersihkan kotoran sekitar rumah,
keperluan industri, pertania, dan transportasi.
5) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
Tangan merupakan alat tubuh yang melakukan segala kegiatan.
Perpindahan bakteri masuk kedalam tubuh melalui tangan yang kotor
sangat berbahaya bagi kesehatan. Menjaga kebersihan tangan dengan
cara memotong kuku dan mencuci tangan dengn sabun dan air
mengalir adalah hal yang penting.
6) Menggunakan jamban sehat
Jamban adalah suatu ruangan yang memounyai fasilitas oembuangan
kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk
dengan leher angsa atau langsung pada kolam atau penampungan.
7) Memberantas Jentik nyamuk di rumah
Memberantas jentik nyamuk di rumah bisa dilakukan dengan cara
menguras bak mandi minimal 2x setiap minggu mengubur barang-

10
barang bekas, menutup penampungan air, tidak menggantung pakaian
dan menggunakan bubuk abate.
8) Makan buah dan sayur setiap hari
Setiapa anggota keluarga mengkonsumsi 3 porsi buah dan 2 porsi
sayuran atau sebaliknya. Makan buah dan sayur setiap hari sangat
penting untuk memenuhi kebutuhan vitamin, mineral serta serat untuk
kesehatan pencernaan.
9) Melakukan aktifitas fisik setiap hari
Untuk menjaga kesehatan yang mencegah terjadinya penyakit jantung
di anjurkan berolahraga minimal 15 menit dalam sehari.
10) Tidak merokok di dalam rumah
Setiap anggota keluarga tidak boleh merokok di dalam rumah. Rokok
ibarat pabrik bahan kimia yang berbahaya. Dalam satu batang rokok
akan dikeluarkan 4000 bahan kimia, berbahaya, diantaranya yang
paling berbahaya adalah nikotin, tar, dan karbon monoksida
(Muttaqin, 2009)

Budaya atau perilaku hidup bersih dan sehat menjadi integral dari
kehidupan kita. PHBS harus tertanam sejak kecil sehingga mereka terbiasa
untuk melakukan kebiasaan baik hingga dewasa. Kesehatan adalah
investasi masa kini dan masa depan. (Muttaqin, 2009)
A. TABLET FE

1. Pengertian tablet Fe
Tablet Fe adalah suplemen yang mengandung zat besi. Zat
besi adalah mineral yang dibutuhkan untuk membentuk sel
darah merah (Hemoglobin) Selain itu, mineral ini juga berperan
sebagai komponen untuk membentuk mioglobin (protein yang
membawa oksigen ke otot), kolagen (protein yang terdapat pada
tulang, tulang rawan, dan jaringan penyambung), serta enzim.

2. Tujuan pemberian tablet Fe.

11
Tujuan pemberian tablet Fe adalah untuk memperbaiki status
zat besi ibu, yang masih belum tercukupi dari makanan sehari-hari.
3. Manfaat tablet Fe bagi ibu hamil
Tablet besi selama kehamilan sangat penting karena dapat
membantu proses pembentukan sel darah merah sehingga dapat
mencegah terjadinya anemia/ penyakit kekurangan darah.
Kekurangan zat besi (anemian defisiensi zat besi)selama hamil
dapat berdampak tidak baik bagi ibu maupun janin. Perdarahan
yang banyak sewaktu melahirkan berefek lebih buruk pada ibu
hamil yang anemia. Kekurangan zat besi juga mempengaruhi
pertumbuhan janin sehingga saat lahir, berat badannya di bawah
normal ( BBLR). Akibat lain dari anemia defisiensi besi selam
hamil adalah bayi lahir premature.
4. Kebutuhan/dosis pemberian tablet Fe selama kehamilan.
Wanita hamil memerlukan 800 mg atau 30-50 mg/ hari.
Pemberian tablet tambah darah selama kehamilan merupakan
salah satu cara yang paling cocok bagi ibu hamil untuk
meningkatkan kadar Hb sampai tahap yang di inginkan,
karena sangat efektif dimana satu tablet mengandung 60 mg
Fe.Setiap tablet setara dengan 200mg ferrosulfat. Selama
kehamilan minimal diberikan 90 tablet sampai 42 minggu setelah
melahirkan diberikan sejak pemeriksaan ibu hamil pertama.
5. Efek samping tablet Fe
Pemberian preparat tablet besi ini mempunyai efek samping
seperti mual, nyeri lambung, muntah, kadang diare dan sulit buang
air besar atau sembelit. Agar tidak terjadi efek samping dianjurkan
untuk minum tablet besi atau sirup besi setelah makan pada malam
hari. Setelah minum tablet besi atau sirup zat besi biasanya kotoran

12
(feses) berwarna kehitaman. Hal ini merupakan hal yang wajar dan
tidak perlu dikhawatirkan
6. Waktu dan cara minum tablet Fe yang benar
a. Pemberian tablet tambah darahi lebih bisa ditoleransi

jika dilakukan pada saat sebelum tidur malam.

b. Pemberian tablet tambah darah harus dibagi serta

dilakukan dengan interval sedikitnya 6-8 jam , dan kemudian

interval ini di tingkatkan hingga 12 atau 24 jam jika timbul

efek samping.

c. Minum tablet tambah darah pada saat makan atau

segera sesudah makan selain dapat mengurangi gejala

mual yang menyertainya tetapi juga akan menurunkan

jumlah zat besi yang diabsorpsi.

B. PAP SMEAR

1 Pengertian Pap Smear


Pap smear adalah pemeriksaan sel – sel pada servik uteri
untuk mengetahui apakah ada perubahan abnormal yang bersifat
prakanker. Umur penderita kanker leher rahim antara 30 – 60
tahun, terbanyak antara 45 – 50 tahun. Periode laten dari fase
prainvasif untuk menjadi invasif memakan waktu sekitar 10 tahun.
Dalam kurun aktu yang selama itu, mungkin saja seorang penderita
tidak akan merasakan nyeri pada alat genitalnya, karena memang
sel – sel pada leher rahim tidak terdapat sensor nyeri.

2 Tujuan Pap Smear

13
Tujuan dilakukan pap smear adalah untuk mendeteksi
secara dini perubahan – perubahan sel pada servik uteri, apakah
normal atau tidak. Sehingga apabila ditemukan sel pra kanker
dapat diupayakan pengobatan yang optimal.
3 Syarat dilakukan Pap Smear
5) Tidak boleh sedang haid atau ada perdarahan. Jika ingin
melakukan pap smear sebaiknya tiga hari sesudah haid selesai.
6) Tidak boleh berhubungan seksual walaupun menggunakan
kondom sekalipun, minimal tiga hari terhitung 3×24 jam.
7) Tidak boleh memakai douch, cairan pembersih vagina, sabun
sirih atau antiseptik sejenisnya yang dimasukkan ke dalam
vagina (bila sekadar untuk membersihkan daerah bagian luar
vagina atau untuk cebok diperbolehkan).
8) Tidak sedang hamil. Jika hendak pap smear sebaiknya
dilakukan dua atau tiga bulan setelah melahirkan. Pada masa
ini, umumnya darah nifas atau cairan pada masa nifas sudah
tidak ada. Ibu juga lebih siap untuk melakukan pemeriksaan
dalam.

4 Kelompok Usia dan Rentan Waktu dilalukan Pap Smear


a. Setiap 6-12 bulan untuk wanita yang berusia muda sudah

menikah atau belum menikah namun aktivitas seksualnya sangat

tinggi.

b. Setiap 6-12 bulan untuk wanita yang berganti-ganti pasangan

seksual atau pernah menderita infeksi HPV (Human Papilloma

Virus) atau kutil kelamin.

c. Setiap tahun untuk wanita yang berumur diatas 35 tahun.

d. Setiap tahun untuk wanita yang mengunakan pil KB.

14
e. Setiap 2-3 tahun untuk wanita yang berusia diatas 35 tahun atau

untuk wanita yang telah menjalani histerektomi bukan karena

kanker, jika 3 kali berturut-turut hasil pap smear menunjukan

negative.

f. Setahun sekali bagi wanita yang berumur 40-60 tahun.

g. Sesudah 2x pap tes hasilnya negative dengan interval 3 tahun

dengan catatan bahwa wanita yang resiko tinggi harus lebih

sering menjalakan pap tes .

h. Sering mungkin jika hasil pap smear menunjukan abnormal

sesering mungkin setelah penilain dan pengobatan prakanker

maupun kanker serviks.

5 Prosedur pemeriksaan Pap Smear

Pemeriksaan Pap Smear dilakukan ketika wanita tidak

sedang masa menstruasi. Waktu terbaik untuk melakukan skrining

adalah antara 10-20 hari setelah hari pertama masa menstruasi.

Selama kira-kira dua hari sebelum pemeriksaan, seorang wanita

sebaiknya menghindari penggunaan pembersih vagina, karena

bahan-bahan ibi dapat menghilangkan atau menyembunyikan sel-

sel abnormal.

Pemeriksaan Pap Smear dilakukan diatas kursi periksa

kandungan oleh dokter atau bidan yang sudah ahli dengan

menggunakan alat untuk mambantu membuka kelamin wanita.

Ujung leher rahim diusap dengan spatula untuk mengambil cairan

15
yang mengandung sel-sel dinding leher rahim.  Usapan ini

kemudian diperiksa jenis sel-selnya dibawah mikroskop.

Hasil pemeriksaan Pap Smear biasanya keluar setelah dua

atau tiga minggu. Pada akhir pemeriksaan Pap Smear, setiap

wanita hendaknya menanyakan kapan dia bias menerima hasil

pemeriksaan Pap Smearnya dan apa yang harus dipelajari darinya.

Pap Smear hanyalah sebatas skirining, bukan diagnosis

adanya kanker servik. Jadi apabila hasil pemeriksaan positif yang

berarti terdapat sel-sel abnormal, maka harus segera dilakukan

pemeriksaan lebih lanjut dan pengobatan oleh dokter ahli.

Pemeriksaan tersebut berupa kolposkopi yaitu pemeriksaan dengan

pembesaran (seperti mikroskop) yang digunakan untuk mengamati

secara langsung permukaan serviks dan bagian serviks yang

abnormal. Dengan kolposkopi, akan tampak jelas lesi-lesi pada

permukaan serviks. Setelah itu, dilakukan biopsy pada lesi-lesi

tersebut (wijaya, 2010).

6 Cara Melakukan Pap Smear


Adapun langkah – langkah dalam melakukan pap smear
adalah:
a. Spekulum dipasang dalam vagina
b. Spatula Ayre yang dimodifikasi dengan cytobrush dimasukkan
ke dalam leher rahim, kemudian diputar 180° searah jarum
jam
c. Usaplah sekret yang didapat pada obyek glass

16
d. Sediaan difiksasi dalan alkohol 95% selama 30 menit
e. Kirim sampel ke laboratorium sitologi.
H. Keluarga Berencana (KB)
KB dikenal untuk istilah mengatur jumlah anak dan jarak
antara kelahiran anak. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(1997), KB adalah gerakan untuk membentuk keluarga

yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran. Pada


dasarnya, tidak ada seorang pun yang dapat memaksa untuk
mengikuti program KB. Meskipun tidak ada paksaan, apabila telah
diketahui faktor risiko yang mengancam kesehatan atau bahkan
keselamatan sehubungan dengan kehamilan dan persalinan,
selayaknya mengikuti program KB atas kesadaran sendiri.

1. Tujuan Keluarga Berencana


Setiap tahun, terdapat 500.000 perempuan meninggal akibat
berbagai masalah yang melingkupi kehamilan, persalinan, dan
pengguguran kandungan (aborsi) yang tidak aman. KB bisa
mencegah sebagian besar kematian itu. Di masa kehamilan
umpanya, KB dapat mencegah munculnya bahaya akibat:

a. Kehamilan terlalu dini


Perempuan yang sudah hamil tatkala umurnya belum
mencapai 17 tahun sangat terancam oleh kematian sewaktu
persalinan. Mengapa? Karena tubuhnya belum sepenuhnya
tumbuh, belum cukup matang, dan belum begitu siap untuk
dilewati oleh bayi. Lagipula, bayinya dihadang oleh risiko
kematian sebelum usianya mencapai 1 tahun.

b. Kehamilan terlalu telat


Perempuan yang usianya sudah terlalu tua untuk
mengandung dan melahirkan terancam banyak bahaya.

17
Khususnya jika memiliki masalah-masalah kesehatan lain,
atau sudah terlalu sering hamil dan melahirkan.

c. Kehamilan terlalu dekat jaraknya


Kehamilan dan persalinan menuntut banyak energi dan
kekuatan tubuh perempuan. Jika seorang perempuan belum
pulih dari satu persalinan tetapi sudah hamil lagi, tubuhnya
tidak sempat memulihkan kebugaran dan berbagai masalah
bahkan juga bahaya kematian menghadang.

d. Terlalu sering hamil dan melahirkan


Perempuan yang sudah punya lebih dari 4 anak dihadang
bahaya kematian akibat perdarahan hebat dan macam-macam
kelaianan lain, bila terus hamil dan bersalin lagi. Selain itu, ibu
yang pernah melahirkan 4 kali atau lebih menjadi salah satu
faktor risiko terjadinya kanker servik (rahim) dan insidennya
meningkat dengan tingginya paritas, apalagi jika jarak
persalinannya terlalu dekat.

2. Macam-macam alat kontrasepsi


a. METODE ALAMI
1) Coitus Interruptus (Sanggama Terputus)
Aksi ini dapat mencegah terjadinya pembuahan yang
berujung pada kehamilan. Coitus Interruptus dapat diartikan
sebagai senggama terputus atau dalam artian penis dikeluarkan
dari vagina sesaat seblum ejakulasi terjadi. Dengan cara ini
diharapkan cairan sperma tidak akan masuk kedalam rahim
serta mengecilkan kemungkinan bertemunya sperma dengan sel
telur yang dapat mengakibatkan terjadinya pembuahan.

Teknik ini membutuhkan pastisipasi yang besar dari


pasangan Anda . Selain itu juga menuntut jiwa yang besar dari
Anda dan pasangan alias siap mental jika ternyata metode

18
tersebut gagal. Faktor kegagalan dari metode ini memang
cukup tinggi karena bisa saja sperma telah keluar sebelum
orgasme. Dengan kata lain sperma sudah terlepas dan berenang
cepat menuju sel telur sesaat sebelum penis ditarik keluar.

EFEKTIF: Bagi wanita yang suami atau pasangannya mampu


mengontrol waktu ejakulasi.

2) Sistem Kelender (Pantang Berkala)


Metode ini disebut juga dengan The Rhythm Method. Jika
cara ini jadi pilihan maka pengetahuan Anda tentang masa
subur atau fertility awareness harus tinggi. Anda harus
mengetahui dengan tepat masa subur atau saat yang paling
memungkinkan Anda mengalami kehamilan. Bila Anda
memang ingin menunda kehamilan, maka pada saat tubuh
memasuki masa subur tundalah keinginan berhubungan intim
dengan pasangan. Atau Anda dan pasangan tetap melakukan
hubungan seksual tapi menggunakan kondom. Perhatikan
terlebih dahulu siklus mentruasi Anda selama 3 bulan kalau
perlu 6 bulan guna mendapatkan perhitungan waktu siklus
mentruasi yang tepat. Masa "aman" seorang wanita adalah 2
hari setelah mentruasi hingga 14 hari menjelang mentruasi
berikutnya buat yang memiliki siklus haid pendek.

Jika siklus menstruasi Anda panjang, maka masa "aman" 2


hari setelah haid hingga 16 hari menjelang menstruasi yang
akan datang. Namun, perlu diingat sebenarnya masa subur
sangat sulit ditebak dengan pasti jadi masih ada kemungkinan
Anda mengalami "kebobolan"

EFEKTIF: Bagi wanita dengan siklus mentruasi teratur. Buat


mereka yang siklus haidnya tidak teratur akan sulit untuk

19
menggunakan metode ini, karena kesulitan menentukan masa
subur.

b. METODE PERLINDUNGAN (Barrier)


Kondom

Kondom merupakan jenis kontrasepsi penghalang


mekanik. Kondom mencegah kehamilan dan infeksi penyakit
kelamin dengan cara menghentikan sperma untuk masuk ke
dalam vagina. Kondom pria dapat terbuat dari bahan latex
(karet), polyurethane (plastik), sedangkan kondom wanita
terbuat dari polyurethane. Pasangan yang mempunyai alergi
terhadap latex dapat menggunakan kondom yang terbuat dari
polyurethane. Efektivitas kondom pria antara 85-98 %
sedangkan efektivitas kondom wanita antara 79-95 %. Harap
diperhatikan bahwa kondom pria dan wanita sebaiknya jangan
digunakan secara bersamaan.

Penggunaan kondom akan lebih efektif bila digunakan


bersama dengan spermasida (senyawa kimia terdapat dalam
bentuk jeli, tablet vagina, kream, busa vaginal yang berfungsi
membunuh sperma).

E. Spermatisida
Spermatisida merupakan bahan sejenis bahan kimia aktif
yang berfungsi "membunuh" sperma. Dapat berwujud cairan,
krim atau tisu vagina yang harus dimasukkan ke dalam vagina
5 menit sebelum senggama. Ketika memasukkan spermatisida
ke dalam vagina harus menggunakan alat yang telah
disediakan dalam kemasan. Sangat tidak diperbolehkan
menggunakan tangan. Kegagalan sering terjadi karena waktu
larut belum yang cukup, jumlah spermatisida yang digunakan
terlalu sedikit atau vagina sudah dibilas dalam waktu kurang

20
dari 6 jam usai senggama.

EFEKTIF: Dapat digunakan siapa saja dan untuk


meningkatkan efektifitasnya, gunakan bersamaan dengan
kondom serta vaginal diafragma.

F. Vagina Diafragma
Lingkaran cincin dilapisi karet fleksibel ini akan menutup
mulut rahim bila dipasang dalam liang vagina 6 jam sebelum
senggama. Efektifitasnya alat kontrasepsi ini bisa menurun
bila terlalu cepat dilepas kurang dari 8 jam setelah senggama.
Permasalahanya, banyak wanita harus belajar dulu cara
memasukkan ke dalam vagina dan kebanyakan wanita
Indonesia tidak terbiasa atau sungkan memasukkan jari ke
dalam lubang vagina.

EFEKTIF: Dapat digunakan siapa saja dan untuk


meningkatkan efektifitasnya, gunakan bersamaan dengan
kondom serta spermatisida.

G. IUD & IUS


IUD (Intra Uterine Device) merupakan alat kecil
berbentuk seperti huruf T yang lentur dan diletakkan di dalam
rahim untuk mencegah kehamilan, efek kontrasepsi didapatkan
dari lilitan tembaga yang ada di badan IUD. IUD merupakan
salah satu kontrasepsi yang paling banyak digunakan di dunia.
Efektivitas IUD sangat tinggi sekitar 99,2-99,9 %, tetapi IUD
tidak memberikan perlindungan bagi penularan penyakit
menular seksual (PMS). Saat ini sudah ada modifikasi lain dari
IUD yang disebut dengan IUS (intra uterine system), bila pada
IUD efek kontrasepsi berasal dari lilitan tembaga dan dapat
efektif selama 12 tahun maka pada IUS efek kontrasepsi
didapat melalui pelepasan hormon progestogen dan efektif

21
selama 5 tahun. Baik IUD dan IUS mempunyai benang plastik
yang menempel pada bagian bawah alat, benang tersebut dapat
teraba oleh jari didalam vagina tetapi tidak terlihat dari luar
vagina. Disarankan untuk memeriksa keberadaan benang
tersebut setiap habis menstruasi supaya posisi IUD dapat
diketahui.

c. METODE HORMONAL
1) Suntik
Suntikan kontrasepsi diberikan setiap 3 bulan sekali.
Suntikan kontrasepsi mengandung hormon progestogen yang
menyerupai hormon progesterone yang diproduksi oleh wanita
selama 2 minggu pada setiap awal siklus menstruasi. Hormon
tersebut mencegah wanita untuk melepaskan sel telur sehingga
memberikan efek kontrasepsi. Banyak klinik kesehatan yang
menyarankan penggunaan kondom pada minggu pertama saat
suntik kontrasepsi. Sekitar 3 dari 100 orang yang
menggunakan kontrasepsi suntik dapat mengalami kehamilan
pada tahun pertama pemakaiannya.

Mekanisme kerja kontrasepsi suntik adalah menghalangi


pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan
ovum untuk terjadinya ovulasi dengan jalan menekan
pembentukan releasing faktor dari hipotalamus, mengentalkan
lender serviks sehingga sulit untuk ditembus oleh
spermatozoa, dan merubah suasana endometrium sehingga
menjadi tidak sempurna untuk implantasi dari hasil konsepsi.

2) Implan
Implan atau susuk kontrasepsi merupakan alat kontrasepsi
yang berbentuk batang dengan panjang sekitar 4 cm yang di
dalamnya terdapat hormon progestogen, implan ini kemudian

22
dimasukkan ke dalam kulit di bagian lengan atas. Hormon
tersebut kemudian akan dilepaskan secara perlahan dan implan
ini dapat efektif sebagai alat kontrasepsi selama 3 tahun. Sama
seperti pada kontrasepsi suntik, maka disarankan penggunaan
kondom untuk minggu pertama sejak pemasangan implan
kontrasepsi tersebut.

3) Pil Kontrasepsi
Pil kontrasepsi dapat berupa pil kombinasi (berisi
hormon estrogen & progestogen) ataupun hanya berisi
progestogen saja. Pil kontrasepsi bekerja dengan cara
mencegah terjadinya ovulasi, meningkatkan kekentalan lendir
leher rahim sehingga menghalangi masuknya sperma, dan
mencegah terjadinya penebalan dinding rahim sehingga tidak
siap menerima hasil pembuahan. Apabila pil kontrasepsi ini
digunakan secara tepat maka angka kejadian kehamilannya
hanya 3 dari 1000 wanita. Disarankan penggunaan kontrasepsi
lain (kondom) pada minggu pertama pemakaian pil
kontrasepsi. Kontrasepsi oral terdiri atas lima macam, yaitu:
a) Pil kombinasi, dalam satu pil terdapat estrogen dan
progestrone sintetik yang diminum 3 kali seminggu.
b) Pil sekunseal, pil ini dibuat sedemikian rupa sehingga
mirip dengan urutan hormon yang dikeluarkan ovariun
pada tiap siklus. Maka, berdasarkan urutan hormon
tersebut, estrogen hanya diberikan selama 14 – 16 hari
pertama di ikuti oleh kombinasi progestrone dan estrogen
selama 5 – 7 hari terakhir
c) Pil mini, merupakan pil hormon yang hanya mengandung
progestrone dalam dosis mini ( kurang dari 0,5 mg) yang

23
harus diminum setiap hari termasuk pada saat haid.
d) Once a month pil, pil hormon yang mengandung estrogen
yang ”Long acting” yaitu biasanya pil ini terutama
diberikan untuk wanita yang mempunyai Biological Half
Life panjang.
e) Morning after pil, merupakan pil hormon yang
mengandung estrogen dosis tinggi yang hanya diberikan
untuk keadaan darurat saja, seperti kasus pemerkosaan dan
kondom bocor.

d. METODE MANTAP
1) Sterilisasi

Dipilih dengan alasan sudah merasa cukup dengan


jumlah anak yang dimiliki. Caranya, suami-istri dioperasi
yang harus dilakukan oleh ginekolog (dokter kandungan),
yaitu vasektomi untuk pria dan tubektomi untuk wanita.
Tindakan dilakukan pada saluran bibit pada pria dan saluran
telur pada wanita, sehingga pasangan tersebut tidak akan
mendapat keturunan lagi.

3. Kelebihan dan kekurangan kontrasepsi

N Jenis Kelebihan Kekurangan


o Kontrasepsi

1. Kondom a. Bila a. Kekurarnga


digunakan n

24
    secara tepat penggunaa
maka n kondom
    kondom memerluka
dapat n latihan
    digunakan dan tidak
untuk efisien
    mencegah
kehamilan b. Karena
  sangat tipis
dan penularan
penyakit maka
menular kondom
seksual mudah
(PMS) robek bila
tidak
b. Kondom digunakan
tidak atau
mempengaru disimpan
hi kesuburan sesuai
jika aturan
digunakan
dalam jangka c. Beberapa
panjang pria tidak
dapat
c. Kondom mempertah
mudah ankan
didapat dan ereksinya
tersedia saat
dengan harga menggunak
yang an kondom.
terjangkau
d. Setelah
terjadi
ejakulasi,
pria harus
menarik
penisnya
dari vagina,
bila tidak,
dapat
terjadi
resiko
kehamilan
atau
penularan
penyakit
menular

25
seksual.

e. Kondom
yang
terbuat dari
latex dapat
menimbulk
an alergi
bagi
beberapa
orang.
2. Suntik a. Dapat a. Dapat
Kontrasepsi digunakan mempengar
oleh ibu yang uhi siklus
menyusui. mentruasi.

b. Tidak perlu b. Kekuranga


dikonsumsi n suntik
setiap hari kontrasepsi
atau dipakai /kb suntik
sebelum dapat
melakukan menyebabk
hubungan an
seksual. kenaikan
berat badan
c. Darah pada
menstruasi beberapa
menjadi lebih wanita.
sedikit dan
membantu c. Tidak
mengatasi melindungi
kram saat terhadap
menstruasi. penyakit
menular
seksual.

d. Harus
mengunjun
gi
dokter/klini
k setiap 3
bulan
sekali
untuk
mendapatk

26
an suntikan
berikutnya.
3. Implan/ a. Dapat a. Sama
Susuk mencegah seperti
Kontrasepsi terjadinya kekurangan
kehamilan kontrasepsi
dalam jangka suntik,
waktu 3 Implan/Sus
tahun. uk dapat
mempengar
b. Sama seperti uhi siklus
suntik, dapat mentruasi.
digunakan
oleh wanita b. Tidak
yang melindungi
menyusui. terhadap
penyakit
c. Tidak perlu menular
dikonsumsi seksual.
setiap hari
c. Dapat
atau dipakai
menyebabk
sebelum
an
melakukan
kenaikan
hubungan
berat badan
seksual.
pada
beberapa
wanita.
4. IUD/IUS a. Merupakan a. Pada 4
metode bulan
kontrasepsi pertama
yang sangat pemakaian
efektif. dapat
terjadi
b. Bagi wanita resiko
yang tidak infeksi.
tahan
terhadap b. Kekuranga
hormon dapat n IUD/IUS
menggunakan alatnya
IUD dengan dapat
lilitan keluar
tembaga. tanpa
disadari.
c. IUS dapat

27
membuat c. Tembaga
menstruasi pada IUD
menjadi lebih dapat
sedikit meningkatk
(sesuai untuk an darah
yang sering menstruasi
mengalami dan kram
menstruasi menstruasi.
hebat).
d. Walaupun
jarang
terjadi,
IUD/IUS
dapat
menancap
ke dalam
rahim.
5. Pil 11) Mengura a. Tidak
Kontrasepsi/ ngi resiko melindungi
KB terkena terhadap
kanker rahim penyakit
dan kanker menular
endometrium. seksual.

b. Harus rutin
12) Mengura diminum
ngi darah setiap hari.
menstruasi
dan kram saat c. Saat
menstruasi. pertama
13) Dapat pemakaian
mengontrol dapat
waktu untuk timbul
terjadinya pusing dan
menstruasi. spotting.
14) Untuk pil d. Efek
tertentu dapat samping
mengurangi yang
timbulnya mungkin
jerawat dirasakan
ataupun adalah sakit
hirsutism kepala,
depresi,
15) (rambut letih,

28
tumbuh perubahan
menyerupai mood dan
pria). menurunny
a nafsu
seksual

e. Kekuranga
n Untuk pil
KB tertentu
harganya
bisa mahal
dan
memerluka
n resep
dokter
untuk
pembeliann
ya

BAB III
TINJAUAN KASUS
PENGKAJIAN KELUARGA BINAAN PRAKTIK KEBIDANAN KOMUNITAS
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU

Nama KK : Tn. A Nama Pewawancara : Putri wulan syadella


Kelurahan : Sumber Rejo Tanggal : 07 Januari 2022
Kecamatan : Pringsewu Jam : .00 Wib
Responden : Ny. E

A. Genogram
Genogram Keluarga Tn.A

29
Keterangan :
: Perempuan
: Laki-Laki
: Yang tinggal serumah

B. Denah Rumah
Denah Rumah Keluarga Tn.A

Kamar
Kamar Kamar Kamar mandi

R.tamu Dapur

Keterangan:
Jendela :
Pintu :

30
Sumur :
Kandang :

D. PENGKAJIAN S DAN O

E. ASSESMENT
A. Diagnosa
Keluarga Tn. A dan Ny. E G4P3A0 Umur 33 Tahun UK 23
Minggu Ibu Hamil dengan Hiperemesis Gravidarum

B. Masalah
1. Keluarga Tn. A dengan pengetahuan rendah tentang pap smear
2. Keluarga Tn. A dengan pengetahuan rendah tentang tablet FE
3. Keluarga Tn. A dengan pengetahuan rendah tentang merokok

C. Kebutuhan
1. Keluarga Tn. A dengan konseling Hiperemesis Gravidarum
2. Keluarga Tn. A dengan konseling Pap Smear
3. Keluarga Tn. A dengan konseling Tablet FE
4. Keluarga Tn. A dengan konseling merokok
F. PLANNING
Hari/Tanggal : Jum’at, 14 Januari 2022
Waktu : 09.30 Wib
1. Menjelaskan pada keluarga Tn. A dan Ny. E tentang Hiperemesis
Gravidarum
a. Pengertian hiperemesis
b. Penyebab hiperemesis
c. Pencegahan hiperemesis
d. Penanganan hiperemesis

 Hasil : Keluarga Tn. A dan Ny. E mengerti tentang hiperemesis


gravidarum dan penanganan dengan diet hiperemesis gravidarum

2. Menjelaskan pada keluarga Tn. A tentang Pap smear


a. Pengertian pap smear
b. Tujuan dan manfaat pap smear

 Hasil : keluarga Tn. A mengerti tentang pentingnya pemeriksaan


pap smear

3. Menjelaskan pada keluarga Tn. A dan Ny. E tentang Tablet fe


a. Pengertian tablet fe
b. Tujuan dan manfaat tablet fe
c. Akibat kekurangan tablet fe

31
d. Aturan mengkonsumsi tablet fe selama kehamilan

 Hasil : Keluarga Tn. A dan Ny. E mengerti tentang pentingnya


tablet fe pada masa kehamilan

4. Menjelaskan pada keluarga Tn.A tentang bahaya merokok


a. Pengertian merokok
b. Penyebab merokok
c. Pencegahan merokok
d. Penanganan merokok

 Hasil : Keluarga Tn. A mengerti tentang bahaya merokok

G. EVALUASI
Hari / tanggal :Kamis, 20 Januari 2022
Waktu : 09.00 WIB
Setelah diberikan penyuluhan keluarga Tn. A Ny. E mengerti dan memahami
tentang himeremesis gravidarum, pentingnya pemeriksaan pap smear, pentingnya
tablet Fe pada masa kehamilan, dan bahaya merokok. Keluarga Tn. A dan Ny. E
merespon dengan baik dan aktif bertanya, serta mampu menyebutkan kembali
tentang hiperemesis gravidarum, pap smear, tablet Fe, dan bahaya merokok.

32
BAB III
TINJAUAN KASUS
PENGKAJIAN KELUARGA BINAAN PRAKTIK KEBIDANAN KOMUNITAS
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU

Nama KK : Tn. S Nama Pewawancara : Putri wulan syadella


Kelurahan : Sumber Rejo Tanggal : 17 Januari 2022
Kecamatan : Pringsewu Jam :09:00 wib
Responden : An. F

A. Genogram
Genogram Keluarga Tn.AG

Keterangan :
: Perempuan
: Laki-Laki

: Nenek

: Yang tinggal serumah

33
B. Denah Rumah
Denah Rumah Keluarga Tn.AG

Kamar kamar
Dapur
mandi

Kamar
R.tamu

Keterangan:
Jendela :
Pintu :
Kandang :

C. ASSESMENT
A. Diagosa
Keluarga Tn. S dan Ny. M dengan Balita Stunting
B. Masalah
a. Keluarga Tn. S dengan pengetahun rendah tentang stunting
b. Keluarga Tn. S dengan pengetahuan rendah tentang Kb
c. Keluarga Tn. S dengan tidak ada tempat pembuangan
kotoran atau jamban

C. Kebutuhan

1. Keluarga Tn. S dengan konseling tentang perbaikan gizi


stunting
2. Keluarga Tn. S dengan konseling tentang Kb

34
3. Keluarga Tn. S dengan konseling tentang PHBS
D. PLANNING
Hari/Tanggal : 17 Januari 2022
Waktu : 09.00 Wib

1. Menjelaskan pada keluara Tn. S dan Ny. M tentang stunting


a. Pengertian stunting
b. Penyebab stunting
c. Pencegahan stunting
d. Penanganan stunting
e. MODISCO
 Keluarga Tn. S dan Ny.M sudah mengerti mengenai stunting dan
sudah dilakukan pemberian makanan tambahan (MODISCO)

2. Menjelaskan pada keluarga Tn. S dan Ny. M tentang KB


a. Pengertian KB
b. Macam-macam kontrasepsi
c. Jenis-jenis kontrasepsi

 Keluarga Tn. S dan Ny. M telah mengetahui tentang KB

3. Menjelaskan pada keluarga Tn. S dan Ny. M tentang Perilaku


Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
a. Pengertian Prilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS)
b. Indikator Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

 Hasil : Keluarga Tn. S dan Ny. M sudah mengerti mengenai


Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan bersedia untuk
merubah prilaku keluarga untuk hidup bersih dan sehat yaitu
membuat pembuangan kotoran atau jamban dan menyediakan
sumber air bersih

E. Evaluasi
Hari /tanggal : Sabtu, 22 Januari 2022
Waktu : 08.30 WIB

35
Setelah diberikan penyuluhan keluarga Tn. S dan Ny. M mengerti dan
memahami tentang perbaikan gizi pada stunting , Kb dan perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS). Keluarga Tn. S dan Ny. M merespon
dengan baik dan aktif bertanya, serta mampu menyebutkan kembali
apaitu stunting, Kb dan, PHBS.

36
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam BAB ini penulis akan melakukan pembahasan mengenai proses, masalah,
atau kesenjangan antra BAB II dan BAB III, dengan melakukan asuhan kebidanan
komunitas yang dimulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi dengan
mempertimbangkan sumber-sumber yang ada di masyarakat.

A. Proses Penatalaksanaan Asuhan Kebidanan Komunitas

1. Asuhan Kebidanan Komunitas Pada Keluarga Tn. A


Setelah melakukan asuhan kebidanan secara komperhensif yang
dimulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi ditemukan kesenjangan
pada praktiknya penangan kasus kehamilan dengan hiperemesis
gravidarum tidak diberikan penjelasan dan pengetahuan mengenai apa saja
yang harus dihindari ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum, seperti
menghindari makanan yang dapat menimbulkan rasa mual dan muntah.
Asuhan kebidanan ini dilakukan mulai dari pengkajian yaitu door
to door ke masyarakat untuk mendapatkan informasi tentang status
kesehatannya. Saat pengkajian dilakukan anamnesa, pemeriksaan keadaan
rumah dan pemeriksaan fisik ibu seperti berat badan ibu dan tekanan
darah, LILA, pemeriksaan TFU, dan leopod untuk mendapatkan informasi
secara subjective maupun objective. Setelah melakukan Survey mawas diri
kemudian didapatkan hasil dan assessment yang akan dijadikan dasar
dalam melakukan planning dan evaluasi. Proses penentuan
penatalaksanaan berdasarkan teori yang ada dan hasil penelitian-penelitian
para ahli. Proses pelaksanaan pengkajian dilakukan pada tanggal 07
Januari 2022, dengan melakukan kegiatan observasi masalah kesehatan
berdasarkan masalah yang ada. Selanjutnya dilakukan implementasi
penyuluhan tentang hiperemesis gravidarum dan masalah Kesehatan
lainnya pada tanggal 14 Jnuari 2022 dan melakukan kunjungan terakhir
yaitu proses evaluasi pada tanggal 20 Januari 2022 dengan kegiatan

37
pemeriksaan TTV dan bertanya kembali kepada ibu mengenai penkes
yang sudah diberikan mengenai masalah-masalah yang ada.

Selanjutnya penanganan kasus pasien dengan hiperemesis


gravidarum harus dilakukan analisis terkait hiperemesis gravidarum dan
klasifikasi baru yang digunakan untuk pemberian penatalaksanaan
hiperemesis gravidarum menjadi lebih tepat yang terjadi meliputi
penyebab dan hingga penangananan lanjutan mengunakan metode seperti
investigasi, pemberian terapi, selanjutnya menentukan penanganan secara
tepat pada pasien tersebut apabila penangan pada pasien dengan
hyperemesis gravidarum sesuai dengan antara teori dan praktek selaras
mampu memperbaiki keadaan umum karena sekrining telah dilakukan
dengan benar.
1. Asuhan Kebidanan pada Tn. A :
a. Hari/tanggal : Jumat, 07 Januari 2022
Waktu : 08.30 WIB s/d selesai
Kegiatan : Pengkajian data masalah kebidanan
b. Hari/tanggal : Jumat, 14 Januari 2022
Waktu : 09.00 WIB s/d selesai
Kegiatan : Penyuluhan tentang hyperemesis gravidarum
c. Hari/tanggal : Kamis, 20 Januari 2022
Waktu : 09.00 WIB s/d selesai
Kegiatan : Kunjungan terakhir untuk pemeriksaan TTV dan
evaluasi

2. Asuhan Kebidan Komunitas Pada Keluarga Tn. S


Asuhan kebidanan ini dilakukan mulai dari Survey Mawas Diri
yaitu door to door ke masyarakat untuk mendapatkan informasi tentang
status kesehatannya.Saat Survey Mawas Diri dilakukan anamnesa,
pemeriksaan keadaan rumah dan pemeriksaan fisik seperti berat badan
anak dan tinggi badan anak untuk mendapatkan informasi secara

38
subjective maupun objective. Setelah melakukan Survey Mawas Diri
kemudian didapatkan hasil dan assessment yang akan dijadikan dasar oleh
saya dalam melakukan planning dan evaluasi. Proses penentuan
penatalaksanaan berdasarkan teori yang ada dan hasil penelitian-penelitian
para ahli. Proses pelaksanaan dilakukan pada tanggal 10 Januari 2022
dengan kegiatan peyuluhan kesehatan berdasarkan masalah yang ada dan
pemberian Makanan Tambahan pada anak dengan Gizi Kurang dan
Stunting. Selanjutnya dilakukan observasi selama 10 hari dan melakukan
kunjungan ulang pada tanggal 17 Januari 20202 untuk pemberian
Makanan Tambahan pada anak. Terakhir yaitu proses Evaluasi pada
tanggal 22 Januari 2022 dengan kegiatan mengukur kembali tinggi badan
dan berat badan anak untuk mengetahui penambahan status kesehatan
setelah diberikan Makanan Tambahan MODISCO dan bertanya kembali
kepada keluarga mengenai penkes yang sudah diberikan mengenai
masalah-masalah yang ada.
2. Asuhan Kebidanan pada Tn. S :
a. Hari/tanggal : Senin, 10 Januari 2022
Waktu : 09.00 WIB s/d selesai
Kegiatan : Pengkajian data masalah.
b. Hari/tanggal : Senin, 17 Januari 2022
Waktu : 09.00 WIB s/d selesai
Kegiatan : Penyuluhan Kesehatan
c. Hari/tanggal : Sabtu, 22 Januari 2022
Waktu :09.00 WIB s/d selesai
Kegiatan : Evaluasi

39
B. Hambatan,rintagan dan evaluasi dalam pelaksanaan asuhan kebidanan
komunitas
1. Hambatan
Selama melakukan asuhan kebidnan di desa Sumber Rejo melalui
beberapa hambatan salah satunya sulit untuk melakukan kunjungan rumah
dengan sasaran kasus KK binaan bepergian sehingga banyak sekali
kendala tidak bisa menyesuaikan dengan data yang ada namun demikian
masalah dapat teratasi dengan berbagai upaya yang dilakukan sehingga
pengkajian dapat diselesaikan dengan maksimal

2. Rintangan
Selama melakukan kegiatan di desa Sumber Rejo tidak ada
rintangan yang begitu sulit

3. Evaluasi
Dalam melaksanakan asuhan kebidanan di desa Sumber Rejo
banyak sekali pelajaran yang didapat, dan tak lupa rasa syukur yang
terdalam karna dapet diterima di masyarakat desa Sumber Rejo dengan
baik, walaupun kesulitan dalam pengkajian data yang ada pada kasus KK
binaan saya senang dan bahagia mendapatkam sodara dan kawan disana
serta dipertemukan dengan bidan desa yang sangat baik dalam
membimbing saya melakukam asuhan kebidanan komunitas.

40
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam kegiatan asuhan kebidanan komunitas masyarakat yang telah
dilakukan dalam rangka menolong diri sendiri dalam memecahkan masalah
untuk memenuhi kebutuhan di bidang kesehatan dan di bidang lain yang
berkaitan agar mampu mencapai kehidupan sehat sejahtera. Disamping itu
terdapat kegiatan yaitu KK binaan layanan kesehatan yang diberikan pada
keluarga untuk mengetahui pendidikan kesehatan dan juga dapat mendorong
timbulnya kreativitas dan insiatif setiap individu atau kelompok masyarakat
untuk ikut secara aktif dalam program-program kesehatan berdasarkan sistem
pendekatan edukatif masalah kesehatan melalui Puskesmas dimana setiap
individu atau kelompok dibantu agar dapat melakukan tindakan-tindakan yang
tepat dalam mengatasi masalah kesehatan dan menentukan prioritas program
sesuai dengan kebutuhan. Komunitas KK Binaan pada keluarga Tn.A dan
Tn.S dapat di simpulkan bahwa :
1. Penulis mampu Melakukan pengkajian data subjektif dan objektif sesuai
dengan masalah yang ada dalam KK Binaan yang diambil.
2. Penulis mampu melakukan menginterprestasikan data pada masalah
kesehatan yang ada dalam KK Binaan yang diambil.
3. Penulis mampu mengidentifikasi masalah kesehatan yang terjadi dalam KK
Binaan khususnya tentang masalah KIA.
4. Penulis mampu menentukan diagnosis/ masalah yang terjadi dalam KK
Binaan yaitu Hiperemesis Gravidarum dan Stunting.
5. Penulis mampu mengidentifikasi perencanaan, penatalaksanaan, dan
evaluasi pada masalah dalam KK Binaan
6. Penulis mampu melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan.
7. Penulis mampu Mendokumentasikan hasil asuhan kebidanan komunitas
dalam KK Binaan.

41
B. Saran
4. Bagi KK Binaan
Diharapkan setelah dilakukan pengkajian, penyuluhan dan evaluasi
masalah yang muncul di lingkungan masyarakat dapat teratasi dengan
baik dan cepat agar tidak menimbulkan suatu masalah yang
berkelanjutan yang dapat merugikan kesehatan pada masyarakat dan
masyarakat dapat menerapkan Asuhan yang diberikan.
5. Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan tenaga kesehatgan bidan desa agar sering melakukan hal
yang lebih dalam memberikan penyuluhan atau pendidikan kesehatan
terhadap masyarakat Desa Sumber Rejo agar masyarakat mengerti
dan menyadari tentang pentingnya kesehatan.
6. Bagi Institusi
Diharapakan bagi institusi pendidikan di masa yang akan datang agara
menempatkan mahasiswa yang melakukan praktik kebidanan
komunitas di desa atau wilayah yang penduduknya kurang memiliki
pengetahuan tentang pendidikan kesehatan terutama masalah KIA.
7. Bagi Mahasiswa
Diharapkan Mahasiswa mampu memberikan pendidikan kesehatan
atau penyuluhan serta asuhan kebidanan komunitas pada masyarakat
dengan lugas, terstruktur dan mampu menjawab pertanyaan yang
diajukan.

42
DAFTAR PUSTAKA

Kevin Gunawan, Paul Samuel Kris Manengkei, Dwiyana Ocviyanti. (2011)


Diagnosis dan Tata Laksana Hiperemesis Gravidarum. J Indon Med Assoc,
Volum: 61, Nomor:11

Andi Sofyan. 2012. Konsep Kebidanan Komunitas Jakarta: EGC.

Anik maryunani, (2012). Inisiasi Menyesui Dini, Asi Eksklusif dan Manajemen
Laktasi. Jakarta : TIM

Badan Pusat Statistik (BPS). 2018. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
2017: Kesehatan Reproduksi Remaja. Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.

Benowitzh.2012. Asuhan Keperawatan Masyarakat. Jakarta : EGC.

Departemen Kesehatan RI. 2001. Krida Bina Lingkungan Sehat, Jakarta : Balai
Pustaka.

Herlambang, H., Kusdiyah, E. and Iskandar, M.M. (2018). Peningkatan


Pengetahuan Wanita tentang Kanker Serviks dan Pemeriksaan Pap Smear
Sebagai Skrining Awal. Jurnal Medic (Medical Dedication). 1:2,82-85.

Irawan, E. 2016. Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi


di Desa Kertajaya. Universitas BSI Bandung. Jurnal Ilmu Keperawatan,
IV(1), ISSN: 2338-7246.

Lestari. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka.

Prawirohardjo, Sarwono, 2010.Ilmu Kebidanan.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka


Sarwono

Saryono. (2010). Perawatan Payudara. Yogyakarta: Mitra Cendekia

43
44
Lampiran

SATUAN ACARA PENYULUHAN


PAP SMEAR

Disusun Oleh :

Disusun Oleh :
PUTRI WULAN SYADELLA
2019205202022

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2021/2022

45
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PAP SMEAR

Pokok bahasan : PAP SMEAR


Sub pokok bahasan : 1. Pengertian Pap Smear
2. TujuanPap Smear
3. Sasaran Pap Smear
4. Syarat Pap Smear
5. Faktor Resiko Pap Smear
Jam /waktu : 19.00 s/d selesai / 15 menit
Tempat : Rumah Bapak Yuri Hartono dan Andi Gunawan
Penyuluh : Risa Safitri

A.      Tujuan Instruksi umum (TIU)


Setelah mengikuti pendidikan mengenai Pap Smear diharapkan Ibu dapat
memahami tentang Pap Smear, Tujuan Pap Smear, Sasaran Pap Smear,
Syarat Pap Smear dan Faktor Resiko Pap Smear.

B.       Tujuan Instruksional khusus (TIK)


Setelah mengikutipenyuluhan diharapkan ibu dapat mengetahui tentang:
1. Pengertian Pap Smear
2. TujuanPap Smear
3. Sasaran Pap Smear
4. Syarat Pap Smear
5. Faktor Resiko Pap Smear

C.      Materi
Terlampir

D.      Metode
1.      Ceramah

46
2.      Tanya jawab

E.       Media dan Alat Peraga


1.     Leaflat

F.       Sumber

G.      Kegiatan Penyuluhan


N Waktu Kegiatan Kegiatan Ibu
o Penyuluhan
1 Pembukaa Pendahuluan
n Memberi salam a. Membalas
(2 menit) pembukaan dan salam
memperkenalkan b. Mendengarkan
diri c. Memberi respon
a. Menyampaikan
salam
b.   Menjelaskan
tujuan
c. Kontrak waktu
2 Inti Penjelasan Mendengarkan
(8 menit) Mahasiswa dengan penuh
menjelaskan : perhatian
e. Pengertian Pap
Smear
f. Tujuan Pap
Smear
g. Sasaran Pap
Smear
h. Syarat Pap Smear
i. Faktor Resiko
Pap Smear
3 Penutup Penutup
(5 menit) a. Tanya jawab a. Menanyakan
 

b. Tes akhir yang belum jelas

47
c. Menyimpulkan b.   Aktif bersama
 

hasilpenyuluhan menyimpulkan
d. Memberi c. Membalas salam
salamPenutup

H.      Evaluasi
Prosedur : Post Test
Bentuk : Lisan
Jenis : Tanya jawab
JenisPertanyaan :
1. Apa yang dimaksud dengan Pemeriksaan Pap Smear?
2. Apa Tujuan dari Pemeriksaan Pap Smear ?
3. Siapa saja sasaran dari pemeriksaan Pap Smear ?
4. Apa saja syarat dari pemeriksaan Pap Smear ?
5. Apa saja faktor Resiko dari pemeriksaan pap smear ini ?

I. Observasi
2. Respon / tingkah laku ibu saat di beri pertanyaan :ibu menjawab dengan
tepat
3. Ibu sangat antusias
4. Ibumengajukan Pertanyaan

48
MATERI
PAP SMEAR

A. Pengertian Pap Smear


Pap Test (Pap Smear) adalah pemeriksaan sitologik epitel porsio dan
endoservik uteri untuk penentuan adanya perubahan praganas maupun ganas
di porsio atau servik uteri (Tim PKTP,RSUD Dr. Soetomo/ FK UNAIR,
2000).
Sedangkan menurut Hariyono Winarto dalam seminarnya pada tanggal 05-
10-2008 tentang Pap Smear Sebagai Upaya Menghindari Kanker Leher
Rahim Bagi Wanita Usia Reproduksi, pengertian Pap Test (Pap Smear)
adalah suatu pemeriksaan dengan cara mengusap leher rahim (scrapping)
untuk mendapatkan sel-sel leher rahim kemudian diperiksa sel-selnya, agar
dapat ditahui terjadinya perubahan atu tidak.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Pap Smear adalah
pemeriksaan usapan pada leher rahim untuk mengetahui adanya perubahan
sel-sel yang abnormal yang diperiksa dibawah mikroskop.

B. Tujuan Pap Smear


a) Menemukan sel abnormal atau sel yang dapat berkembang menjadi
kanker termasuk infeksi HPV . (Ramli, dkk: 2000).
b) Untuk mendeteksi adanya pra-kanker, ini sangat penting ditemukan
sebelum seseorang menderita kanker. (Hariyono.W, 2008).
c) Mendeteksi kelainan – kelainan yang terjadi pada sel-sel leher Rahim
d) Mendeteksi adanya kelainan praganas atau keganasan servik uteri (Tim
PKTP, RSUD Dr. Soetomo / FK UNAIR, 2000).

C. Sasaran Pap Smear

49
a. Ahli-ahli di Marie Stopes International menganjurkan agar kita
melakukan Pap Smear setiap tahun baik wanita yang sudah menikah atau
wanita yang sudah pernah melakukan hubungan seksual.
b. American Cancer Society petulisannya :” Cancer Related Health Check
Up “ menganjurkan sebagai berikut :
H. Pap test setahun sekali bagi wanita antara umur 40-60 tahun dan juga bagi
wanita di bawah 20 tahun yang seksual aktif.
I. Sesudah 2x pap test (-) dengan interval 3 tahun dengan catatan bahwa
wanita resiko tinggi harus lebih sering menjalankan pap test (Tim PKTP,
RSUD Dr. Soetomo / FK UNAIR,2000)
c. The British Medical Association Family Health Encyclopedia
menganjurkan bahwa seseorang wanita harus melakukan Pap Smear
dalam 6 bulan setelah pertama kali melakukan Pap Smear dalam 6 bulan
setelah pertama kali melakukan hubungan seksual, dengan Pap Smear
kedua 6-12 bulan setelah Pap Smear pertama dan hasil diberikan adalah
normal pada selang waktu 3 tahunan selama masa hidupnya.

D. Syarat Pengambilan Pap Smear


Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan Pap Smear
adalah sebagai berikut :
d. Waktu pengambilan minimal 2 minggu setelah menstruasi dimulai dan
sebelum menstruasi berikutnya.
e. Berikan informasi sejujurnya kepada petugas kesehatan tentang riwayat
kesehatan dan penyakit yang pernah diderita
f. Hubungan intim tidak boleh dilakukan dalam 3x24 jam sebelum
pengambilan bahan pemeriksaan
g. Pembilasan vagina dengan macam-macam cairan kimia tidak boleh
dikerjakan dalam 24 jam sebelumnya.
h. Hindari pemakaian obat-obatan yang dimasukkan ke dalam vagina 48 jam
sebelum pemeriksaan.

50
6 Bila anda sedang minum obat tertentu, informasikan kepada petugas
kesehatan, karena ada beberapa jenis obat yang dapat mempengaruhi hasil
analisis sel. (Republika.C, 2007).

E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Pemeriksaan Pap Smear


Faktor – faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan Pap Smear yaitu
perubahan sel – sel abnormal pada mulut rahim yang akhirnya dapat terjadi
kanker serviks antara lain
1) Konseling pra pap smear yang tepat
 Waktu pengambilan minimal 2 minggu setelah menstruasi dimulai
dan sebelum menstruasi berikutnya.
 Berikan informasi sejujurnya kepada petugas kesehatan tentang
riwayat kesehatan dan penyakit yang pernah diderita
 Hubungan intim tidak boleh dilakukan dalam 24 jam sebelum
pengambilan bahan pemeriksaan.
 Pembilasan vagina dengan macam-macam cairan kimia tidak boleh
dikerjakan dalam 24 jam sebelumnya.
 Hindari pemakaian obat-obatan yang dimasukkan ke dalam vagina 48
jam sebelum pemeriksaan.
 Bila anda sedang minum obat tertentu, informasikan kepada petugas
kesehatan, karena ada beberapa jenis obat yang dapat mempengaruhi
hasil analisis sel.(Republika. C, 2007).

2) Cara pengambilan kesediaan


Pengambilan kesediaan yang tak adekuat (62 %), bisa terjadi kegagalan
skrining (15 %), interpretasi (23 %), dan angka positif palsu (3-15 %).
Untuk ketepatan diagnostik perlu diperhatikan komponen dosenviks dan
ektoserviks yang diambil dengan gabungan cytobrush dan spatula

3) Petugas kesehatan (dokter/ bidan)


Bisa disebabkan oleh :
 Kegagalan memberikan pelayanan tes pap.

51
 Kegagalan menyampaikan hasil tes abnormal pada pasien.
 Kegagalan merujuk pasien dengan tes abnormal.

4) Laboratorium
 Kegagalan mendeteksi sel abnormal.
 Kegagalan melaporkan kualitas sediaan yang tidak memuaskan
 Kegagalan mengajukan pengulangan.
 Hapussan terlalu tipis.
 Sediaan apusan terlalu kering sebelum di fiksasi.
 Cairan fiksasi tidak memakai alkohol 95 %.(Ramli, dkk, 2000)

5) Petugas laboratorium
 Cara kerja tidak sesuai prosedur.
 Reagen yang dipakai sudah expaired.
 Pembacaan hasil pemeriksaan sitologi kurang valid.
 Keterampilan dan ketelitian spesialis patologi anatomi.

F. Faktor resiko pap smear


a. Umur
Perubahan sel-sel abnormal pada mulut rahim paling sering ditemukan
pada usia 35-55 tahun dan memiliki risiko 2-3 kali lipat untuk menderita
kanker mulut rahim (serviks). Semakin tua umur seseorang akan
mengalami proses kemunduran, sebenarnya proses kemunduran itu tidak
terjadi pada suatu alat saja tetapi pada seluruh organ tubuh. Semua
bagian tubuh mengalami kemunduran, sehingga pada usia lanjut lebih
lama kemungkinan jatuh sakit, misalnya terkena sakit/mudah mengalami
infeksi (Andrijono, 2008).
b. Paritas
Paritas adalah seorang wanita yang sudah pernah melahirkan bayi yang
dapat hidup atau viable.Paritas dengan jumlah anak lebih dari 2 orang

52
atau jarak persalinan terlampau dekat mempunyai risiko yang lebih besar
terhadap timbulnya perubahan sel-sel abnormal pada mulut rahim.Jika
jumlah anak yang dilahirkan pervaginam banyak dapat menyebabkan
terjadinya perubahan sel abnormal dari epitel pada mulut rahim yang
dapat berkembang menjadi keganasan (IBG Manuaba, 1999).
c. Sosial ekonomi
Golongan social ekonomi yang rendah sering kali terjadi keganasan pada
sel – sel mulut rahim, hal ini dikarenakan ketidakmampuan melakukan
Pap Smear secara rutin (Andrijono, 2008).
d. Usia wanita saat menikah
Usia menikah <21 tahun mempunyai risiko lebih besar mengalami
perubahan sel-sel mulut rahim. Hal ini karena pada saat usia muda sel-sel
rahim masih belum matang. Maka sel – sel tersebut tidak rentan terhadap
zat – zat kimia yang dibawa oleh sperma dan segala macam
perubahannya.Jika belum matang, bisa saja ketika ada rangsangan sel
yang tumbuh tidak seimbang dengan sel yang mati, sehingga kelebihan
sel ini bisa berubah sifat menjadi sel kanker (Karen Evennett, 2003).
e. Berganti-ganti pasangan
Pasangan seksual yang berganti – ganti juga memperbesar risiko
kemungkinan terjadinya kanker leher rahim. Bisa saja salah satu
pasangan seksual membawa virus HPV yang mengubah sel-sel di
permukaan mukosa hingga membelah menjadi lebih banyak yang akan
mengarah ke keganasan leher rahim (Nugroho. K, 2007)
f. Hygiene alat Genetalia
Terlalu sering menngunakan antiseptik untuk mencuci vagina juga
ditengarai dapat memicu kanker serviks.Oleh sebab itu, hindari terlalu
sering mencuci vagina dengan antiseptic karena cuci vagina dapat
menyebabkan iritasi di serviks. Iritasi ini akan merangsang terjadinya
perubahan sel yang akhirnya berubah menjadi kanker. ( Rieke. P, 2006 ).

53
SATUAN ACARA PENYULUHAN
HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Disusun Oleh :

Disusun Oleh :
PUTRI WULAN SYADELLA
2019205202022

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2021/2022

54
SATUAN ACARA PENYULUHAN
HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Pokok Bahasan : Maternitas


Sub Pokok Bahasan : Hiperemesis Gravidarum
Sasaran : Keluarga Bapak Agus Suseno
Jam : 10.00 WIB
Waktu : 15 menit
Tempat : Kediaman Bapak Agus Suseno

D. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, terjadi peningkatkan pengetahuan dan
pemahaman pasien, keluarga, dan masyarakat tentang Hyperemesis
Gravidarum.

2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, pasien, keluarga, dan masyarakat dapat :

D. Menjelaskan pengertian Hyperemesis Gravidarum.


E. Menjelaskan penyebab Hyperemesis Gravidarum.
F. Menyebutkan tanda dan gejala adanya Hyperemesis Gravidarum.
G. Menjelaskan komplikasi Hyperemesis Gravidarum.
H. Menjelaskan penatalaksanaan Hyperemesis Gravidarum.

E. SASARAN
Pasien, keluarga, dan masyarakat

55
F. METODE
 Ceramah
 Tanya jawab

G. MEDIA
 Lembar balik
 Leaflet

H. KEGIATAN PENYULUHAN

NO TAHAP WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN


PESERTA

1 Pembukaan 5 menit Pembukaan:

 Memperkenalkan diri  Menyambut


sa lam dan men
dengarkan
 Mendengark
 Menjelaskan tujuan dari an
penyuluhan.
 Melakukan kontrak
 Mendengark
waktu.
an
 Menyebutkan materi
penyuluhan yang akan
diberikan  Mendengark
an

2 Pelaksanaan 2. Menit Menjelaskan materi tentang:  Mendengark


an dan memper-

56
a. Pengertian hatikan
Hyperemesis Gravidarum.
b. Penyebab Hyperemesis
Gravidarum.
c. Tanda dan gejala
adanya Hyperemesis
Gravidarum.
d. Komplikasi
Hyperemesis Gravidarum.
e. Penatalaksanaan
Hyperemesis Gravidarum.
3 Evaluasi 15 menit  Memberikan kesempatan  Bertanya
pada pasien dan keluarga
untuk bertanya.
 Menanyakan pada pasien
dan keluarga tentang materi  Menjawab
yang diberikan & menjelaskan
 Memberikan reinforcement pertanyaan
kepada pasien dan keluarga
bila dapat menjawab &
menjelaskan kembali
pertanyaan/materi

4 Penutup 5 menit  Menyimpulkan materi Mendengarkan dan


 Mengucapkan terima- membalas salam
kasih kepada pasien dan
keluarga
 Mengucapkan salam

57
I. EVALUASI
d. Kriteria struktur :
a. Peserta hadir di tempat yang telah ditentukan
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di tempat yang telah
ditentukan dan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan pula.
c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum
dan saat penyuluhan.
d. Media telah siap
e. Kriteria Proses :
6. Pasien, keluarga, dan masyarakat antusias terhadap materi
penyuluhan.
7. Pasien, keluarga, dan masyarakat konsentrasi mendengarkan
penyuluhan.
8. Pasien, keluarga, dan masyarakat mengajukan pertanyaan dan
menjawab pertanyaan secara lengkap dan benar.

f. Kriteria Hasil :
Pasien dan keluarga mampu:

a. Menjelaskan pengertian Hyperemesis Gravidarum.


b. Menjelaskan penyebab Hyperemesis Gravidarum.
c. Menyebutkan tanda dan gejala adanya Hyperemesis Gravidarum.
d. Menjelaskan komplikasi Hyperemesis Gravidarum.
e. Menyebutkan penatalaksanaan Hyperemesis Gravidarum

58
MATERI PENYULUHAN

HYPEREMESIS GRAVIDARUM

I. PENGERTIAN
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada
wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada
umumnya menjadi buruk karena terjadi dehidrasi (Mochtar, 1998).

Hiperemesis Gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual dan


muntah/tumpah yang berlebihan, lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau
setiap saat, sehingga mengganggu kesehatan dan pekerjaan sehari-hari
(Arief.B, 2009).

II. PENYEBAB
Penyebab Hiperemesis Gravidarum belum diketahui secara pasti.
Beberapa faktor yang telah ditemukan yaitu :

8. Faktor presdisposisi yang sering dikemukakan adalah primi


gravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda, kelainan faktor
endokrin juga memberikan pengaruh seperti diabetes melitus dan
hipertiroid.
9. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan
metabolic akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu
terhadap perubahan, ini merupakan faktor organik.
10. Alergi sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap anak.
11. Faktor psikologi memegang peranan penting pada penyakit ini,
rumah tangga retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap

59
kehamilan dan persalinan. Takut terhadap tanggug jawab sebagai
ibu.

III.TANDA DAN GEJALA


Hiperemesis Gravidarum, menurut berat ringannya dapat dibagi kedalam 3
(tiga) tingkatan, yaitu :

1. TingkatnImmmmmmmsefsdvgdhtfsdfgsdertmmmsdfvsfgdefgfgdfg
Mual terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum
penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan
menurun dan merasa nyeri pda epigastrium, nadi meningkat sekitar
100/menit, tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit mengurang,
lidang mengering dan mata cekung.

2. TingkatnII
Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lemah
mengurang, lidah mengering dan nampak kotor, nadi kecil dan
cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikteris, berat
badan turun dan mata menjadi cekung, tensi turun,
hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi. Aseton tercium dalam
hawa pernafasan karena mempunyai aroma yang khas dan dapat
pula ditemukan dalam kencing.

3. TingkatnIII
Keadaan umum lebih parah, muntah keadaan umum lebih
parah, muntah henti, kesadaran menurun dari somnolen sampai
koma, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat tensi menurun,
komplikasi fatal terjadi pada susunan syaraf yang dikenal sebagai
ensefalopati werniele, dengan gejala : nistagmus, dipolpia dan
perubahan mental, keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat
makanan, termasuk vitamin B kompleks, timbulnya ikterus
menunjukkan adanya payah hati.

60
IV. KOMPLIKASI
Dehidrasi berat, ikterik, takikardia, suhu meningkat, alkalosis,
kelaparan gangguan emosional yang berhubungan dengan kehamilan
dan hubungan keluarga, menarik diri dan depresi.

V. PENATALAKSANAAN
1. Obat-obatanKJSHDGCVJKHYJSHDGJHSGJDHJHJSDHJHD
Sedativa yang siring diberikan adalah phenobarbital, vitamin yang
dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6. Anti histamika juga dianjurkan
seperti dramamin, ovamin pada keadaan lebih kuat diberikan
antimetik seperti disiklomin hidrokhloride atau khlorpromasin.

2. IsolasiJSKDJKJSHKJGKJHGJGJHGJHGJGHGJHGJGJHGGG
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan
peredaran udara baik. Cacat cairan yang keluar dan masuk. Hanya
dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar penderita.
Sampai muntah berhenti dan penderita mau makan, tidak diberikan
makan/minum selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja
gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.

3. TerapinPsikologikJKSDKJUSKDHGKJSGDKGKSGDKGKSDJ
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat
disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi
pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik yang kiranya
dapat menjadi latar belakang penyakit ini.

4. CairannParenteralSDKJKSJDBGKJGSKGKGKGKJGKGKJGS
Berikan cairan parental yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein
dengan glukose 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter
sehari. Bila perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya

61
vitamin B kompleks dan vitamin C dan bila ada kekurangan protein,
dapat diberikan pula asam amino secara intravena.

5. PenghentiannkehamilanSJHDJHGJSDVJHUGIKJUGSKLDJUJJ
Bila keadaan memburuk dilakukan pemeriksaan medik dan psikiatrik,
manifestasi komplikasi organis adalah delirium, kebutuhan, takikardi,
ikterus, anuria dan perdarahan dalam keadaan demikian perlu
dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan keadaan yang
memerlukan pertimbangan gugur kandung diantaranya

a. Gangguan kejiwaan : Delirium, apatis,nsomnolennsampainkoma,


terjadi gangguan jiwa ensepalopati wernicle
b. Gangguannpenglihatan: Pendarahanbretina, kemunduran
penglihatan
c. Gangguan faal : Hatibdalambbentukbikterus,
ginjalbdalambbentukbanuria, jantung dan pembuluh darah terjadi
nadi meningkat, tekanan darah menurun
6. Diet Hiperemesis Gravidarum
Diet pada hiperemesis gravidarum bertujuan untuk mengganti
persediaan glikogen tubuh dan mengontrol asidosis secara berangsur
memberikan makanan berenergi dan zat gizi yang cukup.

Syaratnya antara lain :

 Karbohidrat tinggi, lemak rendah, dan protein sedang


 Makanan diberikan dalam bentuk kering; pemberian cairan
disesuaikan
dengan keadaan pasien, yaitu 7-10 gelas per hari
 Makanan mudah cerna, tidak merangsang saluran pencernaan, dan
diberikan sering dalam porsi kecil
 Bila makan pagi dan siang sulit diterima, pemberian dioptimalkan
pada makan
malam dan selingan malam

62
 Makanan secara berangsur ditingkatkan dalam porsi dan nilai gizi
sesuai
dengan keadaan dan kebutuhan gizi pasien
Macam-macambDiet

a. Diet Hiperemesis
Diet hiperemesis I diberikan kepada pasien dengan hiperemesis
gravidarum berat. Makanan hanya terdiri dari roti kering, singkong
bakar atau rebus, ubi bakar atau rebus, dan buah-buahan. Cairan
tidak diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya.
Karena pada diet ini zat gizi yang terkandung di dalamnya kurang,
maka tidak diberikan dalam waktu lama.

b. DietbHiperemesisbII
Diet ini diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang. Diet
diberikan secara berangsur dan dimulai dengan memberikan bahan
makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak diberikan
bersamaan dengan makanan. Pemilihan bahan makanan yang tepat
pada tahap ini dapat memenuhi kebutuhan gizi kecuali kebutuhan
energi.

c. Diet Hiperemesis III


Diet hiperemesis III diberikan kepada pasien hiperemesis
gravidarum ringan. Diet diberikan sesuai kesanggupan pasien, dan
minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan pada diet ini
mencukupi kebutuhan energi dan semua zat gizi.

Makanan yang dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, dan III


adalah : Roti panggang, biskuit, crackers, buah segar dan sari buah,
minuman botol ringan, sirop, kaldu tak berlemak, teh dan kopi encer.
Makanan yang tidak dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, III adalah
makanan yang umumnya merangsang saluran pencernaan dan berbumbu
tajam. Bahan makanan yang mengandung alkohol, kopi, dan yang

63
mengadung zat tambahan (pengawet, pewarna, dan bahan penyedap) juga
tidakbdianjurkan.

64
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2010. Hyperemesis Gravidarum.


http://id.wikipedia.org/wiki/Mioma_Uteri. Diakses tanggal 10 Januari
2022 pukul 14.00 WIB

Panca, Widianto. 2010. Hyperemesis Gravidarum.


http://widiantopanca.blogdetik.com/obgin/mioma-uteri/. Diakses tanggal
10 Januari 2022 pukul 15.00 WIB

65
Lampiran

SATUAN ACARA PENYULUHAN


PAP SMEAR

Disusun Oleh :

Disusun Oleh :
PUTRI WULAN SYADELLA
2019205202022

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2021/2022

66
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PAP SMEAR

Pokok bahasan : PAP SMEAR


Sub pokok bahasan : 1. Pengertian Pap Smear
2. TujuanPap Smear
3. Sasaran Pap Smear
4. Syarat Pap Smear
5. Faktor Resiko Pap Smear
Jam /waktu : 19.00 s/d selesai / 15 menit
Tempat : Rumah Bapak Agus Suseno
Penyuluh : Putri Wulan Syadella

A.      Tujuan Instruksi umum (TIU)


Setelah mengikuti pendidikan mengenai Pap Smear diharapkan Ibu dapat
memahami tentang Pap Smear, Tujuan Pap Smear, Sasaran Pap Smear,
Syarat Pap Smear dan Faktor Resiko Pap Smear.

B.       Tujuan Instruksional khusus (TIK)


Setelah mengikutipenyuluhan diharapkan ibu dapat mengetahui tentang:
1. Pengertian Pap Smear
2. TujuanPap Smear
3. Sasaran Pap Smear
4. Syarat Pap Smear
5. Faktor Resiko Pap Smea

C.      Materi
Terlampir

D.      Metode
1.      Ceramah

67
2.      Tanya jawab

E.       Media dan Alat Peraga


1.     Leaflat

F.       Sumber

G.      Kegiatan Penyuluhan


N Waktu Kegiatan Kegiatan Ibu
o Penyuluhan
1 Pembukaa Pendahuluan
n Memberi salam a. Membalas
(2 menit) pembukaan dan salam
memperkenalkan b. Mendengarkan
diri c. Memberi respon
a. Menyampaikan
salam
b.   Menjelaskan
tujuan
c. Kontrak waktu
2 Inti Penjelasan Mendengarkan
(8 menit) Mahasiswa dengan penuh
menjelaskan : perhatian
b. Pengertian Pap
Smear
c. Tujuan Pap
Smear
d. Sasaran Pap
Smear
e. Syarat Pap Smear
f. Faktor Resiko
Pap Smear
3 Penutup Penutup
(5 menit) a. Tanya jawab a. Menanyakan
 

b. Tes akhir yang belum jelas

68
c. Menyimpulkan b.   Aktif bersama
 

hasilpenyuluhan menyimpulkan
d. Memberi c. Membalas salam
salamPenutup

H.      Evaluasi
Prosedur : Post Test
Bentuk : Lisan
Jenis : Tanya jawab
JenisPertanyaan :
1. Apa yang dimaksud dengan Pemeriksaan Pap Smear?
2. Apa Tujuan dari Pemeriksaan Pap Smear ?
3. Siapa saja sasaran dari pemeriksaan Pap Smear ?
4. Apa saja syarat dari pemeriksaan Pap Smear ?
J. Apa saja faktor Resiko dari pemeriksaan pap smear ini ?

I. Observasi
12. Respon / tingkah laku ibu saat di beri pertanyaan :ibu menjawab dengan
tepat
13. Ibu sangat antusias
14. Ibumengajukan Pertanyaan

69
MATERI
PAP SMEAR

A. Pengertian Pap Smear


Pap Test (Pap Smear) adalah pemeriksaan sitologik epitel porsio dan
endoservik uteri untuk penentuan adanya perubahan praganas maupun ganas
di porsio atau servik uteri (Tim PKTP,RSUD Dr. Soetomo/ FK UNAIR,
2000).
Sedangkan menurut Hariyono Winarto dalam seminarnya pada tanggal 05-
10-2008 tentang Pap Smear Sebagai Upaya Menghindari Kanker Leher
Rahim Bagi Wanita Usia Reproduksi, pengertian Pap Test (Pap Smear)
adalah suatu pemeriksaan dengan cara mengusap leher rahim (scrapping)
untuk mendapatkan sel-sel leher rahim kemudian diperiksa sel-selnya, agar
dapat ditahui terjadinya perubahan atu tidak.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Pap Smear adalah
pemeriksaan usapan pada leher rahim untuk mengetahui adanya perubahan
sel-sel yang abnormal yang diperiksa dibawah mikroskop.

B. Tujuan Pap Smear


o Menemukan sel abnormal atau sel yang dapat berkembang menjadi
kanker termasuk infeksi HPV . (Ramli, dkk: 2000).
o Untuk mendeteksi adanya pra-kanker, ini sangat penting ditemukan
sebelum seseorang menderita kanker. (Hariyono.W, 2008).
o Mendeteksi kelainan – kelainan yang terjadi pada sel-sel leher
Rahim
o Mendeteksi adanya kelainan praganas atau keganasan servik uteri
(Tim PKTP, RSUD Dr. Soetomo / FK UNAIR, 2000).

C. Sasaran Pap Smear

70
3. Ahli-ahli di Marie Stopes International menganjurkan agar kita
melakukan Pap Smear setiap tahun baik wanita yang sudah menikah atau
wanita yang sudah pernah melakukan hubungan seksual.
4. American Cancer Society petulisannya :” Cancer Related Health Check
Up “ menganjurkan sebagai berikut :
C. Pap test setahun sekali bagi wanita antara umur 40-60 tahun dan juga bagi
wanita di bawah 20 tahun yang seksual aktif.
D. Sesudah 2x pap test (-) dengan interval 3 tahun dengan catatan bahwa
wanita resiko tinggi harus lebih sering menjalankan pap test (Tim PKTP,
RSUD Dr. Soetomo / FK UNAIR,2000)
5. The British Medical Association Family Health Encyclopedia
menganjurkan bahwa seseorang wanita harus melakukan Pap Smear
dalam 6 bulan setelah pertama kali melakukan Pap Smear dalam 6 bulan
setelah pertama kali melakukan hubungan seksual, dengan Pap Smear
kedua 6-12 bulan setelah Pap Smear pertama dan hasil diberikan adalah
normal pada selang waktu 3 tahunan selama masa hidupnya.

D. Syarat Pengambilan Pap Smear


Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan Pap Smear
adalah sebagai berikut :
3. Waktu pengambilan minimal 2 minggu setelah menstruasi dimulai dan
sebelum menstruasi berikutnya.
4. Berikan informasi sejujurnya kepada petugas kesehatan tentang riwayat
kesehatan dan penyakit yang pernah diderita
5. Hubungan intim tidak boleh dilakukan dalam 3x24 jam sebelum
pengambilan bahan pemeriksaan
6. Pembilasan vagina dengan macam-macam cairan kimia tidak boleh
dikerjakan dalam 24 jam sebelumnya.
7. Hindari pemakaian obat-obatan yang dimasukkan ke dalam vagina 48 jam
sebelum pemeriksaan.

71
6 Bila anda sedang minum obat tertentu, informasikan kepada petugas
kesehatan, karena ada beberapa jenis obat yang dapat mempengaruhi hasil
analisis sel. (Republika.C, 2007).

E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Pemeriksaan Pap Smear


Faktor – faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan Pap Smear yaitu
perubahan sel – sel abnormal pada mulut rahim yang akhirnya dapat terjadi
kanker serviks antara lain
a) Konseling pra pap smear yang tepat
 Waktu pengambilan minimal 2 minggu setelah menstruasi dimulai
dan sebelum menstruasi berikutnya.
 Berikan informasi sejujurnya kepada petugas kesehatan tentang
riwayat kesehatan dan penyakit yang pernah diderita
 Hubungan intim tidak boleh dilakukan dalam 24 jam sebelum
pengambilan bahan pemeriksaan.
 Pembilasan vagina dengan macam-macam cairan kimia tidak boleh
dikerjakan dalam 24 jam sebelumnya.
 Hindari pemakaian obat-obatan yang dimasukkan ke dalam vagina 48
jam sebelum pemeriksaan.
 Bila anda sedang minum obat tertentu, informasikan kepada petugas
kesehatan, karena ada beberapa jenis obat yang dapat mempengaruhi
hasil analisis sel.(Republika. C, 2007).

b) Cara pengambilan kesediaan


Pengambilan kesediaan yang tak adekuat (62 %), bisa terjadi kegagalan
skrining (15 %), interpretasi (23 %), dan angka positif palsu (3-15 %).
Untuk ketepatan diagnostik perlu diperhatikan komponen dosenviks dan
ektoserviks yang diambil dengan gabungan cytobrush dan spatula

c) Petugas kesehatan (dokter/ bidan)


Bisa disebabkan oleh :
g. Kegagalan memberikan pelayanan tes pap.

72
h. Kegagalan menyampaikan hasil tes abnormal pada pasien.
i. Kegagalan merujuk pasien dengan tes abnormal.

d) Laboratorium
F. Kegagalan mendeteksi sel abnormal.
G. Kegagalan melaporkan kualitas sediaan yang tidak memuaskan
H. Kegagalan mengajukan pengulangan.
I. Hapussan terlalu tipis.
J. Sediaan apusan terlalu kering sebelum di fiksasi.
K. Cairan fiksasi tidak memakai alkohol 95 %.(Ramli, dkk, 2000)

e) Petugas laboratorium
g. Cara kerja tidak sesuai prosedur.
h. Reagen yang dipakai sudah expaired.
i. Pembacaan hasil pemeriksaan sitologi kurang valid.
j. Keterampilan dan ketelitian spesialis patologi anatomi.

F. Faktor resiko pap smear


E. Umur
Perubahan sel-sel abnormal pada mulut rahim paling sering ditemukan
pada usia 35-55 tahun dan memiliki risiko 2-3 kali lipat untuk menderita
kanker mulut rahim (serviks). Semakin tua umur seseorang akan
mengalami proses kemunduran, sebenarnya proses kemunduran itu tidak
terjadi pada suatu alat saja tetapi pada seluruh organ tubuh. Semua
bagian tubuh mengalami kemunduran, sehingga pada usia lanjut lebih
lama kemungkinan jatuh sakit, misalnya terkena sakit/mudah mengalami
infeksi (Andrijono, 2008).
F. Paritas
Paritas adalah seorang wanita yang sudah pernah melahirkan bayi yang
dapat hidup atau viable.Paritas dengan jumlah anak lebih dari 2 orang
atau jarak persalinan terlampau dekat mempunyai risiko yang lebih besar

73
terhadap timbulnya perubahan sel-sel abnormal pada mulut rahim.Jika
jumlah anak yang dilahirkan pervaginam banyak dapat menyebabkan
terjadinya perubahan sel abnormal dari epitel pada mulut rahim yang
dapat berkembang menjadi keganasan (IBG Manuaba, 1999).
G. Sosial ekonomi
Golongan social ekonomi yang rendah sering kali terjadi keganasan pada
sel – sel mulut rahim, hal ini dikarenakan ketidakmampuan melakukan
Pap Smear secara rutin (Andrijono, 2008).
H. Usia wanita saat menikah
Usia menikah <21 tahun mempunyai risiko lebih besar mengalami
perubahan sel-sel mulut rahim. Hal ini karena pada saat usia muda sel-sel
rahim masih belum matang. Maka sel – sel tersebut tidak rentan terhadap
zat – zat kimia yang dibawa oleh sperma dan segala macam
perubahannya.Jika belum matang, bisa saja ketika ada rangsangan sel
yang tumbuh tidak seimbang dengan sel yang mati, sehingga kelebihan
sel ini bisa berubah sifat menjadi sel kanker (Karen Evennett, 2003).
I. Berganti-ganti pasangan
Pasangan seksual yang berganti – ganti juga memperbesar risiko
kemungkinan terjadinya kanker leher rahim. Bisa saja salah satu
pasangan seksual membawa virus HPV yang mengubah sel-sel di
permukaan mukosa hingga membelah menjadi lebih banyak yang akan
mengarah ke keganasan leher rahim (Nugroho. K, 2007)
J. Hygiene alat Genetalia
Terlalu sering menngunakan antiseptik untuk mencuci vagina juga
ditengarai dapat memicu kanker serviks.Oleh sebab itu, hindari terlalu
sering mencuci vagina dengan antiseptic karena cuci vagina dapat
menyebabkan iritasi di serviks. Iritasi ini akan merangsang terjadinya
perubahan sel yang akhirnya berubah menjadi kanker. ( Rieke. P, 2006 ).

74
SATUAN ACARA PENYULUHAN
MANFAAT TABLET FE

Disusun Oleh :

Disusun Oleh :
PUTRI WULAN SYADELLA
2019205202022

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2020/2021

75
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Masalah : Kurangnya Pengetahuan Tentang Pentingnya Tablet Fe


Selama Ibu Hamil .
Pokok Bahasan : Pemberian Tablet Fe Pada Ibu Hamil
Sub Pokok Bahasan : Pentingnya Tablet Fe Pada Ibu Hamil
Sasaran : Ibu-Ibu Hamil
Tempat : Kediaman Bapak Samani
Waktu : 20 menit

A. Tujuan :
1. Tujuan Instruksional Umum ( TIU )
Setelah diberikan penyuluhan selama 20 menit diharapkan sasaran
memahami tentang Pentingnya Tablet Fe Selama Ibu Hamil .
2. Tujuan Instruksional Khusus ( TIK )
Setelah diberikan penyuluhan selama 20 menit, tanpa membaca sasaran
dapat :
a. Menyebutkan kembali pengertian tablet Fe.
b. Menyebutkan kembali tujuan pemberian tablet Fe.
c. Menyebutkan kembali manfaat tablet Fe bagi Ibu Hamil .
d. Menyebutkan kembali kebutuhan/dosis tablet Fe selama Ibu Hamil .
e. Menyebutkan kembali efek samping tablet Fe.
f. Menyebutkan kembali waktu dan cara minum tablet Fe yang benar.

B. Materi
1. Pengertian tablet Fe.
2. Tujuan pemberian tablet Fe.
3. Manfaat tablet Fe bagi Ibu Hamil .
4. Kebutuhan/dosis tablet Fe selama Ibu Hamil .
5. Efek samping tablet Fe.

76
6. Waktu dan cara minum tablet Fe yang benar.
C. Media
1. Leaflet

D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab/Diskusi
3. Demonstrasi

E. Kegiatan Belajar Mengajar :


No Tahap Penyuluh Sasaran Waktu

a. Memberikan salam a. Menjawab


b. Memperkenalkan diri salam
c. Menyampaikan b. Menyimak
1 Pendahuluan maksud dan tujuan c. Menyimak 2 menit
d. Menyampaikan d. Menyimak
pokok bahasan e. Menyimak
e. Apersepsi

2 Inti a. Menjelaskan materi a. Memperhatikan 15 menit


penyuluhan dengan dan
ceramah mengenai mendengarkan
Pengertian tablet Fe, secara seksama
tujuan pemberian tablet b. Mengajukan
Fe, Manfaat tablet Fe, pertanyaan
Efek samping tablet Fe, c. Memperhatikan
Kebutuhan/dosis tablet d. Menjawab
Fe selama Ibu Hamil , pertanyaan
Manfaat tablet Fe bagi e. Memperhatikan
Ibu Hamil , Waktu dan
cara minum tablet Fe
yang benar dengan
menggunakan media
leaflet.
b. Memberi kesempatan
sasaran untuk bertanya
tentang materi yang
belum jelas.
c. Menjawab pertanyaan
dari sasaran.
d. Menanyakan tentang
materi pentingnya

77
pemberian tablet Fe pada
Ibu Hamil kepada
sasaran.
e. Demonstrasi Pemberian
Tablet Fe Pada Ibu
Hamil .
a. Menyimpulkan hasil a. Memperhatikan
penyuluhan. b. Memperhatikan
3 Penutup b. Klarifikasi c. Memperhatikan
3 menit
c. Harapan penyuluh. d. Menjawab salam
d. Menutup penyuluhan
dan mengucapkan salam.

F. Evaluasi
- Prosedur: Selama penyuluhan
- Bentuk evaluasi: Lisan
- Tipe: Essay
- Butir soal:
1. Sebutkan kembali pengertian tablet Fe!
2. Sebutkan kembali tujuan pemberian tablet Fe!
3. Sebutkan kembali manfaat tablet Fe bagi Ibu Hamil !
4. Sebutkan kembali kebutuhan/dosis tablet Fe selama Ibu Hamil !
5. Sebutkan kembali efek samping tablet Fe!
6. Sebutkan kembali waktu dan cara minum tablet Fe yang benar!

G. Daftar Pustaka
Standar Pelayanan Kebidanan 2001. Jakarta Departemen Kesehatan RI
Buku Kader Usaha Perbaikan Gizi Keluarga. Edisi XXVI 2000. Jakarta
Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI
Yulaikhah, Lily. 2008. Ibu Hamil . Jakarta: EGC

78
MATERI PENYULUHAN

a. Pengertian tablet Fe
Tablet Fe adalah suplemen yang mengandung zat besi. Zat besi adalah
mineral yang dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah (Hemoglobin)
Selain itu, mineral ini juga berperan sebagai komponen untuk membentuk
mioglobin (protein yang membawa oksigen ke otot), kolagen (protein yang
terdapat pada tulang, tulang rawan, dan jaringan penyambung), serta enzim.

b. Tujuan pemberian tablet Fe.


Tujuan pemberian tablet Fe adalah untuk memperbaiki status zat besi ibu,
yang masih belum tercukupi dari makanan sehari-hari.

c. Manfaat tablet Fe bagi Ibu Hamil


Tablet besi selama Ibu Hamil sangat penting karena dapat membantu
proses pembentukan sel darah merah sehingga dapat mencegah terjadinya
anemia/ penyakit kekurangan darah.
Kekurangan zat besi (anemian defisiensi zat besi) selama hamil dapat
berdampak tidak baik bagi ibu maupun janin. Perdarahan yang banyak
sewaktu melahirkan berefek lebih buruk pada Ibu Hamil yang anemia.
Kekurangan zat besi juga mempengaruhi pertumbuhan janin sehingga saat
lahir, berat badannya di bawah normal ( BBLR). Akibat lain dari anemia
defisiensi besi selam hamil adalah bayi lahir premature.

d. Kebutuhan/dosis pemberian tablet Fe selama Ibu Hamil .


Wanita hamil memerlukan 800 mg atau 30-50 mg/ hari. Pemberian tablet
tambah darah selama Ibu Hamil merupakan salah satu cara yang paling
cocok bagi Ibu Hamil untuk meningkatkan kadar Hb sampai tahap yang
di inginkan, karena sangat efektif dimana satu tablet mengandung 60 mg
Fe. Setiap tablet setara dengan 200mg ferrosulfat. Selama Ibu Hamil
minimal diberikan 90 tablet sampai 42 minggu setelah melahirkan diberikan
sejak pemeriksaan Ibu Hamil pertama.

79
e. Efek samping tablet Fe
Pemberian preparat tablet besi ini mempunyai efek samping seperti mual,
nyeri lambung, muntah, kadang diare dan sulit buang air besar atau sembelit.
Agar tidak terjadi efek samping dianjurkan untuk minum tablet besi atau sirup
besi setelah makan pada malam hari. Setelah minum tablet besi atau sirup zat
besi biasanya kotoran (feses) berwarna kehitaman. Hal ini merupakan hal yang
wajar dan tidak perlu dikhawatirkan

f. Waktu dan cara minum tablet Fe yang benar


1. Pemberian tablet tambah darahi lebih bisa ditoleransi jika
dilakukan pada saat sebelum tidur malam.
2. Pemberian tablet tambah darah harus dibagi serta dilakukan
dengan interval sedikitnya 6-8 jam , dan kemudian interval ini di
tingkatkan hingga 12 atau 24 jam jika timbul efek samping.
3. Minum tablet tambah darah pada saat makan atau segera
sesudah makan selain dapat mengurangi gejala mual yang
menyertainya tetapi juga akan menurunkan jumlah zat besi yang
diabsorpsi.

80
SATUAN ACARA PENYULUHAN
MEROKOK

Disusu Oleh :

PUTRI WULAN SYADELLA


2019205202022

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG

TAHUN 2021/2022

81
SATUAN ACARA PENYULUHAN
MEROKOK
Pokok bahasan : Payudara Bengkak Pada Ibu Menyusui
Sub pokok bahasan : 1. Pengertian Merokok
2. Bahan baku rokok
3. Kandungan rokok
4. Pembagian rokok
5. Jenis-jenis rokok
6. Dampak merokok bagi kesehatan
7.Tipe perokok
8. Pencegahan
9. Langkah untuk berhenti merokok
Sasaran : Bapak Agus Suseno
Jumlah sasaran : 1 orang
Hari/tanggal : Jumat, 14 Januari 2022
Jam /waktu : 19.00 s/d selesai / 15 menit
Tempat : Rumah Bapak Agus Suseno
Penyuluh : Putri Wulan Syadella

a. Pengertian
Rokok adalah hasil olahan tembakau yang terbungkus,
dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana
Rusticadan spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung
nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan (Heryani,
2019).
b. Bahan baku rokok
Bahan baku yang digunakan untuk membuat rokok adalah
sebagai berikut:
a. Tembakau

82
Jenis tembakau yang dibudidayakan dan berkembang di
Indonesia termasuk dalam spesies Nicotiana tabacum
(Santika, 2017)

b. Cengkeh
Bagian yang biasa digunakan adalah bunga yang belum
mekar. Bunga cengkeh dipetik dengan tangan oleh para
pekerja, kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari,
kemudian cengkeh ditimbang dan dirajang dengan mesin
sebelum ditambahkan ke dalam campuran tembakau untuk
membuat rokok kretek (Anonim,2018)
c. Saus rahasia
Saus ini terbuat dari beraneka rempah dan ekstrak buah-
buahan untuk menciptakan aroma sertacita rasa tertentu.
Saus ini yang menjadi pembeda antara setiap merek dan
varian kretek (Anonim,2018).
a. Kandungan rokok
Racun rokok yang paling utama adalah sebagai berikut:
1. Nikotin
Nikotin dapat meningkatkan adrenalin yang membuat
jantung berdebar lebih cepat dan bekerja lebih keras,
frekuensi jantung meningkat dan kontraksi jantung
meningkat sehingga menimbulkan tekanan darah
meningkat(Tawbariahet al., 2014).
2. Tar
Tar adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan
menempel pada paru-paru, mengandung bahan-bahan
karsinogen (Mardjun,2017).
3. Karbon monoksida (CO)
Merupakan gas berbahaya yang terkandung dalam asap
pembuangan kendaraan. CO menggantikan 15% oksigen

83
yang seharusnya dibawa oleh sel-sel darah merah.CO juga
dapat merusak lapisan dalam pembuluh darah dan
meninggikan endapan lemak pada dinding pembuluh darah,
menyebabkan pembuluh darah tersumbat
( Muhibbah, 2019).

d. Pembagian rokok
Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis,yaitu:
1. Rokok berdasarkan bahan baku atau isinya, dibedakan
menjadi:
a. Rokok Putih
Isi rokok ini hanya daun tembakauyang diberi saus untuk
mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu
(Mardjun,2017). Rokok putih mengandung14-15 mg tar
dan 5 mg nikotin (Alamsyah,2009).
b. Rokok Kretek
Bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan ce
ngkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan
aroma tertentu (Mardjun,2012). Rokok kretek
mengandung sekitar 20 mg tar dan 44-45 mg nikotin
(Alamsyah,2009).
c. Rokok Klembak
Bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh,
dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek
rasa dan aroma tertentu.
a. Jenis-jenis rokok
Jenis rokok dibagi menjadi delapan,yaitu:
1. Rokok

84
Merupakan sediaan tembakau yang banyak
digunakan.
2. Rokok Organik
Merupakan jenis rokok yang dianggap tidak mengandung
bahan adiktif sehingga dinilai lebih aman dibanding rokok
modern.
3. Rokok Gulungan atau “Lintingan”
Peningkatan penggunaan rokok dengan cara melinting
sendiri ini sebagian besar disebabkan oleh budaya dan
faktor finansial.

4.Bidis

Bidis berasal dari India dan beberapa negara Asia Tenggara.


Bidis dihisap lebih intensif dibandingkan rokok biasa,
sehingga terjadi peningkatan pemasukan nikotin yang dapat
menyebabkan efek kardiovaskuler.
5. Kretek
Mengandung 40% cengkeh dan 60% tembakau. Cengkeh
menimbulkan aroma yang enak, sehingga kretek dihisap
lebih dalam daripada rokok biasa.
6. Cerutu
Kandungan tembakaunya lebih banyak dibandingkan jenis
lainnya, seringkali cerutu hanya mengandung tembakau
saja.
7. Pipa
Asap yang dihasilkan pipa lebih basa jika dibandingkan asap
rokok biasa, sehingga tidak perlu hisapan yang langsung
untuk mendapatkan kadarnikotin yang tinggi dalam tubuh
8. Pipa Air
Sediaan ini telah digunakan berabad-abad dengan persepsi
bahwa cara ini sangat aman. Beberapa nama lokal yang

85
sering digunakan adalah hookah,bhang, narghile, shisha.
( Mustikaningrum, 2010 )

a. Dampak merokok bagi kesehatan


Merokok menyebabkan penyakit dan memperburuk
kesehatan,seperti :
1. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
PPOK sudah terjadi pada 15% perokok. Individu yang
merokok mengalami penurunan pada Forced Expiratory
Volume in second(FEV1),dimana kira-kira hampir 90%
perokok berisiko menderita PPOK (Saleh,2011)

2.Pengaruh Rokok terhadap Gigi


Hubungan antara merokok dengan kejadian karies,
berkaitan dengan penurunan fungsi saliva yang berperan
dalam proteksi gigi. Risiko terjadinya kehilangan gigi pada
perokok, tiga kali lebih tinggi dibanding pada bukan
perokok(Andina,2012).
3. Pegaruh Rokok Terhadap Mata
Rokok merupakan penyebab penyakit katarak nuklear, yang
terjadi dibagian tengah lensa. Meskipun mekanisme
penyebab tidak diketahui,banyak logam dan bahan kimia
lainnya yang terdapat dalam asap rokok dapat merusak
protein lensa (Muhibah,2011).
4. Pengaruh Terhadap Sistem Reproduksi
Merokok akan mengurangi terjadinya konsepsi, fertilitas
pria maupun wanita. Pada wanita hamil yang merokok,
anak yang dikandung akan mengalami penuruan berat
badan, lahir prematur, bahkan kematian janin(Anggraini,
2013).

86
a. Tipe perokok
1) Perokok pasif adalah orang- orang yang tidak merokok
namun hidup/bekerja sepanjang hari bersama-sama dengan
perokok.
2) Perokok sangat berat adalah bila mengkonsumsi rokok lebih
dari 31 batang perhari dan selang merokoknya lima menit
setelah bangun pagi.
(Syafiie, 2009)

b. Pencegahan
1. Dalam upaya prevensi, motivasi untuk menghentikan
perilaku merokok penting untuk dipertimbangkan dan
dikembangkan.
1. Suatu program kampanye anti merokok yang dilakukan
dapat dijadikan contoh dalam melakukan upaya pencegahan
agar tidak merokok

i. Langkah untuk berhenti merokok


1. Tancapkan niat dalam hati anda.
2. Jika anda terbiasa menikmati rokok sewaktu merasa bosan,
lakukan sesuatu pada situasi tersebut untuk merubah
kebiasaan anda dari merokok kegiatan/ kebiasaan lain.
Cari hobi/ kesibukan atau kegiatan yang anda senangi dan lakukan segera setelah
anda berhenti merokok seperti berenang, berkebun, membaca
buku dan lain-lain. (Syafiie, 2009)

87
SATUAN ACARA PENYULUHAN
MANFAAT KB

Disusun Oleh :

Disusun Oleh :
PUTRI WULAN SYADELLA
2019205202022

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2021/2022

88
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

Pokok Bahasan : KB
Sub Pokok Bahasan : macam-macam KB
Waktu /Tempat : Kediaman Bapak Samani
Sasaran : Pasien dan Keluarga

A. Tujuan:
1. Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan tentang KB, keluarga dapat mengetahui
macm-macam KB
2. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan, Pasien mampu:
a. Menjelaskan pengertian KB
b. Menjelaskan tentang macam-macam KB
c. Menjelaskan tentang manfaat KB
d. Menjelaskan tempat-tempat pelayanan KB

B. Materi (Terlampir)
1. Pengertian KB
2. macam-macam KB
3. manfaat KB
4. tempat-tempat pelayanan KB

C. Rencana Kegiatan
Tahap Kegiatan Media Waktu
Pembukaan  Perkenalan
 Menjelaskan tujuan
 Menggali pengetahuan yang 5 menit
dimiliki sasaran

Pelaksanaan  Menjelaskan materi Leaflet 20 menit

89
Penutup  Menyimpulkan materi
 Melakukan evaluasi 5 menit
 Mengakhiri pertemuan

D. Metode dan Media


1. Metode : Ceramah, demonstrasi, tanya jawab
2. Media : leaflet

E. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Persiapan mahasiswa memberikan materi penyuluhan
b. Ketersediaan media dan alat sesuai dengan rencana
c. Alat disiapkan secara lengkap sebelum pembelajaran.
2. Evaluasi proses
a. Tiap fase dilalui sesuai waktu yang direncanakan
b. Pasien dan Keluarga mengikuti kegiatan dengan aktif
c. Mendapat respon dari audien berupa beberapa pertanyaan yang
diajukan tentang hal-hal yang belum diketahui.
3. Evaluasi hasil
Audien dapat menjawab pertanyaan dan mengulangi kembali hal-hal
yang sudah disampaikan.

90
MATERI SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
KB

I. Pengertian
Berencana adalah suatu usaha untuk mengontrol jumlah dan jarak antara
kelahiran anak. KB artinya mengatur jumlah anak sesuai kehendak dan
menentukan sendiri kapan ingin hamil.

II. Macam-macam KB
 Kondom
 Pil
 Suntik
 Implant
 IUD

III. Kondom
Bekerja dengan mencegah sperma bertemu dengan sel telur sehingga tidak
terjadi pembuahan. Penggunaan kondom akan lebih efektif bila digunakan
bersama dengan spremasipisida ( senyawa kimia terdapat dalam bentuk jelly,
tablet vagina, cream, busa vaginal yang berfungsi untuk membunuh sperma ).
Penggunaan kondom cukup efektif selama digunakan secara tepat dan benar.
Kegagalan kondom dapat diperkecil dengan menggunakan kondom dengan
cara benar, gunakan saat ereksi dan lepas kan pada saat ejakulasi.

91
Kegagalan biasanya terjadi bila kondom robek karena kurang hati- hati atau
karena tekanan pada saat ejakulasi sehingga terjadi perembesan.
Efek samping
Bila terdapat alergi terhadap karet kondom.
Keuntunganya
Dapat dibeli di apotik-apotik secara bebas, mudah digunakan, dan kondom
juga memperkecil penyakit kelamin.

IV. Pil
Keuntungan pil dapat membuat menstruasi yang teratur, mengurangi keram,
sakit saat menstruasi dan penelitian terakhir menyatakan pemakaian pil KB
dapat mencegah kanker rahim. Kesuburan dapat pulih dengan
memberhentikan pemakaian pil ini saja. Pil termasuk metode yang efektif saat
ini, bekerja dengan mencegah pelepasan sel telur. Pil mempunyai efektivias
yang tinggi (99%). Bila diguakan secara tepat dan teratur. Tentukan saja ada
efek samping dri pil ini yaitu : kenaikan ataupenurunan berat badan, payudara
terasa kencang, mual, muntah, depresi. Dalam pemakaian pil di butuhkan
komitmen dari wanita untuk dapat memakai secara teratur dan tepat.

V. Suntik
Suntikan dan implant/ susuk mempunyai cara kerja seperti pil. Untuk
suntikan yang diberikan 3 bulan sekali( depo Provera) keuntungannya
mengurangi resiko lupa minum pil dan keamanan selama 3 bulan.
Efek samping yang diberikan, menstruasi yang tidak teratur dan peningkatan
berat badan serta pemulihan kesuburan agak lambat.

VI. Implant/susuk
Cara memasukkan tabung kecil dibawah kulit bagian tangan yang dilakukan
oleh dokter anda, dan hormone yang terdapat dalam tabung akan terlepas
sedikit – sedikit untuk mencegah kehamilan. Keuntungannya tidah harus
minum pil atau suntik, dan prosesn memasukkan tabung ini 1x dan utuk 2- 5

92
tahun. Dan bila anda ingin berencana hamil kembali hanya melepas implant
ini kembali.
Efek samping yang ditimbulkan seperti menstruasi yang tidah teratur dan
peningkatan berat badan.

VII. IUD/AKDR
IUD (Intras Uterin Devices) atau nama lain adalah AKDR (Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim) disebut juga spiral, alat ini dipasang dalam rahim wanita. IUD
atau AKDR adalah suatu alat kontrasepsi yang efektif, aman, dan nyaman bagi
banyak wanita. Alat ini merupakan metode kontrasepsi reversibel yang paling
sering digunakan diseluruh dunia dengan pemakai saat ini mencapai sekitar
100 juta wanita. AKDR memiliki efektifitas lebih dari 99% dalam mencegah
kehamilan pada pemakaian 1 tahun atau lebih. (Anna, 2006).
a. Keuntungan Menggunakan IUD/AKDR
Penggunaan IUD mempunyai beberapa keuntungan yaitu :
1) Sebagai kontrasepsi yang efektifitasnya tinggi yaitu :
Sangat efektif —> 0,6 - 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun
pertama (1 kegagalan dalam 125 - 170 kehamilan).
2) IUD/AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan.
3) Metode jangka panjang (sampai 10 tahun dan tidak perlu diganti)
4) Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat.
5) Tidak mempengaruhi hubungan seksual.
6) Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut hamil.
7) Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR (Cu T380A).
8) Tidak mempengaruhi produksi ASI (Niken, 2010).
9) Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus
(apabila tidak terjadi infeksi).
10) Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid
terakhir).
11) Tidak ada interaksi dengan obat-obatan
12) Membantu mencegah kehamilan ektopik (Sarwono, 2006).

93
b. Kerugian Menggunakan IUD/AKDR
Efek samping yang umum terjadi :
1) Perubahan siklus haid (umumnya terjadi pada 3 bulan pertama
pemasangan dan akan berkurang setelah 3 bulan).
2) Haid lebih lama dan banyak.
3) Perdarahan (spotting)
4) Saat haid lebih sakit.
5) Komplikasi lain :
6) Merasakan sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah
pemasangan.
7) Perdarahan berat pada waktu haid.
8) Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS.
9) Tidak baik digunakan pada wanita yang mempunyai penyakit IMS
atau pada perempuan yang sering berganti pasangan.
10) Penyakit radang panggul.
11) Klien tidak dapat melepas sendiri IUD nya.
12) Perempuan juga harus rajin memeriksa benang IUD dari waktu
kewaktu dengan cara memasukkan jarinya kedalam vagina.

VIII.Manfaat KB
1) Mengontrol jumlah dan jarak kelahiran anak
2) Mengatur jumlah anak sesuai kehendak dan menentukan sendiri kapan
ingin hamil
3) Mencegah resiko kematian pada kehamilan, persalinan, dan pengguguran
yang tidak aman.
4) Mencegahnya munculnya akibat kehamilan terlalu dini
5) Mencegah penyakit menular

IX.Tempat-tempat pelayanan Kb
1) Rumah sakit pemerintah atau swasta
2) PUSKESMAS
3) Tempat praktek dokter swasta atau bidan

94
DAFTARPUSTAKA

Anna, Dkk. 2006. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta : Buku
Kedokteran, EGC.

BKKBN. 2007. Kebijakan Keluarga Berencana Nasional. Jakarta

Hidayati, Ratna. 2009. Metode dan Teknik Penggunaan Alat Kontrasepsi.


Jakarta : Salemba Medika.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:


Rineka Cipta.

95
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

Disusun Oleh :

PUTRI WULAN SYADELLA


2019205202022

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2021/2022

96
SATUAN ACARA PENYULUHAN

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

Pokok bahasan : Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat


Topik penyuluhan : Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)
Sasaran : Keluarga Bapak Samani
Hari / tanggal : Senin, 17 Januari 2022
Waktu : 15 menit

d. Deskripsi
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting
dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan
psikis seseorang, jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang
diperhatikan. Hal ini sering dianggap masalah sepele padahal jika hal tersebut
dibiarkan dapat mempengaruhi secara umum.
Proses kebidanan merupakan kerangka kerja dalam melaksanakan tindakan
yang digunakan agar proses bidanan terhadap kelompok menjadi lebih
sistematis( Kebidanan Kesehatan Masyarakat, 1995).

e. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan peserta dapat mengerti tentang
pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat.
b. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama ±30menit, diharapkan peserta dapat
mengetahui :
f) Pengertian perilaku hidup bersih dan sehat
g) Macam-macam perilaku hidup bersih dan sehat
h) Maanfaat dan kegunaan perilaku hidup bersih dan sehat
i) Indicator perilaku hidup bersih dan sehat

97
f. Materi
Materi penyuluhan tentang :
f) Pengertian perilaku hidup bersih dan sehat
g) Maanfaat dan kegunaan perilaku hidup bersih dan sehat
h) Indicator perilaku hidup bersih dan sehat

g. Metode dan Media


Metode : Ceramah dan Tanya jawab
Media : Leaflet

h. Kegiatan Belajar Mengajar

Tahapan Kegiatan
No Kegiatan Pelajaran
Waktu Peserta
1 Pembukaan K. Memberikan salam N. Menjawab
2 menit L. Menjelaskan tujuan salam
penyuluhan O. Mendenarka
M. Menyebutkan materi n
yang disampaikan P. Mendengark
an dan
memperhatikan
2 Materi inti Q. Memfokuskan V. Memperhatik
8 menit perhatian peserta an
R. Menjelaskan W. Mendengark
pengertian perilaku hidup an
bersih dan sehat
S. Menjelaskan manfaat - Mendengarkan
perilaku hidup bersih dan
sehat -Mendengarkan
T. Menjelaskan
indikator perilaku hidup
bersih dan sehat
U. Mempersilahkan -Peserta bertanya
peserta bertanya

49

3 Penutup X. Merangkum dan Z. Berperan

98
5 menit mengevaluasi hasil aktif
penyuluhan tentang perilaku menyimpulkan
hidup bersih dan sehat materi yang
Y. Menyampaikan salam diberikan
penutup
-Menjawab salam

i. Evaluasi
 Struktur
 Mengadakan kontrak dengan masyarakat
 Kesediaan media dan alat sesuai dengan rencana.
 Proses
I. Peserta mengerti maksud dan tujuan
J. Konsultasi dengan pembimbingan tentang cara pembuatan pre
planning
K. Pelaksanaan intervensi sesuai dengan lokasi waktu
L. Peserta mengikuti kegiatan secara aktif dan kooperatif
M. Mahasiswa mampu memberikan penyuluhan dengan baik dan tepat,
serta dapat dimengerti oleh peserta
 Hasil
Keluarga Bapak Margianto dapat mengetahui dan menjelaskan :
 Pengertian perilaku hidup bersih dan sehat
 Manfaat perilaku hidup bersih dan sehat
 Indikator perilaku hidup bersih dan sehat

j. Referensi

99
Maryunani, A. 1995.Pengkajian Gerontology. USA: Mosby.

Meiner SE and Lueckenotte, AG. 2006. Gerontology Nursing. USA: Mosby.

http://kumpulan.info/sehat/artikel-kesehatan/48-artikel-kesehatan/228-
mencuci-tangan-anda-dengan-benar.html diakses tanggal 7 Februari 2012

http://nursingbegin.com/mencuci-tangan-yang-baik-dan-benar/diakses tanggal
7 Februari 2012

http://www.bppsdmk.depkes.go.id diakses tanggal 7 Februari 2012

http://almawaddah.wordpress.com/2009/02/07/cara-mendeteksi-gizi-buruk-
pada-balita/ diakses tanggal 7 Februari 2012

http://kesmas-unsoed.blogspot.com/2011/06/perilaku-hidup-bersih-
dan-sehat-phbs.html diakses tanggal 7 Februari 2012

MATERI SATUAN ACARA PENYULUHAN

100
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

G. Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


b. Perilaku Sehat
Adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan
mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman
penyakit, serta perperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat.
c. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran
sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri
dibidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesadaran
di masyarakat.

H. Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


d. Merasa tentram, aman dan nyaman, memiliki rasa percaya diri, hidup
seimbang dan sehat, tidur nyenyak.
e. Berpenampilan lebih sehat dan ceria.
f. Sukses dalam pekerjaan.
g. Menikmati kehidupan sosial dilingkungan keluarga dan tetangga.

I. Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


1) Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan.
2) Pemberian ASI eksklusif
3) Menimbang bayi dan balita secara berkala
4) Cuci tangan dengan sabun dan air bersih
5) Menggunakan air bersih
6) Memberantas jentik nyamuk
7) Konsumsi buah dan sayur
8) Melakukan aktivitas fisik setiap hari
9) Tidak merokok di dalam rumah

SATUAN ACARA PENYULUHAN

101
BALITA STUNTING

Oleh :

PUTRI WULAN SYADELLA


2019205202022

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2021/2022

SATUAN ACARA PENYULUHAN

102
BALITA STUNTING

Pokok bahasan : Balita Stunting


Sub pokok bahasan : 1. Pengertian Stunting
2. Penyebab Stunting
3.Ciri-ciri Stunting
4. Akibat dan Efeknya Stunting
5. Pencegahan Stunting
Sasaran : Anak Ibu Mayang
Jumlah sasaran : 1 orang
Hari/tanggal : Senin, 17 Januari 2022
Jam /waktu : 09.00 s/d selesai / 30 menit
Tempat : Rumah Bapak Samani
Penyuluh : Putri Wulan Syadella

A.      Tujuan Instruksi umum (TIU)


Setelah mengikuti pendidikan mengenai Stunting diharapkan anak dapat
memahami tentang Stunting, penyebab stunting, cirri-ciri stunting, akiba
dan efek dari stunting dan bagaimana pencegahan dari stunting.
B.       Tujuan Instruksional khusus (TIK)
Setelah mengikutipenyuluhan diharapkan ibu dapat mengetahui tentang:
15. Pengertian Stunting
16. Penyebab Stunting
17. Ciri-Ciri Stunting
18. Akibat dan efek Stunting
19. Pencegahan Stunting
20. MODISCO

55
C.      Materi

103
Terlampir
D.      Metode
1.      Ceramah dan praktik
2.      Tanya jawab

E.       Media dan Alat Peraga


1.     Leaflat
2. Susu Full Cream
3. Margarin
4. Gula

F.       Sumber
G.      Kegiatan Penyuluhan
Tahapan Kegiatan
No Kegiatan Pelajaran
Waktu Peserta
1 Pembukaan AA. Memberikan salam DD. Menjawab
5 menit BB. Menjelaskan tujuan salam
penyuluhan EE. Mendenarka
CC. Menyebutkan materi n
yang disampaikan FF. Mendengark
an dan
memperhatikan

56
2 Materi inti GG. Memfokuskan OO. Memperhatik
10 perhatian peserta an

104
HH. Menjelaskan PP. Mendengark
Pengertian Stunting an
II. Menjelaskan
Penyebab Stunting - Mendengarkan
JJ. Menjelaskan Ciri-Ciri
Stunting -Mendengarkan
KK. Menjelaskan Akibat
dan efek Stunting
LL. Menjelaskan
Pencegahan Stunting -Peserta bertanya
MM. Menjelaskan
MODISCO
NN. Mempersilahkan
peserta bertanya
3 Praktik QQ. Mempraktikan proses RR. Memperhatik
10 menit pembuatan MODISCO an
4 Penutup SS. Merangkum dan UU. Berperan
5 menit mengevaluasi hasil aktif
penyuluhan tentang perilaku menyimpulkan
hidup bersih dan sehat materi yang
TT. Menyampaikan salam diberikan
penutup
-Menjawab salam

A. Evaluasi
a) Struktur
 Mengadakan kontrak dengan masyarakat
 Kesediaan media dan alat sesuai dengan rencana.

b) Proses
f. Peserta mengerti maksud dan tujuan
9. Konsultasi dengan pembimbingan tentang cara pembuatan pre
planning
10. Pelaksanaan intervensi sesuai dengan lokasi waktu
11. Peserta mengikuti kegiatan secara aktif dan kooperatif
12. Mahasiswa mampu memberikan penyuluhan dengan baik dan tepat,
serta dapat dimengerti oleh peserta
c) Hasil

105
Keluarga dapat mengetahui dan menjelaskan :
 Pengertian Stunting
 Penyebab Stunting
 Ciri-Ciri Stunting
 Akibat dan efek Stunting
 Pencegahan Stunting
 MODISCO

MATERI SATUAN ACARA PENYULUHAN

106
STUNTING

8. Pengertian Balita Stunting


Stunting merupakan istilah untuk penyebutan anak yang tumbuh tidak
sesuai dengan ukuran yang semestinya (bayi pendek).Stunting (tubuh pendek)
adalah keadaan tubuh yang sangat pendek hingga melampaui defisit 2 SD
dibawah median panjang atau tinggi badan populasi yang menjadi referensi
internasional. Stunting adalah keadaan dimana tinggi badan berdasarkan umur
rendah, atau keadaan dimana tubuh anak lebih pendek dibandingkan dengan
anak – anak lain seusianya (MCN, 2009). Stunted adalah tinggi badan yang
kurang menurut umur (<-2SD), ditandai dengan    terlambatnya pertumbuhan
anak yang mengakibatkan kegagalan dalam mencapai tinggi badan yang
normal dan sehat sesuai usia anak. Stunted merupakan kekurangan gizi kronis
atau kegagalan pertumbuhan dimasa lalu dan digunakan sebagai indikator
jangka panjang untuk gizi kurang pada anak.
Stunting dapat didiagnosis melalui indeks antropometrik tinggi badan
menurut umur yang mencerminkan pertumbuhan linier yang dicapai pada pra
dan pasca persalinan dengan indikasi kekurangan gizi jangka panjang, akibat
dari gizi yang tidak memadai dan atau kesehatan. Stunting merupakan
pertumbuhan linier yang gagal untuk mencapai potensi genetic sebagai akibat
dari pola makan yang buruk dan penyakit (ACC/SCN, 2000).
Stunting didefinisikan sebagai indikator status gizi TB/U sama dengan
atau kurang dari minus dua standar deviasi (-2 SD) dibawah rata-rata
standar atau keadaan dimana tubuh anak lebih pendek dibandingkan dengan
anak – anak lain seusianya (MCN, 2009) (WHO, 2006). Ini adalah indikator
kesehatan anak yang kekurangan gizi kronis yang memberikan gambaran gizi
pada masa lalu dan yang dipengaruhi lingkungan dan keadaan sosial
ekonomi.

9. Penyebab Balita Stunting


Terdapat tiga faktor utama penyebab stunting yaitu sebagai berikut :

107
 Asupan makanan tidak seimbang (berkaitan dengan kandungan zat gizi
dalam makanan yaitu karbohidrat, protein,lemak, mineral, vitamin, dan
air).
 Riwayat berat badan lahir rendah (BBLR),
 Riwayat penyakit.

Lancet “Maternal and Child Nutrition” Series tahun 2004 memuat satu
konsep model faktor-faktor yang menyebabkan kekurangan gizi, kecacatan
atau disability dan kematian.
• Dalam diagram tersebut terlihat bahwa kekurangan gizi kronis atau pendek
lebih dipengaruhi oleh faktor gangguan pertumbuhan pada masa janin,
kekurangan asupan zat gizi mikro dan kekurangan asupan energy dan
protein.
• Sementara itu gizi kurang akut yang sering disebut gizi kurang atau kurus
lebih banyak dipengaruhi oleh faktor tidak cukupnya asupan gizi
terutama kalori dan protein dan infeksi penyakit.
• Tidak optimalnya pemberian Air Susu Ibu merupakan salah satu
penyebabnya tingginya infeksi pada bayi yang mengakibatkan
kekurangan gizi akut dan kematian.
• Kekurangan gizi mikro disamping menyebabkan kekurangan gizi kronis
juga menyebabkan disability, yang meningkatkan risiko kematian
• Faktor-faktor kemiskinan, sosial budaya dan politik, meningkatnya infeksi
penyakit, ketahanan pangan dan tidak optimalnya cakupan dan kualitas
pelayanan merupakan merupakan faktor yang secara bersama-sama
maupun secara sendiri-sendiri berpengaruh pada keadaan gizi ibu hamil,
kekurangan gizi mikro, asupan energy yang rendah dan tidak optimalnya
pemberian Air Susu Ibu.

10. Ciri-Ciri Balita Stunting

Pertumbuhan melambat

108
Performa buruk pada tes perhatian dan memori belajar
Pertumbuhan gigi terhambat
Wajah tampak lebih muda dari usianya
Tanda pubertas terlambat

11. Akibat dan Efek dari Stunting


Dampak Stunting pada Anak

Umumnya stunting adalah gangguan yang sering ditemukan pada balita,


khususnya usia 1-3 tahun. Pada rentang usia tersebut, ibu dapat mengenal
apakah anak mengalami stunting atau tidak. Dampak stunting yang bisa
terlihat antara lain:
1. Mengganggu Pertumbuhan Tinggi dan Berat anak
Stunting adalah salah satu dari berbagai penyebab anak lebih pendek
dibandingkan dengan rata-rata anak seusianya.Berat badannya pun cenderung
jauh di bawah rata-rata anak sebayanya.
2. Tumbuh Kembang Anak Tidak Optimal
Stunting juga bisa terlihat pada tumbung kembang anak di mana anak menjadi
terlambat jalan atau kemampuan motoriknya kurang optimal.
3. Memengaruhi Kecerdasan dan Kemampuan Belajar Anak
Menurut sebuah penelitian, stunting adalah salah satu faktor yang berpengaruh
terhadap IQ anak lebih rendah dibanding anak seusianya. Anak akan sulit
belajar dan berkonsentrasi akibat kekurangan gizi.
4. Mudah Terserang Penyakit
Jika anak mengalami stunting kemungkinan besar anak akan mengalami
kondisi yang membuat anak mudah terserang penyakit dan berisiko terkena
berbagai penyakit saat dewasa seperti diabetes, jantung, kanker dan stroke.
Bahkan stunting pada anak juga bisa berujung pada kematian usia dini.

Lampiran Foto

109
Foto Penyuluhan Pada Keluarga Bapak Yuri Hartono

110
111
Foto Penyuluhan Pada Keluarga Bapak Andi Gunawan

112
113
LEMBAR KONSULTASI

Nama : Risa Safitri


NIM : 154012018034
Pembimbing : Istikomah, M.Keb

No Hari/ Tanggal Uraian Konsultasi Paraf

114
LEMBAR KONSULTASI

Nama : Risa Safitri


NIM : 154012018034
Pembimbing lahan : Heni Retnawati,S.Tr.keb

No Hari/ Tanggal Uraian Konsultasi Paraf

115

Anda mungkin juga menyukai