BY
Ns. Heru supriyatno, S.Kep, M.Kes
Pengertian
AIDs adalah satu sindrom penyakit defisiensi
imunitas seluler yg di dpt yg penderitanya tdk
ditekan penyebab defisiensi tsb.
AIDs diartikan sebagai bentuk paling berat dari
keadaan sakit terus menerus yang berkaitan
dengan infeksi human immunodeficiency
virus (HIV)
Etiologi
Human Immunodefiency Virus (HIV)
Lymphadenopaty Associated virus.
Human T-Cell Lekekmia Virus III
SEJARAH DITEMUKAN HIV/AIDs
Kasus pertama yang tercatat pada tahun 5 juni 1981
oleh Centers for diseases Control and Prevention
(CDC) berpusat pada kondisi kesehatan buruk yang
alami pria homoseksual.
Istilah AIDs digunakan pada september 1982 oleh
CDC sebagai pendeskripsian penyakit yang
disebabkan oleh virus HIV.
Penemuan kasus AIDs pertama kali di indonesia tahun
1987 , dilaporkan ke WHO kasus ini dan menjadi
negara ke 13 di asia yang melaporkan kasus AIDs.
Insiden kejadian
HIV/AIDS telah menjadi masalah kesehatan tertinggi dunia, hingga saat
ini HIV/AIDS telah menelan korban lebih dari 34 juta jiwa di Afrika.
Pada tahun 2014 ada 1,2 juta orang meninggal karena terkena HIV/AIDS
di Afrika. Hingga akhir 2014 ada sekitar 36,9 juta orang hidup dengan
HIV/AIDS,
Afrika menjadi wilayah paling dampak terkena penyakit HIV/AIDS,
afrika memiliki 25.8 juta orang hidup dengan HIV/AIDS dan Afrika
menyumbang hampir 70% dari total global infeksi HIV/AIDS.
Menurut laporan UNAIDS, pada akhir 2017 ada sekitar 36,9 juta orang
yang hidup dengan HIV/AIDS alias ODHA. Namun dari total populasi
itu, hanya sekitar 75% orang yang menyadari mereka mengidap kondisi
ini. Laporan tersebut juga mencatat sekitar 940.000 orang di dunia
meninggal akibat penyakit yang muncul sebagai komplikasi AIDS.
Kasus HIV/AIDS di Indonesia telah tersebar di 407 kabupaten/kota
(80%) dari 507 Kabupaten/Kota di seluruh provinsi di Indonesia pada
saat itu. Provinsi DKI merupakan provinsi dengan jumlah infeksi
HIV tertinggi Maret 2017 (46.758), diikuti Jawa Timur (33.043),
Papua (25.586), Jawa Barat (24.650) dan Jawa Tengah (18.038).
Pada Laporan Situasi Perkembangan HIV-AIDS & PMS di
Indonesia yang diterbitkan pada periode Januari - Maret 2017 oleh
Sub Bidang AIDS dan PMS, Direktorat P2P Kemenkes RI,
menyebutkan bahwa provinsi yang menempati urutan 5 besar
provinsi dengan kasus terinfeksi HIV terbesar di Indonesia pada
periode Januari – Maret 2017 adalah Jawa Timur (1.614 kasus), Jawa
Barat (1.505 kasus), DKI Jakarta (1.403 kasus), Jawa Tengah (1.171
kasus) dan Papua (861 kasus).
Siklus hidup HIV
Masuk dan mengikat
Reverse transkriptase
Replikasi
Budding
maturasi
Patofisiologi
HIV tergolong dalam retrovirus yg membawa materi
genetiknya dlm ribonukleat (RNA), virion HIV
mengandung RNA dlm inti, bagian yg selektif berikatan
sel-sel CD4 + (monosit, makrofag dan Limfosit T4 helper).
Sesudah terikat dg membran sel T4 helper, HIV akan
menginjeksi 2 utas benang RNA yg identik ke dlm sel T4
helper.
HIV akan melakukan pemograma ulang materi genetik
dari sel T4 yg terinfeksi untuk membuat DNA utas ganda.
DNA akan disatukan ke dlm nukleus sel T4 sbg provirus &
kemudian tjd infeksi permanen.
Aktivasi sel yg terinfeksi dpt dilaksankan oleh antigen,
mitogen, sitokin atau produk gen virus.
Akibatnya pd sel T4 yg terinfeksi diaktifkan, replikasi
serta pembentukan tunas HIV akan tjd & sel T4 akan
dihancurkan HIV yg baru terbentuk akan kemudian dilepas
ke dlm darah & menginfeksi sel-sel CD4+ lain.
Infeksi monosit & makrofag berlangsung secara persiten
& tdk mengakibatkan kematian sel yg bermakna tetapi sel
ini menjadi resevoir bagi HIV shg virus tsb tersembunyi
dari sistem imun & terangkut keseluruh tubuh untuk
menginfeksi berbagai jar tubuh.
Kecepatan produksi HIV diperkirakan
berkaitan dg status kesehatan org yg terjangkit
infeksi.
Fgs limfosit T4 terganggu mikroorganisme yg
biasanya tdk menimbulkan penyakit akan
memiliki kesempatan untuk menginvasi &
menyebabkan sakit yg serius.
Infeksi& malignasi yg timbul sbg akibat dari
ggn sistem imun dinamakan infeksi opurtunis.
Perjalanan Infeksi HIV
1200 Infeksi
Primer Sindrom HIV Primer Kematian
1100
1000 Infeksi
Oportunistik
900 1:512
Infeksi laten
800 1:256
700 1:128
)
)
600 Gejala 1:64
(
konstitusi
(
500 1:32
400 1:16
300 1:8
200 1:4
100 1:2
0 0
0 3 6 9 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Weeks Years
Cara penularan
Hub. Seksual dg
pengidap HIV/AIDS.
Ibu pada bayinya
Darah dan produk darah
yg tercemar HIV/AIDS
Pemakaian alat kes yg
tdk steril.
Alat-alat untuk menoreh
kulit.
Jarum suntik bergantian.
Cairan tubuh yang infeksius HIV
Potensial berisiko
• Cairan serebrospinal
• Cairan amnion
Risiko tinggi • Cairan pleura
Darah • Cairan peritoneal
Cairan mani • Cairan perikardial
Cairan vagina • Cairan sendi
ASI
• cairan serviks
• muntah
• feses
• air liur Tidak dianggap
infeksius,
• keringat kecuali
• air mata terkontaminasi
• Urin darah
• Cairan nasal
• sputum
Efektivitas Penularan
Per kejadian:
• Hubungan seksual tak aman 0,1-1%
• Tusukan jarum /perlukaan 0,3%
• Percikan cairan tubuh pada mukosa 0,09%
• Transfusi darah 90%
• Dari ibu hamil ke bayi 35%
Metode penularan
Seks anal:
• reseptor > berisiko
Seks vaginal:
risiko • Perempuan > berisiko
Seks oral
Risk of transmission
Reseptive
• Anal sex : 0,1 – 3%
• Vaginal sex : 0,1 – 0,2%
Insertif
• Anal sex : 0,06%
• Vaginal sex : 0,1%
Anderson. A guide to clinical care of women with HIV, 2000
TB adalah IO tersering
TB dapat ditemukan pada semua tahapan
HIV
2. Gastrointestinal
Hilangnya selera makan,mual, dan vomitus.
Kandidiasis oral, esofagus, : ditandai bercak putih spt krim
pd rongga mulut. Gejalanya keluhan menelan yg sulit serta
nyeri dan rasa sakit dibalik sternum.
Diare kronis : penurunan BB yg nyata, ggn balance C&E,
ekskoriasis kulit perianal, kelemahan & ketidakmampuan
melakukan ADL.
Sindrome pelisutan : mencakup penurunan BB tdk
dikehendaki yg melampaui 10% dr BB dasar, diare yg
kronis selama 30 hari atau kelemahan kronis & demam
kambuhan atau menetap tanpa adanya penyakit lain.
Malnutrisi protein energi yg terjadi multifaktor.
Anoreksia diare, malabsorbsi GI & kekurangan
gizi pd penyakit kronis semuanya turut
menyebabkan sindrome pelisutan.
Anamnesa : HIV/AIDS
Demam
berkepanjangan
GAMBAR
Fatig kronik ORANG
Penurunan BB> 10% KURUS
Diare kronik (> 1 bulan)
Anamnesa : HIV/AIDS
Infeksi sigelosis (penyebab diare)
berulang
Kandidiasis oral
Oral hairy leukoplakia
3. Kanker
Sarkoma kaposi : kelainan
malignitas yg berkaitan HIV
yg paling sering ditemukan,
mrpkn penyakit yg
melibatkan lapisan endotel
pembuluh darah & limfe.
Limfoma sel B : tipe lifoma
ini secara khas memiliki
derajat yg lebih tinggi yg
menunjukan pertumbuhan yg
agresif & resisten thd terapi.
Lesi kutaneus : timbul pd setiap bagian tubuh
biasanya berwarna merah muda kecokletan
hingga ungu gelap, lokasi & ukuran lesi dpt
menimbulkan statis aliran vena, limfedema
serta rasa nyeri.
Lokasi kelainan viseral yg ditemukan adalah
nodus limfatikus, traktus GI & paru-paru.
4. Neurologik
Ensefalopati HIV/komplek demensia AIDs
mrpkn akibat infeksi HIV. Manifestasi : ggn
daya ingat, sakit kepala, sulit konsentrasi,
konfusi progesif, perlambatan psikomotor,
apatis & ataksia.
Stadium lanjut : ggn kognitif global,
kelambatan dlm respon verbal, ggn afektif,
hiperfleksi paraparesis spatik, psikosis,
halusinasi, tremor & kematian.
Cryptococus Neoformans : infeksi jamur yg
menyebabkan meningitis kriptokokus ditandai
demam, panas, sakit kepala malaise, kaku
kuduk, mual, vomitus, perubahan status mental
& kejang.
Leukoensefalopati Multifokal Progrsive mrpkn
kelainan sistem saraf pusat dg demelinisasi yg
disebabkan virus, ditandai konfusio mental
kebutaan, afasia, paresis serta kematian.
Anamnesa : HIV/AIDS
Gejala neurologis:
Meningitis aseptik
Meningitis karena jamur, parasit
Demensia tanpa sebab
4. Integumen
Herpes zoster
Herpes simpleks
Dermatitis seboireika akan disertai ruam yg
difus, bersisik dg indurasi yg mengenai kulit
kepala serta wajah.
Anamnesa : HIV/AIDS
Kelainan kulit:
• Furunkulosis rekuren
• Dermatitis seboroik berat
• Eksaserbasi psoriasis
• Herpes zoster
• Sarkoma Kaposi
5. Manifestasi klinis pada wanita
Kandidiasis vagina persiten atau rekuren
Ulkus genetalia
Klasifikasi klinis HIV
Menurut WHO terdiri 2 gejala mayor ditambah 2
gejala minor
Gejala mayor:
Penurunan berat badan ≥ 10%.
Demam memanjang atau lebih dari 1 bulan.
Diare kronis.
Tuberkolosis.
Gejala minor
Kandidiasis orofaringeal
Batuk menetap lebih dari satu bulan
Kelemahan tubuh
Berkeringat malam
Hilang nafsu makan
Infeksi kulit generalisata
Limfadenopati generalisata
Herpes zoster
Infeksi herpes simpleks kronis
Penemonia
Sarkoma kaposi.
Opportunistic diseases in the course of HIV-infection
Seroconversion: Oral Candida-infection
Acute retroviral syndrome Kaposi sarcoma
CD4 +
Lymphoma
(cells/µL)
Pneumococcal pneumonia Dementia
800- Candida vaginitis Oral haircell-leukoplacia
ITP
Cachexia
600-
Toxoplasmosis
PCP
HSV
400-
Candida esophagitis
Cryptococcosis
TBC MAC
200-
CMV
50-
0-
0 2 4 6 8
10 Years after infection
Tahapan HIV/AIDs
1) Fase 1
Umur infeksi 1-6 bulan (sejak terinfeksi HIV)
HIV.
Pada fase kedua ini individu sudah positif HIV
berkurang.
4. Fase 4
Sudah masuk pada fase AIDS. AIDS baru dapat
Opportunistic infection %
candidiasis(oropharyngeal, esophageal) 40
Pulmonary tuberculosis 37.1
Chronic diarrhea 27.1
Bacterial pneumonia 16.7
Toxoplasma encephalitis 12
Extrapulmonary tuberculosis 11.8
Herpes zoster 6.3
Bacterial endocarditis 5.7
Pokdisus 2004
Distribution of opportunistic infections
(by occurrence)
Opportunistic infection < 2%
Cryptococcal meningitis
CMV retinitis
Pneumocystis pneumonia
Mycobacterium avium complex lymphadenitis
Malignant lymphoma
Genital warts
Pokdisus 2004
CD4 dan infeksi oportunistik
Gangguan organ/sistem terkait
HIV
Anemia, leukopenia, trombositopenia
(darah)
Kardiomiopati HIV (jantung)
Nefropati HIV (ginjal)
Neuropati HIV (saraf perifer)
HIV-associated dementia (pikun)
dll