PS DIPLOMA TIGA KEBIDANAN STIKES EKA HARAP Penjelasan Singkat ❖ Pada hakikatnya beberapa negara di dunia mengizinkan aborsi yang aman dan legal dengan indikasi tertentu yang ditetapkan dengan peraturan di masing-masing negara. ❖ Begitu pula dengan Indonesia, sejak berlakunya UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan maka aborsi dapat dilakukan dengan indikasi-indikasi yang telah ditentukan (Keguguran Provokatus Medicinalis). ❖ Tindakan aborsi berdasarkan indikasi kedaruratan medis dan kehamilan akibat perkosaan hanya dapat dilakukan setelah melalui konseling pratindakan dan diakhiri dengan konseling paska tindakan yang dilakukan serta asuhan paska keguguran oleh tenaga kesehatan Melakukan Konseling, ● Penyedia layanan harus menyadari bahwa Informed Consent dan perempuan paska keguguran mungkin mengalami stres emosional yang berat atau ketidaknyamanan Penilaian Klinis fisik. ● Mereka harus memastikan privasi, kerahasiaan dan adanya ijin untuk pemberian asuhan. ● Konseling yang baik memberikan perempuan ➔ Konseling tersebut dukungan emosional dan meningkatkan keefektifan asuhan paska keguguran
● Inform Consent yang dibuat berdasarkan informasi yang
diberikan secara sukarela baik yang didapat secara lisan atau tertulis memastikan bahwa perempuan tersebut
➔ Informed Consent memahami manfaat dan menyetujui asuhan paska
keguguran. ● Persetujuan ini berarti bahwa perempuan tersebut telah mengambil keputusan secara bebas tanpa tekanan atau paksaan apapun. ● Penyedia layanan dapat mendokumentasikan dengan meminta tanda tangan pada formulir persetujuan. ➔ Penilaian Klinis
★ Penyedia layanan harus melakukan penilaian klinis yang menyeluruh meliputi:
riwayat kesehatan reproduksi yang teliti (termasuk riwayat kekerasan seksual), pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang lainnya bila tersedia dan penilaian psikososial. ★ Perempuan yang datang untuk perawatan aborsi yang tidak lengkap atau komplikasi aborsi (perawatan paska aborsi) harus dilakukan penilaian dengan hati-hati sekali, karena mungkin mengalami komplikasi yang mengancam keselamatan jiwa. ★ Oleh sebab itu harus dilakukan rujukan segera kerumah sakit PONEK apabila perempuan tersebut tidak dapat ditangani puskesmas setempat, namun sebelum melakukan rujukan kondisi pasien harus stabil Melakukan Pencegahan 1. Resiko infeksi selalu ada dalam setiap tindakan, sehingga prosedur standar dalam pencegahan Infeksi, Mengatasi Rasa infeksi harus sangat diperhatikan dalam setiap Nyeri dan Penatalaksanaan 2. tahapan pemberian. Asuhan Paska Keguguran pada Krisis Kesehatan. ❖ Pencegahan Infeksi 3. Ketersediaan antibiotik harus dicadangkan jumlahnya untuk kasus-kasus dimana pasien tersebut menunjukkan tanda-tanda dan gejala infeksi.
1. Tujuan dari rencana mengatasi rasa nyeri adalah
membantu klien untuk merasa senyaman ❖ Mengatasi rasa nyeri mungkin. 2. Sebelum tindakan asuhan paska keguguran berikan obat obatan yang mengandung sedative golongan rendah (seperti Diazepam dan katalar) serta pemberian analgetik oral seperti asam mefenamat dan paracetamol setelah dilakukan paska aspirasi vakum manual ❖ Penatalaksanaan : Mencegah Tetanus dan Mengatasi Metode yang aman, efektif dan dapat diterima dalam pengosongan uterus atau 1. Mencegah Tetanus ➔ Perempuan yang menjalani asuhan paska Asuhan Paska Keguguran pada Krisis keguguran tidak aman dengan alat yang tidak Kesehatan adalah : steril beresiko terkena tetanus. Aspirasi Vakum Electric (AVE) atau Aspirasi ➔ Suntikan booster tetanus toksoid (TT) harus Vakum Manual (AVM) diberikan kepada pasien yang sebelumnya pernah Dilatasi dan kuretase divaksinasi ➔ Tetanus immunoglobulin (TIG) dan TT harus diberikan kepada pasien yang belum divaksinasi atau yang dosis terakhir diberikan lebih dari lima tahun yang lalu. ➔ Jika vaksin dan immunoglobulin diberikan pada waktu yang bersamaan, gunakan jarum dan alat suntik yang berbeda serta lokasi penyuntikan yang berbeda pula ➔ 5 (lima) kali pemberian vaksin TT dapat memberikan kekebalan seumur hidup (25 tahun) Mencegah Tetanus dan Mengatasi 2. Mengatasi komplikasi
➔ Walaupun jarang terjadi, komplikasi dapat terjadi
dalam pengosongan uterus dan harus ditangani secepatnya oleh petugas yang mempunyai keterampilan. ➔ Komplikasi yang serius sangat jarang terjadi tetapi penting untuk tenaga kesehatan mengikuti perkembangan klien karena ada saja risiko yang dapat terjadi seperti infeki atau perdarahan. ➔ Pastikan klien mempunyai akses ke fasilitas gawat darurat selama masa paska keguguran. ➔ Jika klien membutuhkan perawatan yang melebihi kemampuan fasilitas dimana ia dirawat maka stabilkan kondisinya sebelum ia dipindahkan ke pelayanan rujukan yang lebih tinggi Melakukan Konseling Setelah Perempuan dan remaja perempuan yang menerima asuhan Prosedur Aborsi dan Tindak Lanjut paska keguguran minimal harus memahami :
1. Ovulasi dapat terjadi 10 hari setelah keguguran,
★ Tenaga kesehatan harus menjelaskan tanda- sehingga dapat mengakibatkan kehamilan bahkan tanda pemulihan yang normal serta gejala sebelum menstruasi berikutnya terjadi. komplikasi yang mungkin terjadi dan harus 2. Kontrasepsi IUD atau metode hormonal dapat segera segera ditangani. dimulai setelah pengosongan uterus ★ Berikan saran untuk melakukan kunjungan 3. Hubungan seksual harus dihindari selama beberapa ulang dalam 10-14 hari kemudian. ★ Akses keluarga berencana (KB) tetap hari setelah perdarahan berhenti untuk menghindari disediakan pada krisis kesehatan. komplikasi infeksi. 4. Metode kontrasepsi yang aman untuk mencegah terjadinya kehamilan. 5. Tenaga kesehatan harus mengidentifikasi kebutuhan- kebutuhan kesehatan reproduksi (kespro) lain, merujuk atau memberikan informasi mengenai layanan yang relevan seperti penanganan infeksi saluran reproduksi atau perawatan paska pemerkosaan, serta tempat mendapatkan pelayanan terkait.