Anda di halaman 1dari 26

PELAYANAN KONTRASEPSI PADA

SITUASI KRISIS KESEHATAN

Ikatan Bidan Indonesia


Tujuan Pembelajaran
01 Pentingnya pelayanan kontrasepsi pada krisis kesehatan.

02 Langkah-langkah pemberian pelayanan kontrasepsi

03 Kriteria pelayanan kontrasepsi yang berkualitas

Berbagai metode kontrasepsi yang dipakai pada krisis


04
kesehatan

Peran bidan dalam memberikan pelayanan kontrasepsi


05
pada krisis kesehatan
Pentingkah pelayanan kontrasepsi
dalam situasi bencana/krisis?
Pentingkah pelayanan kontrasepsi pada situasi bencana/krisis?

Keterbatasan akses menjadi


tantangan bagi perempuan/pasangan
yang lebih memilih untuk menunda
kehamilan ketika situasi krisis
kesehatan

Keberlanjutan pelayanan kontrasepsi sangat penting


untuk menghindari putus pakai dan mencegah
kehamilan yang tidak direncanakan
Pentingnya pelayanan kontrasepsi pada krisis kesehatan

Tidak tersedianya pelayanan kontrasepsi pada krisis kesehatan


akibat bencana dapat menyebabkan berbagai konsekuensi antara
lain:
❑Berkaitan dengan keluarga berencana akan mengakibatkan
terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan yang biasanya akan
berakhir dengan aborsi yang tidak aman sehingga meningkatnya
resiko kesakitan dan kematian terkait kehamilan dan persalinan.
❑Penyebaran IMS/HIV.

Pelayanan kontrasepsi sebagai bagian dari PPAM


Pentingnya pelayanan kontrasepsi pada krisis kesehatan
Pelayanan kontrasepsi dapat diberikan secara
terpadu dengan komponen PPAM komponen kesehatan
maternal dan neonatal

01 pemberian kontrasepsi pasca


salin atau pasca-keguguran

Infeksi menular seksual (IMS)

penanganan medis penyintas


kekerasan seksual 02 pemberian kondom sebagai bagian
dari perlindungan ganda (dual
pemberian kontrasepsi darurat. protection) dari kehamilan dan
infeksi menular seksual (IMS).
03
Langkah-langkah dalam pemberian pelayanan kontrasepsi pada krisis kesehatan

1. Memastikan tersedianya alat dan obat kontrasepsi (alokon) jangka


pendek dan jangka panjang (reversible) bagi Pasangan Usia Subur
(PUS)
2. Menyediakan pelayanan kontrasepsi
3. Menyediakan materi Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE)
4. Memastikan masyarakat mengetahui tentang kesediaan alokon bagi
Pasangan Usia Subur (PUS)
5. Memberikan promosi dan konseling tentang kesehatan reproduksi
dan komoditas yang tersedia termasuk lokasi pelayanan kesehatan
reproduksi bagi penduduk terdampak yang tinggal di lokasi
pengungsian
Pelayanan Kontrasepsi Pada situasi krisis kesehatan
pelayanan kontrasepsi dapat
diberikan di:

❖ Fasilitas kesehatan statik yang


masih berfungsi (rumah sakit,
puskesmas, pustu dll);
❖ Fasilitas kesehatan sementara:
tenda kesehatan reproduksi yang
. didirikan di lokasi pengungsian atau

di fasilitas kesehatan yang rusak;


❖ Pelayanan kontrasepsi bergerak:
kunjungan rumah atau kunjungan
ke lokasi pengungsian; pelayanan
melalui muyan KB.
.
CONTOH PELAYANAN KONTRASEP0SIPADATANGGAP DARURAT
BENCANADI PROV.NTB DAN SULTENG

Pelaksana: BKKBN Prov, IBI,


PKBI, Dinkes, Puskesmas
Kegiatan yang dilaksanakan:
• Penyediaan dan distribusi
alat/obat kontrasepsi untuk
Puskesmas dan RS
• Pelayanan bergerak KIA-KB
di pos pengungsian
PELAYANAN KB DAN PEMBERIAN BANTUAN PADA MASYARAKAT TERDAMPAK BENCANA BANJIR DI
KECAMATAN MANDASTANA DAN KECAMATAN JEJANGKIT KABUPATEN BARITO KUALA
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Pelayanan kontrasepsi berkualitas
Pelayanan kontrasepsi dilakukan pada situasi tanggap darurat krisis kesehatan, harus
berkualitas dan sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP) yang sudah ditentukan:

1. Melakukan persetujuan tindakan medis (informed consent):


2. Memberikan penjelasan agar klien memahami dan mampu membuat keputusan dan
menyetujui pelayanan yang diberikan (informed choice);

3. Menjamin kerahasiaan (privacy);

4. Menghormati hak asasi manusia;

5. Non diskriminasi: mencakup semua kelompok masyarakat: termasuk kelompok rentan.


Metode
kontrasepsi
Kontrasepsi Hormon KOMBINASI (KHK)
Pil (KPK) dan suntik (KSK)

KONTRASEPSI HORMON PROGESTIN (KHP)


Pil (KPP), Suntik (KSP) dan Implant

ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM


(AKDR)
KONTRASEPSIKONDISI KHUSUS

❑ KONTRASEPSI PASCA PERSALINAN

❑ KONTRASEPSI PASCA KEGUGURAN

❑ KONTRASEPSI DARURAT

❑ Kontrasepsi untuk orang dengan HIV (ODHIV)


KONTRASEPSIPASCAPERSALINAN
JENIS

KONTRASEPSI O 48 jam 4 mgg 6 mgg 6 bulan 12 bulan

AKDR

Implan

Tubektomi

Pil Progestin

Hormon Kombinasi

Suntik progestin

MAL
KONTRASEPSIPASCAKEGUGURAN

❑ Semua jenis kontrasepsi dapat segera diberikan dalam 7


hari pertama pasca keguguran.
❑ KB Pasca keguguran dapat diberikan selama tidak
ditemukan komplikasi atau komplikasi telah tertangani
KONTRASEPSI DARURAT
Dua metode kontrasepsi Sediaan Pil Kontrasepsi Darurat
darurat yang digunakan Aturan Penggunaan Pil Kontrasepsi Darurat
adalah: ▪ Levonorgestrel: 1.5 mg Levonorgestrel dalam dosis
tunggal (ini adalah sediaan yang direkomendasikan
❖ Pil kontrasepsi darurat karena lebih efektif dengan efek samping yang lebih
sedikit); atau
❖IUD tembaga (tidak Kalau pilihan pertama tidak tersedia dapat menggunakan
pil KB yang ada di puskesmas/klinik dengan
tersedia pada kondisi menggunakan pil kombinasi estrogen - progesteron
situasi darurat bencana) (metode Yuzpe):
▪ 30 mikrogram Etinil Estradiol ditambah 0.15 mg
Levonorgestrel 4 tablet, diminum secepat mungkin,
diikuti dengan dosis yang sama 12 jam kemudian.
Kontrasepsi untuk orang dengan HIV (ODHIV)
Mendorong pemakaian kondom untuk semua orang
HIV positif dalam upaya melindungi mereka dari IMS
dan untuk mencegah penularan HIV kepada pasangan
seksualnya.
Jika seorang perempuan HIV positif memerlukan
perlindungan terhadap kehamilan yang lebih efektif, ia
dapat menggunakan sebagian besar metode
kontrasepsi lain selain kondom
Peran bidan dalam mencegah kehamilan yang tidak diinginkan
pada krisis kesehatan:
➢ Bidan adalah tenaga kesehatan utama yang memberikan pelayanan kontrasepsi pada
situasi krisis kesehatan.
➢ Bidan harus mengumpulkan data target sasaran pelayanan kontrasepsi terutama untuk
memastikan agar tidak terjadi putus pakai. Bidan bekerja sama dengan PKB/PLKB dalam
mengidentifikasi target sasaran.
➢ Bidan memberikan pelayanan kontrasepsi di fasilitas kesehatan (puskesmas, tenda
kesehatan reproduksi) dan pelayanan bergerak termasuk kunjungan rumah.
➢ Bidan melakukan monitoring ketersediaan alat dan obat kontrasepsi (alokon) di fasilitas
kesehatan tempatnya bertugas dan mengajukan permintaan sesuai kebutuhan.
➢ Bidan melakukan pencatatan dan pelaporan untuk cakupan pelayanan kontrasepsi secara
rutin.
➢ Bidan mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi di dalam penyediaan pelayanan
kontrasepsi dan melaporkan ke puskesmas/ dinas kesehatan untuk mencari jalan keluar
permasalahan.
PELAYANANKONTRASEPSISELAMAMASA PANDEMI
❖ Akseptor KB sebaiknya tidak mendatangi langsung petugas kesehatan
❖ Akseptor yang ingin mendatangi petugas kesehatan harus membuat janji temu terlebih
dulu dengan petugas kesehatan menggunakan mekanisme teleregistrasi
❖ Klien dan keluarga harus menerapkan protokol Kesehatan pada saat akan
mendatangi tenaga Kesehatan untuk mendapatkan pelayanan
❖ Petugas kesehatan yang memberikan pelayanan kontrasepsi harus menggunakan
APD yang sesuai standar, sesuai dengan jenis layanan yang diberikan.
❖ Pilihan utama adalah metode kontrasepsi jangka panjang yang reversible.
❖ Pelayanan kontrasepsi selama situasi pandemi harus tetap menjaga
kualitas dan memenuhi standard operating procedure (SOP) yang sudah ditentukan.
Rekomendasi bagi Tenaga Kesehatan
terkait Pelayanan Keluarga Berencana
pada Situasi Pandemi Covid-19
Penggunaan APD sesuai dengan jenis
pelayanan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai