03 Kriteria pelayanan kontrasepsi yang berkualitas
Berbagai metode kontrasepsi yang dipakai pada krisis
04 kesehatan
Peran bidan dalam memberikan pelayanan kontrasepsi
05 pada krisis kesehatan Pentingkah pelayanan kontrasepsi dalam situasi bencana/krisis? Pentingkah pelayanan kontrasepsi pada situasi bencana/krisis?
Keterbatasan akses menjadi
tantangan bagi perempuan/pasangan yang lebih memilih untuk menunda kehamilan ketika situasi krisis kesehatan
Keberlanjutan pelayanan kontrasepsi sangat penting
untuk menghindari putus pakai dan mencegah kehamilan yang tidak direncanakan Pentingnya pelayanan kontrasepsi pada krisis kesehatan
Tidak tersedianya pelayanan kontrasepsi pada krisis kesehatan
akibat bencana dapat menyebabkan berbagai konsekuensi antara lain: ❑Berkaitan dengan keluarga berencana akan mengakibatkan terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan yang biasanya akan berakhir dengan aborsi yang tidak aman sehingga meningkatnya resiko kesakitan dan kematian terkait kehamilan dan persalinan. ❑Penyebaran IMS/HIV.
Pelayanan kontrasepsi sebagai bagian dari PPAM
Pentingnya pelayanan kontrasepsi pada krisis kesehatan Pelayanan kontrasepsi dapat diberikan secara terpadu dengan komponen PPAM komponen kesehatan maternal dan neonatal
01 pemberian kontrasepsi pasca
salin atau pasca-keguguran
Infeksi menular seksual (IMS)
penanganan medis penyintas
kekerasan seksual 02 pemberian kondom sebagai bagian dari perlindungan ganda (dual pemberian kontrasepsi darurat. protection) dari kehamilan dan infeksi menular seksual (IMS). 03 Langkah-langkah dalam pemberian pelayanan kontrasepsi pada krisis kesehatan
1. Memastikan tersedianya alat dan obat kontrasepsi (alokon) jangka
pendek dan jangka panjang (reversible) bagi Pasangan Usia Subur (PUS) 2. Menyediakan pelayanan kontrasepsi 3. Menyediakan materi Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) 4. Memastikan masyarakat mengetahui tentang kesediaan alokon bagi Pasangan Usia Subur (PUS) 5. Memberikan promosi dan konseling tentang kesehatan reproduksi dan komoditas yang tersedia termasuk lokasi pelayanan kesehatan reproduksi bagi penduduk terdampak yang tinggal di lokasi pengungsian Pelayanan Kontrasepsi Pada situasi krisis kesehatan pelayanan kontrasepsi dapat diberikan di:
❖ Fasilitas kesehatan statik yang
masih berfungsi (rumah sakit, puskesmas, pustu dll); ❖ Fasilitas kesehatan sementara: tenda kesehatan reproduksi yang . didirikan di lokasi pengungsian atau
di fasilitas kesehatan yang rusak;
❖ Pelayanan kontrasepsi bergerak: kunjungan rumah atau kunjungan ke lokasi pengungsian; pelayanan melalui muyan KB. . CONTOH PELAYANAN KONTRASEP0SIPADATANGGAP DARURAT BENCANADI PROV.NTB DAN SULTENG
Pelaksana: BKKBN Prov, IBI,
PKBI, Dinkes, Puskesmas Kegiatan yang dilaksanakan: • Penyediaan dan distribusi alat/obat kontrasepsi untuk Puskesmas dan RS • Pelayanan bergerak KIA-KB di pos pengungsian PELAYANAN KB DAN PEMBERIAN BANTUAN PADA MASYARAKAT TERDAMPAK BENCANA BANJIR DI KECAMATAN MANDASTANA DAN KECAMATAN JEJANGKIT KABUPATEN BARITO KUALA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Pelayanan kontrasepsi berkualitas Pelayanan kontrasepsi dilakukan pada situasi tanggap darurat krisis kesehatan, harus berkualitas dan sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP) yang sudah ditentukan:
1. Melakukan persetujuan tindakan medis (informed consent):
2. Memberikan penjelasan agar klien memahami dan mampu membuat keputusan dan menyetujui pelayanan yang diberikan (informed choice);
3. Menjamin kerahasiaan (privacy);
4. Menghormati hak asasi manusia;
5. Non diskriminasi: mencakup semua kelompok masyarakat: termasuk kelompok rentan.
Metode kontrasepsi Kontrasepsi Hormon KOMBINASI (KHK) Pil (KPK) dan suntik (KSK)
KONTRASEPSI HORMON PROGESTIN (KHP)
Pil (KPP), Suntik (KSP) dan Implant
ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM
(AKDR) KONTRASEPSIKONDISI KHUSUS
❑ KONTRASEPSI PASCA PERSALINAN
❑ KONTRASEPSI PASCA KEGUGURAN
❑ KONTRASEPSI DARURAT
❑ Kontrasepsi untuk orang dengan HIV (ODHIV)
KONTRASEPSIPASCAPERSALINAN JENIS
KONTRASEPSI O 48 jam 4 mgg 6 mgg 6 bulan 12 bulan
AKDR
Implan
Tubektomi
Pil Progestin
Hormon Kombinasi
Suntik progestin
MAL KONTRASEPSIPASCAKEGUGURAN
❑ Semua jenis kontrasepsi dapat segera diberikan dalam 7
hari pertama pasca keguguran. ❑ KB Pasca keguguran dapat diberikan selama tidak ditemukan komplikasi atau komplikasi telah tertangani KONTRASEPSI DARURAT Dua metode kontrasepsi Sediaan Pil Kontrasepsi Darurat darurat yang digunakan Aturan Penggunaan Pil Kontrasepsi Darurat adalah: ▪ Levonorgestrel: 1.5 mg Levonorgestrel dalam dosis tunggal (ini adalah sediaan yang direkomendasikan ❖ Pil kontrasepsi darurat karena lebih efektif dengan efek samping yang lebih sedikit); atau ❖IUD tembaga (tidak Kalau pilihan pertama tidak tersedia dapat menggunakan pil KB yang ada di puskesmas/klinik dengan tersedia pada kondisi menggunakan pil kombinasi estrogen - progesteron situasi darurat bencana) (metode Yuzpe): ▪ 30 mikrogram Etinil Estradiol ditambah 0.15 mg Levonorgestrel 4 tablet, diminum secepat mungkin, diikuti dengan dosis yang sama 12 jam kemudian. Kontrasepsi untuk orang dengan HIV (ODHIV) Mendorong pemakaian kondom untuk semua orang HIV positif dalam upaya melindungi mereka dari IMS dan untuk mencegah penularan HIV kepada pasangan seksualnya. Jika seorang perempuan HIV positif memerlukan perlindungan terhadap kehamilan yang lebih efektif, ia dapat menggunakan sebagian besar metode kontrasepsi lain selain kondom Peran bidan dalam mencegah kehamilan yang tidak diinginkan pada krisis kesehatan: ➢ Bidan adalah tenaga kesehatan utama yang memberikan pelayanan kontrasepsi pada situasi krisis kesehatan. ➢ Bidan harus mengumpulkan data target sasaran pelayanan kontrasepsi terutama untuk memastikan agar tidak terjadi putus pakai. Bidan bekerja sama dengan PKB/PLKB dalam mengidentifikasi target sasaran. ➢ Bidan memberikan pelayanan kontrasepsi di fasilitas kesehatan (puskesmas, tenda kesehatan reproduksi) dan pelayanan bergerak termasuk kunjungan rumah. ➢ Bidan melakukan monitoring ketersediaan alat dan obat kontrasepsi (alokon) di fasilitas kesehatan tempatnya bertugas dan mengajukan permintaan sesuai kebutuhan. ➢ Bidan melakukan pencatatan dan pelaporan untuk cakupan pelayanan kontrasepsi secara rutin. ➢ Bidan mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi di dalam penyediaan pelayanan kontrasepsi dan melaporkan ke puskesmas/ dinas kesehatan untuk mencari jalan keluar permasalahan. PELAYANANKONTRASEPSISELAMAMASA PANDEMI ❖ Akseptor KB sebaiknya tidak mendatangi langsung petugas kesehatan ❖ Akseptor yang ingin mendatangi petugas kesehatan harus membuat janji temu terlebih dulu dengan petugas kesehatan menggunakan mekanisme teleregistrasi ❖ Klien dan keluarga harus menerapkan protokol Kesehatan pada saat akan mendatangi tenaga Kesehatan untuk mendapatkan pelayanan ❖ Petugas kesehatan yang memberikan pelayanan kontrasepsi harus menggunakan APD yang sesuai standar, sesuai dengan jenis layanan yang diberikan. ❖ Pilihan utama adalah metode kontrasepsi jangka panjang yang reversible. ❖ Pelayanan kontrasepsi selama situasi pandemi harus tetap menjaga kualitas dan memenuhi standard operating procedure (SOP) yang sudah ditentukan. Rekomendasi bagi Tenaga Kesehatan terkait Pelayanan Keluarga Berencana pada Situasi Pandemi Covid-19 Penggunaan APD sesuai dengan jenis pelayanan Terima Kasih