Anda di halaman 1dari 93

KARYA TULIS ILMIAH

OLEH:
TITIN AGUSTINA
NUPTK. 11627606661300033

SDN 116 PALEMBANG


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS TERBUKA – UPBJJ PALEMBANG
POKJAR ILIR TIMUR II
PROGRAM S-1 PGSD
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas berkah dan rahmat-Nya yang telah
memberikan anugerah kesempatan dan kemampuan kepada penulis yang terdiri
dari Titin Agustina untuk menyelesaikan Tugas Akhir Pembelajaran (TAP) Kasus
Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Siswa Kelas 4 Semester 2 di SDN
116 Palembang.
Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada
beberapa pihak yang telah memberikan perhatian dan konstribusi terhadap
penyelesaian laporan ini, diantaranya:
1. Bapak Nursidik, M.Pd. selaku tutor pembimbing pada Mata Kuliah TAP yang
telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam punulisan Penelitian
Tindakan Kelas ini.
2. Kepala SDN 116 Palembang, Nescya Selfia, S.Kom. telah memberikan
kesempatan dan memfasilitasi Penelitian Tindakan Kelas pada pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas 4 Semester 2.
3. Ibu Tetty Sinaga, A.Ma.Pd selaku teman sejawat yang telah meluangkan
banyak waktu selaku penilai dan mengarahkan dalam pelaksanaan
pembelajaran yang lebih efektif dan efisien di SDN 116 Palembang.
4. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan dukungan selama ini
Penulis menyadari dalam laporan penulisan Penelitian Tindakan Kelas ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu mohon petunjuk, kritik dan saran yang
membangun dari pembaca untuk dapat memberikan pengembangan dan perbaikan
dalam penulisan selanjutnya yang bisa dijadikan acuan bagi guru untuk bisa
meningkatkan hasil belajar siswa menjadi lebih baik.

Penulis

Titin Agustina

ii
LEMBAR PENGESAHAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV MELALUI


METODE SIMULASI VISUAL PADA MATA PELAJARAN ILMU
PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) MATERI KEGIATAN EKONOMI
DALAM MASYARAKAT DI SDN 116 PALEMBANG

Menyetujui
Tutor,

Nursidik, M.Pd

Palembang, Mei 2022


Mahasiswa

Titin Agustina

iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul..............................................................................................i
Kata Pengantar.............................................................................................ii
Lembar Pengesahan.....................................................................................iii
Daftar Isi......................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN............................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.........................................................................1
B. Identifikasi Masalah...............................................................................3
C. Pembatasan dan Rumusan Masalah.......................................................3
D. Hipotesa Tindakan.................................................................................4
E. Tujuan Penelitian...................................................................................4
F. Manfaat Penelitian.................................................................................5

BAB II KAJIAN PUSTAKA.......................................................................6


A. Kajian Pembelajaran IPS ......................................................................6
B. Kajian Hasil Belajar ..............................................................................11
C. Kajian Karakter Anak SD .....................................................................17
D. Kajian Teori Metode Simulasi ..............................................................19
E. Tahapan-tahapan Metode Simulasi Visual ...........................................27
F. Kajian Hasil Penelitian...........................................................................28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN....................................................30


A. Objek Penelitian......................................................................................30
B. Setting/Lokasi/Subjek Penelitian............................................................30
C. TeknikPengumpulan Data.......................................................................34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................37


A. Gambaran Sekilas tentang Setting..........................................................37
B. Uraian Penelitian secara Umum..............................................................38
C. Penjelasan Per Siklus...............................................................................42
D. Proses Menganalisa Data........................................................................52
E. Pembahasan dan Pengambilan Kesimpulan............................................55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................62


A. Kesimpulan.............................................................................................62
B. Saran untuk Tindakan lebih lanjut...........................................................62

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................63

iv
LAMPIRAN
1. RPP Siklus 1 SD Methodist 2 Palembang ............................................57
2. RPP Siklus 2 SD Methodist 2 Palembang.............................................66
3. Tes Formatif Siklus 1 ............................................................................62
4. Tes Formatif Siklus 2 ............................................................................70
5. Lembar Pengamatan Siklus 1 SD Methodist 2 Palembang....................74
6. Lembar Pengamatan Siklus 2 SD Methodist 2 Palembang ...................76
7. Alat Penilaian Simulasi TAP 1 SD Methodist 2 Palembang ................78
8. Alat Penilaian Simulasi TAP 2 SD Methodist 2 Palembang.................78
9. Lembar Refleksi Siklus 1.......................................................................82
10. Lembar Refleksi Siklus 2.......................................................................83

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan


Kegiatan ekonomi adalah usaha yang dilakukan oleh manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Kegiatan ekonomi menggambarkan pelajaran
akan usaha manusia memenuhi kebutuhan hidupnya dengan berbagai macam cara.
Cara-cara yang ditempuh mendatangkan hasil untuk kebutuhan hidupnya. Materi
pelajaran kegiatan ekonomi di masyarakat memberikan pengetahuan kepada
peserta didik untuk memiliki kemampuan dasar berpikir logis, kritis, rasa ingin
tahu, inkuiri, dapat memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan
sosial.
Secara umum, kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh manusia memiliki
tujuan untuk memenuhi kebutuhan dalam hidup seperti makan, pakaian, tempat
tinggal, pendidikan, kesehatan, rekreasi, komunikasi, dan transportasi. Namun,
ada juga kebutuhan batin seperti harga diri, keamanan, ketenteraman, dan
kenyamaan juga bagian dari kebutuhan hidup setiap manusia. Dalam memenuhi
kebutuhan hidup, ada beberapa kegiatan atau jenis usaha yang dapat menghasilkan
barang dan jasa, antara lain: 1) Pertanian; 2) Industri; 3) Perdagangan; dan 4) Jasa.
Kegiatan ekonomi berhubungan dengan nilai guna atau barang atau jasa
selain untuk memperoleh keuntungan, kegiatan ekonomi juga bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan konsumen. Kegiatan yang menghasilkan barang disebut
produksi. Kegiatan dalam penyaluran suatu barang dan jasa disebut distribusi.
Sedangkan, konsumsi adalah kegiatan dalam menggunakan/ memanfaatkan nilai
guna barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Ketiga kegiatan
tersebut saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Kegiatan ekonomi
mempengaruhi jenis-jenis pekerjaan yang ada baik yang berada di pedesaan
maupun perkotaan.
Pendekatan dengan metode simulasi visual adalah metode pembelajaran
yang digunakan dengan cara mengajak peserta didik dalam bentuk representasi
audio dan gambar. Peserta didik diajak berpartisipasi aktif dalam proses

1
pembelajaran agar dapat mengasah kemampuan kritis dan kreativitas tiap
individu.
Dalam proses pembelajaran, administrasi mengajar merupakan bagian
yang utama. Setiap pendidik pada satuan pendidikan wajib menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran dapat
berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, nenantang, efesien, dapat
memotivasi peserta didik untuk berperan aktif dan memberikan ruang
pengembangan potensi yang dimiliki tiap anggota peserta didik baik
perkembangan fisik dan psikologis. RPP disusun berdasarkan Kompetensi Dasar
dan Indikator Pencapaian yang dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih
sesuaid engan PP No. 32 tahun 2013 dan Permendikbud No. 65 tahun 2013.
Pada proses pembelajaran yang terjadi di Kelas IV Semester 2 dengan
gambaran kasus bahwa Ibu Horlina sebagai guru Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas
IV. Ia akan mengajar materi kegiatan ekonomi dan menjelaskan dengan metode
ceramah berdasarkan buku pegangan. Guru mulai pelajaran dengan menunjuk
salah satu peserta didik membaca jenis-jenis pekerjaan dan jenis kegiatan
ekonominya di buku paket. Peserta didik lainnya menyimak buku paket yang
dibacakan oleh teman sejawat. Kemudian Ibu Horlina menggunakan metode
ceramah menjelaskan pengertian kegiatan ekonomi dan jenis-jenis pekerjaan
berdasarkan tempat tinggalnya secara spesifik, hanya menggunakan sumber
materi dari buku paket saja. Penjelasan yang diberikan oleh Ibu Horlina tidak
menggunakan bahasa sederhana yang dapat dipahami oleh peserta didik dan Ibu
Horlina tidak memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya
apakah ada yang belum dimengerti. Kemudian, Ibu Horlina meminta peserta didik
mengambil buku tulis untuk mengerjakan latihan soal yang terdapat di buku
paket. Peserta didik diajak untuk mengerjakan latihan soal yang berhubungan
dengan penjelasan Ibu Horlina tentang jenis pekerjaan dan kegiatan ekonominya.
Sebagian besar dari peserta didik masih kebingungan dengan pengelompokkan
kegiatan ekonomi yang menghasilkan barang dan jasa. Namun, peserta didik tidak
berani bertanya kepada Ibu Horlina dan tetap mengerjakan latihan soal yang telah
diberikan sesuai dengan kemampuan pengetahuan mereka. Setelah peserta didik

2
selesai mengerjakan latihan soal tersebut, Ibu Horlina tidak menilai hasil latihan
soal yang telah dikerjakan peserta didik tersebut. Ibu Horlina langsung
memberikan kesimpulan pembelajaran yang telah dipelajari. Ibu Horlina
mengingatkan untuk pertemuan selanjutnya akan lanjut ke materi selanjutnya.

B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dibahas tadi, peneliti mengidentifikasi
permasalahan-permasalahan yang terjadi, diantaranya:
a. Dalam kegitan pendahuluan tidak dilaksanakan Ibu Horlina karena langsung
menunjuk peserta didik untuk membaca jenis pekerjaan dan jenis kegiatan
ekonomi berdasarkan tempat tinggal di buku paket.
b. Ibu Horlina menjelaskan jenis pekerjaan dan jenis kegiatan ekonominya
hanya bersumber pada buku paket saja.
c. Metode pembelajaran yang digunakan hanya metode ceramah, sehingga
peserta didik menjadi bosan dan tidak fokus dalam mendengarkan penjelasan
materi yang disampaikan Ibu Horlina.
d. Ibu Horlina tidak menggunakan media atau alat peraga berupa gambar yang
berkaitan dengan materi yang diajarkan dan bahasa yang digunakan kurang
dimengerti oleh peserta didik.
e. Guru tidak memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya.
f. Guru hanya memberikan latihan soal kepada peserta didik namun tidak
diberikan pembahasan dari soal-soal yang sudah dikerjakan peserta didik.
g. Peserta didik banyak yang belum paham tentang pengelompokkan jenis
kegiatan ekonomi yang menghasilkan barang dan jasa.

C. Pembatasan dan Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
a. Mengapa materi jenis pekerjana dan kegiatan ekonomi, guru hanya bersumber
dari buku paket?
b. Mengapa guru hanya menggunakan metode ceramah?

3
c. Mengapa guru tidak menggunakan media/ alat peraga dalam proses
pembelajarannya?
d. Mengapa guru tidak memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
bertanya?
e. Mengapa guru tidak membahas latihan soal yang diberikan?
f. Mengapa peserta didik belum paham tentang pengelompokkan jenis kegiatan
ekonomi penghasil barang dan jasa?

D. Hipotesa Tindakan
1. Sebelum mengajar guru harus mempersiapkan materi jenis kegiatan ekonomi
dan pekerjaan berdasarkan tempat tinggal materi Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) dengan membuat catatan-catatan penting yang bersumber tidak hanya
dari buku paket namun referensi lainnya.
2. Guru dapat menyiapkan media pembelajaran untuk membantu peserta didik
dalam memahami materi yang disampaikan, misalnya menggunakan media
powerpoint yang berisi gambar-gambar pengelompokkan kegiatan ekonomi
dan jenis pekerjaan yang ada di lingkungan sehari-hari.
3. Guru seharusnya menggunakan metode yang sesuai dalam menyampaikan
materi jenis pekerjaan dan kegiatan ekonominya menggunakan metode
simulasi visual kepada peserta didik dan menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti oleh peserta didik.
4. Guru dapat memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya bila ada yang
belum dipahami.
5. Guru dapat memberikan latihan soal dan membahas soal bersama dengan
peserta didik sehingga tingkat keaktifan, kreativitasm dan tingkat kemampuan
peserta didik dapat meningkat.

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah, tujuan penelitian ini diantaranya:
a. Guru dalam memberikan pembelajaran kepada peserta didik harus membuat
Persiapan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

4
b. Penggunaan metode pembelajaran disesuaikan dengan materi yang
disampaikan dan dilaksanakan secara sistematis sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran.
c. Guru mampu mendeskripsikan dan menganalisis proses penerapan
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada materi jenis pekerjaan dan
kegiatan ekonominya yang dapat meningkatkan hasil belajar Peserta Didik
kelas 4 semester 2.
d. Meningkatkan tingkat keaktifan dan keberanian peserta didik pada saat
pembelajaran berlangsung.
e. Meningkatkan kemampuan pemahaman jenis pekerjaan dan kegiatan ekonomi
dengan memberikan latihan soal kepada peserta didik.
f. Guru bisa melaksanakan strategi pembelajaran dengan tepat untuk melatih
kemampuan berfikir peserta didik dalam mengembangkan pengetahuan
terhadap materi yang disampaikan dan mampu mengungkapkan pemikirannya.

F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan adalah:
a. Bagi Guru, dapat memberikan motivasi terhadap kinerja yang profesional
dengan mempersiapkan administrasi pembelajaran yang lengkap, dan
mampu memberikan pemahaman materi dengan maksimal kepada peserta
didik pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan menggunakan
strategi dan metode yang tepat sehingga bisa meningkatkan pemahaman
terhadap materi dan hasil evaluasi belajar peserta didik.
b. Bagi Sekolah, penelitian ini bisa menjadi rujukan yang dapat menjadi
bahan pertimbangan untuk diterapkan dalam pelajaran sehingga
pembelajaran di sekolah lebih menarik dan meningkatkan pemahaman
Peserta Didik pada saat menerima materi pembelajaran di kelas.
c. Bagi Peneliti menambah wawasan sebagai seorang guru untuk
mengembangkan pengetahuan yang mampu berinovasi pada kegiatan
pembelajaran, aktif, kreatif dan menyenangkan, sehingga peserta didik
lebih mudah memahami materi pembelajaran dengan baik.

5
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pembelajaran IPS


1. Hakikat Pembelajaran IPS
Istilah “Ilmu Pengetahuan Sosial”, disingkat IPS, merupakan nama
mata pelajaran di tingkat sekolah dasar dan menengah atau nama program
studi di perguruan tinggi identik dengan istilah “social studies” Sapriya
(2009: 19). Istilah IPS di sekolah dasar merupakan nama mata pelajaran
yang berdiri sendiri sebagai integrasi dari sejumlah konsep disiplin ilmu
sosial, humaniora, sains bahkan berbagai isu dan masalah sosial kehidupan
Sapriya (2009: 20). Materi IPS untuk jenjang sekolah dasar tidak terlihat
aspek disiplin ilmu karena lebih dipentingkan adalah dimensi pedagogik
dan psikologis serta karakteristik kemampuan berpikir peserta didik yang
bersifat holistik Sapriya (2009: 20).
IPS adalah suatu bahan kajian terpadu yang merupakan
penyederhanaan, adaptasi, seleksi dan modifikasi diorganisasikan dari
konsep-konsep ketrampilan- ketrampilan Sejarah, Geografi, Sosiologi,
Antropologi, dan Ekonomi (Puskur, 2001: 9). Fakih Samlawi & Bunyamin
Maftuh (1999: 1) menyatakan bahwa IPS merupakan mata pelajaran yang
memadukan konsep-konsep dasar dari berbagai ilmu sosial disusun
melalui pendidikan dan psikologis serta kelayakan dan kebermaknaannya
bagi peserta didik dan kehidupannya.
Adanya mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar para peserta didik
diharapkan dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-
konsep dasar ilmu sosial dan humaniora, memiliki kepekaan dan
kesadaran terhadap masalah sosial di lingkungannya, serta memiliki
ketrampilan mengkaji dan memecahkan masalah- masalah sosial tersebut.
Pembelajaran IPS lebih menekankan pada aspek “pendidikan” dari
pada transfer konsep karena dalam pembelajaran IPS peserta didik

7
diharapkan memperoleh pemahaman terhadap sejumlah konsep dan
mengembangkan serta melatih sikap, nilai, moral dan ketrampilannya
berdasarkan konsep yang telah dimilikinya. IPS juga membahas hubungan
antara manusia dengan lingkungannya. Lingkungan masyarakat dimana
anak didik tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat dan
dihadapkan pada berbagai permasalahan di lingkungan sekitarnya.
Berdasarkan uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran
IPS sebagai proses belajar yang mengintegrasikan konsep-konsep terpilih
dari berbagai ilmu-ilmu sosial dan humaniora peserta didik agar
berlangsung secara optimal.

2. Tujuan Pembelajaran IPS di SD


Hakikat tujuan mata pelajaran IPS menurut (Chapin, J.R, Messick, R.G.
1992: 5) dalam Ichas Hamid Al-lamri dan Tuti Istianti (2006: 15) dapat
diidentifikasi sebagai berikut:
a. Membina pengetahuan peserta didik tentang pengalaman manusia
dalam kehidupan bermasyarakat pada masa lalu, sekarang, dan
dimasa yang akan datang.
b. Menolong peserta didik untuk mengembangkan ketrampilan (skill)
untuk mencari dan mengolah/ memproses informasi.
c. Menolong peserta didik untuk mengembangkan nilai/ sikap(value)
demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat.
d. Menyediakan kesempatan kepada peserta didik untuk mengambil
bagian/ berperan serta dalam kehidupan sosial.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2006: 67), mata pelajaran


IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungannya;
b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa
ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam

8
kehidupan sosial;
c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan;
d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan
berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal,
nasional, dan global.

Adapun National Council For The Social Studies (NCSS), sebagai


organisasi para ahli Social Studies menjadi sumber rujukan selama ini
merumuskan tujuan pembelajaran Pengetahuan Sosial yaitu
mengembangakan peserta didik untuk menjadi warganegara yang
memiliki pengetahuan, nilai, sikap dan ketrampilan memadai untuk
berperan serta dalam kehidupan demokrasi dimana konten mata
pelajarannya digali dan diseleksi berdasar sejarah dan ilmu sosial, serta
dalam banyak hal termasuk humaniora dan sains dalam Ichas Hamid Al-
lamri dan Tuti Istianti (2006: 15).
Kedua tujuan utama pembelajaran Pengetahuan Sosial tersebut, tidak
terpisahkan dan merupakan satu kesatuan yang terintegrasi, saling
berhubungan dan saling melengkapi. Ichas Hamid Al-lamri dan Tuti
Istianti (2006: 15) Pengetahuan Sosial mempunyai peran membantu dalam
menyiapkan warga negara demokratis dengan penanaman nilai-nilai
kebangsaan dan kewarganegaraan didukung oleh penguasaan disiplin
ilmu-ilmu sosial. Tujuan dari penelitian ini agar para peserta didik dapat
memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu
sosial dan humaniora, memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah
sosial di lingkungannya, serta memiliki ketrampilan mengkaji dan
memecahkan masalah-masalah sosial tersebut.
Beberapa pengertian tentang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) seperti
yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli di atas, maka dapat peneliti
simpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah salah satu mata
pelajaran yang memadukan konsep-konsep dasar ilmu sosial seperti

9
geografi, sejarah, antropologi, dan psikologi untuk diajarkan pada jenjang
pendidikan.
Definisi kata pembelajaran dan definisi kata IPS seperti yang telah
dikemukan di atas di gabung menjadi satu pengertian maka pembelajaran
IPS adalah suatu upaya yang dilakukan secara sengaja oleh pendidik untuk
menyampaikan ilmu pengetahuan berkaitan dengan isu-isu sosial dan
kewarganegaraan untuk diajarkan disetiap jenjang pendidikan dengan
menggunakan metode dan model pembelajaran efektif dan efisien.

3. Fungsi Pembelajaran IPS


Ilmu pengetahuan sosial adalah bidang studi yang mempelajari,
menelaah, menganalisis gejala, dan masalah sosial dan masyarakat dengan
meninjau dari berbagai aspek kehidupan dan perpaduan. Untuk
melaksanakan program-program IPS dengan baik, sudah sewajarnya bila
guru mengetahui dengan benar fungsi dan peranan mata pelajaran IPS.
Fungsi pembelajaran IPS menurut Ishack (Winataputra, 2007) diantaranya
yaitu:
a. Memberi bekal pengetahuan dasar, baik untuk melanjutkan ke jenjang
pendidikan lebih tinggi maupun diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari.
b. Mengembangkan keterampilan dalam mengembangkan konsep-konsep
IPS.
c. Menanamkan sikap ilmiah dan melatih peserta didik dalam
menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah yang
dihadapi.
d. Menyadarkan peserta didik akan kekuatan alam dan segala
keindahannya sehingga peserta didik terdorong untuk mencintai dan
mengagungkan penciptanya.
e. Memupuk daya kreatif dan inovatif peserta didik.
f. Membantu peserta didik memahami gagasan atau informasi baru
dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).

10
g. Memupuk diri serta mengembangkan minat peserta didik terhadap IPS.

Fungsi pembelajaran IPS dalam penelitian ini adalah untuk


menanamkan sikap ilmiah dan melatih peserta didik dalam memecahkan
masalah yang dihadapi, mengembangkan daya kreatif dan inovatif peserta
didik serta memberi bekal pengetahuan dasar untuk melanjutkan ke
jenjang pendidikan lebih tinggi.

4. Tingkat Kesiapan Peserta didik dalam IPS


Menurut Connel dan kawan-kawan tingkat kesiapan belajar dapat dibagi
menjadi:
a. Kesiapan kognitif
Kesiapan kognitif bertalian dengan hal-hal tentang pengetahuan,
berpikir, dan penalaran. Kesiapan kognitif dipengaruhi oleh beberpa
hal. Pertama, bergantung kepada kematangan intelektual. Kedua ialah
latar belakang, pengalaman, dan tingkat pencapaian. Ketiga, struktur
pengetahuan yang telah dimiliki. Keempat, penyajian bahan belajar
yang baru.
b. Kesiapan afektif
Banyak guru dan petugas bimbingan yang menganggap anak yang
mempunyai kemampuan intelektual tinggi tetapi kurang berhasil belajar
adalah karena kurang siap secara afektif. Afektif merupakan sikap anak
pada saat mengikuti proses pembelajaran.
Walaupun pengaruh keberhasilan belajar adalah tingkat kesiapan
secara keseluruhan namun yang sering ditonjolkan adalah kesiapan
kognitif. Oleh karena itu Bruner beranggapan bahwa kesiapan sesuai
dengan perkembangan intelektual anak. Kedua hal itu akan terbangkit
apabila para peserta didik turut terlibat dengan aktif dalam peristiwa
belajar (Djodjo dkk, 1992: 68).
Cukup disayangkan bahwa bahan belajar dalam pengajaran IPS
kurang populer di kalangan anak. Kurang populer IPS ini bertambah

11
karena anak tampaknya kurang peduli. Oleh karena itu dalam
pembelajaran IPS perlu diamati kapan kesiapan anak belajar dapat
dirangsang. Hal ini perlu dilakukan karena kesiapan merupakan paduan
antara lingkungan belajar dan suasana belajar. Lingkungan belajar
dengan tantangan seperti itulah anak di bawah dorongan guru siap
belajar. Peserta didik yang belajar IPS terdiri dari anak-anak yang
beraneka umur dan perkembangannya (Djodjo dkk, 1992: 69).
Berdasarkan uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa tingkat
kesiapan anak dalam belajar dapat dinilai dengan aspek kognitif dan
afektif dengan memahami sifat anak dalam belajar dan proses
pengajaran IPS di dalam kelas.

B. Kajian Hasil Belajar


Belajar didefinisikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil
dari interaksi baru secara keseluruhan, hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003: 2).
Belajar merupakan serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu
dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik (Syaiful Bahri Djamarah, 2002: 13). Menurut
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004: 127) belajar berlangsung
secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk
perbuatan untuk mencapai suatu tujuan.
Belajar merupakan salah satu aktifitas mental/ psikis yang
berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan, menghasilkan sejumlah
perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai-nilai
sikap Winkel (2004: 59). Perubahan itu bersifat konstan berbekas. Belajar
adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka
ragam kemampuan (competencies), keterampilan (skill) dan sikap
(attitudes) Bell-Gredler (Udin S, 2008: 1.5).

12
Disimpulkan bahwa belajar dapat didefinisikan sebagai usaha sadar
yang dilakukan individu atau manusia untuk memperoleh perubahan
tingkah laku baru secara keseluruhan dalam interaksinya dengan
lingkungan dimana perubahan tingkah laku hasil belajar tersebut bersifat
positif.
Dimyati dan Mudjiono (2002: 157) mendefinisikan pembelajaran
adalah proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan
peserta didik dalam belajar bagaimana belajar memperoleh dan
memproses pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Menurut Udin S.
Winataputra (2008: 1.18) pembelajaran merupakan kegiatan yang
dilakukan untuk menginisiasi, memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas
dan kualitas belajar pada diri peserta didik.
Oleh karena pembelajaran merupakan upaya sistematis dan sistemik
untuk menginisiasi, memfasilitasi, dan meningkatkan proses belajar maka
kegiatan pembelajaran berkaitan erat dengan jenis hakikat, dan jenis
belajar serta hasil belajar tersebut Udin S. Winataputra (2008: 1.18).
Peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran merupakan inti dari
pendidikan untuk dapat mengembangkan kemampuan, pengetahuan, dan
sikap sehingga menghasilkan kualitas belajar yang baik pada diri peserta
didik.
Hasil belajar merupakan hal yang sangat penting dalam proses belajar
mengajar karena dapat dijadikan petunjuk untuk mengetahui sejauh mana
keberhasilan peserta didik dalam belajar. Abu Ahmadi dan Widodo
Supriyono (2004: 127) semua aktivitas dan prestasi hidup tidak lain adalah
hasil dari belajar. Nana Sudjana (2005: 3) mengatakan hasil belajar
hakikatnya adalah perubahan tingkah laku, yang mencakup bidang
kognitif, afektif dan psikomotorik.
Anak berhasil ialah dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran berpusat pada peserta didik dirasakan memberikan
petunjuk yang terarah bagi perkembangan alat evaluasi belajar, memilih
materi dan kegiatan pembelajaran, penetapan media dan alat pengajaran.

13
Menurut Benjamin Bloom yang dikutip Syaiful Sagala (2010: 156-160)
dilihat dari kawasan (domain) atau bidang yang dicakup, tujuan-tujuan
pendidikan dalam pengajaran dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Tujuan Kognitif
Tujuan kognitif adalah tujuan yang lebih banyak berkenaan dengan
perilaku dalam aspek berpikir/ intelektual. Ada enam tingkatan dalam
domain kognitif yang berlaku juga untuk tujuan-tujuan dalam domain
ini yaitu:
1. Pengetahuan/ ingatan (knowledge):
Aspek ini mengacu pada kemampuan mengenal dan mengingat
materi yang sudah dipelajari dari sederhana sampai pada hal-hal
sukar. Pada umumnya unsur pengetahuan ini menyangkut hal-hal
yang perlu diingat seperti bahasan, peristilahan, ide, gejala, rumus-
rumus, pasal, hukum, dalil, nama orang, nama tempat, dan lain-
lain. Tujuan dalam tingkatan pengetahuan ini termasuk kategori
paling rendah dalam domain kognitif.
2. Pemahaman (comprehension):
Aspek pemahaman ini mengacu pada kemampuan untuk mengerti
dan memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui atau diingat
dan memaknai arti dari bahan maupun materi. Peserta didik
mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan, dan dapat
memanfaatkan isinya tanpa keharusan menghubungkannya dengan
hal- hal lain.
3. Penerapan/ aplikasi (application):
Aspek ini mengacu pada kemampuan menggunakan atau
menerapkan pengetahuan atau menggunakan ide-ide umum,
metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori, dan
sebagainya yang sudah dimiliki pada situasi baru dan kongkrit,
menyangkut penggunaan aturan, prinsip, dan sebagainya dalam
memecahkan persoalan tertentu. Maksudnya ialah mampu
mengubah, mengoprasikan, dan menggunakan.

14
4. Analisis (analysis):
Aspek ini mengacu pada kemampuan mengkaji atau menguraikan
sesuatu bahan atau keadaan ke dalam komponen-komponen atau
bagian-bagian yang lebih spesifik, serta mampu memahami
hubungan diantara bagian, sehingga struktur dan aturannya lebih
dapat dipahami. Kata kerjanya yaitu mampu menguraikan,
memisahkan, memperinci.
5. Sintetis (synthesis):
Aspek ini mengacu pada kemampuan memadukan berbagai konsep
atau komponen, sehingga membentuk suatu pola struktur atau
bentuk baru. Aspek sintetis ini memerlukan tingkah laku yang
kreatif, kemampuan sintetis (membentuk) relatif lebih tinggi dari
kemampuan analisis (menguraikan), sehingga untuk menguasainya
diperlukan kegiatan belajar yang lebih kompleks.
6. Evaluasi (evaluation):
Aspek ini mengacu pada kemampuan memberikan pertimbangan
atau penilaian terhadap gejala atau peristiwa berdasarkan norma-
norma atau patokan- patokan berdasarkan kriteria tertentu.

2. Tujuan Afektif
Tujuan-tujuan afektif adalah tujuan-tujuan yang banyak berkaitan
dengan aspek perasaan, nilai, sikap, dan minat perilaku peserta didik
atau peserta didik. Ciri-ciri belajar afektif akan tampak pada peserta
didik dalam berbagai tingkah laku, seperti perhatiannya terhadap
pelajaran etika dan moral yang akan meningkatkan kedisiplinannya
dalam mengikuti pelajaran lainnya di sekolah. Menurut Krathwohl,
Bloom, dan Mansia bahwa domain afektif berdasarkan lima kategori
yaitu:
a. Penerimaan (receiving)
Aspek ini mengacu pada kepekaan dan kesediaan menerima dan
menaruh perhatian terhadap nilai tertentu, seperti kesediaan

15
menerima norma-norma disiplin yang berlaku di sekolah.
Penerimaan merupakan tingkat hasil belajar terendah dalam
domain afektif.
b.Pemberian respon (responding)
Aspek ini mengacu pada kecenderungan memperlihatkan reaksi
terhadap norma tertentu. Menunjukan kesediaan dan kerelaan
untuk merespon, memperhatikan secara aktif, turut berpartisipasi
dalam suatu kegiatan, serta merasakan kepuasan dalam merespon,
misalnya mulai berbuat sesuai tata tertib disiplin yang telah
diterimanya, aspek ini satu tingkat di atas penerimaan.
c. Penghargaan/ penilaian (valuing)
Aspek ini mengacu kepada kecenderungan menerima suatu norma
tertentu, menghargai suatu norma, memberikan penilaian terhadap
sesuatu dengan memposisikan diri sesuai dengan penilaian itu, dan
mengikat diri pada suatu norma.
d. Pengorganisasian (organization)
Aspek ini mengacu pada proses membentuk konsep tentang suatu
nilai serta menyusun suatu sistem nilai-nilai dirinya. Pada taraf ini
seseorang mulai memilih nilai-nilai yang disukai, misalnya tentang
norma-norma disiplin, dan menolak nilai-nilai lain.
e. Karakterisasi (characterization)
Aspek ini mengacu pada pembentukan pola hidup, aspek ini
mengacu pada proses mewujudkan nilai-nilai dalam pribadi
sehingga merupakan watak, dimana norma itu tercermin dalam
pribadinya.

3. Tujuan Psikomotor
Ranah psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan ketrampilan
(skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima
pengalaman belajar tertentu. Tujuan-tujuan psikomotor adalah tujuan-
tujuan yang banyak berkenaan dengan aspek keterampilan motorik

16
atau gerak dari peserta didik atau peserta didik.
Menurut Elizabeth Simpson domain psikomotor terbagi atas tujuh
kategori yaitu:
a. Persepsi (perception)
Aspek ini mengacu pada penggunaan alat indra untuk memperoleh
kesadaran akan suatu objek atau gerakan dan mengalihkannya.
b. Kesiapan (set)
Aspek ini mengacu pada kesiapan memberikan respon secara
mental, fisik, maupun perasaan untuk suatu kegiatan.
c. Respon terbimbing (guided response)
Aspek ini mengacu pada pemberian respons perilaku, gerakan-
gerakan yang diperlihatkan dan didemonstrasikan sebelumnya.
d. Mekanisme (mechanical response)
Aspek ini mengacu kepada keadaan dimana respon fisik yang
dipelajari telah menjadi kebiasaan.
e. Respons yang kompleks (complex response)
Aspek ini mengacu pada pemberian respon atau penampilan
perilaku atau gerakan yang cukup rumit dengan terampil dan
efisien.
f. Penyesuaian pola gerakan atau adaptasi (adjustment)
Aspek ini mengacu pada kemampuan menyesuaikan respon atau
perilaku gerakan dengan situasi yang baru.
g. Originasi
Aspek ini mengacu pada kemampuan menampilkan pola-pola
gerak gerik yang baru, dalam arti menciptakan perilaku dan
gerakan baru dilakukannya atas prakarsa atau inisiatif sendiri.

Selain pencapaian pengetahuan akan kognitif, afektif, dan


psikomotirik, peserta didik juga diajak untuk memiliki keterampilan
sosial dimana memiliki fungsi sebagai berikut.
1) Living and working together (keterampilan untuk hidup dan

17
bekerja sama)
2) Learning self-control and self-direction (keterampilan untuk
mengontrol diri sendiri dan orang lain)
3) Sharing ideas and experience with other (ketermapilan untuk
saling berinteraksi antara satu dan yang lainnya, saling bertukar
pikiran dan pengalaman sehingga tercipta suasana yang
menyenangkan bagi setiap anggota dari kelompok tersebut)
Dengan memperhatikan penggolongan tujuan pengajaran
tersebut peneliti menyimpulkan bahwa dalam menentukan metode,
pendekatan, media dan penentuan alokasi waktu belajar mengacu
pada penggolongan tujuan tersebut yaitu aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Penelitian ini menfokuskan pada hasil belajar aspek
kognitif dan hasil belajar aspek afektif karena untuk meningkatkan
hasil belajar pada mata pelajaran IPS peserta didik kelas IV SD
Methodist 2 Palembang.

C. Kajian Karakteristik Anak SD


Individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (heredity) dan
karakteristik diperoleh dari pengaruh lingkungan. Karakteristik bawaan
merupakan karakteristik keturunan yang dimiliki sejak lahir, baik faktor
biologis maupun faktor sosial (Sunarto dan Agung, 2006: 4). Namun
kemudian makin disadari bahwa yang dipikirkan dan dikerjakan
seseorang, atau dirasakan oleh seorang anak, remaja atau dewasa,
merupakan hasil dari perpaduan antara faktor- faktor biologis dari
pengaruh lingkungannya (Sunarto dan Agung, 2006: 4). Dikehidupannya,
manusia berhubungan dengan manusia lain dan lingkungan di luar dirinya.
Sunarto dan Agung (2006: 11-16), menjelaskan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi perbedaan individu adalah:
a. Perbedaan kognitif
Menurut Bloom, proses belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah,
menghasilkan tiga pembentukan kemampuan yang dikenal sebagai

18
taxonomy Bloom, yaitu kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Tiga kemampuan tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1) Kemampuan kognitif: Kemampuan yang berkaitan dengan
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2) Kemampuan afektif: Berkaitan dengan sikap dan nilai. Mencakup
watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai.
3) Kemampuan psikomotorik: Psikomotorik merupakan kemampuan
melakukan pekerjaan dengan melibatkan anggota badan,
kemampuan yang berkaitan dengan gerak fisik.
b. Perbedaan individual dalam kecakapan bahasa
Bahasa merupakan salah satu kemampuan individu yang sangat penting
dalam kehidupannya. Setiap individu dalam berbahasa berbeda-beda,
kemampuan berbahasa merupakan kemampuan seseorang untuk
menyatakan buah pikirannya dalam bentuk ungkapan kata dan kalimat
yang penuh makna, logis, dan sistematis. Kemampuan berbahasa
tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor kecerdasan dan faktor
lingkungan. Faktor-faktor lain yang juga penting antara lain adalah
faktor fisik, terutama organ berbicara.
c. Perbedaan dalam kecakapan motorik
Kecakapan motorik atau kemampuan psikomotorik merupakan
kemampuan untuk melakukan koordinasi kerja saraf motorik yang
dilakukan oleh syaraf pusat untuk melakukan kegiatan. Kemampuan
motorik dipengaruhi oleh kematangan pertumbuhan fisik dan tingkat
kemampuan berpikir. Karena kematangan pertumbuhan fisik dan
kemampuan berpikir setiap orang berbeda-beda, maka hal itu membawa
akibat terhadap kecakapan motorik setiap individu akan berbeda- beda
pula.
d. Perbedaan dalam latar belakang
Minat dan sikap individu terhadap sekolah dan pada mata pelajaran
tertentu, kebiasaan-kebiasaan kerjasama, kecakapan atau kemauan

19
untuk berkonsentrasi pada bahan-bahan pelajaran, dan kebiasaan-
kebiasaan belajar semuanya merupakan faktor-faktor perbedaan
diantara para peserta didik. Begitu juga lingkungan sekitarnya, baik
lingkungan sosial maupun lingkungan fisik akan memberikan pengaruh
yang berbeda-beda.
e. Perbedaan dalam bakat
Bakat merupakan kemampuan khusus yang dibawa sejak lahir.
Kemampuan tersebut akan berkembang dengan baik apabila
mendapatkan rangsangan dan pemupukan secara tepat. Bakat tidak
dapat berkembang sama sekali, manakala lingkungan tidak memberikan
kesempatan untuk berkembang, dalam arti tidak ada rangsangan dan
pemupukan yang menyentuhnya. Dalam hal inilah makna pendidikan
menjadi penting artinya.
f. Perbedaan dalam kesiapan belajar
Kondisi fisik sehat, dalam kaitannya dengan kesehatan dan penyesuaian
diri yang memuaskan terhadap pengalaman-pengalaman, disertai
dengan rasa ingin tahu amat besar terhadap orang-orang dan benda-
benda, membantu perkembangan kebiasaan berbahasa dan belajar yang
diharapkan. Sikap apatis, pemalu, dan kurang percaya diri, akibat dari
kesehatan kurang baik mempengaruhi perkembangan pemahaman dan
ekspresi diri.

D. Kajian Metode Simulasi


1. Pengertian Metode Simulasi
Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura
atau berbuat seakan akan. Simulasi dapat diartikan cara penyajian
pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk
memahami tentang konsep, prinsip atau keterampilan tertentu.
Simulasi dapat digunakan sebagai metode dengan asumsi tidak semua
proses pembelajaran dapat dilakukan secara langsung pada obyek
sebenarnya. Untuk mengembangkan pemahaman dan penghayatan

20
terhadap suatu peristiwa, penggunaan simulasi akan sangat bermanfaat
(Sanjaya, W. 2008: 157- 158).
Simulasi adalah tiruan atau perbuatan yang hanya pura-pura saja
(dari kata simulate yang artinnya pura-pura atau berbuat seolah-olah
dan simulation artinya tiruan atau perbuatan yang pura-pura saja.
Simulasi dapat berupa role playing, psikodrama, sosiodrama dan
permainan atau perbuatan seolah-olah dan simulation artinya tiruan
atau perbuatan yang pura-pura saja. (Tukiran dalam Hasibuan dan
Moedjiono, 2014,39).
Sedangkan, menurut definisi Depdiknas, (2005: 133) “Metode
pembelajaran simulasi adalah bentuk metode praktek yang sifatnya
untuk mengembangkan keterampilan peserta didik (ranah kognitif
maupun keterampilan).” Metode ini memindahkan suatu situasi yang
nyata ke dalam kegiatan atau ruang belajar karena adanya kesulitan
atau keterbatasan untuk melakukan praktek di dalam situasi yang
sesungguhnya.
Menurut KBBI (2007: 1068) simulasi adalah metode pelatihan
yang meragakan sesuatu dalam bentuk tiruan yang mirip dengan
keadaan yang sesungguhnya. Penggambaran suatu sistem atau proses
dengan peragaan berupa model statistik atau pameran. Dari beberapa
pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian simulasi adalah
suatu kegiatan meniru tingkah laku yang sesungguhnya. Simulasi
bertujuan untuk menunjukkan kejadian yang nyata.
Metode simulasi artinya model pembelajaran yang membuat
suatu peniruan terhadap sesuatu yang nyata, terhadap keadaan
kelilingnya (state of affairs) atau proses. Metode pembelajaran ini
dapat membantu peserta didik mengalami bermacma-macam proses
dan kenyataan sosial dalam menguji reaksi mereka, serta memperoleh
konsep ketermapilan pembuatan keputusan. Pelaksanaan simulasi
haruslah terjadi proses-proses kegiatan yang menimbulkan
(menghasilkan) domain afektif, misalnya menyenangkan,

21
menggairahkan, suka, sedih, terharu, simpati, solidaritas, gotong
royong, dan sebagainya. Sedangkan domain psikomotorik, misalnya
keterampilan berbicara, bertanya, berdebat, mengemukakan pendapat,
memimpin, dan sebagainya.
Domain kognitif, misalnya memahami konsep-konsep tertentu,
pengertian teori dan sebagainya juga dalam pelaksanaan simulasi
hendaklah dilakukan korelasi antara berbagai disiplin ilmu
pengetahuan (interdisipliner).

2. Bentuk Simulasi
Model pembelajaran yang menggunakan metode simulasi memiliki
bentuk dan variasinya, di antaranya:
1. Feer teaching: latihan atau praktik mengajar yang menjadi
murid adalah temannya sendiri, tujuaannya untuk memperoleh
keterampilan dalam mengajar.
2. Sosiodrama; sandiwara atau drama lisan tanpa skrip, tanpa
latihan terlebih dahulu, dan menyuruh anak menghafal sesuatu.
Pokok atau maslaah yang didramatisasikan atau perankan
adalah yang berhubungan dengan situasi sosial yang
berhubungan dengan manusia.
3. Psikodrama; permainan peran yang dilakukan agar tiap individu
memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang dirinya dan
dapat menemukan self-concept, psikodrama digunakan untuk
maksud terapi.
4. Simulasi games; permainan ini hampir sama dengan
demonstrasi tetapi situasi yang diciptakannya ialah situasi
tiuran atau ada unsur yang bukan sebenarnya. Tujuannya
supaya peserta didik memiliki pengetahuan dan keterampilan
dalam suatu kegiatan.
5. Role playing; permainan peranan yang dilakukan untuk
mengkreasikan kembali peristia masa lampau, mengkreasikan

22
kemungkinan-kemungkinan masa depan dan mengekspos
kejadian-kejadian masa kini.

3. Tujuan Metode Simulasi


Metode simulasi bertujuan untuk:
1. Melatih keterampilan tertentu baik bersifat professional
maupun bagi kehidupan sehari-hari
2. Memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip
3. Melatih memecahkan maslaah
4. Meningkatkan keaktifan belajar
5. Memberikan motivasi belajar kepada peserta didik
6. Melatih peserta didik mengadakan kerjasama dalam situasi
kelompok
7. Menumbuhkan daya kreatif peserta didik
8. Melatih peserta didik untuk memahami dan menghargai
pendapat serta peranan orang lain.
Metode simulasi juga memiliki tiga sifat utama yang dapat
meningkatkan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran,
yaitu:
1. Simulasi adalah bentuk teknik mengajar yang berorientasi pada
keaktifan peserta didik dalam pemeblajaran di kelas, baik guru
maupun peserta didik mengambil peran di dalamnya
2. Simulasi pada umumnya bersifat pemecahan maslaah yang
berguna untuk melatih peserta didik melakukan pendekatan
interdisiplin di dalam pembelajaran dan dapat mempraktikkan
keterampilan sosial yang relevan dnegan kehidupan masyarakat
3. Metode simulasi adalah model pembelajaran yang bersifat
dinamis dalam arti sangat sesuai untuk menghadapi situasi-
situasi yang berubah yang membutuhkan keluwesn dalam
pikiran dan memberikan jawaban terhadap keadaan yang cepat
berubah.

23
4. Prinsip-prinsip Metode Simulasi
Menurut Tukiran (dalam Hasibuan dan Moedjiono, 2014: 41) prinsip-
prinsip metode simulasi secara garis besar meliput:
1. Dilakukan oleh kelompok peserta didik, tiap kelompok mendapat
kesempatan melaksanakan simulasi yang sama atau dapat juga
berbeda.
2. Semua peserta didik harus terlibat langsung menurut peranan
masing-masing.
3. Pembentukan topik disesuaikan dengan tingkat kemampuan kelas,
dibicarakan oleh peserta didik dan guru.
4. Petunjuk simulasi diberikan terlebih dahulu.
5. Dalam simulasi seyogyanya dapat dicapai tiga domain psikis.
6. Dalam simulasi hendaknya digambarkan situasi yang lengkap.
7. Hendaknya diusahakan terintegrasinya beberapa ilmu

5. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Simulasi


Yang harus diperhatikan dalam simulasi agar berhasil denga baik
dikatakan sebagai langkah-langkah yang harus ditempuh dalam
simulasi. Adapun langkah yang sebaiknya ditempuh agar
pembelajarannya dapat berhasil dengan baik yaitu:
1. Penentuan topik dan tujuan simulasi
2. Guu memberikan gambaran secara garis besar situasi yang akan
disimulasikan.
3. Guru memimpin pengorganisasian kelompok, peranan-peranan
yang akan dimainkan, pengaturan ruangan, pengaturan alat,dan
sebagainya.
4. Pemilihan pemegang peranan
5. Guru memberikan keterangan tentang peran yang akan dilakukan.
6. Guru memberikan kesempatan untuk mempersiapkan diri kepada
kelompok dan pemegang peranan.

24
7. Menetapkan lokasi dan waktu pelaksanaan simulasi.
8. Pelaksanaan simulasi
9. Evaluasi dan pemberian balikan
10. Latihan ulang

6. Kelebihan dan Kekurangan Metode Simulasi


Kelebihan dari metode simulasi antara lain:
a. Memupuk daya cipta, sebab simulasi dilakukan sesuai dengan
kreasi peserta didik masing-masing dalam membawakan
peranannya.
b. Simulasi dapat dijadikan sebagai sebagai bekal peserta didik untuk
menghadapi situasi sebenarnya yang akan dihadapi di lingkungan
yang lebih luas.
c. Simulasi dapat membiasakan dan memberikan keterampilan kepada
peserta didik untuk menanggapi dan bertindak secara spontan.
d. Memupuk keberanian dan kemantapan peserta didik didepan orang
banyak.
e. Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan serta
pengalaman tidak langsung yang diperlukan peserta didik dalam
menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis.
f. Peserta didik berkesempatan menyalurkan perasaan yang
terpendam, sehingga memperoleh kesegaran, kepuasan serta
kesehatan jiwa kembali.
g. Dapat mengembangkan bakat dan kemampuan yang mungkin
dimiliki peserta didik, misalnya dalam seni drama.
h. Peserta didik dapat belajar menghargai dan menerima pendapat
orang lain.
Dari kelebihan metode simulasi di atas, ada juga kelebihan lain yaitu
metode simulasi dapat meningkatkan semangat peserta didik dalam
belajar, karena metode ini dilakukan secara bersama-sama antara 2
orang atau lebih. Selain itu, dapat meningkatkan kerjasama diantara

25
peserta didik.

Kekurangan dari metode simulasi antara lain:


a. Pengalaman yang didapat dair simulasi tidak selalu tepat dna
sempura dengan kenyataan hidupnya.
b. Pelaksanaan simulasi dapat menjadi kaku, salah arah karena
kurang pengalaman peserta didik terhadap masalah-masalah
sosial yang diperankan
c. Faktor emosional seperti malu, ragu-ragu atau takut dapat
mempengaruhi peserta didik dalam melakukan simulasi
d. Simulasi imajinasi peserta didik dan guru yang memadai.

7. Media Pembelajaran
Pengertian media pembelajaran adalah paduan antara bahan dan
alat atau perpaduan antara software dan hardware (Sadiman, dkk,
1996: 5). Media pembelajaran bisa dipahami sebagai media yang
digunakan dalam proses dan tujuan pembelajaran. Pada hakikatnya
proses pembelajaran juga merupakan komunikasi, maka media
pembelajaran bisa dipahami sebagai media komunikasi yang
digunakan dalam proses komunikasi tersebut, media pembelajaran
memiliki peranan penting sebagai sarana untuk menyalurkan pesan
pembelajaran.
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2002: 2), mengemukakan
manfaat media pembelajaran dalam proses belajar peserta didik yaitu:
1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik sehingga
dapat menumbuhkan motivasi belajar.
2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat
lebih dipahami oleh peserta didik sehingga memungkinkannya
menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.
3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru,

26
sehingga peserta didik tidak bosan dan guru tidak kehabisan
tenaga, apalagi bila guru mengajar pada setiap jam pelajaran.
4. Peserta didik dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab
tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain
seperti mengamati, melakukan mendemonstrasikan, memamerkan,
dll.
Beberapa manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran di
dalam proses belajar mengajar sebagai berikut:
1. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan
informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses
dan hasil belajar.
2. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan
perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar,
interaksi lebih langsung antara peserta didik dan lingkungannya.
3. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang,
dan waktu.

8. Fungsi media visual


Fungsi media visual yaitu menarik dan mengarahkan perhatian
peserta didik untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan
dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi
pelajaran. Seringkali pada awal pelajaran peserta didik tidak tertarik
dengan materi pelajaran yang tidak disenangi oleh mereka sehingga
mereka tidak memperhatikan. Media visual yang diproyeksikan dapat
menenangkan dan mengarahkan perhatian mereka kepada pelajaran
yang akan mereka terima.
Fungsi media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan peserta
didik ketika belajar atau membaca teks yang bergambar. Gambar atau
lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap peserta didik.
Misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras. Fungsi
kognitif media visual terlihat dari lambang visual atau gambar

27
memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat
informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.

9. Implementasi Metode Simulasi Visual dalam Pembelajaran IPS


Pembelajaran IPS dengan menggunakan metode simulasi akan melatih
pola pikir peserta didik sehingga ia akan belajar bagaimana
mengemukakan pendapat, mengungkapkan pengalaman dan
pengetahuannya, belajar berbeda pendapat, berlajar menghormati dan
menghargai pendapat orang lain, atau bahkan mempertahakan
pendapat sesuai dengan yakin yang ia yakini berdasarkan alasan yang
tegas. Selain itu, pembelajaran IPS dalam meningkatkan aktivitas
peserta didik diperlukan berbagai strategi, pendekatan dan teknik
pengajaran, sehingga diperlukan keprofesionalan seorang guru dalam
memhami berbagai metode ataupun strategi yang cocok digunakan
dalma kegiatan pembelajaran.
Melalui Pembelajaran IPS dengan metode simulasi adalah suatu
pendekatan atau strategi pembelajaran yang memunculkkan macam
kehidupan di masyarakat yang kemudian diangkat menjadi sebuah
materi pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Selain itu, peserta didik diajak untuk mencari, menganalisis, dan
memecahkan masalah berdasarkan persepsinya sendiri meskipun akan
terjadi perbedaan persepsi dengan peserta didik lainnya. Justru karena
itu, peserta didik akan terangsang (kemampuan dan keterampilan)
berpikir kritis yang nantinya dapat mengembangkan aktivitas peserta
didik.
Prosedur dalam mengaplikasikan metode simulasi harus ditempuh
dalam pembelajaran yaitu:
1) Menetapkan topik simulasi yang diarahkan oleh guru
2) Menetapkan kelompok dan topik yang akan dibahas
3) Simuasi diawali dengan petunjuk dari guru tentang prosedur,
teknik, dan peran yang dimainkan.

28
4) Proses pengamatan terhadap proses, peran, teknik, dan prosedur
dapat dilakukan dengan diskusi
5) Kesimpulan dan saran dari kegiatan simulasi

E. Tahapan-tahapan Metode Simulasi Visual


Ada empat tahapan dalam Metode Simulasi Visual:
Tahap I. Orientasi
a. Menyediakan berbagai topik simulasi dan konsep-konsep yang
diintegrasikan dalam proses simulasi
b. Menjelaskan prinsip simulasi dan permainan dengan menggunakan
media visual
c. Memberikan gambaran teknis secara umum tentang proses simulasi.
Tahap II. Latihan bagi peserta
a. Membuat skenario yang berisi aturan, peranan, langkah, pencatatan,
bentuk keputusan yang harus dibuat, dan tujuan yang akan dicapai.
b. Menugaskan para pemeran dalam simulasi.
c. Memberikan gambar teknis secara umum tentang simulasi.
Tahap III. Proses Simulasi
a. Melaksanakan aktivitas permainan dan pengaturan kegiatan tersebut.
b. Memperoleh umpan balik dan evaluasi dari hasil pengamatan terhadap
performan si pemeran.
c. Menjernihkan hal-hal yang miskonsepsional.
d. Melanjutkan permainan/ visual.
Tahap IV. Pemantapan dan debriefing
a. Memberikan ringkasan mengenai kejadian dan persepsi yang timbul
selama simulasi.
b. Memberikan ringkasan mengenai kesulitan-kesulitan dan wawasan
para peserta.
c. Menganalisis proses.
d. Membandingkan aktivitas simulasi dengan dunia nyata.
e. Menghubungkan proses simulasi dengan isi pelajaran.

29
f. Menilai dan merangcang kembali simulasi.

F. HASIL PENELITIAN
Berikut berberapa penelitian yang sudah diterapkan oleh beberapa peneliti
yang menggunakan metode simulasi antara lain:
1) Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial tentang Negara-
Negara Tetangga di Kawasan Asia Tenggara Pada Peserta Didik Kelas
VI di SDI Al Bayyinah Cipedak Jagakarsa Jakart Selatan dengan
menggunakan Metode Simulasi Melalui Gambar Peta. Hasil yang
didapatkan terjadinya peningkatan peserta didik yang mencapai KKM
yaitu berjumlah 21 orang atau 84% dan peserta didik yang dapat
menjawab pertanyaan guru berjumlah 21 orang peserta didik atau 84%.
Sebelumnya diterapkan metode simulasi, hanya 13 orang peserta didik
atau 52% yang dapat menjawab pertanyaan guru dan yang mencapai
KKM berjumlah 12 orang peserta didik sebanyak 48%.
2) Peningkatan Hasil Belajar IPS Peserta didik Kelas V SD
Muhammadiyah Bantar Banguncipto Sentolo Kulon Progo Melalui
Metode Simulasi. Persentase ketuntasan belajar peserta didik secara
klasikal siklus I sebesar 25%, pada siklus II meningkat menjadi 41,67%
dan pada siklus III meningkat menjadi 79,17%, rata-rata nilai
mengalami peningkatan dari siklus I 61,13 di siklus II 69,54 dan pada
siklus III meningkat menjadi 80,29. Dalam statistik deskriptif uji t
paired sample t test diperoleh hasil perbandingan siklus 1 dan siklus 2
jumlah sampel 24 nilai Sig (0,001) < a (0,05), dan perbandingan siklus 2
dan siklus 3 diperoleh nilai Sig (0,013) < a (0,05). Hasil penelitian
menunjukkan ada perbedaan rata-rata nilai tes hasil belajar peserta didik
yang signifikan dari ketiga siklus pembelajaran melalui metode
simulasi. Dapat disimpulkan penggunaan metode simulasi dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial materi pokok jual beli bagi peserta didik kelas V.

30
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Subjek Penelitian
1. Subjek Peneltiian
Peserta didik Kelas IVB Semester I tahun pelajaran 2021/2022 di SD
Methodist 2 Palembang. Jumlah peserta didik adalah 28 peserta didik
yang terdiri dari 16 peserta didik laki-laki dan 12 peserta didik
perempuan
2. Tempat Penelitian
Jl. Kolonel Atmo No. 422/450 Kelurahan 17 Ilir Kecamatan Ilir Timur
1 Palembang
3. Waktu
Siklus I dilaksanakan pada hari Selasa, 17 Mei 2022 pada pukul 07.30-
08.30 WIB, Siklus II dilaksanakan pada hari Selasa, 24 Mei 2022 pada
pukul 07.30-08.30 WIB.
4. Materi
IPS - Kegiatan Ekonomi dalam Masyarakat Sekitar
5. Pihak Yang Membantu
Kegiatan PTK ini dibantu dan diamati oleh dua teman sejawat, Ibu Tetty
Sinaga, A.Ma.Pd. dan Ibu Hot Erika Sinaga, S.Pd. yaitu guru-guru senior di
SD Methodist 2 Palembang.

B. Prosedur Penelitian
Prosedur Tindakan Pra Siklus:
a. Perencanaan: persiapan perangkat pembelajaran berupa RPP 1, alat
tulis, soal latihan.
b. Tindakan: pelaksanaan dilakukan pada hari Selasa, 10 Mei 2022 di
kelas IVB dengan jumlah peserta didik sebanyak 28 orang, terdiri dari
16 laki-laki dan 12 perempuan.

32
c. Pengamatan: mengamati aktivitas peserta didik dan hasil belajar
peserta didik pada Kegiatan Ekonomi dalam Masyarakat pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
d. Refleksi: guru mengkaji masalah dan berdiskusi dengan teman sejawat
dan menentukan faktor penyebab timbulnya masalah dan mencari
solusi untuk perubahan hasil pembelajaran yang lebih baik.

Gambar 3.1 siklus PTK

Prosedur Tindakan Siklus I


a. Perencanaan: berisi langkah-langkah kegiatan untuk memecahkan
masalah sebagai upaya memperbaiki kelemahan dalam proses
pembelajaran IPS.
Tahapan kegiatan perencanaan:
1) merencanakan RPP dengan materi Kegiatan Ekonomi

33
2) menyiapkan media yang akan dipakai yaitu media visual tentang
Kegiatan Ekonomi
3) menyusun jadwal pelaksanaan tindakan dengan isi skenario
pembelajaran yang akan dilakukan.
4) menyusun instrument observasi
5) menyusun perangkat tes
6) menyusun kunci jawaban atas LKPD yang telah dibuat
7) RPP dan jadwal pelaksanaan yang telah disusun dan dilaporkan ke
kepala sekolah
8) mempersiapkan lembar pengamatan.

b. Tindakan: pelaksanaan tindakan dilakukan pada hari Selasa, 17 Mei


2022 pada pembelajaran Kegiatan Ekonomi materi IPS. Peneliti telah
mempersiapkan RPP Siklus I dengan menggunakan metode simulasi
dengan media visual.
Kegiatan yang dilakukan antara lain: guru memberikan penjelasan
materi metode simulasi dengan media visual, memotivasi peserta didik
agar aktif belajar, memberikan peserta didik kesempatan untuk
memperagakan bentuk-bentuk kegiatan ekonomi yang ada dalam
masyarakat maupun menjawab pertanyaan dari guru, melakukan
observasi terhadap keaktifan peserta didik, dan memberikan latihan
untuk dikerjakan agar dapat mengetahui sejauh mana pemahaman
peserta didik.
c. Observasi: pengamatan dilakukan peneliti selama pembelajaran
berlangsung
d. Refleksi: usai pembelajaran dilakukan, peneliti meminta peserta didik
untuk mengerjakan latihan agar mengetahui sejauh mana pemahaman
peserta didik dalam pembelajaran.
Tahapan refleksi:
1) merevisi kekurangan yang terdapat pada RPP untuk mendapatkan
hasil yang lebih baik.

34
2) menghitung persentase hasil belajar peserta didik selama proses
pembelajaran.
3) menganalisis hasil belajar peserta didik, apakah sudah mencapai
KKM yaitu 72.
4) hasil dari siklus tersebut, dikaji ulang untuk mengetahui kelebihan
dan kekurangan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan. Jika
masih ditemukan, kekurangan penelitian dalam hasil belajar di
bawah KKM 72, maka dilakukan siklus selanjutnya untuk
perbaikan.

Prosedur Tindakan Siklus II


a. Perencanaan: berisi langkah-langkah kegiatan untuk memecahkan
masalah sebagai upaya memperbaiki kelemahan dalam proses
pembelajaran IPS.
Tahapan kegiatan perencanaan:
1) merencanakan RPP dengan materi Kegiatan Ekonomi.
2) menyiapkan media yang akan dipakai yaitu media visual tentang
Kegiatan Ekonomi
3) menyusun jadwal pelaksanaan tindakan dengan isi skenario
pembelajaran yang akan dilakukan.
4) menyusun instrumen observasi
5) menyusun perangkat tes
6) menyusun kunci jawaban atas LKPD yang telah dibuat
7) RPP dan jadwal pelaksanaan yang telah disusun dan dilaporkan ke
kepala sekolah
8) mempersiapkan lembar pengamatan.

b. Tindakan: pelaksanaan tindakan dilakukan pada hari Rabu, Selasa 24


Mei 2022 pada pembelajaran Kegiatan Ekonomi materi IPS. Peneliti
telah mempersiapkan RPP Siklus I dengan menggunakan metode
simulasi dengan media visual. Kegiatan yang dilakukan guru antara

35
lain: guru memberikan penjelasan materi metode simulasi dengan
media visual, memotivasi peserta didik agar aktif belajar, memberikan
peserta didik kesempatan untuk memperagakan bentuk-bentuk
kegiatan ekonomi yang ada dalam masyarakat maupun menjawab
pertanyaan dari guru, melakukan observasi terhadap keaktifan peserta
didik, dan memberikan latihan untuk dikerjakan agar dapat
mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik.
c. Observasi: pengamatan dilakukan peneliti selama pembelajaran
berlangsung
d. Refleksi: usai pembelajaran dilakukan, peneliti meminta peserta didik
untuk mengerjakan latihan agar mengetahui sejauh mana pemahaman
peserta didik dalam pembelajaran. Tahapan refleksi:
1) merevisi kekurangan yang terdapat pada RPP untuk mendapatkan
hasil yang lebih baik.
2) menghitung persentase hasil belajar peserta didik selama proses
pembelajaran
3) menganalisis hasil belajar peserta didik, apakah sudah mencapai
KKM yaitu 72.
4) hasil dari siklus tersebut, dikaji ulang untuk mengetahui kelebihan
dan kekurangan yang terjadi sealma pelaksanaan tindakan. Jika
masih ditemukan, kekurangan penelitian dalam hasil belajar di
bawah KKM 72, maka dilakukan siklus selanjutnya untuk
perbaikan.

C. Teknik Pengumpulan Data


1. Lembar Tugas Peserta didik atau Evaluasi/ Tes.
Tes untuk mengukur hasil belajar peserta didik maka diadakan tes
hasil belajar. Tes dilakukan dengan memberikan pertanyaan-
pertanyaan yang akan dipilih atau tugas-tugas yang harus dilakukan
oleh peserta didik untuk mengukur suatu aspek tertentu dari orang
yang dites. Data yang dihasilkan data kuantitatif. Hasil evaluasi

36
tersebut digunakan sebagai tindakan perbaikan atau pengayaan. Bagi
nilai yang kurang dari 72 akan diadakan perbaikan. Tes dilakukan
pada akhir pembelajaran.

Tabel 3.1 Kategori Tingkat Keaktifan Belajar Peserta didik

Diharapkan rata-rata peserta didik mencapai 72 sesuai dengan


Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan. Untuk
mengetahui keberhasilan dalam penelitian yaitu apabila kuantitas
peserta didik yang lolos memenuhi KKM ≥ 85% dari jumlah peserta
didik yang ada. Apabila belum memenuhi kriteria maka akan
dilakukan siklus selanjutnya.

2. Lembar Observasi
Lembar observasi yang berisi pengamatan/ pencatatan dengan
sistematis terhadap proses KBM yang diselidiki. Pengamatan ini
dilakukan oleh supervisor untuk melihat tingkah laku peserta didik dan
temuan-temuan yang didapat guna untuk melakukan perbaikan
selanjutnya.

3. Teknik Analisis Data


Analisis digunakan untuk mencermati setiap langkah yang dibuat,
mulai dari tahap persiapan, proses sampai dengan hasil penelitian, dan

37
dilakukan untuk memperkirakan apakah semua aspek pembelajaran
yang terlibat sudah sesuai dengan kapasitasnya. Data-data diperoleh
dengan cara tes dan non tes, lalu dilakukan analisa sebagai kajian pada
kegiatan refleksi. Analisis dilakukan dengan cara membandingkan
hasil yang telah dicapai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Data
kualitatif diperoleh dari hasil pengamatan, yaitu penilaian yang
dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematis
terhadap tingkah laku peserta didik di dalam kegiatan pembelajaran.
Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari hasil tes tertulis yang
merupakan tes soal dan jawaban yang diberikan pada peserta didik
dalam bentuk tulisan.

38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada Bab ini akan disajikan uraian hasil penelitian. Uraian hasil penelitian
ini merupakan jawaban atas rumusan masalah pada bab satu. Beberapa hal yang
akan diuraikan meliputi (1) gambaran umum SD Methodist 2 Palembang, (2)
uraian penelitian secara umum, (3) penjelasan per siklus, (4) proses menganalisis
data, dan (5) pembahasan hasil penelitian. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas
ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan.
Tahapan tersebut meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, serta
analisis dan refleksi.
A. Gambaran Umum SD Methodist 2 Palembang
SD Methodist 2 Palembang merupakan bentuk layanan pendidikan anak
sekolah dasar yang diberikan pada anak mulai usia enam hingga 12 tahun. SD
Methodist 2 Palembang beralamatkan di Jl. Kolonel Atmo No. 422/450
Kelurahan 17 Ilir Kecamatan Ilir Timur 1 Palembang. SD Methodist 2
Palembang ini telah berdiri sejak tahun 1952 di bawah Gereja Methodist
berbahasa Tionghoa (GMI Bethlehem) Palembang.
SD Methodist 2 Palembang terletak di tengah-tengah kota Palembang
yang mudah diakses dan dekat dengan jalan raya. Lingkungan sekolah yang
tergabung di dalam 1 kompleks (dari TK hingga SMK) memudahkan orang
tua/ wali murid dalam menyekolahkan anaknya di sekolah ini.
SD Methodist 2 Palembang memiliki 2 gedung dengan beberapa ruang
sekolah. adapun gedung dan ruang sekolah merupakan milik sendiri yang
terdiri dari dua ruang kantor, dua belas ruang pembelajaran, delapan kamar
mandi/ WC (tiga WC Putra, empat WC Putri, dan satu WC Guru), satu ruang
alat peralatan dan alat peraga, satu perpustakaan, satu laboratorium computer,
satu ruang IT, serta hall indoor TK-SD yang cukup luas dengan beraneka alat
bermain.
Layanan pendidikan yang diberikan oleh SD Methodist 2 Palembang

39
dilaksanakan seminggu lima kali, yaitu mulai senin sampai sabtu mulai pukul
setengah delapan pagi hingga pukul sepuluh pagi. Adapun modul pembelajaran
yang digunakan adalah model klasikal, dimana dipimpin sepenuhnya oleh guru
dan pembelajaran terkesan komunikasi satu arah. Anak didik diajak untuk
melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru sehingga anak didik kurang
mendapatkan kebebasan untuk bertanya, mengutarakan ide dan pendapatnya.
Guru dalam mengajar juga jarang menggunakan alat peraga sehingga tidak
jarang anak didik juga merasa bosan dengan kegiatan pembelajarannya.
SD Methodist 2 Palembang di tahun ajaran 2021/2022 memiliki 340
peserta didik. Adapun pembagiannya terdiri dari 72 peserta didik kelas 1, 55
peserta didik kelas 2, 72 peserta didik kelas 3, 57 peserta didik kelas 4, 50
peserta didik kelas 5, dan 30 peserta didik kelas 6. Kelas 4 terdiri dua kelas
dimana Kelas 4A terdiri dari 29 peserta didik dan kelas 4B terdiri dari 28
peserta didik. Peserta didik di kelas 4B terdiri dari 16 peserta didik putra dan
12 peserta didik putri. Peserta didik di SD Methodist 2 Palembang sendiri rata-
rata berasal dari kalangan masyarakat menengah ke bawah.

B. Uraian Penelitian Secara Umum


Kegiatan PraSiklus diadakan pada hari Selasa, 10 Mei 2022. Berdasarkan hasil
kegiatan tersebut diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.1
Hasil pretest Siswa
No Nama Score No Nama Score
1. ASF 93 15. JM 70
2. CSL 60 16. JL 85
3. CFN 70 17. JV 90
4. CJ 95 18. KOC 90
5. CAP 70 19. LAK 65
6. DIF 93 20. MGR 65
7. EAS 90 21. MRC 30
8. EA 65 22. MOH 45
9. FGY 70 23. ML 95
10. FAW 55 24. NF 70
11. FAS 90 25. RG 70
12. FJ 70 26. RZS 93
13. GC 70 27. SA 70
14. JH 70 28. VEZ 65

40
Jumlah 2063
Rata-rata 74

Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa terdapat peserta didik yang tidak
tuntas sebanyak 18 orang (64,28 %), dengan siswa di atas nilai KKM, 72
sebanyak 10 orang (35,72%). Oleh karena itu, guru memerlukan PTK untuk
perbaikan pembelajaran. Guru mulai refleksi dan mengidentifikasi akan
kekurangan selama mengajar, lalu membuat pemecahan masalah berupa
perbaikan pembelajaran. Untuk ketentuan pada perbaikan di siklus, peneliti
mengambil persentasi 80% dari total siswa yang telah mencapai KKM. Bila
masih di bawah persentasi 80%, maka akan diadakan siklus selanjutnya.

Penelitian ini dibagi menjadi dua siklus dimana kedua siklus ini terdapat
prosedur dalam tahapana penelitian.
Prosedur Tindakan Siklus I
a. Perencanaan: berisi langkah-langkah kegiatan untuk memecahkan
masalah sebagai upaya memperbaiki kelemahan dalam proses
pembelajaran IPS.
Tahapan kegiatan perencanaan:
1) merencanakan RPP dengan materi Kegiatan Ekonomi
2) menyiapkan media yang akan dipakai yaitu media visual tentang
Kegiatan Ekonomi
3) menyusun jadwal pelaksanaan tindakan dengan isi skenario
pembelajaran yang akan dilakukan.
4) menyusun instrument observasi
5) menyusun perangkat tes
6) menyusun kunci jawaban atas LKPD yang telah dibuat
7) RPP dan jadwal pelaksanaan yang telah disusun dan dilaporkan ke
kepala sekolah
8) mempersiapkan lembar pengamatan.

b. Tindakan: pelaksanaan tindakan dilakukan pada hari Selasa, 17 Mei 2022

41
pada pembelajaran Kegiatan Ekonomi materi IPS. Peneliti telah
mempersiapkan RPP Siklus I dengan menggunakan metode simulasi
dengan media visual.
Kegiatan yang dilakukan antara lain: guru memberikan penjelasan materi
metode simulasi dengan media visual, memotivasi peserta didik agar aktif
belajar, memberikan peserta didik kesempatan untuk memperagakan
bentuk-bentuk kegiatan ekonomi yang ada dalam masyarakat maupun
menjawab pertanyaan dari guru, melakukan observasi terhadap keaktifan
peserta didik, dan memberikan latihan untuk dikerjakan agar dapat
mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik.
c. Observasi: pengamatan dilakukan peneliti selama pembelajaran
berlangsung
d. Refleksi: usai pembelajaran dilakukan, peneliti meminta peserta didik
untuk mengerjakan latihan agar mengetahui sejauh mana pemahaman
peserta didik dalam pembelajaran.
Tahapan refleksi:
1) merevisi kekurangan yang terdapat pada RPP untuk mendapatkan hasil
yang lebih baik.
2) menghitung persentase hasil belajar peserta didik selama proses
pembelajaran.
3) menganalisis hasil belajar peserta didik, apakah sudah mencapai KKM
yaitu 72.
4) hasil dari siklus tersebut, dikaji ulang untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan. Jika masih
ditemukan, kekurangan penelitian dalam hasil belajar di bawah KKM
72, maka dilakukan siklus selanjutnya untuk perbaikan.

Prosedur Tindakan Siklus II


a. Perencanaan: berisi langkah-langkah kegiatan untuk memecahkan
masalah sebagai upaya memperbaiki kelemahan dalam proses
pembelajaran IPS.

42
Tahapan kegiatan perencanaan:
1) merencanakan RPP dengan materi Kegiatan Ekonomi.
2) menyiapkan media yang akan dipakai yaitu media visual tentang
Kegiatan Ekonomi
3) menyusun jadwal pelaksanaan tindakan dengan isi skenario
pembelajaran yang akan dilakukan.
4) menyusun instrumen observasi
5) menyusun perangkat tes
6) menyusun kunci jawaban atas LKPD yang telah dibuat
7) RPP dan jadwal pelaksanaan yang telah disusun dan dilaporkan ke
kepala sekolah
8) mempersiapkan lembar pengamatan.
b. Tindakan: pelaksanaan tindakan dilakukan pada hari Rabu, Selasa 24 Mei
2022 pada pembelajaran Kegiatan Ekonomi materi IPS. Peneliti telah
mempersiapkan RPP Siklus I dengan menggunakan metode simulasi
dengan media visual. Kegiatan yang dilakukan guru antara lain: guru
memberikan penjelasan materi metode simulasi dengan media visual,
memotivasi peserta didik agar aktif belajar, memberikan peserta didik
kesempatan untuk memperagakan bentuk-bentuk kegiatan ekonomi yang
ada dalam masyarakat maupun menjawab pertanyaan dari guru,
melakukan observasi terhadap keaktifan peserta didik, dan memberikan
latihan untuk dikerjakan agar dapat mengetahui sejauh mana pemahaman
peserta didik.
c. Observasi: pengamatan dilakukan peneliti selama pembelajaran
berlangsung
d. Refleksi: usai pembelajaran dilakukan, peneliti meminta peserta didik
untuk mengerjakan latihan agar mengetahui sejauh mana pemahaman
peserta didik dalam pembelajaran. Tahapan refleksi:
1) merevisi kekurangan yang terdapat pada RPP untuk mendapatkan hasil
yang lebih baik.
2) menghitung persentase hasil belajar peserta didik selama proses

43
pembelajaran
3) menganalisis hasil belajar peserta didik, apakah sudah mencapai KKM
yaitu 72.
4) hasil dari siklus tersebut, dikaji ulang untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan yang terjadi sealma pelaksanaan tindakan. Jika masih
ditemukan, kekurangan penelitian dalam hasil belajar di bawah KKM
72, maka dilakukan siklus selanjutnya untuk perbaikan.

C. Penjelasan Per Siklus


Penelitian ini dilakukan di kelas 4B SD Methodist 2 Palembang dengan
jumlah peserta didik 28 orang. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus
dan tiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Alokasi tiap pertemuannya adalah
2x35 menit atau 2 jam pelajaran. Pelaksanaan tiap siklus melalui tahap
perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
1. Deskripsi Data
Tahapan-tahapan pelaksanaannya antara lain:
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini peneliti terlebih dahulu membuat sebuah
perencanaan berupa rencana pembelajaran, soal untuk peserta didik
sebagai evaluasi pembelajaran yang akan dilaksanakan diakhir
pembelajaran, dan media pembelajaran berupa naskah drama.
Peneliti juga membuat lembar pemantauan tindakan dengan
menggunakan metode role playing yang akan digunakan oleh
observer untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang dilakukan
peneliti selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Lembar
pemantau tindakan ini berupa instrumen-instrumen yang berisi
tentang aktivitas guru dan aktivitas peserta didik yang dilakukan oleh
peneliti selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Observer dalam
mengamati pelaksanaan pembelajaran di kelas dibantu menggunakan
kamera untuk mendokumentasikan kegiatan pembelajaran.
2. Tindakan pada Siklus I

44
Pelaksanaan Siklus I dilakukan pada tanggal Selasa, 17 Mei 2022.
Dalam penelitian ini menganalisis cara mengajar guru dalam proses
pembelajaran dengan tahapan sebagai berikut:
1) Kegiatan Awal
Pertemuan pertama pada siklus I dimulai dari pukul 07.30-
08.30. Kegiatan awal yang dilakukan antara lain dengan
mengkondisikan kelas, menyiapkan peserta didik untuk
mengikuti pembelajaran, dan dilanjutkan dengan berdoa
sebelum memulai pembelajaran. Setelah berdoa guru
mengabsensi peserta didik dan dilanjutkan dengan melakukan
apersepsi dengan mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan
materi yang akan dipelajari. Selanjutnya guru menyampaikan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
2) Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti guru mengawali dengan memberikan
materi kegiatan ekonomi dengan metode ceramah dan media
pembelajaran berupa . Kemudian membagi peserta didik ke
dalam 5 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 5-6 peserta
didik.
Nama-nama kelompok berdasarkan bentuk-bentuk
kegiatan ekonomi, yaitu ada kelompok pertanian, peternakan,
perikanan industri kecil, industri besar dan kerajinan. Setelah
peserta didik duduk berdasarkan kelompok, guru membagikan
LKS dan meminta peserta didik berdiskusi untuk
mengerjakannya secara berkelompok. Guru memantau peserta
didik dalam jalannya diskusi.
Setelah selesai mengerjakan LKS, guru membagikan
naskah drama. Ada tiga buah naskah drama singkat, yang
pertama adalah naskah drama yang berisikan kerja sama
kegiatan ekonomi pertanian dengan kegiatan ekonomi industri
besar. Naskah drama yang kedua berisikan kerja sama kegiatan

45
ekonomi peternakan dengan kegiatan ekonomi kerajinan.
Naskah drama yang ketiga berisikan kerjsa sama kegiatan
ekonomi perikanan dan kegiatan ekonomi industri kecil. Naskah
drama guru berikan sesuai nama kelompok masing-masing.
Sebelum meminta peserta didik untuk bermain peran dengan
naskah drama, guru menjelaskan sedikit terkait alur peristiwa
naskah drama dan intonasi dalam mengucapkan naskah pada
drama.
Setelah menjelaskan terkait naskah drama, guru meminta
peserta didik untuk berlatih membaca naskah dan bermain peran
antar kelompok. Peserta didik ketika berlatih tampak kaku dan
tidak jarang ada yang tidak serius seperti sering bercanda dan
mengganggu temannya. Ini disebabkan karena peserta didik
belum terbiasa menggunakan metode role playing. Guru
meminta peserta didik untuk berlatih kembali dengan waktu
yang ditentukan dengan guru menyetting tempat untuk tampil.
Setelah selesai setting tempat, guru meminta kelompok
pertanian dan industri besar untuk bermain peran. Sebelum
peserta didik bermain peran, guru menjelaskan sedikit terkait
alur peristiwa naskah drama dan intonasi dalam mengucapkan
naskah pada drama. Setelah memberikan bimbingan, guru
meminta peserta didik untuk memulai bermain peran antar
kelompok. Kegiatan bermain peran dibuka oleh narrator, peserta
didik masih kaku dan belum percaya diri ketika bermain peran.
3) Kegiatan Penutup
Pada kegiatan akhir guru dan peserta didik menyimpulkan
materi pembelajaran yang telah dilaksanakan. Selanjutnya
peserta didik diberi tugas untuk coba menghapal naskah drama
dan guru memberikan lembar evaluasi untuk dikerjakan peserta
didik sehingga guru mengetahui sejauh mana pemahaman
peserta didik terhadap materi yang telah disampaikan.

46
Kemudian peserta didik mengumpulkan tugasnya masing-
masing kepada guru. Setelah itu guru mengakhiri pembelajaran
dengan berdoa.

3. Pengamatan
Demi tercapainya tujuan belajar yang baik dan mengetahui
apakah proses belajar yang diterapkan sudah berhasil atau belum,
maka diperlukan sebuah pengamatan oleh observer mulai dari
kegiatan awal sampai kegiatan akhir pada proses pembelajaran.
Dalam melakukan pengamatan itu observer menggunakan
lembar observasi atau lembar pengamatan tindakan yang berisi 15
butir pertanyaan yang berisi aktivitas guru dan peserta didik dengan
menggunakan metode role playing. Lembar observasi ini digunakan
untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan metode role playing
dalam kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar IPS.
Berdasarkan hasil pengamatan, ditemukan beberapa kegiatan
yang belum terlaksanakan dengan baik. Hasil pengamatan yang
dilakukan oleh observer kemudian didiskusikan oleh peneliti. Hal ini
perlu dilakukan karena sebagai acuan bagi peneliti untuk melakukan
perbaikan pada siklus berikutnya, sehingga pada siklus selanjutnya
tidak ada kesalahan seperti siklus I. Observer menemukan
kekurangan-kekurangan pada siklus I, antara lain adalah: kurangnya
konsentrasi siswa, tidak tertibnya peserta didik dan masih ada yang
belum mengerti tentang materi yang disampaikan oleh guru.
Tabel 4.2
Hasil Tes Tertulis dan Keaktifan Siklus I
No Nama Score Keaktifan No Nama Score Keaktifan
1. ASF 95 Aktif 15. JM 80 Aktif
2. CSL 70 Cukup 16. JL 85 Aktif
3. CFN 70 Cukup 17. JV 95 Aktif
4. CJ 100 Sangat aktif 18. KOC 90 Aktif
5. CAP 70 Cukup 19. LAK 70 Cukup
6. DIF 95 Aktif 20. MGR 80 Baik
7. EAS 93 Aktif 21. MRC 65 Kurang
8. EA 70 Cukup 22. MOH 65 Kurang

47
9. FGY 80 Baik 23. ML 100 Sangat
aktif
10. FAW 70 Cukup 24. NF 70 Cukup
11. FAS 95 Aktif 25. RG 70 Cukup
12. FJ 85 Aktif 26. RZS 95 Aktif
13. GC 85 Aktif 27. SA 70 Cukup
14. JH 80 Aktif 28. VEZ 70 Cukup
Jumlah 2263
Rata-rata 81

Dari hasil siklus 1 di atas, dapat kita lihat bahwa terdapat


sekitar 12 peserta didik yang belum mencapai KKM sebesar 72.
Sedangkan terdapat 16 peserta didik yang mencapai KKM sebesar
72. Berdasarkan data di atas, dapat kita buat grafiknya seperti grafik
di bawah ini.

Siklus I

di atas KKM 72 di bawah KKM 72

Sehingga, hasil yang diperoleh berdasarkan pengamatan pada


pembelajaran siklus I menggunakan metode role playing melalui
instrumen pemantau tindakan aktivitas guru dan peserta didik
menunjukkan persentase nilai sebesar 57,14%. Berdasarkan hasil tes
tertulis hasil belajar IPS pada siklus I menunjukan terdapat 12
peserta didik yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) sebesar 72. Berarti dari 28 peserta didik kelas 4B, 16 peserta
didik atau 55% telah melampaui KKM.
Untuk standar pencapaian perbaikan pembelajaran siklus I

48
dan II, peneliti menggunakan standar 80% dari siswa. Berdasarkan
data di atas, pencapaian perbaikan pembelajaran di siklus I belum
mencapai standar yang telah ditetapkan oleh peneliti. Sehingga,
peneliti perlu untuk mengadakan perbaikan pembelajaran Siklus II.

4. Refleksi
Berdasarkan pengamatan observer selama pengamatan berlangsung,
masih banyak peserta didik yang belum memperhatikan jalannya
kegiatan. Beberapa peserta didik masih terlihat melakukan kegiatan
sendiri. Selain itu motivasi dan bimbingan yang dilakukan guru
kepada peserta didik juga dirasakan masih kurang. Pada tahap ini
temuan-temuan yang didapat oleh observer dianggap kurang
memuaskan, sehingga menurut observer pada siklus ini belum
maksimal. Maka dari itu sebelum melanjutkan pada siklus
berikutnya observer berharap guru dapat memperbaiki temuan-
temuan yang dianggap kurang. Pemaparan hasil refleksi akan
disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4. 3
Hasil Refleksi Siklus I
No Temuan Siklus I Rencana Perbaikan
Kurang aktifnya secara keseluruhan, Peserta didik akan diberikan motivasi
peserta didik yang pintar lebih untuk meningkatkan rasa
1
mendominasi saat bertanya dan percaya diri agar dapat aktif ketika
bermain peran. pembelajaran
Pada penyampaian materi, guru Guru akan fokus pada materi dan
2 belum melakukan banyak penekanan lebih sering melakukan komunikasi
pada konsep yang penting dua arah dengan metode tanya jawab
Kurangnya pengkondisian kelas Guru akan menyiapkan pengkondi-
3 sebelum pelaksanaan evaluasi di sian kelas yang nyaman dan tertib
akhir pembelajaran ketika akan evaluasi pembelajaran

Berdasarkan hasil temuan evaluasi pada siklus I, belum


tercapainya target indikator keberhasilan hasil belajar siswa, yaitu
80% peserta didik memperoleh nilai ≥ 72. Hasil belajar peserta didik
menunjukan hanya 12 peserta didik atau 55% memperoleh < 70.
Sedangkan peserta didik yang memperoleh di bawah indikator

49
keberhasilan sebanyak 16 peserta didik atau 50%. Hasil pengamatan
pada pembelajaran siklus I menggunakan metode role playing
melalui instrument pemantau tindakan aktivitas guru dan peserta
didik menunjukan persentase nilai sebesar 57,14%. Ini juga belum
mencapai target indikator keberhasilan pemantau tindakan yang
ditetapkan peneliti yaitu 80%.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti memutuskan untuk
melanjutkan tindakan pembelajaran, yaitu siklus II yang akan
dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya.

2. Deskripsi Data Siklus II


Pada penerapan siklus I masih banyak kekurangan-kekurangan
yang masih harus diperbaiki untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Maka dari itu peneliti merencanakan tindakan berikutnya. Perencanaan
pada siklus II yang dilakukan oleh peneliti adalah memperbaiki
kekurangan-kekurangan pada siklus I dengan rencana perbaikan
berdasarkan refleksi tindakan.
Tahapan-tahapan pelaksanaannya antara lain:
a) Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini peneliti terlebih dahulu membuat sebuah
perencanaan berupa rencana pembelajaran, soal untuk peserta didik
sebagai evaluasi pembelajaran yang akan dilaksanakan diakhir
pembelajaran, dan media pembelajaran berupa naskah drama.
Peneliti juga membuat lembar pemantauan tindakan dengan
menggunakan metode role playing yang akan digunakan oleh
observer untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang dilakukan
peneliti selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Lembar
pemantau tindakan ini berupa instrumen-instrumen yang berisi
tentang aktivitas guru dan aktivitas peserta didik yang dilakukan oleh
peneliti selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Observer dalam
mengamati pelaksanaan pembelajaran di kelas dibantu dengan

50
menggunakan kamera untuk mendokumentasikan kegiatan
pembelajaran.
b) Tindakan
Pertemuan pada siklus II dilaksanakan pada hari Selasa, 24 Mei 2022
pukul 07.30-08.30. Tahapan-tahapan dalam kegiatan pelaksanaan ini
adalah:
1) Kegiatan Awal
Kegiatan awal yang dilakukan antara lain dengan
mengkondisikan kelas, menyiapkan peserta didik untuk
mengikuti pembelajaran dengan cerita motivasi, dilanjutkan
dengan berdoa dan setelah itu mengabsensi peserta didik dan
diteruskan dengan melakukan apersepsi dengan mengajukan
pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari
dan menyampaikan tujuan pembelajaran.

2) Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, guru mengawali dengan memberikan
materi kegiatan ekonomi dengan metode ceramah dan
menggunakan media pembelajaran berupa power point dan alat
peraga (untuk simulasi bermain peran/ role playing).
Selesai memberikan materi guru meminta peserta didik
duduk sesuai kelompok yang sudah dibuat pada pertemuan
sebelumnya. Setelah peserta didik duduk berdasarkan kelompok,
guru memberikan waktu 10 menit untuk peserta didik berlatih
bermain peran sesuai naskah drama yang telah diberikan. Guru
membuat panggung kecil di depan kelas untuk tempat
berlangsungnya role playing.
Setelah selesai setting tempat, guru meminta kelompok
perternakan dan kerajinan untuk bermain peran. Sebelum peserta
didik bermain peran, guru menjelaskan alur peristiwa naskah
drama dan intonasi dalam mengucapkan naskah pada drama.

51
Setelah memberikan bimbingan, guru meminta peserta didik
untuk memulai bermain peran antar kelompok. Peserta didik
ketika bermain peran tampak lebih baik pada pertemuan
sebelumnya, namun masiih ada peserta didik yang kaku dan
malu-malu ketika di depan kelas.
3) Kegiatan Penutup
Pada kegiatan akhir guru dan peserta didik menyimpulkan materi
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Selanjutnya peserta didik
diberi tugas untuk coba menghapal naskah drama. Setelah itu
guru menyampaikan hal-hal yang harus disiapkan untuk
pertemuan berikutnya dan mengakhiri pembelajaran dengan
berdoa.

c) Pengamatan
Dalam melakukan pengamatan itu observermenggunakan lembar
observasi atau lembar pengamatan tindakan yang berisi 15 butir
pertanyaan yang berisi metode role playing. Lembar observasi ini
digunakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan metode
roleplaying dalam kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan hasil
belajar IPS.
Tabel 4.4
Hasil Tes Tertulis dan Keaktifan Siklus II
No Nama Score Keaktifan No Nama Score Keaktifan
1. ASF 100 Sangat Aktif 15. JM 85 Aktif
2. CSL 70 Cukup 16. JL 95 Sangat Aktif
3. CFN 85 Aktif 17. JV 95 Sangat Aktif
4. CJ 100 Sangat Aktif 18. KOC 95 Sangat Aktif
5. CAP 85 Aktif 19. LAK 85 Aktif
6. DIF 100 Sangat Aktif 20. MGR 85 Aktif
7. EAS 95 Sangat Aktif 21. MRC 70 Cukup
8. EA 75 Cukup 22. MOH 70 Cukup
9. FGY 85 Aktif 23. ML 100 Sangat Aktif
10. FAW 70 Cukup 24. NF 75 Cukup
11. FAS 100 Sangat Aktif 25. RG 75 Cukup
12. FJ 90 Aktif 26. RZS 95 Sangat Aktif
13. GC 90 Aktif 27. SA 85 Aktif
14. JH 85 Aktif 28. VEZ 85 Aktif

52
Jumlah 2425
Rata-rata 87

Berdasarkan data di atas, dapat terlihat bahwa perbaikan


pembelajaran siklus II mengalami peningkatan. Terdapat 4 peserta
didik yang belum mencapai KKM sebesar 72 dan ada 22 peserta
didik yang telah mencapai KKM sebesar 72. Dari data di atas, maka
dapat digambarkan dalam grafik lingkaran sebagai berikut:

Siklus II

di bawah KKM 72 mencapai KKM 72

Hasil yang diperoleh berdasarkan pengamatan pada pembelajaran


siklus II menggunakan metode role playing melalui instrumen
pemantau tindakan aktivitas guru dan peserta didik menunjukan
persentase nilai sebesar 85,7%. Berdasarkan hasil tes tertulis hasil
belajar IPS pada siklus II menunjukan terdapat 4 peserta didik yang
belum tercapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 72.
Berarti dari 28 peserta didik kelas 4B, 24 peserta didik atau 85%
telah melampaui KKM.

d) Refleksi
Pada siklus II ini peneliti melakukan refleksi untuk mengetahui

53
seberapa jauh keberhasilan yang dicapai setelah melakukan
perbaikan-perbaikan terhadap masalah yang ditemukan pada siklus I.
Berdasarkan pengamatan oleh observer, peneliti sudah melakukan
perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan yang terdapat pada
siklus I yaitu seperti kurangnya konsentrasi siswa, tidak tertibnya
peserta didik dan masih ada yang belum mengerti tentang materi
yang disampaikan oleh guru. Pada siklus II kekurangan-kekurangan
itu sudah tidak tampak karena perhatian peserta didik sudah terpusat
pada pembelajaran dan kondisi belajarpun semakin kondusif.
Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi pada siklus II, hasil
belajar peserta didik sudah mengalami peningkatan. Telah diketahui
sebelumnya bahwa dari data yang diperoleh pada siklus I hasil
belajar peserta didik menunjukan hanya 12 peserta didik atau 50%
memperoleh ≥ 72. Pada siklus II ini hasil belajar peserta didik
mengenai pelajaran IPS terjadi peningkatan dan telah mencapai
target yang diinginkan. Target persentase yang diinginkan peneliti
sekitar 80% peserta didik yang mencapai KKM. Setelah melakukan
siklus II diperoleh sekitar 24 peserta didik atau 85,7% dari jumlah
seluruh peserta didik kelas 4 telah mencapai nilai KKM.
Berdasarkan temuan-temuan fakta di atas maka peneliti
memutuskan bahwa penelitian tindakan kelas dengan menggunakan
metode role playing dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik
ini telah berhasil dan tidak memerlukan perbaikan pada siklus
berikutnya.

D. Proses Menganalisis Data


Siklus I
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer,
diketahui bahwa dalam pembelajaran guru masih kurang maksimal dalam
pembelajaran sehingga target yang ditentukan pada penelitian belum dapat
tercapai pada siklus I. Hasil yang diperoleh berdasarkan data pemantau

54
tindakan aktivitas guru dan siswa menunjukan persentase nilai sebesar
57,14%. Hasil tersebut juga belum mencapai target penelitian yang telah
ditetapkan peneliti yakni sebesar 80%.
Hasil yang didapat dari hasil belajar melalui tes tertulis menunjukan
terdapat 12 siswa yang belum tercapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
sebesar 72. Berarti dari 28 siswa kelas 4, 16 siswa atau 50% telah melampaui
KKM. Hasil tersebut belum mencapai target penelitian yang telah ditetapkan
peneliti yakni sebesar 80%. Berarti siklus pertama belum tercapai sehingga
diperlukan siklus II untuk dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas
4B SD Methodist 2 Palembang melalui metode role playing.

Siklus II
Pada siklus II peneliti lebih siap dalam melaksanakan penelitian
sehingga aktivitas dalam pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Hal ini
berpengaruh terhadap kesiapan siswa dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran. Siswa secara keseluruhan dapat terlibat aktif sehingga potensi
yang ada pada diri siswa dapat berkembang secara optimal.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer, hasil
yang diperoleh berdasarkan pengamatan pada pembelajaran siklus II
menggunakan metode role playing melalui instrumen pemantau tindakan
aktivitas guru dan siswa menunjukan persentase nilai sebesar 85,7%. Hasil
tersebut tersebut telah mencapai target penelitian yang telah ditetapkan
peneliti yakni sebesar 80%.
Hasil ini didapat dari hasil belajar melalui tes tertulis yang
menunjukan terdapat 4 siswa yang belum tercapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) sebesar 72. Berarti dari 30 siswa kelas 4B, 25 siswa atau
85,7% telah melampaui KKM. Hasil tersebut juga telah mencapai target
penelitian yang telah ditetapkan peneliti yakni sebesar 80%. Berarti siklus
kedua telah tercapai sehingga tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya.
Berdasarkan hasil data yang diperoleh menunjukan adanya

55
peningkatan hasil belajar IPS kelas 4B di SD Methodist 2 Palembang dengan
menggunakan metode role playing. Pada siklus I persentase hasil belajar yang
diperoleh sebesar 50% atau dari 28 siswa, 16 diantaranya memperoleh nilai ≥
72 dengan rata-rata 68,50. Sedangkan pada siklus II persentase hasil belajar
sebesar 85,7% atau dari 28 siswa, 24 diantaranya memperoleh nilai ≥ 72
dengan rata-rata 86.

Adapun perbandingannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:


Tabel 4.5
Hasil Pencapaian Peserta Didik Prasiklus – Siklus II
NO Nama PraSiklus Siklus I Keterangan Siklus II Keterangan
1. ASF 93 95 T 100 T
2. CSL 60 70 TT 70 TT
3. CFN 70 70 TT 85 T
4. CJ 95 100 T 100 T
5. CAP 70 70 TT 85 T
6. DIF 93 95 T 100 T
7. EAS 90 93 T 95 T
8. EA 65 70 TT 75 TT
9. FGY 70 80 T 85 T
10. FAW 55 70 TT 70 TT
11. FAS 90 95 T 100 T
12. FJ 65 85 T 90 T
13. GC 70 85 T 90 T
14. JH 70 80 T 85 T
15. JM 70 80 T 85 T
16. JL 85 85 T 95 T
17. JV 90 95 T 95 T
18. KOC 90 90 T 95 T
19. LAK 65 70 TT 85 T
20. MGR 65 80 T 85 T
21. MRC 30 65 TT 70 TT
22. MOH 45 65 TT 70 TT
23. ML 95 100 T 100 T
24. NF 70 70 TT 75 T
25. RG 70 70 TT 75 T
26. RZS 93 95 T 95 T
27. SA 70 70 TT 85 T
28. VEZ 65 70 TT 85 T
Jumlah 2063 2263 2425
Rata-Rata 81 87
*) Tuntas = T Tidak Tuntas = TT

56
Perbandingan hasil belajar siswa terlihat sebagai berikut:
Tabel 4.6
Hasil Belajar Peserta Didik
Persentase Target
No Siklus Keterangan
Hasil Belajar Penelitian
1. Siklus I 50 % 80% Belum Tuntas
2. Siklus II 85.7% 80% Tuntas

E. Pembahasan dan Pengambilan Kesimpulan


Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah untuk meningkatkan
aspek kognitif pada peserta didik kelas 4. Dalam hal ini peneliti mengukur
aspek kognitif peserta didik melalui mata pelajara IPS. Peneliti
membuktikan bahwa dengan metode simlasi berupa role playing hasil
belajar IPS dapat ditingkatkan.
Pada siklus I guru menemui beberapa masalah seperti peserta didik
yang tidak terbiasa belajar menggunakan metode simulasi berupa role
playing dan banyak peserta didik yang tidak tertib sehingga mengganggu
temannya yang sedang berlatih. Peserta didik juga tampak masih belum
dapat berdiskusi dengan maksimal karena dalam kelompok maupun
bermain peran lebih didominasi oleh peserta didik yang pintar.
Namun, pada siklus II sudah terdapat peningkatan hasil belajar peserta
didik karena adanya pengalaman pada pertemuan sebelumnya sehingga
persiapan peserta didik telah diperbaiki. Peningkatan ini terlihat dari
persentase hasil belajar peserta didik yang pada siklus I sebesar 50%,
meningkat pada siklus II menjadi 85,7%. Berdasarkan peningkatan ini,
maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode role playing
dapat meningkatkan hasil belajar IPS tentang kegiatan ekonomi pada
peserta didik kelas 4 SD Methodist 2 Palembang dan penelitian ini
dianggap berhasil.
Peneliti dalam melakukan penelitian ini memiliki banyak keterbatasan
dan masih jauh dari sempuna. Hal ini disebabkan oleh berbagai

57
keterbatasan, antara lain:
a. Keterbatasan dalam hal pengorganisasian peserta didik saat bekerja
sama dalam bermain peran. Kelompok yang dibentuk berdasarkan
hitungan yang peserta didik sebutkan, membuat persebaran peserta
didik tidak merata antara peserta didik yang aktif dan tidak aktif.
Ini terlihat hanya beberapa peserta didik dalam kelompok yang
mampu memainkan peran dengan baik dan menghayati perannya
dalam memainkan drama.
b. Penelitian ini tidak dilengkapi dengan dokumentasi video.
c. Sebagian peserta didik belum terbiasa mengguanakan metode
simulasi role playing sehingga pada proses pembelajaran
terkadang ada beberapa peserta didik yang tidak tertib.

58
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Metode simulasi dengan role playing dan media visual berupa power
point dan alat peraga merupakan salah satu metode dan media yang dapat
meningkatkan pembelajaran IPS. Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang
didapatkan, yaitu peningkatan dari 57,14% menjadi 85,7%. Dapat disimpulkan
bahwa metode role playing dapat meningkatkan hasil belajar siswa,
ketertarikan siswa dalam belajar IPS, dan meningkatkan pemahaman materi
dan membuat siswa lebih bersemangat kembali dalam belajar.

B. SARAN
Setelah melakukan penelitian ini, peneliti dapat memberikan saran sebagai
berikut:

1. Bagi siswa

Dengan diterapkannya metode role playing, diharapkan dari hasil


penelitian ini siswa lebih termotivasi dalam proses pembelajaran serta
dapat meningkatkan hasil belajar yang maksimal.

2. Bagi guru

Dapat memberikan informasi pada guru tentang penerapan model


pembelajaran simulasi berupa bermain peran pada pelajaran IPS dalam
meningkatkan hasil belajar siswa. Serta hasil penelitian ini dapat dijadikan
sebagai motivasi bagi guru-guru yang lain untuk mau melaksanakan
model-model pembelajaran.

59
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta, PT Bumi


Aksara, cet. II
Dimyati. 2006, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta, Rineka Cipta
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswin Zain. 2006, Strategi Belajar Mengajar,
Jakarta, Rineka Cipta
Fatra, Maifalinda dan A. Rozak, 2010, Bahan Ajar PLPG Penelitian Tindakan
Kelas, Jakarta, FITK UIN Jakarta, cet.ke-1
http://ras-eko.blogspot.com / 2011 /05/model-pembelajaran-role-playing.html
http://weblogask.blogspot.com/2012/08/model-pembelajaran-role-playingdanhtml
Kadir, dkk. 2011, Pedoman Penulisan Skripsi, Jakarta, FITK UIN Syarif
Hidayatullah
Mulyasa, E. 2002, Majemen Berbasis Sekolah. Konsep Strategis dan
Implementasi, Bandung, Remaja Rosdakarya
Sapriya. 2008, Pendidikan IPS, Bandung, Remaja Rosdakarya
Sudjana, Nana.2001, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung, Remaja
Rosdakarya
Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, Bandung,
Alfabeta, cet.ke-8
Suryosubroto,B. 2002, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta, Rineka Cipta
Suryabrata, Sumadi. 2003, Methodologi Penelitian, Jakarta, Raja Grafindo
Persada
Syah, Muhibbin. 2009, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung,
Remaja Rosdakarya, cet.ke-7
Adini, Nur. 2021, Metode Bermain Peran; Meningkatkan Hasil Belajar Dalam
Pembelajaran IPS. Jakarta, CV. DOTPLUS Publisher.
Tim Dosen, 2015. Ragam Model Pembelajaran di Sekolah Dasar. Bandung, UPI
Sumedang Press.

60
LAMPIRAN

RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN (RPP)


SIKLUS 1

Sekolah : SDN 116 Palembang


Kelas/Semester : IV/2
Tema : 8 Daerah Tempat Tinggalku
Subtema : 2 Keunikan Daerah Tempat Tinggalku
Pembelajaran ke- :3
Alokasi waktu : 2 JP (2 x 35 menit)

A. Kompetensi Inti
KI-1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangga
KI-3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah dan di sekolah.
KI-4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian


Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.3 Mengidentifikasi kegiatan ekonomi 3.3.1 Mengidentifikasi kegiatan ekonomi
dan hubungannya dengan berbagai di lingkungan sekitar.
bidang pekerjaan serta kehidupan 3.3.2 Menganalisis hubungan antara
sosial dan budaya di lingkungan kegiatan ekonomi dengan berbagai
sekitar sampai provinsi. bidang pekerjaan di lingkungan
sekitar.
4.3 Menyajikan hasil identifikasi 4.3.1 Menyajikan hasil analisis hubungan
kegiatan ekonomi dan antara kegiatan ekonomi dengan
hubungannya dengan berbagai berbagai bidang pekerjaan di
bidang pekerjaan, serta kehidupan lingkungan sekitar.
sosial dan budaya di lingkungan
sekitar sampai provinsi.

61
C. Tujuan Pembelajaran
Dengan model simulasi (bermain peran), peserta didik mampu menganalisis
hubungan antara kegiatan ekonomi dengan berbagai bidang pekerjaan di
lingkungan sekitar dengan benar.
Karakter yang diharapkan :
 Religius
 Nasionalis
 Mandiri
 Toleransi

D. Materi Pembelajaran (Terlampir)


1. IPS
 Kegiatan Ekonomi
 Jenis-Jenis Kegiatan Ekonomi
 Pelaku Kegiatan Ekonomi

E. Model, Pendekatan, dan Metode Pembelajaran


a. Pendekatan : Saintifik (mengamati, menanya, menalar, mencoba,
mengomunikasikan)
b. Model : Simulasi (role playing)
c. Metode Pembelajaran : penugasan, bermain peran, pengamatan

F. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Uraian Kegiatan Jumlah
Waktu
Pendahuluan 1. Guru memberikan salam dan mengajak semua 5 menit
peserta didik berdoa menurut agama dan keyakinan
masing-masing.
2. Guru mengecek kesiapan diri peserta didik dengan
mengisi lembar kehadiran dan memeriksa
kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk
disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
3. Menyanyikan lagu “Dari Sabang Sampai
Merauke”.
4. Guru memberikan motivasi dengan mengajak
peserta didik tepuk semangat.
5. Pembiasaan membaca 15 menit.
6. Guru memberikan apersepsi dengan memberikan
pertanyaan tentang materi sebelumnya :
“Pada pertemuan sebelumnya kita sudah
mempelajari tentang keberagaman mata pencaharian
berdasarkan tempat tinggal dan kegiatan ekonomi.
Siapa yang masih ingat, Apa yang dimaksud
dengan kegiatan ekonomi?”
7. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, metode
pembelajaran dan manfaat pembelajaran.

62
Inti 8. Sebagai kegiatan pembuka, guru memperlihatkan 35 menit
gambar keberagaman kegiatan ekonomi.

Sumber: https://brainly.co.id/tugas/28471526
9. Guru mengajak peserta didik bertanya jawab seputar
gambar yang ditujukan:
- Dari gambar tersebut, guru melihatkan gambar
alur kegiatan ekonomi dan mengajukan
pertanyaan kepada peserta didik
- Dari gambar tersebut, apakah kalian menemukan
pelaku kegiatan ekonomi ? coba sebutkan!
Menurut kalian mengapa orang- orang tersebut
berkerja? Apa pekerjaan orang tua kalian?
Bagaimana cara mereka berkerja? Apa yang
dihasilkan dari pekerjaan tersebut?
10. Peserta didik diberi kesempatan untuk memberikan
pendapat mereka dan mengaitkan dengan
kehidupan nyata.
11. Peserta didik dibagi ke dalam kelompok belajar 1
kelompok terdiri dari 4 orang peserta didik untuk
bermain peran dengan anggota kelompok tentang
jenis-jenis pekerjaan dalam kegiatan ekonomi,
kemudian peserta didik memeragakan bermain
peran dengan durasi waktu yang telah ditentukan.
12. Guru membagikan LKPD kepada peserta didik.
13. Peserta didik bersama kelompok berdiskusi
mengerjakan lembar LKPD.
14. Peserta didik diarahkan untuk mengerjakan soal-
soal yang terdapat di lembar LKPD terkait
kegiatan ekonomi.
15. Guru memeriksa secara bersama peserta didik
hasil LKPD yang telah dikerjakan dan
memberikan penguatan dengan mengaitkan
pembelajaran ke dalam dunia nyata.
Penutup 16. Bersama-sama peserta didik membuat kesimpulan / 10 menit
rangkuman hasil belajar selama sehari. 21
17. Peserta didik mengerjakan evaluasi.
18. Peserta didik menyimak ulasan guru tentang
kegiatan yang sudah dilakukan dan meminta
peserta didik melakukan refleksi dari kegiatan yang
baru saja dilakukan.

63
19. Guru mengadakan tindak lanjut.
20. Mengajak semua peserta didik berdo’a untuk
mengakhiri pembelajaran
21. Guru menutup pembelajaran dengan
mengucapkan salam.

G. Penilaian Pembelajaran, Remedial, dan Pengayaan


1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Sikap : Observasi
b. Penilaian Pengetahuan : Tes tertulis
c. Penilaian Keterampilan : Unjuk Kerja
2. Instrument
1. Penilaian Sikap
1) Sikap Spiritual (KI-1)

Nama Sekolah : SDN 116 Palembang


Kelas/Semester : 4/Semester 2
Tahun Pelajaran : 2021/2022
Butir Penilian Sikap Spiritual
Nama Peserta Catatan Tindak
No. Taat Perilaku Sikap Sikap
Didik Perilaku Lanjut
Beribadah Bersyukur Berdoa Toleransi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Aspek yang diamati Penilaian Sikap Spiritual

Aspek yang
Baik Sekali (4) Baik (3) Cukup (2) Kurang (1)
Diamati
Ketaatan Selalu taat Sering taat Kadang – Kadang Tidak taat
Beribadah beribadah beribadah taat beribadah beribadah
Perilaku Selalu Sering Kadang – kadang Tidak menunjuk-
Bersyukur menunjukkan menunjukkan menunjukkan kan rasa syukur
rasa syukur rasa syukur rasa syukur
Sikap Berdoa Selalu Sering Kadang – Kadang Tidak melakukan
sebelum dan melakukan doa melakukan doa melakukan doa doa sebelum dan
sesudah sebelum dan sebelum dan sebelum dan sesudah sesudah

64
melakukan sesudah sesudah melakukan melakukan
kegiatan melakukan melakukan kegiatan kegiatan
kegiatan kegiatan
Toleransi Selalu Sering Kadang – Kadang Tidak
dalam menunjukkan menunjukkan menunjukkan menunjukkan
Beribadah sikap toleransi sikap toleransi sikap toleransi sikap toleransi
dalam dalam dalam beribadah dalam
beribadah beribadah beribadah
Sumber : Panduan Teknis Penilaian SD Ditjen Dikdas
Keterangan :
4 = Sangat Baik 3 = Baik 2 = Cukup 1 = Kurang

1) Sikap Sosial (KI-2)

Nama Sekolah : SDN 116 Palembang


Kelas/Semester : 4/Semester 2
Tahun Pelajaran : 2021/2022

Nama Butir Penilaian Sikap


Catatan Tindak
No Peserta Tanggung Percaya
Jujur Disiplin Santun Peduli Perilaku Lanjut
Didik Jawab Diri
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Kriteria Penilaian Sikap


Kriteria Baik Sekali (4) Baik (3) Cukup (2) Kurang (1)
Tindakan selalu Tindakan kadang Tindakan kurang Tindakan Tidak
Jujur sesuai dengan – kadang sesuai sesuai sesuai sesuai sesuai
ucapan dengan ucapan dengan ucapan dengan ucapan
Tertib mengikuti Tertib mengikuti Kurang tertib Tidak tertib dan
instruksi dan instruksi dan mengikuti instruksi tidak tepat
Disiplin selesaikan tepat selesai tidak tepat dan selesai tidak waktu
waktu waktu tepat
waktu
Mampu Mampu Kurang mampu Belum mampu
Tanggung menjalankan menjalankan menjalankan menjalankan
Jawab aturan dengan aturan dengan aturan aturan
kesadaran diri pengarahan guru

65
Berbahasa Berbahasa positif Berbahasa negatif Berbahasa
Santun positif dan tetapi kurang dan bersikap negatif dan tidak
bersikap sopan sopan kurang sopan sopan
Selalu peduli, Sering peduli Kadang – kadang Belum/tidak
empati dengan empati dengan empati dengan empati dengan
lingkungan lingkungan lingkungan sekitar lingkungan
Peduli sekitar dan sekitar dan dan tempatnya sekitar dan
tempatnya tempatnya tempatnya
Tidak terlihat Terlihat ragu – Memerlukan Belum
Percaya Diri ragu-ragu ragu bantuan guru menunjukkan
kepercayaan diri

Sumber : Panduan Teknis Penilaian SD Ditjen Dikdas

Keterangan :
4 = Sangat Baik 3 = Baik 2 = Cukup 1 = Kurang

a. Penilaian Pengetahuan
KISI-KISI PENULISAN SOAL

• Kelas :IV
• Tema : 8. Daerah Tempat Tinggalku
• Subtema : 2. Bangga Terhadap Daerah Tempat Tinggalku
• Pb :3
• Muatan :IPS

BS No. Ranah Bobot Kunci


No Mapel Kompetensi Indikator Soal Materi Soal Kognitif Soal Jawab
Dasar Pokok
1. IPS 3.3 Disajikan Pelaku P 1 C1 Mudah
Mengidentifi- pernyataan, kegiatan G B
kasi kegiatan peserta didik ekonomi
ekonomi dan mampu
hubungannya menentukan
dengan pelaku kegiatan
berbagai ekonomi.
bidang Peserta didik Jenis P 2 C2 Sedang
D
pekerjaan mampu pekerjaan G
serta menentukan jenis
kehidupan pekerjaan.
sosial dan Disajikan Jenis P 3 C2 Sedang
budaya di pernyataan, peserta kegiatan G B
lingkungan didik mampu ekonomi
sekitar sampai menentukan
provinsi. jenis kegiatan
ekonomi.
Peserta didik Jenis P 4 C2 Sedang

66
BS No. Ranah Bobot Kunci
No Mapel Kompetensi Indikator Soal Materi Soal Kognitif Soal Jawab
Dasar Pokok
mampu pekerjaan G D
menentukan jenis
pekerjaan
berdasarkan
kondisi
lingkungan.
Disajikan tabel, Kegiatan P 5 C4 Sukar
peserta didik ekonomi G A
mampu
menghubungkan
kegiatan ekonomi
dengan
contoh kegiatan
ekonomi.

2) Perintah soal
Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang tepat!
3) Soal
1. Pak Burhan seorang pengusaha kerajinan tas dari bahan alam
seperti mending, daun pandan, dan lain-lain. Dalam kegiatan
ekonomi, Pak Burhan disebut ….
a. konsumen c. distributor
b. produsen d. penyalur
2. Berikut contoh pekerjaan menjual barang, kecuali ….
a. pengusaha warung makan
b. pembuat gerabah
c. pemilik toko alat tulis
d. servis peralatan elektronik
3. Kak Bima membeli bensin di stasiun pengisian bensin.
Kegiatan yang dilakukan Kak Bima disebut ….
a. Distribusi c. produksi
b. komsumsi d. konversi
4. Ragam jenis pekerjaan yang bisa kita temui di daerah
perkotaan adalah ….
a. mengolah lahan pertanian
b. sebagai nelayan dan penambak garam
c. mengolah kebun dan beternak
d. sebagai pegawai kantoran
5. Perhatikan tabel di bawah ini!
Kegiatan ekonomi Contoh kegiatan
1. Produksi A. Mengirim sayur ke pasar
2. Distiribusi B. Menanam sayur
3. Komsumsi C. Memakan sayur
Pasangan kegiatan ekonomi dan contoh kegiatan yang
paling tepat adalah ….
a.1B dan 2A c. 2C dan 3B
b.3A dan 1B d. 1A dan 2B

67
4) Kunci/jawaban
IPS
1. B 2. D 3. B 4. D 5. A

5) Pedoman penskoran
PEDOMAN PENSKORAN PENILAIAN
PENGETAHUAN

Jenjang Pendidikan : SDN 116 Palembang


Muatan Pelajaran
Kelas / Semester : IV/II
Jumlah Soal : PG = 5
No. Kriteria Nilai Akhir
KD jawaban/deskrispsi Skor Skor Max Bobot KD
Soal
Jika benar skor = 1,
1 sd 5 3.3 1 5 100
Jika salah skor = 0
Jumlah 5

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ


Nilai Akhir = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 x Bobot
b. Penilaian Keterampilan
SPESIFIKASI PENILAIAN KETERAMPILAN

Nama Sekolah : SDN 116 Palembang


Kelas/Semester : IV / II (Genap)
Tahun Pelajaran : 2021/ 2022
Muatan Pelajaran : IPS
Indikator : Disajikan gambar, peserta didik dapat menyajikan
hasil analisis hubungan antara kegiatan ekonomi
dengan berbagai bidang pekerjaan di lingkungan
sekitar.
Soal : Bacalah petunjuk pengerjaan dengan cermat,
kemudian diskusikanlah bersama kelompokmu.

RUBRIK PENILAIAN KETERAMPILAN IPS Kelas 4


TEMA 8 SUBTEMA 2 PEMBELAJARAN 3
TAHUN PELAJARAN 2021/ 2022

68
Aspek Baik sekali Baik Cukup Perlu
Bimbingan
4 3 2 1
Mengidentifikasi Mampu Mampu Mampu Tidak mampu
kegiatan ekonomi menyajikan 3 menyajikan 2 menyajikan 1 menyajikan hasil
di lingkungan hasil identifikasi hasil identifikasi hasil identifikasi identifikasi
sekitar. kegiatan ekonomi kegiatan ekonomi kegiatan ekonomi kegiatan ekonomi
di lingkungan di lingkungan di lingkungan di lingkungan
sekitar sekitar sekitar sekitar

Menganalisis Mampu Mampu Mampu Tidak mampu


hubungan antara menganalisis 3 menganalisis 2 menganalisis 1 menganalisis
kegiatan ekonomi hubungan antara hubungan antara hubungan antara hubungan antara
dengan berbagai kegiatan ekonomi kegiatan ekonomi kegiatan ekonomi kegiatan ekonomi
bidang pekerjaan dengan berbagai dengan berbagai dengan berbagai dengan berbagai
di lingkungan bidang pekerjaan bidang pekerjaan bidang pekerjaan bidang pekerjaan
sekitar di lingkungan di lingkungan di lingkungan di lingkungan
sekitar sekitar sekitar sekitar

𝑆𝐾𝑂𝑅 𝑌𝐴𝑁𝐺 𝐷𝐼𝑃𝐸𝑅𝑂𝐿𝐸𝐻


RUMUS MENENTUKAN NILAI AKHIR PESERTA DIDIK = X 100
𝑆𝐾𝑂𝑅 𝑀𝐴𝐾𝑆𝐼𝑀𝑈𝑀

69
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS 2

Sekolah : SDN 116 Palembang


Kelas/Semester : IV/2
Tema : 8 Daerah Tempat Tinggalku
Subtema : 2 Keunikan Daerah Tempat Tinggalku
Pembelajaran ke- :3
Alokasi waktu : 2 JP (2 x 30 menit)

B. Kompetensi Inti

KI-1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.


KI-2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan
tetangga
KI-3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah dan di sekolah.
KI-4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.

C. Kompetensi Dasar dan Indikator


Pencapaian Kompetensi
IPS
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.3 Mengidentifikasi kegiatan ekonomi dan 3.3.3 Menjelaskan hasil identifikasi
hubungannya dengan berbagai bidang tentang kegiatan ekonomi dan
pekerjaan serta kehidupan sosial dan berbagai pekerjaan yang terkait
budaya di lingkungan sekitar sampai dengan kegiatan ekonomi
provinsi. tersebut di lingkungan sekitar.
4.3 Menyajikan hasil identifikasi kegiatan 4.3.1 Menyajikan hasil analisis
ekonomi dan hubungannya dengan hubungan antara kegiatan
berbagai bidang pekerjaan, serta ekonomi dengan berbagai bidang
kehidupan sosial dan budaya di pekerjaan di lingkungan sekitar.
lingkungan sekitar sampai provinsi.

D. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan menerapkan model simulasi (bermain peran), menganalisis hasil
identifikasi tentang kegiatan ekonomi dan berbagai bidang pekerjaan di
lingkungan sekitar dengan benar.

Karakter yang diharapkan :


 Religius
 Nasionalis

70
 Mandiri
 Toleransi
 Disiplin
 Tanggung jawab

E. Materi Pembelajaran (terlampir)


1. IPS
 Jenis-Jenis Kegiatan Ekonomi
 Kegiatan Ekonomi penghasil barang dan jasa
 Kegiatan ekonomi dan sumber daya alam

F. Model, Pendekatan, dan Metode Pembelajaran


1. Pendekatan : Saintifik (mengamati, menanya, menalar,
mencoba, mengomunikasikan)
2. Model : Simulasi (role playing)
3. Metode Pembelajaran : penugasan, bermain peran, pengamatan

G. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Uraian Kegiatan Jumlah
Waktu
Pendahuluan 1. Guru memberikan salam dan mengajak semua 10 menit
peserta didik berdoa menurut agama dan
keyakinan masing-masing.
2. Guru mengecek kesiapan diri peserta didik
dengan mengisi lembar kehadiran dan memeriksa
kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk
disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
3. Guru memberikan motivasi dengan mengajak
peserta didik tepuk semangat.
4. Guru memberikan apersepsi dengan memberikan
pertanyaan tentang materi sebelumnya :
“Pada pertemuan sebelumnya kita sudah
mempelajari tentang jenis-jenis kegiatan ekonomi.
Apa saja jenis-jenis kegiatan ekonomi? Sebutkan dua
dontoh dari kegiatan ekonomi di dataran rendah!”
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran,
metode pembelajaran dan manfaat pembelajaran.

Inti 1. Sebagai kegiatan pembuka, guru memperlihatkan 40 menit


gambar keberagaman kegiatan ekonomi.
2. Peserta didik diajak mengamati gambar yang telah
disiapkan guru di media power point.
3. Peserta didik menyebutkan jenis-jenis pekerjaan
yang ditampilkan.
4. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa
kelompok.
5. Guru meminta 1 kelompok maju kemudian guru
memberikan clue dengan cara anak-anak bermain
peran tentang jenis-jenis pekerjaan dan peserta

71
didik lainnya menebak jenis-jenis kegiatan
ekonomi, letaknya, dan kegiatan ekonomi mana
yang menghasilkan barang dan jasa tanpa
memakai suara (hanya memperagakan bentuk
pekerjaan).
6. Guru membagikan LKPD kepada peserta didik.
7. Peserta didik yang tidak tampil diberikan lembar
LKPD untuk mengisi jawaban berdasarkan clue
yang sudah diberikan oleh kelompok yang maju.
Kegiatan ini dilakukan hingga tiap anggota
kelompok selesai.
8. Guru memeriksa secara bersama peserta didik
hasil LKPD yang telah dikerjakan dan
memberikan penguatan dengan mengaitkan
pembelajaran ke dalam dunia nyata.
Penutup 1. Bersama-sama peserta didik membuat kesimpulan/ 20 menit
rangkuman hasil belajar selama sehari.
2. Peserta didik mengerjakan evaluasi.
3. Peserta didik menyimak ulasan guru tentang
kegiatan yang sudah dilakukan dan meminta peserta
didik melakukan refleksi dari kegiatan yang baru
saja dilakukan.
4. Guru mengadakan tindak lanjut.
5. Mengajak semua peserta didik berdo’a untuk
mengakhiri pembelajaran
6. Guru menutup pembelajaran dengan
mengucapkan salam.

H. Penilaian Pembelajaran, Remedi, dan Pengayaan


1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Sikap : Observasi
b. Penilaian Pengetahuan : Tes tertulis
c. Penilaian Keterampilan : Unjuk Kerja
2. Instrument
2. Penilaian Sikap
1) Sikap Spiritual (KI-1)

Nama Sekolah : SDN 116 Palembang


Kelas/Semester : 4/Semester 2
Tahun Pelajaran : 2021/2022
Butir Penilian Sikap Spiritual
Nama Peserta Catatan Tindak
No. Taat Perilaku Sikap Sikap
Didik Perilaku Lanjut
Beribadah Bersyukur Berdoa Toleransi
1.
2.
3.
4.
5.

72
6.
7.
8.
9.
10.

Aspek yang diamati Penilaian Sikap Spiritual

Aspek yang diamati Penilaian Sikap Spiritual

Aspek yang
Baik Sekali (4) Baik (3) Cukup (2) Kurang (1)
Diamati
Ketaatan Selalu taat Sering taat Kadang – Kadang Tidak taat
Beribadah beribadah beribadah taat beribadah beribadah
Perilaku Selalu Sering Kadang – kadang Tidak menunjuk-
Bersyukur menunjukkan menunjukkan menunjukkan kan rasa syukur
rasa syukur rasa syukur rasa syukur
Sikap Berdoa Selalu Sering Kadang – Kadang Tidak melakukan
sebelum dan melakukan doa melakukan doa melakukan doa doa sebelum dan
sesudah sebelum dan sebelum dan sebelum dan sesudah sesudah
melakukan sesudah sesudah melakukan melakukan
kegiatan melakukan melakukan kegiatan kegiatan
kegiatan kegiatan
Toleransi Selalu Sering Kadang – Kadang Tidak
dalam menunjukkan menunjukkan menunjukkan menunjukkan
Beribadah sikap toleransi sikap toleransi sikap toleransi sikap toleransi
dalam dalam dalam beribadah dalam
beribadah beribadah beribadah
Sumber : Panduan Teknis Penilaian SD Ditjen Dikdas
Keterangan :
4 = Sangat Baik 3 = Baik 2 = Cukup 1 = Kurang

1) Sikap Sosial (KI-2)

Nama Sekolah : SDN 116 Palembang


Kelas/Semester : 4/Semester 2
Tahun Pelajaran : 2021/2022

Nama Butir Penilaian Sikap


Catatan Tindak
No Peserta Tanggung Percaya
Jujur Disiplin Santun Peduli Perilaku Lanjut
Didik Jawab Diri
1
2

73
3
4
5
6
7
8
9
10

Kriteria Penilaian Sikap


Kriteria Baik Sekali (4) Baik (3) Cukup (2) Kurang (1)
Tindakan selalu Tindakan kadang Tindakan kurang Tindakan Tidak
Jujur sesuai dengan – kadang sesuai sesuai sesuai sesuai sesuai
ucapan dengan ucapan dengan ucapan dengan ucapan
Tertib mengikuti Tertib mengikuti Kurang tertib Tidak tertib dan
instruksi dan instruksi dan mengikuti instruksi tidak tepat
Disiplin selesaikan tepat selesai tidak tepat dan selesai tidak waktu
waktu waktu tepat
waktu
Mampu Mampu Kurang mampu Belum mampu
Tanggung menjalankan menjalankan menjalankan menjalankan
Jawab aturan dengan aturan dengan aturan aturan
kesadaran diri pengarahan guru
Berbahasa Berbahasa positif Berbahasa negatif Berbahasa
Santun positif dan tetapi kurang dan bersikap negatif dan tidak
bersikap sopan sopan kurang sopan sopan
Selalu peduli, Sering peduli Kadang – kadang Belum/tidak
empati dengan empati dengan empati dengan empati dengan
lingkungan lingkungan lingkungan sekitar lingkungan
Peduli sekitar dan sekitar dan dan tempatnya sekitar dan
tempatnya tempatnya tempatnya
Tidak terlihat Terlihat ragu – Memerlukan Belum
Percaya Diri ragu-ragu ragu bantuan guru menunjukkan
kepercayaan diri

Sumber : Panduan Teknis Penilaian SD Ditjen Dikdas

Keterangan :
4 = Sangat Baik 3 = Baik 2 = Cukup 1 = Kurang

c. Penilaian Pengetahuan

1) Perintah soal
Isilah soal-soal berikut dengan jawaban yang tepat!

2) Soal

74
Ayo Berlatih
1. Lengkapilah diagram kegiatan ekonomi di daerah berikut!

2. Salah satu contoh kegiatan ekonomi di daerah pedesaan adalah …


3. Berikut adalah kegiatan ekonomi dalam bidang jasa, di antaranya …
4. Sebutkan manfaat sumber daya alam bagi masyarakat sekitar!
5. Hubungkan kegiatan berikut berdasarkan jenis kegiatan ekonomi, yaitu produksi,
distribusi, dan konsumsi.

Pembuatan sepatu o o
Produksi
Pembuatan kue o
Pengiriman makanan o o
Distribusi
Makanan di restoran o
Membeli baju o o
Konsumsi
Memotong rambut o

6. Berilah tanda centang (V) pada produk yang dihasilkan serta manfaat yang dihasilkan.
No Contoh Barang Jasa Manfaat
Pekerjaan
1. Petugas pos
2. Pemetik daun teh
3. Penyadap getah
4. Juru masak
5. Petugas loket
6. Nahkoda
7. Pedagang sayur
8. Pramugari
9. Pemadam
kebakaran
10 Perajin tembikar
.

75
7. Lengkapilah tabel di bawah ini.
No. Kegiatan Ekonomi Sumber Daya Alam yang Dihasilkan
1. Pertanian
2. Perkebunan
3. Perikanan
4. Peternakan
5. Perhutanan

8. Amatilah sumber daya tambang yang ada di sekitar tempat tinggalmu. Tulislah lima
contoh sumber daya tambang beserta manfaatnya pada tabel tersebut.
Sumber Daya
No. Manfaatnya
Tambang
1.
2.
3.
4.
5.

9. Cakalang merupakan sumber protein hewani yang dihasilkan oleh kegiatan


………………………

Petani Dokter
Polisi Nelayan
Peternak Guru
10. Kegiatan ekonomi yang menghasilkan barang berdasarkan tabel di atas adalah
………….. dan yang menghasilkan jasa adalah …………………

3) Pedoman penskoran

PEDOMAN PENSKORAN PENILAIAN PENGETAHUAN

Jenjang Pendidikan : SDN 116 Palembang


Muatan Pelajaran
Kelas / Semester : IV/II
Jumlah Soal : 10 (Isian dan Uraian)

Kriteria Skor Nilai Akhir


No. Soal KD Skor Bobot
jawaban/ deskrispsi Max KD
Isian – Jika benar skor = 2,
Menjodohkan 3.3 Jika salah skor = 0 2 10 100
2,3,5, 9, 10
Uraian 3.3 Jika benar skor = 3, 3 15 100

76
1,4,6,7,8 Jika salah skor = 0
Jumlah 10

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ


Nilai Akhir = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 x Bobot

d. Penilaian Keterampilan
SPESIFIKASI PENILAIAN KETERAMPILAN

Nama Sekolah : SDN 116 Palembang


Kelas/Semester : IV / II (Genap)
Tahun Pelajaran : 2021/ 2022
Muatan Pelajaran : IPS
Indikator : Disajikan gambar, peserta didik dapat menyajikan
hasil analisis hubungan antara kegiatan ekonomi
dengan berbagai bidang pekerjaan di lingkungan
sekitar.
Soal : Bacalah petunjuk pengerjaan dengan cermat,
kemudian diskusikanlah bersama kelompokmu.

RUBRIK PENILAIAN KETERAMPILAN IPS Kelas 4


TEMA 8 SUBTEMA 2 PEMBELAJARAN 3
TAHUN PELAJARAN 2021/ 2022

Aspek Baik sekali Baik Cukup Perlu


Bimbingan
4 3 2 1
Mengidentifikasi Mampu Mampu Mampu Tidak mampu
kegiatan ekonomi menyajikan 3 menyajikan 2 menyajikan 1 menyajikan hasil
di lingkungan hasil identifikasi hasil identifikasi hasil identifikasi identifikasi
sekitar. kegiatan ekonomi kegiatan ekonomi kegiatan ekonomi kegiatan ekonomi
di lingkungan di lingkungan di lingkungan di lingkungan
sekitar sekitar sekitar sekitar
Menganalisis Mampu Mampu Mampu Tidak mampu
hubungan antara menganalisis 3 menganalisis 2 menganalisis 1 menganalisis
kegiatan ekonomi hubungan antara hubungan antara hubungan antara hubungan antara
dengan berbagai kegiatan ekonomi kegiatan ekonomi kegiatan ekonomi kegiatan ekonomi
bidang pekerjaan dengan berbagai dengan berbagai dengan berbagai dengan berbagai
di lingkungan bidang pekerjaan bidang pekerjaan bidang pekerjaan bidang pekerjaan
sekitar di lingkungan di lingkungan di lingkungan di lingkungan
sekitar sekitar sekitar sekitar

𝑆𝐾𝑂𝑅 𝑌𝐴𝑁𝐺 𝐷𝐼𝑃𝐸𝑅𝑂𝐿𝐸𝐻


RUMUS MENENTUKAN NILAI AKHIR PESERTA DIDIK = X 100
𝑆𝐾𝑂𝑅 𝑀𝐴𝐾𝑆𝐼𝑀𝑈𝑀

77
LEMBAR OBSERVASI SIMULASI PKM/ PKP

NAMA MAHASISWA :
NIM :
MATA PELAJARAN/ TEMA : IPS/ Tema 8 Daerah Tempat Tinggalku
KELOMPOK/ KELAS : Kelas IV
TUJUAN PEMBELAJARAN : Peserta didik mampu menganalisis hubungan
antara kegiatan ekonomi dengan berbagai
bidang pekerjaan di lingkungan sekitar
dengan benar.
.
MENGACU PADA RPPH/ RPP KE : 1 / 2/ 3/ 4/ (pilih salah satu)
TEMPAT MAHAPESERTA DIDIK : SDN 116 Palembang
MENGAJAR
TEMPAT BEKERJA PENDAMPING : SDN 116 Palembang
UPBJJ - UT : Palembang

KESESUAIAN
SARAN/HASIL
ASPEK YANG DIAMATI DENGAN RPP* DISKUSI/REFLEKSI
TIDAK
SESUAI
SESUAI
A. KEGIATAN A. KEGIATAN
PENDAHULUAN/AWAL PENDAHULUAN/
AWAL
1. Memotivasi
2. Memberi acuan
3. Melakukan apersepsi
B. KEGIATAN INTI B. KEGIATAN INTI
1. Penjelasan konsep/ materi/
contoh/ ilust rasi
2. Pemberian penguatan
3. Penggunaan media
4. Pemberian tugas/latihan
5. Umpan balik
C. KEGIATAN PENUTUP C. KEGIATAN PENUTUP
1. Meringkas/Merangkum
2. Evaluasi
3. Pemberian tugas

78
KEPANTASAN
PENAMPILAN YANG SARAN/ HASIL
TIDAK
DIAMATI PANTAS DISKUSI/REFLEKSI
PANTAS
1. Pakaian yang dikenakan
2. Alas kaki yang digunakan
3. Ekspresi / mimik wajah

KEPANTASAN
PENAMPILAN YANG SARAN/ HASIL
TIDAK
DIAMATI PANTAS DISKUSI/REFLEKSI
PANTAS
4. Sikap/gerak tubuh saat berdiri
5. Bahasa yang digunakan

Palembang, Mei 2022


Pendamping, Mahasiswa

Hot Erika Sinaga, S.Pd. ……………………….

1. Foto kegiatan awal


2. Foto kegiatan inti
3. Foto kegiatan penutup
4. Foto aktivitas diskusi bersama pendamping

79
LEMBAR OBSERVASI SIMULASI PKM/ PKP

NAMA MAHASISWA :
NIM :
MATA PELAJARAN/ TEMA : IPS/ Tema 8 Daerah Tempat Tinggalku
KELOMPOK/ KELAS : Kelas IV
TUJUAN PEMBELAJARAN : Peserta didik mampu menganalisis hasil
identifikasi tentang kegiatan ekonomi dan
berbagai bidang pekerjaan di lingkungan
sekitar dengan benar.
MENGACU PADA RPPH/ RPP KE : 1 / 2/ 3/ 4/ (pilih salah satu)
TEMPAT MAHAPESERTA DIDIK : SDN 116 Palembang
MENGAJAR
TEMPAT BEKERJA PENDAMPING : SDN 116 Palembang
UPBJJ - UT : Palembang

KESESUAIAN
SARAN/HASIL
ASPEK YANG DIAMATI DENGAN RPP* DISKUSI/REFLEKSI
TIDAK
SESUAI
SESUAI
A. KEGIATAN A. KEGIATAN
PENDAHULUAN/AWAL PENDAHULUAN/
AWAL
1. Memotivasi
2. Memberi acuan
3. Melakukan apersepsi
B. KEGIATAN INTI B. KEGIATAN INTI
1. Penjelasan konsep/ materi/
contoh/ ilust rasi
2. Pemberian penguatan
3. Penggunaan media
4. Pemberian tugas/latihan
5. Umpan balik
C. KEGIATAN PENUTUP C. KEGIATAN PENUTUP
1. Meringkas/Merangkum kesimpulan tidak dibuat.
2. Evaluasi
3. Pemberian tugas

80
KEPANTASAN
PENAMPILAN YANG SARAN/ HASIL
TIDAK
DIAMATI PANTAS DISKUSI/REFLEKSI
PANTAS
1. Pakaian yang dikenakan
2. Alas kaki yang digunakan
3. Ekspresi / mimik wajah

KEPANTASAN
PENAMPILAN YANG SARAN/ HASIL
TIDAK
DIAMATI PANTAS DISKUSI/REFLEKSI
PANTAS
4. Sikap/gerak tubuh saat berdiri
5. Bahasa yang digunakan

Palembang, Mei 2022


Pendamping, Mahasiswa

Hot Erika Sinaga, S.Pd. ……………………….

1. Foto kegiatan awal


2. Foto kegiatan inti
3. Foto kegiatan penutup
4. Foto aktivitas diskusi bersama pendamping

81
ALAT PENILAIAN SIMULASI PTK

NAMA MATA PELAJARAN


MAHASISWA
WAKTU (JAM)
TEMPAT
HARI, TANGGAL
MENGAJAR
KELAS UPBJJ-UT : PALEMBANG

A. Alat Penilaian Simulasi PKP 1 (APS-PKP 1)-Lembar


Penilaian Simulasi Merencanakan Perbaikan Pembelajaran
Petunjuk:
Baca dengan cermat rencana perbaikan pembelajaran yang akan digunakan oleh
guru / mahasiswa ketika mengajar. Kemudian, nilailah semua aspek yang
terdapat dalam rencana tersebut dengan menggunakan butir penilaian di bawah
ini.
No Deskripsi Skor
1 2 3 4 5

1. Menentukan bahan perbaikan pembelajaran dan √


merumuskan Tujuan/ Indikator perbaikan
pembelajaran
2. Mengembangkan dan mengorganisasikan materi, √
menentukan tema, media (alat bantu pembelajaran) dan
sumber belajar
3. Merencanakan skenario perbaikan pembelajaran √
4. Merancang pengolahan kelas perbaikan pembelajaran √
5. Merencanakan prosedur, jenis dan menyiapkan alat √
Penilaian perbaikan pembelajaran
6. Tampilan dokumen rencana perbaikan pembelajaran √
Rerata (jumlah skor dibagi 6) 4,33

82
B. Alat Penilaian Simulasi PKP 2 (APS-PKP 2)-Lembar
Penilaian Simulasi Melaksanakan Perbaikan Pembelajaran
Petunjuk:
Amatilah dengan cermat video pembelajaran. Pusatkanlah perhatian Anda pada
kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran serta dampaknya pada diri
siswa. Nilailah kemampuan guru tersebut dengan menggunakan butir-butir
penilaian berikut
No Deskripsi Skor
1 2 3 4 5
1. Mengelola ruang dan fasilitas belajar √
2. Melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran √
3. Mengelola interaksi kelas √
4. Bersikap terbuka dan luwes serta membantu √
mengembangkan sikap positif siswa terhadap belajar
5. Mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam √
perbaikan Pembelajaran mata pelajaran
6. Melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar √
7. Kesan umum pelaksanaan pembelajaran √
Rerata (jumlah skor dibagi 7) 4,28

Penggabungan APS PKP1 + APS PKP2 = (1 x APS PKP1 + 2 x APS PKP2)/3 x 100/5
¿¿

Palembang, Mei 2022


Mengetahui
Ka.UPBJJ-UT, Penilai,

Dr. Meita Istianda, S.IP., M.Si.

83
NIP.196712291991122001

84
LEMBAR REFLEKSI SIMULASI I

Selasa, 17 Mei 2022


Mata Pelajaran IPS
Kelas 4B
SDN 116 Palembang

Refleksi Kegiatan Pembelajaran:


 Kurang aktifnya secara keseluruhan, peserta didik yang pintar mendominasi
saat bertanya dan bermain peran.
 Pada penyampaian materi, guru belum melakukan banyak penekanan pada
konsep yang penting
 Kurangnya pengkondisian kelas sebelum pelaksanaan evaluasi di akhir
pembelajaran

Rencana Perbaikan:
 Peserta didik akan diberikan motivasi lebih untuk meningkatkan rasa percaya
diri agar dapat aktif ketika pembelajaran
 Guru akan fokus pada materi dan lebih sering melakukan komunikasi dua arah
dengan metode tanya jawab
 Guru akan menyiapkan pengkondi-sian kelas yang nyaman dan tertib ketika
akan evaluasi pembelajaran

85
LEMBAR REFLEKSI SIMULASI 2

Selasa, 24 Mei 2022


Mata Pelajaran IPS
Kelas 4B
SDN 116 Palembang

Refleksi Kegiatan Pembelajaran:


 Peserta didik sebagian besar telah aktif secara keseluruhan, peserta didik yang
pintar dan yang mau mencoba mau bertanya dan mau ikut serta dalam bermain
peran.
 Pada penyampaian materi, guru telah mencoba melakukan banyak penekanan
pada konsep yang penting
 Kondisi kelas telah kondusif sebelum pelaksanaan evaluasi di akhir
pembelajaran
 Terdapat 4 peserta didik yang belum mencapai ketuntasan pembelajaran.

86
Foto Kegiatan

Peserta didik
mengerjakan soal latihan

87
Peserta didik bermain
peran sebagai dokter

Peserta didik bermain


peran sebagai komikus

88

Anda mungkin juga menyukai