Anda di halaman 1dari 93

PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL

(PKOP 4501)

UPAYA MENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA KELAS VII PADA MATA


PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI SMP N 1 AMFOANG
TENGAH SATAP MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
KONSTEKTUAL

ERSY AGUSTINA NAILIUS


NIM.044292651

PROGRAM STUDI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN EKONOMI
UPBJJ-UNIVERSITAS TERBUKA KUPANG
TAHUN 2022

Ersy Agustina Nailius – PKP | i


LEMBAR PENGESAHAN

UPAYA MENIGNKATKAN KEAKTIFAN SISWASISWA KELAS VII


DI SMP N 1 AMFOANG TE NGAH SATAP
MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
KONTEKSTUAL

Binafun, 26 November 2022

Supervisor 1 Mahasiswa

(Erika F. Br Simanungkalit, S.Pd, M,Pd) (Ersy Agustina Nailius)


NIP, 1992122201903 2 017 NIM. 044292651

Ersy Agustina Nailius – PKP | ii


Ersy Agustina Nailius – PKP | iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa oleh karena
Rahmat-Nya maka walaupun dalam berbagai kesibukan dan kendala namun
kegiatan Praktek Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) dapat diselsaikan
dengan baik.
Dalam laporan ini disajikan sejumlah informasi seputar kelemahan yang
terjadi beserta penyebabnya maupun kelebihan yang terjadi beserta pendukungnya
dan gambaran tentang upaya perbaikan pembelajaran.
Tujuan penulisan laporan ini untuk memenuhi salah satu syarat mata kulia
Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) Program S1 Pendidikan Ekonomi,
sekaligus untuk melakukan perencanaan pembenahan/ perbaikan pelaksanaan
pembelajaran.
Penyelesaian penulisan laporan PKP ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,
untuk itu penulis mengucapakan trimakasih kepada:
1. Kepala UPBJJ-UT Kupang yang telah memberikan kesempatan kepada penulisan
untuk kulia dan mengadakan praktek Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP).
2. Ibu Erika Feronika Br Simanungkalit, S.Pd.,M.Pd. sebagai Supervisior saya yang
selalu mendukung dan memberikan motifasi dalam penyelesaian laporan PKP ini.
3. Bapak Arnaldo Semuel Ola,Gr.SH sebagai kepala sekolah yang telah memberi
bimbingan dan motifasi dalam praktek maupun dalam penyusunan laporan PKP
ini.
4. Ibu Elen Kamesa, S.Si dan ibu Yane Sarlotha Baitanu S.Pd yang telah membantu
penulis dalam penilaian proses kegiatan praktek mengajar
5. Semua pihak yang telah memberi banyak kontribusi baik secara material maupun
moril dalam penyelesaian laporan ini.

Ersy Agustina Nailius – PKP | iv


Penulis menyadari bahwa laporean ini belum sempurna, oleh karena itu segala
usul saran dan kritik konstruktif dari semua pihak akn diterima dengan segenap
hati. Akhirnya doa dan harapan penulis, kiranya Tuhan Yang Maha Kuasa selalu
mencurahkan berkat dalam kehidupan dan karya kita semua.

Penulis

(Ersy Agustina Nailius)


NIM: 044292651

Ersy Agustina Nailius – PKP | v


ABSTRAK
UPAYA MENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA KELAS VII
DI SMP N 1 AMFOANG TENGAH SATAP
MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTEKTUAL

Ersy Agustina Nailius


NIM.044292651
Email:ersynailius14@gmail.com
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui peningkatan keaktifan siswa dalam
Mata Pelajaran IPS Ekonomi melalui pendekatan pembelajaran kontekstual, (2)
mengetahui peningkatan hasil belajar IPS Ekonomi melalui pendekatan
pembelajaran kontekstual. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dengan subjek penelitian siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Amfoang Tengah Satap
tahun pelajaran 2022/2023 berjumlah 30 orang. Tindakan dilakukan dalam 2
siklus. Siklus I terdiri atas 1 pertemuan dan siklus II terdiri atas 1 pertemuan.
Setiap pertemuannya secara berdaur mulai perencanaan, pelaksanaan, observasi
dan refleksi. Data keaktifan belajar siswa dikumpulkan dengan menggunakan
lembar observasi, sedangkan data hasil belajar dikumpulkan dengan tes. Data
yang telah terkumpul dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian
menunjukkan penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual dapat
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar pada siswa kelas VII di SMP Negeri 1
Amfoang Tengah Satu Atap Tahun pelajaran 2022/2023. Peningkatan keaktifan
tersebut ditunjukkan pada siklus II yakni keaktifan mencapai kriteria aktif, hasil
belajar IPS Ekonomi pada kriteria tinggi dan mencapai ketuntasan 77% sesuai
indikator keberhasilan yang ditetapkan sudah tercapai. Berdasarkan penelitian
ini, disarankan kepada semua guru Mata Pelajaran IPS Ekonomi tempat
penelitian hendaknya menerapkan pendekatan pembelajaran kontekstual dalam
pembelajaran.
Kata Kunci : Model Pembelajaran Kontekstual, Keaktifan Siswa dan Hasil
Belajar

Ersy Agustina Nailius – PKP | vi


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN ...................................................................... iii
KATA PENGANTAR............................................................................... iv
ABSTRAK................................................................................................. vi
DAFTAR ISI ............................................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................. 9
1.1.1 Identifikasi Masalah............................................................ 12
1.1.2 Analisis Masalah ................................................................ 12
1.1.3 Alternatif Dan Prioritas Pemecahan Masalah ..................... 12
1.2. Rumusan Masalah ....................................................................... 13
1.3. Tujuan Penelitian ......................................................................... 13
1.4. Manfaat penelitian........................................................................ 13
1.4.1. Manfaat Teoritis ................................................................. 14
1.4.2. Manfaat Praktis .................................................................. 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA


2.1. Pengertian Belajar........................................................................ 15
2.2. Pembelajaran Ekonomi di SMP................................................... 16
2.3. Tinjauan tentang Keaktifan Belajar............................................ 18
2.3.1. Pengertian Keaktifan Belajar............................................... 18
2.3.2. Cara Meningkatkan Keaktifan Belajar................................. 19
2.3.3. Ciri-ciri Keaktifan Belajar................................................... 20
2.4. Tinjauan tentang Pembelajaran Kontekstual
(Contextual Teaching and Learning) ............................................ 22
2.5. Hasil Belajar ................................................................................. 26
2.5.1. Pengertian Hasil ................................................................. 26

Ersy Agustina Nailius – PKP | vii


2.5.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar ................. 27
2.5.3. Ciri-Ciri Hasil Belajar......................................................... 29
2.6. Kerangka Berpikir ....................................................................... 31

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN


3.1 Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian,
Pihak yang Membantu................................................................. 32
3.2 Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran .................................. 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Penelitian ............................................................................. 37
4.1.1. Hasil Penelitian Prasiklus................................................... 37
4.1.2. Hasil Penelitian Siklus I ..................................................... 39
4.1.3. Hasil Penelitian Siklus II.................................................... 42
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................... 45

BAB V SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT


5.1 Simpulan ....................................................................................... 48
5.2 Saran dan Tindak Lanjut............................................................. 48

DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 50
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Format refleksi awal untuk menemukan masalah dalam PKP
Lampiran 2. Nilai Pra Siklus
Lampiran 3. RPP Siklus I
Lampiran 4. Nilai Siklus I
Lampiran 5. Lembar Observasi Siklus I (dari teman sejawat)
Lampiran 6. RPP Siklus II
Lampiran 7. Nilai Siklus II
Lampiran 8. Lembar Observasi Siklus II (dari teman sejawat)
Lampiran 9. Jurnal Pembimbingan PKP – Semester 2020/21 (2020.2)

Ersy Agustina Nailius – PKP | viii


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Peningkatan keatifan belajar siswa sangat tergantung pada penguasaan
serta teknik mengajar guru dalam kegiatan pembelajaran. Semua itu dapat
terwujud apabila keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran itu sendiri.
Apabila siswa antusias dan dapat bekerja sama dengan baik maka akan berdampak
baik pada akhir belajar yaitu dengan meningkatnya hasil belajar siswa di kelas.
Keseriusan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dan tanggung jawab
siswa dalam mengikuti pelajaran serta menyelesaikan tugas-tugas sekolah dapat
dilihat dari hasil belajar yang diraih oleh siswa tersebut. Proses belajar mengajar
yang terlalu serius juga cenderung membosankan, banyak siswa yang mengeluh,
mengantuk, tidak mengerti apa yang dijelaskan guru dan sebagainya. Di dalam
kegiatan belajar mengajar harus diimbangi dengan canda tawa serta permainan-
permainan yang diberikan oleh guru untuk meningkatkan semangat siswa dalam
menerima semua materi yang akan disampaikan guru. Pada saat kegiatan belajar
mengajar di lapangan, tidak semua siswa benar-benar serius dalam mengikuti
kegiatan tersebut. Banyak siswa menganggap kegiatan belajar sebagai suatu beban
dan menganggap IPS merupakan pelajaran yang amat sulit. Siswa tidak
menemukan kesadaran untuk belajar dan mengerjakan seluruh tugas-tugas
sekolah. Dalam kegiatan belajar mengajar pun ada siswa yang tidak terlibat aktif.
Tak jarang ditemukan suatu kelas yang hampir separuh siswa dalam kelas tersebut
tidak serius dalam mengikuti pembelajaran. sering siswa memandang belajar
adalah suatu kewajiban yang dipikul atas perintah orang tua, guru, atau
lingkungannya. Belum memandang belajar sebagai suatu kebutuhan. Dampak dari
hal di atas, bagi siswa adalah tidak merasakan nikmatnya belajar, belajar hanya
sekedar melaksanakan kewajiban malahan seringkali terlihat karena keterpaksaan.
Ditambah lagi materi IPS susah (abstrak) dan seringkali dibuat susah, suasana
pembelajaran IPS yang monoton, penuh ketegangan, banyak tugas, dan nilainya
jelek. Begitu pula, dengan kondisi di luar kelas, suasana rumah tidak nyaman,

Ersy Agustina Nailius – PKP | 9


fasilitas belajar kurang, lingkungan kehidupannya tidak kondusif dan tak jarang
pula ditemukan siswa yang terkantuk-kantuk ketika mengikuti kegiatan
pembelajaran. Masalah yang sering terjadi juga adalah siswa kurang terlibat
karena takut berbicara dengan menggunakan bahasa Indonesia yang bukan bahasa
sehari-hari siswa, takut salah, takut ditertawakan, atau takut dianggap kurang baik
serta diremehkan teman-temannya. Hal ini dapat menyebabkan siswa menjadi
kurang percaya diri serta tidak mempunyai inisiatif dan kontributif baik secara
intelektual maupun emosional. Pertanyaan dari siswa, gagasan, ataupun pendapat
jarang muncul. Kalaupun ada pendapat yang muncul, jarang diikuti oleh gagasan
lain sebagai respon. Rendahnya partisipasi siswa ini dipengaruhi oleh banyak
sebab. Pengaruh tersebut dapat datang dari luar individu maupun dari dalam
individu sendiri. Salah satu usaha untuk mengatasinya adalah dengan
membangkitkan motivasi dan minat siswa melalui kegiatan belajar mengajar yang
menarik. Guru perlu menerapkan suatu model pembelajaran yang tepat, salah
satunya adalah pembelajaran pendekatan konstektual (CTL) Dengan model
pembelajaran ini diharapkan dapat mengubah keadaan kelas yang tidak efektif
bagi kegiatan pembelajaran menjadi kelas yang kondusif bagi kegiatan
pembelajaran serta mampu membuat siswa senang dan bermain-main sambil
belajar terhadap mata pelajaran tersebut. Pembelajaran Pendekatan kontekstual
dalam pembelajaran IPS, merupakan usaha untuk mengubah kondisi di atas, yaitu
dengan membuat skenario pembelajaran yang dimulai dari konteks kehidupan
nyata siswa (daily life). Selanjutnya guru memfasilitasi siswa untuk mengangkat
objek dalam kehidupan nyata itu ke dalam konsep pembelajaran IPS, melalui
tanya jawab dan diskusi, sehingga siswa dapat mengkontruksi konsep tersebut
dalam pikirannya. Dengan demikian Penerapan pembelajaran pendekatan
kontekstual sejalan dengan tumbuh-kembangnya IPS itu sendiri dan ilmu
pengetahuan secara umum. Dengan menggunakan pembelajaran pendekatan
Kontekstual diharapkan guru dapat menggunakan dan mengoptimalkan
pengalaman kehidupan sehari-hari siswa untuk mengembangkan kemampuan
siswa dalam bernalar sehingga meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.

Ersy Agustina Nailius – PKP | 10


Dalam upaya meningkatkan keaktifan siswa saat pembelajaran
berlangsung, guru perlu mempersiapkan dan mengatur strategi penyampaian
materi IPS kepada siswa. Hal ini dilakukan selain untuk mempersiapkan pedoman
bagi guru dalam penyampaian materi, juga agar setiap langkah kegiatan
pencapaian kompetensi untuk siswa dapat dilakukan secara bertahap, sehingga
diperoleh hasil pembelajaran IPS yang optimal. Untuk melaksanakan
pembelajaran IPS seperti di atas, diperlukan beberapa kecakapan guru untuk
memilihkan suatu model pembelajaran yang tepat, baik untuk materi ataupun
situasi dan kondisi pembelajaran saat itu. Sehingga pembelajaran tersebut dapat
merangsang siswa untuk memperoleh kompetensi yang diharapkan, dengan
demikian siswa mampu menyelesaikan berbagai permasalahan baik dalam
pelajaran ataupun dalam kehidupan sehari-hari. Pelaksanaan pembelajaran IPS
sekarang ini pada umumnya guru masih mendominasi kelas, siswa pasif (datang,
duduk, nonton, berlatih,dan lupa). Guru menjelaskan tentang kegiatan ekonomi
yakni Permintaan dan Penawaran. Demikian juga dalam latihan, soal yang
diberikan adalah berkisar pada pertanyaan tentang defenisi Permintaan dan
Penawaran, faktor-faktor yang mempengaruhi dan bunyi hukum Permintaan dan
Penawaran sesuai bacaan yang terdapat di Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD). Dilihat dari hasil evaluasi yang menunjukkan masih ada siswa yang
belum menguasai materi pelajaran dan belum tercapainya tujuan pembelajaran
yang diharapkan, maka penulis mengadakan perbaikan pembelajaran sebagai
upaya untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan hasil
belajar siswa yang maksimal. sehingga kesalahan tersebut tidak akan berlanjut.
Jika kesalahan dapat diperbaiki, hasil belajar siswa diharapkan akan meningkat.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti mengkaji melalui
Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Upaya Meningkatkan Keaktifan Siswa
Kelas VII Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP NEGERI 1
AMFOANG TENGAH SATAP”.

Ersy Agustina Nailius – PKP | 11


1.1.1. Identifikasi Masalah
Identifikasi Masalah Mengidentifikasi masalah dilakukan dengan bantuan
teman sejawat. Hasil identifikasi terhadap kekurangan dari pembelajaran
terungkap beberapa masalah, di antaranya :
a. Sebagian siswa kurang antusias terhadap pelajaran.
b. Siswa kurang mencerna materi Pembelajaran (Daya tangkap minim)
kelas VII di SMP N 1 Amfoang Tengah Satap.
c. Siswa tidak betah di dalam kelas, saat proses pembelajaran berlangsung
d. Sebagian siswa masih kesulitan mengerjakan tugas yang diberikan guru
di kelas.
e. Hanya sebagian kecil siswa yang mengerjakan soal-soal dengan benar.
f. Guru lebih menggunakan bahasa intelek sementara siswa lebih sering
menggunakan bahasa daerah
Dari sekian banyak masalah yang teridentifikasi maka teman sejawat dan
peneliti berusaha agar proses perbaikan berjalan secara efektif dan mengenai
sasaran perbaikan.
1.1.2. Analisis Masalah
Berdasarkan masalah yang teridentifikasi dari hasil diskusi penulis dengan
teman sejawat diketahui beberapa faktor .yang menyebabkan siswa kurang
aktif dalam kegiatan pembelajaran adalah:
a. Siswa lebih sering menggunakan bahasa daerah
b. Guru belum mampu menarik perhatian siswa pada pembelajaran.
c. Penggunaan metode belajar kurang berfariasi
d. Siswa merasa minder untuk bertanya tentang materi yang belum
dimengerti
1.1.3. Alternatif Dan Prioritas Pemecahan Masalah
Dari hasil temuan analisis masalah diatas diputuskan bahwa alternatif dan
prioritas pemecahan masalah di atas adalah:
a. Guru harus mampu berbaur dengan siswa untuk mengenal lingkungan dan
bahasa siswa

Ersy Agustina Nailius – PKP | 12


b. Guru harus menggunakan media pembelajaran yang bisa menarik
perhatian siswa
c. Guru harus banyak memberikan motivasi kepada siswa,
d. Guru harus banyak melibatkan siswa ketika menjelaskan materi.
e. Guru harus banyak memberikan kesempatan bertanya kepada siswa
f. Menggunakan pembelajaran pendekatan kontekstual

1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. “Bagaimana cara menerapkan model pembelajaran Konstektual untuk
meningkatkan keaktifan siswa kelas VII SMP N 1 Amfoang Tengah Satap ?”
2. Apakah dengan menerapkan model pembelajaran Konstektual, daya
tangkap/serap siswa kelas VII SMP N 1 Amfoang Tengah Satap meningkat?

1.3.Tujuan Penelitian
Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui tingkat daya serap siswa kelas VII SMP N 1 Amfoang
Tengah Satap dengan menerapkan model pembelajaran konstektual.
2. Untuk mengetahui cara penerapan model pembelajaran Konstektual dalam
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas VII SMP N 1 Amfoang
Tenga Satap.

1.4.Manfaat penelitian
Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran Berdasarkan tujuan penelitian yang
hendak dicapai, maka penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat dalam
pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat
penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah sebagai berikut:

Ersy Agustina Nailius – PKP | 13


1.4.1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pedoman dan landasan teoritis
dalam bidang pendidikan terutama dalam memperbaiki kualitas
pembelajaran IPS Ekonomi di SMP N 1 Amfoang Tengah Satap
1.4.2. Manfaat Praktis
1. Bagi Guru :
Untuk dapat menerapkan metode pengajaran yang tepat dengan dari
hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang lebih baik pada
sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran yang akan dilaksanakan
di sekolah. akan dipakai guna meningkatkan keaktifan dan hasil
belajar siswa.
2. Bagi Siswa :
Bagi siswa: dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa
melalui pendekatan kontekstual
a. Siswa menjadi lebih termotivasi dalam mengikuti proses
pembelajaran
b. Siswa akan lebih aktif lagi dalam menyelesaikan tugas dari guru.
c. Dengan situasi belajar yang menyenangkan diharapkan hasil
belajar siswa dapat meningkat.
3. Bagi Sekolah :
a. Meningkatkan sumbangan yang berarti bagi sekolah untuk dapat
meningkatkan daya serap, sehingga tidak ketinggalan dengan
sekolah lain.
b. Kualitas pendidikan di sekolah akan meningkat, karena adanya
peningkatan cara mengajar guru dan hasil belajar siswa
c. Dari hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang lebih
baik pada sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran yang akan
dilaksanakan di sekolah.

Ersy Agustina Nailius – PKP | 14


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Belajar


Menurut teori Gestalt yang terpenting dalam belajar adalah penyesuaian
pertama, yaitu mendapatkan respon atau tanggapan yang tepat. Belajar yang
terpenting bukan mengulangi hal-hal yang harus dipelajari, tetapi mengerti atau
memperoleh insight. Dalam teori Gestalt prinsip-prinsip belajar, dirumuskan
sebagai berikut:
a. belajar berdasarkan keseluruhan,
b. belajar adalah suatu proses perkembangan,
c. anak didik sebagai organisme keseluruhan,
d. terjadi transfer,
e. belajar adalah reorganisasi pengalaman,
f. belajar harus dengan insight dan,
g. belajar berlangsung terus-menerus (Djamarah, 2002: 19).
Mengenai belajar, Gagne (dalam Djamarah, 2002: 22) memberikan dua
definisi, yaitu:
1. Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan,
ketrampilan, kebiasaan, dan tingkah laku dan,
2. Belajar adalah pengetahuan atau ketrampilan yang diperoleh dari instruksi.
Sedangkan dalam buku The Condition of Learning (1997) disebutkan bahwa
belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan ingatan
mempengaruhi siswa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum
mengalami situasi itu ke waktu sesudah mengalami situasi tadi (Purwanto,
2004: mengenai belajar, Skinner menyebutkan belajar adalah suatu perilaku,
pada saat orang belajar, maka responnya menjadilebih baik. Sebaliknya bila ia
tidak belajar maka responnya menurun. Skinner membedakan adanya dua
macam respon yaitu:

Ersy Agustina Nailius – PKP | 15


a. Respondent response yakni, respon yang ditimbulkan oleh perangsang-
perangsang tertentu yang disebut elicting stimuli, menimbulkan respon-
respon relatif tetap,
b. Operant response, yakni respon yang timbul dan berkembangnya diikuti
oleh perangsang-perangsang tertentu yang disebut reinforcing stimulli
(Suryabrata, 1971: 271).
Belajar bukan hanya menghafal dan bukan pula mengingat. Belajar adalah
proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seorang. Perubahan
sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam beberapa bentuk seperti
berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya,
ketrampilannya, kecakapannya dan kemampuannya, daya reaksinya, daya
penerimanya dan lain-lain aspek yang ada pada individu (Nana Sudjana, 2004:
28).
Dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relatif mantap, harus
merupakan akhir. Perubahan itu hendaknya merupakan akhir dari suatu periode
yang mungkin berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Ini
berarti harus menyampingkan perubahan-perubahan tingkah laku yang disebabkan
oleh motivasi, kelelahan, adaptasi, ketajaman atau kepekaan seseorang yang
biasanya hanya berlangsung sementara (Purwanto, 2004: 85).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses
atau aktivitas siswa secara sadar dan sengaja, yang dirancang untuk mendapatkan
suatu pengetahuan dan pengalaman yang dapat mengubah sikap dan tingkah laku
seseorang. Sehingga dapat mengembangkan dirinya kearah kemajuan yang lebih
baik.

2.2.Pembelajaran Ekonomi di SMP


Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain
instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada
penyediaan sumber belajar. (Dimyati dan Mudjiono 1996: 297)
Pembelajaran adalah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan
maupun teori belajar yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan.

Ersy Agustina Nailius – PKP | 16


Pembelajaran merupakan komunikasi dua arah, mengajar dilakukan pihak guru
sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid
(Syaiful Sagala, 2006: 61).
Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta didik
dan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik,
dimana dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya,
baik faktor internal yang berasal dari dalam individu, maupun faktor eksternal
yang datang dari lingkungan. (Mulyasa, 2005: 110) .
Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah
kegiatan yang dilaksanakan oleh guru dan siswa berupa aktivitas belajar mengajar.
Dalam proses pembelajaran dilaksanakan dengan memanfaatkan metode
pengajaran, waktu dan materi pembelajaran.
Ekonomi ialah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan
menciptakan kemakmuran. Menurut Adam Smith, secara sistematis ilmu ekonomi
mempelajari tingkah laku manusia dalam usahanya untuk mengalokasikan
sumber-sumber daya yang terbatas guna mencapai tujuan tertentu. Ini yang
banyak dikenal sebagai teori ekonomi klasik. Dalam analisisnya, Adam Smith
banyak menggunakan istilahistilah normatif seperti: nilai (value), kekayaan
(welfare), dan utilitas (utility) berdasarkan asumsi berlakunya hukum alami.
Pembelajaran Ekonomi di SMP dalam pembelajaran IPS menggunakan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), sangat dianjurkan menggunakan
pendekatan terpadu. Hal ini tertera dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi yang menyatakan bahwa substansi
mata pelajaran IPA dan IPS pada SMP/MTs merupakan “IPA Terpadu” dan “IPS
Terpadu”. Pembelajaran terpadu dilandasi oleh landasan normatif dan praktis,
landasan normatif menghendaki bahwa pembelajaran terpadu hendaknya
dilaksanakan berdasarkan gambaran ideal yang ingin dicapai oleh tujuan-tujuan
pembelajaran. Sedangkan landasan praktis menghendaki bahwa pembelajaran
terpadu dilaksanakan dengan memperhatikan situasi dan kondisi praktis yang
berpengaruh terhadap kemungkinan pelaksanaannya mencapai hasil yang optimal
(Trianto, 2007: 21-22). Model pembelajaran terpadu merupakan salah satu model

Ersy Agustina Nailius – PKP | 17


implementasi kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan pada semua jenjang
pendidikan, mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD/MI) sampai dengan Sekolah
Menengah Atas (SMA). Pendekatan pembelajaran terpadu dalam IPS sering
disebut dengan pendekatan interdisipliner. Model pembelajaran terpadu pada
hakikatnya merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan peserta
didik baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan
menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan otentik (Depdiknas,
2006:6). Melalui pembelajaran terpadu peserta didik dapat memperoleh
pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima,
menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang dipelajarinya.
Dengan demikian, peserta didik terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai
konsep yang dipelajari. Pada pendekatan pembelajaran terpadu, program
pembelajaran disusun dari berbagai cabang ilmu dalam rumpun ilmu sosial.
Pengembangan pembelajaran terpadu, dalam hal ini, dapat mengambil suatu topik
dari suatu cabang ilmu tertentu, kemudian dilengkapi, dibahas, diperluas, dan
diperdalam dengan cabang-cabang ilmu yang lain. Topik/tema dapat
dikembangkan dari isu, peristiwa, dan permasalahan yang berkembang. Bisa
membentuk permasalahan yang dapat dilihat dan dipecahkan dari berbagai
disiplin atau sudut pandang yang dibahas dari berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial.
Pembelajaran IPS di SMP pada semester ganjil atau 1 dengan standar kompetensi
memahami usaha manusia memenuhi kebutuhan dan kompetensi dasar untuk
mengidentifikasi tindakan ekonomi berdasarkan motif dan prinsip ekonomi dalam
berbagai kegiatan sehari-hari.

2.3.Tinjauan tentang Keaktifan Belajar


2.3.1. Pengertian Keaktifan Belajar
Pada dasarnya, proses keaktifan belajar di sekolah merupakan cara
untuk mengoptimalkan kegiatan belajar siswa dalam interaksi edukatif.
Keaktifan belajar dalam pelaksanaanya menuntut siswa untuk mencari jalan
pemecahan masalahnya sendiri, menjawab pertanyaan, belajar bertanya,
mengambil keterangan dari buku, mendiskusikan sesuatu hal dengan

Ersy Agustina Nailius – PKP | 18


kawannya, melakukan satu percobaan sendiri, dan bertanggung jawab atas
hasil pekerjaannya (Kock, 1995: 65)
Menurut Mc Keachie dalam Dimyati dan Mujiono (1999: 45)
mengemukakan bahwa individu merupakan manusia belajar yang selalu ingin
tahu. Menurut Sriyono (1992: 75), keaktifan belajar merupakan terlibatnya
siswa secara aktif jasmani maupun rohani. Menurut Sagala (2006: 124-134),
keaktifan jasmani maupun rohani itu meliputi.
1. Keaktifan indera: pendengaran, penglihatan, peraba.
2. Keaktifan akal: akal anak-anak harus aktif atau diaktifkan untuk
memecahkan masalah, menimbang-nimbang, menyusun pendapat
dan mengambil keputusan.
3. Keaktifan ingatan: pada waktu mengajar, anak harus aktif menerima
bahan pengajaran yang disampaikan guru dan menyimpannya dalam
otak, kemudian pada suatu saat siap mengutarakan kembali.
4. Keaktifan emosi: siswa berusaha mencintai pelajarannya.
Keaktifan belajar hanya terjadi saat siswa aktif mengalami sendiri.
Menurut Thorndike dalam Dimyati (2002: 45) keaktifan siswa dalam belajar
dapat diketahui dari law of exercise-nya yang menyatakan bahwa belajar
memerlukan adanya latihan-latihan, sehingga keterlibatan siswa sebaiknya
tidak berupa fisik, namun juga berupa keterlibatan emosional.

2.3.2. Cara Meningkatkan Keaktifan Belajar


Siswa dalam kegiatan belajar mengajar harus berbuat aktif. Penerapan
pembelajaran yang menekankan pada keaktifansiswa sangat dipengaruhi oleh
kesiapan guru dalam mengajar. Kesiapan guru dalam mengajar terlihat dalam
perencanaan yang berwujud satuan pelajaran. Hal ini karena satuan pelajaran
merupakan rencana tindakan yang akan dilakukan oleh guru pada waktu
mengajar (Dalyono, 2005: 199). Menurut Gibbs dikutip oleh Mulyasa dalam
(Thoifuri, 2008: 72-73) usaha untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa
dapat dilihat dengan melibatkan siswa secara aktif dan kreatif dalam proses
pembelajaran secara keseluruhan.

Ersy Agustina Nailius – PKP | 19


Berbeda dengan pendapat Gibbs, menurut Nick Cowel dan Roy
Gardner (1995: 75-76) cara meningkatkan keaktifan belajar siswa dengan
mendorong bertanya lebih baik, mendorong guru dan siswa lebih fokus lebih
pada pengajaran yang memerlukan pemacahan masalah, dan membantu siswa
memecahkan masalah tersebut. Berdasarkan pendapat para ahli, dapat
disimpulkan bahwa cara meningkatkan keaktifan belajar dapat dilakukan
dengan melibatkan siswa secara penuh dalam proses pembelajaran untuk
memecahkan masalah bersama dengan memberikan pengawasan yang tidak
terlalu ketat untuk tercapainya tujuan pembelajaran.
Model CTL bertujuan menciptakan kegiatan belajar mengajar yang
melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Melalui model CTL
dengan berkelompok dapat mewujudkan siswa yang berani tampil percaya
diri, siswa berkesempatan untuk berkomunikasi secara terarah dalam
kelompok, serta saling membantu untuk memecahkan permasalahan bersama.

2.3.3. Ciri-ciri Keaktifan Belajar


Menurut Sudjana (1988:72), keaktifan siswa dalam mengikuti proses
belajar mengajar dapat dilihat dalam.
 Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya.
 Terlibat dalam pemecahan masalah.
 Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan
yang dihadapinya.
 Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk memecahkan
masalah.
Menurut Sunarto (2012: 28) belajar aktif adalah mempelajari dengan
cepat, menyenangkan, penuh semangat, dan keterlibatan secara pribadi untuk
mempelajari sesuatu dengan baik, harus mendengar, melihat, menjawab
pertanyaan, dan mendiskusikannya dengan orang lain. Selain itu, berdasarkan
Kementrian Pendidikan Nasional (Mendiknas) ciri-ciri belajar aktif dapat
diketahui dengan adanya kegiatan melakukan, mengamati, interaksi, dan
reflkeksi.

Ersy Agustina Nailius – PKP | 20


Melakukan
Tindakan ini terdiri dari kegiatan secara langsung, dan kegiatan secara tidak
langsung. Melakukan secara langsung yaitu dengan melakukan sesuatu,
sedangkan melakukan secara tidak langsung melalui bermain peran dan
bersimulasi.
Mengamati
Tindakan pengamatan terdiri dari dua kegiatan, yaitu mengamati secara
langsung, dan mengamati secara tidak langsung. Mengamati secara langsung
yaitu melalui mengamati suatu kejadian/benda, sedangkan mengamati secara
tidak langsung yaitu melalui pengamatan terhadap tiruan benda/film tentang
suatu kejadian.
Interaksi
Proses interaksi dapat terjadi antara guru, siswa, atau narasumber. Interaksi
bertujuan untuk memperbincangkan apa yang dipelajari.
Refleksi
Refleksi merupakan bentuk dialog dengan diri sendiri. Refleksi bertujuan
untuk berfikir reflektif tentang apa yang dipelajari dan bagaimana perasaan
siswa pada waktu belajar.
Berdasarkan pendapat dari Sudjana, Sunarto dan berdasarkan
Kementrian Pendidikan Nasional, maka dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri
keaktifan, yaitu turut serta dalam melaksanakan tugas belajar.
(1) Terlibat dalam pemecahan masalah.
(2) Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahamipersoalan
yang dihadapinya.
(3) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk
memecahkan masalah.
(4) Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperoleh.
(5) Belajar dengan cepat, menyenangkan, dan penuh semangat.
(6) Belajar dengan cara mendengar dan melihat.
(7) Mendiskusikannya dengan orang lain.
(8) Belajar dengan bermain peran dan bersimulasi.

Ersy Agustina Nailius – PKP | 21


2.4.Tinjauan tentang Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and
Learning)
Munculnya pembelajaran kontekstual dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil
pembelajaran yang ditandai ketidakmampuan sebagian besar anak didik kita
menghubungkan antara yang telah mereka pelajari dengan cara pemanfaatan
pengetahuan yang didapat saat ini dengan kehidupan di kemudian hari. Untuk itu
diperlukan pembelajaran yang mampu mengaitkan antara materi yang diajarkan
dengan dunia nyata siswa. Salah satu yang dapat diterapkan untuk mencapai hal
itu adalah pendekatan contextual teaching and learning atau sering disingkat
dengan pendekatan contextual (Kokom Komariah, 2010 : 1).
Menurut Blanchard, Bern dan Aricson, senagaimana dikutip Kokom
Komariah (2010:6) menyebutkan bahwa, pembelajaran dengan pendekatan
kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan
antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong
siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
Pendekatan kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL)
merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Departemen
Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah
Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, 2002 : 1). Dengan konsep tersebut hasil
pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Dengan pendekatan ini
proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja
dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Dengan
pendekatan ini strategi pembelajaran lebih dipentingkan tinimbang hasil.
Dalam konteks ini siswa perlu mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya,
dalam status apa mereka, dan bagaimana mencapainya. Mereka sadar bahwa yang
mereka pelajari berguna bagi hidupnya nanti. Dengan demikian mereka
memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal untuk hidupnya

Ersy Agustina Nailius – PKP | 22


nanti. Mereka mempelajari apa yang bermanfaat bagi dirinya dan berupaya
menggapainya. Dalam upaya tersebut mereka memerlukan guru sebagai pengarah
dan pembimbing, bukan hanya sekedar pemberi informasi.
Dalam pendekatan kontekstual tugas guru adalah membantu siswa mencapai
tujuannya. Di sini guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi
informasi. Tugas guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja
bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (para siswanya).
karakteristik pembelajaran kontekstual menurut Anvanced Technology
Environmental and Energy Center (ATEEC), menyebutkan karakteristik
pembelajaran kontekstual sebagai berikut (Kokom Komalsari, 2010:10);
 Problem based (berbasis masalah)
 Using multiple context (penggunaan berbagai konteks)
 Drawing upon student diversity (penggambaran keanekaragaman siswa)
 Supporting self-regulated learning (pendukung pembelajaran pengaturan
diri)
 Using independent learning groups (penggunaan kelompok belajar yang
saling ketergantungan)
 Employing authentic assessment (memanfaatkan penilaian asli)
Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa.
Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja
dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi
pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil.
Landasan filosofi pembelajaran dengan pendekatan kontekstual adalah
konstruktivisme, yaitu filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar tidak
hanya sekedar menghapal. Siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan di benak
siswa sendiri. Pengetahuan tidak dapat dipisah-pisahkan menjadi fakta-fakta atau
proporsi yang terpisah, tetapi mencerminkan keterampilan yang dapat diterapkan
(bahan sosialisasi Bimtek Direktorat PLP).
Dalam konteks itu, siswa perlu mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya,
dalam status apa mereka, dan bagaimana mencapainya.

Ersy Agustina Nailius – PKP | 23


Siswa perlu menyadari bahwa yang mereka pelajari berguna bagi hidupnya
nanti. Dengan demikian siswa memposisikan sebagai diri sendiri yang
memerlukan suatu bekal untuk hidupnya nanti. Mereka mempelajari apa yang
bermanfaat bagi dirinya dan berupaya menggapainya. Dalam upaya ini, siswa
memerlukan guru sebagai pengarah danpembimbing.
Dalam pembelajaran kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa
mencapai tujuan belajar. Oleh karena itu guru lebih banyak berurusan dengan
strategi daripada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah
tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas
(siswa). Sesuatu yang baru (pengetahuan, keterampilan) datang dari menemukan
sendiri, bukan dari apa kata guru.
Pembelajaran konstektual merupakan salah satu dari sekian banyak model
pembelajaran, pembelajaran kontekstual dikembangkan dengan tujuan membekali
siswa dengan pengetahuan yang secara fleksibel dapat diterapkan dari satu
permasalahan ke permasalahan lain dan dari satu konteks ke konteks lainnya.
Mengapa perlu pendekatan kontekstual ? Sejauh ini pendidikan di Indonesia
umumnya masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai
perangkat fakta-fakta yang harus dihapal oleh para siswa. Kelas masih berfokus
pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah menjadi pilihan
utama strategi belajar. Sudah saatnya diperlukan sebuah strategi belajar baru yang
lebih memberdayakan siswa. Yakni sebuah strategi belajar yang tidak
mengharuskan siswa menghapal fakta-fakta, tetapi sebuah strategi yang
mendorong siswa mengkonstruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri.
Sejalan dengan itu menarik sekali satu kunci dalam rumusan tujuan pendidikan
nasional bila dibandingkan dengan rumusan- rumusan sebelumnya. Kata kunci
yang dimaksud adalah “…. berkembangnya potensi peserta didik….” Kata kunci
ini memberikan sinyal kepada kita bahwa di dalam proses pendidikan dan
pembelajaran itu pengajar tidak lagi menyampaikan atau memberikan materi ajar
kepada peserta didik untuk diketahui dan dipahami, tetapi sebagai proses
penyediaan kondisi yang kondusif sehingga peserta didik dapat berkembang dan

Ersy Agustina Nailius – PKP | 24


berdaya potensi serta kediriannya agar mampu “merespon lingkungannya”,
sehingga survise dalam hidupnya.
Sehubungan dengan itu maka pendekatan dan strategi pembelajaran yang
digunakan haruslah pendekatan yang mampu mengaktualisasikan kemampuan dan
potensi, minat dan bakat peserta didik yang kemudian mampu menemukan
kediriannya. Pendekatan konstruktivisme, keterampilan proses, siswa aktif dan
contextual teaching and learning ( CTL ) tepat untuk diterapkan. Karena itu
pembelajaran bahan kajian sejarah yang menekankan sifat prosesual diharapkan
dapat mengkondisikan dan mendorong peserta didik untuk menemukan dan
membangun jatidirinya sebagai makhluk ciptaan Tuhan, makhluk individu dan
makhluk sosial yang beradab dan bermartabat. Melalui proses pembelajaran itu
diharapkan dapat mengantarkan peserta didik menjadi warga negara yang kritis
dan demokratis, menjunjung tinggi kemerdekaan dan mencintai tanah airnya,
toleransi dan menghargai orang lain, memiliki kearifan dan kecerdasan sosial. Hal
ini akan lebih bermakna bilamana semua itu ditemukan dan diaplikasikan oleh
peserta didik itu sendiri. Dalam hal ini peran Guru sebagai fasilitator dan
kreativitasnya sebagai seorang pembimbing sesuai dengan prinsip pembelajaran
aktif, sangat diperlukan. Karena itu perlu dicobakan berbagai model pembelajaran
inovatif yang relevan.
Contextual Teaching and Learning ( CTL) dipromosikan menjadi alternatif
strategi belajar yang baru. Melalui strategi CTL siswa diharapkan belajar melalui
pengalaman bukan lagi hanya menghapal. Karena pengetahuan bukanlah hanya
seperangkat fakta dan konsep yang siap diterima, tetapi „sesuatu „ yang harus
direkonstruksi sendiri oleh siswa.
Dengan CTL diharapkan anak belajar dari mengalami sendiri,
mengkonstruksi pengetahuan kemudian memberi makna pada pengetahuan itu.
Sedangkan tugas guru adalah mengatur strategi belajar, membantu mnghubungkan
pengetahuan lama dan baru serta memfasilitasi belajar. Dengan demikian kita
harus menghilangkan dan melupakan tradisi “Guru akting di panggung, siswa
menonton, mendengar dan mencatat”, Kemudian kita ubah menjadi “Siswa aktif
bekerja dan belajar di panggung, guru mengarahkan dan membimbing dari dekat.

Ersy Agustina Nailius – PKP | 25


Dapat disimpulkan bahwa CTL adalah konsep belajar yang membantu guru
mengkaitkan antara materi yang diajarkanya dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran ini lebih banyak
memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan, mencoba, dan
mengalami sendiri (learning to do), siswa tidak sekedar pendengar pasif.
Pembelajaran ini mengutamakan pada pengetahuan dan pengalaman nyata (real
word learning), berfikir tingkat tinggi, berpusat pada siswa, siswa aktif, kritis,
kreatif, memecahkan masalah, siswa belajar menyenangkan, mengasikkan, tidak
membosankan, (joyfull and quantum learning) dan menggunakan berbagai sumber
belajar.

2.5. Hasil belajar


2.5.1. Pengertian Hasil
Belajar Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki oleh siswa
setelah mengalami proses belajar. Sudjana (2008:5) menyatakan bahwa hasil
belajar ialah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian
yang luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar
menurut Hamalik (2008:36) merupakan perubahan tingkah laku subyek yang
meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik dalam situasi tertentu
berkat pengalaman berulang-ulang. Menurut Nawani dalam Susanto (2013:5)
menyatakan bahwa hasil belajar sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam
mempelajari meteri pelajaran di sekolah yang dinyatakan dengan skor yang
diperoleh dari hasil tes. Darmansyah (2006:13) menyatakan bahwa hasil
belajar adalah hasil penilaian terhadap kemampuan siswa yang ditentukan
dalam bentuk angka, sedangkan menurut Mudjiono dan Dimyati (2006:3-4),
hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan mengajar.
11 Berdasarkan teori Taksonomi Bloom dalam Hamalik (2013:36), hasil
belajar dalam rangka pembelajaran dicapai melalui 3 kategori ranah yaitu:
kognitif, afektif, dan psikomotor, yaitu:

Ersy Agustina Nailius – PKP | 26


a) Ranah Kognif berkenaan dengan hasil belajar terdiri enam aspek yaitu:
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian.
b) Ranah Afektif berkenaan dengan hasil belajar terdiri dari lima aspek-aspek
kemampuan yaitu : menerima, menjawab, menilai, mengorganisasi dan
karakterisasi suatu nilai dan kompleks nilai.
c) Ranah Psikomotor berkenaan dengan hasil belajar meliputi ketrampilan
motorik, memanipulasi benda, dan menghubungkan dan mengamati.
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan mengenai hasil
belajar merupakan kemampuan siswa setelah melaksanakan proses dan
pengalaman belajar yang akan berakibat pada perubahan tingkah laku secara
berulang-ulang secara langsung maupun tidak langsung dalam proses
pembelajaran dalam bentuk angka atau huruf.

2.5.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar


Beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain faktor
internal dan faktor eksternal (Rusman, 2012:124) yaitu :
1. Faktor Internal Faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar antara
lain :
a. Faktor Fisiologis Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan
yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan
cacat jasmani dan sebagainya. Hal tersebut dapat mempengaruhi siswa
dalam menerima materi pelajaran.
b. Faktor Psikologis Setiap individu dalam hal ini peserta didik pada
dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, tentunya hal
ini turut mempengaruhi hasil belajarnya.
Beberapa faktor psikologis meliputi intelegensi (IQ), perhatian, minat,
bakat, motif, motivasi, kognitif dan daya nalar peserta didik.
2. Faktor Eksternal Faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar antara
lain :
a. Faktor Lingkungan Faktor lingkungan dapat mempengurhi hasil
belajar. Faktor lingkungan ini meliputi lingkungan fisik dan

Ersy Agustina Nailius – PKP | 27


lingkungan sosial (keluarga, sekolah atau perguruan tinggi, dan
masyarakat).
b. Faktor Instrumental Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang
keberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar
yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai
sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang direncanakan.
Faktor-faktor instrumental ini berupa kurikulum, sarana dan guru.
Terkait dengan hasil belajar, Djamarah (2001:45) menyatakan hasil
belajar adalah prestasi dari suatu kegiatan yang telah dikerjaan,
diciptakan, baik secara individu maupun tim.
Menurut Bloom dan ditulis kembali oleh Sudjana (2006:22-23), secara
garis besar membagi hasil belajar menjadi tiga ranah yaitu :
1. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari
enam aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
2. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu
penerimaan, jawaban, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
3. Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar berupa keteramilan
dan kemampuan bertindak.
Ketiga ranah tersebutlah yang akan menjadikan objek peneliaan hasil
belajar, dan diantara ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang mendapat
perhatian paling besar bagi seorang guru, karena pada ranah kognitif inilah
siswa akan terlihat kemampuaannya dalam menguasi bahan pelajaran atau
tidak.
Berdasarkan teori-teori diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah hasil yang diperoleh seorang dalam proses kegiatan belajar mengajar
dikelas, dan hasil belajar tersebut dapat berbentuk kognitif,efektif dan
psikomotorik yang peniliaannya melalui tes.
Berkaitan dengan penelitian ini, peningkatan hasil belajar siswa mata
pelajaran ekonomi dilihat melalui skor post-test setelah diberikan umpan balik
untuk kelompok melalui tes tertulis. Tes lisan digunakan untuk melengkapi
kekurangan dalam tes tertulis yang telah dikerjakan siswa. Sedangkan tes

Ersy Agustina Nailius – PKP | 28


tertulis digunakan untuk memudahkan pemeriksaan tes dan tes penentuan
skor.
Indikator hasil belajar siswa pada penelitian ini tidak hanya diamati
melalui hasil evaluasi yang dilakukan melalui post-test, tapi juga didukung
oleh faktor-faktor lainnya yaitu :
a) tercapainya tingkat pemahaman siswa melalui tingkat indikator SKBM
(standar Ketuntasan Belajar Minimal) yang digunakan untuk mengukur
keberhasilan pembelajaran dengan CTL, dan
b) tercapainya indikator keberhasilan pembelajaran CTL melalui penilaian
tujuh komponen utama pembelajaran kontekstual seperti dalam tabel di
bawah ini;
Aspek 3. Indikator
Inkuiri/menemu Siswa mampu menganalisis masalah, hipotesis,
kan menyimpulkan dan menyajikan. Dihitung per
kelompok yang mampu menemukan konsep.
Bertanya Diamati saat pembelajaran berlangsung, lembar
pengamatan oleh peneliti. Dihitung ratio jumlah siswa
yang bertanya dibandingkan dengan jumlah siswa
Masyarakat Diamati saat siswa melakukan diskusi, dicatat
belajar keterlibatnnya dalam masing-masing kelompok
Pemodelan Siswa mampu memahami informasi faktual yang ada
agar dapat dianalisis
Refleks Jumlah kelompok yang dapat menyelesaikan tugas
tepat waktu
Penilaian yang Siswa pada tes memenuhi nilai SKBM
sebenarnya

2.5.3. Ciri-Ciri Hasil Belajar


Dimyati dan Moedjiono (1994:40) membagi ciri-ciri belajar ada tiga
yaitu:

Ersy Agustina Nailius – PKP | 29


1. Hasil belajar memiliki kapasitas berupa pengetahuan, kebiasaan,
ketrampilan, sikap dan cita-cita
2. Adanya perubahan mental dan perubahan jasmani
3. Memiliki dampak pengajaran dan dampak pengiring”.
Dengan perubahan tingkah laku baik aspek kognitif, afektif dan
psikomotor yang merupakan ciri-ciri hasil belajar siswa. Perubahan tingkah
laku yang dimiliki setiap siswa, setelah proses belajar, maka dapat dikatakan
ciri-ciri tertentu.
Dimyati dan Mudjiono (1999:201) mengatakan: ciri-ciri hasil belajr
mengandung tiga hal yaitu: Pengetahuan (kognitif), sikap (afektif),
keterampilan (psikomotor). Hasil belajar kognitif merupakan keinginan
intelektual yang diperoleh siswa melalui kegiatan belajr denagan ciri-ciri
sebagai berikut: pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sistesis dan
evaluasi. Hasil belajr afektif adalah perubahan sikap atau kecenderungan yang
dialami siswa sebagai hasil belajar dari kegiatan sebagai berikut: adanaya
penerimaan atau perhatian, adanya respon atau tanggapan dan pengahargaan.
Hasil belajar psikomotor merupakan perubahan tingkah laku atau keterampilan
yang dilamai siswa dengan ciri-ciri: keberanian menampilkan minat dan
kebutuhannya. Keberanian berpartisipasi di dalam kegiatan sebagai usaha
kreatifitas dan kebebasan melakukan hal diatas tenpa tekanan guru atau orang
lain.
Muhaimin (1999: 45) mengatakan bahwa, ciri-ciri hasil belajar adalah:
1. Menghasilkan perubahan pada diri individu yang belajar, baik aktual
maupun potensial,
2. Perubahan itu pokoknya adalah didapatkannya kemampuan baru yang
berlaku dalam waktu realtif lama,
3. perubahan itu terjadi karena usaha yang ditempuh siswa.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas bisa dikemukakan bahwa ciri-ciri
hasil belajar melibatkan perolehan kemampuan-kemampuan yang bukan
merupakan yang dibawa sejak lahir. Belajar tergantung pada pengalaman,
sebagian dari pengalaman itu merupakan umpan balik darilingkungan. Belajar

Ersy Agustina Nailius – PKP | 30


berlangsung karena usaha dengan sengaja untuk memperoleh kecakapan baru
dan membawa perbaikan pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

2.6. Kerangka Berpikir


Kerangka Berpikir Berdasarkan permasalahan kondisi awal siswa Kelas VII
SMP N 1 Amfoang Tengah Satap, dalam berpartisipasi aktif mengikuti proses
pembelajaran cenderung masih kurang, masih banyak siswa yang tidak fokus
dalam pembelajaran siswa yang asyik dengan kegiatanya sendiri. Hal lain
pembelajaran dikelas masih berpusat pada guru, dengan melihat kondisi yang
seperti ini sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, sehingga diperlukanya
suatu pembelajaran yang berpusat pada siswa yaitu menggunakan model
pembelajaran CTL yang merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa
sehingga guru hanya sebagai moderator. Model pembelajaran ini menuntut siswa
untuk terlibat aktif dalam mengikuti serangkaian kegiatan dalam proses
pembelajaran untuk mendapatkan pengetahuan. Pembelajaran di kelas tidak
didominasi oleh guru sehingga siswa ikut terlibat dalam pembelajaran.
Mata pelajaran Ekonomi selama ini dianggap pelajaran yang sifatnya
menghafal saja. Proses pembelajaran masih dominan menggunakan metode
konvensional, yaitu ceramah yang kadang-kadang diselingi Tanya jawab. Hal ini
menjadikan pembelajaran dirasa membosankan bagi siswa. Siswa kurang aktif,
dan prestasi belajarnya tidak optimal. Hal itu menunjukkan bahwa kualtias
pembelajaran rendah.
Melihat situasi tersebut peneliti mencari pemecah masalah, salah satu
alternatif adalah penerepan pembelajaran CTL. Penerapan pembelajaran CTL
diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

Ersy Agustina Nailius – PKP | 31


BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

3.1. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian, Pihak yang Membantu


3.1.1. Subjek Penelitian
Subjek adalah suatu hal yang menjadi sumber data, dapat berupa
person (sumber data berupa orang), place (sumber data berupa tempat), dan
paper yang merupakan sumber data yang berupa hurup, angka, gambar atau
simbol-simbol lainnya (Arikunto, 2002: 107). Selanjutnya Subjek penelitian
atau responden dapat pula diartikan sebagai pihak-pihak yang dijadikan
sebagai sampel dalam sebuah penelitian,(Wikipedia, 2016). Adapun subjek
penelitian ini adalah siswa kelas VII B SMP N 1 Amfoang Tengah Satap.
Peneliti dalam penelitian tindakan ini bekerja sama dengan Ibu Seltiany
Musus S.Pd sebagai guru kolabolator dan Ibu Yane Sarlotha Baitanu, S.Pd
sebagai teman sejawat yang bersedia mendampingi dan mengamati proses
pembelajaran saya di kelas tersebut. Jumlah siswa kelas VII 30 siswa.
Penelitian dilakukan di kelas VII B, karena berdasarkan observasi dan
wawancara dengan guru mata pelajaran IPS sebelum penelitian dari semua
kelas VII A SMP N 1 Amfoang Tengah Satap dapat diketahui bahwa kelas
VII B tingkat keaktifan siswanya paling rendah dibanding kelas VII A.
Objek penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono
(2009: 38). Selanjutnya dalam pengertian yang sama Nyoman Kutha Ratna
(2010: 12), mengemukakan obyek adalah keseluruhan gejala yang ada di
sekitar kehidupan manusia.
Dari dua pendapat tentang objek penelitian yang dikemukakan di atas,
kategori objekdalam penelitian ini mengacu pada masalah pembelajaran yang
diharapkan mengalami perbaikan, dan peningkatan yaitu hasil belajar IPS

Ersy Agustina Nailius – PKP | 32


Ekonomi siswa kelas VII dan perbaikan pembelajaran pada siklus I, dan siklus
II yang pada akhir penelitian diperbandingkan peningkatannya.

3.1.2. Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan di SMP N 1 Amfoang Tengah Satap yang
beralamat di Desa Binafun, Kecamatan Amfoang Tengah Kabupaten Kupang.

3.1.3. Waktu Pelaksanaan Penelitian


Waktu pelaksanaan adalah dimulai dari tanggal 20 Mei 2021 dengan
rincian sebagaiberikut:
 Pada hari Kamis tanggal 26 Oktober 2022 prasiklus dari pukul 07. 00
sampai dengan 08.45. pembelajaran
 Pada hari Selasa tanggal 27 Oktober 2022 perbaikan pembelajaran IPS
Ekonomi Siklus I dari pukul 07. 00 sampai dengan 08.45
 Pada hari Selasa tanggal 03 November 2022 perbaikan pembelajaran
IPS Ekonomi Siklus II dari pukul 07. 00 sampai dengan 08.45.

3.1.4. Pihak Yang Membantu dalam Penelitian


Keterlibatan guru dalam berbagai kegiatan inovatif yang bersifat
pengembangan mempersyaratkan guru untuk mampu melakukan penelitian
tindakan di kelasnya. Untuk itulah melalui program pendidikan sarjana
Universitas Terbuka yang program akhirnya adalah menyusun laporan dalam
mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP).
Pihak yang membantu dalam penelitian ini adalah guru sebagai
peneliti, supervisor I, supervisor 2 atau teman sejawatn yang diambil dari guru
senior dari suatu sekolah, kepala sekolah, siswa dan jajaran struktural sebagai
atasan langsung peneliti yang memberi legitimasi pelaksanaan penelitian
perbaikan pembelajaran yang peneliti lakukan.

Ersy Agustina Nailius – PKP | 33


3.2. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran ini melalui langkah siklus
sebanyak dua siklus, dan masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu
Perncanaan (planning), Pelaksanaan (acting), Pengamatan (observing) dan
Refleksi (reflecting). (Suharsini Arikunto, 2006).

Gambar 3.1 Siklus PTK (Suharsini Arikunto, 2006).

3.2.1. Siklus I
a. Perencanaan
Tahap ini merupakan tahap yang dilakukan penulis sebelum membuat
rencana perbaikan, meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi masalah
2. Menganalisis dan merumuskan masalah
3. Merancang model pembelajaran
4. Mendiskusi kan metode dan media yang akan digunakan
5. Menyiapkan instrumen.
b. Pelaksanaan
Tahap ini merupakan tahap yang berisi kegiatan di dalam kelas. Secara
umum kegiatan yang dilakukan terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti dan
kegiatan penutup, dimana kegiatan-kegiatan yang dilakukan guru maupun

Ersy Agustina Nailius – PKP | 34


siswa terdapat di dalam rencana pelaksanaan pemelajaran (RPP). Dalam
tahap pelaksanaan ini, penulis melakukan kegiatan sebagai berikut :
1. Melaksanakan langkah-langkah sesuai perencanaan
2. Menggunakan media gambar pada kegiatan pembelajaran
3. Melakukan pengamatan setiap langkah-langkah kegiatan
pembelajaran
4. Memperhatikan alokasi waktu yang ada dengan kegiatan yang
dilaksanakan
5. Mengantisipasi dengan melakukan solusi apabila menemui kedala
saat melakukan tahap tindakan.
c. Observasi
Tahap observasi dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran pada siklus I
berlangsung dan setelah pembelajaran tersebut selesai. Penulis dibantu
teman sejawat yaitu Ibu Yane Sarlotha Baitanu, S.Pd melakukan kegiatan
sebagai berikut :
1. Melakukan diskusi mengenai rencana perbaikan pembelajaran
2. Ibu Yane Sarlotha Baitanu, S.Pd selaku teman sejawat melakukan
observasi terhadap penerapan media pembelajaran yang digunakan.
3. Ibu Yane Sarlotha Baitanu, S.Pd mencatat setiap kegiatan dan
perubahan yang terjadi saat pelaksanaan pembelajaran.
4. Melakukan diskusi dengan Ibu Yane Sarlotha Baitanu, S.Pd tentang
kelemahan dan kelebihan yang dilakukan peneliti selama proses
pembelajaran berlangsung serta memberikan saran perbaikan untuk
pembelajaran berikutnya.
d. Refleksi
Setelah mengkaji hasil belajar siswa dan hasil pengamatan aktivitas guru,
serta menyesuaikan dengan ketercapaian indikator kinerja, maka peneliti
mengubah strategi pembelajaran pada siklus berikutnya agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.

Ersy Agustina Nailius – PKP | 35


3.2.2. Siklus II
Kegiatan pembelajaran pada siklus II bertujuan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa menjadi lebih baik lagi. Rincian kegiatan pada siklus II ini tidak
jauh berbeda dengan siklus sebelumnya, yaitu :
a. Perencanaan
1. Hasil refleksi pada siklus I di evaluasi, didiskusikan dengan Ibu
Yane Sarlotha Baitanu, S.Pd selaku teman sejawat dan mencari
upaya perbaikan untuk diterapkan pada pembelajaran.
2. Mencatat kelemahan dan kelebihan pada saat pembelajaran
berlangsung
3. Merancang skenario pembelajaran berdasarkan hasil refleksi siklus I
b. Pelaksanaan
1. Melakukan analisis pemecahan masalah
2. Melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus II dengan
memaksimalkan penerapan media gambar.
c. Observasi
Kegiatan observasi dilakukan secara kolaboratif dengan melibatkan Ibu
Yane Sarlotha Baitanu, S.Pd untuk mengamati kegiatan pembelajaran
dengan berfokus pada :
1. Media gambar yang digunakan
2. Strategi pembelajaran yang diterapkan guru
d. Refleksi
Setelah mengkaji hasil belajar siswa dan hasil pengamatan aktivitas guru,
serta menyesuaikan dengan ketercapaian tujuan pembelajaran, apabila
tujuan pembelajaran belum tercapai, maka peneliti tetap melanjutkan
pembelajaran pada siklus berikutnya sampai tujuan pembelajaran dapat
tercapai secara maksimal

Ersy Agustina Nailius – PKP | 36


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian


4.1.1. Hasil Penelitian Prasiklus
Pelaksanaan kegiatan prasiklus dalam penelitian ini dilakukan dengan
mengumpulkan data terkait dengan strategi, metode, media yang digunakan
dalam pelaksanaan pembelajaran. Metode yang digunakan pada kegiatan
pembelajaran prasiklus adalah metode ceramah dan penugasan, kendala ketika
proses pembelajaran berlangsung yaitu, siswa tidak termotivasi utuk megikuti
kegiatan pembelajaran, kegiatan pembelajaran hanya berfokus pada guru,
masih banyak siswa yang tidak bisa meyelesaikan tugas yang diberikan
dengan benar yang mengakibatkan rendahya hasil belajar siswa. Adapun data
hasil belajar siswa pada kegiatan prasiklus, yaitu :
Tabel 4.1 Hasil Belajar Prasiklus
terang
KKM
No Nama Siswa Nilai an
70
T
1 Aprinto Baitanu 75 √
2 Arwadi Baitanu 65
3 Aryo Rysky Pratama Oemanu 70 √
4 Bernis Darsem Tameses 66
5 Chryzano Exelsior Baitanu 71 √
6 Dani Naetasi 75 √
7 Delovli Mirekel Nisipeni 66
8 Destri Natalia Laome 65
9 Elezyen Timothy Amanit 75 √
10 Elifas Naisunis 75 √
11 Elvi Yani Aleut 75 √
12 Emerya Lakusaba 65

Ersy Agustina Nailius – PKP | 37


13 Fandi Yoel Baitanu 60
14 Fredly Advensa Nopus 75 √
15 Greshry AnandaViona Neno 65
16 Imandras Lakusaba 70 √
17 Issak Loitas 65
18 Jeriko Dejenairo Manggoa 65
19 Jesia Tenderli Baitanu 65
20 Kezia Olifia Lassa 66
21 Martinus Baitanu 70 √
22 Melson Baitanu 64
23 Mivel Imanuel Baitanu 60
24 Osri Nofrida Baitanu 70 √
25 Putri Merlin Baitanu 75 √
26 Ressi Marisa Manus 66
27 Rini Aprili Sonis 60
28 Rysantri Nailius 70 √
29 Keli Sabneno 65
30 Hutry Nailius 75 √
Jumlah 8979
Rata-rata 9,98
Tuntas 14
Tidak Tuntas
Persentase Ketuntasan Belajar 47%

Dari hasil data di atas dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang tuntas
lebih sedikit dibandingkan dengan siswa yang tidak tuntas. Dari 30 siswa,
hanya 14 siswa (47%) yang memperoleh nilai di atas KKM, 16 siswa (53%)
belum mencapai KKM. Dengan melihat hasil belajar pada kegiatan prasiklus
tersebut, perlu adanya tindakan perbaikan dalam pembelajaran mata pelajaran

Ersy Agustina Nailius – PKP | 38


IPS Ekonomi di Kelas VII B pada materi Permintaan sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai.

4.1.2. Hasil Penelitian Siklus I


a. Perencanaan
Pada tahap pelaksanaan yang dilakukan pada penelitian berpedoman
dengan kurikulum yang digunakan, dengan model pembelajaran CTL,
memilih standar kompetensi dan kompetensi dasar pada mata pelajaran
IPS Ekonomi materi Permintaan. Selanjutnya menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran yang akan dilakukan pada siklus I
b. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I, peneliti bertindak
sebagai guru dengan diamati oleh ibu Yane Sarlotha Baitanu, S.Pd selaku
teman sejawat menggunakan lembar observasi yag telah dibuat
sebelumnya. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada siklus I adalah:
1. Kegiatan Awal
 Salam
 Berdoa
 Absensi
 Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
 Apersepsi dan motivasi
 Menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti
 Menjelaskan materi pembelajaran dengan media gambar
 Tanya jawab
 Guru memberikan penguatan
 Evaluasi
3. Kegiatan Penutup
 Menyimpulkan kegiatan pembelajaran
 Tindak lanjut berupa Pekerjaan Rumah

Ersy Agustina Nailius – PKP | 39


 Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran

Tabel 4.2 Hasil Belajar Siklus I


KM
No Nama Siswa Nilai Keterangan
70
1 Aprinto Baitanu 75 √
2 Arwadi Baitanu 75 √
3 Aryo Rysky Pratama Oemanu 70 √
4 Bernis Darsem Tameses 76 √
5 Chryzano Exelsior Baitanu 71 √
6 Dani Naetasi 75 √
7 Delovli Mirekel Nisipeni 76 √
8 Destri Natalia Laome 65
9 Elezyen Timothy Amanit 75 √
10 Elifas Naisunis 75 √
11 Elvi Yani Aleut 75 √
12 Emerya Lakusaba 65
13 Fandi Yoel Baitanu 70 √
14 Fredly Advensa Nopus 75 √
15 Greshry AnandaViona Neno 65
16 Imandras Lakusaba 70 √
17 Issak Loitas 65
18 Jeriko Dejenairo Manggoa 75 √
19 Jesia Tenderli Baitanu 65
20 Kezia Olifia Lassa 66
21 Martinus Baitanu 70 √
22 Melson Baitanu 64
23 Mivel Imanuel Baitanu 70 √
24 Osri Nofrida Baitanu 70 √
25 Putri Merlin Baitanu 75 √

Ersy Agustina Nailius – PKP | 40


26 Ressi Marisa Manus 66
27 Rini Aprili Sonis 60
28 Rysantri Nailius 70 √
29 Keli Sabneno 65
30 Hutry Nailius 75 √
Jumlah 2109
Rata-rata 0,3
Tuntas 20
Tidak Tuntas
Persentase Ketuntasan Belajar 67%

Dari hasil data di atas dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang tuntas
meningkat dibandingkan dengan kegiatan prasiklus. Dari 30 siswa, 20
siswa (67%) sudah memperoleh nilai di atas KKM, 10 siswa (33%) belum
mencapai KKM. Hal ini dikarenakan, siswa termotivasi mengikuti
kegiatan pembelajaran dengan media gambar, siswa terlibat aktif dalam
pembelajaran media gambar. Dikarenakan masih ada beberapa siswa yang
belum mencapai KKM, maka penelitian ini dilanjutkan pada siklus
berikutnya.

c. Observasi
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh ibu Juita, S.Pd selaku
teman sejawat, hasil belajar pada kegiatan perbaikan pembelajaran siklus I
meningkat dibandingkan pada pemelajaran prasiklus, namun masih
terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki, yaitu :
1. Pengelolaan waktu belum efisien
2. Media gambar sabaiknnya dibuat semenarik mungkin agar menarik
minat siswa untuk belajar dan mudah diingat.
3. Masih ada siswa yang tidak fokus pada materi pembelajaran.

d. Refleksi

Ersy Agustina Nailius – PKP | 41


Berdasarkan hasil observasi di atas, guru melakukan refleksi diri dan
memutuskan untuk mengadakan perbaikan pada siklus II sebagai berikut :
1. Mengelola waktu secara efisien
2. Meggunakan media gambar yang sudah dikenal siswa
3. Mengkondisikan kelas yang kondusif sehingga semua siswa dapat
fokus dengan materi pembelajaran.

4.1.3. Hasil Penelitian Siklus II


a. Perencanaan
Setelah melakukan refleksi dan analisis pada kegiatan pembelajaran siklus
I, maka kegiatan perencanaan pada siklus II dilakukan dengan membuat
RPP perbaikan Siklus II. Tujuan perbaikan siklus II berfokus pada :
1. Pengelolaan waktu secara efisien
2. Penggunaan media pembelajaran yang menarik dan sudah dikenal anak
3. Mengkondisikan kelas yang kondusif agar siswa terfokus pada materi
pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II, peneliti bertindak
sebagai guru dengan diamati oleh ibu Juita, S.Pd selaku teman sejawat
menggunakan lembar observasi yag telah dibuat sebelumnya.
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada siklus II adalah :
1. Kegiatan Awal
 Salam
 Berdoa
 Absensi
 Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
 Apersepsi dan motivasi
 Menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti
 Guru memita siswa megamati gambar ada di depan kelas

Ersy Agustina Nailius – PKP | 42


 Guru meminta siswa memberikan tanggapan terhadap gambar
tersebut.
 Guru memberikan penguatan
 Guru menjelaskan materi pembelajaran.
 Tanya jawab
 Guru memberikan penguatan
 Evaluasi
3. Kegiatan Penutup
 Menyimpulkan kegiatan pembelajaran
 Tindak lanjut berupa Pekerjaan Rumah
 Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran

Tabel 4.3 Hasil Belajar Siklus II


KKM Keterangan
No Nama Siswa Nilai
70 T
1 Aprinto Baitanu 75 √
2 Arwadi Baitanu 75 √
3 Aryo Rysky Pratama Oemanu 70 √
4 Bernis Darsem Tameses 76 √
5 Chryzano Exelsior Baitanu 71 √
6 Dani Naetasi 75 √
7 Delovli Mirekel Nisipeni 76 √
8 Destri Natalia Laome 65
9 Elezyen Timothy Amanit 75 √
10 Elifas Naisunis 75 √
11 Elvi Yani Aleut 75 √
12 Emerya Lakusaba 65
13 Fandi Yoel Baitanu 70 √
14 Fredly Advensa Nopus 75 √
15 Greshry AnandaViona Neno 65

Ersy Agustina Nailius – PKP | 43


16 Imandras Lakusaba 70 √
17 Issak Loitas 65
18 Jeriko Dejenairo Manggoa 75 √
19 Jesia Tenderli Baitanu 65
20 Kezia Olifia Lassa 70 √
21 Martinus Baitanu 70 √
22 Melson Baitanu 64
23 Mivel Imanuel Baitanu 70 √
24 Osri Nofrida Baitanu 70 √
25 Putri Merlin Baitanu 75 √
26 Ressi Marisa Manus 70 √
27 Rini Aprili Sonis 60
28 Rysantri Nailius 70 √
29 Keli Sabneno 70 √
30 Hutry Nailius 75 √
Jumlah 2122
Rata-rata 71
Tuntas 23
Tidak Tuntas
Persentase Ketuntasan Belajar 77%
Dari hasil data di atas, semua siswa sudah memperoleh nilai di atas KKM
dengan nilai rata-rata kelas 71. Hal ini menunjukan bahwa kegiatan
perbaikan pada siklus II siswa Kelas IV B materi Penawaran dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil tersebut peneliti
menyimpulkan bahwa peelitian ini dihentikan pada siklus ini.
c. Observasi
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh ibu Juita, S.Pd selaku
teman sejawat, hasil belajar pada kegiatan perbaikan pemebelajaran siklus
II meningkat secara signifikan, hal ini dikarenakan tujuan perbaikan yang
menjadi fokus perbaikan pada siklus ini dapat tercapai dengan baik.

Ersy Agustina Nailius – PKP | 44


d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh ibu Yane S. Baitanu,
S.Pd, peneliti melakukan refleksi dan menyimpulkan bahwa tindakan
perbaikan pembelajaran yang dilakukan peneliti sudah berhasil.

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian

Tabel 4.4 Hasil Belajar Prasiklus-Siklus II


KKM
No Nama Siswa Pra Siklus
70 Siklus I
1 Aprinto Baitanu 75 75
2 Arwadi Baitanu 65 75
Aryo Rysky Pratama
3 70 70
Oemanu
4 Bernis Darsem Tameses 66 76
5 Chryzano Exelsior Baitanu 71 71
6 Dani Naetasi 75 75
7 Delovli Mirekel Nisipeni 66 76
8 Destri Natalia Laome 65 65
9 Elezyen Timothy Amanit 75 75
10 Elifas Naisunis 75 75
11 Elvi Yani Aleut 75 75
12 Emerya Lakusaba 65 65
13 Fandi Yoel Baitanu 60 70
14 Fredly Advensa Nopus 75 75
15 Greshry AnandaViona Neno 65 65
16 Imandras Lakusaba 70 70
17 Issak Loitas 65 65
18 Jeriko Dejenairo Manggoa 65 75
19 Jesia Tenderli Baitanu 65 65

Ersy Agustina Nailius – PKP | 45


20 Kezia Olifia Lassa 66 66
21 Martinus Baitanu 70 70
22 Melson Baitanu 64 64
23 Mivel Imanuel Baitanu 60 70
24 Osri Nofrida Baitanu 70 70
25 Putri Merlin Baitanu 75 75
26 Ressi Marisa Manus 66 66
27 Rini Aprili Sonis 60 60
28 Rysantri Nailius 70 70
29 Keli Sabneno 65 65
30 Hutry Nailius 75 75
Jumlah 8979 2109
Rata-rata 9,98 70,3
Tuntas 14 20
Tidak Tuntas 16 10
Persentase Ketuntasan Belajar 47% 67%

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa, dari 30 siswa pada kegiatan
pembelajaran prasiklus terdapat 14 siswa yang mencapai nilai di atas KKM .
Setelah dilakukan perbaikan siklus I, hasil belajar siswa meningkat menjadi 20
siswa yang mencapai nilai di atas KKM dengan nilai rata-rata kelas 70,3.
Selanjutnya pada kegiatan perbaikan siklus II, hasil belajar siswa meningkat
menjadi 23 siswa mencapai nilai di atas KKM dengan nilai rata-rata kelas 71.
Untuk lebih jelasnya, peningkatan hasil belajar siswa dari kegiatan prasiklus
hingga kegiatan perbaikan siklus II dapat dilihat pada grafik berikut :

Ersy Agustina Nailius – PKP | 46


Grafik 4.1 Ketuntasan Belajar Siswa

25

20

15
Tuntas
Tidak Tuntas
10

0
Prasiklus Siklus I Siklus II

Ersy Agustina Nailius – PKP | 47


BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

5.1. Simpulan
Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dalam mata
pelajaran IPS Ekonomi materi Permintaan dan Penawaran dapat meningkatkan
hasil belajar siswa. Pada kegiatan prasiklus dari 30 siswa terdapat 14 siswa yang
mecapai KKM dengan nilai rata-rata kelas 9,98, siklus I meningkat menjadi 20
siswa dengan nilai rata-rata kelas 70,3 dan pada siklus II meningkat menjadi 23
siswa yang mendapat nilai di atas KKM dengan nilai rata-rata kelas 71.

5.2. Saran dan Tindak Lanjut


Setelah mengadakan proses perbaikan pembelajaran di SMP N 1 Amfoang
Tengah Satap, perlu dikemukakan saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan
dalam rangka perbaikan pembelajaran ke arah yang lebih baik.
1. Bagi Guru
a. Guru dapat menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and
Learning (CTL) pada mata pelajaran yang lainnya.
b. Guru dapat mengembangkan berbagai model yang bervariasi dalam
proses belajar mengajar agar lebih meningkatkan interaksi antara guru
dan siswa, serta meningkatkan keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran
c. Guru sebaiknya dapat mengalokasian waktu dengan optimal agar dapat
membantu siswa dalam tiap tahapan pembelajaran sesuai dengan batas
waktu yang ditentukan sehingga siswa akan disiplin dalam
menyelesaikan tugas.
2. Bagi Siswa
a. Sebaiknya siswa lebih berani dalam mengungkapkan pendapatnya dan
bertanya kepada teman maupun tentang materi yang belum dipahami
b. Siswa diharapkan lebih aktif dalam mencari bahan materi
pembelajaran sehingga dapat memperoleh pengetahuan tanpa harus
bergantung kepada guru.
3. Bagi Sekolah
a. Sekolah sebaiknya dapat memberikan dukungan penuh kepada guru
untuk mengembangkan berbagai variasi pembelajaran.

Ersy Agustina Nailius – PKP | 48


b. Sekolah sebaiknya memfasilitasi sarana dan prasarana bagi
pelaksanaan pembelajaran agar siswa dan guru selama kegiatan belajar
mengajar dapat optimal.
4. Bagi Peneliti lain
a. Bagi peneliti lain yang berkeinginan untuk melakukan penelitian yang
sejenis dapat melaksanakan pembagian kelompok tidak hanya melihat
dari hasil belajar siswa, tetapi juga perlu memperhatikan dari segi
keaktifan siswa, jenis kelamin agar dalam sebuah kelompok tidak
didominasi oleh siswa yang pandai, aktif, atau hanya satu jenis
kelamin saja.
b. Bagi peneliti lain yang berkeinginan untuk melakukan penelitian yang
sejenis sebaiknya setiap pertemuan perlu dilakukan pergantian
kelompok agar siswa dapat melakukan interaksi dengan siswa yang
lainnya.

Ersy Agustina Nailius – PKP | 49


DAFTAR PUSTAKA

A. F. Skinner.1938. The Behavior Of Organisms: An Experimental Analysis.


Cambrideg, Massachusetts: B.F. Skinner Foundation. ISBN 1-58390- 007-1,
ISBN 0-87411-487 X

Abdullah, F. A. (2016). Aplikasi teori gestalt dalam mewujudkan pembelajaran


bermakna (meaningful learning). Jurnal Edukasi, Vol. 2, No.2, 117-124.

Abdurrahman, M. (2010). Pendidikan bagi anak berkesulitan belajar. Jakarta: PT.


Asdi Mahasatya

Adam Smith. Teori Pertumbuhan Ekonomi Perencanaan dan Pembangunan. PT.


Grindo Pustaka. Jakarta.

Ahmad, Susanto. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.


Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Amri, Sofan. (2015). Implementasi Pembelajaran Aktif dalam Kurikulum 2013.


Jakarta : Prestasi Pustaka Raya.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Baharudin & Esa. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.

Ersy Agustina Nailius – PKP | 50


Dakir. 1993. Dasar-Dasar Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Dalyono, 2005. Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta.

Darmansyah. 2010. Strategi Pembelajaran Menyenangkan dengan Humor.


Jakarta: Bumi Aksara

Daryanto. 2010. Belajar dan Mengajar. Bandung: Yrama Widya.

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP) untuk Sekolah


Dasar/ MI. Jakarta: Terbitan Depdiknas

Depdiknas. Kamus besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia


Pustaka.

Dimyati dan Mudjiono, (1996). Belajar dan pembelajaran. dalam Sagala (2009).
Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabet

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineke


Cipta

Dimyati, 2002. Belajar Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta

Djamarah Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.

Ersy Agustina Nailius – PKP | 51


E. Mulyasa. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya

Gagne, R.M. (1977). The Condition of Learning 3rd edition. New York: Holt
Rinehart and Winston Inc .

Hamalik, Oemar. 2013. Proses Belajar Mengajar .( Jakarta : PT.Bumi Aksara )


.
Johnson, Elaine B. (2002). Contextual Teaching and Learning. California : A
Sage Publications Company.

Kock, Ned. 2011. “Using WarpPLS in E-Collaboration Studies : Descriptive


Statistics, Settings, and Key Analysis Result.” International Journal eCollaboration
7(2): 1–18.

Kokom Komalasari. 2010. Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi.


Bandung: Rafika Aditama.

Komalasari, Kokom. 2010. “Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi”.


Bandung: Refika Aditama.

McKeachie, Willbert. J. & Charles, L. Brower. (2002). Teaching of Phsycologist.


(Stephen F. Davis and William Buskist, Ed) London : Lawrence Erlbaum
Associates, Publishers.

Muhaimin, dkk. (2009). Manajemen Pendidikan Aplikasinya Dalam Penyusunan


Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.

Mulyasa. E. 2003, Kurikulum Berbasis Kompetens;Konsep,Karakteristik dan


Implementasi, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya).

Ersy Agustina Nailius – PKP | 52


Nana Sudjana. 1996, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar
Baru.

Nasution. 1995. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar.


Bandung: Bumi Aksara.

Ngalim Purwanto. 2004. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.


Bandung : Rosdakarya.

Oemar Hamalik. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Ratna, Nyoman Kutha. 2010. Metodologi Penelitian: Kajian Budaya dan Ilmu

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan. Jakarta: Kencana

Sriyono. 1992. Tehnik Belajar Mengajar CBSA. Jakarta: Rineka Cipta

Sudjana, Nana. 2004. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung :Sinar


Baru Algensido Offset.

Sudjana, Nana. 2012. Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:


Remaja Rosda Karya.

Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung: Tarsiti.

Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung :


Alfabeta.

Sumadi Suryabrata Drs. 1971. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers.

Ersy Agustina Nailius – PKP | 53


Sunarto. 2012. Icebreaker dalam Pembelajaran Aktif. Surakarta: Cakrawala
Media.
Syaiful, Sagala. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Trianto, (2007). Model-model Pembelajaran iInovatif berorientasi kontruktivistik.


Prestasi Pustaka: Jakarta.

Trianto. 2007. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Surabaya.


Kencana Prenada Media Group

Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu, Konsep, Strategi dan


Implementasinya dalam KTSP. Jakarta: Bumi Aksara.

Umaedi. 2002. Pendekatan Kontekstual. Departemen Pendidikan Nasional


Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Direktorat Pendidikan
Lanjutan Pertama

Ersy Agustina Nailius – PKP | 54


LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Format refleksi awal untuk menemukan masalah dalam


PKP

1. Isilah tabel di bawah ini sesuai dengan kondisi yang dialami Bapak/Ibu Guru di
sekolah tempat mengajar!

No. Hari/Tanggal Identifikasi Masalah Penyebab Rencana Solusi


1. Rabu, 12 Siswa kurang Siswa lebih banyak Guru harus
0ktober 2022 mencerna materimenggunakan bahasa mampu berbaur
Pembelajaran Ekonomidaerah. dengan siswa
(Daya tangkap minim) untuk mengenal
kelas VII di SMP N 1 lingkungan dan
Amfoang Tengah bahasa siswa.
Satap.

2. Kamis, 13 Siswa tidak betah diGuru belum mampu Guru harus


Oktober 2022 dalam kelas, saatmenarik perhatianmenggunakan
proses pembelajaransiswa pada media
berlangsung. pembelajaran. pembelajaran yang
bisa menarik
perhatian siswa

Masalah yangdipilih Penyebab Alasan pemilihan Rencana Solusi


masalah

Ersy Agustina Nailius – PKP | 55


Siswa kurang Siswa lebih seringKarena siswa seringGuru harus
mencerna materimenggunakan bahasalebih memilih diammampu
dalam Pelajaran daerah. saat ditanya karenaberadaptasi
Ekonomi (Daya takut menjawab dengan siswa
tangkap minim) kelas dengan menggunakanterkhususnya
VII di SMP N 1 bahasa Indonesia danmasalah bahasa.
Amfoang Tengah jawabannya juga
Satap. kadang mengambang
dari pertanyaan.

Rumusan Masalah Tujuan Perbaikan Pembelajaran


Apakah dengan menerapkan Untuk mengetahui peningkatan daya serap
model pembelajaran Konstektual, daya siswa kelas VII SMP N 1 Amfoang
tangkap/serap siswa kelas VII SMP N 1Tengah Satap dengan menerapkan model
Amfoang Tengah Satap meningkat? pembelajaran konstektual
Bagaimana cara menerapkan model
pembelajaran Konstektual untuk Untuk mengetahui cara menerapkan
meningkatkan keaktifan siswa kelas VIImodel pembelajaran Konstektual dalam
SMP N 1 Amfoang Tengah Satap meningkatkan daya serap siswa kelas VII
SMP N 1 Amfoang Tenga Satap.

Judul Laporan PKP:


 Upaya meningkatan Keaktifan Siswa Kelas VII di SMP N 1 Amfoang
Tengah Satap melalui Penerapan Model Pembelajaran Konstektual

Ersy Agustina Nailius – PKP | 56


Lampiran 2. Nilai Pra Siklus
KKM Keterangan
No Nama Siswa Nilai
70 T TT
1 Aprinto Baitanu 75 √
2 Arwadi Baitanu 65 √
3 Aryo Rysky Pratama Oemanu 70 √
4 Bernis Darsem Tameses 66 √
5 Chryzano Exelsior Baitanu 71 √
6 Dani Naetasi 75 √
7 Delovli Mirekel Nisipeni 66 √
8 Destri Natalia Laome 65 √
9 Elezyen Timothy Amanit 75 √
10 Elifas Naisunis 75 √
11 Elvi Yani Aleut 75 √
12 Emerya Lakusaba 65 √
13 Fandi Yoel Baitanu 60 √
14 Fredly Advensa Nopus 75 √
15 Greshry AnandaViona Neno 65 √
16 Imandras Lakusaba 70 √
17 Issak Loitas 65 √
18 Jeriko Dejenairo Manggoa 65 √
19 Jesia Tenderli Baitanu 65 √
20 Kezia Olifia Lassa 66 √
21 Martinus Baitanu 70 √
22 Melson Baitanu 64 √
23 Mivel Imanuel Baitanu 60 √
24 Osri Nofrida Baitanu 70 √
25 Putri Merlin Baitanu 75 √
26 Ressi Marisa Manus 66 √
27 Rini Aprili Sonis 60 √

Ersy Agustina Nailius – PKP | 57


28 Rysantri Nailius 70 √
29 Keli Sabneno 65 √
30 Hutry Nailius 75 √
Jumlah 8979
Rata-rata 9,98
Tuntas 14
Tidak Tuntas 16
Persentase Ketuntasan Belajar 7% 53%

Ersy Agustina Nailius – PKP | 58


Lampiran 3. RPP Siklus I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)


SIKLUS 1

Satuan Pendidikan : SMP N 1 Amfoang Tengah Satap


Mata Pelajaran : IPS
Materi Pokok : Permintaan dan Penawaran
Kelas/Semester : VII/Genap
Alokasi Waktu : 2 x 30 Menit

KD Indikator
3.3 Memahami konsep interaksi antara manusia Menerangkan devenisi permintaan,
dengan ruang sehingga menghasilkan berbagaipenawaran, pasar dan harga
kegiatan ekonomi (produksi, distribusi, Menguraikan isi hukum permintaan dan
konsumsi, permintaan, dan penawaran) danpenawaran
interaksi antarruang untuk keberlangsunganMenjelaskan faktor-faktor yang
kehidupan ekonomi, sosial, dan budayamempengaruhi permintaan dan
Indonesia. penawaran

4.3 Menjelaskan hasil analisis tentang konsep


interaksi antara manusia dengan ruang sehingga
menghasilkan berbagai kegiatan ekonomi
(produksi, distribusi, konsumsi, permintaan, dan
penawaran) dan interaksi antarruang untuk
keberlangsungan kehidupan ekonomi, sosial, dan
budaya Indonesia.

A. Tujuan Pembelajaran
Melalui pembelajaran Problem Based Learning, peserta didik mampu :
1. Siswa dapat menerangkan definisi permintaan

Ersy Agustina Nailius – PKP | 59


2. Siswa dapat Mendemonstrasikan hukum permintaan
3. Siswa dapat menjelaskan faktor-faktor yangmempengaruhi permintaan

B. Materi Pembelajaran
Permintaan, Penawaran, pasar dan harga
 Permintaan

C. Metode
 Model Pembelajaran : Contextual Teaching and Learning

D. Alat dan sumber belajar


Buku Teks

E. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan (2 menit)
Guru mengucapkan salam, mengecek kebersihan kelas, berdoa, absensi lalu
menyampaikan tujuanpembelajaran, cakupan materi, langkah pembelajaran
dan tehnik penilaian.
2. Kegiatan Inti (6 menit)
Guru menstimulus peserta didik dengan gambar yang terdapat dalam buku
teks
Tahapan Pembelajaran Kontekstual
1. Invitasi (Siswa didorong agar mengemukakan pengetahuan
awalnya tentang konsep yang akan dibahas) Guru menanyakan apa
yang sering diminta saat hendak berangkat sekolah ?
2. Eksplorasi (siswa diberi kesempatan menyelidiki dan menemukan
konsep melalui kegiatan yang dirancang guru) : Guru meminta
siswa agar mengamati dengan seksama. Guru membagikan lembar
tugas yang harus dikerjakan berkelompok dengan teman sebangku
3. Penjelasan dan Solusi (siswa memberikan penjelasan yang
didasarkan pada hasil diskusi ditambah dengan penguatan guru,

Ersy Agustina Nailius – PKP | 60


maka siswa menyampaikan gagasan,membuat rangkuman dan
ringkasan) : Guru menyilahkan beberapa siswa sebagai wakil untuk
membacakan hasil kerja kelompoknya.
4. Pengambilan tindakan (siswa dapat membuat keputusan,
menggunakan pengetahuan dan keterampilan, berbagai informasi
dan gagasan, megajukan pertanyaan lanjutan, mengajukan saran
baik secara individu maupun kelompok yang berhubungan dengan
materi yang dibahas) : Guru memberi siswa kesempatan bertanya
dan mengajukan pendapat.
3. Kegiatan Penutup
a. Guru memberikan kesimpulan atau ringkasan materi
pembelajaran
b. Siswa mencatat kesimpulan
c. Guru memberikan motifasi pembelajaran
d. Guru meminta siswa mengumpulkan lembar tugas yang dikerjakan
e. Guru menutup pelajaran dengan meminta salah satu siswa untuk
berdoa.

F. PENILAIAN PEMBELAJARAN

Penilaian : Keaktifan peserta didik Mulai awal pembelajaran,


dalam diskusi, sampai menyajikan hasil tugas
Sikap : diskusi
Penilaian Pengetahuan : Tes tertulis
Penilaian Keterampilan : Unjuk kerja kegiatan Pembelajaran

Mengetahui Binafun, 20 Juli 2022


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Ersy Agustina Nailius – PKP | 61


Arnaldo S. Ola, Gr. SH Ersy A. Nailius, A.Md
NIP:19780916 201001 1 024

Ersy Agustina Nailius – PKP | 62


Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) SIKLUS 1

Mata Pelajaran : SMPN 1 Amfoang Tengah Satap


Kelas/Semester : VII/Genap
Subtema :PermintaanAlokasi Waktu : 10 menit
Kelompok : Terdapat 4 kelompok
1. Ketua : Felipus Bilos
2. Ketua : Elezzyen Thimoty
3. Ketua : Rini Sonis
4. Ketua : Risantry Nailius

A. Petunjuk Belajar
1. Cermati materi dalam buku paket, rangkuman materi atau pada sumber informasi pendukung
lainnya
2. Kerjakan soal secara berkelompok
B. Kompetensi dasar dan indikator penacapaian Kompetensi
3.1. Memahami konsep interaksi antara manusia dengan ruang sehingga menghasilkan berbagai
kegiatan ekonomi (produksi, distribusi, konsumsi, permintaan, danpenawaran) dan interaksi
antarruang untuk keberlangsungan kehidupan ekonomi, sosial,dan budaya Indonesia.
4.3 Menjelaskan hasil analisis tentang konsep interaksi antara manusia dengan ruang sehingga
menghasilkan berbagai kegiatan ekonomi (produksi, distribusi, konsumsi,permintaan, dan penawaran)
dan interaksiantarruang untuk keberlangsungan kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya Indonesia
Indikator
Menerangkan devenisi permintaan, penawaran, pasar dan harga
Menguraikan isi hukum permintaan dan penawaran
Menjelaskan faktor-faktor yangmempengaruhi permintaan dan penawaran

C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menerangkan definisi permintaan
2. Siswa dapat Mendemonstrasikan hukum permintaan
3. Siswa dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan

D. Langkah langkah

Ersy Agustina Nailius – PKP | 63


1. Baca bacaan singkat di dalam LKPD !
2. Kerjakan soal di bawah ini :
a. Jenis barang apa saja yang kalian minta pada orangtua pada saat hari besar di atas ?
b. Menurut pendapat kamu apa yang dimaksud dengan permintaan
c. Bagaimana menurut kalian tentang jumlah permintaan saat hari raya ?
d. Faktor apa saja yang sering mempengaruhi permintaan !

Pahami bacaan berikut


Pada saat menjelang Hari raya atau Lebaran, Natal dan Tahun baru biasanya jumlah permintaan
masyarakat akan kebutuhan barang-barang mengalami kenaikan. Banyak alasan yang akan disajikan
seandainya ada pertanyaan tentang alasan mengapa masyarakat justru menaikkan jumlah permintaan
akan barang-barang tertentu. Lebaran, Natalan dan Tahun baru adalah suatu event yang istimewa, saling
berkunjung ke sanak saudara. Yang berada di jauh perantauan berusaha untuk pulang kampung,
berkumpul dengan keluarga dan saudara. Mungkin itulah salah satu alasan kita untuk menyiapkan segala
sesuatunya dengan baik . Mereka bergembira menyambut kedatangan sanak saudara atau bahkan
mereka sendiri yang berkunjung ke tempat sanak saudara.

Lampiran 3

Lembara Penilaian
A. Penilaian Sikap
1. Teknik penilaian: Observasi
2. Alat penilaian : Jurnal
Jurnal penilain Sikap piritual dan Sosial

Aspek Sikap
N Nama Tanggung Gotong – Tindaklanjut
o Peserta Didik Religius Disiplin Jujur jawab royong

1.Felipus
2.Kelin
3.Leilani
4.Santri
5.Reka
Ersy Agustina Nailius – PKP | 64
6.Citra
7.Elezzyen
8.Marisa
9.Martinus
10.Imelda
11.Adinda
Rini Sonis
13.Aprinto

Pedoman penilaian sikap:


4 = Sangat baik
3 = Baik
2 = Cukup baik 1 = Kurang baik

Lembar Penilaian Ketrampilan Presentasi

Aspek
Nama Kemampuan Kemampuan Menjawab Penguatan
N Presentae beragumentasi Materi Jumlah Nilai
o skor
1 Felipus
2 Kelin
3 Leilani
4 Santri
5 Reka
6 Citra
7 Elezzyen
8 Marisa
9 Martinus

Ersy Agustina Nailius – PKP | 65


10 Imelda
11 Adinda
12 Rini Sonis
13 Aprinto
Keterangan pengisian skor
4 = sangat baik 3 = Baik 2 = Cukup 1 = kurang

Ersy Agustina Nailius – PKP | 66


INSTRUMEN PENILAIAN (Aspek Pengetahuan)

Sekolah : SMP N 1 Amfoang Tengah Satap


Mata Pelajaran : IPS
Kelas /Semester : VII/Genap
Tahun Pelajaran : 2022/2023
Teknik Penilaian : Tes lisan
Penilai : Guru

1 ~ Permintaan Jenis barang apa saja yang kalian minta pada orangtua
pada saat hari besar di atas ?
Menurut pendapat kamu apa yang dimaksud dengan
permintaan
Bagaimana menurut kalian tentang jumlah permintaan
saat hari raya ?
Faktor apa saja yang sering mempengaruhi permintaan !

1. Pakian Baru, Kue, Kembang api dll.


2. Pengertian Permintaan adalah Jumlah barang/jasa yang akan dibeli oleh masyarakat pada berbagai
tingkat harga dalam jangka waktu tertentu.
3. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan
- Beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan
a. Harga barang itu sendiri
b. Harga barang subtitusi
c. Pendapatan
d. Selera konsumen
e. Intensitas kebutuhan konsumen
f. Kualitas barang
g. Perkiraan harga di masa depan
h. Jumlah penduduk
4. Jumlah permintaan saat menyambut dan merayakan hari raya akan semakin meningkat.
5. isi hukum Permintaan?

Ersy Agustina Nailius – PKP | 67


- Semakin rendah harga suatu barang, semakin banyak jumlah barang yang diminta, sebaliknya
semakin tinggi harga suatu barang, semakin sedikit jumlah barang yangdiminta.

Ersy Agustina Nailius – PKP | 68


PEDOMAN PENSKORAN
KRITERIA YANG DINILAI/
SKOR MAKSIMAL
ALTERNATIF PERTANYAAN
Siswa dapat menyebutkan jawaban dengan, A
lengkap dan benar.
Siswa dapat menyebutkan jawaban dengan B
baikdan benar, tapi kurang lengkap.
Siswa dapat menyebutkan jawaban tapi salah C
sebagian besar.
Siswa tidak dapat menjawab dengan benar D

Sangat Baik (A) : 93 - 100


Baik (B) : 84 - 92

Cukup (C) : 75 - 83

Kurang (D) : ≤ 75

Ersy Agustina Nailius – PKP | 69


Lampiran 4. Nilai Siklus I

KKM Keterangan
No Nama Siswa Nilai
70 T TT
1 Aprinto Baitanu 75 √
2 Arwadi Baitanu 75 √
3 Aryo Rysky Pratama Oemanu 70 √
4 Bernis Darsem Tameses 76 √
5 Chryzano Exelsior Baitanu 71 √
6 Dani Naetasi 75 √
7 Delovli Mirekel Nisipeni 76 √
8 Destri Natalia Laome 65 √
9 Elezyen Timothy Amanit 75 √
10 Elifas Naisunis 75 √
11 Elvi Yani Aleut 75 √
12 Emerya Lakusaba 65 √
13 Fandi Yoel Baitanu 70 √
14 Fredly Advensa Nopus 75 √
15 Greshry AnandaViona Neno 65 √
16 Imandras Lakusaba 70 √
17 Issak Loitas 65 √
18 Jeriko Dejenairo Manggoa 75 √
19 Jesia Tenderli Baitanu 65 √
20 Kezia Olifia Lassa 66 √
21 Martinus Baitanu 70 √
22 Melson Baitanu 64 √
23 Mivel Imanuel Baitanu 70 √
24 Osri Nofrida Baitanu 70 √
25 Putri Merlin Baitanu 75 √
26 Ressi Marisa Manus 66 √
27 Rini Aprili Sonis 60 √
28 Rysantri Nailius 70 √
29 Keli Sabneno 65 √
30 Hutry Nailius 75 √

Ersy Agustina Nailius – PKP | 70


Jumlah 2109
Rata-rata 70,3
Tuntas 20
Tidak Tuntas 10
Persentase Ketuntasan Belajar 7% 33%

Lampiran 5. Lembar Observasi Siklus I (dari teman sejawat)

Ersy Agustina Nailius – PKP | 71


LEMBAR OBSERVASI SIMULASI PKP

NAMA MAHASISWA : Ersy Agustina Nailius


NIM 044292651
MATAPELAJARAN/TEMA : IPS/Permintaan
KELOMPOK/KELAS VII
TUJUAN PEMBELAJARAN :
4. Siswa dapat menerangkan definisi permintaan dan penawaran
5. Siswa dapat Mendemonstrasikan hukum permintaan dan penawaran
6. Siswa dapat menjelaskan faktor-faktor yangmempengaruhi permintaan
MENGACU PADA RPPH/RPP KE 1
TEMPAT MAHASISWA MENGAJAR : SMP N 1 Amfoang Tengah Satap
TEMPAT BEKERJA PENDAMPING : SMP N 1 Amfoang Tengah Satap
UPBJJ-UT : 79/Kupang

ASPEK YANG DIAMATI KESESUAIANDENGAN SARAN/HASIL


RPP* DISKUSI/REFLEKSI
SESUAI TIDAK
SESUAI
KEGIATAN KEGIATAN
PENDAHULUAN/AWAL PENDAHULUAN/AWAL
1. Memotivasi V Lebih diperjelas sehingga kegiatan
2. Memberi acuan V awalnya benar-benar mengingat
3. Melakukan apersepsi V kembali materi minggu lalu
B. KEGIATAN INTI B. KEGIATAN INTI
1. Penjelasan V
konsep/materi/contoh/ilustrasi
2. Pemberian penguatan V Media pembelajarannya diusahakan
3. Penggunaan media V untuk ada selain buku teks siswa
4. Pemberian tugas/latihan V
5. Umpan balik V
C. KEGIATAN PENUTUP C. KEGIATAN PENUTUP
1. Meringkas/Merangkum V Lebih banyak memberi penjelasan

Ersy Agustina Nailius – PKP | 72


2. Evaluasi V tambahan untuk siswa dalam
3. Pemberian tugas V memberi rangkuman sesuai materi
pembelajaran

MPILAN YANGDIAMATI KEPANTASAN SARAN/ HASIL


PANTAS TIDAK DISKUSI/REFLEKSI
PANTAS
1. Pakaian yang dikenakan V -
2. Alas kaki yang digunakan V -
3. Ekspresi / mimik wajah V Harus lebih rileks
MPILAN YANGDIAMATI KEPANTASAN SARAN/ HASIL
PANTAS TIDAK DISKUSI/REFLEKSI
PANTAS
4. Sikap/gerak tubuh saat berdiri V -
5. Bahasa yang digunakan V -

Binafun, 03 November 2022


Pendamping, Mahasiswa

Yane Sarlota Baitanu, S.Pd Ersy Agustina Nailius


NIM.044292651

Ersy Agustina Nailius – PKP | 73


1. Video Praktik Pembelajaran
https://youtu.be/2cY7rn0DdYQ
2. Foto kegiatan awal
3. Foto kegiatan inti
4. Foto kegiatan penutup
5. Foto aktivitas diskusi bersama pendamping
Foto aktivitas diskusi bersama pendamping

Ersy Agustina Nailius – PKP | 74


Lampiran 6. RPP Siklus II

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)


SIKLUS 2

Satuan Pendidikan : SMP N 1 Amfoang Tengah Satap


Mata Pelajaran : IPS
Materi Pokok : Permintaan dan Penawaran
Kelas/Semester : VII/Genap
Alokasi Waktu : 2 x 30 Menit

KD Indikator
3.3 Memahami konsep interaksi antara manusiaMenerangkan devenisi permintaan,
dengan ruang sehingga menghasilkan berbagaipenawaran, pasar dan harga
kegiatan ekonomi (produksi, distribusi,Menguraikan isi hukum permintaan dan
konsumsi, permintaan, dan penawaran) danpenawaran
interaksi antarruang untuk keberlangsunganMenjelaskan faktor-faktor yang
kehidupan ekonomi, sosial, dan budayamempengaruhi permintaan dan
Indonesia. penawaran

4.3 Menjelaskan hasil analisis tentang konsep


interaksi antara manusia dengan ruang sehingga
menghasilkan berbagai kegiatan ekonomi
(produksi, distribusi, konsumsi, permintaan, dan
penawaran) dan interaksi antarruang untuk
keberlangsungan kehidupan ekonomi, sosial, dan
budaya Indonesia.

A. Tujuan Pembelajaran
Melalui pembelajaran Problem Based Learning, peserta didik mampu :
1. Siswa dapat menerangkan definisi penawaran
2. Siswa dapat Mendemonstrasikan hukum penawaran
3. Siswa dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran
B. Materi Pembelajaran
Ersy Agustina Nailius – PKP | 75
Permintaan, Penawaran, pasar dan harga
 Penawaran
C. Metode
 Model Pembelajaran : Contextual Teaching and Learning
D. Alat dan sumber belajar
Buku Teks dan Gambar

E. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan (2 menit)
Guru mengucapkan salam, mengecek kebersihan kelas, berdoa, absensi lalu menyampaikan tujuan
pembelajaran, cakupan materi, langkah pembelajaran dan tehnik penilaian.

2. Kegiatan Inti (6 menit)


Guru menstimulus peserta didik dengan gambar yang terdapat dalam buku teks
Tahapan Pembelajaran Kontekstual
1. Invitasi (Siswa didorong agar mengemukakan pengetahuan awalnya tentang konsep yang akan
dibahas) Guru menanyakan siapa yang perna menawarkan suatu barang yang hendak dibeli di
pasar atau tokoh ?
2. Eksplorasi (siswa diberi kesempatan menyelidiki dan menemukan konsep melalui kegiatan yang
dirancang guru) : Guru meminta siswa agar mengamati dengan seksama. Guru membagikan
lembar tugas yang harus dikerjakan berkelompok dengan teman sebangku
3. Penjelasan dan Solusi (siswa memberikan penjelasan yang didasarkan pada hasil diskusi
ditambah dengan penguatan guru, maka siswa menyampaikan gagasan,membuat rangkuman dan
ringkasan) : Guru menyilahkan beberapa siswa sebagai wakil untuk membacakan hasil kerja
kelompoknya.
4. Pengambilan tindakan (siswa dapat membuat keputusan, menggunakan pengetahuan dan
keterampilan, berbagai informasi dan gagasan, megajukan pertanyaan lanjutan, mengajukan
saran baik secara individu maupun kelompok yang berhubungan dengan materi yang dibahas) :
Guru memberi siswa kesempatan bertanya dan mengajukan pendapat.
3. Kegiatan Penutup
a. Guru memberikan kesimpulan atau ringkasan materi pembelajaran
b. Siswa mencatat kesimpulan
c. Guru memberikan motifasi pembelajaran
d. Guru meminta siswa mengumpulkan lembar tugas yang dikerjakan
e. Guru menutup pelajaran dengan meminta salah satu siswa untuk berdoa.
Ersy Agustina Nailius – PKP | 76
F. PENILAIAN PEMBELAJARAN

PenilaianSikap : Keaktifan peserta didik Mulai awal pembelajaran, dalam diskusi, sampai menyajikan hasil tugas
diskusi

Penilaian Pengetahuan : Tes tertulis

Penilaian Keterampilan : Unjuk kerja kegiatan Pembelajaran

Mengetahui Binafun, 20 Juli 2022


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Arnaldo S. Ola, Gr. SH Ersy A. Nailius, A.Md


NIP:19780916 201001 1 024

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) SIKLUS 2


Ersy Agustina Nailius – PKP | 77
Mata Pelajaran : SMPN 1 Amfoang Tengah Satap
Kelas/Semester : VII/Genap
Subtema : Penawaran
Alokasi Waktu : 10 menit
Kelompok : Terdapat 4 kelompok
1. Ketua : Felipus Bilos
2. Ketua : Elezzyen Thimoty
3. Ketua : Rini Sonis
4. Ketua : Risantry Nailius

A. Petunjuk Belajar
1. Cermati materi dalam buku paket, rangkuman materi atau pada sumber informasi pendukung lainnya
2. Kerjakan soal secara berkelompok
B. Kompetensi dasar dan indikator penacapaian Kompetensi
4.1 Memahami konsep interaksi antara manusia dengan ruang sehingga menghasilkanberbagai kegiatan
ekonomi (produksi, distribusi, konsumsi, permintaan, dan penawaran) dan interaksi antarruang untuk
keberlangsungan kehidupan ekonomi, sosial,dan budaya Indonesia.
4.3 Menjelaskan hasil analisis tentang konsep interaksi antara manusia dengan ruang sehingga
menghasilkan berbagai kegiatan ekonomi (produksi, distribusi, konsumsi, permintaan, dan penawaran)
dan interaksiantarruang untuk keberlangsungan kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya Indonesia
Indikator
Menerangkan devenisi permintaan, penawaran, pasar dan harga
Menguraikan isi hukum permintaan dan penawaran
Menjelaskan faktor-faktor yangmempengaruhi permintaan dan penawaran

C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menerangkan definisi penawaran
2. Siswa dapat Mendemonstrasikan hukum penawaran
3. Siswa dapat menjelaskan faktor-faktor yangmempengaruhi penawaran

D. Langkah langkah.
Ersy Agustina Nailius – PKP | 78
Kerjakan soal di bawah ini :
1. Jenis barang apa saja yang akan lebih banyak ditawarkan saat hari raya?
2. Menurut pendapat kamu apa yang dimaksud dengan penawaran ?
3. Kemukakan bunyi hukum penawaran !
4. Faktor apa saja yang sering mempengaruhi penawaran!

Ersy Agustina Nailius – PKP | 79


Lembaran Penilaian

A. Penilaian Sikap
1. Teknik penilaian : Observasi
2. Alat penilaian : Jurnal
Jurnal penilain Sikap piritual dan Sosial

Aspek Sikap
N Nama Tanggung Gotong – Tindaklanjut
o Peserta Didik Religius Disiplin Jujur jawab royong

1.Felipus
2.Kelin
3.Leilani
4.Santri
5.Reka
6.Citra
7.Elezzyen
8.Marisa
9.Martinus
10.Imelda
11.Adinda
Rini Sonis
13.Aprinto

Pedoman penilaian sikap:


4= Sangat baik
3= Baik
1= Cukup baik
1 = Kurang baik

Ersy Agustina Nailius – PKP | 80


Lampiran 4 Lembar Penilaian Ketrampilan Presentasi

Aspek
Nama Kemampuan Kemampuan Menjawab Penguatan
N Presentae beragumentasi Materi Jumlah lai
O skor
1 Felipus
2 Kelin
3 Leilani
4 Santri
5 Reka
6 Citra
7 Elezzyen
8 Marisa
9 Martinus
10 Imelda
11 Adinda
12 Rini Sonis
13 Aprinto
Keterangan pengisian skor
4 = sangat baik 3 = Baik 2 = Cukup 1 = kurang

Ersy Agustina Nailius – PKP | 81


INSTRUMEN PENILAIAN (Aspek Pengetahuan)

Sekolah : SMP N 1 Amfoang Tengah Satap


Mata Pelajaran : IPS
Kelas /Semester : VII/Genap
Tahun Pelajaran : 2022/2023
Teknik Penilaian : Tes lisan
Penilai : Guru

1 ~ Penawaran Jenis barang apa saja yang akan lebih banyak ditawarkan
saat hari raya?
Menurut pendapat kamu apa yang dimaksud dengan
penawaran ?
Kemukakan bunyi hukum penawaran !
Faktor apa saja yang sering mempengaruhi penawaran!

1. Pakian Baru, Kue, Kembang api dll.


2. Penawaran adalah jumlah keseluruhan barang atau jasa yang tersedia di pasar untuk
ditawarkan pada tingkat harga dan barang tertentu.
3. Isi hukum Permintaan?
Bila tingkat harga naik, maka jumlah barang yang ditawarkan akan naik. Bila tingkat harga
turun maka jumlah barang yang akan ditawarkan akan turun
4. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran!
- Beberapa faktor yang mempengaruhi penawaran
a. Harga barang itu sendiri
b. Jumlah produsen atau penjual
c. Jumlah dan harga barang subsidi
d. Bencana Alam
e. Biaya produksi
f. Intervensi pemerintah seperti pajak
g. Teknologi dalam produksi
h. Perkiraan harga di masa depan
Ersy Agustina Nailius – PKP | 82
PEDOMAN PENSKORAN

Sangat Baik (A) : 93 – 100


Baik (B) : 84 – 92
Cukup (C) : 75 – 83
Kurang (D) : ≤ 75

KRITERIA YANG DINILAI/


SKOR
ALTERNATIF PERTANYAAN MAKSIMAL
Siswa dapat menyebutkan jawaban dengan,lengkap dan A
benar.
Siswa dapat menyebutkan jawaban dengan baikdan benar, B
tapi kurang lengkap.
Siswa dapat menyebutkan jawaban tapi salahsebagian besar. C

Siswa tidak dapat menjawab dengan benar

Ersy Agustina Nailius – PKP | 83


Lampiran 7. Nilai Siklus II

KKM Keterangan
No Nama Siswa Nilai
70 T TT
1 Aprinto Baitanu 75 √
2 Arwadi Baitanu 75 √
3 Aryo Rysky Pratama Oemanu 70 √
4 Bernis Darsem Tameses 76 √
5 Chryzano Exelsior Baitanu 71 √
6 Dani Naetasi 75 √
7 Delovli Mirekel Nisipeni 76 √
8 Destri Natalia Laome 65 √
9 Elezyen Timothy Amanit 75 √
10 Elifas Naisunis 75 √
11 Elvi Yani Aleut 75 √
12 Emerya Lakusaba 65 √
13 Fandi Yoel Baitanu 70 √
14 Fredly Advensa Nopus 75 √
15 Greshry AnandaViona Neno 65 √
16 Imandras Lakusaba 70 √
17 Issak Loitas 65 √
18 Jeriko Dejenairo Manggoa 75 √
19 Jesia Tenderli Baitanu 65 √
20 Kezia Olifia Lassa 70 √
21 Martinus Baitanu 70 √
22 Melson Baitanu 64 √
23 Mivel Imanuel Baitanu 70 √
24 Osri Nofrida Baitanu 70 √
25 Putri Merlin Baitanu 75 √
26 Ressi Marisa Manus 70 √
27 Rini Aprili Sonis 60 √
28 Rysantri Nailius 70 √
29 Keli Sabneno 70 √
30 Hutry Nailius 75 √

Ersy Agustina Nailius – PKP | 84


Jumlah 2122
Rata-rata 71
Tuntas 23
Tidak Tuntas 7
Persentase Ketuntasan Belajar 7% 23%

Lampiran 8. Lembar Observasi Siklus II (dari teman sejawat)


Ersy Agustina Nailius – PKP | 85
LEMBAR OBSERVASI SIMULASI PKP
NAMA MAHASISWA : Ersy Agustina Nailius
NIM 044292651
MATAPELAJARAN/TEMA : IPS/Penawaran
KELOMPOK/KELAS VII

TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Siswa dapat menerangkan definisi penawaran
2. Siswa dapat Mendemonstrasikan hukum penawaran
3. Siswa dapat menjelaskan faktor-faktor yangmempengaruhi Penawaran
MENGACU PADA RPPH/RPP KE 2
TEMPAT MAHASISWA MENGAJAR : SMP N 1 Amfoang Tengah Satap
TEMPAT BEKERJA PENDAMPING : SMP N 1 Amfoang Tengah Satap
UPBJJ-UT : 79/Kupang

ASPEK YANG DIAMATI KESESUAIANDENGAN SARAN/HASIL


RPP* DISKUSI/REFLEKSI
SESUAI TIDAK
SESUAI
KEGIATAN KEGIATAN
PENDAHULUAN/AWAL PENDAHULUAN/AWAL
1. Memotivasi V Lebih diperjelas sehingga kegiatan
2. Memberi acuan V awalnya benar-benar mengingat
3. Melakukan apersepsi V kembali materi minggu lalu
B. KEGIATAN INTI B. KEGIATAN INTI
1. Penjelasan V
konsep/materi/contoh/ilustrasi
2. Pemberian penguatan V Media pembelajarannya masih hanya
3. Penggunaan media V pada buku teks
4. Pemberian tugas/latihan V
5. Umpan balik V
C. KEGIATAN PENUTUP C. KEGIATAN PENUTUP
1. Meringkas/Merangkum V Lebih banyak memberi penjelasan

Ersy Agustina Nailius – PKP | 86


2. Evaluasi V tambahan untuk siswa dalam
3. Pemberian tugas V memberi rangkuman sesuai materi
pembelajaran

MPILAN YANGDIAMATI KEPANTASAN SARAN/ HASIL


PANTAS TIDAK DISKUSI/REFLEKSI
PANTAS
1. Pakaian yang dikenakan V -
2. Alas kaki yang digunakan V -
3. Ekspresi / mimik wajah V Harus lebih Semangat

Ersy Agustina Nailius – PKP | 87


MPILAN YANGDIAMATI KEPANTASAN SARAN/ HASIL
PANTAS TIDAK DISKUSI/REFLEKSI
PANTAS
4. Sikap/gerak tubuh saat berdiri V -
5. Bahasa yang digunakan V -

Binafun, 10 Bovember 2022


Pendamping Mahasiswa

Yane Sarlota Baitanu, S.Pd Ersy Agustina Nailius


NIM.044292651
Lampiran 9. Jurnal Pembimbingan PKP – Semester 2022/23 (2022.1)

JURNAL PEMBIMBINGAN PKP – SEMESTER 2022/23 (2022.1)


Nama Mahasiswa : Ersy Agustina Nailius
NIM : 044292651
Judul Perbaikan Pembelajaran : Upaya Meningkatkan keaktifan Siswa Kelas VII B SMP N 1
Amfoang Tengan Satap

No. Hari/Tanggal Kegiatan Hasil/Komentar Tindak Lanjut Bukti


Pembimbingan Pembimbingan
1. Jumat, Orientasi Kegiatan Dimilikinya mulai merumuskan
Pemantapan kemampuan dan
30 Kemampuan Profesional profesionalitas mengidentifikasi
September (PKP). yang lebih baik masalahpembelajaran
2022 dalam prinsip yang di temui di
penelitian tindakan kelas yang diajar.
kelas (PTK).

2. Sabtu, 15 Mahasiswa Perorangan dan melanjutkan


Oktober 2022 mengidentifikasi bersifat membuat judul
masalah pembelajaran mandiri. penelitian
yang terjadi setelah
melakukannya di
kelas.
3. Sabtu, 22 Refleksi dan Judul disusun merevisi hasil
Oktober 2022 merancang siklus dengan bimbingan
berikutnya dan jelas, singkat dan baik memperbaiki
lanjutankan menyusun padat (12 s.d 22 dari judul, pada bab I
Judul kata), ilustrasikan dan bab II,
Laporan, BAB I perbaikan mengisikan
Pendahuluan dan (masalah,tindakan, penelitian yang
BAB II Kajian subjek dan lokasi) relevan pada bab II
Pustaka. dan relevansikan dan merevisi pada
kajian pustaka identifikasi masalah
dengan latar pada bab I.
belakang masalah
agar dirinci dan
jelas.

4. Sabtu, 29 Bimbingan mengenai Perbaiki Lanjut


Oktober 2022 RPP Siklus I dan apersepsi memperbaiki RPP \
menilai hasil video sesuaikan antara Siklus I dan
simulasi RPP SiklusI. RPPdengan video melanjutkan
simulasi. membuat RPP untuk
Tuliskan beberapa siklus II dan video
soallangsung simulasi untuk RPP
siklus II.
5. Sabtu, 05 Bimbingan RPP siklus II melanjutkan untuk
November mengenai sudah lebih membuat
2022 RPP Siklus II baik daripada rancangan
dan menilai hasil siklus I,
video simulasi apersepsi
RPP SiklusII. sudah jelas,
dalam

6. Sabtu, 12 Bimbingan Prosedur merevisi isi dari bab


November penyempurnaan pembelajaran III – V
2022 laporan Bab III - Deskripsikan serta memperbaiki
V paparan data, secarakeseluruhan.
dokumen menyesuaikan
Menambahkan
yang pengesahan, kata
diperlukan pengantar,
supaya abstrak dan lampiran-
jelas. lampiran yang
Format diperlukandalam data
sesuaikan untuk mendukung isi
Kesimpulan laporan.
sesuaikan
dengan
permasalahan
dan temuan
yang jelas.
Saran dan
tindak lanjut
sesuaikan
Penulisan
sesuaikan
dengan ejaan
yang
disempurnaka
n (EYD).
Daftar
Data dan
dokumen
supaya jadi
lampiran
dalam
laporan.
7. Sabtu, 19 Bimbingan Format Melanjutkan dalam
November dalam sesuaikan membuat
2022 pembuatan Dibuat dan menyusun artikel
abstrak dan (karil).
penulisan

8. Sabtu, 26 Bimbingan laporan PKP melanjutkan


November dalam dan karil
2022 mengupload sudah mengecek
laporan PKP, lengkap, laporan PKP dan
Karil dan silahkan dicek karil yang akan
mencetak kembali diupload dihalaman
laporan untuk sebelum praktik.ut.ac.id
dikumpulkan mengupload
yang di halaman
dile praktik.ut.ac.i
ngkapi dengan d
lampirannya.

Anda mungkin juga menyukai