Anda di halaman 1dari 7

Nama Anak-anak Yakub

    03/01/2016 

    Ev.Nike Pamela, M.A

    Doyouknow

Perkawinan Yakub dengan 2 kakak beradik, Lea dan Rahel, menjadi sebuah cerita panjang
yang cukup menarik untuk dikisahkan. Cinta Yakub yang mendalam diarahkan kepada Rahel
dan karena cinta itu pulalah Yakub rela bekerja di rumah Laban (paman Yakub sekaligus ayah
Lea dan Rahel) selama 7 tahun (Kej. 29:18). Cinta kepada Rahel itu pulalah yang
mengakibatkan 7 tahun yang harus dijalani Yakub bekerja di Laban seperti beberapa hari saja
(ay. 20).

Namun ketika tiba saatnya bagi Yakub untuk menagih janjinya mengawini Rahel, Laban malah
memberikan Lea dengan alasan bahwa dalam budaya masyarakat yang dia anut, seorang adik
tidak boleh menikah lebih dahulu melangkahi kakaknya (Kej. 29:26). Maka Laban memberikan
syarat kepada Yakub untuk mendapatkan Rahel, yaitu bahwa Yakub harus menjalani tujuh hari
perkawinannya dengan Lea, baru dia akan mendapatkan Rahel. Tidak hanya demikian, untuk
mendapatkan Rahel kali ini Yakub harus bekerja tujuh tahun lagi kepada Laban. Totalnya,
Yakub bekerja 14 tahun untuk mendapatkan Rahel. Hal ini menggambarkan cinta yakub yang
sangat mendalam terhadap Rahel.

Yakub mendapatkan 2 istri, yaitu Lea dan Rahel. Alkitab secara jelas menyebutkan bahwa
Yakub lebih mencintai Rahel daripada Lea (Kej. 29:30). Tidak jelas penyebab cinta besar
Yakub terhadap Rahel, hanya saja sebelum kemunculan pernyataan Alkitab tentang cinta
Yakub terhadap Rahel (Kej. 29:18), Alkitab menyatakan ‘Lea tidak berseri matanya, tetapi
Rahel itu elok sikapnya dan cantik parasnya’ (ay. 17). Cinta Yakub yang besar terhadap Rahel
inilah yang selanjutnya menyebabkan lika-liku kisah rumah tangga mereka begitu penuh
dengan intrik-intrik. Dan Allah digambarkan  seakan memahami kondisi Lea yang tidak atau
kurang dicintai oleh Yakub dengan cara membuka kandungan Lea dan pada saat yang sama
menutup kandungan Rahel (ay. 31).

Berikut akan dipaparkan nama-nama anak lelaki Yakub yang dilahirkan dari Lea dan Rahel
beserta budak-budak mereka, yaitu Zilpa, budak Lea dan Bilha, budak Rahel. Nama anak-anak
Yakub yang dilahirkan oleh 4 perempuan itu menggambarkan semangat persaingan di antara
Lea dan Rahel.

RUBEN (Kej. 29:32)

Ruben adalah anak pertama Yakub yang dilahirkan oleh Lea. Lea sendiri yang memberi nama
anak pertamanya Ruben. Alkitab mengatakan alasan Lea memberi nama anaknya Ruben
karena kata Lea ‘sesungguhnya Tuhan telah memperhatikan kesengsaraanku; sekarang aku
akan dicintai oleh suamiku’. Setidaknya ada 3 penafsiran besar terhadap nama Ruben.
Pertama, nama Ruben diambil dari kata raa beonyi yang artinya ‘dia (laki-laki, merujuk kepada
Tuhan) melihat kesengsaraanku’ seperti ucapan Lea di ayat. 32. Kedua, nama Ruben berasal
dari kata yeehabani yang artinya ‘dia (laki-laki, merujuk kepada Yakub) akan mencintaiku’
yang juga merupakan ucapan Lea di ay. 32. Ketiga, nama Ruben berasal dari kata ra'a ben
yang artinya ‘Lihat, anak laki-laki’. Pada arti yang ketiga inilah banyak para sarjana memahami
arti nama Ruben. Nama Ruben merupakan bentuk penegasan (affirmasi) Lea terhadap kondisi
yang sangat dipahaminya. Lea tahu bahwa Yakub suaminya kurang menyayanginya. Dia
menyimpulkan bahwa dengan kehadiran seorang anak laki-laki (bukan perempuan)
menandakan Tuhan yang sangat memperhatikan dia dan sekaligus dengan kehadiran seorang
anak laki-laki Yakub akan berpaling mencintai dia. Hal ini tidak mengherankan karena dalam
budaya patriarki, keberadaan anak laki-laki jauh lebih berharga dibanding anak perempuan.

Dibanding 3 kelahiran  anak Lea selanjutnya (Simeon, Lewi dan Yehuda), penamaan Ruben
memiliki keistimewaan, yaitu nama Ruben disebut terlebih dahulu, barulah Lea memberikan
ulasan atas penamaan tersebut. Sedangkan pada penamaan Simeon, Lewi dan Yehuda, Lea
menyebutkan ulasannya terlebih dahulu, barulah dia menyebutkan nama anaknya (bdg. ay. 33-
35).

SIMEON (Kej. 29:33)

Nama Simeon diambil dari salah satu akar kata dari kata-kata yang muncul dari mulut Lea
setelah melahirkan anak laki-laki keduanya, yaitu yang shama  yang artinya ‘dia (laki-laki,
merujuk kepada Tuhan) telah mendengar’. Dalam memberi nama anak laki-laki keduanya, Lea
berfokus bukan pada kondisi yang tidak menyenangkan yang dia alami (tidak dicintai
suaminya), tetapi pada bagaimana Tuhan mengatasi situasi buruk yang dia alami. Ternyata
kelahiran Ruben sebagai anak sulung Yakub dan Lea tidak mengubah kondisi Yakub untuk
berpaling mencintai Lea.

LEWI (Kej. 29:34)

Lea tidak berhenti sampai di Simeon. Walau Yakub tidak mencintai Lea, Yakub masih terus
tidur dengan Lea hingga akhirnya Lea melahirkan anak laki-laki ketiganya yang diberi nama
Lewi. Nama Lewi diambil dari kata yillaweh, yang artinya ‘dia (laki-laki, merujuk kepada
Yakub) akan lebih erat’ kepadaku. Pemberian nama Lewi merupakan pengharapan yang ada di
pikiran Lea bahwa dengan kelahiran anak ketiganya, Yakub akan terus mendekat kepadanya.

YEHUDA (Kej. 29:35)

Kali ini Lea tidak menggambarkan keluhan situasi perkawinannya dengan Yakub. Lea hanya
berkata ‘Sekali ini aku akan bersyukur kepada Tuhan’. Dan tidak heran kondisinya yang 
'odeh (aku akan bersyukur) menjadi alasan dia menamai anak keempatnya dengan akar kata
yang sama dengan ‘bersyukur’. Tidak dijelaskan kenapa dia bersyukur, entah karena dia
melahirkan untuk keempat kalinya seorang anak laki-laki (sedangkan Rahel bahkan tidak
mempunyai seorang anakpun) atau karena kondisi perkawinannya yang membaik (Yakub
akhirnya mencintai Lea juga?). Namun kemungkinan yang paling mendekati konteks
keseluruhan adalah Lea bersyukur sekali lagi, dia bisa memiliki dan sekaligus memberikan
seorang anak laki-laki keempat buat Yakub.

Alkitab mengakhiri ay. 35 ini dengan menyatakan bahwa setelah melahirkan Yehuda, Lea tidak
melahirkan anak lagi. Entah memang kandungannya berhenti atau karena Yakub tidak lagi
mau tidur dengan Lea. Namun jika melihat Kej. 30:16-17, berhentinya Lea melahirkan anak
disebabkan karena Yakub tidak (mau) tidur lagi dengan Lea. 

DAN (Kej. 30:6)

Setelah sekian lama, Alkitab baru memberikan gambaran perasaan Rahel terhadap kakaknya,
Lea, yang telah memberikan 4 anak laki-laki kepada suami mereka, Yakub. Rahel dikatakan
‘cemburu’ terhadap Lea. Dia menuntut Yakub untuk memberikan anak juga kepadanya hingga
akhirnya permintaan Lea mengakibatkan kemarahan Yakub. Tidak berhenti sampai di sana,
Rahel memberikan Bilha, budaknya, untuk tidur dan memperoleh keturunan dengan Yakub.
Budaya tidur dengan budak hingga akhirnya memperoleh anak, namun anak yang lahir bukan
dipandang sebagai anak dari budak yang melahirkan, melainkan anak dari nyonya dari si
pemilik budak, merupakan budaya yang umum berlaku pada masa masyarakat  para bapak
leluhur. Bukankah Abraham dan Sara juga mempraktekkan budaya serupa ketika Sara merasa
dia tidak akan mampu memberikan anak buat Abraham hingga diberikan budaknya, Hagar,
untuk tidur dengan Abraham? Solusi ini juga diambil oleh Rahel, yaitu dengan menyuruh Bilha,
budak yang dihadiahkan ayahnya kepadanya, untuk tidur dengan suaminya. Dari tindakan
tersebut, Bilha melahirkan seorang anak laki-laki, dan Rahel-lah (bukan Bilha) yang memberi
nama buat anak yang lahir dari rahim Bilha dengan nama Dan. Nama Dan berasal dari ucapan
Rahel dananni, ‘dia (laki-laki, merujuk pada Tuhan) telah memberikan keadilan kepadaku’.
Atau lebih tepatnya ‘dia (laki-laki, merujuk pada Tuhan) telah menjadi hakim atas aku’.
Sebagai hakim yang memberikan keadilan buat Rahel, Tuhan telah mendengar permohonan
Rahel dan memberikan anak laki-laki buat Rahel.

NAFTALI

Kali kedua Bilha tidur dengan Yakub, Bilha kembali mengandung dan selanjutnya melahirkan
anak laki-laki lagi. Kembali Rahel menamakan anak itu dengan Naftali, karena dia
mengatakan, ”Aku telah sangat hebat bergulat (naptule elohim niptalti) dengan kakakku..”.
Kemunculan kata elohim pada kata tersebut memberikan penegasan bahwa Rahel menyadari
bahwa sebenarnya dia juga sedang bergulat melawan Allah (dan dia menang melalui Bilha
yang dapat melahirkan anak baginya) dan kemenangan tersebut dapat dipahami sebagai
kemenangannya melawan kakaknya, saingan utamanya.

GAD (Kej. 30:11)

Alkitab secara jelas menampilkan persaingan yang terjadi antara Lea dan Rahel, bukan hanya
di antara mereka sendiri, tetapi melibatkan budak-budak perempuan mereka. Kali ini ketika
Lea tahu bahwa dia tidak mengandung karena Yakub tidak lagi tidur dengannya, Lea
memberikan budak perempuannya, Zilpa untuk tidur dengan Yakub. Ketika hal itu terjadi, Zilpa
mengandung dan akhirnya melahirkan anak laki-laki yang dinamakan Gad yang artinya ‘mujur’
karena Lea mengatakan sebelumnya ba gad ‘kemujuran telah tiba’ atau bagad  ‘dengan
kemujuran’. 

ASYER (Kej. 30:13)

Tidak berhenti sampai di sana, Zilpa juga tidur untuk kedua kalinya dengan Yakub sehingga
dia kembali mengandung dan melahirkan anak. Ketika anak kedua Zilpa lahir, Lea kembali
memberi nama anak itu Asyer. Kata Asyer berarti ‘berbahagia’ atau ‘diberkati’ karena dalam
konsep orang Israel kebahagiaan melambangkan berkat. Bahkan karena perasaan bahagia
Lea, kata berbahagia atau diberkati muncul  2 kali….”aku berbahagia, perempuan-perempuan
akan menyebutkan aku berbahagia.”

ISAKHAR (Kej. 30:18)

Melalui pertukaran buah dudaim yang didapat Ruben dan akhirnya menjadi penentu perjanjian
antara Rahel dan Lea (Kej. 30:14-16), akhirnya Lea kembali bisa tidur dengan Yakub dan
kembali mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki. Lea menamai anak itu Isakhar
yang berasal dari akar kata sakar, yang artinya upah atau hadiah. Lea merasa bahwa
kelahiran Isakhar merupakan upah dari Allah atas kebaikan hatinya membiarkan Zilpa tidur
dengan Yakub.

ZEBULON (Kej. 30:20)

Setelah kelahiran Isakhar, kembali Yakub tidur dengan Lea dan kembali mengandung dan
kembali melahirkan seorang anak laki-laki. Lea menamakan anak itu Zebulon. Ada 2
kemungkinan asal pengambilan nama Zebulon: pertama,  berasal dari kata zebed, artinya
hadiah yang berharga, sama seperti kata Lea “Allah telah memberikan hadiah yang indah
kepadaku”. Kedua, berasal dari kata yizbeleni, yang artinya ‘menghormati atau menghargai’.
Hal ini muncul ketika Lea mengatakan, “sekali ini suamiku akan tinggal bersama-sama dengan
aku”. LAI menerjemahkan ‘tinggal bersama-sama’ untuk kata  yizbeleni, yang artinya
‘menghormati atau menghargai’. Walaupun anak yang lahir dari budaknya Zilpa, dikategorikan
sebagai anak Lea, namun Lea hanya menyebut enam orang anak laki-laki yang lahir langsung
dari kandungannya (Ruben, Simeon, Lewi, Yehuda, Isakhar dan Zebulon), tidak termasuk Gad
dan Asyer, anak Lea yang lahir dari kandungan Zilpa.

DINA (Kej. 30:21)

Anak terakhir yang dilahirkan Lea dari Yakub adalah Dina, seorang anak perempuan.
Penghargaan orang kuno terhadap kelahiran dan keberadaan anak perempuan setidaknya
digambarkan dari cara Alkitab menggambarkan tidak adanya reaksi Lea terhadap kelahiran
Dina dan tidak adanya arti nama Dina. Hal ini merupakan representasi reaksi orang kuno
terhadap anak perempuan. Dalam daftar keturunan anak-anak Yakub (Kel 1), nama Dina tidak
muncul.  Nama Dinah sendiri berarti ‘menghakimi’ atau ‘memerintah’ (hampir mirip penamaan
Dan, anak kelima Yakub dengan Bilha, budak Rahel).

YUSUF (Kej. 30:24)

Cara Alkitab menggambarkan bahwa keturunan itu merupakan berkat atau anugerah Allah
nyata dalam Kej. 30: 22 “lalu ingatlah Allah kepada Rahel” sehingga Allah mendengarkan
Rahel yang terus memohon keturunan dan akhirnya Allah pulalah yang membuka kandungan
Rahel. Rahel mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki dan menamakannya Yusuf.
Kata Yusuf memiliki 2 kemungkinan arti. Pertama, asaf, artinya ‘menghapus’, sama seperti
yang diucapkan Rahel di ay. 23 “Allah telah menghapuskan ( asaf) aibku”. Kedua, ysp yang
artinya ‘menambahkan’ sama seperti ucapan Rahel di ayat. 24 “mudah-mudahan Tuhan
menambahkan seorang anak laki-laki bagiku.” Para ahli berpendapat kemungkinan Rahel
mempergunakan permainan kata-kata yang mengandung arti kenyataan pada masa kini “Allah
telah menghapuskan aibku” dan harapan di masa depan “mudah-mudahan Tuhan
menambahkan…”

BENYAMIN

Kelahiran Benyamin menjadi puncak dari rangkaian generasi Yakub. Ada beberapa hal yang
menarik dari kisah kelahiran Benyamin dibanding saudara-saudara dan saudarinya yang lain:

1. Kelahiran Benyamin yang merupakan anak laki-laki kedua Yakub dan Rahel tidak
ditampilkan dalam rangkaian persaingan antara Lea dan Rahel. Cerita tentang
kelahiran Benyamin benar-benar terpisah jauh dari rangkaian kelahiran terakhir anak-
anak Yakub. Bahkan boleh dikatakan, kelahiran Benyamin cukup mengagetkan
pembaca karena Kej. 35:16 tiba-tiba menceritakan tentang Rahel yang hendak
bersalin. Bagian ini tidak ditampilkan seperti formula proses kelahiran, misalnya Yakub
yang menghampiri Rahel, kemudian Rahel mengandung, dan lain-lain.
2. Kelahiran Benyamin didahului oleh sakit yang sangat bagi Rahel ibunya, dan bahkan
setelah melahirkan Benyamin, Rahel mati (Kej. 35:18-19).
3. Benyamin merupakan satu-satunya anak Yakub yang lahir di Kanaan, setelah Yakub
meninggalkan tanah kelahirannya di Mesopotamia (bdg. Kej. 31:18; 35:6). Anak-anak
Yakub yang lain lahir di Mesopotamia.
4. Dalam kondisi   Rahel    yang  kesakitan   menjelang   melahirkan,   kelahiran 
Benyamin   seakan  menghibur  Rahel  karena  seakan  menjadi  jawaban akan
pengharapan ucapan Rahel ketika melahirkan Yusuf,  ”mudah-mudah  Tuhan
menambahkan  seorang  anak  laki-laki”.  Dan  rupanya  itu  yang  diharapkan
Rahel  sebab bidan yang   membantu persalinan mengetahui  keinginan Rahel
memiliki anak laki-laki (Kej. 35:17).
5. Nama Benyamin  adalah  satu-satunya  anak  Yakub  yang  diberi  nama   oleh
bapaknya sendiri, yaitu Yakub. Anak-anak Yakub  yang lain diberi nama  oleh ibu   
mereka,  yaitu  Lea  dan  Rahel.   Walaupun   memang   sempat  sebelum
kematiannya  Rahel  memberi  nama  kepada Benyamin, yaitu Ben-oni. Nama Ben-
oni    arti   ‘anak   ratapan/duka’.   Yakub   mengganti     Ben-oni  menjadi
Benyamin  yang  artinya  bisa ‘anak keberuntungan’ (Arab)  atau ‘anak tangan
kanan’    (melambangkan   kekuatan   keberuntungan   dan  kesehatan’.  

Pada intinya   penamaan   dari  Ben-oni   menjadi   Benyamin   merupakan   bentuk


kontras.   Entah  tidak   disebutkan   alasan  Yakub  mengganti  nama  Ben-oni menjadi
Benyamin, namun jika  melihat arti  Ben-oni yang memiliki  konotasi buruk,  maka 
kemungkinan  Yakub  menghindarkan pemahaman negatif dari nama Ben-oni  bagi anak 
laki-lakinya.   Bagi Rahel, penamaan Ben-oni  dapat ditafsirkan  sebagai   bentuk 
kekecewaan  Rahel  terhadap  proses  persalinan yang dihadapinya, yang digambarkan
amat sulit.

Dari penjelasan-penjelasan tentang latar belakang penamaan anak-anak Yakub akan didapati
bahwa nada persaingan memang menjadi alasan penamaan mereka. Dari pilih kasih Yakub
terhadap Rahel dari Lea, kemandulan Rahel (dikontraskan dengan kesuburan Lea) memicu
kemunculan nama-nama itu pula. Namun yang menarik  adalah, walaupun Yakub lebih
mencintai Rahel daripada Lea sekaligus terhadap keturunan mereka, Lea dikuburkan
berdampingan dengan Yakub, bukan Rahel yang berdampingan dengan Yakub (Kej. 49:29-31).
Di kuburan yang sama, berdampingan pula kuburan Abraham-Sara, Ishak-Ribka  dan akhirnya
Yakub dan Lea.

Terlepas dari semua intrik yang ada, yang melatarbelakangi kelahiran anak-anak Yakub,
kedua belas anak laki-laki Yakub telah menjadi perwakilan bagi kedua belas suku bangsa
Israel. Dari kedua belas suku Israel juga akhirnya memicu kemunculan angka 12 murid Yesus.

Dari kedua belas suku yang berasal dari anak-anak Yakub, ada beberapa suku yang menonjol
dibanding lainnya. Suku Lewi, merupakan suku yang dipilih Tuhan untuk selanjutnya
memegang tampuk keimaman umat Israel. Miriam, Musa dan Harun berasal dari keturunan
suku Lewi (Kel. 6:15-19). Suku Benyamin, walau merupakan suku dari anak bungsu, dari
sanalah keturunan raja pertama Israel, yaitu Saul, berasal (1 Samuel 9:21). Rasul Paulus pun
berasal dari suku Benyamin (Filipi 3:5). Suku Yehuda merupakan salah satu yang paling
menonjol dari kedua belas  suku Israel. Walaupun kisah yang ditampilkan Alkitab tentang
suku Yehuda sangat tragis (Kej. 38), namun Tuhan justru memilih suku Yehuda sebagai
penggenap garis keturunan Mesias (Kej. 49:10). Raja Daud, Salomo dan keturunannya
merupakan keturunan suku Yehuda, termasuk di dalamnya Yusuf, ayah Tuhan Yesus (Matius
1). Suku dari garis keturunan Yusuf lebih terkenal dengan suku Efraim dan Manasye yang
merupakan nama kedua anak Yusuf (Kej. 46:20; Yosua 14:4a). Walaupun Yusuf terkesan
sebagai pribadi yang lebih menonjol sisi positifnya daripada Yehuda, dalam kedaulatanNya
Tuhan tetap memilih Yehuda sebagai garis keturunan Mesias, bukan Yusuf.

Anda mungkin juga menyukai