Anda di halaman 1dari 27

TUGAS MAKALAH PARADIGMA ASUHAN KEBIDANAN 

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala, karena berkat rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “paradigma asuhan kebidanan”. Makalah ini
diajukan guna memenuhi tugas  kuliah 
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini
dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan
ilmu pengetahuan bagi kita semua.

                                                                                                               Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 
Paradigma Kebidanan adalah suatu cara pandang bidan dalam memberikan pelayanan. Keberhasilan
pelayanan tersebut dipengaruhi oleh pengetahuan dan cara pandang bidan dalam kaitan atau
hubungan timbal balik antara manusia/wanita, lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan/kebidanan
dan keturunan.
1. Wanita
Wanita /manusia adalah mahluk bio-psiko-sosial-kultural dan spritual yang utuh dan unik, mempunyai
kebutuhan dasar yang bermacam-macam sesuai dengan tingkat perkembangannya. Wanita/ibu
adalah penerus generasi keluarga dan bangsa sehingga keberadaan wanita yang sehat jasmani dan
rohani serta sosial sangat diperlukan. Wanita/ibu adalah pendidik pertama dan utama dalam
keluarga. Kualitas manusia sangat ditentukan oleh keberadaan/kondisi dari wanita/ibu dalamkeluarga.
Para wanita di masyarakat adalah penggerak dan pelopor dari peningkatan kesejahteraan keluarga.
1. Lingkungan
Lingkungan merupakan semua yang ada dilingkungan dan terlibat dalam interaksi individu pada
waktu melaksanakan aktifitasnya. Lingkungan tersebut meliputi lingkungan fisik, lingkungan
psikososial, lingkungan biologis dan lingkungan budaya. Lingkungan psiko sosial meliputi keluarga,
kelompok, komuniti maupun masyarakat. Ibu selalu terlibat dalam interaksi antara keluarga,
kelompok, komuniti maupun masyarakat. Masyarakat merupakan kelompok yang paling penting dan
kompoleks yang telah dibentuk manusia sebagai lingkungan sosial. Masyarakat adalah lingkungan
pergaulan hidup manusia yang terdiri dari individu, keluarga kelompok dan komuniti yang mempunyai
tujuan dan sistem nilai, ibu/wanita merupakan bagian dari anggota keluarga dan unit dari komuniti.
Keluarga mencakup sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus menerus terjadi
interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-sama. Keluarga dalam
fungsinya mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan dimana ia berada. Keluarga dapat
nmenunjang kebutuhan sehari-hari dan memberikan dukungan emosional kepada ibu yang sedang
hamil, melahirkan dan nifas. Keadaan sosial ekonomi, pendidikan, kebudayaan dan lokasi tempat
tinggal keluarga sangat menentukan derajat kesehatan ibu hamil, melahirkan dan nifas

1. Perilaku
Perilaku merupakan hasil dari berbagai pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya
yang terwujud dalam bentuk pengetahua sikap dan tindakan. Perilaku manusia bersifat menyeluruh
(holistik).
Perilaku ibu selama kehamilan akan mempengaruhi kehamilan, perilaku ibu dalam mencari penolong
persalinan akan mempengaruhi kesejahteraan ibu dan janin yang dilahirkan. Demikian pula ibu pada
masa nifas akan mempengaruhi kesehatan ibu dan bayinya.
Adapun perilaku propesional dari bidan mencakup ;
• Dalam melaksanakan tugasnya berpegang teguh pada filosofi, etika profesi dan aspek legal
• Bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan keputusan klinis yang dibuatnya
• Senantiasa mengikuti perkembangan pengetahuan dan keterampilan mutakhir secara berkala
• Menggunakan cara pencegahan universal untuk mencegah penularan penyakit dan strategi
pengendalian infeksi
• Menggunakan konsultasi dan rujukan yang tepat selama memberikan asuhan kebidanan
• Menghargai dan memanfaatkan budaya setempat sehubungan dengan praktek kesehatan,
kehamilan, kelahiran, periode pasca persalinan, bayi baru lahir dan anak
• Menggunakan model kemitraan dalam bekerja sama dengan kaum wanita/ibu agar mereka dapat
menentukan pilihan yang telah diinformasikan tentang semua aspek asuhan, meminta persetujuan
secara tertulis supaya mereka bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri
• Menggunakan keterampilan komunikasi
• Bekerjasama dengan petugas kesehatan lainnya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan
keluarga
• Melakukan advokasi terhadap pilihan ibu dalam tatanan pelayanan
1. Pelayanan Kebidanan
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, yang diarahkan untuk
mewujudkan kesehatan keluarga dalam rangka tercapainya keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
Pelayanan kebidanan merupakan layanan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan kewenangan yang
diberikannya dengan maksud meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka tercapainya
keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
Sasaran pelayanan kebidanan adalah individu, keluarga dan masyarakat yang meliputi upaya
peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan.
Layanan kebidanan dapat dibedakan menjadi :
1. Layanan kebidanan Primer ialah layanan bidan yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab bidan.
2. Layanan kebidanan Kolaborasi adalah layanan kebidanan yang dilakukan oleh bidan sebagai
anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara bersama-sama atau sebagai salah satu urutan dari
sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan.
3. Layanan kebidanan Rujukan adalah layanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan ke
sistem pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya. Pelayanan yang dilakukan oleh bidan sewaktu
menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan, juga layanan rujukan yang dilakukan oleh
bidan ketempat/fasilitas pelayanan kesehatan lainnya secara horizontal maupun vertikal atau ke
profesi kesehatan lainnya. Layanan kebidanan yang tepat akan meningkatkan keamanan dan
kesejahteraan ibu serta bayinya.
1. Keturunan
Kualitas manusia, diantaranya ditentukan oleh keturunan. Manusia yang sehat dilahirkan oleh ibu
yang sehat. Hal ini menyangkut penyiapan wanita sebelum perkawinan, masa kehamilan, masa
kelahiran dan masa nifas.
Walaupun kehamilan, kelahiran dan nifas adalah proses yang fisologis namun bila ditangani secara
tidak akurat , keadaan fisologis akan menjadi patologis. Hal ini akan berpengaruh pada bayi yang
akan dilahirkannya. Oleh karena itu layanan praperkawinan, kehamilan, kelahiran dan nifas adalah
sangat penting dan mempunyai keterkaitan satu sama lain yang tak dapat dipisahkan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk menambah pengetahuan tentang paradigma asuhan kebidanan 
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui: 
1. Pengertian paradigma,
2. komponen paradigma kebidanan,
3. hubungan antara paradigma,falsafah,mode teori dan konsep 

BAB II
PEMBAHASAN
PARADIGMA ASUHAN KEBIDANAN
PENGERTIAN
1. Suatu cara pandang dalam memberikan pelayanan kebidanan.
2. Paradigma asuhan kebidanan adalah berupa pandangan terhadap manusia/wanita, lingkungan,
layanan kesehatan dan kebidanan.

Komponen Paradigma 
MANUSIA
a. Adalah makhluk Bio-Psiko-Sosio-Kultural-Spiritual serta unik dan utuh.
b. Punya Siklus tumbuh dan berkembang
c. Punya kemampuan untuk mengatasi perubahan dunia (kemampuan dari lahir atau belajar dari
lingkungan).
d. Cenderung mempertahankan keseimbangan Homeostasis.
e. Cenderung beradaptasi dengan lingkungan
f. Memenuhi kebutuhan melalui serangkaian peristiwa belajar
g. Mempunyai kapasitas berfikir, belajar merasionalisasi, berkomunikasi dan mengembangkan budaya
serta nilai-nilai.
h. Mampu berjuang untuk mencapai tujuan.
i. Terdiri dari pria dan wanita.
j. Keluarga

Peran wanita di dalam keluarga


a. Sebagai Pendamping
b. Sebagai Pengelola
c. Sebagai Pencari Nafkah
d. Sebagai Penerus Generasi

Peran bidan untuk individu dan masyarakat


a. Menolong individu mengatasi dan beradaptasi terhadap perubahan lingkungan.
b. Membawa perubahan tingkah laku yang positif
c. Merencanakan perawatan yang bersifat individual.
d. mengetahui budaya-budaya yang berkembang dalam masyarakat
e. Menerapkan Pendektan komprehensif

LINGKUNGAN
a. Semua yang ada dilingkungan dan terlibat dalam interaksi individu pada waktu melaksanakan
aktivitasnya.
b. Adalah organisasi biologis yang meliputi semua organisme yang berada dalam wilayah tertentu
yang berinteraksi dengan lingkungan fisik.
c. Lingkungan menjadi persyaratan yang penting agar kesehatan ibu dapat terjaga
d. Penyesuaian ibu terhadap lingkungan sekitarnya serta tempat tinggal yang memadai juga
menunjang kesehatan ibu.
e. Lingkungan Fisik 
• Terdiri dari semua benda-benda mati yang berada disekitar kita.
• Wanita merupakan bagian dari keluarga serta unit dari komuniti
• Keluarga bisa mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan
f. Budaya 
• Meliputi sosial-ekonomi, pendidikan, kebudayaan.
• Lokasi tempat tinggal keluarga sangat menentukan derajat kesehatan bumil, bulin dan bufas.
g. Psikososial 
• Ibu sebagai wanita terlibat dalam interaksi antara keluarga, kelompok, dan masyarakat
• Keberadaan wanita yang sehat jasmani, rohani, dan sosial sangat diperlukan karena wanita
mempunyai 5 peran yang sangat penting dalam keluarga.
h. Biologis 
• Meliputi genetika, biomedik dan maturistik
• Manusia merupakan susunan sistem organ tubuh yang mempunyai kebutuhan untuk
mempertahankan hidupnya.
KESEHATAN
a. Terdapat “PERILAKU”, yaitu : hasil dari berbagai pengalaman serta interaksi manusia dgn
lingkungan nya.
b. Sehat menurut WHO adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial serta tidak
hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.
c. Sehat bukan merupakan suatu kondisi tetapi merupakan proses, yaitu proses adaptasi individu
yang tidak hanya tehadap fisik tetapi juga terhadap lingkungan sosial.
d. Wujud : dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan.

Karakteristik Sehat
• Merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia
• Memandang sehat dalam konteks eksternal & internal.
• Sehat diartikan sebagai hidup yang kreatif dan produktif.

PERILAKU
Perilaku merupakan hasil seluruh pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya, yang
terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan.

Perilaku Sehat
• Perilaku merupakan hasil segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungan
yang terwjud dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan perilaku manusia bersifat holistik atau
menyeluruh.
• Ibu yang mempunyai pengetahuan dan pengalaman serta selalu melakukan hubungan atau
interaksi dengan lingkungannya maka akan mendapat informasi dalam menjaga kesehatannya.
perilaku propesional dari bidan mencakup ;
• Dalam melaksanakan tugasnya berpegang teguh pada filosofi, etika profesi dan aspek legal
• Bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan keputusan klinis yang dibuatnya
• Senantiasa mengikuti perkembangan pengetahuan dan keterampilan mutakhir secara berkala
• Menggunakan cara pencegahan universal untuk mencegah penularan penyakit dan strategi
pengendalian infeksi
• Menggunakan konsultasi dan rujukan yang tepat selama memberikan asuhan kebidanan
• Menghargai dan memanfaatkan budaya setempat sehubungan dengan praktek kesehatan,
kehamilan, kelahiran, periode pasca persalinan, bayi baru lahir dan anak
• Menggunakan model kemitraan dalam bekerja sama dengan kaum wanita/ibu agar mereka dapat
menentukan pilihan yang telah diinformasikan tentang semua aspek asuhan, meminta persetujuan
secara tertulis supaya mereka bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri
• Menggunakan keterampilan komunikasi
• Bekerjasama dengan petugas kesehatan lainnya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan
keluarga
• Melakukan advokasi terhadap pilihan ibu dalam tatanan pelayanan

KEBIDANAN
a. Pelayanan Kebidanan terbagi menjadi 3 jenis :
• Layanan kebidanan Primer ialah layanan bidan yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab bidan.
• Layanan kebidanan Kolaborasi adalah layanan kebidanan yang dilakukan oleh bidan sebagai
anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara bersama-sama atau sebagai salah satu urutan dari
sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan.
• Layanan kebidanan Rujukan adalah layanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan ke
sistem pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya. Pelayanan yang dilakukan oleh bidan sewaktu
menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan, juga layanan rujukan yang dilakukan oleh
bidan ketempat/fasilitas pelayanan kesehatan lainnya secara horizontal maupun vertikal atau ke
profesi kesehatan lainnya. Layanan kebidanan yang tepat akan meningkatkan keamanan dan
kesejahteraan ibu serta bayinya.

b. Batang Keilmuan Kebidanan terdiri dari beberapa yaitu :


• Ilmu Kedokteran
• Ilmu Keperawatan
• Ilmu Kesehatan Masyarakat
• Ilmu Sosial
• Ilmu Budaya
• Ilmu Psikologi
• Ilmu Manajemen

c. Pelayanan Kebidanan :
• seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab praktek profesi bidan dalam sistem pelayanan
kesehatan.
• Tujuan meningkatkan KIA dalam rangka mewujudkan kesehatan keluarga dan masyarakat.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan 
a. orang/individu/manusia adalah fokus paradigma.
b. orang/manusia harus bertanggung jawab terhadap kesehatan sendiri.
c. manusia berinteraksi dengan lingkungan/masyarakat.
d. lingkungan / masyarakat dapat mempengaruhi kesehatan.
e. Bidan sebagai manusia harus memiliki ilmu pengetahuan untuk mengetaui bagaimana diri sendiri.
f. dengan mengetahui bagaimana diri sendiri diharapkan bidan dapat memahami orang lain/manusia
lain, sehingga bidan harus bersikap objektif dalam memberikan pelayanan kebidanan kepada wanita-
wanita.
g. sifat-sifat manusia harus diperhatikan, keterbukaan dan kesabaran antara hubungan bidan dan
wanita sangat dibutuhkan.
h. interaksi antara bidan dan pasien mendorong keterbukaan hubungan bidan dengan wanita.
i. bidan – pasien saling membutuhkan.
j. bidan harus menganggap pekerjaan sebagai suatu hal yang menarik, menumbuhkan ketertarikan
dalam aspek kesehatan, contohnya saja dalam interaksi bidan – pasien dan dalam bekerja dengan
teman-teman dan tim kesehatan lain.

DAFTAR PUSTAKA

a. Bakhtiar, Amsal. Filsafat Ilmu, Jakarta, 2007 


b. Sarwono P. Ilmu Kebidanan, Jakarta, 2007.
c. Syofyan,Mustika,et all. 50 Tahun IBI Bidan Menyongsong Masa Depan Cetakan ke-III Jakarta: PP
IBI.2004 
d. Depkes RI Pusat pendidikan Tenaga Kesehatan. Konsep kebidanan,Jakarta.1995
bidanshop

sumber : http://rudi-febryanto.blogspot.com/2010/10/tugas-makalah-paradigma-asuhan.htm\
https://berbagiproposal.blogspot.com/2017/05/tugas-makalah-paradigma-asuhan-kebidanan.html
https://drive.google.com/file/d/1RFu5m046z-Xq7iaP536sXb3fdObzpQVF/view
https://www.academia.edu/36349894/MAKALAH_PARADIGMA_KEBIDANAN_docx
Paradigma Kebidanan
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Dalam konsep kebidanan kita mengenal adanya istilah paradigma dan asuhan kebidanan.
Sebagaimana kita tahu paradigma berasal dari bahasa Latin/Yunani, yang berarti model/pola.
Paradigma juga berarti pandangan hidup, pandangan suatu disiplin ilmu/profesi. Sedangkan
istilah asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi, kegiatan, dan tanggung jawab bidan dalam
pelayanan yang diberikan kepada klien yang memiliki kebutuhan dan atau masalah kebidanan
(kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, keluarga, kesehatan reproduksi ,dan pelayanan
kesehatan masyarakat). Dalam penjelasannya paradigma dan asuhan kebidanan memiliki
keterkaitan atau timbal balik.
Dalam konsep kebidanan, paradigma dan asuhan kebidanan memiliki peran yang berkaitan.
Namun masih banyak sebagian orang yang belum mengetahui keterkaitan keduanya. Oleh
karena itu, dalam makalah ini penulis akan memberikan penjelasan mengenai keterkaitan
keduanya yakni manfaat paradigma dikaitkan asuhan kebidanan. Diharapkan makalah ini
memberikan informasi dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita
semua, amin.

1.2 Tujuan pembuatan makalah


Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih dalam tentang paradigma
kebidanan, komponen – komponennya serta manfaat dan penerapan dalam kehidupan sehari-
hari.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengetian Paradigma Kebidanan


Paradigma adalah cara pandang seseorang terhadap suatu objek. Dikaitkan dengan kebidanan,
Paradigma kebidanan adalah suatu cara pandang bidan dalam memberikan pelayanan
kebidanan. Perlu diketahui bahawa keberhasilan pelayanan kebidanan sangat dipengaruhi
oleh pengetahuan, sikap dan keterampilan bidan serta cara pandang bidan dalam kiatan atau
hubungan timbal balik antara manusia.

2.2 Komponen paradigma kebidanan

Dalam paradigma kebidanan terdapat 5 komponen yaitu :


1) Wanita
Seorang bidan harus mempunyai pandangan bahwa seorang wanita adalah seorang manusia,
sedangkan manusia adalah makhluk bio – psiko – cultural – spiritual yang utuh dan unik.
• Bio artinya wanita adalah makhluk biologis yang memerlukan kebutuhan sesuai dengan
tingkat perkembangannya untuk kelangsungan hidup.
• Psiko artinya wanita mempunyai sisi kejiwaan harus diperhatikan dalam setiap memberikan
pelayanan.
• Sosio artinya wanita adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan orang lain dan
membutuhkan orang lain.
• Kultural artinya wanita adalah makhluk yang berbudaya atau memiliki kebiasaan –
kebiasaan tertentu.
• Spiritual artinya wanita adalah makhluk yang secara fitrah akan selalu membutuhkan tuhan
sebagai sandaran.
• Utuh artinya pandangan kita kepada seorang wanita sebagai makhluk bio – psiko – sosio –
cultural dan spiritual etrsebut harus dipandang secara menyeluruh, tidak bias hanya
dipandang dari segi biologisnya saja, atau psikologisnya saja karena sisi tersebut menjadi satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
• Unik artinya wanita adalah makhluk yang berbeda antara satu dengan yang lain, baik dari
segi bio, psiko, sosio, cultural maupun spiritualnya.

Menurut Abdul Rachman Husein, Wanita adalah seorang ibu sekaligus pendidik yang luar
biasa.Menurut Abdurrahman Umairah, wanita adalah manusia yang mulia dan bernilai karena
memiliki sifat kemanusiaan yang tinggi. Selain itu bidan harus punya pandangan bahwa
wanita khususnya ibu adalah seorang yang akan melahirkan penerus generasi keluarga dan
bangsa sehingga keberadaan wanita yang sehat jasmani dan rohani serta social sangat
diperlukan. Wanita juga seorang pendidik pertama dan utama dalam keluarga. Kualitas
manusia sangat ditentukan oleh keberadaan/kondisi dari wanita/ibu dalam keluarga. Para
wanita di masyarakat adalah penggerak dan pelopor peningkatan kesejahteraan keluarga.

2) Lingkungan

Lingkungan adalah semua yang ada di lingkungan dan terlibat dalam interaksi individu pada
waktu melakukan aktivitasnya. Menurut Prof.Dr.St.Munadjat Danusaputro,SH , Lingkungan
hidup sebagai semua benda dan kondisi, termasuk didalamnya manusia dan tingkah
perbuatannya, yang terdapat dalam ruang tempat manusia berada dan mempengaruhi hidup
serta kesejahteraan manusia dan jasad hidup lainnya. Menurut Jonny Purba, Lingkungan
hidup adalah wilayah yang merupakan tempat berlangsungnya bermacam-macam interaksi
sosial antara berbagai kelompok beserta pranatanya dengan simbol dan nilai.Bidan harus
berpandangan bahwa lingkungan yang ada disekitar manusia khususnya wanita sangat
berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi baik lingkungan fisik, lingkungan psiko social,
lingkungan biologis dan lingkungan budaya. Yang dimaksud dengan lingkungan adalah :

Lingkungan fisik adalah Tempat tinggal, kendaraan dll


Lingkungan Psiko sosial : Keluarga, kelompok, masyarakat
Lingkungan Biologi : Hewan dan Tumbuh-tumbuhan
Lingkungan Budaya : Adat istiadat

3) Perilaku
Perilaku merupakan hasil dari berbagai pengalaman serta interaksi manusia dengan
ligkungannya, yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Perilaku
manusia ini bersipafat holistic atau menyeluruh. Menurut Soekidjo Notoadmodjo, 1987:1 ,
perilaku adalah segala perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh makhluk hidup. Menurut
Ensiklopedia Amerika, perilaku diartikan sebagai suatu aksi dan reaksi organisme terhadap
lingkungannya, hal ini berarti bahwa perilaku baru akan terwujud bila ada sesuatu yang
diperlukan untuk menimbulkan tanggapan yang disebut rangsangan, dengan demikian maka
suatu rangsangan tertentu akan menghasilkan perilaku tertentu pula.
Bidan harus punya pandangan bahwa perilaku ibu akan mempengaruhi kehamilan, perilaku
ibu dalam mencari pertolongan persalinan yang akan berpengaruh pada kesejahteraan ibu dan
janin yang dilahirkan. Demikian pula perilaku ibu pada masa nifas akan mempengaruhi
kesehatan ibu dan bayinya.

Adapun perilaku propesional dari bidan mencakup ;

Dalam melaksanakan tugasnya berpegang teguh pada filosofi, etika profesi dan aspek legal
Bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan keputusan klinis yang dibuatnya
Senantiasa mengikuti perkembangan pengetahuan dan keterampilan mutakhir secara berkala
Menggunakan cara pencegahan universal untuk mencegah penularan penyakit dan strategi
pengendalian infeksi
Menggunakan konsultasi dan rujukan yang tepat selama memberikan asuhan kebidanan
Menghargai dan memanfaatkan budaya setempat sehubungan dengan praktek kesehatan,
kehamilan, kelahiran, periode pasca persalinan, bayi baru lahir dan anak
Menggunakan model kemitraan dalam bekerja sama dengan kaum wanita/ibu agar mereka
dapat menentukan pilihan yang telah diinformasikan tentang semua aspek asuhan, meminta
persetujuan secara tertulis supaya mereka bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri
Menggunakan keterampilan komunikasi
Bekerjasama dengan petugas kesehatan lainnya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan ibu
dan keluarga
Melakukan advokasi terhadap pilihan ibu dalam tatanan pelayanan

4) Pelayanan Kebidanan
Pelayanan kebidanan merupakan layanan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan
kewenangan yang diberikannya dengan maksud meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak
dalam rangka mencapai keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
Pelayanan kebidanan juga disebutkan sebagai keseluruhan tugas yang menjadi
tanggungjawab praktik bidan dalam system pelayanan kesehatan yang bertujuan
meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan kesehatan keluarga dan
masyarakat.
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, dengan sasaran :
individu, keluarga dan masayrakat, yang meliputi upaya peningkatan, pencegahan,
penyembuhan dan pemulihan. Layanan kebidanan dapat dibedakan menjadi :

Layanan Kebidanan Primer adalah Layanan yang menjadi tanggung jawab langsung bidan,
misalnya : Pemeriksaan Kehamilan normal, pemberian imunisasi, dll
Layanan Kebidanan Kolaborasi adalah Layanan dengan bidan sebagai tim yang kegiatannya
dilakukan secara bersamaan atau sebagai salah satu urutan dari sebuah proses kegiatan
pelayanan kebidanan. Contoh : Bidan turut dalam penanganan bulin di RS.
Layanan Kebidanan Rujukan adalah Layanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka
pelimpahan penanganan pasien ke sistem pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya.Contoh
pasien melahirkan dengan perdarahan di kirim ke RS.

5) Keturunan
Bidan harus berpandangan bahwa kualitas manusia diantaranya ditentukan oleh keturunan.
Manusia yang sehat dilahirkan oleh ibu yang sehat. Hal ini menyangkut kesiapan wanita
sebelum perkawinan, masa kehamilan, masa kelahiran dan masa nifas.
Walaupun kehamilan, kelahiran dan nifas adalah proses fisiologis namun bisa ditangani
secara akurat dan benar, keadaan fisiologis akan menjadi patologis. Hal ini akan berpengaruh
dengan bayi yang dilahirkannya. Oleh karena itu layanan pra perkawinan, kehamilan,
kelahiran dan nifas adalah sangat penting dan mempunyai keterkaitan satu sama lain yang
tidak dapat dipisahkan.

2.3 Manfaat paragidma kebidanan

Manfaat Paradigma Kebidanan Dalam Asuhan Kebidanan


Asuhan Kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab
dalam memebrikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan/masalah dalam
bidang kesehatan ibu pada masa hamil, masa bersalin, nifas, bayi setelah lahir serta keluarga
berencana.
Paradigma kebidanan bermanfaat bagi bidan dalam memberikan asuhan kebidanan antara lain
:
a. Manfaat Bagi Bidan
• Membantu bidan dalam mengkaji kondisi klien
• Membantu bidan dalam memahami masalah dan kebutuhan klien
• Memudahkan dalam merencanakan dan melaksanakan asuhan yang berkualitas sesuai
dengan kondisi klien

b. Manfaat Bagi Pasien


• Membantu klien untuk mendapatkan rasa nyaman dan aman dalam menerima asuhan
kebidanan
• Membantu klien dalam meningkatkan kemampuan berperan serta sebagai individu yang
bertanggungjawab atas kesehatannya
• Meningkatkan perilaku positif klien yang akan meningkatkan kesehatan ibu dan anak

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Paradigma kebidanan adalah cara pandang bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan.
Komponen dalam pelayanan kebidanan adalah wanita, lingkungan, perilaku, keturunan dan
pelayanan kesehatan.
Bidan harus mempunyai paradigma bahwa wanita adalah makhluk bio-psiko-sosio-spiritual
yang utuh dan unik.
Bidan harus mempunyai paradigma bahwa lingkungan yang ada disekitar manusia khususnya
wanita sangat berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi.
Bidan harus mempunyai paradigma bahwa perilaku manusia khususnya wanita sangat
berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi.
Bidan harus mempunyai paradigma bahwa kualitas manusia diantaranya ditentukan oleh
keturunan, sehingga perlu persiapan pada masa pra perkawinan, pra kehamilan, kehamilan
dan melahirkan.
Paradigma kebidanan yang tepat akan bermanfaat bagi bidan dalam memberikan asuhan
kebidanan yang berkualitas.
makalah PARADIGMA ASUHAN
KEBIDANAN
DIPOSTING OLEH UNKNOWN ON MINGGU, 20 OKTOBER 2013

PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa atas limpahan rahmat, hidayah, serta innayah-Nya
sehingga makalah “Macam-macam Asuhan Kebidan” telah selesai dibuat  untuk di presentasikan
dan di nilai.. Makalah ini melalui pembimbingan intensif dengan guru pembimbing. Karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ana Zumrotun Nisak S.SiT selaku dosen
pembimbing yang telah membantu dalam penyelesian makalah ini.

Kami menyadari sepenuhnya, makalah ini masih jauh dari sempurna meskipun sudah
diupayakan untuk sempurna. Namun, itulah keterbatasan kami. Oleh karena itu, kritik saran
untuk penyempurnaan makalah ini masih sangat kami harapkan. Akhirnya, kami berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat kepada pembaca khususnya para mahasiswa yang akan
melakukan kegiatan penyusunan makalah.

             

                                        Kudus, 7 Oktober 2013       

                                                  Kelompok 3

BAB I

PENDAHULUAN
A.    Rumusan masalah Masalah

masalah-masalah yang diidentifikasi adalah :

1.   Mahasiswa mampu mengidentifikasi paradigma asuhan kebidanan

2.   Pengertian asuhan kebidanan

3.   Macam-macam asuhan kebidanan

B.     Tujuan Pembuatan Makalah

Pengkajian ilmu-ilmu kebidanan dasar akan menambah wawasan  kepada setiap pembaca
agar lebih mengenal serta lebih memahami apa yang dijelaskan dalam pembelajaran ilmu kebidanan
dasar serta pembaca lebih memahami tentang paradigm asuhan kebidanan.

C.     Maksud Menganalisis Makalah

Pembuatan makalah tentang “Paradigma Asuhan Kebidanan” dimaksudkan agar para


pembaca dapat memahami pengkajian ilmu-ilmu kebidanan dasar dan mempermudah mahasiswa
untuk mendapatkan informasi mengenai permasalahan yang di paparkan dan dikembangkan.

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pendahuluan

Asuhan kebidanan adalah proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan
oleh Bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat
kebidanan.
B.     Macam-macam asuhan kebidanan

v  Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana (KB) atau Kontrasepsi

Istilah pengendalian kehamilan, kontrasepsi dan kelurga berencana sering kali digunakan secara
bergantian meskipun semua pernyataan ini tidak memiliki pengertian yang sama

a.       Istilah pengendalian kehamilan mengacu pada pengaturan jumlah anak yang dikandung atau yang
lahir

b.      Kontrasepsi mengacu pada pencegahan kehamilan temporer yang dicapai lewat penggunaan
kontrasepsi spesifik atau metode pengendalian kehamilan

c.       Keluarga berencana mengacu pada pertimbangan tambahan terhadap factor fisik, social, psikologis,
ekonomi dan keagamaan yang mengatur sikap keluarga sekaligus mempengaruhi keputusan
keluarga dan menetapkan ukuran keluarga, jarak antar anak, dan pemilihan serta penggunaan
meode pengendalian kehamilan.

Kemampuan untuk membantu wanita atau pasangan suami istri secara lebih efektif dalam keluarga
berencana dapat meningkat atau terambat oleh perasaan dan sikap bidan terhadap hal-hal berikut
karena keterkaitannya dengan keluarga berencan :

a.       Jenis kelamin,dan seksualitas

b.      Agama

c.       Ras atau etnik

d.      Status ekonomi

e.       Status pernikahan

Pemilihan metode kontrasepsi

sebelum menetapkan suatu metode kontrasepsi individu atau pasangan suami istri, mula-mula harus
memutuskan  apakah mereka ingin menerapkan     program kelurga berencana, sejumlah factor
dapat mempengaruhi putusan ini.

1.      Factor social budaya        Factor fisik

2.      Factor pekerjaan dan ekonomi        Factor hubungan

3.      Factor keagamaan        Factor psikologis

4.      Factor hokum        Status


kesehatan saat ini dan riwayat
genetic
Dalam menghadapi kontraindikasi dan riwayat genetic yang dapat mempengaruhi penilaian individu
atau pasangan terhadap pemilihan metode kontrasepsi adalah sebagai berikut:

a.       Keinginan untuk mengendalikan kehamilan secara permanen atau sementara

b.      Efektivis metode yang digunakan

c.       Pengaruh media

d.      Efek samping dan pernyataan yang mungkin muncul tentang keamanan suatu metode

e.       Kemungkinan manfaat kesehatan yang dapat di peroleh dari setiap metode

f.       Kemampuan suatu metode untuk mencegah penyalur (HIV,Penyakit menular seksual, Kanker)

g.      Perkiraan lamanya penggunaan metode kontrasepsi

h.      Biaya

i.        Frekuensi hubungan seksual

j.        Jumlah pasangan seksual

k.      Factor social

l.        Factor keagamaan

m.    Factor psikologis

n.      Kemudahan dalam menggunakan metode tertentu

Efektivitas metode kontrasepsi

Penentuan efektivitas suatu metode kontrasepsi merukapan proses complex yang didasarkan pada
perbandingan penurunan dengan kemungkinan konsepsi setiap bulan, karena tidak mungkin
menentukan proporsi wanita yang akan mengalami kehamilan jika mereka tidak menggunakan
metode kontrasepsi di bawah pengawasan yang sulit untuk mengukur efektivitas metode
kontrasepsi secara langsung. Namun angka kegagalan / kemungkinannya dapat dihitung.

v  Asuhan Kebidanan Persalinan dan Kelahiran

Stadium pertama persalinan

a.       Catat data dasar observasi  termasuk urinalisis.

b.      Observasi keadaan individual .

c.       Pantau denyut jantung janin ( DJJ) secara interniten .

d.      Dorong mobilisasi dan fasilitasi perubahan posisi.

e.       Makanan dan minum bebas.


f.       Kehadiran pendukung yang continue,seorang bidan terbukti menjadi analgesia yang afektif.

g.      Hindari batas wakatu yang kaku dalam persalinan.

h.      Kontraksi dan respon ibu ; apakah kuat,sering dan selama sejam yang lalu.

i.        Kemajuan dan desensus dapat diraba dari abdomen.

j.        Pemantauan garis ungu .

k.      Serviks, dilasi dan desensus.

                                   i.      Kala kedua persalinan

l.        Hindari batas waktu yang kaku bila semuanya baik

m.    Pengkajian kesehatan dan kemajuan maternal/janin

n.      Mengejan yang tidak terpimpin

o.      Mendorong postur tegak

p.      Memberikan kompres hangat atau dingin keparineum bila ibu menginginkan

q.      Menghindari episi otomi

r.        Kelahiran perlahan , lembut

s.       Kala ketiga persalinan

t.        Ibu seharusnya mengalami persalinan dan kelahiran yang secara fisiologis normal

u.      Kala ketiga fisiologis mencakup “ menunggu dengan waspada “ dan tidak melakukan apapun!

v.      Memantau kehilangan darah dan mengobservasi adanya tanda pelepasan plasenta

w.    Setelah itu, bantulah ibu untuk melahirkan plasenta tali pusat dapat diklem atau dipotong

v  Asuhan Kelahiran

1.      Mengenali tujuan anda dan menjaga kolega tetap mendapat informasi mengenai arah anda

2.      Jagalah peralatan selalu siap, dengan urutan  kerja dan obat serta cairan IU tidak karda luarsa

3.      Asuhan sesuai persalinan “normal”

4.      Hindari intervensi dengan potensi komplikasi, seperti  pecah ketuban artifisial

5.      Mundurlah , jangan mendominasi ruang pasangan ,biarkan ibu bersalin

6.      Diskusikan dan dokumentasikan setiap keperluan untuk pemindahan kerumah sakit bersama orang
tua

7.      Mita bidan kedua hadir saat melahirkan


8.      Pada keadaan darurat hubungi ambulan paramedic, mereka dapat memberikan bantuan terampil,
segera sesusilasi dan kanulasi, dan bisa setiap saat pergi bila tidak diperlukan. Berikan informasi
kepada koordinator ruang bersalin bila ibu sedang dibawa ke rumah sakit.

v   Nifas

Masa nifas adalah masa (kira-kira 6 minggu)setelah kehamilan bayi, selama tubuh ibu beradaptasi ke
keadaan sebelum hamil.

Bidan harus melalukan elevasi secara terus-menerus selama masa nifas.

1.      Memantau kondisi ibu setiap 15 menit pada jam pertama dan 30 menit pada jam ke 2

2.      Bidan boleh meninggalkan ibu setelah 2 jam pertama jika tidak terdapat tanda-tanda bahaya

3.      Asuhan masa nifas dirangkum dalam 2 sampai 6 jam ,  2 -6 hari, 2 – 6 minggu, namun waktu spesifik
ini tidak diintrepretasikan secara kaku

Evaluasi secara terus menerus,meliputi :

1.      Meninjau ulang data

a.    Catatan inrapartum dan antepartum ( jika tidak diketahui atau merupakan kunjungan pertama )

b.   Jumlah jam atau hari postpartum

c.    Catatan pengawasan dan perkembangan sebelumnya

d.   Catatan suhu, nadi, pernafasan dan tekanan darah postpartum

e.    Catatan hasil laboratorium

f.    Catatan pengobatan

2.      Mengkaji

·      Ambulasi

Apakah ibu melakukan ambulasi, seberapa sering, apakah kesulitan, dengan bantuan atau mandiri,
apakah ibu pusing ketika melakukan ambulasi

·      Berkemih

Bagaimana frekuensinya, jumlah,apakah ada nyeri,atau dysuria

·      Defakasi

Bagaimana frekuensinya , jumlah, dan konsistensinya

·      Nafsu makan

Apa yang ia makan, seberapa sering, apakah ada rasa panas pada perut, mual dan muntah

·      Gangguan ketidak nyamanan atau nyeri

Lokasinya, kapan, ketika, tipe nyeri dan apa yang dapat mengurangi nyeri tersebut
·      Psitologis ibu

Bagaimana perhatian terhadap dirinya dan bayinya, perasaan terhadap persalinan

·      Istirahat dan tidur

Apakah ibu mengalami gangguan tidur, apakah ibu mengalami kelelahan

·      Menyusui

Bagaimana proses menyusui dikaitkan dengan dirinya dan bayi, apakah ada masalah atau
pertanyaan (misalnya:waktu menyusui, posisi, rasa sakit pada punting atau pembekakan)

3.      Pemeriksaan fisik

·         Mengukur tekanan darah, suhu, nadi, dan pernafasan

·         Memeriksa payudara dan puting, apakah ada pembekakan atau lecet pada putting dan infeksi

·         Memeriksa abdomen, terdiri dari palpasi uterus (memastikan kontraksi baik) dan kandungan kemih

·         Memeriksa perineum

Bagaimana jumlah, warna,konsistensi, dan bau

·         Memeriksa kaki

Adakah varises, edema, tanda homan, refleks, nyeri tekan, dan kemerahan pada betisn

v  Asuhan bayi baru lahir esensial

·      Persalinan bersih dan aman

·      Memulai inisiasi pernafasan spontan

·      Stabilisasi temperatur tubuh bayi /menjaga agar bayi tetap hangat

·      Asi dini dan ekslusif

·      Pemecahan infeksi

·      Pemberian imunisasi

a.       Segera setelah bayi lahir lakukan penilaian awal secara cepat dan tepat (0-30 detik )   buat DX untuk
asuhan. Yang dinilai :

1)      Usaha nafas     bayi menangis keras ?

2)      Warna kulit

3)      Gerak aktif

b.      pertanyaan untuk menilai kondisi bayi

1)      Apakah air ketuban jernih ?


2)      Apakah bayi bernafas spontan  ?

3)      Apakah kulit bayi berwarna kemerahan ?

4)      Apakah tonus atau kekuatan otot bayi cukup ?

5)      Apakah ini kehamilan cukup bulan? Bila jawaban ke -5 pertanyaan tersebut “ya”,lakukan asuhan BBL
normal.

c.       Cara kehilangan panas tubuh

1)      Konduksi     kontak langsung bayi dengan permukaan yang dingin. Timbangan

2)      Evaporasi     penguapan (cara kehilangan panas utama pada bayi)

3)      Konveksi      bayi terpapar dengan udara sekitarnya yang lebih dingin

4)      Radiasi         bila bayi didekatkan dengan benda yang suhnya lebihi rendah dari suhu tubuh bayi

d.      Prinsip asuhan BBL Normal

1)      Cegah kehilangan panas berlebihan

2)      Bebaskan jalan nafas

3)      Rangsangan taktil

4)      Laktasi (dimulai dalam waktu 30 pertama)

e.       Cara menjaga bayi agar tetap hangat

1)   Meringankan bayi seluruhnya dengan selimut handuk hangat.

2)   Membungkus bayi, terutama bagian kepala dengan selimut hangat dan kering.

3)   Mengganti semua handuk/selimut basah.

4)   Bayi tetap terbungkus sewaktu di timbang.

5)   Buka pembungkus bayi hanya pada daerah yang di perlukannya saja untuk melakukan sesuatu
prosedur, dan membungkusnya kembali dengan handuk dan selimut segera setelah prosedur
tersebut selesai.

6) Menyediakan lingkungan yang hangat dan kering bagi bayi tersebut.

7) Atur suhu ruangan atas kebutuhan bayi, untuk memperoleh lingkungan yang lebih hangat.

8) Memberikan bayi pada ibunya secepat mungkin.

9) Meletakkan bayi diatas perut ibu, sambil menyelimuti keduanya dengan selimut kering.
10Tidak dimandikan sedikitnya 6 jam setelah lahir.

f.   Pentingnya menjaga suhu badan pada BBL

1) Penurunannya suhu badan yang cepat pada BBL disebabkan karena ketidak mampuan bayi untuk
menghasilkan panas yang cukup.

2) Setiap BBL memiliki system pengendalian suhu yang belum matang.

3) Bayi-bayi yang mengalami gawat dingin (cold stzessed) akan memerlukan oksigen yang lebih banyak,
dan akan menghabiskan cadangan glikogenny   

g. Kondisi bayi untuk dapat d mandikan

·         Tidak boleh kurang dari 6 jam setelah bayi lahir

·         Pada saat suhu tubuh bayi berada di atas 36,5 c

·         Tidak asfiksia pada saat kelahiran

h. Perawatan optimal jalan nafas pada BBL

1)      Menbersihkan lender darah dari wajah bayi dengan kain bersih dan kering /kasa

2)      Menjaga bayi tatap hangat

3)      Menggosok punggung bayi secara lrmbut

4)      Mengatur posisi bayi dengan benar yaitu letakkan bayi dalam posisi trlentang dengan dengan leher
sedikit ekstensi di perut ibu

i. Sentuhan yang tidak di benarkan

·         menepuk pantat bayi

·         menekan dada

·         menekan kaki bayi ke bagian perutnya

·         membuka spincter anus

·         menggunakan bungkusan panas

·         meniupkan oksigen atau udara dingin dengan tubuh atau wajah bayi
j.Cara mempertahankan kebersihan untuk mencegah infeksi

·         mencuci tangan dengan air sabun

·         menggunakan sarung tangan

·         pakaian bayi harus birsih dan hangat

·         memekai  alat dan bahan yang steril pada saat memotong tali pusat

·         jangan mengoleskan apapun pada bagiaan tali pusat

·         hindari pembungkus tali pusat

·         Pencegah infeksi pada bayi

1)      setiap memberikan asuhan petugas harus selalu mencuci tangan sebelum dan sesudahnya

2)      peralatan satu bayi satu bila di pakai bersama sama harus di DDT/steril terlebih dahulu

3)      protilaksis untuk gangguan mata dengan pemberian salep/tetes mata

4)      l.Perawatan tali pusat  

Tali pusat cukup di bersihkan dengan air kemudian di keringkan dan di biarkan tanpa di beri apapun

m. Laktasi dini

·         merangsang produksi ASI

·         memperkuat refleks isap

·         mempromosikan hubungan emosional ibu dan bayi

·         memberikn kekebalan pasif segera melalui kolostrum

·         merangsang kontraksi uterus

n.Pedoman umum menyusui

1)segera susukan bayi (30 menit pertama)

2)berikan ASI secara eksklusif


3)berikan ASI sesuai keinginan bayi

4)posisi yang benar saat menyusui sangat menjamin kebersihan dalam menyusui

o.Tanda tanda bayi menempel dengan baik pada payudarah

·         dagu menyentuh payudarah ibu

·         mulut terbuka lebar

·         mulut bayi menutupi sebagian luas areola mammae

·         bibir bayi bagian bawah melengkung keluar

·         bayi menghisap dengan perlahan dan kuat kadang-kadang berhenti

·         tidak terdengar suara apapun kecuali suara bayi menelan

p.Asfiksia

·         tahun 1995 kematian neonates 5 juta/tahun di sebabkan oleh asfiksia

·         >1 juta BBL perlu resusitrasi/tahun

·         kurang lebih 10% BBL memerlukan bantuan untuk memeulai pernafasan saat lahir

·         Dan <1% memerlukan resusitasi lengkap untuk kelangsungan hidupnya

4) di Indonesia 47% kematian neonates,setiap 5’ neonates meninggal di sebabkan

*BBLR(24%)

*TN

*Asfiksia

*Trauma lahir

*Kelainan konginetal

5)      90% BBL tanpa masalah


q.Penemuan oksige bayi

v  Ibu

Alveoli berisi cairan, pembuluh darah paru kontriksi,sehingga hampir semua darah dari jantung
kanan tidak bisa masuk ke paru paru, dengan demikian hamper seluruh  darah melalui duktus
arteriosus masuk ke aorta.

v  Bayi                                                                                                 

Setelah lahir bayi tidak lagi tergantung dengan plasenta,bayi sangat tergantung pada paru-paru
sebagai sumber oksigen. Oleh karna itu beberapa saat lahir paru –paru terisi oksigen dan pembuluh
darah di paru-paru berileksasi untuk memberikan perfusi pada alveoli dan menyerap oksigen untuk
di edarkan ke seluruh tubuh. Perubahan besar pada system pernafasan bayi segerah setela lahir

a.       Cairan dalam alveoli di gantikan udara

b.      Arteri umbilikalis terjepit tahanan sirkulasi plasenta

c.       Terjadi peredaran darah sistemik

Tangisan pertama dan tarikan nafas dalam merupakan suatu mekanisme yang kuat untuk
menyingkirkan cairan dari jalan nafas

v  Asfiksia

1.      Pengertian asfiksia

Keadaaan dimana bayi segera setelah lahir tidak bernafas secara spontan dan teratur.

2.      Penyebab asfiksia

o  Ibu :preeclampsia,ekslampsia , perdarahan anternal, partus lama, partus macet, demam selama
persalinan, infeksi berat, sirotinus.

o  Tali pusat : lilitan tali pusat, tali pusat pendek, simpul tali pusat, prolapses talipusat

o  Keadaan bayi; premature ,persalinan sulit , gemalli kelainan konginetal, AK bercampur mekoniun 

3.      Gawat janin

o   Merupakan suatu reaksi ketika janin tidak meperoleh oksigen yang cukup
o   ciri-ciri gawat janin

o   frekuesi djj <120/>160x/menit

o   gerakan janin berkurang kurang 10x/hari)

o   AK bercampur meconium

4.cara mencegah gawat janin

o   gunakan partograf untuk mementau persalinan

o   atur posisi ibu saat persalinan

Identifikasi gawat janin dalam persalinan

o   periksa frekuensi DJJ setiap 30 menit kala 1,15 menit

o   periksa AK apa bercampur meconium

5.Penanganan gawat janin

         1.tingkat oksigenasi pada janin

o   ubah posisi ibu

o   beri cairan pada ibu oral maupun IV

o   beri oksigen 2-31/menit

         2.pantau DJJ

         Bila DJJ tetap tidak normal

o   rujuk

o   bila tidak mungkin merujuk siapkan pertolongan bayi asfiksia

o   persiapan resusitasi

o   persiapan keluarga
o   persiapan kurang lebih 4 resusitasi

o   persiapan alat resusitasi

o   persiapan diri

memutuskan apakah bayi perlu resusitasi yang di nilai adalah:

o   bila bayi belum lahir

o   air ketuban bercampur meconium ,setelah bayi lahir(nilai 3 tanda utama)

o   pernafasan

o   flek jantung

o   warna kulit

Nilai APGAR tidak digunakan memutuskan perlu tidaknya resusitasi dan tidak untuk penilaian selama
pelaksanaan resusitasi.

Tindakan resustisasi

Penilaian awal                                       lahir

          

Bersih dari mekonium ?,bernafas atau menangis ?,toner otot baik ?warna kulit kemerahan ? cukup
bulan ?

                                                                                                                                                                        

                     

                                                       Langkah awal (6 langkah )

Hangatkan ,atur posisi,isap lendir, keringkan dan rangsang taktil, atur kembal posisi, lakukan
penilaian .

Ventilasi adalah tahapan tindakan resusitasi untuk memasukan sejumlah volume udara  kedalam
paru dengan tekanan positif untuk membuka alveoli paru agar bayi bisa bernafas spontan dan
teratur.

Langkah-langkah :
1) Pasang sungkup

2) Ventilasi  2 kali (rekanan 30 APN , 40 resusitasi)

3) Ventilasi 20 kali dalam 30 detik

4) Setiap 30 detiki ventilasi, lakukan penilaian

5) Siapkan rujukan  bila bayi belum bernafas normal setelah 2 menit

6) Ventilasi dihentikan setelah 20 menit (bila tidak berhasil)

Resusitasi berhasil lakukan asuhan pasca resusitasi selama 2 jam

·         Letakkan bayi didada ibu ,selimuti kedua nya

·         Susu bayi sambil dibelai

·         Lakukan asuhan neonatal normal :

§  Beri vit.K 1 mg/hari selama 3hari (1 tab 5mg)

§  Beri salep /tetes mata

Tanda-tanda kesulitan bernafas pada bayi

§  Tarikan dinding dada dalam, nafas megap-megap frek <30x/> 60x /mnt

§  Pantau bayi berwarna pucat, biru,lemas

§  Jaga bayi tetap hangat dan kering

§  Tunda memandikan sampai dengan 6-24 jam

§  Kondisi memburuk rujuk

Rujuk bayi bila ada tanda (setelah resusitasi) :

·         frek nafas < 30x/>60x/menit

·         ada tarikan dinding dada

·         merintih , nafas megap-megap , nafas bunyi saat ekspirasi dan inspirasi

·         tubuh pucat / kebiruan

·         bayi lemas
jika rujuk catat

§  nama ibu, alamat, tanggal dan waktu bayi lahir

§  kondisi bayi :

o   gawat janin sebelumnya

o   AK mekonium

o   Tangisan bayi

o   Waktu memulai resusitasi

o   Langkah resusitasi yang dilakukan

o   Hasil resusitasi

DAFTAR PUSTAKA

Block,S.S (ed).Disinfection, sterilization and preservation.2 nd  ed, Lea and


febiger ,philadelpia..1997.

Cantuaria AA. Profetional midwifery. Brit J Obstet,1997;84:865

http://dimensi-gadis.blogspot.com/2013/10/makalah-paradigma-asuhan-kebidanan.html

Anda mungkin juga menyukai