Anda di halaman 1dari 48

MAKALAH

KONSEP DAN FILOSOFI BIDAN DAN


KEBIDANAN YANG PROFESIONALISME

DOSEN PENGAMPU :
DIAH ANDRIANI K. M.Kes

DISUSUN OLEH :

ELIZA FITROTUL (42022170103) DWI FITROTUN (42022170264)


GITA FITRIYANA (42022170076) NUR .A (42022170286)
SRI SURYANI (42022170175) MUKAYAROH (42022170243)
ARIF SUGIYANTI (42022170176) ANISWATIN .A (42022170244)
LUTFIYAH SUFANA (42022170177) NURUL SA’DIYAH (42022170130)
NAILIS SYAFAAH (42022170178) NISWATUN .K (42022170251)
INDAH ISNAININGSIH (42022170186) TIARA RULITA (42022170252)
SUMARYANTI (42022170237) ELLY INDRA (42022170116)
MUSRINI (42022170238) SHOFWATUL .M (42022170279)
MUTRDRIKAH (42022170239) DINIEK .K (42022170284)
SILAHUL ULUM (42022170240) JUMIATI (42022170285)

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Masalah yang dihadapi bangsa indonesia adalah masalah
Kesehatan yang sering terjadi pada ibu dan anak yang ditandai
dengan tingginya angka kematian ibu dan bayi.
Kematian maternal Kematian pada masa maternal
mencerminkan kemampuan negara dalam memberikan pelayanan
kesehatan pada masyarakat.
Masalah kesehatan Ibu dan Anak masih tetap menempatkan
posisi penting karena menyangkut kualitas sumber daya manusia
yaitu periode kehamilan, persalinan dan tumbuh kembang anak.
Paradigma merupakan suatu perangkat bantuan yang memiliki
nilai tinggi dan sangat menentukan bagi penggunanya untuk
dapat memiliki pola dan cara pandang dasar yang khas dalam
melihat, memikirkan, memberi makna menyikapi dan memiliki
tindakan mengenai suatu kenyataan atau fenomena kehidupan
manusia.
Dengan diterapkannya paradigma asuhan kebidanan memiliki
fungsi dan kegiatan yangn menjadi tanggungjawab bidan dalam
memberi pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan
atau masalah dalam bidang kesehatan Ibu di masa
hamil,persalinan, nifas, bayi setelah lahir, serta keluarga
berencana (KB).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian paradigma?
2. Apa saja komponen paradigma?
3. Bagaimana pelayanan kebidanan?
4. Apa saja macam-macam asuhan kebidanan?
5. Bagaimana pandangan paradigma kebidanan dan asuhan
kebidanan?
6. Apa saja manfaat paradigma yang berkaitan dengan pelayanan
kebidanan?
7. Apa pengertian dari perubahan definisi bidan
8. Apa saja implementasi terhadap praktik kebidanan
9. Apa pengertian dari body of knowledge dalam filosofi
kebidanan

C. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Menambah wawasan dan pengetahuan

2. TUJUAN KHUSUS
a. Untuk mengetahui pengertian paradigma
b. Untuk mengetahui komponen paradigma
c. Untuk mengetahui pelayanan kebidanan
d. Untuk mengetahui macam-macam asuhan kebidanan
e. Untuk mengetahui pandangan paradigma kebidanan dan
asuhan kebidanan
f. Untuk mengetahui manfaat paradigma yang berkaitan
dengan pelayanan kebidanan
g. Untuk mengetahui pengertian dan filosofi kebidanan
h. Untuk mengetahui bagaimana implementasi terhadap
praktik kebidanan
i. Untuk mengetahui body knowledge dalam filosofi
kebidanan

D. MANFAAT
Mampu memberikan informasi dan menambah wawasan
khususnya para akademik dan mahasiswa
BAB II
PEMBAHASAN

A. PARADIGMA BIDAN DAN KEBIDANAN (MIDWIFERY)


1. PENGERTIAN PARADIGMA KEBIDANAN
Paradigma berasal dari bahasa Latin / Yunani, paradigma
yang berartimodel/pola. Paradigma juga berarti pandangan
hidup, pandangan suatu disiplinilmu / profesi paradigma.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi ke-3,
paradigma adalah kerangka berfikir. Paradigma kebidanan adalah
suatu cara pandang bidan dalam memberi pelayanan.
Keberhasilan bidan dalam bekerja/memberikan pelayanan
berpegang pada paradigma, berupa pandangan terhadap
manusia/perempuan,lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan
dan cara pandang bidan atau hubungan timbal balik antara
manusia, lingkungan, perilaku, pelayanan kebidanan dan
keturunan.

2. KOMPONEN PARADIGMA KEBIDANAN


a. Wanita
Manusia/WanitaWanita/manusia adalah makhluk
biopsikososial kultural dan spiritual yangutuh dan unik,
mempunyai kebutuhan dasar yang bermacam-macam sesuai
dengan tingkat perkembangannya.
Wanita/ibu adalah penerus generasi keluarga dan bangsa
sehingga keberadaan wanita yang sehat jasmani dan rohani
serta sosial yang sangat diperlukan, Wanita/ibu adalah
pertama dan utama dalam keluarga. Kualitas manusia sangat
ditentukan oleh keberadaan wanita yang sehat jasmani dan
rohani sertasosial yang sangat diperlukan.Wanita/ibu adalah
pendidik pertama dan utama dalam keluarga kualitas manusia
sangat ditentukan oleh keberadaan / kondisi dari wanita/ibu
dalamkeluarga.
Para wanita di masyarakat adalah penggerak dan pelopor
dari peningakatan kesejahteraan keluarga. Perempuan
sebagaimana halnya manusia adalah mahluk bio-psiko-
kultural yang utuh dan unik, mempunyai kebutuhan dasar
unik, dan bermacam-macam sesuai dengan tingkat
perkembangan. Perempuan sebagai penerus generasi,
sehingga keberadaan perempuan yang sehat jasmani dan
rohani dan sosial sangat diperlukan

1) Bio adalah wanita yang artinya wanita adalah mahluk


biologis yang memerlukan kebutuhan sesuai dengan
tingkat perkembangannya untuk kelangsungan hidup.
2) Psiko artinya manusia yang mempunyai kejiwaan harus
diperhatikan dalam setiap memberikan pelayanan
3) Sosio artinya adalah mahluk yang selalu berinteraksi
dengan orang lain dan membutuhkan orang lain
4) Kultural artinya wanita adalah mahluk yang berbudaya
atau memiliki kebiasaan-kebiasaan tertentu.
5) Spiritual artinya adalah wanita adalah mahluk yang
secara fitrah akan selalu membutuhkan

b. Lingkungan
Lingkungan merupakan semua yang ada di lingkungan
danterlibat dalam interaks individu pada waktu melaksanakan
aktivitasnya. Lingkungan tersebut meliputi lingkungan
fisik,lingkungan psikososial, lingkungan biologis dan
lingkungan budaya.
Lingkungan psikososial meliputi keluarga, komuniti dan
masyarakat.Ibu selalu terlibat dalam interaksi antara keluarga,
kelompok,komuniti maupun masyarakat. Masyarakat
merupakan kelompokyang paling penting dan kompleks yang
telah dibentuk oleh manusia sebagai lingkungan sosial.
Masyarakat adalah lingkungan pergaulanhidup manusia yang
terdiridari individu, keluarga, kelompok dan komuniti yang
mempunyai tujuan atau sistem nilai, ibu/Wanita merupakan
bagian dari anggota keluarga dan unit komuniti
1) Lingkungan fisik adalah Tempat tinggal, kendaraan dll
2) Lingkungan Psiko sosial : Keluarga, kelompok, masyarakat
3) Lingkungan Biologi : Hewan dan Tumbuh-tumbuhan
4) Lingkungan Budaya

c. Perilaku
Perilaku-perilaku merupakan hasil dari berbagai
pengalamanserta interaksi manusian dengan lingkungannya,
yanag terwujud dalam bentuk pengetahuan sikap dan
tindakan. perilaku manusia bersifat holistik (menyeluruh)
Adapun perilaku profesional dari bidan mencakup:

1) Dalam melaksanakan tugasnya berbegang teguh pada


filosofi etika profesidan aspek legal
2) Bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan
keputusanklinis yang dibuatnya
3) Senantiasa mengikuti perkembangan pengetahuan
danketerampilan mutahir secara berkala
4) Mengunakan cara pencegahan universal untuk
mencegahpenularan penyakitdan strategi pengendalikan
infeksi
5) Menggunakan konsultasi dan rujukan yang tepat
selamamemberikanasuhan kebidanan.
6) Menghargai dan memanfaatkan budaya setempat
sehubunganandengan praktek kesehatan, kehamilan,
kelahiran, priode pasca persalinan, bayi baru lahir dan anak
7) Menggunakan model kemitraan dalam bekerjasama dengan
kaumwanita /ibu agar mereka dapat menentukan pilihan
yang telahdiinformasikantentang semua aspek asuhan,
meminta persetujuansecara tertulis supaya mereka
bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri

d. Keturunan
Kualitas manusia, di antaranya ditentukan oleh keturunan
manusia yang sehat akan dilahirkan oleh ibu yang sehat.
Ini menyangkut kesiapan perempuan sebelum perkawinan,
sebelumkehamilan (pra-konsepsi), masa kehamilan, masa
kelahiran, dan masanifas. Walaupun kehamilan, kelahiran, dan
nifas adalah sangat penting dan mempunyai keterkaitan satu
sama lain yang tak dapatdipisahkan, dan semua adalah
tugas utama bidan

e. Pelayanan kebidanan
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral
daripelayanan kesehatan, yang diarahkan untuk mewujudkan
Kesehatan keluarga dalam rangka tercapainya keluarga yang
berkualitas.Pelayanan kebidanan merupakan layanan yang
diberikan oleh bidansesuai dengan kewenangan yang
diberikan dengan meksudmeningkatkan kesehatan ibu dan
anak dalam rangka tercapainyakeluarga berkualitas,
bahagia dan sejahtera
Sasaran pelayanan kebidanan adalah individu, keluarga
dan masyarakat yang meliputi upaya peningkatan,
pencegahan,penyembuhan, dan pemulihan. Layanan
kebidanan dapat dibedakan menjadi :

1) Layanan kebidanan primer adalah layanan bidan yang


sepenuhnya menjadi tanggungjawab bidan.
2) Layanan kebidanan kolaborasi adalah layanan yang
dilakukan olehbidan sebagai anggota tim yang
kegiatannya dilakukan secara bersamaan atau sebagai
salah satu urutan dari sebuah proses kegiatan pelayanan
kesehatan.
3) Layanan kebidanan rujukan adalah layanan yang
dilakukan olehbidan dalam rangka rujukan ke system
pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya yaitu yang
dilakukan oleh bidan sewaktu menerima rujukan dari
dukun yang menolong persalinan, jugalayanan rujukan
yang dilakukan oleh bidan ke tempat atau
fasilitaspelayanan kesehatan lain secara horizontal
maupun vertikal atauke profesi kesehatan lainnya.
Layanan kebidanan yang tepat akanmeningkatkan
keamanan dan kesejahteraan ibu dan bayi.
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral
daripelayanan kesehatan,yang diarahkan untuk mewujudkan
kesehatankeluarga dalam rangka tercapainya keluarga yang
berkualitas.Pelayanan kebidanan merupakan layanan yang
berikan oleh bidansesuaidengan kewenangan yang
diberikannya dengan maksudmeningkatkankesehatan ibu dan
anak dalam ragka tercapainyakeluarga berkwalitas,
bahagiadan sejahtera. Sasaran pelayanankebidanan adalah:
individu, keluarga danmasyarakat yang meliputi upaya :

1) Promotif (peningkatan)
2) Preventif (pencegahan)
3) Kuratif (penyembuhan)
4) Rehabilitatif (pemulihan)

f. Layanan kebidanan dapat dibedakan menjadi :


Layanan kebidanan primer ialah layanan bidan
yangsepenuhnya menjadi tanggung jawab bidan. Layanan
kebidanan kolaborasi adalah layanan yang dilakukan oleh
bidan sebagai anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara
bersamaan atau sebagai salah satu urutan dari sebuah proses
kegiatan pelayanan kesehatan.Layanan kebidanan rujukan
adalah layanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka
rujukan kesistem pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya
yaitu pelayanan yang dilakukan oleh bidan sewaktu menerima
rujukan dari dukun yang menolong persalinan, juga layanan
rujukan yang dilakukan oleh bidan ketempat / fasilitas
pelayanan Kesehatan secara horizontal maupun vertikal atau
keprofesi kesehatan lainnya.layanan kebidanan yang tepat
akan meningkatkan keamanan dan kesejahteraan ibu serta
bayinya.Kualitas keturunan manusia diantaranya dtentukan
oleh keturunan. manusia yang sehat dilahirkan oleh ibu yang
sehat. hal inimenyangkut penyiapan Wanita sebelum
perkawinan, sebelum kehamilan (prakonsepsi) masa
kehamilan, masa kelahiran dan masa nifas.
Walaupun kehamilan, kelahiran dan nifas adalah proses
fisiologis namun bila ditangani secara akurat dan benar,
keadaan fisiologis akan menjadi patologis. Hal ini akan
berpengaruh pada bayi yang akan dilahirkannya. oleh karena
itu layanan praperkawinan, prakehamilan, kehamilan,
kelahiran dan nifas adalah sangat penting dan mempunyai
keterkaitan satu sama lain yang tak dapat dipisahkan dan
semua ini adalah tugas utama bidan

3. PELAYANAN KEBIDANAN
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari
pelayanankesehatan. Pelayanan kebidanan adalah layanan yang
diberikan oleh bidan sesuai dengan kewenangan yang diberikan.
Sasarannya adalah induvidu, keluarga, dan masyarakat yang
meliputi upaya peningkatan(promotif), pencegahan (preventif),
penyembuhan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitasi). Layanan
kebidanan dapat dibedakan menjadi :

a. Layanan primer adalah layanan bidan yang sepenuhnya


menjadi tanggung jawab bidan.
b. Layanan kebidanan kolaborasi adalah layanan yang
dilakukan oleh bidan sebagai anggota tim yang kegiatannya
dilakukan secara bersama atau sebagai salah satu urutan dari
suatu proses kegiatan pelayanan kesehatan.
c. Layanan kebidanan rujukan adalah layanan yang dilakukan
oleh bidan dalam rangka rujukan ke sistem pelayanan yang
lebih tinggi atau sebaliknya, yaitu pelayanan yang dilakukan
oleh bidan sewaktu menerima rujukan dari dukunyang
menolong persalinan, juga layananrujukan yang dilakukan
oleh bidan ketempat/fasilitas pelayanan kesehatan lain
secara horizontal maupun vertrikal atau ke profesi
kesehatan lainnya.
Asuhan kebidanan meliputi asuhan prakonsepsi,
antenatal,intranatal, neonatal, niofas, keluarga berencana,
ginekologi,premenopause, dan asuhan primer. Dalam
pelaksanaannya, bidan bekerjadalam sistem pelayanan
yangmemberi konsultasi, managemen kolaborasi, rujukan sesuai
dengan kebutuhandan kondisi kesehatan klien.Pelayanan
kebidanan merupakan perpaduan antara kiat dan ilmu. Bidan
membutuhkan kemampuan untuk memahami kebutuhan wanita
dan mendorong semangatnya serta menumbuhkan rasa percaya
dirinya dalam menghadapi kehamilan, persalinan, maupun
peran sebagai ibu.

4. MACAM – MACAM ASUHAN KEBIDANAN


a. Asuhan kehamilan
Asuhan ibu hamil oleh bidan dengan cara mengumpulkan
data,menetapkan diagnosis dan rencana tindakan, serta
melaksanakannyauntuk menjamin keamanan dan kepuasan
serta kesejahteraan ibu dan janin selama peroide kehamilana.

1) Memeriksa perkembangan kehamilan


2) Memberikan ketidaknyamanan pada kehamilan
3) Memberikan asuhan persiapan persalinan, seperti
teknik relaksasi

b. Asuhan persalinan
Asuhan persalinan oleh bidan dimulai dengan mengumpulkan
data, menginterpretasikan data untuk menentukan diagnosis
persalinan dan mengidentifikasi masalah atau kebutuhan,
membuat rencana dan melaksanakan tindakan dengan
memantau kemajuan persalinan serta menolong persalinan
untuk menjamin keamanan dan kepuasan ibu selama periode
persalinan

1) Memeriksa tanda-tanda persalinan


2) Memberikan asuhan mengurangi rasa nyeri karena kontraksi
3) Memberikan dukungan psikologis selama proses persalinan
4) Memberikan asuhan bagaimana teknik mengedan yang baik
 
c. Asuhan nifas
Asuhan Ibu nifas oleh bidan dilakukan dengan cara
mengumpulkan data, menetapkan diagnosis dan rencana
tindakan,serta melaksanakannya untuk mempercepat proses
pemulihan dan mencegah komplikasi dengan memenuhi
kebutuhan ibu dan bayi selama periode nifas dengan cara:

1) Memberikan konseling kebutuhan ibu nifas, nutrisi,


kebutuhanistirahat, aktifitas dll
2) Memberikan kesempatan sesegera mungkin kepada ibu
dan bayi untuk bersama
3) Memantau perkembangan involusi uterus

d. Asuhan bayi baru lahir


Asuhan bayi yang baru lahir oleh bidan dimulai
darimenilaikondisi bayi, menfasilitasi terjadinya pernafasan
spontan,mencegah hipotermia, menfasilitasi kontak dini dan
mencegahhipoksia sekunder,menentukan kelainan, serta
melakukan Tindakan pertolongan dan merujuk sesuai
kebutuhan dengan cara:

1) Mengkondisikan suasananan hangat


2) Memberikan ASI langsung setelah bayi lahir
3) Merawat tali pusar

5. PARADIGMA KEBIDANAN DAN ASUHAN KEBIDANAN


1) Pandangan tentang kehamilan dan persalinan
Bidan yakin bahwa kehamilan dan persalinan adalah proses
alamiah,namun tetap waspada pada kondisi yang semula
normal dapat tiba-tiba menjadi tidak normal
2) Pandangan tentang perempuan
Bidan yakin bahwa perempuan merupakan pribadi yang
unik,mempunyai hak mengontrol dirinya
sendiri,kebutuhan, harapan, dan keinginan yang patut
dihormati.
3) Pandangan mengenai fungsi profesi dan pengaruhnya.
Bidan mengupayakan kesejahteraan ibu dan bayinya, bidan
mempunyai power untuk mempengaruhi pemberian asuhan
kebidanan (kepada ibu dan keluarganya).
4) Pandangan tentang pemberdayaan dan membuat keputusan.
Perempuan harus memberdayakan untuk mengambil
keputusan tentang kesehatan diri atau keluarganya melalau
komunikasi edukasi dan informasi (KIE) serta konseling.
Pengambilan keputusan merupakan kesepakatan bersama
antara ibu/perempuan,keluarga dan bidan, dengan ibu
sebagai penentu utama dalam proseskeputusan.
5) Pandangan tentang asuhan.
Asuhan kebidanan difokuskan pada aspek prevensidan
promosi kesehatan serta kealamiahannya. Asuhan
kebidanan harus dilaksanakan secara kreatif, fleksibel,
mendukung, melayani,membimbing,memantau dan
mendidik yang berpusat pada kebutuhan personal yang
unik pada perempuan selama masa kehamilan.
6) Pandangan tentang kolaborasi.
Bidan adalah pemberi layanan kesehatan yang mempunyai
otonomi penuh dalam praktinya yang juga berkolaborasi
dengan anggota tim kesehatan lainnya. Bidan dalam praktik
kebidanan menempatkan perempuan/ibu sebagai mitra
dengan pemahaman kompetensi terhadap perempuan baik
aspek social emosi, budaya, spiritual,psikologi, fisik,
maupun pengalaman reproduksinya.

6. MANFAAT PARADIGMA KETERKAITAN DENGAN


PELAYANAN KEBIDANAN
Bidan memiliki peran unit dalam member pelayanan
kesehatanbagi ibudan anak, yakin saling melengkapi dengan
tenaga Kesehatan professional lainnya.
Bidan adalah praktisi yang member asuhan kebidanan
pada ibu hamil dan bersalin yang normal, asuhan terhadap
gangguan pada system reproduksi wanita, serta gangguan
kesehatan bagianak balita yang sesuai dengan kewenangannya.
Bidan harus selalumengembangkan dirinya agar dapat
memenuhi peningkatan kebutuhan kesehatan kliennya (ibu dan
anak).
a. Tugas bidan adalah memberi pelayanan/asuhan
kebidanan.Pelayanan/asuhan kebidanan berfokus pada ibu dan
anak balita.Sesuai dengan kewenangannya, bidan dapat
melakukanpelayanan/asuhan pada kasus-kasus patologis.

1) Pelayanan yang bermutu
2) Asuhan sesuai kebutuhan
3) Kepuasan klien
4) Peningkatan kepercayaan terhadap pelayanan Kesehatan
5) Menurunkan AKI dan AKB

b. Manfaat Paradigma Dikaitkan Dengan Asuhan Kebidanan


Bidan memiliki peran unik dalam memberi pelayanan
kesehatan bagiibu dan anak, yakni saling melengkapi dangan
tenaga Kesehatan professional lainnya.
Bidan adalah praktisi yang memberi asuhankebidanan
pada ibu hamil dan bersalin yang normal, asuhan terhadap
kasus gangguan system reproduksi wanita, serta gangguan
kesehatanbagi anak balita sesuai dengan kewenangannya.
Bidan harus selalu mengembangkan dirinya agar mampu
memenuhi peningkatan kebutuhan kesehatan
kliennya (ibu dan anak)
c. Tugas bidan adalah memberi pelayanan atau asuhan
kebidanan.Pelayanan atau asuhan kebidanan berfokus pada
ibu dan balita. Lebih rincinya, pelayanan kebidanan
mencakup pra-perkawinan, kehamilan,melahirkan, menyusui,
dan nifas, serta pelayanan atau asuhan kebidanan pada bayi,
balita, remaja, dan perempuan usia subur. Sesuai dengan
kewenangannya, bidan dapat melakukan pelayanan atau
asuhan pada kasus-kasus patologis.
Memberi pelayanan kebidanan pada keluarga berencana
juga merupakan tugas bidan. Setiap kegiatan bidan untuk
mencegah penyakit, meningkatkan kesehatan, mengobati serta
memulihkan kesehatan ibu dan anak sesuai dengan
kewenangannya, dilakukan melalui asuhan atau pelayanan
kebidanan.
Kata kebidanan memberi pengertian ilmu atau
pengetahuan pokok yang dimiliki oleh seorang bidan, yang
digunakan untuk melaksanakan tugas dan fungsinya dalam
kegiatan kebidanan sesuai dengan kewenangan yang ditujukan
pada calon ibu, ibu, dan anak balita. Kebidanan merupaka
sistesis berbagai ilmu dan pengetahuan, mencakup ilmu
obstetric, ilmu perilaku, ilmu mengenai kebutuhanmanusia,
dan ilmu social yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan
anak.
Ibu adalah sasaran utama pelayanan kebidanan. Ibu yang
sehatakan melahirkan bayi yang sehat. Masalah kesehatan
bayi dimulai sejak terjadinyaa konsepsi bayi. Balita yang
sehat menjadi modal utama dalam pembentukan generasi
yang kuat, berkualitas, dan produktif di masa yang akan
datang. Ibu sebagai individu juga memberi kontribusi yang
penting bagi kesehatan dan kesejahteraan keluarga di
masyarakat. Sebagai wanita, ibu juga bisa berperan diberbagai
sector. Sebagai bagian dari keluarga, ibu dan anak yang sehat
merupakan sasaran pelayanan atau asuhan kebidanan di
Indonesia.Dengan demikian, fenomena kebidanan di
Indonesia adalah masyarakat (ibu) yang berperilaku sehat,
mau dan mampu memanfaatkan pelayanan atau asuhan
kebidanan yang tersedia sehingga meningkatkan derajat
kesehatan ibu dan balita.
Penurunan angka kematian ibu melahirkan, bayi dan balita
merupakan indikator keberhasilan pelayanan kesehatan.
Dalam memberi pelayanan kebidanan perlu dipertimbangkan
factor-faktor yang mempengaruhi kesehatan ibu dan anak
seperti perilaku masyarakat, keturunan serta lingkungan, yang
mencakup linkungan sosian dan ekonomi
d. Manfaat paradigma dikaitkan dengan asuhan kebidanan

1) Orang/individu/manusia adalah focus paradigma


2) Orang/manusia harus bertanggung jawab terhadap
Kesehatan sendiri
3) Manusia berinteraksi dengan lingkungan/masyarakat
4) Lingkungan/masyarakat dapat mempengaruhi Kesehatan
5) Bidan sebagai manusia harus memiliki ilmu pengetahuan
untuk mengetahui bagaimana diri sendiri
6) Dengan menegetahui bagaimana diri sendiri diharakan
bidan dapat memahami orang lain/manusia lain, sehingga
bidan harus bersikap objektif dalam memberikan pelayanan
kebidanan kepada Wanita-wanita
7) Sifat-sifat manusia harus diperhatikan,keterbukaan dan
kesabaran antara hubungan bidan dan Wanita sangat
dibutuhkan
8) Interaksi antara bidan dan pasien mendorong keterbukaan
hubungan bidan dengan Wanita
9) Bidan dan pasien saling membutuhkan
10)Bidan harus menganggap pekerjaan sebagai hal yang
menarik, menumbuhkan ketertarikan dalam aspek
Kesehatan, contohnya interaksi bidan dengan pasien atau
dalam pekerjaan yang bertemu sesama tim Kesehatan
B. PERUBAHAN DEFINISI BIDAN DAN IMPLIKASINYA
TERHADAP PRAKTIK KEBIDANAN

1. DEFINISI BIDAN
Bidan adalah sebutan bagi orang yang belajar di sekolah khusus
untuk menolong perempuan saat melahirkan. Bidan dalam
Bahasa inggris berasal dari kata MIDWIFE yang artinya
“pendamping Wanita”, sedangkan dalam Bahasa sanksekerta
“wirdhan” yang artinya “Wanita bijaksana”. Bidan merupakan
profesi yang diakui secara nasional maupun internasional dngan
sejumlah praktisi diseluruh dunia.

a. Menurut International Confederation of Midweves (ICM)


Pengertian bidan dalam bidang praktiknya secara
internasional telah diakui oleh ICMtahun 1972 dan
Federation of International Gynecologist Obstetrition (FIGO)
tahun 1973, World Health Organisation (WHO) dan badan
lainnya. Pada pertemuan dewan di Kobe tahun 1980, ICM
menyempurnakan definisi tersebut yang telah di sahkan oleh
FIGO (1991) dan WHO(1992). Secara lengkap pengertian
bidan adalah sedagai berikut:
Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan program
Pendidikan bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh
kualifikasi dan diberi izin untuk menjalankan praktik
kebidanan di negeri itu. Dia harus mampu meberikan
supervise, asuhan dan memberikan nasehat yang dibutuhkan
kepada Wanita selama masa hamil, persalinan dan masa pasca
persalinan (post partum periode), memimpin persalinan atas
tanggung jawabnya sendiri serta asuhan pada bayi baru lahir
dan anak. Asuhan ini termasuk Tindakan preventif,
pendeteksian kondisi abnormal pada ibu dan bayi, dan
mengupayakan bantuan medis serta melakukan Tindakan
pertolongan gawat darurat pada saat tidak hadirnya tenaga
medik lainnya. Dia mempunyai tugas penting dalam
konsultasi dan Pendidikan Kesehatan, tidak hanya untuk
Wanita tersebut, tetapi juga termasuk keluarga dan
komunitasnya. Pekerjaan ini termasuk Pendidikan antenatal,
Persiapan untuk menjadi orang tua, dan meluar ke daerah
tertentu dari ginekologi, keluarga berencana, dan asuhan
anak. Dia bisa berpraktik di rumah sakit, klinik, unit
Kesehatan, rumah perawatan atau tempat-tempat pelayanan
lainnya.
Definisi tersebut secara berkala di review dalam
pertemuan international yaitu kongres ICM. Definifi terakhir
disusun melalui kongres ICM ke-27 pada bulan Juli tahun
2005 di Brisbane Australia ditetapkan sebagai berikut :
Bidan adalah seorang yang telah mengikuti program
Pendidikan bidan yang diakui di negaranya, telah lulus dari
Pendidikan terebut, serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar
(register) dan atau memiliki izin yang sah (lisensi) untuk
melakukan praktik bidan.

Dari pernyataan diatas, esensi definisi bidan adalah:

a. Pendidikan formal bidan


Menyelesaikan program Pendidikan bidan yang diakui
oleh negara.
b. Reistrasi, lisensi, dan legislasi
Memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk
menjalankan praktik kebidanan di negeri itu.
c. Kemitraan
Mengupayakan bantuan medis serta melakukan Tindakan
pertolongan gawat darurat pada saat tidak hadirnya tenaga
medik lainnya.
d. Lingkup asuhan
Memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri serta
asuhan pada bayi baru lahir serta anak. Asuhan ini
termasuk Tindakan pencegahan, deteksi kondisi abnormal
ibu dan anak, usaha mendapatkan bantuan medik dan
melaksanakan Tindakan kegawatdaruratan dimana tidak
ada tenaga medis.
e. Tugas penting
- Pendidikan Kesehatan dan konseling untuk ibu
( hamil, bersalin, nifas, BBL), keluarga dan
masyarakat
- Pendidikan antenatal dan persiapan sebagai orang tua
- Memperluas arena dari kesehatan reproduksi
perempuan, KB dan asuhan anak.
f. Tempat bekerja
Rumah, masyarakat, klinik umum/bersalin, rumah sakit
dan pusat Kesehatan lainnya (ICM 2002, Vienna).

b. Menurut Ikatan Bidan Indonesia (IBI)


Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari Pendidikan
bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi
diwilayah Negara Republik Indonesia serta memiliki
kompetensi dan kualifikasi untuk deregister, sertifikasi dan
atau secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik
kebidanan.

c. Menurut Undang-undang
1) KepPres No.23 tahun 1994 pasal 1 butir 1 tentang
pengangkatan bidan sebagai pegawai tidak tetap berbunyi
“Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti program
Pendidikan bidan dan telah lulus ujian sesuai dengan
persyaratan yang berlaku”.
2) KepMenkes No.822/MenKes/SK/IX/1993 pasal 1 butir 1
tentang penyelenggaraan program Pendidikan bidan
berbunyi “Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti
dan lulus program Pendidikan bidan sesuai dengan
persyaratan yang berlaku”.
3) Lampiran KepMenkes No.871/MenKes/SK/VIII/1994
tentang petunjuk teknis pelaksanaan pengangkatan bidan
sebagai pegawai tidak tetap, pada pendahuluan butir c dan
pengertian oganisasi ; “Bidan adalah seseorang yang telah
mengikuti dan lulus program Pendidikan bidan dan telah
lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku”.
4) PerMenKes No.572/MenKes/Per/VI/1996 pasal 1 ayat 1
tentang registrasi dan praktik bidan yang berbunyi; “Bidan
adalah seseorang Wanita yang telah mengikuti dan
menyelesaikan Pendidikan bidan yang telah diakui
pemerintah dan telah lulus ujian sesuai dengan persyaratan
yang berlaku”.
5) KepMenKes RI No.900/MenKes/SK/2000 tentang
registrasi dan praktek bidan, pada pasal 1 ayat 1 yang
berbunyi; “Bidan adalah seseorangwanita yang telah
mengikuti dan lulus program Pendidikan bidan dan telah
lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku”.

Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan


Pendidikan bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh
kualifikasi dan diberi ijin untuk menjalankan praktek
kebidanan di negara itu yang mampu memberikan supervise,
asuhan dan memberikan nasehat yang dibutuhkan Wanita
selama hamil, persalinan dan masa pasca persalinan,
memimpin persalinan atas tanggung jawabnya sendiri serta
pada asuhan bayi baru lahir dan anak.

Bidan diakui sebagai tenaga professional yang


bertanggungjawab dan akuntable, yang bekerja sebagai mitra
perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan nasehat
selama masa hamil, masa persalinan dan masa nifas,
memimpin persalinan atas tanggungjawab sendiri dan
memberikan asuhan pada bayi baru lahir, dan bayi. Asuhan
ini mencakup Upaya pencegahan, promosi persalinan normal,
deteksi komplikasi pada ibu dan anak, dan akses bantuan
medis atau bantuan lain yang sesuai,serta melaksanakan
Tindakan kegawatdaruratan.

Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan


Pendidikan Kesehatan, tidak hanya kepada perempuan, tetapi
juga kepada keluarga dan masyarakat. Kegiatan ini harus
mencakup Pendidikan antenatal dan persiapan menjadi orang
tua serta dapat meluas pada Kesehatan perempuan, Kesehatan
seksual atau Kesehatan reproduksi dan asuhan anak. Bidan
dapat praktik diberbagai tatanan pelayanan, termasuk
dirumah, masyarakat, rumah sakit, klinik atau unit Kesehatan
lainnya.

Kepanjangan BIDAN:

B : Bakti
I : Ibu

D : Demi

A : Anak

N : Negara

2. FALSAFAH ASUHAN KEBIDANAN


a. Pengertian
Falsafah: filsafah, filosofi
Pengertian filosofi secara umum adalah ilmu yang mengkaji
tentang akal budi mengenai hakikat yang ada. Filosofi
kebidanan adalah keyakinan atau pandangan hidup bidan
yang digunak-an sebagai kerangka piker dalam memberikan
asuhan kebidanan.
Falsafah atau filsafat berasal dari Bahasa Arab yaitu
“falsafa” (timbangan) yang dapat diartikan pengetahuan dan
penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang
ada, sebab asal dan hukumnya (Hrun Nasution, 1979).
Menurut Bahasa Yunani “philosophy” berasal dari dua kata
yaitu philos (cinta) atau philia (persahabatan, tertarik kepada)
dan sophos (hikmah, kebijaksanaan, pengetahuan,
pengalaman praktis, intelegensi). Filsafat secara keseluruhan
dapat diartikan “cinta kebijaksanaan atau kebenaran.”
Pendapat para ahli:
1) Filosofi adalah disiplin ilmu yang difakuskan pada
pencarian dasar-dasar dan penjelasan yang nyata (Chinn &
Krammer, 199:17).
2) Filosofi adalah pendekatan brfikir tentang kenyataan
meliputi tradisi, agama, marxime, existentialisme dan
fenomena yang berhubungan dengan Kesehatan
masyarakat ( Person dan Vaughan, 1998)
3) Filosofi adalah ungkapan seseorang entang nilai, sikap dan
kepercayaan meskipun pada waktu yang lain ungkapan
tersebut merupakan kepercayaan kelompok yang lebih
sering disebut ideologi (Moya Davis, 1993)
Jadi filosofi diartikan sebagai ilmu tentang sesuatu
disekitar kita dan apa penyebabnya.
Anggapan tentang filosofi:
a) Elit
Hanya untuk golongan tertentu, bukan untuk konsumsi
umum.
b) Sulit
Beberapa aspek filosofi sering dianggap sulit, kompleks
dan berbelit-belit.
c) Obscure
Dianggap sebagai hal yang tidak ada sangkut pautnya
dengan kehidupan sehari-hari.
d) Abstrak (tidak jelas)
Filosofi mencoba membangkitkan tingkat pengertian
pada hal tertentu yang dapat dihindari. Bagaimana fakta
bahwa banyak filosofi adalah abstrak tetapi tidak berarti
bahwa hal tersebut tidak ada penerapan yang nyata.

b. Falsafah kebidanan
Falsafah kebidanan merupakan pandangan hidup atau
penuntun bagi bidan dalam memberikan pelayanan
kebidanan. Falsafah kebidanan tersebut adalah:
1) Profesi kebidanan secara nasional diakui dalam undang-
undang maupun peraturan pemerintah Indonesia yang
meruoakan salah satu tenaga pelayanan Kesehatan
professional dan secara international diakui oleh ICM,
FIGO dan WHO.
2) Tugas, tanggungjawab dan kewenangan profesi bidan
yang telah diatur dalam beberapa peraturan maupun
keputusan Menteri Kesehatan ditujukan dalam rangka
membantu program pemerintah bidan Kesehatan
khususnya ikut dalam rangka menurunkan AKI, AKP,
KIA, pelayanan ibu hamil, melahirkan, nifas yang aman,
pelayan keluarga berencana (KB), pelayanan Kesehatan
masyarakat dan pelayanan Kesehatan reproduksi
lainnya.
3) Bidan berkeyakinan bahwa setiap individu berhak
memperoleh pelayanan Kesehatan yang aman dan
memuaskan sesuai dengan kebutuhan manusia dan
perbedaan budaya. Setiap individu berhak menentukan
Nasib sendiri, mendapat informasi yang cukupdan untuk
berperan disegala aspek pemeliharaan kesehatannya.
4) Bidan meyakini bahwa menstruasi, kehamilan, ersalinan,
dan menopause adalah proses fisologi dan hanya
Sebagian kecil membutuhkan intervensi medic.
5) Pesalinan adalah suatu proses yang alami, peristiwa
normal, namun apabila tidak dikelola dengan tepat dapat
berubah menjadi abnormal.
6) Setiap individu berhak untuk dilahirkan secara sehat,
untuk itu maka setiap Wanita usia subur, ibu hamil,
melahirkan dan bayinya berhak mendapat pelayanan
yang ber kualitas.
7) Pengalaman melahirkan anak merupakan tugas
perkembangan keluarga yang membutuhkan persiapan
mulai anak menginjak usia remaja.
8) Kesehatan ibu periode reproduksi dipengaruhi oleh
perilaku ibu, lingkungan dan pelayanan Kesehatan.
9) Intervensi kebidanan bersifat komprehensif mencakup
Upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative
ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat.
10) Manajemen kebidanan diselenggarakan atas dasar
pemecahan masalah dalam rangka meningkatkan
cakupan pelayanankebidanan yang professional dan
interaksi social serta asas penelitian dan
pengembanganyang dapat melandasi manajemen secara
terpadu.
11) Proses kependidikan kebidanan sebagai Upaya
pengembangan kepribadian berlangsung sepanjang
hidup manusia perlu dikembangkan dan diupayakan
untuk berbagai strata masyarakat.

Kebidanan (midwifery) merupakan ilmu yang terbentuk dari


sintesa berbagai disiplin ilmu ( multi disiplin) yang terkait
dengan pelayanan kebidanan meliputi ilmu kedokteran, ilmu
keperawatan, ilmu perilaku, ilmu sosial budaya, ilmu
Kesehatan masyarakat dan ilmu manajemen untuk dapat
memberikan pelayanan kepada ibu dalam masa pra konsepsi,
hamil, bersalin, post partum, bayi baru lahir.

3. FALSAFAH ASUHAN KEBIDANAN


Falsafah asuhan kebidanan merupakan keyakinan/
pandangan hidup bidan yang digunakan sebagai kerangka
berpikir dalam memberikan asuhan kepada klien.
a. Keyakinan tentang kehamilan dan persalinan
Bidan yakin bahwa kehamilan dan persalinan adalah
proses alamiah dan bukan suatu penyakit, namun tetap
perlu diwaspadai karena kondisi yang semula normal
dapat tiba-tiba menjadi tidak normal.
b. Keyakinan tentang Wanita
Bidan yakin bahwa perempuan merupakan pribadi yang
unik, mempunyai hak mengkontrol dirinya sendiri,
memiliki kebutuhan, harapan dan keinginan yang patut
dihormati.
c. Keyakinan mengenai fungsi profesi dan pengaruhnya
Fungsi utama asuhan kebidanan adalah memastikan
kesejahteraan perempuan bersalin dan bayinya. Bidan
mempunyai kemampuan mempengaruhi klien dan
keluarganya.
d. Keyakinan tentang pemberdayaan dan pembuatan
keputusan
Bidan yakin bahwa pilihan dan keputusan dalam asuhan
kebidanan patut dihormati. Keputusan yang dipilih
merupakan tanggung jawab Bersama antara perempuan,
keluarga, dan pemberi keputusan.
e. Keyakinan tentang asuhan
Bidan yakin bahwa fokus asuhan kebidanan adalah Upaya
pencegahan dan peningkatan Kesehatan yang
menyeluruh, meliputi pemberian informasi yang relevan
dan objektif, konseling dan menfasilitasi klien yang
menjadi tanggung jawabnya. Oleh karena itu, asuhan
kebidanan harus aman, memuaskan, menghormati dan
mengoptimalkan Wanita serta keluarganya.
f. Keyakinan tentang kolaborasi
Bidan meyakini dalam memberikan asuhan harus tetap
mempertahankan, mendukung dan menghargai proses
fisiologi. Intervensi dan penggunaan teknologi dalam
asuhan hanya berdasarkan indikasi. Bidan adalah praktisi
yang mandiri, yang bekerja samabmengembangkan
kemitraan dengan anggota tim Kesehatan lainnya.
g. Keyakinan tentang fungsi profesi dan manfaatnya
Bidan meyakini bahwa mengembangkan kemandirian
profesi, kemitraan dan pemberdayaan Wanita serta tim
Kesehatan yang lainnya selama pemberian asuhan
dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.

4. PELAYANAN KEBIDANAN
Pelayanan kebidanan (midwifery services) adalah seluruh tugas
yang menjadi tanggung jawab praktek profesi bidan dalm
system pelayanan Kesehatan yang bertujuan menigkatkan
Kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan Kesehatan
dan masyarakat. Pelayanan kebidanan merupakan bagian
integral dari pelayanan Kesehatan, yang diarahkan untuk
mewujudkan Kesehatan keluarga dalam rangka tercapainya
keluarga yang berkualitas. Pelayanan kebidanan merupakan
layanan yang diberikan oleh bidan sesuai kewenangan yang
diberikan dengan maksud meningkatkan Kesehatan ibu dan
anak dalam rangka tercapainya keluarga yang berkualitas,
Bahagia dan sejahtera.
Klarifikasi pelayanan kebidanan:
a. Layanan kebidanan primer
Merupakan layanan kebidanan yang diberikan kepada klien
dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab bidan diantaranaya:
1) Bidan berpegangan pada keyakinan informasi klien untuk
melindungi hak akan privasi dan menggunakan keadilan
dalam hal salig berbagi informasi.
2) Bidan bertanggung jawab dalam keputusan dan
tindakannya dan bertanggung jawab untuk hasil yang
berhubungan dengan asuhan yang diberikan pada Wanita.
3) Bidan dapat menolak ikut serta dalam kegiatan yang
berlawanan dengan oral yang dipegang, akan teatapi
tekanan pada hati Nurani individu seharusnya tidak
menghilangkan pelayanan pada Wanita yang essensial.
4) Bidan memahami konsekuensi yang merugikan dalam
pelanggaran kode etik dan akan bekerjasama untuk
mengurangi pelanggaran.
5) Bidan berperan serta dalam mengembangkan dan
menerapkan kebijaksanaan dalam bidang Kesehatan yang
bertujuan untuk meningkatkan Kesehatan semua Wanita
dan pasangan usia subur.
b. Layanan kebidanan kolaborasi
Meruapakan asuhan kebidanan yang diberikan kepada
klien denagn tanggung jawab Bersama semua pemberi
pelayanan yang terlibat (missal: bidan, dokter atau tenaga
Kesehatan professional lainnya). Bidan merupakan anggota
tim.
c. Layanan kebidanan rujukan
Merupakan asuhan kebidanan yang dilakukan dengan
menyerahkan tanggung jawab kepada dokter, ahli dan atau
tenaga Kesehatan professional lainnya untuk mengatasi
masalah Kesehatan klien diluar kewengan bidan dalam
rangka menjamin kesejahteraan ibu dan anaknya. Contoh:
pelayanan yang dilakukan bidan Ketika menerima rujukan
dari dukun, layanan rujukan bidan ke tempat fasilitas
pelayanan Kesehatan secara horizontal atau vertical atau ke
profesi Kesehatan yang lain.
Sasaran pelayanan kebidanan adalah individu, keluarga dan
masyarakat yang meliputi Upaya-upaya sebagai berikut:
1. Peningkatan (promotif): misalnya dapat dilakukan dengan
adanya promosi Kesehatan (penyuluhan tentang
imunisasi, himbauan kepada masyarakat untuk pola hidup
sehat).
2. Pencegahan (preventif): dapat dilakukan dengan
pemberian imunisasi TT pada ibu hamil, pemeriksaan Hb,
imunisasi bayi, pelaksanaan sena hamil dan sebaginya.
3. Penyembuhan (kuratif): dilakukan sebagai Upaya
pengobatan misalnya pemberian tranfusi darah pada ibu
dengan anemia berat karena perdarahan post partum.
4. Pemulihan (rehabilitatif): misalnya pemulihan ibu post
section caesaria (SC).

5. PRAKTIK KEBIDANAN
Praktik kebidanan (midwifery practice) adalah penerapan ilmu
kebidanan dalam memberikan pelayanan/ asuhan kebidanan
kepada klien dengan pendekatan manajemen kebidanan.
Manajemen kebidanan (midwifery management) adalah
pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan
metode pemecahan masalah secara sistematis, mulai dari
pengkajian, Analisis data, diagnose kebidanan, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi. Lingkup praktik kebidanan meliputi
asuhan mandiri/ otonomi pada perempuan,remaja putri dan
Wanita dewasa sebelum, selama kehamilan dan sesudahnya.
Praktik kebidanan dilakukan dalam system pelayanan Kesehatan
yang berorientasi pada masyarakat, dokter, perawat, dan dokter
spesialis dipusst-pusat rujukan.

6. ASUHAN KEBIDANAN
Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan
yang menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan
kepada klien yang mempunyai kebutuhan ataupun masalah
dalam bidang Kesehatan ibu masa hamil, persalinan, nifas, bayi
setelah lahir serta program keluarga berencana. Tujuan asuhan
kebidanan adalah menjamin kepuasan dan keselamatan ibu dan
bayinya sepanjang siklus reproduksi, mewujudkan keluarga
Bahagia dan berkualitas melalui pemberdayaan perempuan dan
keluarganya dengan menumbuhkan rasa percaya diri.

C. FILOSOFI BIDAN DAN BODY KNOWLEDGE


1. TINJAUAN FILOSOFI DALAM ILMU KEBIDANAN
a. Tinjauan Keilmuan
Setiap pengetahuan mempunyai tiga komponen yang
merupakan tiang penyanggah tubuh pengetahuan yang
disusun. Komponen tersebut adalah ontology, efistemologi,
dan aksiologi. Ontologi merupakan azas dalam menetapkan
ruang lingkup ujud yang menjadi objek penelaahan (objek
ontology atau objek formal pengetahuan) dan penafsiran
tentang hakekat realitas (metafisika) dari objek ontologis atau
objek formal tersebut. Epistemology merupakan azas
mengenai cara bagaimana materi pengetahuan diperoleh dan
disusun menjadi suatu tubuh pengetahuan. Aksiologi
merupakan azas dalam menggunakan pengetahuan yang
diperoleh dan disusun dalam tubuh pengetahuan tersebut.
1) Pendekatan ontologis
Secara ontologis ilmu membatasi lingkup penelaahan
keilmuannya hanya berada pada daerah-daerah dalam
jangkauan pengalaman manusia. Objek penelaahan yang
berada dalam batas pra pengalaman (penciptaan manusia)
dan pasca pengalaman (surga dan neraka)diserahkan
ilmunya ke pengetahuan yang lain. Ilmu hanya merupakan
salah satu pengetahuan dari sekian banyak pengetahuan
yang mencoba menelaah kehidupan dalam batas-batas
ontologis tertentu yaitu penemuan dan penyusunan
pernyataan yang bersifat benar secara ilmiah. Aspek kedua
dalam pendekatan ontologis adalah penafsiran hakekat
realitas dari objek ontologis pengetahuan. Menafsiran
metafisik keilmuan harus didasarkan pada karakteristik
objek ontologis sebagaimana adanya dengan dedukasi-
dedukasi yang dapat diverifikasi secara fisik yaitu suatu
pernyataan dapat diterima sebagai premis dalam
argumentasi ilmiah setelah melalui pengkajian/ penelitian
berdasarkan efistemologis keilmuan.
2) Pendekatan efistemologis
Landasan epistemologis ilmu tercermin secara operasional
dalam etode ilmiah. Pada dasarnya metode ilmiah
merupakan cara ilmu memperoleh dalam menyususn tubuh
pengetahuannya berdasarkan:
a) Kerangka pemikiran, yang bersifat logis dengan
ragumentasi yang bersifat konsisten dengan
pengetahuan sebelumnya yang telah berhasil disusun.
b) Menjabarkan hipotesis yang merupakan dedukasi dari
kerangka pemikiran tersebut.
c) Melakukan verifikasi terhadap hipotesis termasuk untuk
menguji kebenaran pernyataan secara factual. Secara
acronym metode ilmiah terkenal sebagai logica-
hypotetico-verifikatif atau hypotetic-verfikatif.
Kerangka pemikiran yang bersifat logis adalah
argumentasi yang bersifat rasional dalam
mengembangkan penjelasan terhadap fenomena alam.
Verifikasi secara empiris berarti evaluasi secara objektif
dari suatupenyataan hipotesis terhadap kenyataan
factual. Verifikasi ini ,menyatakan bahwa ilmu terbuka
untuk kebenaran lain selain yang terkandung alam
hipotesis (mungkin fakta menolak pernyataan
hipotesis). Kebenaran ilmiah dengan keterbukaan
terhadap kebenaran baru mempunyai sifat pragmatis
yang prosesnya secara berulang (siklus) berdasarkan
berfikir kritis. Dismaping sikap moral yang secara
implisit terkait dengan proses logico-hypotetico-
verifikatif tersebut terhadap azas moral yang secara
eksplisit erupakan yang bersifat seharusnya dalam
efistemologis keilmuan. Azas tersebut menyatakan
bahwa dalam proses kegiatan keilmuan, setiap upaca
ilmiah harus ditujukan untuk menemukan kebenaran
yang dilakukan dengan penuh kejujuran, tanpa
mempunyai kepentingan langsung tertentu dan hak
hidup yang berdasarkan argumentasi secara individual.
3) Pendekatan aksiologis
Aksiologis keilmuan enyangkut nila-nilai yang berkaitan
dengan pengetahuan ilmiah baik secara internal, eksternal
maupun sosial. Nilai internal berkaitan dengan wujud dan
kegiatan ilmiah dalam memperoleh pengetahuan tanpa
mengesampingkan fitrah manusia. Nilai eksternal
enyangkut nilai-nilai yang berkaitan dengan penggunaan
pengetahuan ilmiah. Nilai sosial menyangkut pandangan
masyarakat yang menilai keberadaan suatu pengetahuan
dan profesi tertentu. Oleh karena itu, kode etik profesi
erupakan suatu persyaratan mutlak bagi keberadaan suatu
profesi. Kode etik profesi ini pada hakekatnya bersumber
dari nilai internal eksternal dari suatu disiplin keilmuan.
Bangsa Indonesia berbahagia karena kebidanan sebagai
suatu profesi dibidang Kesehatan telah memiliki kode etik
yang mutlak diaplikasikan kedalam praktek klinik
kebidanan. Pada dasarnya ilmu harus digunakan dan
dimanfaatkan untuk keuntungan/ berfaedah bagi manusia.
Dalam hal ini ilmu dapat dimanfaatkan sebagai saran atau
alat dalam meningkatkan taraf hidup manusiadengan
memperhatikat kodrat manusia, martabat manusia dan
kelestarian/ keseimbangan alam. Untuk kepentingan
manusia tersebut maka pengetahuan ilmiah yang diperoleh
dan disusun merupakan milik Bersama, dimana setiap
orang berhak memanfaatkan ilmu menurut kebutuhannya.
Universal berarti ilmu tidak mempunyai konotasi parokial
seperti ras, ideologi atau agama.

Tanggung jawab ilmuwan: professional dan moral


Pendekatan ontologis, aksiologis dan efistemologis
memberikan 18 azas moral yang terkait dengan kegiatan
keilmuan. Keseluruhan azas moral ini pada hakekatnya
dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu kelompok asas
moral yang membentuk tanggung jawab professional dan
kelompok tanggung jawab sosial. Tanggung jawab
professional ditujukan kepada masyarakat ilmuwan dalam
mempertanggung jawabkan moral yang berkaitan dengan
landasan efistemologis. Sedangkan tanggung jawab sosial
yakni pertanggung jawaban ilmuwan terhadap masyarakat
yang menyangkut azas moral mengenai pemilihan etis
terhadap objek penelaahan keilmuwan dan penggunaan
pengetahuan ilmiah.

b. Dimensi Kefilsafatan Ilmu Kebidanan


Kederadaan disiplin keilmuan kebidanan sama seperti
keilmuan lainnya ditopang oleh berbagai disiplin keilmuan
yang telah jauh berkembang, sehingga dalam perjalanan
mulai dipetanyaakan identitas dirinyasebagai satu disiplin
kelimuan yang mandiri. Yang sering dipertanyakan pada
pengetahuan kebidanan (midwifery knowledge) terutama
berfokus kepada tubuh pengetahuan kebidanan untuk
bereksistensi sebagai satu disiplin keilmuan yang mandiri.
Lebih lanjut sering dipertanyakan adalah ciri-ciri atau
karakteristik yang membedakan pengetahuan kebidanan
dengan ilmu yang lain. Berdasarkan komponen hakekat ilmu,
maka setiap cabang pengetahuan dibedakan dari jenis
pengetahuan lainnya berdasarkan apa yang diketahui
(ontology), bagaimana penegtahuan tersebut diperoleh dan
disusun (epistemology) serta nilai mana yang terkait dengan
pengetahuan tersebut (aksiology). Oleh karena serta itu
pengetahuan ilmiah mempunyai landasan ontology,
epistemology, aksiologi yang spesifik bersifat ilmiah. Artinya
suatu pengetahuan secara umum dikelompokkan sebagai
pengetahuan ilmiah apabila dapat memenuhi persyaratan
ontology, epistemology dan aksiologi keilmuan.
Dimensi kefilsafatan keilmuan secara lebih rinci dapat dibagi
menjadi tiga tingkatan karakteristik, yaitu:
1) Bersifat universal artinya berlaku untuk seluruh disiplin
yang bersifat keilmuan.
2) Bersifat generic artinya mencirikan segolongan tertentu
dari pengetahuan ilmiah.
3) Bersifat spesifik artinya memiliki ciri-ciri yang khas dari
sebuah disiplin ilmu yang membedakannya dengan ilmu
disiplin yang lain.

c. Tubuh Pengetahuan Kebidanan


Disiplin keilmuan kebidanan mempunyai karakteristik dan
spesifikasi baik objek forma mauoun objek materia. Objek
forma disiplin keilmuwan kebidanan adalah cara pandang
yang berfokus pada objek penelaahan dala batas ruang
lingkup tertentu. Objek forma dari disiplin keilmuwan
kebidanan adalah mempertahankan status Kesehatan
reproduksi termasuk kesejahteraan Wanita sejak lahir sampai
masa tuanya (late menopause)termasuk berbagai implikasi
dalam siklus kehidupannya. Objek materia disiplin
keilmuwan kebidanan adalah substansi dari objek penelaahan
dalam lingkup tertentu. Objek materi dalam disiplin
keilmuwan adalah janin, bayi baru lahir, bayi dan anak
dibawah lima tahun (balita) dan Wanita secara utuh/ holistic
dalam siklus kehidupannya (kanak-kanak, pra remaja, remaja,
dewasa muda, lansia dini, dan lansia lanjut) yang berfokus
pada Kesehatan reproduksi.
Berdasarkan pikiran dasar, objek forma dan objek materia,
disusunlah tubuh pengetahuan kebidanan (body of
knowledge) yang dikelompokkan menjadi empat:
1) Ilmu dasar
Anatomi, psikologi, mikrobiologi dan parasitologi,
patofisiologi, fisika dan biokimia
2) Ilmu-ilmu sosial
Pancasila dan wawasan nusantara, Bahasa inggris,
antopologi, administrasi dan kepemimpinan, Pendidikan
(prinsip belajar dan mengajar), Bahasa indonesia ,
sosiologi, psikologi, ilmu komunitas, dan humaniora.
3) Ilmu terapan
Kedokteran, farmakologi, epidemiologi, statistic, Teknik
Kesehatan dasar, paradigma sehat, ilmu gizi, hukum
Kesehatan, Kesehatan masyarakat dan metode riset.
4) Ilmu kebidanan
a) Dasar-dasar kebidanan (perkembangan kebidanan,
registrasi dan organisasi, organisasi profesidan peran
serta fungsi bidan).
b) Teori dan model konseptual kebidanan
c) Siklus kehidupan Wanita
d) Etika kebidanan
e) Pengantar kebidanan profesionalisme (konsep
kebidanan, definisi dan lingkup kebidanan, dan
manajemen kebidanan)
f) Teknik dan prosedur kebidanan
g) Asuhan kebidanan dalam kaitan Kesehatan reproduksi
(berdasarkan siklus kehidupan manusia dan wanita)
h) Tingkat dan jenis pelayanan kebidanan
i) Legislasi kebidanan
j) Praktik klinik kebidanan

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Paradigma adalah kerangka berfikir. Paradigma kebidanan adalah


suatu cara pandang bidan dalam member pelayanan. Keberhasilan
bidan dalam bekerja/memberikan pelayanan berpegang pada
paradigma, berupa pada pandangan terhadap manusia/ perempuan,
lingkungan perilaku, pelayanan, kesehatan/kebidanan & keturunan

1. Paradigma kebidanan adalah cara pandang bidan dalam


memberikanpelayanan kebidanan.
2. Komponen dalam pelayanan kebidanan adalah wanita,
lingkungan,perilaku, keturunan dan pelayanan kesehatan.
3. Bidan harus mempunyai paradigma bahwa wanita adalah
makhlukbio-psiko-sosio-spiritual yang utuh dan unik.
4. Bidan harus mempunyai paradigma bahwa lingkungan yang
adadisekitar manusia khususnya wanita sangat berpengaruh
terhadapkesehatan reproduksi.
5. Bidan harus mempunyai paradigma bahwa perilaku manusia
khususnya wanita sangat berpengaruh terhadap Kesehatan
reproduksi.
6. Bidan harus mempunyai paradigma bahwa kualitas manusia
diantaranya ditentukan oleh keturunan, sehingga perlu persiapan
pada masa pra perkawinan, pra kehamilan, kehamilan dan
melahirkan.
7. Paradigma kebidanan yang tepat akan bermanfaat bagi bidan
dalam memberikan asuhan kebidanan yang berkualitas

B. SARAN

Sebaiknya paradigma benar-benar dijunjung tinggi bidan di


seluruhIndonesia. Dikarenakan paradigm sangat berpengaruh
terhadap sudutpandangcara kerja bidan

Anda mungkin juga menyukai