MATA KULIAH
KONSEP
KEBIDANAN
1
DAFTAR PUSTAKA
2
KATA PENGANTAR
Bismillahirohmanirrohim…………………!
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan kasih sayang-Nya,
dan karena izin-Nyalah saya dapat menyelesaikan bahan ajar Konsep Kebidanan mengenai
filosofi dan definisi bidan,Praktek Kebidanan, profesi, pelayanan dan pendidikan bidan secara
nasional dan internasional,paradigma asuhan kebidanan, Asuhan Kebidana,
Mengindentifikasi bidan sebagai profesi.Tak lupa shalawat serta salam kepada Rasul akhir
zaman, panutan dalam segala hal, Nabi Muhammad SAW.
Sejarah menunjukkan bahwa bidan merupakan salah satu profesi tertua di dunia
sejak adanya peradaban umat manusia. Bidan muncul sebagai wanita terpercaya dalam
mendampingi dan menolong ibu melahirkan. Peran dan posisi bidan di masyarakat sangat
dihargai dan dihormati karena tugasnya yang sangat mulia, memberi semangat,
membesarkan hati, dan mendampingi, serta menolong ibu melahirkan sampai ibu dapat
merawat bayinya dengan baik.
Dalam naskah kuno pada zaman prasejarah tercatat bahwa bidan dari mesir
(Shiprhah dan Poah) berani mengambil resiko menyelamatkan bayi laki – laki bangsa yahudi
(orang orang yang di jajah bangsa Mesir) yang di perintahkan oleh Fir’aun untuk di bunuh.
Mereka sudah menujukkan sikap etika moral yang tinggi dan takwa kepada Tuhan dalam
membela orang-orang yang berada pada posisi lemah yang pada zaman modern ini kita
sebut peran advokasi. Dalam menjalankan tugas dan praktiknya, bidan bekerja berdasarkan
pandangan filosofis yang dianut, keilmuan, metode kerja, standar praktik pelayanan, serta
kode etik profesi yang di milikinya.
Mudah-mudahan Anda dapat mempelajari bahan ajar ini dan mendapatkan hasil
yang maksimal. Selamat belajar, semoga Allah SWT memberikan kemudahan dan
meridhai upaya kita semua ,amiin.
Boroko, Januari 2020
Prastiwi Muji Rahayu, Amd. Keb
3
BAB I
Bidan adalah sebutan bagi orang yang belajar di sekolah khusus untuk
menolong perempuan saat melahirkan. Bidan merupakan salah satu profesi tertua sejak
adanya peradaban umat manusia. Bidan muncul sebagai wanita terpercaya dalam
mendampingi dan menolong ibu yang melahirkan. Peran dan posisi bidan dimasyarakat
sangat dihargai dan dihormati karena tugasnya yang sangat mulia, memberi semangat,
dapat merawat bayinya dengan baik. Bidan sebagai pekerja profesional dalam
dianut, keilmuan, metode kerja, standar praktik pelayanan serta kode etik yang dimilikinya.
Bidan Seseorang yang telah menyelesaikan program Pendidikan Bidan yang diakui
oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk menjalankan praktik kebidanan
di negeri itu. Dia harus mampu memberikan supervisi, asuhan dan memberikan nasehat yang
dibutuhkan kepada wanita selama masa hamil, persalinan dan masa pasca persalinan ( post
partum period ), memimpin persalinan atas tanggung jawanya sendiri serta asuhan pada bayi
baru lahir dan anak. Asuhan ini termasuk tindakan preventif, pendeteksian kondisi abnormal
pada ibu dan bayi, dan mengupayakan bantuan medis serta melakukan tindakan pertolongan
gawat darurat pada saat tidak hadirnya tenaga medik lainnya. Dia mempunyai tugas penting
dalam konsultasi dan pendidikan kesehatan, tidak hanya untuk wanita tersebut, tetapi juga
termasuk keluarga dan komunitasnya. Pekerjaan itu termasuk pendidikan antenatal, dan
persiapan untuk menjadi orang tua, dan meluas ke daerah tertentu dari ginekologi, keluarga
berencana dan asuhan anak. Dia bisa berpraktik di rumah sakit, klinik, unit kesehatan, rumah
masyarakat Indonesia, maka Ikatan Bidan Indonesia (IBI) menetapkan bahwa bidan Indonesia
adalah: seorang perempuan yang lulus dari pendidikan Bidan yang diakui pemerintah dan
organisasi profesi di wilayah Negara Republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan
kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi unttk menjalankan
praktik kebidanan.
4
Diakui sebagai tenaga professional yang bertanggung-jawab dan akuntabel, yang
bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan nasehat selama
masa hamil, masa persalinan dan masa nifas, memimpin persalinan atas tanggung jawab
sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru lahir, dan bayi. Asuhan ini mencakup upaya
pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, dan akses
bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, serta melaksanakan tindakan kegawat-
daruratan.
1.1.1 Filosofi
Pengertian filosofi secara umum adalah ilmu yang mengkaji tentang akal budi mengenai
hakikat yang ada. Filosofi Kebidanan adalah keyakinan atau pandangan hidup bidan yang
Falsafah atau filsafat berasal dari bahasa Arab yaitu “falsafa” (timbangan) yang dapat
diartikan pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada,
sebab, asal dan hukumnya (Harun Nasution, 1979). Menurut bahasa Yunani “philosophy“
berasal dari dua kata yaitu philos (cinta) atau philia(persahabatan, tertarik kepada)
1. Filosofi adalah disiplin ilmu yang difokuskan pada pancarian dasar-dasar dan penjelasan
2. Filosofi adalah pendekatan berpikir tentang kenyataan meliputi tradisi, agama, marxime,
existentialisme dan fenomena yang berhubungan dengan kesehatan masyarakat (Person dan
Vaughan, 1998).
3. Filosofi adalah adalah ungkapan seseorang tentang nilai, sikap dan kepercayaan meskipun
pada waktu yang lain ungkapan tersebut merupakan kepercayaan kelompok yang lebih sering
5
Falsafah kebidanan merupakan pandangan hidup atau penuntun bagi bidan dalam
kesehatan professional dan secara internasional diakui oleh ICM, FIGO dan WHO.
b. Tugas, tanggung jawab dan kewenangan profesi bidan yang telah diatur dalam
menurunkan AKI, AKP, KIA, Pelayanan ibu hamil, melahirkan, nifas yang aman,
kesehatan yang aman dan memuaskan sesuai dengan kebutuhan manusia dan
mendapat informasi yang cukup dan untuk berperan di segala aspek pemeliharaan
kesehatannya.
proses fisiologi dan hanya sebagian kecil yang membutuhkan intervensi medic.
e. Persalinan adalah suatu proses yang alami, peristiwa normal, namun apabila tidak
f. Setiap individu berhak untuk dilahirkan secara sehat, untuk itu maka setiap wanita
usia subur, ibu hamil, melahirkan dan bayinya berhak mendapat pelayanan yang
berkualitas.
h. Kesehatan ibu periode reproduksi dipengaruhi oleh perilaku ibu, lingkungan dan
pelayanan kesehatan.
6
i. Intervensi kebidanan bersifat komprehensif mencakup upaya promotif, preventif,
interaksi social serta asas penelitian dan pengembangan yang dapat melandasi
disiplin ilmu (multi disiplin) yang terkait dengan pelayanan kebidanan meliputi ilmu
kedokteran, ilmu keperawatan, ilmu perilaku, ilmu sosial budaya, ilmu kesehatan
masyarakat dan ilmu manajemen untuk dapat memberikan pelayanan kepada ibu
dalam masa pra konsepsi, hamil, bersalin, post partum, bayi baru lahir.
aksiology. Ontology merupakan asas dalam menetapkan ruang lingkup ujud yang
menjadi objek penelaahan ( objek ontology atau objek formall pengetahahuan) dan
penafsiran tentang hakikat realitas (metafisika) dari objek antologis atau objek formall
diperoleh dan disusun menjadi suatu tubuh penetahuan. Aksiology merupakan asas
dalam mengunakan pengetahuan yang diperoleh dan di susun dalam tubuh pengetahuan
tersebut.
oleh berbagai disiplin keilmuan yang telah berkembang, sehingga dalam perjalananya
mulai dipertanyakan indetitas dirinya sebagai suatu disiplin keilmuan yang mandiri. Yang
7
sering dipertanyakan pada pengetahaun kebidanan ( Midwifery Knowledge ) terutama
eksistensi sebagai suatu disiplin keilmuwan yang mandiri. Lebih lanjut, sering
Berdasarkan komponen hakikat ilmu, maka setiap cabang pengetahuan dibedakan dari
jenis pengetahun dibedakan dari jenis penegtahaun lainya bedasarkan apa yang
epistemology, dan aksiology yang spesifik dan bersifat ilmiah. Artinya suatu pengetahuan
keilmuam.
Dimensi kefilsafatan keilmuan secara lebih rinci dapat dibagi menjadi tiga tingkatan
karakteristik, yaitu :
a. Bersifat universal artinya berlaku untuk seluruh disiplin yang bersifat keilmuan
c. Bersifat spesifik artinya memiliki ciri-ciri yang khas dari sebuah disiplin ilmu yang
yang lainya.
formal maupun objek material. Objek formal disiplin keilmuwan kebidanan adalah cara
pandang yang tertentu. Objek formasl dari disiplin keilmuan kebidanan adalah
sampai masa tuanya (Late menopause )n termasuk berbagai im plikasi dalam siklus
kehidupanya.
8
Objek material disiplin keilmuan kebidanan adalah substansi dari objek
penelaahan dalam lingkup tertentu. Objek material dalam disiplin keilmuwan kebidanan
adalah janin, bayi baru lahir, bayi dan anak di bawah lima tahun (Balita) dan wanita
secara utuh atau holistic dalam siklus kehidupanya (Kanak-kanak, Pra remaja, remaja,
dewasa muda, dewasa lansia dini dan lansia lanjut) yang berfokus kepada kesehatan
reproduksi.
dan biokimia.
2. Ilmu social : pancasila dan wawasan nusantara, bahasa Indonesia, bahasa inggris,
dasar (TKD)/ Keperawatan dasar, paradigma sehat, ilmu gizi, hokum kesehatan,
4. Ilmu kebidanan
9
g. Legislagi kebidanan
Adapun wujud yang hakiki dari objek ilmu kebidanan adalah sebagai berikut :
1) Wanita
Wanita adalah makhluk bio-psikososial-kultural dan spiritual yang utuh dan unik,
perkembanganya. Wanita atau ibu adalah penerus generasi keluarga dan bangsa
sehingga keberadaanya wanita yang sehat jasmani dan rohani serta social sanggat
diperlukan.wanita atau ibu adalah pendidikan pertama dan utama dalam keluarga.
Kualitas manusia sangat ditentukan oleh keberadaan dan kondisi dari wanita atau iby
dama keluarga.
2) Reproduksi
Reproduksi adalah suatu fungsi pada manusia yang sangat penting untuk
mempertahankan diri dari kepunahan. Proses reproduksi mulai dari saat pembuah,
melalui masa kehamilan dan akhirnya mencapai titik kulminasi berupa persalinan, maka
3) Keluarga
Keluarga adalah suami, istri disertai anak dari suami istri tersebut dan juga
individu yang mempuyai hubungan kekeluargaan yang tinggal di bawah satu atap.
Indonesia.
4) Persalinan
Persalinan adalah suatu proses yang alami, peristiwa normal, namun apabila
tidak kelola dengan tepat dapat berubah menjadi abnormal. Setiap individu berhak untuk
dilahirkan secara sehat. Untuk itu, maka setiap wanita usia subur, ibu hamil, melahirkan
10
1.1.6 Falsafah Asuhan Kebidanan
Bidan yakin bahwa kehamilan dan persalinan adalah proses alamiah dan bukan
suatu penyakit, namun tetap perlu diwaspadai karena kondisi yang semula normal
proses fisiologi. Factor fisiologik merupakan bagian dari factor penyebab penyakit
2) Persalinan adalah suatu proses yang alami, peristiwa normal, namun apabila
membawa suatu arti yang bermakna untuk perempuan tersebut, keluarga dan
komunitasnya.
4) Proses tersebut mempuyai resiko yang sama, baik untuk kehidupan perempuan
maupun bayinya. Apabila proses mulai dengan bermasalah atau memburuk dari
setiap fase proses tersebut, bidan menghormati kepentingan ibu maupun janin
sesuai dengan keadaan. Berdasarkan atas keaadaan itu, hindari intervensi yang
6) Kesehatan ibu pariode reproduksi dipengaruhi oleh perilaku ibu, lingkungan dan
pelanan kesehatan.
11
b. Keyakinan tentang wanita/perempuan
1) Perempuan dan keluarga merupakan pusat dari asuhan kebidanan dan pilihan
serta hal yang dianggap penting oleh para perempuan harus disertakan dalam
2) Setiap perempuan adalah pribadi yang unik yang memputai hak, kebutuhan dan
harapan serta keinginanya, oleh karena itu dia harus berpartisifasi secara aktif
dalam asuhanya selama kehamilan, persalinan, nifas dan membuat pilihan serta
keputusan tentang bayi cara asuhan yang diberikan. Masalah kebutuhan ibu dan
3) Keunikan fisik, emosional, kehususan social dan budaya dari setiap perempuan
dan keragaman kebutuhan serta arti kebudayaan yang bibawa oleh perempuan,
Bidan yakin bahwa perempuan meupakan pribadi yang unik, mempunyai hak
patut dihormati.
keluarga serta pemberi asuhan dan yang menentukanya adalah perempuan tersebut
yang memberi asuhan, dimana tepat melahirkan apakah dirumahnya atau dirumah
sakit.
12
Dalam setiap asuhan asuhan, wanita juga terlibat dalam membuat suatu
keputusan yang terkait dengan dirinya setelah mendapatkan informasi yang jelas dari
bidan.
Bidan yakin bahwa pilihan dan keputusan dalam asuhan kebidanan patut
Bidan yakin bahwa fokus asuhan kebidanan adalah upaya pencegahan dan
dan objektif, konseling dan menfasilitasi klien yang menjadi tanggung jawabnya. Oleh
pemberdayaan wanita serta tim kesehatan yang lainnya selama pemberian asuhan
Ilmu atau science adalah suatu studi atau pengetahuan yang sistematik
untuk menerangkan suatu fenomena dengan acuan materi dan fisiknya melalui
13
komponen yang merupakan tiang penyanggah tubuh pengetahuan yang disusun.
dan penafsiran tentang hakikat realitas (Metafisika) dari objek ontologis atau
dipotong oleh berbagai disiplin keilmuan yang telah jauh berkembang, sehingga
Dimensi kefilsafatan keilmuan secara lebih rinci dapat dibagi menjadi tiga
keilmuan.
ilmiah.
3) Bersifik spesifik artinya memilki ciri-ciri yang khas dari sebuah disiplin ilmu
maupun objek material. Objek forma disiplin keilmuan kebidanan adalah cara
14
padang yang berfokus pada objek penelaahan dalam batas ruang lingkup
kedepanya.
Seorang perempuan yang telah lulus dari pendidikan bidan yang diakui
memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk diregister,sertifikasi dan atau secarah sah
yang diakui di negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta memenuhi
kualifikasi untuk didaftar (register) dan atau memiliki izin yang sah (lisensi) untuk
(FIGO) tahun 1973, World Health Organisation (WHO) dan badan lainnya. Pada
pertemuan dewan di Kobe tahun 1980, ICM menyempurnakan definisi tersebut yang
midwifery.
15
She must be able to give the necessary supervision, care and advice to
women during pregnancy, labor and postpartum, to conduct deliveries on her own
responsibility and to care for the newborn and the infant.this care includes preventive
measures, the detection of abnormal condition in mother and child. The procurement
medical help.
She has important task in counseling and education, nor onlu for patients,
Their work should involve antenatal aducation and preparation for parenthood and
extends to certain areas of gynecology, family planning and child care. She may
practise in hospital, clinics, health units, domiciliary conditions or any other service.
Bidan yang diakui oleh Negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk
supervisi, asuhan dan memberikan nasehat yang dibutuhkan kepada wanita selama
mada hamil, persalinan dan masa pasca persalinan (post partum periode), memimpin
persalinan atas tanggung jawabnya sendiri serta asuhan pada bayi baru lahir dan
anak. Asuhan ini termasuk tindakan preventif, pendeteksian kondisi abnormal pada
ibu dan bayi, dan mengupayakan bantuan medis serta melakukan tindakan
pertolongan gawat darurat pada saat tidak hadirnya tenaga medik lainnya. Dia
mempunyai tugas penting dalam konsultasi dan pendidikan kesehatan, tidak hanya
untuk wanita tersebut, tetapi juga termasuk keluarga dan komunitasnya. Pekerjaan ini
termasuk pendidikan antenatal, persiapan untuk menjadi orang tua, dan meluar ke
daerah tertentu dari ginekologi, keluarga berencana dan asuhan anak. Dia bisa
berpraktik di rumah sakit, klinik, unit kesehatan, rumah perawatan atau tempat-
16
1.1.9 Pelayanan kebidanan
Pelayanan kebidanan merupakan layanan yang diberikan oleh bidan sesuia kewenangan
yang diberikan dengan maksud meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka
Merupakan asuhan kebidanan yang diberikan kepada klien dengan tanggung jawab
bersama semua pemberi pelayanan yang terlibat (mis : bidan, dokter atau tenaga
jawab kepada dokter, ahli dan / atau tenaga kesehatan professional lainnya untuk
Contoh: Pelayanan yang dilakukan bidan ketika menerima rujukan dari dukun,
17
menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis
Lingkup praktik kebidanan meliputi asuhan mandiri / otonomi pada perempuan, remaja
membandingkan jaman sekarang, memilih dari praktek dan pengalaman masa lampau
apa yang baik dan membuang yang kurang baik mengetahui perkembangan praktek
Jaman dahulu persalinan dan wanita menstruasi dianggap kotor dan menjijikan sehingga
cara-cara persalinan terkesan tidak manusiawi.tidak ada yang mencatat kapan mulainya
persalinan dilakukan oleh bidan. Kelahiran anak dikaitkan dengan ibu pertiwi (tepat anak
dilahirkan ) dan misteri wanita yang hanya dipahami oleh wanita itu sendiri.
Dalam sejarah wanita dalam proses melahirkan dapat dilakukan sendiri atau dapat
dibantu suami mereka. Ketika manusia tidak lagi berpindah-pindah dan membentuk
kinswoman yang dianggap mampu yaitu seorang wanita setengah baya telah menikah dan
Terdapat cacatan yang menunjukan tindakan yang dilakukan bidan terdapat pada
panting Mochicha (500M), Lukisan Papyri dan Tomb dalam Old Testament (Chamberlein,
18
1981), catatan tentang bidan yahudi (Shirpah dan Puah ).
internasional terjadi begitu cepat. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan pelayanan
dan pendidikan kebidanan merupakan hal yang penting untuk dipelajari dan dipahami oleh
petugas kesehatan khususnya bidan yang bertugas sebagai bidan pendidik maupun bidan
di pelayanan.
pendidikan kebidanan adalah masih tingginya mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil
dan bersalin, khususnya di negara berkembang dan di negara miskin yaitu sekitar 25-50%.
Mengingat hal diatas, maka penting bagi bidan untuk mengetahui sejarah
terdepan dan utama dalam pelayanan kesehatan ibu dan bayi diberbagai catatan
melalui pendidikan formal atau non formal dan bidan berhak atas kesempatan untuk
meningkatkan diri baik melalui pendidikan maupun pelatihan serta meningkatkan jenjang
Tenaga yang sejak dulu hingga saat ini memegang peranan penting dalam
perkembangan kebidanan adalah dukun bayi. Dukun diminta pertimbangan pada masa
kehamilan, mendampingi persalinan hingga selesai dan mengurus ibu serta bayinya dalam
masa nifas.
Dukun bayi biasanya seorang wanita, umumnya berumur diatas 30 tahun dan buta
huruf. Dukun adalah pekerjaan turun temurun di keluarga, ia mendapat pelatihan dari
dukun yang elbih tua yang kelak akan digantikan. Pengetahuan mereka tentang fisiologi
dan patologi kehamilan, persalinan dan nifas sangat terbatas hingga timbul komplikasi, ia
tidak mampu mengatasi dan tidak menyadari akibatnya, meski demikian dukun dalam
masyarakat mempunyai pengaruh yang besar, tidak hanya memberi pertolongan tapi juga
emosional kepada wanita yang sedang bersalin serta keluarganya karena ia dapat
Praktek kebidanan modern dibawa masuk ke Indonesia oleh dokter Belanda yang
bekerja pada pemerintahan Hindia Belanda. Tahun 1850 dibuka kursus kebidanan yang
pertama, tapi kemudian ditutup pada tahun 1873, kemudian pada tahun 1879 dibuka
19
kembali.
Pendidikan dokter secara sederhana dimulai pada tahun 1815 dengan didirikannya
Sekolah Dokter Jawa. Berkat peningkatan di segala bidang pendidikan termasuk tenaga
kesehatan hingga pada pertengahan tahun 1979 telah ada 8000 dokter dan lebih dari
16.888 tenaga bidan. Khusus pelayanan kebidanan untuk masyarakat desa sebagian
besar masih di dominasi tenaga-tenaga tradisional. Pada tahun 1978 kira-kira 90%
persalinan masih ditangani dukun, 6% oleh bidan dan hanya 1 % yang ditangani dokter.
Pada tahun 1950 dilaksanakan Program Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA) yang pada
umumnya dipimpin oleh bidan. Pada BKIA itu diselenggarakan pemeriksaan antenatal,
post natal, KB, pemeriksaan dan pengawasan penyuluhan gizi pada anak dibawah umur 5
Bidan juga dapat dipanggil ke rumah jika dapat kesulitan dalam persalinan. Di BKIA
juga diadakan persalinan dukun bayi karena pada waktu itu tenaga dukun masih sangat
diperlukan sehingga mereka dapat lebih cepat mengenal tanda-tanda bahaya yang dapat
timbul dalam kehamilan dan persalinan dan segera minta pertolongan pada bidan.
Demikian pula dari BKIA inilah yang akhirnya menjadi suatu peragaan terintegrasi
tahun 1957 puskesmas memberikan pelayanan didalam gedung dan diluar gedung dan
berorientasi di wilayah kerja. Pelayanan kebidanan yang diberikan diluar gedung adalah
posyandu mencakup empat kegiatan yaitu pemeriksaan hamil, KB, imunisasi, gizi dan
kesehatan lingkungan.
Mulai tahun 1990 pelaksanaan kebidanan diberikan secara merata dan dekat
dengan masyarakat, sesuai dengan kebutuhan masyarakat sesuai instruksi presiden tahun
1992 yaitu penempatan bidan di desa sebagai pelaksana kesehatan KIA khususnya
pelayanan kesehatan ibu hamil, bersalin dan nifas serta pelayanan kesehatan bayi baru
lahir termasuk pembinaan dukun bayi. Serta mengembangkan pondok bersalin sesuai
antenatal, senam hamil, kamar bersalin, ruang nifas, dan ruang perinatal kamar opersai
kebidanan.
20
diberikanyang diatur melalui permenkes dimulai dari :
dan khusus dalam hal ini bidan melaksanakan tindakan dibawah pengawasan
doker
melaksanakan tindakan
21
BAB II
SEJARAH PERKEMBANGAN PROFESI, PELAYANAN DAN
PENDIDIKAN BIDAN SECARA NATIONAL DAN INTERNATIONAL
Pelayanan kebidanan adalah seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab profesi
bidan dalam sistem pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan
perempuan khususnya ibu dana anak. Layanan kebidanan yang tepat akan menigkatkan
Layanan kebidanan primer yaitu layanan yang diberikan sepenuhnya atas tanggung
jawab bidan.
Layanan kolaborasi yaitu layanan yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota tim
kesehatan.
Layanan kebidanan rujukan yaitu merupakan pengalihan tanggung jwab layanan oleh
bidan kepada sistem layanan yang lebih tinggi atau yang lebih kompeten ataupun
Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda, angka kematian ibu dan anak sangat
tinggi. Tenaga penolong persalinan adalah dukun. Pada tahun 1807 (zaman Gubernur
Jenderal Hendrik William Deandels) para dukun dilatih dalam pertolongan persalinan, tetapi
keadaan ini tidak tidak berlangsung lama karena tidak adanya pelatih kebidanan. Adapun
pelayanan kebidanan hanya diperuntukkan bagi orang-orang Belanda yang ada di Indonesia.
22
Tahun 1849 di buka pendidikan Dokter Jawa di Batavia (Di Rumah Sakit Militer
Belanda sekarang RSPAD Gatot Subroto). Saat itu ilmu kebidanan belum merupakan
pelajaran, baru tahun 1889 oleh Straat, Obstetrikus Austria dan Masland, Ilmu kebidanan
diberikan sukarela. Seiring dengan dibukanya pendidikan dokter tersebut, pada tahun 1851,
dibuka pendidikan bidan bagi wanita pribumi di Batavia oleh seorang dokter militer Belanda
(dr. W. Bosch). Mulai saat itu pelayanan kesehatan ibu dan anak dilakukan oleh dukun dan
bidan. Pada tahun 1952 mulai diadakan pelatihan bidan secara formal agar dapat
anak secara menyeluruh di masyarakat dilakukan melalui kursus tambahan yang dikenal
dengan istilah Kursus Tambahan Bidan (KTB) pada tahun 1953 di Yogyakarta yang akhirnya
Seiring dengan pelatihan tersebut didirikanlah Balai Kesehatan Ibu dan Anak
(BKIA). Dari BKIA inilah yang akhirnya menjadi suatu pelayanan terintegrasi kepada
masyarakat yang dinamakan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) pada tahun 1957.
kesehatan ibu dan anak termasuk pelayanan keluarga berencana. Mulai tahun 1990
pelayanan kebidanan diberikan secara merata dan dekat dengan masyarakat. Kebijakan ini
melalui Instruksi Presiden secara lisan pada Sidang Kabinet Tahun 1992 tentang perlunya
Adapun tugas pokok bidan di desa adalah sebagai pelaksana kesehatan KIA,
khususnya dalam pelayanan kesehatan ibu hamil, bersalin dan nifas serta pelayanan
kesehatan bayi baru lahir, termasuk. Pembinaan dukun bayi. Dalam melaksanakan tugas
pokoknya bidan di desa melaksanakan kunjungan rumah pada ibu dan anak yang
Hal tersebut di atas adalah pelayanan yang diberikan oleh bidan di desa.
Pelayanan yang diberikan berorientasi pada kesehatan masyarakat berbeda halnya dengan
23
bidan yang bekerja di rumah sakit, dimana pelayanan yang diberikan berorientasi pada
kamar bersalin, kamar operasi kebidanan, ruang nifas dan ruang perinatal.
Titik tolak dari Konferensi Kependudukan Dunia di Kairo pada tahun 1994 yang
2. Family Planning
kemampuan dan kewenangan yang diberikan. Kewenangan tersebut diatur melalui Peraturan
wewenang bidan dibagi menjadi dua yaitu wewenang umum dan khusus ditetapkan bila
dokter.
c. Permenkes No. 572/VI/1996, wewenang ini mengatur tentang registrasi dan praktek bidan.
24
tersebut disertai dengan kemampuan dalam melaksanakan tindakan. Dalam wewenang
tersebut mencakup:
d. Kepmenkes No. 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang registrasi dan praktek bidan revisi dari
konsultasi dan merujuk sesuai dengan kondisi pasien, kewenangan dan kemampuannya.
Dalam keadaan darurat bidan juga diberi wewenang pelayanan kebidanan yang
ditujukan untuk penyelamatan jiwa. Dalam aturan tersebut juga ditegaskan bahwa bidan
dengan Kepmenkes No. 900/2002 tidaklah mudah, karena kewenangan yang diberikan oleh
Departemen Kesehatan ini mengandung tuntutan akan kemampuan bidan sebagai tenaga
Perawatan zaman dahulu atau sekarang dilakukan oleh dukun pria atau dukun
rumah dukunnya sendiri. Cara-cara mengobati penderita itu sendiri antara lain:
4. Penderita harus melakukan pantangan atau diet yang oleh dukun itu pula.
6. Memakai obat-obatan banyak dipakai dari tumbuh-tumbuhan yang segar dari daun
25
1. Kehamilan
Semua wanita hamil diadakan pemeriksaan kehamilan yang dilakukan oleh dukun bayi.
Dukun tersebut bisa menetapkan wanita itu hamil atau tidak, letak anak, kapan bayi
akan lahir, mengetahui letak yang salah tapi tidak bias diperbaiki, dan dukun
a. Melakukan pantangan :
b. Kenduri
Kenduri pertama kali dilakukan pada waktu hamil 3 bulan sebagai tanda wanita itu
2. Persalinan
Biasanya persalinan dilakukan dengan duduk di atas tikar, di lantai dukun yang
ngurut perut ibu. Menekannya serta menarik anak apabila anak telah kelihatan. Selama
menolong dukun banyak membaca mantra-mantra. Setelah anak lahir anak diciprati
anak dengan air agar menangis. Tali pusat dipotong dengan hinis atau bamboo
3. Nifas
Setelah bersalin ibu dimandikan oleh dukun selanjutnya ibu sudah harus bisa
merawat dirinya sendiri lalu ibu di berikan juga jamu untuk peredaran darah dan untuk
laktasi.
Sejak dulu sampai sekarang tenaga yang memegang peranan dalam pelayanan
terutama dalam hal-hal yang berkaitan dengan reproduksi, kehamilan , persalinan dan nifas.
Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda, angka kematian ibu dan anak sangat tinggi.
26
Tenaga penolong persalinan adalah dukun. Pada tahun 1807 (zaman Gubernur jenderal
Hendrik William Deandels) para dukun dilatih dalam pertolongan persalinan, tetapi keadaan
orang Belanda yang ada di Indonesia. Kemudian pada tahun 1849 dibuka pendidikan Dokter
Jawa di Batavia (Di RS Milliter Belanda, sekarang RSPAD Gatot Subroto). Seiring dengan
dibukanya pendidikan dokter tersebut, pada tahun 1851 di buka pendidikan Bidan bagi
wanita pribumi di Batavia oleh seorang Dokter milliter Belanda (Dr. W. Bosch). Lulusan ini
kemudian bekerja di Rumah Sakit juga di masyarakat. Mulai saat itu pelayan kesehatan ibu
dan anak dilakukan oleh dukun dan Bidan. Kursus bidan yang pertama ini ditutup tahun
Tahun 1950 , setelah kemerdekaan, jumlah paramedis kurang lebih 4000 orang
dan dokter umum kurang lebih 475 orang dan dokter dalam bidang obsgyn hanya 6 orang,
pada tahun 1952, mulai diadakan pelatihan Bidan secara formal agar dapat meningkatkan
kualitas pertolonga persalinan. Kursus untuk dukun masih berlangsung samapai dengan
anak secara menyeluruh di masyarakat dilakukan melalui kursus tambahan yang dikenala
dengan istilah Kursus tambahan Bidan (KTB) pada tahun 1953 di Jogjakarta yang akhirnya
dilakukan pula di kota-kota besar lain di Nusantara ini. Seiring dengan pelatihan tersebut
didirikan balai kesehatan ibu dan anak (BKIA) dimana bidan sebagi penanggung jawab
pelayanana kepada masyarakat. Dari BKIA inilah akhirnya mnejadi suatu pelayanan
1) Pemeriksaan Antenatal
27
4) Kleuarga Berencana
5) Penyuluhan Kesehatan
meningkatnya pendidikan tenaga kesehatan maka, pada tahun 1979 jumlah dokter
kesehatan ibu dan anak termasuk pelayanan KB. Mulai tahun 1990 pelayan kebidanan
diberikan secara merata sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kegiatan ini melalaui
instruksi presiden secara lisan pada tahun 1992 tentang perlunya mendidik bidan untuk
pelayanan ibu hamil, bersalin, dan nifas serta pelayana BBL. Bidan di puskesmas
orientasi kepada kesehatan masyarakat beda dengan bidan di RS yang berorientasi pada
individu.
masyarakat akan pelayanan kebidanan. Yang dimaksud dalam pendidikan ini adalah,
Pendidikan bidan dimulai pada masa penjajahan Hindia Belanda. Pada tahun
1851 seorang dokter militer Belanda (Dr. W. Bosch) membuka pendidikan bidan bagi
wanita pribumi di Batavia. Pendidikan ini tidak berlangsung lama karena kurangnyah
peserta didik yang disebabkan karena adanya larangan ataupun pembatasan bagi wanita
Pada tahunan 1902 pendidikan bidan dibuka kembali bagi wanita pribumi di
rumah sakit militer di batavia dan pada tahun 1904 pendidikan bidan bagi wanita indo
dibuka di Makasar. Luluasan dari pendidikan ini harus bersedia untuk ditempatkan dimana
saja tenaganya dibutuhkan dan mau menolong masyarakat yang tidak/kurang mampu
28
secara cuma-cuma. Lulusan ini mendapat tunjangan dari pemerintah kurang lebih 15-25
Gulden per bulan. Kemudian dinaikkan menjadi 40 Gulden per bulan (tahun 1922).
CBZ (RSUP) Semarang dan Batavia. Calon yang diterima dari HIS (SD 7 tahun) dengan
pendidikan keperawatan 4 tahun dan pada awalnya hanya menerima peserta didik pria.
Pada tahun 1914 telah diterima juga peserta didik wanita pertama dan bagi perawat wanita
yang luluas dapat meneruskan kependidikan kebidanan selama dua tahun. Untuk perawat
pria dapat meneruskan ke pendidikan keperawatan lanjutan selama dua tahun juga.
lulusan Mulo (Setingkat SLTP bagian B) dan hampir bersamaan dibuka sekolah bidan di
beberapa kota besar antara lain Jakarta di RSB Budi Kemuliaan, RSB Palang Dua dan
RSB Mardi Waluyo di Semarang. DI tahun yang sama dikeluarkan sebuah peraturan yang
membedakan lulusan bidan berdasarkan latar belakang pendidikan. Bidan dengan dasar
pendidikannya Mulo dan pendidikan Kebidanan selama tiga tahun tersebut Bidan Kelas
Satu (Vreodrouweerste Klas) dan bidan dari lulusan perawat (mantri) di sebut Bidan Kelas
Perbedaan ini menyangkut ketentuan gaji pokok dan tunjangan bagi bidan.
Pada zaman penjajahan Jepang, pemerintah mendirikan sekolah perawat atau sekolah
bidan dengan nama dan dasar yang berbeda, namun memiliki persyaratan yang sama
dengan zaman penjajahan Belanda. Peserta didik kurang berminat memasuki sekolah
tersebut dan mereka mendaftar karena terpaksa, karena tidak ada pendidikan lain. Pada
tahun 1950-1953 dibuka sekolah bidan dari lulusan SMP dengan batasan usia minimal 17
tahun dan lama pendidikan tiga tahun. Mengingat kebutuhan tenaga untuk menolong
persalinan cukup banyak, maka dibuka pendidikan pembantu bidan yang disebut
Penjenjang Kesehatan E atau Pembantu Bidan. Pendidikan ini dilanjutkan sampai tahun
1976 dan setelah itu ditutup. Peserta didik PK/E adalah lulusan SMP ditambah 2 tahun
kebidanan dasar. Lulusan dari PK/E sebagian besar melanjutkan pendidikan bidan selama
dua tahun.
29
Tahun 1953 dibuka Kursus Tambahan Bidan (KTB) di Yogyakarta, lamanya
kursus antara 7 sampai dengan 12 minggu. Pada tahun 1960 KTB dipindahkan ke Jakarta.
Tujuan dari KTB ini adalah untuk memperkenalkan kepada lulusan bidan mengenai
memulai tugasnya sebagai bidan terutama menjadi bidan di BKIA. Pada tahun 1967 KTB
ditutup (discountinued).
Tahun 1954 dibuka pendidikan guru bidan secara bersama-sama dengan guru
perawat dan perawat kesehatan masyarakat di Bandung. Pada awalnya pendidikan ini
berlangsung satu tahun, kemudian menjadi dua tahun dan terakhir berkembang menjadi
tiga tahun. Pada awal tahun 1972 institusi pendidikan ini dilebur menjadi Sekolah Guru
Perawat (SGP).
Pendidikan ini menerima calon dari lulusan sekolah perawat dan sekolah bidan.
Pada tahun 1970 dibuka program pendidikan bidan yang menerima lulusan dari Sekolah
Pengatur Rawat (SPR) ditambah dua tahun pendidikan bidan yang disebut Sekolah
Pada tahun 1974 mengingat jenis tenaga kesehatan menengah dan bawah
pendidikan tenaga kesehatan non sarjana. Sekolah bidan ditutup dan dibuka Sekolah
Perawat Kesehatan (SPK) dengan tujuan adanya tenaga multi purpose di lapangan
dimana salah satu tugasnya adalah menolong persalinan normal. Namun karena adanya
perbedaan falsafah dan kurikulum terutama yang berkaitan dengan kemampuan seorang
bidan, maka tujuan pemerintah agar SPK dapat menolong persalinan tidak tercapai atau
Pada tahun 1975 sampai 1984 institusi pendidikan bidan ditutup, sehingga
selama 10 tahun tidak menghasilkan bidan. Namun organisasi profesi bidan (IBI) tetap ada
pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk kebidanan, dibuka pendidikan Diploma I
30
Kesehatan Ibu dan Anak. Pendidikan ini hanya berlangsung satu tahun dan tidak dilakukan
Pada tahun 1985 dibuka lagi program pendidikan bidan yang disebut (PPB)
yang menerima lulusan SPR dan SPK. Lama pendidikan satu tahun dan lulusannya
dikembalikan kepada institusi yang mengirim. Tahun 1989 dibuka crash program
pendidikan bidan secara nasional yang memperbolehkan lulusan SPK untuk langsung
pendidikan satu tahun dan lulusannya ditempatkan di desa-desa. Untuk itu pemerintah
menempatkan seorang bidan di tiap desa sebagai pegawai negeri sipil (PNS Golongan II).
Mulai tahun 1996 status bidan di desa sebagai pegawai tidak tetap (Bidan PTT) dengan
kontrak selama tiga tahun dengan pemerintah, yang kemudian dapat diperpanjang 2 x 3
tahun lagi.
kemampuan klinik, sebagai bidan tapi juga kemampuan untuk berkomunikasi, konseling
kesehatan ibu dan anak. Program Pendidikan Bidan (A) diselenggarakan dengan peserta
didik cukup besar. Diharapkan pada tahun 1996 sebagian besar desa sudah memiliki
keterampilan seperti yang diharapkan sebagai seorang bidan profesional, karena lama
pendidikan yang terlalu singkat dan jumlah peserta didik terlalu besar dalam kurun waktu
satu tahun akademik, sehingga kesempatan peserta didik untuk praktek klinik kebidanan
sangat kurang, sehingga tingkat kemampuan yang dimiliki sebagai seorang bidan juga
kurang. Pada tahun 1993 dibuka Program Pendidikan Bidan Program B yang peserta
didiknya dari lulusan Akademi Perawat (Akper) dengan lama pendidikan satu tahun. Tujuan
program ini adalah untuk mempersiapkan tenaga pengajar pada Program Pendidikan
Bidan A.
31
Berdasarkan hasil penelitian terhadap kemampuan klinik kebidanan dari lulusan
ini tidak menunjukkan kompetensi yang diharapkan karena lama pendidikan yang terlalu
singkat yaitu hanya setahun. Pendidikan ini hanya berlangsung selama dua angkatan
(1995 dan 1996) kemudian ditutup. Pada tahun 1993 juga dibuka pendidikan bidan
Program C (PPB C), yang menerima masukan dari lulusan SMP. Pendidikan ini dilakukan
di 11 Propinsi yaitu : Aceh, Bengkulu, Lampung dan Riau (Wilayah Sumatera), Kalimantan
Barat, Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan (Wilayah Kalimantan. Sulawesi Selatan,
Pendidikan ini memerlukan kurikulum 3700 jam dan dapat diselesaikan dalam
waktu enam semster. Selain program pendidikan bidan di atas, sejak tahun 1994-1995
pemerintah juga menyelenggarakan uji coba Pendidikan Bidan Jarak Jauh (Distance
learning) di tiga propinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kebijakan ini
dilaksanakan untuk memperluas cakupan upaya peningkatan mutu tenaga kesehatan yang
1247/Menkes/SK/XII/1994 Diklat Jarak Jauh Bidan (DJJ) adalah DJJ Kesehatan yang
ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan bidan agar mampu
melaksanakan tugasnya dan diharapkan berdampak pada penurunan AKI dan AKI. DJJ
dikoordinasikan oleh Pusdiklat Depkes dan dilaksanakan oleh Bapelkes di Propinsi. DJJ
di 16 propinsi dan pada tahap III (1997-1998) dilaksanakan di 26 propinsi. Secara kumulatif
pada tahap I-III telah diikuti oleh 6.306 orang bidan dan sejumlah 3.439 (55%) dinyatakan
lulus.
propinsinya adalah 60 orang, kecuali Propinsi Maluku, Irian Jaya dan Sulawesi Tengah
masing-masing hanya 40 orang dan Propinsi Jambi 50 orang. Dari 1490 peserta belum
diketahui berapa jumlah yang lulus karena laporan belum masuk. Selain pelatihan DJJ
tersebut pada tahun 1994 juga dilaksanakan pelatihan pelayanan kegawat daruratan
32
maternal dan neonatal (LSS = Life Saving Skill) dengan materi pembelajaran berbentuk 10
modul.
Penyelenggara ini dinilai tidak efektif ditinjau dari proses. Pada tahun 1996, IBI bekerja
sama dengan Departemen Kesehatan dan American College of Nurse Midwive (ANCM)
dan rumah sakit swasta mengadakan Training of Trainer kepada anggota IBI sebanyak 8
orang untuk LSS, yang kemudian menjadi tim pelatih LSS inti di PPIBI. Tim pelatih LSS ini
mengadakan TOT dan pelatihan baik untuk bidan di desa maupun bidan praktek swasta.
swasta secara swadaya, begitu juga guru/dosen dari D3 Kebidanan. 1995-1998, IBI
bekerja sama langsung dengan Mother Care melakukan pelatihan dan peer review bagi
bidan rumah sakit, bidan Puskesmas dan bidan di desa di Propinsi Kalimantan Selatan.
Pada tahun 2000 telah ada tim pelatih Asuhan Persalinan Normal (APN) yang
dikoordinasikan oleh Maternal Neonatal health (MNH) yang sampai saat ini telah melatih
APN di beberapa propinsi/kabupaten. Pelatihan LSS dan APN tidak hanya untuk pelatihan
pelayanan tetapi juga guru, dosen-dosen dari Akademi Kebidanan. Selain melalui
pendidikan formal dan pelatihan, utnuk meningkatkan kualitas pelayanan juga diadakan
organisasi (Organization Development = OD) dilaksanakan setiap tahun sebanyak dau kali
kurva pelvik seperti kurva shepalik. Dia memperkenalkan cara pengukuran konjungata
kepala pada presentasi bokong dan penganangan resusitasi bayi aspiksi dengan
pemompaan paru-paru melalui sebuah metal kateler. Ignoz Phillip semmelweis, seorang
dokter dari Hungaria (1818 – 1865) pengenalan Semmelweiss tentang cuci tangan yang
bersih mengacu pada pengendalian sepsis puerperium. James Young simpson dair
33
Edenburgh, scotlandia (1811-1870) memperkenalkan dan menggunakan arastesi umum,
tahun 1807, Ergot sejenis cendawan yang tumbuh pada sejenis gandung hitam,
Hal ini merupakan permulaan pengguguran. Tahun 1824 Jamess Blundell dari
Inggris yang menjadi orang pertama yang berhasil menangani perdarahan postpartum
kepercayaan Rene Laenec, penemu Stetoskop pada tahun 1819) pertama kali
mendengar bunyi jantung janin dengan stetoskop pada tahun 1819) pertama kali
mendengar bunyi jantung janin dengan stetoskop pada tahun 1920. Jhon Charles
Weaven dari Inggris (1811 – 1859) adalah. Pada tahun 1843, pertama yang yang
melakukan test urine pada wanita hamil untuk pemeriksaan dan menghubungkan
kerjanya pada palpasi abdominal Carl Crede dari Jerman (1819 – 1892)
menggambarkan metodanya stimulasi urine yang lembut dan lentur untuk mengeluarkan
placenta Juduig Badl, dokter obstetri dari Jerman (1842-1992), pada tahun 1875,
menggambarkan lingkaran retraksi yang pasti muncul pada pertemuan segment atas
rahim dan segmen bawah rahim dalam persalinan macet/sulit. Daunce dari Bordeauz.
prematur.
b. Abad 20
dari perpanjangan masa rawatan sampai 10 hari, ke trend “Modern” ambulasi diri. Yang
pada kenyataannya, suatu pengembalian pada “cara yang lebih alami”. Selama
beberapa tahun, pemisahan ibu dan bayi merupakan praktek yang dapat diterima di
banyak rumah sakit, dan alat menyusui bayi buatan menjadi dapat diterima, dan bahkan
dipraktekan dan menyusui dipromosikan menyusui disemua rumah sakit yang sudah
mendapat penerangan.
34
Perkembangan teknologi yang cepat telah monitoring anthepartum dan
cardiotocografi, dan telah merubah prognosis bagi bayi prematur secara dramatis ketika
dirawat di neonatal intersive acara urits, hal ini juga memungkinkan perkembangan yang
menakjubkan.
para bidan yang dapat diterpkan di semenannjung tersebut. Tapi mereka tidak
menunjuk bidan pemerintah atau bidany ang sudah diangkat sumpah selama
diuji dan dan diberi lisensi/izin, dan mereka harus memanggil pertolongan medis bila
ada indikasi.
wanita yang lebih tua belum dilathi dari masyarakat. Bidan pemerintah memperoleh
penghargaan yang tinggi salah satu dari mereka. Alkta Kaisters, ditunjuk pada tahun
1687 sebagai kepala keperawatan di rumah sakit persahaan, dan menjadi bidan
tugas kebidanan.
pedesaan dilayani oleh wanita penuh baya yang belum terlatih dengan pengalaman
pelayanan untuk hewan peliharaan juga dalam beberapa hal/keadaan. Situasi itu
masih berlaku.
35
mengambil alih semenanjung dari perusahan Hindia-Belanda timur yang bubar,
tersebut.
Komite Medis tertinggi meninjau kembali lisensi dokter, bidan dan apoteker
dan menemukan bahwa enam bidan yang sudah mempunyai lisensi tidak memenuhi
kriteria mereka. Ide pendirian sekolah kebidanan baru terlaksana pada tahun 1808,
saat seirang dokter bedah dari pemerintah batavia terdahulu. Dr Johann Hunrich
untuk mendirikan sekolah seperti itu. Dr Wehr sangat tertarik pada kebidanan, dan
dia mengungkapkan perhatian yang besar pada kurangnya bidan yang berkualitas
bagi Cape town dan daerah-daerahnya, dan standart asuhan kebidanan yang jelek
sejumlah besar bidan untuk melayani masyarakat. Dia akan membantu para bidan
yang bekerja diantara orang miskin, tanpa bayarannya, tapi dia meminta gaji yang
sekolah profesional pertama dari jurusannya di Afrika selatan, dan pelatihan para
pada tahun 1813 merupakan profesional pertama yang terlatih dan terkualifikasi di
Afrika Selatan. Kode etik yang diikrarkan dipegang rteguh saat mereka melakukan
“Sumpah Jabatan” yang mencakup banyak elemen yang terwujud dalam kode
etik/sikap saat ini. Kode ini meliputi persyaratan untuk ; prilaku pribadi/perorangan,
hubungan dengan bidan yang lain, dengan dokter dan utusan agama, rahasia
36
Dua awal penting dalam sejarah kebidanan di Afrika Selatan terjkadi
selama periode ini. Kiira-kira pada tahun 1809. Seorang utusan medis dari Misionary
Society London, Dr. Van der kemp, menulis sebuah buku saku tentang kebidanan
bagi pembantunya. Tampaknya ini merupakan buku kebidanan pertama yang ditulis
di Afrika Selatan. Pada tahun 1816, operasi seksio caesarea pertama dilakukan
pada isteri Mr. Thomas Munnik oleh Dr. James Barry. Anak tersebut diberi nama
Stockdale.
selatan, yang pada tahun 1867 dikirim oleh komunitasnya ke rumah sakit Carnarvon
menyusun pelayanan kebidanan daerah dengan bantuan bidan Ella Ruth terdaftar
sebagai perawat umum pada tahun 1919 dan sebagai seorang bidan pada tahun
1920, sehingga menjadi wanita kulit berwarna pertama yang memiliki kualifikasi
ganda.
Pelatihan kebidanan bagi orang kulit hitam dimulai sesudahnya, dan pada
tahun 1927. dirumah sakit Mc card zulu di Duban, Beatrice Msimang menjadi wanita
kulit hitam pertama yang menjadi perawat dan bidan yang terdaftar. Perkembangan-
perkembangan pada tahun 20. Usia yang diizinkan masuk. Sebulum ada peraturan-
peraturan dewan Medis Afrika Selatan, tidak ada penentuan batas usia. Beberapa
sekolah menetapkan bahwa para siswa harus berusia 24-50 tahun, sekolah yang
Kemudian, siswa perawat dan siswa bidan tidak diizinkan untuk menikah dan
siapapun yang memnutuskan untuk menikah harus berhenti dari pelatihan. Pada
menikah diizinkan untuk melanjutkan pelatiha tahun 1923, sertifikat standar enam
telah dapat diterima, kemudian muncul standart tujuh pada tahun 1929, kemudian
37
standart delapan pada tahun 1949 dan pada tahun 1960, standart sepuluh
enam telah dapat diterima, kemudian muncul standart tujuh pada tahun 1929,
kemudian standart delapan pada tahun 1949 dan pada tahun 1960, standart sepuluh
pelatihan.
Cape, natal, transual dan orange free) setelah dimulai di Cape pada tahun 1892, dan
siswa harus menolong minimal 12 persalinan dan merawat 12 wanita pada masa
kalau tersedia/ada.
pendek, dan pada tahun 1917, Asosiasi Perawat terlatih Afrika Selatan juga
terlalu sedikit, dan kurangnya bed yang tersedia bagi pasien kebidanan. Asosiasi ini
pemerintah yang lebih banyak untuk digunakan sebagai sekolah pelatihan; dimana
ketentuan tersebut harus meliputi pelatihan teorituis dan praktek di lapangan dan di
ruang perawatan.
Pal Kruger, dimana masa pelatihan 12 bulan jika siswanya belum menjadi perawat
kebidanan pada tahun 1945, dan pada tahun 1949, masa pengajaran lebih lanjut
meningkat menjadi 18 bulan bagi perawat yang belum terdaftar, dan 9 bulan bagi
Pada tahun 1960, masa tersebut menjadi 24 bulan dan 12 bulan berturut-
38
postnatal. Perawat yang belum terdaftar mengikuti ujian awal umum dengan siswa
pada registrasi bagi seorang perawat (umum, psikiatrik dan komunitas) dan sebagai
seorang bidan.
pertama kalinya di Afrika Selatan. Bidan yang sudah terdaftar juga bisa melanjutkan
Pelatihan ADM diadakan di Rumah Sakit Mowbray pada tahun 1976, dan peraturan-
p-eraturan bagi pelatihan diumumkan oleh Dewan perawatan Afrika Selatan pada
bulan Agustus 1979. Kebidanan sebagai jurusan Kuliah di tingkat Universitas dapat
awal abad ke 20. Kebidanan, sementara itu dianggap menjadi tidak diakui dalam
akhirnya padam, profesi bidan hampir mati. Sekitar tahun 1700, para ahli sejarah
memprediksikan bahwa angka kematian ibu di AS sebanyak 95%. Salah satu alasan
menunjukkan bahwa pasien-pasien bidan mungkin tidak sebanyak dari pada pasien
dokter untuk kematian demam nifas atau infeksi puerperalis, sebagian besar penting
karena kesakitan maternal dan kematian saat itu. Tahun 1765 pendidikan formal
untuk bidan mulai dibuka pada akhir abad ke 18 banyak kalangan medis yang
39
berpendapat bahwa secara emosi dan intelektual wanita tidak dapat belajar dan
tidak mempunyai pendukung, uang tidak terorganisir dan tidak dianggap profesional.
Pada pertengahan abad antara tahun 1770 dan 1820, para wanita golongan atas di
kota-kota di Amerika, mulai meminta bantuan “para bidan pria” atau para dokter.
hanya menangani persalinan wanita yang tidak mampu membayar dokter. Dengan
Tahun 1915 dokter Joseph de lee mengatakan bahwa kelahiran bayi adalah
pada awal inpartu, membiarkan serviks berdilatasi memberikan ether pada kala dua,
Akibat protap tersebut kematian ibu mencapai angka 600-700 kematian per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 1900-1930, dan sebanyak 30-50% wanita
persalinan alamiah. Hal ini membuat para spesialis obstetric berusaha meningkatkan
Pada waktu yang sama karena pelatihan para medis yang terbatas bagi
para pria, para wanita kehilangan posisinya sebagai pembantu pada persalinan, dan
suatu peristiwa yang dilaksanakan secara tradisional oleh suatu komunitas wanita
tahun 1971 seorang bidan di Tennesse mulai menolong persalinan secara mandiri di
40
institusi kesehatan. Pada tahun 1979 badan pengawasan obat Amerika mengatakan
bahwa ibu bersalin yang menerima anasthesi dalam dosisi tinggi telah melahirkan
psikomotor.
alamiah, persalinan di rumah dan memacu peran bidan. Pada era 1980-an ACNM
membuat pedoman alternatif lain dalam homebirth. Pada tahun yang sama dibuat
sebuah profesi dengan lahan praktek yang spesifik dan membutuhkan organisasi
bidan mempunyai tugas khusus yuaitu melahirkan bayi untuk perawatan selanjutnya
seperti merawat bayi, memberi injeksi bukan lagi tugas bidan, dia hanya melakukan
jika diperlukan namun jarang terjadi. Bidan menangani 1,1% persalinan di tahun
Angka sectio caesaria menurun dari 25% (1988) menjadi 21% (1995).
Penggunaan forcep menurun dari 5,5% (1989) menjadi 3,8% (1994). Dunia
kebidanan berkembang saat ini sesuai peningkatan permintaan untuk itu profesi
banyak membaca dan pendekatan tradisional dan mengurangi teknik invasif untuk
antara lain:
41
Lisensi praktek berbeda tiap negara bagian, tidak ada standart nasional
sehingga tidak ada definisi yang jelas tentang bidan sebagai seseorang
Sedikit sekali data yang akurat tentang direct entry midwives dan
Kritik tajam dari profesi medis kepada diret entry midwives ditambah
tahun dan praktek lapangan selama 2 tahun, yang mana biaya yang
dimulai dengan tradisi dan latihan-latihan pada abad 19. Tahun 1824 kebidanan
masih belum di kenal sebagai bagian dari pendidikan medis di Inggris dan Australia
Diploma Kebidanan dimulai tahun 1893, dan sejak tahun 1899 hanya bidan sekaligus
perawat yang terlatih yang boleh bekerja di rumah sakit. Sebagian besar wanita yang
seksual dan moral di Australia telah membuat prostitusi berkembang dengan cepat.
42
Hal ini menyebabkan banyak wanita hamil di luar nikah dan jarang mereka
dapat memperoleh pelayanan dari bidan atau dokter karena pengaruh social mereka
atau pada komunitas tyang terbatas, meskipun demikian di Australi bidan tidak
Pendapat bahwa seseorang bidan haru reflek menjadi seorang perawat dan program
pendidikan serta prakteknya banyak di buka di beberapa tempat dan umumnya dibuka
perkembangan yang mengalami pesat sejak 10 tahun terakhir. Dasar pendidikan telah
berubah dari traditional hospital base programme menjadi tertiary course of studies
pada rumah sakit. Kurikulum pendidikan disusun oleh staf akademik berdasarkan
dapat dilihat dari pendidikan kebidanan di Australia hampir sama dengan pelaksanaan
yang berbeda tergantung pada institusi pendidikannya. Hal ini ditambah dengan
kurangnya kebijaksanaan formal dan tidak adanya standar nasional menurut National
Review of Nurse Education 1994, tidak ada direct entry. Pada tahun 1913 sebanyak
tahun 1900 sampai 1940, tidak ada penurunan yang berarti pada angka kematian ibu
dan bidanlah yang selalu disalahkan akan hal itu. Kenyataannya wanita jelas
menengah ke atas yang ditangani oleh dokter dalam persalinannya mempunyai resiko
infeksi yang lebih besar daripada wanita miskin yang ditangani oleh Bidan.
43
Masalah Profesional ugas pertama yang sulit adalah meneliti kembali nama
bidan itu sendiri, itu tidak sama dengan ketika latihan dalam praktek kebidanan. Bidan
sangat penting di pelayanan kesehatan sejak Perang Dunia II dan proporsi yang
besar di rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan utnuk daerah sekitar rumah
sakit tersebut.
kebidanan. Tapi situasi itu berakhir pada saat Amerika Utara menilai kepemimpinan
perawat dan kepemimpinan bidan yang memutuskan bahwa bidan berhak mendapat
Penghargaan itu sangat penting untuk peningkatan profesi kebidanan. Kita tahu di
tenaga kesehatan, hal itu terjadi di pulau kecil dan pelatihan klinik sekarang semakin
baik menuju standar internasional sedikit lebih baik daripada masa yang lalu.
asuhan yang bermanfaat. Shearman Report (NSWI, 1989) telah menemukan cara
Viktoria yang dibutuhkan pada orientasi pelayanan kesehatan pada wanita dan
pada kelahiran” CNH dan MRC, 1996 menyimpulkan bahwa perawatan yang
4) Di Jepang
Pelayanan kebidanan setelah perang dunia II, lebih lebih banyak terkontaminasi
berasal dari perawat jurusan kebidanan dan perawat kesehatan masyarakat serta
44
bidan hanya berperan sebagai asisten dokter. Pertolongan persalinan lebih banyak
menata dan merubah situasi. Pada tahun 1987 peran bidan kembali dan tahun 1989
berorientasi pada siklus kehidupan wanita mulai dari pubertas sampai klimaktelium
Bagi orang jepang melahirkan adalah suatu hal yang kotor dan tidak diinginkan
oleh banyak wanita yang akan melahirkan diasingkan dan saat persalinan terjadi di
1868. Dokumen ini resmi menjadi dasar untuk peraturan-peraturan hukum utama
untuk profesi medis Jepang. Tahun 1899 izin kerja kebidanan diluar untuk
pada tahun 1912 didirikan oleh Obgyn, dan baru mendapatkan lisensi pada tahun
1974. Kemudian pada tahun 1899 lisensi dan peraturan-peraturan untuk seleksi baru
terbentuk.
dari ilmu fisika, biologi, ilmu sosial, dan psikologi. Ternyata hasil yang diharapkan dari
pendidikan bidan tidak sesuai dengan harapan. Bidan-bidan tersebut banyak yang
bersifat tidak ramah dan tidak banyak menolong persalinan dan pelayanan kebidanan.
Yang mengikuti pendidikan bidan yaitu para perawat yang masuk pendidikan
universitas terdiri dari 8-16 kredit, yaitu 15 jam teori, 30 jam laboratorium, dan 45 jam
45
obstetri dan neonatal, serta meningkatkan kebutuhan masyarakat karena masih
Saat ini pendidikan bidan di Jepang bisa setelah lulus dari sekolah perawat
atau perguruan tinggi 2 tahun atau melalui program kebidanan yang ditawarkan oleh
5) DI AUSTRALIA
Kebidanan dan keperawatan di Australia dimulai dengan tradisi dan latihan yang
dipelopori oleh Florence Nightingale pada abad ke-19. Pada tahun 1824 kebidanan
masih belum dikenal sebagai bagian dari pendidikan medis di Inggris dan Australia.
Sebagian besar wanita yang melahirkan tidak dirawat dengan selayaknya oleh
prostitusi berkembang dengan cepat. Hal ini menyebabkan penduduk wanita banyak
yang hamil dan jarang dari mereka yang dapat memperoleh pelayanan dari bidan
Pendidikan Bidan yang pertama kali di Australia dimulai pada tahun 1862. lulusan
waktu itu telah dibekali dengan pengetahuan teori dan praktik. Pendidikan diploma
kebidanan dimulai pada tahun 1893 dan mulai tahun 1899 hanya bidan yang sekaligus
Pada tahun 1913 sebanyak 30% persalinan ditolong oleh bidan. Meskipun ada
peningkatan jumlah dokter yang menangani persalinan antara tahun 1900 sampai 1940,
tidak ada penurunan yang berarti pada angka kematian ibu. Bidan terus disalahkan
akan hal itu. Kenyataannya, wanita kelas menengah keatas yang ditangani oleh dokter
dalam persalinannya mempunyai resiko infeksi yang lebih besar daripada wanita miskin
46
Kebidanan di Australia telah mengalami perkembangan yang pesat sejak 10
tahun terakhir. Dasar pendidikan telah berubah dari tradisional hospital based
pendidikannya. Hal ini ditambah dengan kurangnya kebijakan formal dan tidak adanya
standar nasional. Menurut national review of nurse education 1994, tidak ada direct
entri untuk pendidikan bidan di australia. Mahasiswa kebidanan harus menjadi perawat
kesehatan anak dan keluarga, serta kesehatan neonatus dan remaja. Adanya peraturan
Literatur yang tersedia bagi mahasiswa kebidanan masih kurang. Kurikulum yang
ada sekarang ini dirasakan hanya sesuai untuk mahasiswa pemula saja atau
kebidanan diberi porsi yang sama seperti pemula atau sebaliknya. Mahasiswa yang
konsep sakit (transisi dari filosofi sakit ke filosofi sehat) dalam kebidanan sedikit banyak
6) DI AMERIKA SERIKAT
Pada sekitar tahun 1700, para ahli sejarah memperhitungkan bahwa angka
kematian ibu di amerika serikat adalah sebanyak 95%. Wanita menjalani persalinan
tidak dengan rasa bahagia, tetapi dengan perasaan takut pada kematian meskipun
47
beberapa diantara mereka sudah ditolong oleh dokter. Salah satu alasan kenapa dokter
banyak terlibat dalam persalinan adalah untuk mengikis praktik sihir yang masih ada
saat itu.
yang alami, dimana dokter memegang kendali. Dokter banyak memberikan obat –
Tahun 1765 pendidikan formal untuk bidan mulai dibuka. Filofofi bahwa
kelahiran bayi adalah sesuatu hal yang normal dan tidak dapat dipisahkan oleh kodrat
wanita, mulai dibangun oleh bidan. Pada akhir abad ke 18, banyak kalangan medis
yang berpendapat bahwa secara emosi dan intelektual wanita tidak dapat belajar dan
sehingga bidan tidak mempunyai pendukung, tidak mempunyai banyak uang, tidak
terorganisir, tidak melihat diri mereka sebagai seorang yang profesional. Sejak awal
1900 setengah persalinan di amerika serikat ditangani oleh dokter, bidan hanya
Tahun 1915 dokter joseph de lee menyatakan bahwa kelahiran bayi adalah
protap pertolongan persalinan di amerika serikat yaitu : memberikan sedatif pada awal
inpartu, membiarkan serviks berdilatasi, memberikan ether pada kala II, melakukan
serta menjahit episiotomi. Akibat protap tersebut kematian ibu mencapai angka 600 –
700 kematian per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1900 – 1930 dan sebanyak 30 –
50 % wanita melahirkan dirumah sakit. Tahun 1940 dokter Grantly Dick meluncurkan
buku tentang persalinan alamiah. Hal ini membuat para spesialist obstetrist berusaha
1971 seorang bidan di Tennesche mulai menolong persalinan secara mandiri di sebuah
institusi kesehatan. Pada tahun 1979 badan pengawasan obat Amerika menyatakan
bahwa ibu bersalin yang menerima anastesi dalam dosis tinggi telah melahirkan anak –
48
anak yang mengalami kemunduran perkembangan psikomotor. Hal ini membuat
masyarakat tertarik pada proses persalinan alamiah, persalinan dirumah dan memacu
peran bidan. Pada era 1980-an, ANCM membuat pedoman alternatif lain dalam
pelayanan persalinan dan mengubah pernyataah yang negatif tentang home birth.
Pada tahun 1980-an, dibuat legalisasi tentang praktek profesional bidan. Hal ini
membuat bidan menjadi sebuah profesi dengan lahan praktek yang spesifik dan
maternitas termahal di dunia, tetapi sekaligus merupakan negara industri yang paling
buruk dalam hasil perawatan antenatal diantara negara – negara industri lainnya. Bidan
menangani 1,1% persalinan di tahun 1980, 5,5% di tahun 1994. Angka sectio secaria
menurun dari 25% di tahun 1988 menjadi 21% di tahun 1995. penggunaan forcep
7) DI SELANDIA BARU
sejak 1904 tetapi lebih dari 100 tahun yang lalu, lingkup praktik bidan telah berubah
secara berarti sebagai akibat dari meningkatnya hospitalisasi dan medikalisasi dalam
persalinan. Dari tenaga yang bekerja dengan otonomipenuh dalam persalinan normal di
awal tahun 1900, secara perlahan bidan menjadi asisten dokter. Dari bekerja di
masyarakat bidan sebagian besar mulai bekerja di Rumah sakit area tertentu, seperti
klinik antenatal, ruang bersalin dan ruang nifas. Kehamilan dan persalinan menjadi
terpisah. Dalam hal ini bidan kehilangan pandangannya bahwa persalinan adalah
kejadian normal dalam kehidupan dan peran mereka sebagai pendamping kejadian
tersebut. Selain itu bidan menjadi ahli dalam memberikan intervensi dan asuhan
persalinan tersebut dan menginginkan kembalinya bidan tradisional yaitu seorang yang
berada disamping mereka dalam melalui kehamilan sampai 6 minggu setelah kelahiran
bayi. Mereka menginginkan bidan yang percaya pada kemampuannya untuk menolong
49
persalinan tanpa intervensi medis, dan memberikan dukungan bahwa persalinan adalah
proses yang normal. Wanita – wanita di selandia baru ingin mengembalikan kontrol
dalam diri mereka, dan menempatkan diri mereka sebagai pusat kejadian tersebut,
Pada era 1980-an bidan bekerja sama dengan wanita untuk menegaskan
kembali otonomi bidan dan sama – sama sebagai rekanan. Mereka telah membawa
kebijakan politik yang diperkuat dengan legalisasi tentang profesionalisasi praktik bidan.
Sebagian besar bidan di selandia baru mulai memilih untuk bekerja secara independen
dengan tanggungjawab yang penuh pada klien dan asuhannya dalam lingkup yang
normal. Lebih dari 10 tahun yang lalu pelayanan maternitas telah berubah secara
dramatis. Saat ini 86% wanita mendapat pelayanan dari bidan dari kehamilan sampai
nifas dan asuhan berkelanjutan yang hanya dapat dilaksanakan pada persalinan di
rumah. Sekarang disamping dokter, 63% wanita memilih bidan sebagai salah satunya
perawat maternitas, dan hal ini terus meningkat. Ada suatu keinginan dari para wanita
bidan dan wanita. Bidan dengan pengetahuan, keterampilan dan pengalamannya serta
wanita dengan pengetahuan tentang kebutuhan dirinya dan keluarganya serta harapan
– harapan terhadap kehamilan dan persalinan. Dasar dari model partnership adalah
8) DI CANADA
tentang kebidanan setelah sejarah panjang tentang kebidanan yang ilegal dan
berakibat pada meningkatnya praktik bidan yang tidak berijin. Seperti selandia baru,
wanitalah yang menginginkan perubahan, mereka bicara tentang pilihan asuhan dan
tentang Bidan yaitu seorang tenaga yang mempunyai otonomi dalam lingkup persalinan
yang normal. Bidan mempunyai akses kepada rumah sakit maternitas dan wanita
50
mempunyai pilihan atas persalinan dirumah atau dirumah sakit. Selandia baru dan
Beberapa aspek didalamnya antara lain : hubungan dengan wanita, asuhan kebidanan,
informed choise, informed chonsent, praktik bidan yang memiliki otonomi dan fokus
Dalam membangun dunia profesi kebidanan yang baru, selandia baru dan
canada membuat suatu sistem baru dalam mempersiapkan bidan – bidan untuk
dibutuhkan dalam perawatan maternitas. Ruang ligkup praktik bidan di kedua negara
tersebut tidak keluar dari jalur yang telah ditetapkan ICM. Yaitu bidan yang bekerja
dengan otonomi penuh dalam lingkup persalinan normal, atau pelayanan maternitas
primer. Bidan bekerja dan berkonsultasi dengan ahli obstetri bila terjadi komplikasi pada
ibu serta bayi memerlukan bantuan dari pelayanan maternitas sekunder. Bidan di kedua
negara tersebut mempunyai akses fasilitas rumah sakit tanpa harus bekerja di rumah
Selandia baru dan canada menerapkan program direct entry selama 3 tahun
dalam pendidikan bidan. Sebelumnya, di selandia baru ada perawat kebidanan dimana
canada tidak ada. Bagaimanapun kedua negara tersebut yakin bahwa untuk
mempersiapkan bidan yang dapat bekerja secara otonom dan dapat memberikan
kesehatan yang menempatkan kekuatan dan kontrol medis. Karena itu program direct
pembelajaran teori dan magang. Pembelajaran teori dikelas difokuskan pada teori dasar
yaitu pembelajaran teori dan magang. Pembelajarn teori di kelas difokuskan pada teori
dasar, yang akan melahirkan bidan – bidan yang dapat mengartikulasikan teorinya
sendiri dalam praktik, memanfaatkan penelitian dalam praktik mereka dan berfikir kritis
tentang praktik. Dilengkapi dengan belajar magang, dimana mahasiswa bekerja dengan
51
bimbingan dan pengawasan bidan yang berpraktik dalam waktu yang cukup lama.
Bidan tersebut memberikan role model yang penting untuk proses pembelajaran. Satu
mahasiswa akan bekerja dengan 1 bidan, sehingga mereka tidak akan dikacaukan
dengan bermacam – macam model praktik. Mahasiswa bidan juga akan mulai belajar
tentang model partnership. Model ini terdiri dari : partnership antara wanita dan
mahasiswa bidan, mahasiswa bidan dengan bidan, mahasiswa bidan dengan guru
bidan, guru bidan dengan bidan, partnership antara program kebidanan dengan profesi
Partnership ini menjaga agar program pendidikan tetap pada tujuan utamanya,
yaitu mencetak bidan – bidan yang dapat bekerja secara otonom sebagai pemberi
asuhan maternitas primer. Selandia baru dan canada telah sukses dalam
menghidupkan kembali status bidan dan status wanita. Keselarasan antara pendidikan
bidan dan ruang lingkup praktik kebidanan adalah bagian penting dari sukses tersebu
dimaksud dengan pendidikan kebidanan adalah pendidikan formal dan non formal.
1) Pendidikan bidan dimulai pada masa penjajahan hindia belanda, tahun 1851 dokter
2) Tahun 1904 mulai diibuka pendidikan bidan di rumah sakit militer di batavia.
4) Tahun 1935-1938 pemerintah belanda mendidik bidan lulusan mulo (setingkat SMP)
dan dibuka sekolah bidan di RSB Budi Kemuliaan Jakarta, RSB Palang Dua dan
5) Tahun 1950-1953 dibuka sekolah bidan dari lulusan SMP dengan batasan usia
6) Tahun 1953 dibuka kursus tambahan bidan (KTB) di yogaykarta lamanya kursus
52
7) Tahun 1954 dibuka pendidikan guru bidan bersama dengan guru perawat di
bandung, dan awal 1972 institusi pendidikan dilebur menjadi Sekolah Guru Perawat
(SGP), dan pendidikan ini menerima calon dari lulusan sekolah perawat dan bidan.
8) Tahun 1970 dibuka program pendididkan yang menerima lulusan sekolah pengatur
rawat ditambah 2 tahun pendidikan bidan yang disebut sekolah pendidikan lanjutan
jurusan kebidanan dan ini tidak dilaksanakan secara merata dari seluruh provinsi.
9) Tahun 1974 dibuka Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) dengan tujuan adanya
normal.
11) Tahun 1981 dibuka pandidikan D, kesehatan ibu dan anak, yang berlangsung hanya
satu tahun.
12) Tahun 1985 dibuka program pendidikan bidan lulusan SPB dan SPK, lamanya
13) Tahun 1989 dibuka Cresh program pendidikan bidan secara normal yang lulusan
SPK untuk langsung masuk program pendidikan bidan (PPB/A), lama pendidikan 1
pelajaran kesehatan terutama ibu dan anak di daerah pedesaan dalam rangka
anak. Mulai tahun 1996 status bidan di desa sebgaai pegawai tidak tetap (PTT).
14) Tahun 1993 dibuka PPB program bidan yang peserta didukungnya dari lulusan
15) Tahun 1993 dibuak PPB program C yang menerima lulusan SMP dilakukan di 11
provinsi di wilayah sumatera, kalimantan, sulawesi selatan, NTT, maluku dan irian.
16) Tahun 1994-1995 pemerintah menyelenggarakan uji coba pendidikan PPB jarak
jauh di 3 Provinsi jawa barat, jawa tengah, jawa timur. Pengaturan penyelenggaraan
neonatal LLSS.
53
18) Tahun 1996 Ibi bekerja sama dengan depkes dan American College of Nurse
Midwife (ACNM) dan RS swasta menjadikan training kepada anggota IBI sebanyak
8 orang untuk LSS yang kemudian menjadi tim pelatih LSS inti di PP IBI.
19) Tahun 1995-1998 IBI bekerja sama dengan mother care melakukan pelatihan dan
peer review bagi bidan RS, bidan puskesmas dan bidan desa di provinsi kalimantan
selatan.
20) Tahun 2000 ada pelatihan APN yang dikoordinasikan untuk maternal neonatal
health (MNH) sampai saat ini telah melalui APN di beberapa provinsi
54
BAB III
PARADIGMA ASUHAN KEBIDANAN
Yang paling utama bagi bidan. Bidan, dalam memberikan pelayanan kesehatan,
pandang bidan dalam kaitan atau hubungan timbal balik antara manusia/wanita, lingkungan,
perilaku, pelayanan kebidanan. (Suryani Soepardan, 2008; 27) Paradigma kebidanan adalah
suatu cara pandang bidan dalam memberikan pelayanan. (Mustika Syofyan, et al, 2004; 18)
Paradigma berasal dari bahasa Latin/Yunani, paradigma yang berarti model/pola. Paradigma
juga berarti pandangan hidup, pandangan suatu disiplin ilmu/profesi. Kebidanan dalam
bekerja memberi pelayanan profesi berpegang pada paradigma berupa pandangan terhadap
(Atik Purwandari, 2008; 48) Paradigma adalah cara pandang seseorang terhadap
suatu objek. Paradigma kebidanan adalah suatu cara pandang bidan dalam memberikan
berpengaruh dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan suatu tindakan. Begitu juga
dan tindakan seorang bidan. Paradigma kebidanan sangat penting untuk diketahui agar para
bidan mempunyai pandangan yang sama terhadap individu dan lingkungan yang akan
dihadapinya.
ilmu/profesi paradigm.Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi ke-3, paradigma adalah
kerangka berpikir. Paradigma kebidanan adalah suatu cara pandang bidan dalam
kesehatan dan cara pandang bidanatauhubungan timbal balik antara manusia, lingkungan,
55
Komponen paradigma kebidanan, meliputi wanita, lingkungan, perilaku,
1) Wanita
Wanita/ibu adalah penerus generasi keluarga dan bangsa sehingga keberadaan wanita
yang sehat secara jasmani dan rohani serta sosial sangat diperlukan. Ibu adalah
pendidik pertama utama dalam keluarga. Kualitas manusia sangat ditentukan oleh
2) Lingkungan
Lingkungan merupakan semua aspek yang terlibat dalam interaksi individu ketika
unit komunitas.
3) Perilaku
1. Berpegang teguh pada filosofi etika profesi dan aspek legal dalam melaksanakan
tugasnya.
dibuatnya.
secara berkala.
kebidanan.
56
7. Menggunakan model kemitraan dalam bekerjasama dengan wanita atau ibu(clien)
agar klien dapat menentukan pilihan berdasarkan informasi mengenai semua aspek
asuhan. Meminta persetujuan secara tertulis agar klien juga bertanggung jawab atas
keswehatannya sendiri.
4) Pelayanan Kebidanan
2. Layanan kolaborasi, adalah asuhan kebidanan yang diberikan kepada klien dengan
beban tanggung jawab bersama dari semua pemberi layanan yang terlibat
tanggung jawab kepada dokter, ahli dan/atau tenaga kesehatan profesional lainya
untuk mengatasi masalah kesehatan klien di luar kewenangan bidan dalam rangka
5) Keturunan
ibu yang sehat. Walaupun kehamilan, kelahiran, dan nifas adalah proses fisiologis,
namun bila tidak ditangani secara akurat dan benar keadaan fisiologis dapat menjadi
patologis, sehingga berpengaruh pada bayi yang dilahirkannya. Oleh karena itu, layanan
57
memiliki keterkaitan satu sama lain yang tidak dapat dipisahkan dan semua ini adalah
pengambilan keputusan dan pelaksanaan suatu tindakan, begitu juga dalam kebidanan,
paradigm seorang bidan. Paradigm kebidanan yang sangat penting untuk diketahui agar
pandang bidan dalam kaitan atau hubungan timbale-balik antara manusia atau wanita,
yang utuh dan unik, mempuyai kebutuhan dasar yang bermacam-macam sesuai
Bio adalah wanita yang artinya wanita adalah biologis yang memerlukan
Sosio artinya adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan orang lain
kebiasaan-kebiasaan tertentu.
58
Spiritual artinya adalah wanita makhluk yang secara fitrah akan selalu
membutuhkan.
Utuh artinya pandangan kita kepada seorang wanita sebagai makhluk bio-
di pandang dari segi biologisnya saja, atau psikologisnya saja karena sisi tersebut
Unik artinya wanita adalah makhluk yang berbeda antara satu dengan yang
Wanita atau inu adalah penerus generasi keluarga dan bangsa sehingga
keberadaan wanita yang sehat jasmani dan rohani serta social sanggat diperlukan.
keberadaan perempuan yang sehat jasmani, rohani, dan social sangat diperlukan.
utama dalam keluarga. Kualitas manusia sangat ditentukan oleh keberadaan atau
kondisi perempuan atau ibu dalam keluarga. Para perempuan di masyarakat adalah
1. Sebagai pendamping
2. Sebagai pengelola
lingkungan.
59
5. Menerapkan pendekatan komprehensif
2. Mendorong bidan untuk mulai dari diri sendiri untuk peka dan
kepentingan keluarganya.
HAM, dan itu adalah sebuah kerja keras dalam jangka panjang serta
2) Lingkungan
dan masyarakat.
dibentuk oleh manusia sebagai lingkungan social yang terdiri dari individu, keluarga
60
Perempuan merupakan bagian dari anggota keluarga serta unit komunitas.
3) Perilaku
yang dibuatnya.
kesehatannya sendiri.
61
Menggunakan keterampilan komunikasi.
janin yang dilahirkan, demikian juga perilaku ibu pada masa nifas akan
janinnya.
4) Pelayanan Kebidanan
yang diberikan dengan meksud meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam
kesehatan.
5) Keturunan
yang sehat akan dilahirkan oleh ibu yang sehat. Ini menyangkut kesiapan
mempunyai keterkaitan satu sama lain yang tak dapat dipisahkan, dan semua
63
BAB IV
ASUHAN KEBIDANAN
kebidanan kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, dan masa nifas. (Varney, 2006)
Kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir merupakan suatu keadaan
yang fisiologis namun dalam prosesnya terdapat kemungkinan suatu keadaan yang
dapat mengancam jiwa ibu dan bayi bahkan dapat menyebabkan kematian. OIeh
karena itu, kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir harus ditangani oleh
petugas kesehatan yang berwenang demi kesehatan dan keselamatan ibu dan bayi.
khusus karena menyangkut kehidupan ibu dan janin, agar dapat melewati masa
Antenatal care merupakan salah satu wujud yang dapat dilakukan untuk
melakukan perawatan khusus tersebut. Antenatal Care (ANC) sebagai salah satu
upaya pencegahan awal dari faktor risiko kehamilan dengan tujuan untuk mendeteksi
dini terjadinya risiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan juga dapat menurunkan
angka kematian ibu dan memantau keadaan janin. (Resky Maharani S.1, Veni Hadju1,
Zakaria2, 2013). Sesuai dengan peran seorang bidan yaitu sebagai pelaksana
pertolongan persalinannya.
64
membutuhkan perhatian khusus baik terhadap kesehatan fisik maupun kesehatan
psikis ibu. Secara fisiologis, ibu menjelang persalinan harus berada dalam keadaan
cukup gizi dan bebas dari penyakit infeksi dan penyakit - penyakit lain yang
menjelang persalinan menunjukkan suasana hati yang tenang, damai, dan memiliki
sikap / persepsi yang positip dalam menghadapi persalinan, sehingga hal tersebut
cemas yang sering dirasakan ibu-ibu menjelang persalinan. (Sulami, 2012). Terdapat
lima kebutuhan dasar bagi wanita yang sedang mengalami proses persalinan. Lima
kebutuhan dasar tersebut adalah: Asuhan fisik dan psikologis, Kehadiran seorang
pendamping secara terus menerus, Pengurangan rasa sakit, Penerimaan atas sikap
dan perilakunya, Informasi dan kepastian tentang hasil persalinan yang aman. Salah
satu prinsip dasar asuhan sayang ibu adalah mengikutsertakan suami dan keluarga
Berat badan bayi lahir normal harus mencapai minimal 2.500 gram. Bayi
dengan berat lahir < 2500 gram tergolong bayi dengan resiko tinggi karena angka
kesakitan dan kematiannya tinggi, oleh karena itu pencegahan kelainan BB bayi lahir
sangat penting, yaitu dengan pemeriksaan prenatal yang baik dan memperhatikan gizi
ibu. Pada keadaan bayi lahir dengan berat lahir dan usia gestasi yang normal maka
pertumbuhan organ internal termasuk otak telah mencapai tahap kematangan sehingga
kemampuan intelektual bayi dengan berat normal cenderung menunjukkan lebih baik
Masa nifas merupakan masa setelah ibu melahirkan bayi yang digunakan
pada waktu hamil maupun bersalin. Untuk itu ibu dianjurkan melakukan mobilisasi dini.
Mobilisasi adalah kemampuan untuk bergerak bebas dalam lingkungan. Mobilisasi ini
melibatkan antara lain sistem integumen dan sistem neuromuskuler. Tujuan dari
mobilisasi adalah sebagai ekspresi emosi dalam bentuk non verbal, pertahanan diri,
fisik akan mempengaruhi kebutuhan otot terhadap oksigen, yang kebutuhannya akan
65
meningkat berarti memerlukan aliran darah yang kuat, seperti halnya otot rahim, lalu
dirangsang kontraksinya dengan aktivitas fisik maka aliran darah akan meningkat dan
lancar, kontraksi uterus semakin baik pengeluaran lochea menjadi lancar sehingga
dipengaruhi oleh kesediaan ibu untuk menyusui. Isapan anak akan merangsang otot
sekitarnya dan meneruskan rangsangan ini ke otot. Otot akan memerintahkan kelenjar.
sehingga kadar hormon estrogen dan progesteron yang masih ada menjadi lebih
rendah. Pengeluaran hormon pituitarin yang lebih banyak akan mempengaruhi kuatnya
kontraksi otot-otot polos payudara dan uterus. Kontraksi otot-otot polos payudara
berguna untuk mempercepat involus . (Dwi Purwanti dan Riska Dwi Kristanti, 2011).
Setelah masa nifas selesai segera beri konseling pada ibu mengenai kontrasepsi yang
akan digunakan
jumlah anak yang diinginkan. Agar mencapai hal tersebut maka ada beberapa seperti
bertujuan untuk membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi
suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak agar diperoleh suatu keluarga
bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. (Ari Sulistyawati,
2011)
masalah dalam bidang kesehatan ibu hamil, masa persalinan, masa nifas, bayi setelah
66
4. Asuhan pada bayi baru lahir
diantaranya :
2. Asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan resiko tinggi
3. Asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan resiko tinggi
Untuk bias melaksanakan asuhan kebidanan di atas, diperlukan bidan yang memiliki
ilmu social, kesehatan masyarakat dan etik u=yang membentuk dasar dari asuhan yang
bermutu tinggi sesuai dengan budaya, untuk wanita, bayi baru lahir dan keluarganya.
4) Penyebab langsung maupun tidak langsung kematian dan kesakitan ibu dan bayi
di masyarakat
67
6) Keuntungan dan resiko dari tatanan tempat bersalin dengan aman
kesehatan
dibuatnya
pengendalian infeksi
kebidanan.
7) Mengunakan model kemitraan dalam bekerjasama dengan kaum wanita/ ibu agar
68
Kompetensi ke 2 : bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan kesehatan
yang tanggap terhadap budaya dan pelayanan menyeluruh di masyarakat dalam rangka
a. Pengetahuan Dasar
2) Anatomi dan fisiologi pria dan wanita yang berhubungan dengan konsepsi dan
reproduksi
bereproduksi
4) Komponen riwayat kesehatan, riwayat keluarga, dan riwayat genetik yang relevan
sehat
6) Berbagai metode alamiah untuk menjarangkan kehamilan dan metode lain yang
7) Jenis, indikasi, cara pemberian, cara pencabutan dan efek il, suntikan, AKDR, Alat
kontasepsi bawah kulit (AKBK), kondom, Tablet Vagina dan tisu Vagina.
10) Tanda dan gejala infeksi saluran kemih dan penyakit menular seksual yang lazim
terjadi
b. Pengetahuan Tambahan
2) Indicator penyakit akut dan kronis yang kronis yang dipengaruhi oleh kondisi
personal, termasuk kekerasan dan pelecehan dalam keluarga (Seks, Fisik dan
emosi )
d. Keterampilan dasar
69
2) Melakukan pemeriksaan fisik yang terfokus sesuai dengan kondisi wanita
trepat.
masyarakat
kebutuhan
Asuhan kebidanan pada ibu hamil adalah asuhan yang diberikan Bidan pada ibu hamil
utuk mengetahui kesehatan ibu dan janin serta untuk mencegah dan menangani secara
i. Tujuan umum
Menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam kehamilan,
persalinan dan nifas, sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat.
hamil. Perubahan-perubahan yang bersifat fisiologis misalnya; pusing, mual, tidak nafsu makan,
BB bertambah dan sebagainya. Sedangkan perubahan psikologis yang menyertai ibu hamil
diantaranya; ibu menjadi mudah tersinggung, bangga dan bergairah dengan kehamilannya dan
sebagainya.
Adapun pelaksanaan komunikasi bagi ibu hamil, bidan diharapkan :(a) mampu
melaksanakan asuhan dan tindakan pemeriksaan, pendidikan kesehatan dan segala bentuk
pelayanan kebidanan ibu hamil; (b) dengan adanya komunikasi terapeutik diharapkan dapat
meredam permasalahan psikososial yang berdampak negatif bagi kehamilan; (c) membantu ibu
sejak pra konsepsi untuk mengorganisasikan perasaannya, pikirannya untuk menerima dan
memelihara kehamilannya.
a. Pengetahuan dasar
5) Mendiagnosis kehamilan
9) Menentukan umur kehamilan dari riwayat menstruasi, pembesaran dan atau tinggi
fundus uteri
10) Mengenal tanda dan gejala anemia ringan dan berat, hyperemesis gravidarum,
kehamilan ektopik tergangu, abortus imminen, molla hydatidosa dan kom plikasinya dan
11) Nilai normal dari pemeriksaan laboratorium seperti haemglobin dalam darah test gula,
71
12) Perkembangan normal dari kehamilan: perubahan bentuk fisik, ketidaknyamanan yang
13) Perubahan psikologis yang normal dalam kehamilan dan dampak kehamilan terhadap
keluarga
14) Penyuluhan dalam kehamilan: perubahan fisik, perawatan buah dada ketidaknyamanan,
22) Tehnik relaksasi dan strategi meringankan nyeri pada persiapan persalinan dan
kelahiran
25) Pengunaan obat-obat tradisional ramuan yang aman untuk mengurangi ketidakyaman
selama kehamilan
26) Akibat yang ditimbulkan dari merokok, pengunaan alcohol dan obat terlarang bagi
misalnya toxoplasmosis
28) Tanda dan gejala dari komplikasi kehamilan yang mengancam jiwa, seperti pre
b. pengetahuan tambahan
1) Tanda, gejala dan indikasi rujukan komplikasi tertentu dalam kehamilan seperti asma,
postmatur/serotinus.
72
2) Akibat dari penyakit akut da kronis yang disebut diatas bagi kehamilan dan janinnya
c. keterampilan dasar
uteri/posisi/presentasi
5) menilai keadaan janin selama kehamilan dan menentukan detak jantung janin dangan
7) mengkaji status nutrisi ibu hamil dan hubunganya dengan pertumbuhan janin
8) mengkaji kenaikan berat badan ibu dan hubunganya dengan komplikasi kehamilan
kekurangan gizi
perdarahan pervaginam
kematian janin
adanya edema yang signifikan, sakit kepala yang hebat, ganguan pandangan,
73
ketuban pecah sebelum waktu
persangkaan polyhydramnion
DM
Infeksi pada ibu hamil seperti :PMS, vaginitis, infeksi saluran perkemihan dan
saluran nafas
14) Memberikan bimbingan dan persiapan untuk persalinan, dan menjadi orang tua
d. Keterampilan tambahan
normal dengan mengunakan standar local dan sumber daya yang tersedia
terhadap kebudayaan setempat, selama persalinan (memimpin persalinan yang bersih dan
Asuhan yang di berikan Bidan pada Ibu Bersalin. Bidan melakukan Observasi
pada Ibu Bersalin, yani pada Kala I, Kala II, kala III, Dan kala IV.
74
Asuhan yang diberikan :
2) mendengarkan denyut jantung janin setiap jam pada fase laten dan 30 menit pada fase
aktif.
3) palpasi kontraksi uterus setiap jam setiap fase laten dan 30 menit pada fase aktif.
4) memonitoring pembukaan servik penurunan bagian daerah terendah pada fase laten dan
6) menghadirkan orang yang dianggap penting oleh ibu seperti suami, keluarga atau
8) mengatur aktifitas dan posisi dan membimbing relaksasi sewaktu ada his.
11) memberi rasa aman dan menghindari rasa panas, mengurangi rasa nyeri ketika his
14) menciptakan rasa kedekatan antara bidan dan ibu misalnya dengan sentuhan.
6) melakukan pemantauan keadaan ibu dan denyut jantung bayi terus menerus
7) melakukan amniotomi
75
8) melakukan episiotomi jika diperlukan
10) melonggarkan atau melepaskannya, bila ada lilitan tali pusat pada kepala dan badan bayi.
12) nilai tanda-tanda kehidupan bayi minimal 3 aspek adalah asuhan bernafas , denyut
13) klem/jepit tali pusat didua tempat dan potong dengan gunting steril/DTT
o melakukan palpasi uterus untuk memastikan tidak ada bayi laindalam 2menit
o segera diberikan dalam 2 menit setelah kelahiran bayi, jika bayi tunggal
belum lahir
o jika oksitosin tidak tersedia, rangsang putting payudara ibu dan susuk bayi
4) setelah ada tanda-tanda pelepasan plasenta, plasenta dilahirkan dengan perasat brandt
Andrew.
o meletakkan bayi segera mungkin, kurang dari 30 menit setelah lahir bila
Memungkinkan.
76
4. kala IV: 2jam Postpartum
o jika uters tidak berkontraksi dengan baik, lakukan masase fundus dan berikan
memasasenya.
a. Pengetahuan dasar
1) Fisiologi persalinan
obat
13) Pentingnya pemenuhan kebutuhan emosional bayi baru lahir, jika memungkinkan
antara lain kontak kulit lansung, kontak mata antara bayinya dan ibu bila
memungkinkan
16) Memberikan suntikan inta muskuler meliputi: uterotonika, antibiotika dan sendative
17) Indikasi tindakan kedaruratan kebidanan seperti: distosia bahu, asfiksia neonatal,
18) Indikasi tindakan operatif pada persalinan misalnya gawat janin, CPADA
eklamsia kelelahan ibu, gawat janin, infeksi, ketuban pecah dini tanpa infeksi,
distosia karena inersia uteri primer, post aterm dan preterm serta tali pusat
menumbung
b. Pengetahuan tambahan
c. Keterampilan dasar
1) Mengumpulkan data yang terfokus pada riwayat kebidanan dan tanda tanda vital
janin
4) Mencatat waktu dan mengkaji kontaksi uterus (lama, kekuatan, dan frekuensi)
78
6) Melakukan pemantauan kemajuan persalinan dengan mengunakan partograf
10) Melakukan amniotomi pada pembukaan serviks lebih dari 4 cm sesuai dengan
indikasi
15) Memberikan suntikan intra muskuler meliputi uterotonika, antibiotika dan sedative
16) Memasang infus, mengambil darah untuk pemeriksaan haemoglobin (HB) dan
hematocrit (HT)
17) Menahan uterus untuk mencegah terjadinya inversion uteri dalam kala III
19) Memperkirakan jumlah darah yang keluar pada persalinan dengan benar
kepala di dasar pangggul, ketuban pecah dini tanpa infeksi, post term dan pre term
25) Memindahkan ibu untuk tindakan tambahan kegawatdaruratan dengan tepat waktu
kasih ibu dan bayi baru lahir dengan inisiasi menyusui dini
27) Memfasilitasi ibu untuk menyusui sesegera mungkin dan mendukung ASI ekslusif
d. Kereampilan tambahan
79
1) Menolong kelahiran presentasi muka dengan penempatan dan gerakan tangan
yang tepat
3) Melakukan ekstraksi forsep rendah dan vacuum jika diperlukan sesuai dengan
kewenangan
7) Membuat resep dan atau memberikan obat-obatan untuk mengurangi nyeri jika
8) Memberikan oksitosin dengan tepat untuk induksi dan akselerasi persalinan dan
Kompetensi ke 5 : bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang
Asuhan kebidanan pada Ibu nafas adalah Asuhan yang di berikan Pada Ibu Nifas.
Biasanya berlangsung selama 40 hari atau sekitar 6minggu. Pada Asuhan ini Bidan
memberikan Asuhan berupa Memantau Involusi Uteri, Kelancaran ASI, dan Kondisi Ibu
dan Anak.
Ibu setelah melahirkan akan mengalami fase ini yaitu fase ibu nifas. Ibu nifas juga
itu, diperlukan juga komunikasi pada saat nifas. Perubahan fisiologis pada ibu nifas
meliputi: proses pengembalian fungsi rahim, keluarnya lochea, dsb. Sedangkan perubahan
psikologis meliputi: perasaan bangga setelah melewati proses persalinan, bahagia bayi
telah lahir sesuai dengan harapan, kondisi-kondisi yang membuat ibu sedih saat nifas
Pelaksanaan komunikasi yang dilakukan bidan pada ibu nifas harus memperhatikan
kestabilan emosi ibu, arah pembicaraan terfokus pada penerimaan kelahiran bayi,
penyampaian informasi jelas dan mudah dimengerti oleh ibu dan keluarga, dsb.
80
a. Pengetahuan dasar
1) Fisiologi nifas
3) Proses laktasi/menyusui dan teknik menyusui yang benar serta penyimpangan yang
lazim terjadi termasuk pembekakan payudara, abses, mastitis, putting susu lecet,
4) Nutrisi ibu nifas, kebutuhan istirahat, aktifitas dan kebutuhan fisiologis lainya seperti
7) Bonding dan attachment orang tua dan bayi baru lahir untuk menciptakan hubungan
positif
11) Indicator pada komplikasi tertentu dalam pariode post partum seperti anamia kronis,
b. keterampilan dasar
5) Menyusun perencanaan
81
9) Mengindenfikasi infeksi pada ibu, mengobati sesuai dengan kewenangan atau
10) Penatalaksanaan ibu post partum abnormal: sisa plasenta , rejatan dan infeksi
ringan
11) Melakukan konseling pada ibu tentang seksualitas dan KB pasca persalinan
12) Melakukan konseling dan memberikan dukungan untuk wanita pasca aborsi
Kompetensi ke 6; bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi komprehensif pada bayi
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir adalah Asuhan yang di berikan Bidan pada bayi
baru lahir. Pada bayi baru lahir Bidan memotong tali plasenta, memandikan,
mengobservasi ada tidaknya gangguan pada pernafasan dsb dan memakaikan pakaian
Komunikasi pada bayi dimulai sejak kelahiran sejak bayi mulai menangis sampai lancar
berbicara. Fase pertumbuhan dan perkembangan komunikasi bayi meliputi : (1) fase
prelinguistic; (2) kata pertama; (3) kalimat pertama; (4) kemampuan bicara egosentris dan
Fase Prelinguistic
Suara pertama kali yang dikeluarkan bayi baru lahir adalah tangisan. Hal tersebut sebagai
reaksi perubahan tekanan udara dan suhu luar uterin. Bayi menangis dikarenakan lapar,
tidak nyaman oleh karena basah, kesakitan atau minta perhatian. Bunyi refleksi (reflek
vocal) juga termasuk dalam fase prelinguistic, yang meliputi : (a) Babling (meraban), fase
ini dimulai ketika bayi tahu suaranya, senang mendengar suaranya dan kemudian diulang
seperti berbicara sendiri. (b) Echolalia, mengulang gema suara dari suara yang diucapkan
orang lain.
82
a. Pengetahuan dasar
2) Kebutuhan dasar bayi baru lahir : kebersihan jalan nafas, perawatan tali pusat,
5) Tumbuh kembang yang normal pada bayi baru lahir sampai usia 1 bulan
6) Masalah yang lazim terjadi pada bayi baru lahir normal sperti caput, molding,
7) Komplikasi yang lazim terjadi pada bayi baru lahir normal seperti:
11) Komplikasi tertentu pada BBL seperti: trauma cranial, fraktur clavikula, kemantian
c. keterampilan dasar
5) Melakukan pemeriksaan fisik yang terfokus pada BBL dan scaraeening untuk
menemukan adanya tanda kelainan pada BBL yang tidak memungkinkan untuk
hidup
8) Mengajarkan pada orang tua tentang tanda-tanda bahaya dan kapan harus
83
10) Memindahkan secara aman BBL ke fasilitas kegawatdaruratan apabila
dimungkinkan
d. Keterampilan tambahan
2) Mengajarkan pada orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan bayi yang
3) Membantu orang tua dan keluarga untuk mermperoleh sumber daya yang tersedia
di masyarakat
4) Memberikan dukungan pada orang tua selama masa berduka cita yang sebagai
Kompetensi ke 7 : bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi komprehensif pada bayi
a. Pengetahuan dasar
1) Keadaan kesehatan bayi dan balita di Indonesia meliputi angka kesakitan, angka
2) Peran dan penanggung jawab orang tua dalam pemeliharaan bayi dan anak
3) Pertumbuhan dan perkembangan bayi dan anak normal serta factor-faktor yang
mempengaruhinya
8) Upaya pencegahan penyakit pada bayi dan anank misanya pemberian imunisasi
84
11) Penyimpangan tumbuh kembang bayi dan anak serta penatalaksanaanya
12) Bahaya-bahaya yang sering terjadi pada bayi dan anak di dalam dan di luar rumah
b. keterampilan dasar
4) Mengumpulkan data tentang riwayat kesehatan pada bayi dan anak yang terfokus
pada gejala
9) Melakukan pemeriksaan secara berkala pada bayi sesuai standar yang berlaku
10) Melaksanakan penyuluhan pada orang tua tentang pemeliharaan bayi dan anak
Kompetensi ke 8: bidan merupakan asuhan yang bermutu tinggi dan komprehensif pada
a. Pengetahuan dasar
85
6) Upaya peningkatan dan pemeliharaan kesehatan ibu dan anak dalam kelurga dan
masyarakat
b. Pengetahuan tambahan
2) Pemasaran social
6) Program program pemerintah yang terkait dengan kesehatan ibu dan anak (Safe
c. Keterampilan dasar
1) Melakukan pengelolaan pelayanan ibu hamil, nifas, laktasi, bayi balita dan KB di
Masyarakat
5) Melaksanakan kunjungan rumah pada ibu hamil, nifas, laktasi bayi dan balita
d. Keterampilan tambahan
86
9. Asuhan pada ibu/wanita dengan gangguan reproduksi
system reproduksi
a. Pengetahuan dasar
(PMS),HIV/AIDS
2) Tanda dan gejala infeksi saluran kemih serta penyakit menural seksual
b. Pengetahuan tambahan
c. Keterampilan dasar
reproduksi
3) Melaksanakan kolaborasi dan atau rujukan secara cepat dan tepat pada
d. Keterampilan tambahan
belum sempurna)
3) Melaksanakan kolaborasi dan atau rujukan secara tepat pada wanita/ibu dengan
penundaan haid
87
6) Mengambil dan proses pengiriman sediaan PAP SMEAR
Bidan memiliki peran unik dalam memberi pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak,
yakni saling melengkapi dangan tenaga kesehatan professional lainnya. Bidan adalah
praktisi yang memberi asuhan kebidanan pada ibu hamil dan bersalin yang normal, asuhan
terhadap kasus gangguan system reproduksi wanita, serta gangguan kesehatan bagi anak
balita sesuai dengan kewenangannya. Bidan harus selalu mengembangkan dirinya agar
Tugas bidan adalah memberi pelayanan atau asuhan kebidanan. Pelayanan atau
asuhan kebidanan berfokus pada ibu dan balita. Lebih rincinya, pelayanan kebidanan
atau asuhan kebidanan pada bayi, balita, remaja, dan perempuan usia subur. Sesuaia
dengan kewenangannya, bidan dapat melakukan pelayanan atau asuhan pada kasus-kasus
patologis.
mengobati serta memulihkan kesehatan ibu dan anak sesuai dengan kewenangannya,
Kata kebidanan memberi pengertian ilmu atau pengetahuan pokok yang dimiliki oleh
seorang bidan, yang digunakan untuk melaksanakan tugas dan fungsinya dalam kegiatan
kebidanan sesuai dengan kewenangan yang ditujukan pada calon ibu, ibu, dan anak balita.
Kebidanan merupaka sistesis berbagai ilmu dan pengetahuan, mencakup ilmu obstetric, ilmu
perilaku, ilmu mengenai kebutuhan manusia, dan ilmu social yang berkaitan dengan
Ibu adalah sasaran utama pelayanan kebidanan. Ibu yang sehat akan melahirkan
bayi yang sehat. Masalah kesehatan bayi dimulai sejak terjadinyaa konsepsi bayi. Balita
yang sehat menjadi modal utama dalam pembentukan generasi yang kuat, berkualitas, dan
produktif di masa yang akan datang. Ibu sebagai individu juga memberi kontribusi yang
penting bagi kesehatan dan kesejahteraan keluarga di masyarakat. Sebagai wanita, ibu juga
bisa berperan di berbagai sector. Sebagai bagian dari keluarga, ibu dan anak yang sehat
88
merupakan sasaran pelayanan atau asuhan kebidanan di Indonesia. Dengan demikian,
fenomena kebidanan di Indonesia adalah masyarakat (ibu) yang berperilaku sehat, mau dan
Penurunan angka kematian ibu melahirkan, bayi dan balita merupakan indikator
dipertimbangkan factor-faktor yang mempengaruhi kesehatan ibu dan anak seperti perilaku
masyarakat, keturunan serta lingkungan, yag mencakup linkungan sosian dan ekonomi.
89
BAB V
adanya peradaban umat manusia. Bidan muncul sebagai wanita terpercaya dalam
mendampingi dan menolong ibu yang melahirkan. Peran dan posisi bidan dimasyarakat
sangat dihargai dan dihormati karena tugasnya yang sangat mulia, memberi semangat,
membesarkan hati, mendampingi, serta menolong ibu yang melahirkan sampai ibu dapat
Sejak zaman pra sejarah, dalam naskah kuno sudah tercatat bidan dari Mesir yang
berani ambil resiko membela keselamatan bayi-bayi laki-laki bangsa Yahudi yang
diperintahkan oleh Firaun untuk di bunuh. Mereka sudah menunjukkan sikap etika moral
yang tinggi dan takwa kepada Tuhan dalam membela orang-orang yang berada dalam posisi
yang lemah, yang pada zaman modern ini, kita sebut peran advokasi.
bekerja berdasarkan pandangan filosofis yang dianut, keilmuan, metode kerja, standar
Pengertian Bidan Dalam bahasa inggris, kata Midwife (Bidan) berarti “with
woman”(bersama wanita, mid = together, wife = a woman. Dalam bahasa Perancis, sage
femme (Bidan) berarti “ wanita bijaksana”,sedangkan dalam bahasa latin, cum-mater (Bidan)
Menurut churchill, bidan adalah ” a health worker who may or may not formally
trained and is a physician, that delivers babies and provides associated maternal care”
(seorang petugas kesehatan yang terlatih secara formal ataupun tidak dan bukan
seorang dokter, yang membantu pelahiran bayi serta memberi perawatan maternal
terkait).
Definisi Bidan (ICM) : bidan adalah seorang yang telah menjalani program
pendidikan bidan yang diakui oleh negara tempat ia tinggal, dan telah berhasil
menyelesaikan studi terkait serta memenuhi persyaratan untuk terdaftar dan atau
90
memiliki izin formal untuk praktek bidan. Bidan merupakan salah satu profesi tertua
Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan, yang
terakreditasi, memenuhi kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secara sah
mendapat lisensi untuk praktek kebidanan. Yang diakui sebagai seorang profesional
asuhan dan nasehat yang diperlukan selama kehamilan, persalinan dan nifas,
seorang wanita yang telah mengikuti program pendidikan bidan dan lulus ujian sesuai
Menurut WHO bidan adalah seseorang yang telah diakui secara regular dalam
program pendidikan kebidanan sebagaimana yang telah diakui skala yuridis, dimana ia
yang telah menyelesaikan pendidikan bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh
kualifikasi dan diberi izin untuk melaksanakan praktek kebidanan di negara itu.
terhadap suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi,
kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut.
Contoh profesi adalah pada bidang hukum, kedokteran, keuangan, militer, dan teknik.
Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (Keterampilan,
keguruan, dsb) tertentu. Dari pengertian tersebut diterangkan dengan ciri-ciri tertentu
91
6.3 Arti dan Ciri Jabatan Profesional
begitu, istilah profesional juga digunakan untuk suatu aktivitas yang menerima bayaran,
sebagai lawan kata dari amatir. Contohnya adalah petinju profesional menerima bayaran
untuk pertandingan tinju yang dilakukannya, sementara olahraga tinju sendiri umumnya
Secara populer, seseorang yang bekerja dibidang apapun sering diberi predikat
pekerja yang terampil atau cakap dalam kerjanya meskipun keteranpilan atau kecakapan
diperoleh dari jenis pekerjaan hasil pembiasaan melakukan keterampilan tertentu ( melalui
magang/ keterlibatan langsung dalam situasi kerja tertentu dan mendapatkan keterampilan
Seorang pekerja profesional perlu dibedakan dari seorang teknisi. Baik pekerja
profesional maupun teknisi dapat saja terampil dalam unjuk kerja (misalnya menguasai
teknik kerja yang sama, dapat memecahkan masalah teknis dalam bidang kerjanya). Akan
C.V Good menjelaskan bahwa jenis pekerjaan profesional memiliki ciri-ciri tertentu,
dibakukan oleh pihak yang berwenang (misalnya: organisasi profesional, konsorsium, dan
pemerintah), serta jabatan tersebut mendapat pengakuan dari masyarakat dan negaranya.
92
1. Keterampilan yang berdasar pada pengetahuan teoretis: Profesional diasumsikan
2. Asosiasi profesional: Profesi biasanya memiliki badan yang diorganisasi oleh para
anggotanya.
persyaratan untuk lulus dari suatu tes yang menguji terutama pengetahuan teoretis.
6. Lisensi: Profesi menetapkan syarat pendaftaran dan proses sertifikasi sehingga hanya
8. Kode etik: Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para anggotanya dan
9. Mengatur diri: Organisasi profesi harus bisa mengatur organisasinya sendiri tanpa
campur tangan pemerintah. Profesional diatur oleh mereka yang lebih senior, praktisi
10. Layanan publik dan altruisme: Diperolehnya penghasilan dari kerja profesinya dapat
11. Status dan imbalan yang tinggi: Profesi yang paling sukses akan meraih status yang
tinggi, prestise, dan imbalan yang layak bagi para anggotanya. Hal tersebut bisa
masyarakat.
93
6.4 Profesionalisme Bidan
Profesional juga dapat diartikan sebagai pemberi pelayanan sesuai dengan ilmu
yang dimilki dan manusiawi secara utuh/penuh tampa mementingkan kepentingan pribadi
Setiap anggota profesi baik secara sendiri-sendiri atau dengan cara bersama melalui
wadah organisasi dapat belajar, yaitu belajar untuk mendalami pekerjaan yang sedang
disandangnya dan dan belajar dari masyarakat apa yang menjadi kebutuhan mereka saat
ini dan saat yang akan dating sehingga pelayanan kepada pemakai (klien) akan semakin
meningkat.
dan pemerintah)
a. Bagi pelakunya secara nyata dituntut berkecakapan kerja (keahlian) sesuai dengan
pembiasaan atau latihan rutin, tetap perlu didasari oleh wawasan keilmuan yang
secara relevan dan berbobot, terselenggara secara efektif, efisien dan tolak ukur
evaluatifnya terstandar.
c. Pekerjaan profesional dituntut berwawasan social yang luas, sehingga pilihan jabatan
serta kerjanya di dasari oleh kerangka nilai tertentu, bersikap positif terhadap jabatan
94
dan peranya, dan bermotivasi serta berusaha untuk berkarya sebaik-baiknya. Hal ini
karyanyan.
d. Jabatan profesional perlu mendapat pengesahan dari masyarakat dan atau negaranya.
Jabatan profesional memiliki syarat-syarat serta kode etik yang harus dipenuhi oleh
pelakunya, hal ini menjamin kepantasan berkarya sekaligus merupakan tanggung jawab
aspek , yaitu :
a. Jabatan structural adalah jabatan yang secara tugas ada dan diatur berjenjang dalam
suatu organisasi.
b. Jabatan fungsional adalah jabatan yang ditinjau serta dihargai dari aspek fungsinya
yang vital dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara dan juga berorientasi kualitatif.
l. Memiliki standar praktik yang mendasari dan mengembangkan profesi sesuai dengan
kebutuhan pelayanan
kompetensi.
95
6.7 Bidan Sebagai Profesi
Sebagai anggota profesi, bidan mempunyai ciri khas yang khusus. Sebagaii
pelayan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Bidan
b. Memiliki kode etik dengan serangkaian pengetahuan ilmiah yang didapat melalui
d. Anggotanya menerima jasa atas pelayanan yang dilakukan dengan tetap memegang
Hal tersebut akan terus diupayakan oleh para bidan sehubungan dengan
tergolong jabatan profesional. Jabatan dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu jabatan
struktural dan jabatan fungsional. Jabatan struktural adalah jabatan yang secara tegas
ada dan diatur berjenjang dalam suatu organisasi, sedangkan jabatan fungsional
adalah jabatan yang ditinjau serta dihargai dari aspek fungsinya yang vital dalam
Selain fungsi dan perannya yang vital dalam kehidupan masyarakat, jabatan
fungsional juga berorientasi kwalitatif. Dalam konteks inilah jabatan bidan adalah
tunjangan profesional.
2) Bidan memiliki alat yang dijadikan panduan dalam menjalankan profesinya, yaitu
5) Bidan memberi pelayanan yang aman dan memuaskan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat
7) Bidan memiliki karakteristik yang khusus dan dikenal serta dibutuhkan masyarakat
8) Profesi bidan dijadikan sebagai suatu pekerjaan dan sumber utama penghidupan.
Bidan yang prfesional merupakan idaman bagi seluruh perempuan yang sudah
1) Pedoman organisasi
3) Standar profesi (standar kompetensi, standar pelayanan, kode etik dan etika
kebidanan )
Melalui berbagai jalur pendidikan, baik secara formal maupun non formal. Secara
formal, rencana pendidikan bidan harni kusno dalam makalah profesionalisme bidan
97
Bidan berada pada setiap tatanan pelayanan termasuk adanya bidan praktik
dengan cara:
non klinik, serta penerapan model sebagai contoh : bidan delima, bidan keluarga,
2002 tentang standar profesi bidan, jabatan funsional bidan, tunjukan jabatan
fungsional bidan.
Peningkatan kualitas personal dan universal kebidanan sudah dimulai sejak dalam
proses pendidikan bidan, setiap calon bidan sudah diwajibkan untuk mengenal,
mengetahui, memahami tentang peran, fungsi dan tugas bidan. Setiap bidan harus
dapat mencapai kompetensi personal dan universal, dengan ciri-ciri sebagai berikut :
tidak perna selesai, belajar sepanjang hayat/life long learning dalam dunia yang
2) Kreatif, disertai dengan sikap tanggung jawab dan mandiri. Bidan kreatif yang
bertanggung jawab dan mandiri akan memiliki harga diri dan kepercayaan diri
Bidan yang beretika dan solidaristik, dalam setiap tindakanya akan selalu
berpedoman pada moral etis, berpegang pada prinsip yang hakikatnya berarti
1) Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinya dengan
menampilkan kepribadian yang tinggi dan memberikan pelayanan yang bermutu pada
masyarakat.
98
2) Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan
3) Bersifat jujur
6) Mengembangkan kemitraan
7) Terampil berkomunikasi
sebagai hari lahir IBI. Pengukuhan hari lahirnya IBI tersebut didasarkan atas hasil
Konferensi bidan pertama tersebut telah berhasil meletakkan landasan yang kuat
serta arah yang benar bagi perjuangan bidan selanjutnya, yaitu: mendirikan sebuah
organisasi profesi bernama Ikatan Bidan Indonesia (IBI) berbentuk kesatuan, bersifat
Nasional, berazaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. IBI yang seluruh
anggotanya terdiri dari wanita telah diterima menjadi anggota Kongres Wanita
Indonesia (KOWANI) pada tahun 1951, hingga saat ini IBI tetap aktif mendukung
99
Selain itu sesuai dengan Undang-undang RI No.8 tahun 1985 tentang organisasi
kemasyarakatan, maka IBI dengan nomor 133 terdaftar sebagai salah satu Lembaga
Sosial Masyarakat di Indonesia. Gerak dan langkah IBI di semua tingkatan dapat
dikatakan semakin maju dan berkembang dengan baik. Sampai dengan tahun 2003, IBI
telah memiliki 30 pengurus daerah, 342 cabang IBI (di tingkat Kabupaten / Kodya) dan
1,703 ranting IBI (di tingkat kecamatan) dengan jumlah anggota sebanyak 68,772
orang.
di Indonesia.
berada
3) Meniadakan bidan kelas satu maupun bidan kelas dua, yang ada hanya bidan
perkumpulan yang bersifat lokal yang ada sebelum konferensi ini semuanya
membubarkan diri dan selanjutnya menjadi anggota cabang yang dikoordinir oleh
5) Bidan harus bekerja sesuai dengan profesi, apabila bekerja dibidang perawatan
tahun.
100
2) International Confederation of Midwifes (ICM)
ICM merupakan organisasi kebidanan dari berbagai negara (60 negara) yang
markas besarnya berada di London Inggris. Tujuan umum dari ICM yaitu memperbaiki
standar pelayanan kebidanan pada ibu bayi dan keluarga dan pendidikan yang berguna
1. Memperbaiki standar asuhan kepada ibu, bayi, dan keluarga diseluruh dunia.
haknya sendiri.
dari ARM adalah agar dapat melakukan tukar wawasan, pendapat, keterampilan dan
pelayanan maternitas selain itu ARM juga memberikan dukungan kepada para bidan
101
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: salemba
medika.
Hasan, resupno. 1985. Ilmu kesehatan Anak. Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UI.
Hidayat Asri, dkk. 2008. Catatan Kuliah Konsep Kebidanan Plus Materi Bidan Delima. Mitra
Manuaba, Ida Bagus Gde, 2002 Konsep Obsetri & Gynekologi Sosial Indonesia Jakarta:
EGC.
Mustika, Sofyan dkk. 2003. 51 Tahun IBI Bidan Menyongsong Masa Depan. PP IBI.
Jakarta.
Saifudin, A.B., 2002 Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. YBP
SP, Jakarta.
Yogyakarta.
102