Anda di halaman 1dari 75

LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PADA NY”R” DENGAN


PREEKLAMPSIA RINGAN DI RSIA SITTI KHADIJAH 1
MAKASSAR TAHUN 2020

Diajukansebagaisalahsatusyaratmenyelesaikanpendidikan
Program Studi Diploma III Kebidanan

Disusunoleh:

ROHANI
PO 71.3.211.18.1.072

PROGRAM STUDI D-III JURUSAN KEBIDANAN


POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
2021

i
HALAMAN PERSETUJUAN

PROPOSAL LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PADA NY”R” DENGAN


PREEKLAMPSIA RINGAN DI RSIA SITTI KHADIJAH 1
MAKASSAR TAHUN 2020

Disusun dan Diajukan oleh :

ROHANI
PO.71.3.211.18.1.072

Telah memenuhi syarat dan disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim

Penguji Proposal Laporan Tugas Akhir pada tanggal 03 Maret 2021

Pada Program Studi Diploma III Kebidanan.

Makassar, 18 Februari 2021

Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Theresia Limbong, SKM.,M.Kes Asmawati Gasma, SKM., M.Kes


NIP. 4002115801 NIP. 19631129198303 2 001

ii
HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : ROHANI

Nim : PO.71.3.211.18.1.072

Prodi/Jurusan : D.III/Kebidanan

Dengan ini saya menyatakan bahwa Proposal Laporan Tugas Akhir

ini yang telah saya buat dengan judul “Asuhan Kebidanan Kehamilan

pada Ny’R dengan Preeklampsia Ringan (Patologi)”. Benar-benar hasil

karya sendiri dan bukan hasil menciplak karya orang lain kecuali yang

saya nyatakan sebagai kutipan.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya

tanpa ada paksaan dari pihak manapun juga. Apabila di kemudian hari

terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan isi

proposal Laporan Tugas Akhir ini adalah hasil karya orang lain maka saya

bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Makassar, 18 Februari 2021

Yang menyatakan

Rohani

KATA PENGANTAR

iii
Assalamu’alaikum Wr. Wb dan salam sejahtera bagi kita semua

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas segala

rahmat dan karunia-Nya yang berupa nikmat kesehatan, kekuatan serta

kesempatan yang dianugerahkan di tengah pandemi corona virus deases

2019 (covid-19), sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas

Akhir yang dibuat untuk memenuhi salah satu syarat dalam

menyelesaikan Program Studi Diploma III Kebidanan Poltekkes

Kemenkes Makassar dengan judul “Asuhan Kebidanan Kehamilan pada

Ny”R” dengan Preeklampsia Ringan di RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar”

Dalam penyusunan Laporan ini penulis mengalami banyak kesulitan

namun hal ini dapat teratasi berkat kerja keras dan doa dari kedua orang

tua penulis Ibunda Rampe dan Ayahanda Bakri serta bantuan dan

bimbingan dari Ibu Dr. Theresia Limbong, SKM.,M.Kes selaku

pembimbing I dan ibu Asmawati Gasma, SKM., M.Kes selaku pembimbing

II yang selama ini telah meluangkan waktu, memberikan saran dan

motivasi bagi penulis meskipun dibatasi oleh jarak akibat pandemi covid-

19.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima

kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Direktur Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Makassar

Bapak Dr. Ir H. Agustian Ipa, M.Kes

2. Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementerian

Kesehatan Makassar Ibu Hj. Suriani B, SKM., Msc.

iv
3. Ketua Program Studi Diploma III Kebidanan Politeknik Kesehatan

Kementerian Kesehatan Makassar Ibu Maria Sonda, S.SiT., M.kes.

4. Wali Tingkat IIIB Program Studi Diploma III Jurusan Kebidanan

Politeknik Kementerian Kesehatan MakassarBapak I Made Sukarta,

A.Kep., M.Kes

5. Pembimbing Akademik selama tiga tahun di Jurusan Kebidanan

Politeknik Kementerian Kesehatan Makassar Ibu Dr. Theresia

Limbong, SKM., M.Kes

6. Seluruh dosen beserta staf Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan

Kementerian Kesehatan Makassar yang telah memberikan ilmu serta

bantuan kepada penulis selama mengikuti pendidikan.

7. Teristimewa pada Ibunda Rampe dan Ayahanda Bakriserta saudaraku

Safaruddin, Samsul dan segenap keluarga besar H.Tujuh, Mag’a

yang senantiasa mendoakan dan memberikan dukungan kepada

penulis.

8. Sahabat-sahabatku di tingkat III Program Studi Diploma III Jurusan

Kebidanan Politeknik Kementerian Kesehatan Makassar yang telah

bersama dengan penulis selama tiga tahun dan memberikan motivasii

kepada penulis, juga teman-teman mahasiswa angkatan 2018 serta

semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah

memberikan dukungan dalam menyusunLaporan Tugas Akhir ini.

9. Kepada seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu

yang telah membantu dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.

v
Penulis menyadari bahwa Laporan ini masih belum sempurna, oleh

karena itu besar harapan penulis kepada pembaca atas kontribusinya

baik berupa saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk

perbaikan karya selanjutnya.

Akhirnya, semoga ALLAH SWT senantiasa melimpahkan rahmat-

Nya kepada kita semua, memberi imbalan pahala kepada semua

pihak yang telah memberikan bantuan dan semoga karya ini dapat

memberi manfaat kepada pembaca.

Wassalamu Alaikum Wr.Wb

Makassar, 18 Februari 2021

Penulis

DAFTAR ISI

vi
HALAMAN JUDUL..............................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN...............................................................ii

HALAMAN PERNYATAAN.................................................................iii

KATA PENGANTAR...........................................................................iv

DAFTAR ISI.........................................................................................vii

DAFTAR TABEL..................................................................................ix

DAFTAR GAMBAR.............................................................................x

DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................xi

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................1

B. Rumusan Masalah...................................................................3

C. Tujuan Penulisan......................................................................5

D. Manfaat Studi Kasus................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................7

A. Konsep Dasar Kasus................................................................7

B. Standar Asuhan Kebidanan.....................................................49

C. Kerangka Pikir/Kerangka Pemecahan Masalah......................55

D. Kerangka Konsep.....................................................................56

BAB III METODOLOGI LAPORAN KASUS........................................57

A. Desain Laporan Kasus.............................................................57

B. Lokasi dan Waktu.....................................................................57

C. Subyek Laporan Kasus............................................................58

D. Instrumen Laporan Kasus........................................................58

vii
E. Tehnik Pengumpulan Data.......................................................58

F. Trianggulasi Data.....................................................................59

G. Alat dan Bahan.........................................................................59

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL/BAGAN

Tabel 2.1 Penambahan Berat Badan Per Trimester...........17

Tabel 2.2 Variasi Penambahan Berat Badan Ibu Hamil.....17

Tabel 2.3 Penambahan BB Ibu Hamil Berdasarkan IMT....18

Tabel 2.4 Klasifikasi Preeklampsia.....................................30

Bagan 2.1 Kerangka Pikir/Kerangka Teori..........................55

Bagan 2.2 Kerangka Konsep..............................................56

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Rumus Indeks Massa Tubuh .........................18

Gambar 2.2 Invasi Trofoblas pada Preeklampsia...............27

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Pengajuan Judul

Lampiran 2 Lembar Konsultasi Laporan Tugas Akhir

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan merupakan suatu proses yang fisiologis, tetapi

kondisi normal bisa berubah menjadi patologi dan berpengaruh

buruk terhadap kehamilan yang dapat meningkatkan angka

kesakitan terhadap ibu dan janin (Wiknjosastro.H,2016 : Hal:23)

MenurutWorld Health Organization (WHO) pada tahun

2018 angka kejadian preeklampsia berkisar 38,4%.

Preeklampsia di seluruh dunia diperkirakan menjadi penyebab

14%(75.000) kematian maternal setiap tahunnya. Sementara

pada tiap negara angka kejadian preeklampsia berbeda-beda

tetapi pada umumnya insiden preeklampsia berbeda-beda

tetapi pada umumnya insiden preeklampsia pada suatu negara

dilaporkan antara 3-10% dari semua kasus kehamilan

(WHO,2018).

Di Asia Tenggara AKI tertinggi pada tahun 2015 terdapat di

negara Laos yaitu 357/100.000 kelahiran hidup, dan secara

keseluruhan AKI di Negara ASEAN yaitu 197/100.000 kelahiran

hidup. Pada tahun 2015, AKB di Negara ASEAN yaitu 20/1000

kelahiran hidup. Dalam hal ini AKI dan AKB telah melampaui

1
target yaitu AKI 72/100.000 kelahiran hidup dan AKB 19/1000

kelahiran hidup. (Depkes RI, 2016).

Menurut survey demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI)

tahun 2018 angka kematian ibu tercatat mencapai 259

kematian per 100.000 kelahiran hidup, dan 0,4% sampai

dengan 38,7% disebabkan oleh preeklampsia. Di Indonesia

pada tahun 2018 didapatkan data jumlah wanita hamil dengan

preeklampsia berat dan eklampsia 652 kasus (20,22%) dari

total 3224 kelahiran yang dirawat inap, dari 652 kasus

preeklampsia didapatkan hasil bahwa ibu yang bersalin kurang

bulan sebanyak 135 kasus (20,70%) dan sisanya bersalin

dengan usia kandungan cukup bulan. (SDKI, 2017).

Berdasarkan data yang di peroleh dari Dinas Kesehatan

Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2016, AKI mencapai 153

orang per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan AKB terbanyak

(48%) terjadi pada bulan pertama atau masa neonatus dan

penyebab terbanyak (44%) kematian ibu adalah preeklampsia.

(Profil Dinkes Sul-Sel, 2016).

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk

menangani masalah tersebut antara lain : Pelatihan

Peningkatan keterampilan tenaga kesehatan dalam

penanganan kegawatdaruratan maternal dan neonatal, deteksi

dini kehamilan melalui pemeriksaan antenatal care, KB.

2
Walaupun demikian kejadian preeklampsia masih cukup tinggi

seperti dilaporkan dari RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar.

Dari data yang diperoleh dari Rekam Medis RSIA Sitti

Khadijah 1 Makassar. Angka kejadian preeklampsia pada bulan

Januari-September tahun 2018 Sebanyak 40 kasus. Pada

bulan Agustus-November tahun 2020 sebanyak 117 kasus.

Preeklampsia adalah salah satu penyakit penyerta kehamilan

yang ditandai dengan hipertensi, oedema, dan proteinuria yang

merupakan penyumbang kematian tertinggi di Indonesia.

Apabila tidak mendapatkan asuhan yang adekuat selama

kehamilan akan menyebabkan kesakitan pada ibu dan janin.

(Kemenkes RI, 2016).

Berdasarkan hal itu penulis tertarik membuat Laporan

Tugas Akhir dengan judul Asuhan Kebidanan Kehamilan pada

Ny"R" dengan Preeklampsia Ringan Di RSIA Sitti Khadijah 1

Makassar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis

melakukan studi kasus pada Ny”R” dengan Preeklampsia

Ringan di RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar yang menjadi uraian

dalam Laporan Tugas Akhir program Studi Diploma III

Kebidanan Poltekkes Kemenkes Makassar. Adapun rumusan

masalah sebagai berikut

3
1. Bagaimana pengkajian data pada Ny”R” dengan Preeklampsia

Ringan sesuai Protokol Kesehatan Covid-19 di RSIA Sitti

Khadijah 1 Makassar?

2. Bagaimana merumuskan diagnosa/masalah kebidanan pada

Ny”R” dengan Preeklampsia Ringan di RSIA Sitti Khadijah 1

Makassar?

3. Bagaimana menetapkan rencana tindakan Asuhan Kebidanan

Kehamilan pada Ny”R” dengan Preeklampsia Ringan di RSIA

Sitti Khadijah 1 Makassar?

4. Bagaimana melaksanakan Asuhan Kebidanan Kehamilan

pada Ny”R” dengan Preeklampsia Ringan sesuai Protokol

Kesehatan Covid-19 di RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar?

5. Bagaimana mengevaluasi hasil tindakan yang telah

dilaksanakan pada Ny”R” dengan Preeklampsia Ringan di

RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar?

6. Bagaimana mendokumentasikan Asuhan Kebidanan

Kehamilan pada Ny”R” dengan Preeklampsia Ringan di RSIA

Sitti Khadijah 1 Makassar?

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Melakukan Asuhan Kebidanan Kehamilan pada Ny “R” dengan

Preeklampsia Ringan di RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar dengan

4
menggunakan Standar Asuhan Kebidanan sesuai dengan

wewenang dan tanggung jawab bidan.

2. Tujuan Khusus

a. Dapat mengidentifikasi dan menganalisa data Asuhan

KebidananKehamilan pada Ny “R” dengan Preeklampsia

Ringan sesuai Protokol Kesehatan Covid-19 di RSIA Sitti

Khadijah 1 Makassar.

b. Dapat merumuskan diagnosa/masalah Kebidanan pada Ny "R"

dengan Preeklampsia Ringan di RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar

c Dapat menetapkan rencana tindakan Asuhan Kebidanan.

Kehamilan pada Ny “R” dengan Preeklampsia Ringan di RSIA

Sitti Khadijah 1 Makassar

d. Dapat melaksanakan Asuhan Kebidanan Kehamilan pada Ny

“R”dengan Preeklampsia Ringan sesuai Protokol Kesehatan

Covid-19 di RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar.

e. Dapat mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilaksanakan

pada Ny “R” dengan Preeklampsia Ringan di RSIA Sitti

Khadijah 1 Makassar.

f. Dapat mendokumentasikan Asuhan Kebidanan Kehamilan

padaNy “R” dengan Preeklampsia Ringan di RSIA Sitti Khadijah

1 Makassar.

5
D. Manfaat Studi Kasus

1. Bagi Penulis

Penulisan ini merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi

penulis karena menambah pengetahuan serta meningkatkan

wawasan keilmuan tentang Kehamilan dengan Preeklampsia

Ringan

2. Bagi Pembaca

Diharapkan hasil laporan ini dapat menjadi informasi dan

menambah wawasan serta pengetahuan bagi para pembaca

tentang Kehamilan dengan Preeklampsia Ringan.

3. Bagi Institusi

Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi institusi pendidikan

untuk menambah bahan bacaan yang dapat dijadikan acuan bagi

mahasiswi kebidanan dalam melaksanakan Asuhan Kebidanan

Kehamilan pada klien dengan Preeklampsia ringan.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Kasus

1. Konsep dasar kehamilan

a. Pengertian kehamilan

Kehamilan merupakan masa yang dimulai dari konsepsi

sampai lahirnya bayi. Lamanya hamil normal adalah 280 hari

(40 minggu atau 9 bulan 7 hari). Kehamilan ini dibagi atas 3

semester yaitu; kehamilan trimester pertama mulai 0-14

minggu, kehamilan trimester kedua mulai mulai 14-28

minggu, dan kehamilan trimester ketiga mulai 28-42 minggu

(Yuli, 2017:Hal 1).

Kehamilan merupakan proses fertilisasi atau

penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan

dengan nidasi atau implantasi. Kehamilan merupakan masa

yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin dengan

lama hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan

7 hari) (Ekasari dan Natalia. 2019:Hal 3).

Kehamilan adalah suatu proses pembuahan

berlangsung ketika terjadi ovulasi, kurang lebih 14 hari

setelah haid terakhir (dengan perkiraan siklus 28 hari).

Trimester I secara umum dipertimbangkan berlangsung

7
pada minggu pertama hingga ke-12 (12 minggu), trimester II

minggu ke 13 sampai dengan minggu ke- 27 (15 minggu)

dan trimester III minggu ke 27 hingga minggu ke 40 (13

minggu). (Asrinah dkk, 2017: Hal 1).

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai janin

lahir, adalah kira-kira 280 hari atau 40 minggu dan tidak

lebih dari 300 hari atau 43 minggu. Kehamilan dibagi

menjadi 3 triwulan, triwulan 1 dimulai dari konsepsi sampai

12 minggu, triwulan 2 dari 12 sampai 28 minggu dan triwulan

3 dari 28 sampai 40 minggu (Marmi, 2017:Hal 101).

Dari beberapa uraian yang menjelaskan tentang

pengertian kehamilan, dapat disimpulkan bahwa kehamilan

adalah fertilisasi yang di ikuti dengan proses nidasi atau

implantasi sampai lahirnya bayi dengan usia kehamilan

kurang lebih 40 minggu.

b. Tanda-tanda Kehamilan

Menurut Dewi dkk (2011:111) tanda dan gejala

kehamilan adalah sebagai berikut:

a). Tanda pasti Kehamilan

(1) Gerakan janin yang dapat dilihat/ dirasa/ diraba,

juga bagian bagian janin.

(2) Terdengar denyut jantung janin

(3) Terlihat tulang-tulang janin dalam fotorontgen.

8
b). Tanda-tanda tidak pasti kehamilan(Presumptive)

(1) Amenorea (tidak haid)

(2) Mual dan muntah (nausea andvomiting)

(3) Mengidam (ingin makanan khusus)

(4) Pingsan

(5) Tidak ada selera makan (anoreksia)

(6) Lelah (Fatigue)

(7) Payudara

(8) Miksi

(9) Konstipasi/Obstipasi

(10) Pigmentasi kulit

(11) Epulis

(12) Pemekaran vena-vena (varises).

c). Tanda-tanda kemungkinan hamil

(1) Perut membesar

(2) Uterus membesar, terjadi perubahan dalam bentuk

besar dan konsistensi dari rahim.

(3) Tanda Hegar, yaitu adanya uterus segmen bawah

rahim yang lebih lunak dari bagian lain.

(4) Tanda Chadwick, yaitu adanya perubahan warna

pada serviks dan vagina menjadi kebiru-biruan.

(5) Tanda Piscaseck, yaitu adanya tanda yang kosong

pada rongga uterus karena embrio biasanya

9
terletak di sebelah atas dengan bimanual akan

terasa benjolan yang simetris.

(6) Kontraksi-kontraksi kecil pada uterus bila

dirangsang (Broxton Hicks)

(7) Teraba Ballotement

(8) Reaksi kehamilan, positif

c. Perubahan fisiologi kehamilan

Selama masa kehamilan seorang ibu hamil akan

mengalami beberapa perubahan di dalam tubuh. Adapun

perubahan-perubahan yang dialami menurut (Tyastuti &

Wahyuningsih 2016) adalah sebagai berikut :

1). Uterus

Ibu hamil uterusnya terus tumbuh membesar akibat

perubahan isi konsepsi intrauterine. Hormon estrogen

menyebabkan hiperplasi jaringan, hormon

progesteron berperan untuk elastisitas/kelenturan

uterus. Taksiran kasar pembesaran uterus pada

perabaan tinggi

fundus:

(a) Tidak hamil/normal: sebesar telur ayam (+30 g)

(b) Kehamilan 8 minggu: sebesar telur bebek

(c) Kehamilan 12 minggu: sebesar telur angsa

10
(d) Kehamilan 16 minggu: pertengahan simfisis

pusat

(e) Kehamilan 20 minggu: pinggir bawah pusat

(f) Kehamilan 24 minggu: pinggir atas pusat

(g) Kehamilan 28 minggu: sepertiga pusat-xiphoid

(h) Kehamilan 32 minggu:pertengahan pusat-xiphoid

(i) Kehamilan 36 minggu: 3 sampai 1 jari di bawah

xiphoid

2). Vagina/vulva

Terjadi hipervaskularisasi menimbulkan warna merah

ungu kebiruan yang disebut tanda chadwick. Vagina

menjadi lebih asam, keasaman (PH) berubah daru 4

menjadi 6,5 sehingga wanita hamil lebih rentan

terhadap infeksi vagina.

3). Ovarium

Sejak kehamilan 16 minggu, fungsi diambil alih oleh

plasenta, terutama fungsi produksi progesteron dan

estrogen. Selama hamil ovarium beristirahat, tidak

terjadi pembentukan dan pematangan folikel baru,

tidak terjadi ovulasi, tidak terjadi siklus hormonal

menstruasi.

11
4). Payudara

Perkembangan duktus (saluran ) air susu payudara

akibat dari hormon estrogen. Sedangkan sel-sel

progesteron menambah sel-sel asinus pada

payudara. Pada saat hamil payudara membesar dan

tegang, terjadi hiperpigmentasi kulit serta hipertropi

kelenjar Montgomery (kelenjar-kelenjar kecil yang

berada di sekitar puting dan aerola payudara).

5). Hormon endokrin

Terjadi perubahan pada beberapa fungsi tubuh

akibat peningkatan hormon progesteron selama hamil

dan akan menurun menjelang persalinan. Beberapa

hal yang terjadi akibat peningkatan hormon

progesteron ini adalah menurunkan tonus otot polos,

menurunkan tonus vaskuler, meningkatkan suhu

tubuh, meningkatkan cadangan lemak, memicu

overbreathing, memicu perkembangan payudara.

Selain hormon progesteron, hormon estrogen akan

meningkat ketika menjelang persalinan.

Adapun perubahan tubuh yang diakibatkan

hormon estrogen adalah memicu pertumbuhan dan

pengendalian fungsi uterus, memicu pertumbuhan

payudara, merubah konsitusi kimiawi jaringan ikat

12
sehingga lebih lentur, retensi air,dan menurunkan

sekresinatrium. Hormon lain yang mengalami

perubahan saat hamil adalah kortisol yang

menyebabkan peningkatan produksi insulin. Hormon

human chorionic gonadotropin (HCG) yang meningkat

saat awal kehamilan. Hormon ini juga menjadi salah

satu cara untuk mendeteksi kehamilan. Hormon

human plasental lactogen juga mengalami

peningkatan selama kehamilan yang memiliki efek

laktogenik dan antagonis insulin. Hormon ini

menyebabkan kebutuhan insulin pada wanita

meningkat. Selain itu hormon relaksin dan hipofisis

juga mengalami peningkatan selama kehamilan.

6). sistem kekebalan

Pada ibu hamil sekresi vagina ibu berubah dari asam

menjadi lebih bersifat basa sehingga pada ibu hamil

lebih rentan terhadap infeksi vagina.

7). Sistem respirasi

Keluhan sesak nafas sering di sampaikan oleh ibu

hamil terutama pada usia kehamilan 32 minggu

keatas. Hal ini terjadi karena uterus yang semakin

membesar sehingga menekan uterus dan

mendorong keatas menyebabkan tinggi diafragma

13
bergeser 4 cm sehingga kurang leluasa bergerak.

Kebutuhan oksigen wanita hamil meningkat sampai

20%, sehingga untuk memenuhi kebutuhan oksigen

wanita hamil meningkat sampai 20%.

8). Sistem perkemihan

Hormon estrogen dan progesterone meningkat dapat

menyebabkan ureter membesar, tonus otot-otot

saluran kemih menurun. Kencing lebih sering

(Poliuria), laju glomerulus meningkat sampai 69%.

9). Sistem pencernaan

Estrogen dan HCG meningkat dengan efek samping

mual dan muntah-muntah, apabila mual muntah

terjadi pada pagi hari disebut morning sickness.

Selain itu pula terjadi perubahan peristatltik dengan

gejala sering kembung dan konstipasi.

10). Sistem kardiovaskuler

Perubahan pada sistem kardiovaskuler diantaranya

adalah terjadinya retensi cairan, bertambahnya

volume dan curah jantung, terjadinya hemodilusi,

tekanan perifermenurun, terjadinya menurunan

tekanan darah sistolik dan diastolic pada ibu hamil

trimester I, curah jantung bertambah 30-50%, volume

darah maternal keseluruhan bertambah sampai 50%,

14
terjadi peningkatan denyut jantung, volume plasma

bertambah lebih cepat pada awal kehamilan.

11). Sistem integument

Terjadi hiperpigmentasi karena peningkatan

melanosit stimulating hormone (MSH).

Hiperpigmentasi ini terjadi pada muka, leher,

payudara, perut, lipatan paha dan aksila.

12). Sistem metabolisme

Basal metabolic rate (BMR) meningkat 15-20% pada

akhir kehamilan. Terjadi pula hiper trofitiroid

sehingga kelenjar tiroid terlihat jelas pada ibu hamil.

Kebutuhan karbohidratselama hamil juga mengalami

peningkatan yaitu 2300 kal/hari (hamil) dan 2800

kal/hari (menyusui). Selain itu selama hamil ibu akan

merasa sering haus, nafsu makan bertambah dan

urin kadang-kadang terdapat glukosuria.

13). Sistem muskuloskeletal

Bentuk tubuh ibu hamil berubah secara bertahap

menyesuaikan penambahan berat ibu hamil dan

semakin beratnya janin, sehingga menyebabkan

perubahan postur dan cara berjalan ibu hamil

mengalami perubahan. Pada ibu dengan postur

hiperlordosis selama hamil akan menyebabkan rasa

15
cepat lelah dan sakit pada punggung. Peningkatan

hormone seks steroid yang bersirkulasi

mengakibatkan terjadinya jaringan ikat dan jaringan

kolagen mengalami perlunakan dan elastisitas

sehingga morbiditas sendi panggul mengalami

peningkatan dan relaksasi.

14). Sirkulasi darah

Volume darah pada ibu hamil meningkat sekitar

1500 ml terdiri dari 1000 ml plasma dan sekita 450

ml sel darah merah. Terjadi vasodilatasi perifer pada

ibu hamil yang berguna untuk mempertahankan

tekanan darah supaya tetap normal meskipun

volume darah meningkat.

15). Perubahan berat badan (BB) dan IMT

Ibu hamil di harapkan mengalami penambahan

berat badan, namun terkadang selama trimester I

berat badan ibu hamil tetap bahkan justru turun

disebabkan rasa mual, muntah dan nafsu makan

berkurang.

Menurut Elizabeth (2008) bahwa kenaikan

berat badan selama kehamilan berkisar 11kg-12,5kg

atau 20% dari berat badan sebelum hamil,

penambahan berat badan sekitar 0,5 kg pada

16
trimester pertama dan 0,5 kg setiap minggu pada

trimester berikutnya.

Tabel 2.1 Penambahan Berat Badan Per Trimester

No Kategori Berat Badan

1 Trimester Pertama 0,5 kg/bulan

2 Trimester Kedua 0,5 kg/minggu

2 Trimester Ketiga 0,5 kg-1 kg/minggu

Sumber: Fathonah,S (2016)

Tabel 2.2 Variasi Penambahan Berat Badan Ibu Hamil

No Kategori Berat Badan

1 Berat Badan <45 kg 12,5-18 kg

2 Berat Badan (45-65 kg) 12-15 kg

2 Berat Badan (>65 kg) 7,5-11,5 kg

Sumber: Fathonah,S (2016)

Selain menggunakan kriteria berat badan diatas

penambahan berat badan ibu hamil dapat ditentukan

berdasarkan status gizi ibu sebelum hamil. Status gizi

ditentukan dengan menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT).

Berikut ini cara menentukan status gizi ibu dengan menghitung

IMT:

17
Gambar 2.1 Rumus Indeks Massa Tubuh (IMT)

Sumber : Fathonah,S (2016)

Berdasarkan perhitungan di atas maka dapat dilihat table

di bawah ini :

Tabel 2.3 Penambahan berat badan ibu hamil yang diharapkan

Berdasarkan Nilai IMT Sebelum Hamil

No IMT Penambahan Berat Badan (Kg)

1 <18,50 12-18

2 18,50-24,99 11-15

2 25,00-29,99 6-11

3 >30,00 5-9

Sumber: Fathonah,S (2016)

16). Sistem persarafan

Beberapa perubahan pada sistem persarafan

adalah terjadinya tarikan saraf atau kompresi akar

saraf yang menyebabkan perasaan nyeri, edema

dalat melibatkan saraf perifer, posisi ibu yang

membungkuk menyebabkan terjadinya tarikan pada

segmen pleksus brakhialis sehingga timbul

akroestesia, mengalami kram otot, dan nyeri kepala

18
pada ibu hamil yang dapat disebabkan oleh

vasomotor yang tidak stabil, hipotensi postural atau

hipoglikemia.

2. Tinjauan Umum Tentang Preeklampsia

a. Definisi Preeklampsia

Berikut adalah beberapa definisi preeklampsia menurut para

ahli

1. Preeklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda

hipertensi,oedema, dan proteunaria yang timbul karena

kehamilan (wiknjosastro. H, 2017 : Hal 282).

2). Preeklampsia adalah gejala yang timbul pada ibu hamil,

bersalin dan masa nifas yang terdiri dari trias hipertensi,

oedema dan proteunaria (Mochtar.R, 2017 : Hal 144)

3). Preeklampsia merupakan penyakit yang disebabkan oleh

tekanan darah toksemia tinggi yang terkait dengan

kondisi diawal kehamilan (Onggo, Ira tri, 2018 : Hal 189)

4).Berdasarkan dari beberapa definisi tentang

preeklampsia di atas menurut para ahli maka dapat

disimpulkan bahwa preeklampsia adalah penyakit yang

bisa timbul baik pada ibu hamil, bersalin maupun pada

ibu nifas dengan tanda-tanda seperti peningkatan

tekanan darah, edema dan proteinuria.

b. Etiologi

19
Sampai saat ini terjadinya preeklampsia belum diketahui

penyebabnya, tetapi ada yang menyatakan bahwa

preeklampsia dapat terjadi pada kelompok tertentu

diantaranya yaitu ibu yang mempunyai faktor penyabab dari

dalam diri seperti umur karena bertambahnya usia juga lebih

rentan untuk terjadinya peningkatan hipertensi kronis dan

menghadapi risiko lebih besar untuk menderita hipertensi

karena kehamilan, riwayat melahirkan, keturunan, riwayat

kehamilan, riwayat preeklampsia (Sitomorang dkk, 2016).

c. Faktor RisikoPreeklampsia

1) Usia ibu

Umur individu terhitung mulai dari saat dilahirkan hingga

waktu umur tersebut dihitung. Usia reproduksi yang ideal

adalah 20–35 tahun. Usia ibu hamil berhubungan erat

dengan alat-alat reproduksi wanita. Ibu hamil yang berusia

<20 tahun dan >35

tahundapatberesikomengalamianemia.Halinikarenapadausi

a <20 tahun secara biologis dan emosi ibu hamil belum

stabil sehingga kurang memperhatikan pemenuhan

kebutuhan zat gizi bagi dirinya selama kehamilan. Disisi

lain, ibu hamil yang berusia >35 tahun daya tahan

tubuhnya semakin menurun dan rentan terhadap penyakit.

Penelitian lain menyebutkan usia ibu >35 tahun

20
memperparah risiko preeklampsia. Ibu hamil yangberusia

35 tahun atau lebih mengalami perubahan pada alat-alat

kandungan dan jalan lahir tidak lentur lagi.Studi lain bahwa

usia ibu yang lebih tua yaitu ≥30 tahun beresiko terhadap

kejadian preeklampsia. Menurut Chapman usia ibu >35

tahun dan <20 tahun memperparah resiko terjadinya

preeklampsia. Usia yang lebih tua dikaitkan dengan

adanya hipertensi, diabetes melitus, maupun penyakut

kardivaskuler yang dapat memperburuk kondisi

preeklampsia.

2) Status Gravida

Gravida adalah wanita yang sedang hamil.

Primigravida adalah wanita yang hamil untuk pertama kali.

Pada umumnya preeklampsia diperkirakan sebagai

penyakit pada kehamilan pertama karena preeklampsia

biasanya timbul pada pertama kali terpapar virus korion.

Hal ini terjadi karena pada wanita tersebut mekanisme

imunologik pemebentukan blocking antibody yang

dilakukan oleh HLA-G terhadap antigen plasma belum

terbentuk sempurna sehingga proses implantasi trofoblas

ke jaringan desidual ibu menjadi terganggu. Primigravida

mempunyai faktor risiko lebih besar terjadinya

preeklampsia jika dibandingkan dengan multigravida.

21
3) Riwayat penyakit terdahulu

(a) Riwayat preeklampsiasebelumnya

Riwayat preeklampsia pada kehamilan

sebelumnya merupakan faktor risiko

utama. Menurut Duckit risiko meningkat

hingga 7 kali lipat. Kehamilan pada wanita

dengan riwayat preeklampsia sebelumnya

berkaitan dengan tingginya kejadian

preeklampsia berat, preeklampsia onset

dini, dan dampak perinatal yang buruk

(b) Riwayat preeklampsia dalamkeluarga

Adapun terdapat jalur genetik, riwayat

keluarga yaitu ibu atau saudara perempuan

yang mengalami preeklampsia akan

meningkatkan resiko hingga 4-8 kali lipat.

(c) Hipertensikronik

Hipertensi kronik adalah tekanan darah

≥140/90 mmHg sebelum kehamilan atau

terdiagnosis selama kehamilan dan

menetap setelah 12 minggu pascapartum.

Ibu dengan hipertensi kronik memiliki

resiko 7,75 kali terjadi preeklampsia.

22
(d) Penyakit jantung dan penyakit ginjalkronis

Gagal ginjal akut pada preeklampsia

disebabkan oleh adanya vasopasme hebat

terhadap perubahan intrinsik ginjal, adanya

nekrosis korteks renal bilateral merupakan

kondisi serius yang menyebabkan 10-29%

komplikasi ginjal dalam kehamilan.

Gangguan fungsi kardiovaskuler pada

dasarnya berkaitan dengan meningkatnya

afterload jantung akibat hipertensi yang

secara nyata dipengaruhi oleh

berkurangnya patologis hypervolemia

kehamilan. Ibu dengan riwayat penyakit

jantung dan ginjal kronis memiliki resiko

2,38 kali terjadi preeklampsia.

4) DiabetesMellitus

Kemungkinan preeklampsia meningkat hampir 4 kali

lipat bila diabetes terjadi sebelum hamil. Hal ini dapat

terjadi terutama jika sudah terdapat gangguan ginjal dan

vaskuler.

5) Pendidikan

Pencapaian pendidikan yang rendah secara signifikan

dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi dari

23
preeklampsia/eklampsia.

6) StatusPekerjaan

Status pekerjaan mempunyai hubungan yang signifikan

terhadap preeklampsia. Ibu hamil yang bekerja

mempunyai resiko 4,58 kali lebih besar mengalami

preeklampsia daripada ibu hamil yang tidak bekerja.

Wanita yang bekerja diluar rumah memiliki resiko lebih

tinggi mengalami preeklampsia bila dibandingkan

dengan ibu rumah tangga. Pekerjaan dikaitkan dengan

faktor resiko terjadinya preeklampsia akibat adanya

aktifitas fisik danstress.

7) Kehamilan ganda

Kehamilan ganda memiliki meningkatkan risiko

preeklampsia hampir 3 kali lipat dibandingkan kehamilan

normal.Pada kehamilan ganda ditemukan peningkatan

kadar aktivin A yang menggambarkan adanya kelaianan

plasentosis dan fungsi trofoblas. Pada kehamilan ganda

terjadi hiperplasia plasenta yang diikuti dengan

peningkatan jumlah produk yang dihasilkan plasenta

termasuk aktivinA.

24
8) IMT(obesitas)

Hubungan antara berat badan ibu dan resiko

preeklampsia bersifat progresif. Risiko ini meningkat dari

4,3 persen untuk perempuan yang memiliki indeks masa

tubuh (IMT) <20 kg/m2 menjadi 13,3 persen pada

perempuan yang memiliki IMT lebih besar/obesitas (>35

kg/m2). Penelitian lain menyebutkan IMT ≥35 kg/m 2

berisiko 3,90 kali lebih besar, sedangkan IMT 26 - <35

kg/m2 beresiko lebih rendah dengan OR 1,7.

d. Faktor predisposisi terjadinya preeklampsia (Wiknjosastro H,

2016: Hal: 287).

1) Molahidatidosa

2) Diabetes mellitus

3) Kehamilan ganda

4) Obesitas

5) Umur diatas 35 tahun

e. Gambaran klinis preklampsia

Gambaran klinis preeklmapsia bervariasi luar dan sangat

individual. Kadang-kadang sukar untuk menentukan gejala

preeklampsia mana yang timbul lebih dahulu. Secara teoritik

urutan-urutan gejala yang timbul pada preeklampsia ialah

edema, hipertensi, dan terakhir proteunaria : sehingga bila

25
gejala-gejala ini timbul tidak dalam urutan diatas, dapat

dianggap bukan preeklampsia. Dari semua gejala yang muncul,

timbulnya hipertensi dan proteunaria merupakan gejala yang

paling penting. Namun, sayangnya penderita seringkali tidak

merasakan perubahan ini. Bila penderita sudah mengeluh

adanya gangguan nyeri kepala, gangguan penglihatan, atau

nyeri epigastrum, maka penyakit ini sudah cukup lanjut.

(Prawirohardjo S, 2016: Hal: 542-543).

f. Patofisiologi

Teori lain yang lebih masuk akal adalah bahwa

preeklampsia merupakan akibat dari keadaan imun atau alergi

pada ibu. Selain itu terdapat bukti bahwa preeklampsia diawali

oleh insufisiensi suplai darah ke plasenta sehingga,

menyebabkan disfungsi endotel vascular ibu yang luas

(Hutabarat dkk, 2016)

Preeklampsia seringkali bersifat asimtomatik,

sehingga sekalipun sudah muncul sejak trimester pertama,

tanda dan gejala belum ditemukan. Namun demikian

plasentasi yang buruk telah terjadi yang dapat menyebabkan

kekurangan oksigen dan nutrisi pada janin, yang

menyebabkan gangguan pertumbuhan janin intra uterin atau

yang lebih dikenal dengan pertumbuhan janin terhambat

(PJT).

26
Awal mula terjadi preeklampsi sebenarnya sejak

masa awal terbentuknya plasenta dimana terjadi invasi

trofoblastik yang abnormal seperti dapat dilihat pada gambar

2.2 berikut ini.

Gambar 2.2. Invasi Trofoblas pada Preeklampsia


Sumber: Cunningham (2009)

Pada kondisi normal, terjadi remodeling anteriol

spiralis uterin pada saat diinvasi oleh trofoblast

endovaskuler. Sel-sel tersebut menggantikan endotel

pembeluh darah dan garis otot sehingga diameter pembuluh

darah membesar. Vena diinvasi secara superfisial. Pada

kasus preeclampsia, terjadi invasi trofoblast yang tidak

lengkap. Invasi terjadi secara dangkal terbatas pada

pembuluh darah desidua tetapi tidak mencapai pembuluh

darah myometrium. Pada kehamilan normal tanpa

preeklampsia, invasi trofoblast terjadi secara lengkap

mencapai myometrium.

Pada Preeklampsia, arteroil pada myometrium hanya

memiliki diameter berukuran setengah lebih kecil dari

27
plasenta yang normal. Selain itu pada awal preeklampsia

terjadi kerusakan endotel, insudasi dari plasma ke dinding

pembuluh darah, proliferasi sel miointimal dan nekrosi medial.

Lipid dapat terkumpul pada sel miointimal dan di dalam

kantong makrofag. Akibat dari gangguan pembuluh darah

tersebut, terjadi peningkatan tekanan darah serta kurangnya

pasokan oksigen dan nutrisi ke plasenta. Kondisi tertentu

membuat plasenta mengeluarkan faktor-faktor tertentu yang

dapat memicu inflamasi secara sistemik.

Adapun kondisi yang terjadi pada preeclampsia

antara lain vasospasme, aktivasi sel endoteliel, peningkatan

respon presor dan juga aktivasi endoteliel dan protein

angiogenik serta antiangiogenik. Proses inflamasi yang terjadi

secara sistemik memicu terjadinya vasospasme. Kontriksi

pembuluh darah menyebabkan peningkatan resistensi

sehingga tekanan darah meningkat. Kerusakan pada sel

endotel pembuluh darah juga menyebabkan kebocoran

interstitial sehingga platelet fibrinogen terdeposit pada

subendotel. Pada kondisi tersebut, ibu dengan preeklampsia

akan mengalami gangguan distribusi darah, iskemia pada

jaringan di sekelilingnya sehingga mengakibatkan kematian

sel, perdarahan dan gangguan organ lainnya.

28
Sel endotel pada ibu dengan preeklampsia tidak

memiliki kemampuan yang baik dalam melepaskan suatu

senyawa pemicu vaso dilatasi, yaitu nitrit oksida. Selain itu

endotel tersebut juga menghasilkan senyawa pencetus

koagulasi serta mengalami peningkatan sensitifitas terhadap

vasopressor. Pada preeklampsia, produksi prosasiklin

endothelial (PGI2) berkurang disertai peningkatan produksi

tromboksan oleh platelet. Dengan begitu, rasio perbandingan

dari prostasiklin : tromboksan berkurang. Hasil akhir dari semua

kejadian tersebut adalah pembuluh darah menyempit, tekanan

darah meningkat, cairan keluar dari ruang pembuluh darah. Jadi

meskipun pasien mengalami edema atau bengkak oleh cairan,

sebenarnya dia mengalami kondisi kekurangan cairan di

pembuluh darahnya.

Senyawa lain yang meningkat pada preeklampsia

adalah endotelin. Endotelin merupakan suatu asam amino yang

bersifat vasokonstriktor poten yang memang dihasilkan oleh

endotel manusia. Peningkatan poten ini terjadi karena proses

aktivasi endotel secara sistemik, bukan dihasilkan dari plasenta

yang bermasalah. Pemberian magnesium sulfat pada ibu

dengan preeklampsia diteliti mampu menurunkan kadar

endotelin – 1 tersebut.

29
Pada penyempurnaan plasenta, terdapat pengaturan

tertentu pada protein angiogenik dan antiangiogenik. Proses

pembentukan darah plasenta itu sendiri mulai ada sejak hari ke-

21 sejak konsepsi. Adanya ketidakseimbangan angiogenik pada

preeklampsia terjadi karena produksi faktor antiangiogenik yang

berlebihan. Hal ini memperburuk kondisi hipoksia pada

permukaan uteroplasenta.

g. Klasifikasi preeklampsia

Preeklampsia dikategorikan menjadi 2 yaitu preeklampsia

ringan dan preeklampsia berat. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel 2.4 berikut ini.

Tabel 2.4 Klasifikasi preeklampsia


Tipe preeklampsia Tanda dan gejala
a) Tekanan darah 140/90 mmHg atau kenaikan
diastolik 15 mmHg atau lebih (diukur pada
Preeklampsia Ringan posisi berbaring terlentang) atau kenaikan
sistolik 30 mmHg atau lebih
b) ) Proteinuria 0,3 gr/lt atau +1 atau +2
c) c) Edema pada kaki, jari, muka dan berat
badan naik >1kg/minggu

a) Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih


b) Proteinuria 5 gr/lt atau lebih
Preeklampsia Berat c) Oliguria (jumlah urine <500 cc per 24 jam)
d) Terdapat edema paru dan sianosis
e) Adanya gangguan serebral
f) gangguan visus
g) rasa nyeri epigastrium

Sumber. Marmi, dkk (2011)

30
h. Uji kemungkinan preeklampsia

1) Uji diagnostik dasar

a) Pemeriksaan tekanan darah

b) Analisis protein dalam urine

c) Pemeriksaan edena atau kenaikan berat badan

d) Pengukuran tinggi fundus uteri

e) Pemeriksaan funduskopik

2) Penilaian kondisi janin

a) Pemantauan pertumbuhan janin

(1) Pemantauan pertumbuhan tinggi fundus uteri

(2) Pemeriksaan ultrasonografi

b) Penilaian ancaman gawat janin

(1) Pemantauan gerakan janin

(2) Denyut jantung janin

(3) Pemantauan air ketuban

i. Penatalaksanaan Preeklampsia dalam kehamilan sesuai

dengan protokol kesehatan covid-19

Layanan Pemeriksaan Kehamilan (ANC) sesuai

protokol kesehatan covid-19 (Kemenkes 2020)

1) Pemeriksaan rapid test dilakukan kepada Ibu hamil setiap

kali berkunjung, kecuali kasus rujukan yang telah

dilakukan rapid test atau telah terkonfirmasi COVID-19.

31
2) Ibu hamil dengan hasil skrining rapid test positif atau

terkonfirmasi COVID-19 atau didiagnosa PDP dilayani

oleh dokter yang WAJIB menggunakan APD level-2.

3) Ibu hamil dengan hasil skrining rapid test positif, jika

memungkinkan dilakukan pengambilan spesimen dan

pemeriksaan PCR, serta penetapan statusnya

(OTG/ODP/PDP atau non-COVID-19).

4) Jenis layanan ibu hamil sesuai pedoman POGI untuk

pemeriksaan ANC.

5) Jika tidak ada indikasi rawat inap DAN tidak ada penyulit

kehamilan lainnya, maka kunjungan pemeriksaan kehamilan

WAJIB berikutnya adalah pada satu bulan sebelum taksiran

persalinan, atau sesuai nasihat dokter dengan didahului

perjanjian untuk bertemu.

6) Jika memungkinan, ibu hamil disarankan untuk juga

melakukan konsultasi dengan menggunakan aplikasi

TELEMEDICINE (SEHATI tele-CTG, Halodoc, Alodoc,

Teman Bumil) dan edukasi berkelanjutan melalui

SMSBunda.

7) Ibu hamil diminta mempelajari buku KIA untuk diterapkan

dalam kehidupan sehari-hari termasuk mengenali tanda

bahaya. Jika ada tanda bahaya ibu harus segera

memeriksakan diri ke RS

32
8) Ibu hamil TANPA demam dan gejala influenza like illnesses

DAN tidak ada riwayat kontak erat ATAU tidak ada riwayat

perjalanan dari daerah yang telah terjadi transmisi lokal,

SERTA hasil rapid test negatif (jika mungkin dilakukan),

dapat dilayani di FKTP oleh bidan/dokter yang WAJIB

menggunakan APD level-1

9) hamil dengan status ODP dapat dilayani di FKTP, sedangkan

PDP harus DIRUJUK ke FKRTL. Beri keterangan yang jelas

pada surat rujukan bahwa diagnosa PDP dan permintaan

untuk dilakukan pemeriksaan PCR serta penanganan

selanjutnya oleh dokter spesialis.

10) Ibu Hamil mendapatkan Jenis layanan ANC sama dengan

situasi normal (sesuai SOP), kecuali pemeriksaan USG

untuk sementara DITUNDA pada ibu dengan PDP atau

terkonfirmasi COVID-19 sampai ada rekomendasi bahwa

episode isolasinya berakhir. Pemantauan selanjutnya,

ibudianggap sebagai kasus risiko tinggi

11) Konsultasi kehamilan dilakukan sesuai rekomendasi WHO:

12) Ibu hamil diminta untuk

(a) Kunjungan wajib pertama dilakukan pada trimester 1

direkomendasikan oleh dokter untuk dilakukan skrining

faktor risiko (HIV, sifilis, Hepatitis B). Jika kunjungan

pertama ke bidan, maka setelah ANC dilakukan maka

33
ibu hamil kemudian diberi rujukan untuk pemeriksaan

oleh dokter.

(b) Kunjungan wajib kedua dilakukan pada trimester 3 (satu

bulan sebelum taksiran persalinan) harus oleh dokter

untuk persiapan persalinan.

(c) Kunjungan selebihnya DAPAT dilakukan atas nasihat

tenaga kesehatan dan didahului dengan perjanjian

untuk bertemu.

(d) Ibu hamil diminta mempelajari Buku KIA.

(e) Jika memungkinkan, konsultasi kehamilan dan edukasi

kelas ibu hamil DAPAT menggunakan aplikasi

TELEMEDICINE (misalnya Sehati tele-CTG, Halodoc,

Alodoc, teman bumil dll) dan edukasi berkelanjutan

melalui SMSBunda.

a). Preeklampsia Ringan

Pada kasus preeklampsia ringan cukup dilakukan

rawat jalan dengan menganjurkan pasien untuk melakukan

kunjungan antenatal setiap minggu dengan memperhatikan

protokol kesehatan covid-19. Namun jika perawatan jalan

tidak mengalami perubahan maka akan dilakukan rawat

inap dengan kriteria bahwa setelah 2 minggu pengobatan

rawat jalan tidak mengalami perubahan, kenaikan berat

badan ibu 1 kg atau lebih per minggu selama 2 minggu

34
berturut-turut, ataupun timbul salah satu atau lebih gejala

preeklamsia berat.

Bila setelah 1 minggu menjalani perawatan namun

tidak mengalami perubahan maka preeklampsia ringan

dianggap menjadi preeklampsia berat. Bila dalam

perawatan sudah ada perbaikan sebelum 1 minggu dan

kehamilan masih preterm maka penderita tetap dirawat

selama 2 hari lagi baru dipulangkan. Perawatan akan

berlanjut dengan rawat jalan (Pudiastuti, R, D, 2012: 165).

Pada preeklamsia ringan dengan umur kehamilan <37

minggu akan tetap dilanjutkan sampai aterm jika tidak ada

gejala yang memburuk. Namun pada umur kehamilan >37

minggu dengan serviks yang sudah matang akan dilakukan

pemecahan ketuban kemudian induksi kehamilan dengan

oksitosin atau prostaglandin, namun jika serviks belum

matang maka akan dilakukan pematangan dengan

prostaglandin atau keteter foley atau akan dilakukan

tindakan terakhir yaitu seksio saesar (Nugroho Taufan,

2012: 06).

b. Preeklamsia Berat

Pada preeklampsia berat, pengobatan yang dapat

dilakukan adalah secara medical sesuai dengan protokol

kesehatan covid-19, yaitu sebagai berikut :

35
1) Segera masuk ke rumah sakit dengan mengikuti

prosedur protokol covid-19

2) Tirah baring miring kesatu sisi. Tanda vital diperiksa

setiap 30 menit, memeriksa refleks patella setiap jam.

3) Memasang infus dengan cairan dextrose 5% dimana

setiap 1 liter diselingi dengan cairan infus RL (60-

125cc/jam) 500cc.

4) Pemberian anti kejang/anti konvulsan magnesium sulfat

(MgSO4) sebagai pencegahan dan terapi kejang.

MgSO4 merupakan obat pilihan untuk mencegah dan

mengatasi kejang pada preeklamsia berat dan

eklamsia.

Apabila terjadi kejang pada preeklamsia berat maka

akan dilakukan pencegahaan :

a. Bila terjadi kejang, perhatikan jalan nafas,

pernapasan (oksigen) dan sirkulasi (cairan

intravena).

b. MgSO4 diberikan secara intravena kepada ibu

dengan eklamsia (sebagai tatalaksana kejang)

dan preeklamsia berat (sebagai pencegahan

kejang).

Adapun syarat pemberian MgSO4 adalah

sebagai berikut :

36
1) Tersedia cairan Glukonas 10%

2) Ada refleks patella

3) Jumlah urin minimal 0,5 ml/kg BB/jam

Adapun cara pemberian MgSO4 adalah

sebagai berikut :

a) Berikan dosis awal 4 gram MgSO4 sesuai

prosedur untuk mencegah terjadinya kejang

atau kejang berulang dengan cara :

(1) Ambil 4 gram larutan MgSO4 (10 ml larutan

MgSO4 40%) dan larutkan dengan 10 ml

aquades

(2) Berikan larutan tersebut secara perlahan-

lahan secara IV selama 20 menit

(3) Jika IV sulit, berikan masing-masing 5 gram

MgSO4 (12,5 ml larutan MgSO4 40%) secara

Im di bokong kiri dan kanan.

b) Sambil menunggu rujukan, mulai dosis

rumatan 6 gram MgSO4dalam 6 jam sesuai

prosedur dengan cara : Ambil 6 gram MgSO4

(15 ml larutan MgSO4 40%) dan larutkan

dalam 500 ml larutan Ringer Laktat/ringer

Asetat, lalu berikan secara IV dengan

kecepatan 28 tetes/menit selama 6 jam, dan

37
diulang hingga 24 jam setelah persalinan atau

kejang berakhir (bila eklamsia).

c) Melakukan pemeriksaan fisik tiap jam, meliputi

tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi

pernafasan, refleks patella dan jumlah urin.

d) Bila frekuensi pernafasan <16x/menit, dan atau

tidak didapatkan reflex tendonpatella dan atau

oliguria (produksi urin <0,5 ml/kg BB/jam),

segerahentikan pemberian MgSO4.

e) Jika terjadi depresi nafas, berikan cairan

glukosa 1 gran secara IV (10 mllarutan 10 %)

bolus dalam 10 menit.

f) Selama ibu dengan preeklamsia dan eklamsia

dirujuk pantau dan nilai adanya perburukan

preeklamsia. Apabila terjadi eklamsia, lakukan

penilaian awal dan tatalaksana

kegawatdaruratan. Berikan kembali MgSO4 2

gram secara IVperlahan-lahan (15-20 menit).

Bila setelah pemberian MgSO4 ulang masi

terdapat kejang, dapat dipertimbangkan untuk

pemberian diazepam 10 mg secara IV selama

2 menit.

38
j. Perubahan sistem dan organ pada preeklampsia

a). Volume Plasma

Biasanya pada ibu hamil normal, volume plasma akan

meningkat (Hipervolemia) untuk memenuhi kebutuhan

perkembangan janin. Peningkatan tertinggi volume plasma

pada hamil normal biasanya pada umur kehamilan 32-34

minggu. Namun pada wanita hamil dengan preeklamsia akan

mengalami penurunan volume plasma antara 30% - 40%

disbanding dengan hamil normal (Hipovolemia). Jadi, jika

volume plasma menurun akan memberi dampak yang luas

bagi organ-organ yang lain (Prawirohardjo S, 2016: 537).

b). Hipertensi

Pada preeklamsia peningkatan reaktivitas vascular dimulai

pada umur kehamilan 20 minggu, namun hipertensi dapat

dikenali pada trimester II.Tekanan darah yang tinggi pada

preeklampsia bersifat normal dan mengikuti irama sirkadian

normal. Pada preeklamsia ringan biasanya akan kembali

normal beberapa hari pasca persalinan, namun pada

preeklamsia berat, kembalinya tekanan darah yang normal

dapat terjadi 2-4 minggu pasca persalinan (Prawirohardjo S,

2016: 538).

39
c). Fungsi Ginjal

(1) Perubahan fungsi ginjal disebabkan hal-hal berikut:

(a) Menurunya aliran darah ke ginjal akibat hipovolemia

sehingga terjadi oliguria bahkan anuria.

(b) Kerusakan sel glomerulus mengakibatkan

meningkatnya permeabilitas membranbasalis sehingga

terjadi kebocoran dan mengakibatkan proteinuria.

Proteinuria terjadi jauh sebelum persalinan, sehingga

biasa terjadipreeklamsia tanpa proteinuria karena janin

lebih dulu lahir.

(c) Terjadi Glomerular Capillary Endotheliosis akibat sel

endotel glomerular membengkak disertai deposit fibril.

(d) Gagal ginjal akut terjadi akibat nekrosis tubules ginjal.

Bila sebagian besar kedua korteks ginjal mengalami

nekrosis maka terjadi “nekrosis korteks ginjal” yang

bersifat ireversibel.

(e) Dapat terajdi kerusakan intrinsic jaringan ginjal akibat

vasopasme pembuluh darah. Dapat diatasi dengan

pemberian DOPAMIN agar terjadi vasidilatas

pembuluh darah ginjal.

40
(2) Proteinuria

Jika proteinuria timbul :

(a) Sebelum hipertensi, umunya biasanya gejala

penyakit ginjal

(b) Tanpa hipertensi, maka akan dapat disimpulkan

sebagai penyulit kehamilan

(c) Tanpa kenaikan tekanan darah diastol ≥90

mmHg, umumnya ditemukan pada infeksi

saluran kencing atau anemia. Jarang ditemukan

proteinuria pada tekanan darah <90 mmHg.

(d) Proteinuria merupakan syarat mutlak untuk

diagnosis preeklamsia, tetapi proteinuria muncul

jauh sebelum persalinan, sehingga biasa

ditemukan preeklamsia tanpa proteinuria karena

janin sudah lahir lebih dulu.

(e) Pengukuran proteinuria, dapat dilakukan

dengan:

(1) Urin dipstick: 100 mg/l atau +1,

sekurang-kurangnya diperiksa 2 kali selang

6 jam.

(2) Pengumpulan proteinuria 24 jam. Dapat

dianggap patologis jika besaranproteinuria

41
≥300 mg/24 jam. (Prawirohardjo Sarwono,

2016: 538).

(3) Asam Urat Serum ( uric acid serum)

Umunya meningkat ≥5 mg/cc. hal ini

biasanya karena hipovolemia, dapat

menyebabkan menurunnya aliran darah ginjal

dan juga mengakibatkan menurunnya filtrasi

glomerulus, sehingga menurunnya sekresi

asam urat.Peningkatan asam urat juga dapat

terjadi akibat iskemia jaringan

(PrawirohardjoS, 2016: 539).

(4) Kreatinin

Kadar kreatinin plasma pada preeklamsia

juga meningkat akibat hipovolemia, maka

aliran darah ginjal akan menurun,

mengakibatkan menurunnya filtrasi

glomerulus, sehingga menurunya sekresi

kreatinin, disertai peningkatn kreatinin

plasma. Dapat meencapai kadar kreatinin

plasma ≥1 mg/cc dan biasanya terjadi pada

preeklamsia berat dengan penyulit pada

ginjal (PrawirohardjoS, 2016: 539).

42
(5) Ologuria dan Anuria

Ologuria dan anuria terjadi juga krena

hipovolemia sehingga aloran darah ke

ginjal akan menurun yang mengakibatkan

produksi urin menurun (Oliguria), bahkan

dapat terjadi anuria. Berat ringannya

oliguria menggambarkan berat ringannya

hipovolemia.Hal ini juga dapat

menggambarkan berat atau ringannya

preeklamsia.Pemberian obat intravena

karena oliguria tidak dapat dibenarkan

(Prawirohardjo S, 2016: 539).

d). Elektrolik

Kadar elektrolit normal akan menurun pada saat

hamil. Pada preeklampsia kadar elektrolit sama dengan

dengan kadar pada hamil normal, kecuali jika diberi

diuretikum banyak, retriksi konsumsi garam atau pemberian

cairan oksitosin yang bersifat antidiuretik. Preeklamsia berat

yang mengalami hipoksia dapat menimbulkan gangguan

keseimbangan asam basa. Pada waktu terjadi kejang

eklamsia kadar bikarbonat menurun, karena timbulnya

asidosis laktat dan akibat kompensasi hilangnya karbohidrat.

Kadar natrium dan kalium pada preeklamsia sama dengan

43
hamil normal, yaitu sesuai dengan proporsi jumlah air dalam

tubuh. Karena kadar natrium dan natrium tidak berubah

pada preeklamsia, maka tidak terjadi retensi natrium

yangberlebihan. Ini berarti pada preeklamsia tidak diperlukan

restriksi konsumsi garam (Prawirohardjo S, 2016: 539).

e). Tekanan osmotik koloid plasma / tekanan onkotik

Osmolaritas serum dan tekanan onkotik menurun pada umur

kehamilan 8 minggu.Pada preeklamsia tekanan onkotik

makin menurun karena kebocoran protein dan peningkatan

permeabilitas vaskular (Prawirohardjo S, 2016: 539).

f). Koagulasi dan fibrinolisis

Gangguan koagulasi pada preeklamsia, misalnya

trombositopenia, jarang yang berat, tetapi sering

dijumpai.Pada preeklamsia terjadi peningkatan FDP,

penurunan anti thrombin III, dan peningkatan fibronektin

(Prawirohardjo S, 2016:540).

g). Viskositas darah

Viskositas darah ditemukan oleh volume plasma, molekul

makro : fibrinogen dan hematokrit. Pada preeklamsia

vaskositas darah meningkat, mengakibatkan meningkatnya

resistensi perifer dan menurunnya aliran darah ke organ

(Prawirohardjo S, 2016: 540).

44
h). Hematokrit

Hematokrit akan menurun pada kehamilan normal karena

hypervolemia, kemudian meningkat lagi pada trimester III

akibat peningkatan produksi urin. Pada preeklamsia

hematokrit meningkat karena hipovolemia yang

menggambarkan beratnya preeklampsia (PrawirohardjoS,

2014: 540).

i). Edema

Edema dapat terjadi pada kehamilan normal. Oedema yang

terjadi pada kehamilan mempunyai banyak interpretasi,

misalnya 40 % oedema dijumpai pada hamil normal, 60%

dijumpai pada kehamilan dengan hipertensi beserta dengan

proteinuria (Prawirohardjo S, 2016: 540).

j). Hematologik

Perubahan hematologik disebabkan oleh hiovolemia akibat

spasme arteriole dan hemolisis akibat kerusakan endotel

arteriole. Perubahan tersebut dapat berupa peningkatan

hematokrit akibat hipolemia, peningkatan visksitas darah,

trombositopenia, dan gejala hemolisis mikroangiopatik.

(Prawirohardjo S, 2016: 540).

k). Hepar

Dasar perubahan pada hepar ialah vasopasme, iskemia

daan pendarahan. Bila terjadi pendarahan pada sel

45
periportal lobus perifer, akan terjadi nekrosis sel hepar dan

peningkatan enzim hepar. Pendarahan ini dapat meluas

hingga dibawah kapsula hepar dan disebut subkapsular

hematoma.Subkapsular menimbulkan rasa nyeri didaerah

epigastrum dan dapat menimbulkan ruptur hepar, sehingga

perlu pembedahan (Prawirohardjo S, 2016: 540).

l). Neurologik

Perubahan neurologik dapat berupa :

1) Nyeri kepala disebabkan hiperperfusi otak, sehingga

menimbulkan vasogenik oedema.

2) Akibat spasme arteri retina dan oedema retina dapat

terjadi gangguan visus. Gangguan visus dapat berupa:

pandangan kabur, skotomata, amaurosis yaitu kebutaan

tanpa jelas adanyaa kelainan dan ablasio retina( retinal

detachment).

3) Hiperrefleksi sering dijumpai pada preeklamsia berat,

tetapi bukan faktor prediksi terjadinya eklamsia

4) Dapat timbul kejang eklamptik. Penyebabnya belum

diketahui pasti. Faktor yang dapat menimbulkan kejang

eklamptik ialah oedema serebri, vasopasme serebri dan

iskemia serebri.

46
5) Perdarahan intrakranial meskipun jarang namun dapat

terjadi pada preeklamsia berat dan eklamsia

(Prawirohardjo S, 2016: 541).

m). Kardiovaskular

Perubahan kardiovaskular disebabkan peningkatan

cardiac afterload akibat hipertensi dan penurunan cardiac

afterload akibat hipovolemia (Prawirohardjo S, 2016: 541)

n).Oedema Paru

Pada wanita hamil dengan preeklamsia berat akan

mempunyai resiko terjdinya oedema paru. Oedema paru

terjadi oleh payah jantung kiri, kerusakan sel endotel pada

pembuluh darah kapilar baru dan menurunnya diuresis.

Penanganan oedema paru dapat dilakukan pemasangan

Central Venous Pressure (CVP) namun tidak

menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari

pulmonary capillary wedge pressure (Prawirohardjo S,

2016: 541).

o). Janin

Penyakit preeklamsia dan eklamsia memberi pengaruh

buruk terhadap kesehatan janin yang disebabkan karena

menurunnya perfusi utero plasenta, hipovolemia,

vasopasme, dan kerusakan sel endotel pembuluh darah

plasenta (Prawirohardjo S, 2016: 541)

47
k. Komplikasi Preeklampsia

1) Pada ibu

Komplikasi terberat pada ibu dengan preeklampsia bisa

menyebabkan kematian.

2) pada janin

Adapun komplikasi yang dapat terjadi pada janin dengan ibu

yang preeklampsia adalah sebagai berikut :

a. Kelahiran premature

b. Resiko terjadinya Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

c. Abrupsio plasenta

d. Resiko terajdinya kematian bayi (Bothamley, Boyle, 2013:

194).

Menurut Rukiyah dan Yulianti (2010), janin yang

dikandung ibu hamil pengidap preeklampsia akan hidup dalam

rahim dengan nutrisi dan oksigen dibawah normal. Keadaan ini

bisa terjadi karena pembuluh darah yang menyalurkan darah

ke plasenta menyempit. Karena buruknya nutrisi, pertumbuhan

janin akan terhambat sehingga akan terjadi bayi dengan berat

lahir rendah. Bisa juga janin dilahirkan kurang bulan (prematur).

l. Pencegahan preeklampsia

Pemeriksaan antenatal yang teratur dan teliti dapat

mendeteksi dini preeklampsia, dan dalam hal itu bisa segera

dilakukan penanganan semestinya, kita perlu lebih waspada akan

48
timbulnya preeklampsia dengan adanya faktor-faktor predisposisi

seperti yang telah diuraikan diatas.

Walaupun timbulnya preeklampsia tidak dapat dicegah

sepenuhnya namun frekuensinyadapat dikurangi dengan

pemberian penerapan secukupnya dan pelaksanaan pengawasan

yang baik pada wanita hamil.

Penerapan tentang manfaat istirahat dan diet berguna dalam

pencegahan. Istirahat tidak selalu berarti berbaring di tempat tidur,

namun pekerjaan sehari-hari perlu dikurangi dan dianjurkan lebih

banyak duduk dan berbaring. Diet tinggi protein, dan rendah lemak,

karbohidrat, garam dan penambahan berat badan yang berlebihan

perlu dianjurkan.

Mengenal secara dini preeklampsia dan segera merawat

penderita tanpa memberikan diuretika dan obat anthipertensi,

memang merupakan kemajuan yang penting dari pemeriksaan

antenatal yang baik. (Wiknjosastro H,2016: Hal:290).

B. Standar Asuhan Kebidanan

Standar asuhan kebidanan menurut KEPMENKES nomor

938/Menkes/SK/VIII/2007, adalah sebagai berikut:

1. Standar I : pengkajian

49
a). Pernyataan standar

Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan

dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan

kondisi klien.

b). Kriteria pengkajian

(1) Data tepat, akurat dan lengkap

(2) Terdiri dari data subjektif (Hasil anamnesis, biodata,

keluhan utama, riwayat obstetric, riwayat kesehatan dan

latar belakang social budaya).

(3). Data objektif (Hasil pemeriksaan fisik, psikologis dan

pemeriksaan penunjang).

2. Standar II: Perumusan diagnosa atau masalah kebidanan

a). Pernyataan standar

Bidan menganalisis data yang diperoleh pada pengkajian,

menginterpretasikannya secara akurat dan logis untuk

menegakkan diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat.

b). Kriteria perumusan diagnosis atau masalah kebidanan:

(1 ) Diagnosis sesuai dengan nomenklatur kebidanan

(2) Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien

(3) Dapat diselesaikan dengan asuhan kebidanan secara

mandiri, kolabodasi dan rujukan.

3. Standar III : Perencanaan

50
a) Pernyataan standar

Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosis

dan masalah yang ditegakkan

b) Kriteria perencanaan :

(a) Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah

dan kondisi klien, tindakan segera, tindakan antisipasi dan

asuhan secara komprehensif

(b) Melibatkan klien /pasien atau keluarga

(c) Mempertimbangkan kondisi psikologis, sosial budaya

klien/keluarga.

(d) Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan

klien berdasarkan evedenci based dan memastikan bahwa

asuhan yang diberikan bermanfaat untuk klien.

(e) Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku,

sumber daya serta fasilitas yang ada.

4. Standar IV : Implementasi

a). Pernyataan Standar

Bidan melaksanakan rencana asuhan secara komprehenshif,

efektif, efisien dan aman berdasarkan evindence based

kepada klien/pasien, dalam bentuk upaya promotif, preventif,

kuratif, rehabilitative,. Dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi

dan rujukan.

b). Kriteria Implementasi

51
(1) Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk bio-psiko-

solial-spritual-kultural.

(2) Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari

klien atau keluarganya (informed consent)

(3) Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan evidence based

(4) Melibatkan klien/pasien dalam setiap tindakan

(5) Menjaga peivasi klien/pasien

(6) Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi

(7) Mengikuti perkembangan kondisi klien secara

berkesinambungan.

(8) Menggunakan sumber daya, sarana dan fasilitas yang ada dan

sesuai.

(9) Melakukan tindakan sesuai standar

(10) Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan

5. Standar V: Evaluasi

a). Pernyataan Standar

Bidan melakukan evaluasi secara sistematis

danberkesinambungan untuk melihat keefrktivan dari asuhan

yang sudah diberikan, sesuai dengab perubahan perkembangan

kondisi klien.

b). Kriteria Evaluasi

52
(1) Penilaian dilakukan segera setelah selesai melakukan asuhan

sesuai kondisi klien.

(2) Hasil evaluasi segera dicatat dan komunikasikan pada klien atau

keluarga.

(3) Evaluasi dilakukan sesuai standar

(4) Hasil evaluasi ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi klien/pasien

6. Standar VI: Pencatatan asuhan kebidanan

a). Pernyataan Standar

Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat

dan jelas mengenai keadaan/kejadian yang di temukan dan

dilakukan dalam memberikan asuhan kebidanan.

b). Kriteria Pencatatan asuhan kebidanan

(1) Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan

pada fooormulir yang tersedia (rekam medis/KMS/status

pasien/buku KIA).

(2) Di tulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP

(3) S adalah data subjektif, mencatat hasil anamnesa

(4) O adalah data objektif, mencatat hasil pemeriksaan

(5) A adalah hasil analisis, mencatat diagnosis dan masalah

kebidanan

(6) P adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan

penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan

antisipatif, tindakan segera, tindakan secara komprehensif,

53
penyuluhan, dukungan, dokumentasi, evaluasi, follow up dan

rujukan.

C. Kerangka Pikir/Kerangka Pemecahan masalah

54
Bagan 2.1 Kerangka Teori Ibu Hamil dengan Preeklampsia

Ibu Hamil

1. Ibu
Preeklampsi Komplikasi
2. Janin
a

Faktor Klasifikasi Tanda dan Perubahan


resiko preeklampsia gejala sistem dan
organ
1. Primipara 1. Preeklamps 1. Hipertensi preeklampsia
2. Penyakit ia Ringan 2. Proteinuria
1. Volume
tropoblasti 2. Preeklamps 3. Edema
plasma
k ia Berat
2. Hipertensi
3. Kehamilan 3. Ginjal
kembar 4. Elektrolit
4. Riwayat 5. Tekanan
preeklamp osmotic
sia koloid
5. Usia ibu plasma
6. Koagulasi
6. Pendidika dan
fibrinolisis
n 7. Viskositas
darah
8. Hematokrit
9. Edema
10. Hematolo
gik
11. Hepar
12. Neurologi
13. Kardiovas
kuler
14. Paru
15.Janin

Sumber: (Sarwono Prawirohardjo 2016), (Wiknjosastro 2016)

D. Kerangka Konsep

55
Bagan 2.2 Kerangka Konsep Ibu Hamil dengan Preeklampsia

Ringan

Kehamilan Pengkajian data subjektif


dengan dan objektif
Preeklampsia
Ringan
Perumusan
diagnosa/masalah aktual

Perencanaan Asuhan
Memberi Health education (HE) kepada ibu
1. Perbanyak istirahat dan cara berbaring
yang benar adalah ke sisi kiri untuk
mengambil beban dari bayi.
2. Lebih sering untuk memeriksa
kehamilan dengan memperhatikan
protokol kesehatan covid-19
3. Mengonsumsi makanan dengan garam
Kesehatan ibu yang sedikit.
dan janin 4. Minum air putih paling tidak 8 gelas per
hari.
5. Lebih banyak mengonsumsi makanan
yang kaya akanprotein.

Implementasi sesuai
dengan perencanaan

Evaluasi sesuai dengan


tujuan

Pendokumentasian dalam
bentuk SOAP

56
BAB III

METODOLOGI LAPORAN KASUS

A. Desain Laporan Kasus

Laporan Tugas Akhir ini merupakan studi kasus dengan

mengambil catatan asuhan kebidanan pada pasien preeklampsia

ringan yang telah diberikan asuhan kebidanan saat praktik klinik

kebidanan II.

Adapun metode yang digunakan dalam asuhan kebidanan

pada preeklampsia ringan di RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar yaitu

dengan studi kasus yang bersifat analisa kasus dengan cara

mengambil kasus dari lahan praktik klinik kebidanan II, kemudian

melakukan pengkajian data untuk dianalisis sebagai dasar

interpretasi data dan dilanjutkan dengan perumusan serta

penetapan diagnosa sebagai pembuatan intervensi, sehingga

dapat menjadi implementasi dan dilakukan evaluasi serta hasilnya

dapat didokumentasikan secara deskriptif.

B. Lokasi dan Waktu

1. Lokasi studi khusus

Studi kasus ini di RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar.

2. Waktu

Pelaksanaan studi kasus ini pada tanggal 08, 16 dan 25

Desember 2020

57
C. Subjek Laporan Kasus

Subjek dalam studi kasus ini adalah Ny.R hamil dengan

preeklampsia ringan. Teknik pengambilan melakukan studi kasus

dengan mengambil kasus dari kegiatan praktik klinik kebidanan II

dengan cara analisa kasus yan g telah di tetapkan oleh penulis dan

mendapatkan persetujuan dari pembimbing LTA.

D. Instrumen Studi Kasus Pada LTA

Instrumen yang digunakan oleh penulis yaitu lembar

observasi, pedoman wawancara dan studi dokumentasi.

E. Tehnik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam studi

kasus ini yaitu :

1. Anamnesa

Anamnesa adalah untuk menilai keadaan ibu hamil yaitu dalam

mencari data subjektif mengenai indentitas dan kondisi pasien.

2. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik adalah untuk mengetahui secara langsung

kondisi yang sedang dialami pasien.

3. Dokumentasi

Dalam studi kasus ini dokumentasi yang digunakan adalah

rekam medik, yang menunjukkan keadaan pasien dan

pengobatan yang telah diberikan.

58
F. Triagulasi Data

Triagulasi data yang digunakan dalam studi kasus ini yaitu

triagulasi tehnik observasi, wawancara mendalam, dan

dokumentasi sumber yang sama.

G. Alat dan Bahan

1. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan observasi

asuhan kebidanan kehamilan untuk mengetahui keluhan ibu,

riwayat kehamilan, riwayat penyakit, tanda-tanda vital, dan

pemeriksaan fisik

a) Alat :

(1) Tensimeter

(2) Stetoskop

(3) Thermometer

(4) Jam

(5) Handscoon

(6) Lenek/Dopler

(7) Puplen

b) Bahan :

(1) Pedoman observasi seperti portofolio Asuhan Kebidanan

Kehamilan

2. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan wawancara :

a) Alat : Pulpen

59
b) Bahan : Format Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil dan

Pedoman Wawancara

3. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan studi kasus

dokumentasi yaitu

a) Alat : Pulpen

b) Bahan : rekam medis atau status pasien.

60
DAFTAR PUSTAKA

Aspiani Yuli. (2017). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Maternitas Aplikasi

NANDA, NIC, dan NOC. Jakarta:Trans Info Media

Ekasari, T.,& Natalia , M.S. (2019). Deteksi Dini Preeklampsia dengan

Antenatal Care (Pertama). Yayasan Ahmar Cendekia Indonesia

Asrinah dkk (2017). Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta :

Graha Ilmu

Dewi dkk. 2011 . Asuhan Kehamilan Untuk Kebidanan: Jakarata: Salemba

Medika

Tyastuti, S., & Wahyuningsih, H. P. (2016). Asuhan Kebidanan Kehamilan.

Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan.

Fathonah, 2016. Gizi & Kesehatan Untuk Ibu Hamil. Jakarta: Penerbit

Erlangga.

Situmorang, T. H., Damantalm, Y., Januarista, A., & Sukri (2016). Faktor-

Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Preeklampsia pada Ibu

Hamil di Poli KIA RSU Anutapura Palu. Jurnal Kesehatan

Tadulako, 2(1), 34-44.

Hutabarat, R.A., Suparman, Eddy., Wagey, Freddy. 2016. Karakteristik

Pasien dengan Preeklampsia di RSUP Prof. Dr.R.D.Kandou

Manado. Jurnal e-Clinic (eCl). 4(1) : 31-35

Cunningham, 2009. Obstetri Williams Edisi 21. Jakarta : EGC

Marmi, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar
Kementerian Kesehatan RI. 2020. Pedoman Bagi Ibu Hamil, Ibu Nifas,

Dan Bayi Baru Lahir Selama Social Distancing. Jakarta: Kemenkes

RI

Nugroho, dr,Taufan. 2012. Patologi Kebidanan. Cetakan Pertama.

Yogyakarta : Nuha Medika

Prawirohardjo, S., 2016. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo.

Bothamley Judy dan Boyle Maureen. 2013. Patofisiologi dalam

Kebidanan. Jakarta: EGC

Rukiyah, A.Y dan Lia Yulianti. 2010. Asuhan Patologi Kebidanan. Jakarta:

Trans Info Medika

Wiknjosastro, Hanifa. 2016. Ilmu Kebidanan . Jakarta: Yayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirohardjo

KEPMENKES No. 938/MENKES/SK/VIII/2007 tentang Standar Asuhan

Kebidanan

WHO. Maternal mortality . 2018;

Depkes RI. (2016). FrofilKesehatan Tahun 2016. (Ketua: Febria

Rahmanita). Jakarta: Dinas Kesehatan Kota Surabaya

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia

2016. Jakarta : Kementrian Republik Kesehatan 2016

Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI). (2017). Jakarta : BKKBN,

BPS, Kementerian Kesehatan, dan ICF International


Pemerintah Kota Makassar Dinas Kesehatan. Profil Kesehatan Kota

Makassar tahun 2016.Makassar


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai