Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas internship
Disusun oleh:
dr. Dede Ropiah
1
KATA PENGANTAR
Melalui mini project ini penulis ini memberikan Gambaran Pengetahuan dan Sikap
Perilaku Cuci Tangan pada Pengunjung UPT Puskesmas Serang Kota Desember Tahun 2015.
Rasanya semua orang sudah mengetahui pentingnya cuci tangan sebelum makan untuk
mencegah penyakit. Melalui penelitian ini penulis ingin mengetahui tingkat penyerapan
pengetahuan pada pengunjung Puskesmas. Diharapkan dapat mengingatkan bagi pengunjung
yang lupa ataupun menambah pengetahuan bagi pengunjung yang belum memiliki
pengetahuan yang benar tentang mencuci tangan.
Dalam proses penyusunan mini project ini tidak terlepas dari campur tangan teman
sejawat penulis di Puskesmas. Oleh karenanya, penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Kepala Puskesmas DTP Serang Kota, dr. Hj. Niken Prabaningrum, MM.Kes, yang
telah memberikan izin dan kesempatan kepada peneliti untuk melakukan pengambilan
data guna memenuhi tugas Mini Project ini.
2. Dokter pendamping Internsip Wahana Puskesmas Serang Kota Dr. Murni Diasfara dan
dokter fungsional Puskesmas Serang Kota dr. Wiwit yang telah membimbing penulis
dalam mini project ini. Dari mulai penyusunan kuesioner, pengolahan data hingga
presentasinya
3. Pak Toni Ahmadiani selaku perawat PKM Serang Kota yang telah membantu saya
dalam penelitian ini.
4. Teman-teman sejawat yang 1 kelompok dengan saya (dr. Wahid Hilmy S., dr. Aldho
Bramantyo, dr. Alifia Faraghta, dr. Aniz Zamzami, dr. Gina Aghnia Huda dan dr. Putri
Nuraini )
5. Seluruh Pihak dari PKM serang Kota yang telah memberikan kesempatan kepada saya
untuk melakukan penelitian ini
Banyak kekurangan yang terdapat dalam mini project ini, oleh karenanya diharapkan mini
project ini bisa memberikan semangat untuk dilakukannya penelitian yang lebih
2
menyeluruh lagi. Tujuannya hanya satu, agar pengunjung Puskesmas Serang Kota dapat
bersinergi dengan petugas dalam mengupayakan peningkatan kesehatan masyarakat
Serang Kota.
DAFTAR ISI
3
Kata Pengantar............................................................................................ 2
BAB I Pendahuluan.................................................................................... 5
1.1. Latar belakang................................................................................. 5
1.2. Rumusan masalah........................................................................... 6
1.3. Tujuan penelitian............................................................................ 6
1.4. Manfaat penelitian......................................................................... 6
BAB II Tinjauan Pustaka............................................................................ 7
2.1.1. Definisi cuci tangan.......................................................................... 7
2.1.2. Cuci tangan sebagai bagian dari PHBS........................................... 7
2.1.3. Langkah cuci tangan......................................................................... 9
2.1.4. Penyakit yang dapat dicegah dengan cuci tangan............................ 10
2.2. Kerangka konsep.................................................................................. 11
2.3. Definisi operasional.............................................................................. 11
BAB 3 Metode penelitian............................................................................ 12
3.1. Desain penelitian.................................................................................. 12
3.2. Lokasi dan waktu penelitian................................................................. 12
3.3. Populasi dan sampel............................................................................. 12
3.4. Cara kerja penelitian............................................................................ 13
3.5. Managemen data.................................................................................. 13
BAB 4 Hasil dan pembahasan.................................................................... 14
BAB 5 Penutup........................................................................................... 17
5.1. Kesimpulan.......................................................................................... 17
5.2. Saran.................................................................................................... 17
Daftar Pustaka............................................................................................. 18
Lampiran kuesioner dan dokumentasi penyuluhan..................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.1. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan di Indonesia merupakan bagian dari pembangunan
nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya guna tercapainya negara yang kuat.
Terwujudnya derajat kesehatan masyarakat tersebut dapat dicapai, salah satunya
dengan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Program PHBS merupakan
upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi
perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi,
memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap
dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social Support) dan
pemberdayaan masyarakat (Empowerment).
Salah satu dari empat kunci kegiatan PHBS untuk meningkatkan pencapaian
derajat kesehatan adalah meningkatkan perilaku cuci tangan yang benar (cuci tangan
dengan air yang mengalir dan sabun) setelah buang air besar, setelah menceboki bayi dan
balita, sebelum makan serta sebelum menyiapkan makanan (Yusuf, 2008).
Membiasakan mencuci tangan dengan sabun juga terbukti menurunkan angka
kejadian beberapa penyakit menular. Oleh karena itu, dibutuhkan pengetahuan dan
pembiasaan untuk mencuci tangan dengan sabun di kalangan masyarakat luas.
Perilaku sehat Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) yang merupakan salah satu
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), saat ini juga telah menjadi perhatian dunia, hal
ini karena masalah kurangnya praktek perilaku cuci tangan tidak hanya terjadi di negara
berkembang saja, tetapi ternyata di negara maju pun kebanyakan masyarakatnya masih
lupa untuk melakukan perilaku cuci tangan. Fokus CTPS ini adalah anak sekolah sebagai
Agen Perubahan dengan simbolisme bersatunya seluruh komponen keluarga, rumah
dan masyarakat dalam merayakan komitmen untuk perubahan yang lebih baik dalam
berperilaku sehat melalui CTPS (Depkes, 2007).
Berdasarkan data diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul Gambaran Pengetahuan dan Sikap Perilaku Cuci Tangan pada Pengunjung UPT
Puskesmas Serang Kota Tahun 2015.
5
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan umum
Mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap perilaku cuci tangan pada
pengunjung UPT Puskesmas Serang Kota. Dengan diketahuinya pengetahuan dan
sikap perilaku cuci tangan pada pengunjung diharapkan pengunjung mengerti
pentingnya cuci tangan dengan baik dan benar. Hal ini penting untuk meningkatkan
pemahaman dan penerapan pola hidup bersih dan sehat. Diharapkan dengan
meningkatnya penerapan cuci tangan yang baik dan benar maka angka kejadian
penyakit menular yang dapat dicegah dengan cuci tangan dapat berkurang.
1.3.2. Tujuan khusus
1. Mengetahui Gambaran Pengetahuan Cuci Tangan pada Pengunjung UPT Puskesmas
Serang Kota.
2. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data awal bagi penelitian ataupun
pemberian edukasi mengenai pengetahuan cuci tangan di lingkungan Puskesmas
Serang Kota.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi cuci tangan
6
Cuci tangan yang benar dengan menggunakan sabun merupakan salah satu
PHBS termudah untuk dilakukan dalam upaya pembangunan kesehatan di Indonesia.
Cuci Tangan adalah salah satu bentuk kebersihan diri yang penting. Selain itu
mencuci tangan juga dapat diartikan menggosok dengan sabun secara bersamaan
seluruh kulit permukaan tangan dengan kuat dan ringkas yang kemudian dibilas di
bawah air yang mengalir (Potter, 2005).
7
3. Usaha untuk melindungi diri dari ancaman yang menimbulkan penyakit;
4. Berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan guna efektivitas PHBS di fasilitas pelayanan
kesehatan yaitu :
1. Mencuci tangan pakai sabun (hand rub/hand wash)
2. Penggunaan air bersihpenggunaan jamban sehat
3. Membuang sampah pada tempatnya
4. Larangan merokok
5. Tidak meludah sembarangan
6. Pemberantasan jentik nyamuk
8
Menciptakan lingkungan yang sehat.
Sasaran PHBS di fasilitas pelayanan kesehatan
Pasien
Keluarga pasien,
Pengunjung,
Petugas kesehatan,
Karyawan.
Manfaat PHBS di fasilitas pelayanan kesehatan :
Bagi pasien/keluarga pasien/pengunjung :
Memperoleh pelayanan kesehatan yang aman dan sehat,
Terhindar dari penularan penyakit,
Mempercepat proses penyembuhan penyakit dan
Peningkatan derajat kesehatan pasien.
Bagi fasilitas pelayanan kesehatan/rumah sakit :
Mencegah terjadinya penularan penyakit,
Meningkatkan citra fasilitas pelayanan kesehatan yang baik sebagai tempat untuk
memberikan pelayanan kesehatan dan pendidikan kesehatan bagi masyarakat.
Program PHBS di fasilitas pelayanan kesehatan dapat terwujud apabila ada keinginan dan
kemampuan dari para pengambil keputusan dan peran aktif semua stake holder.
Mencuci tangan dengan sabun dan air dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Basuh tangan dengan air
b. Tuangkan sabun secukupnya
c. Ratakan dengan kedua tangan
9
d. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan
sebaliknya
e. Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari
f. Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci
g. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan
sebaliknya
h. Gosokkan dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan di telapak tangan kiri
dan sebaliknya
i. Gosok pergelangan tangan kiri dengan menggunakan tangan kanan dan
lakukan sebaliknya
j. Bilas kedua tangan dengan air
k. Keringkan dengan handuk sekali pakai sampai benar-benar kering
l. Gunakan handuk tersebut untuk menutup kran
m. Kedua tangan telah aman
Langkah c sampai dengan I pada cuci tangan dengan sabun dan langkah b
sampai dengan h pada cuci tangan dengan larutan berbahan dasar alkohol
dikenal sebagai 7 langkah hygiene tangan dan menjadi dasar pedoman
prosedur tetap mencuci tangan di Rumah Sakit di Indonesia (Depkes RI,
2006).
10
2.2. Kerangka konsep
2.3.1. Variabel
3. Penyuluhan tentang skabies yang di berikan oleh peneliti kepada para santri dan santriwati.
BAB III
METODE PENELITIAN
11
3.1. Desain Penelitian
Desain penelitian ini berupa penelitian deskriptif untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan
dan Sikap Perilaku Cuci Tangan pada Pengunjung UPT Puskesmas Serang Kota pada
Desember tahun 2015.
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Serang Kota pada tanggal 22 Desember 2015.
Sampel dalam penelitian ini yaitu pengunjung Puskesmas Serang Kota yang dipilih secara
acak dengan memenuhi kriteria inkulusi yang di tentukan.
Kriteria Inklusi
Kriteria Ekslusi
1. Pengunjung Puskesmas Serang Kota yang sedang berobat di IGD Puskesmas.
2. Pengunjung yang tidak menandatangani inform concent yang telah penulis sediakan.
Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini yaitu berdasarkan teknik
pengambilan sampel yaang peneliti gunakan yaitu Quota sampling maka di dapatkan sampel
12
dalam penelitian ini sebanyak 30 orang dari pengunjung yang telah memenuhi kriteria
inklusi.
BAB IV
A. Analisis Data
13
Pengisian daftar pertanyaan pada kuesioner dilakukan pada tanggal 22 Desember
2015, dan responden diberikan waktu 20 menit untuk mengisi kuesioner. Kemudian
dilakukan penyuluhan tentang mencuci tangan dengan menggunakan media LCD,
laptop dan Standing Banner pada hari yang sama.
Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan serta disesuaikan dengan
tujuan penelitian, maka disusunlah hasil penelitian sebagai berikut :
1. Air yang bersih adalah air yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa.
Dari 30 kuesioner yang disebar, 100% responden setuju bahwa air yang bersih adalah
air yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Dengan demikian, seluruh
responden sudah mengetahui air seperti apakah yang layak untuk digunakan pada cuci
tangan yang benar.
14
Sedangkan sisanya 10% responden menyatakan bahwa cuci tangan tidak cukup hanya
menggunakan sabun, namun harus menggunakan bahan lain untuk membunuh kuman
seperti sabun atau larutan berbasis alkohol.
Dari 30 responden, 60% selalu memakai sabun saat sedang cuci tangan, sedangkan 40
% sisanya hanya kadang-kadang menggunakan sabun.
93% responden setuju bahwa mencuci tangan harus dilakukan dengan menggunakan
air yang mengalir.
Peneliti mengajukan pertanyaan kapankah cuci tangan yang benar dilakukan? 66%
responden menjawab bahwa responden hanya mencuci tangan sebelum makan.
Kesadaran untuk bisa mencegah penularan infeksi kuman melalui tangan sebelum
makan masih rendah karena 66% saja responden yang mencuci tangan sebelum
makan. Sedangkan cuci tangan seharusnya dilakukan oleh semua orang sebelum
makan untuk menghindari penyakit-penyakit fecaloral yang bisa menular melalui
tangan yang tidak dicuci.
Kegiatan sehari-hari lainnya yang biasanya dilakukan cuci tangan oleh responden,
yaitu :
5. Dari kuesioner yang disebar, 100% responden setuju bahwa mencuci tangan dapat
mencegah penyakit. Namun kesadaran untuk mencuci tangan tidak sesuai dengan
pengetahuan tersebut.
15
Berikut hasil pengetahuan beberapa penyakit yang dapat dicegah dengan mencuci
tangan, yaitu :
c. Diare 76%
Untuk mencoba apakah responden mengetahui penyakit yang sering terjadi namun
tidak dapat dicegah dengan mencuci tangan, penulis menanyakan apakah DBD dapat
dicegah? 20% responden menjawab cuci tangan dapat mencegah DBD padahal DBD
tidak dapat dicegah dengan mencuci tangan melainkan dicegah dengan 3M+1. Hal ini
mendandakan bahwa pengetahuan responden mengenai penyakit menular masih
belum mencukupi sehingga diperlukan penyuluhan lain untuk menjelaskan tentang
infeksi menular kepada pengunjung puskesmas.
BAB V
PENUTUP
16
5.1. Kesimpulan
1. Seluruh pengunjung sudah mengetahui tentang pentingnya cuci tangan untuk
mencegah penyakit. Namun tidak semua pengunjung tahu penyakit apa saja yang
dapat dicegah dengan cuci tangan.
2. 90 % pengunjung tidak selalu menggunakan sabun saat cuci tangan
3. Tidak semua bagian pada tangan dicuci saat cuci tangan. Telapak tangan merupakan
bagian dari tangan yang sering di cuci, sedangkan bagian lainnya jarang ikut tercuci.
4. 96% (hampir seluruhnya) mencuci tangan setelah makan namun hanya 66%
pengunjung hanya mencuci tangan sebelum makan, sedangkan kegiatan lain belum
banyak yang melakukan cuci tangan.
5.2. Saran
1. Bagi Puskesmas :
1. Menyediakan handrub atau wastafel bagi pengunjung puskesmas
2. Menyediakan poster tentang pentingnya cuci tangan (tidak hanya cara cuci
tangan)
2. Bagi Petugas Kesehatan :
1. Membiasakan cuci tangan sebelum dan setelah tindakan
2. Memberikan penyuluhan tentang pentingnya cuci tangan baik secara personal
pada pasien dan keluarga ataupun saat penyuluhan/posbindu.
DAFTAR PUSTAKA
1. Depkes RI. Panduan Manajemen PHBS Menuju Kabupaten/Kota Sehat. Jakarta: Depkes
RI; 2008.
17
2. Kemenkes RI. Pedoman Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Jakarta: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia; 2010.
3. Dit. PL, Ditjen PP-PL. Pedoman Umum Pengelolaan Kegiatan Peningkatan Perilaku
Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2008.
4. WHO. WHO guideline on hand hygiene in health care first global patient safety
challenge. Switzerland: WHO Press; 2009.
6. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah. Buku Saku 2010 Visualisasi Data Kesehatan
Propinsi Jawa Tengah. Semarang: Dinas Kesehatan Propinsi Jateng; 2010.
7. USAID. Formative Research Report Hygiene and Health. Jakarta: USAID Indonesia;
2006.
8. Pratiwi Y. Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene pada anak usia sekolah di
SD Negeri Pleret Lor. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta; 2011.
LAMPIRAN
Lampiran 1
18
Dalam rangka memenuhi tugas akhir pendidikan dokter internsip periode
UKM, saya dr. Dede Ropiah akan melakukan penelitian yang berjudul Gambaran
Pengetahuan dan Sikap Perilaku Cuci Tangan pada Pengunjung UPT Puskesmas
Serang Kota Tahun 2015.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan
sikap perilaku pengunjung Puskesmas Serang Kota. Adapun manfaat dari penelitian ini
adalah sebagai sumber informasi dan sarana edukasi kesehatan tentang cuci tangan.
SURAT PERSETUJUAN
Umur : tahun
Peneliti Peserta
( d r . Dede Ropiah ) ( )
19
Lampiran 2
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU CUCI TANGAN
PADA PENGUNJUNG UPT PUSKESMAS DTP SERANG KOTA TAHUN 2015
No. Kuesioner :
Identitas Responden
Nama :
Umur :
Alamat :
Pendidikan :
No telp :
ISILAH KOLOM DIBAWAH INI YANG MENURUT ANDA BENAR DENGAN TANDA
SILANG X
Lampiran 3
Dokumentasi Penyuluhan dan Presentasi Mini Project
20
21