Anda di halaman 1dari 21

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU

CUCI TANGAN YANG BENAR


PADA PENGUNJUNG UPT PUSKESMAS DTP SERANG KOTA
DESEMBER 2015

Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas internship

Disusun oleh:
dr. Dede Ropiah

Diajukan Kepada Yth.


dr. Murni Diasfara (Dokter Pendamping Internsip)
dr. Hj. Niken Prabaningrum, MM.Kes (Kepala Puskesmas Serang Kota)

UPT PUSKESMAS DTP SERANG KOTA


DOKTER INTERNSIP INDONESIA ANGKATAN I PROVINSI BANTEN
Periode 12 Oktober 2015 10 Februari 2016

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Alhamdulillah, segala puji hanya kepada Allah SWT dan sholawat serta salam semoga
selalu tercurah kepada Rosulullah SWA. Alhamdulillah mini project penulis dapat
terselesaikan sesuai waktunya.

Melalui mini project ini penulis ini memberikan Gambaran Pengetahuan dan Sikap
Perilaku Cuci Tangan pada Pengunjung UPT Puskesmas Serang Kota Desember Tahun 2015.
Rasanya semua orang sudah mengetahui pentingnya cuci tangan sebelum makan untuk
mencegah penyakit. Melalui penelitian ini penulis ingin mengetahui tingkat penyerapan
pengetahuan pada pengunjung Puskesmas. Diharapkan dapat mengingatkan bagi pengunjung
yang lupa ataupun menambah pengetahuan bagi pengunjung yang belum memiliki
pengetahuan yang benar tentang mencuci tangan.

Dalam proses penyusunan mini project ini tidak terlepas dari campur tangan teman
sejawat penulis di Puskesmas. Oleh karenanya, penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada :

1. Kepala Puskesmas DTP Serang Kota, dr. Hj. Niken Prabaningrum, MM.Kes, yang
telah memberikan izin dan kesempatan kepada peneliti untuk melakukan pengambilan
data guna memenuhi tugas Mini Project ini.

2. Dokter pendamping Internsip Wahana Puskesmas Serang Kota Dr. Murni Diasfara dan
dokter fungsional Puskesmas Serang Kota dr. Wiwit yang telah membimbing penulis
dalam mini project ini. Dari mulai penyusunan kuesioner, pengolahan data hingga
presentasinya

3. Pak Toni Ahmadiani selaku perawat PKM Serang Kota yang telah membantu saya
dalam penelitian ini.

4. Teman-teman sejawat yang 1 kelompok dengan saya (dr. Wahid Hilmy S., dr. Aldho
Bramantyo, dr. Alifia Faraghta, dr. Aniz Zamzami, dr. Gina Aghnia Huda dan dr. Putri
Nuraini )
5. Seluruh Pihak dari PKM serang Kota yang telah memberikan kesempatan kepada saya
untuk melakukan penelitian ini

Banyak kekurangan yang terdapat dalam mini project ini, oleh karenanya diharapkan mini
project ini bisa memberikan semangat untuk dilakukannya penelitian yang lebih

2
menyeluruh lagi. Tujuannya hanya satu, agar pengunjung Puskesmas Serang Kota dapat
bersinergi dengan petugas dalam mengupayakan peningkatan kesehatan masyarakat
Serang Kota.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Serang, 10 Januari 2015

Dr. Dede Ropiah


Peneliti

DAFTAR ISI

3
Kata Pengantar............................................................................................ 2
BAB I Pendahuluan.................................................................................... 5
1.1. Latar belakang................................................................................. 5
1.2. Rumusan masalah........................................................................... 6
1.3. Tujuan penelitian............................................................................ 6
1.4. Manfaat penelitian......................................................................... 6
BAB II Tinjauan Pustaka............................................................................ 7
2.1.1. Definisi cuci tangan.......................................................................... 7
2.1.2. Cuci tangan sebagai bagian dari PHBS........................................... 7
2.1.3. Langkah cuci tangan......................................................................... 9
2.1.4. Penyakit yang dapat dicegah dengan cuci tangan............................ 10
2.2. Kerangka konsep.................................................................................. 11
2.3. Definisi operasional.............................................................................. 11
BAB 3 Metode penelitian............................................................................ 12
3.1. Desain penelitian.................................................................................. 12
3.2. Lokasi dan waktu penelitian................................................................. 12
3.3. Populasi dan sampel............................................................................. 12
3.4. Cara kerja penelitian............................................................................ 13
3.5. Managemen data.................................................................................. 13
BAB 4 Hasil dan pembahasan.................................................................... 14
BAB 5 Penutup........................................................................................... 17
5.1. Kesimpulan.......................................................................................... 17
5.2. Saran.................................................................................................... 17
Daftar Pustaka............................................................................................. 18
Lampiran kuesioner dan dokumentasi penyuluhan..................................... 19

BAB I
PENDAHULUAN

4
1.1. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan di Indonesia merupakan bagian dari pembangunan
nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya guna tercapainya negara yang kuat.
Terwujudnya derajat kesehatan masyarakat tersebut dapat dicapai, salah satunya
dengan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Program PHBS merupakan
upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi
perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi,
memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap
dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social Support) dan
pemberdayaan masyarakat (Empowerment).
Salah satu dari empat kunci kegiatan PHBS untuk meningkatkan pencapaian
derajat kesehatan adalah meningkatkan perilaku cuci tangan yang benar (cuci tangan
dengan air yang mengalir dan sabun) setelah buang air besar, setelah menceboki bayi dan
balita, sebelum makan serta sebelum menyiapkan makanan (Yusuf, 2008).
Membiasakan mencuci tangan dengan sabun juga terbukti menurunkan angka
kejadian beberapa penyakit menular. Oleh karena itu, dibutuhkan pengetahuan dan
pembiasaan untuk mencuci tangan dengan sabun di kalangan masyarakat luas.
Perilaku sehat Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) yang merupakan salah satu
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), saat ini juga telah menjadi perhatian dunia, hal
ini karena masalah kurangnya praktek perilaku cuci tangan tidak hanya terjadi di negara
berkembang saja, tetapi ternyata di negara maju pun kebanyakan masyarakatnya masih
lupa untuk melakukan perilaku cuci tangan. Fokus CTPS ini adalah anak sekolah sebagai
Agen Perubahan dengan simbolisme bersatunya seluruh komponen keluarga, rumah
dan masyarakat dalam merayakan komitmen untuk perubahan yang lebih baik dalam
berperilaku sehat melalui CTPS (Depkes, 2007).
Berdasarkan data diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul Gambaran Pengetahuan dan Sikap Perilaku Cuci Tangan pada Pengunjung UPT
Puskesmas Serang Kota Tahun 2015.

1.2. Rumusan Masalah


Bagaimanakah Gambaran Pengetahuan dan Sikap Perilaku Cuci Tangan
pada Pengunjung UPT Puskesmas Serang Kota Tahun 2015.

5
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan umum
Mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap perilaku cuci tangan pada
pengunjung UPT Puskesmas Serang Kota. Dengan diketahuinya pengetahuan dan
sikap perilaku cuci tangan pada pengunjung diharapkan pengunjung mengerti
pentingnya cuci tangan dengan baik dan benar. Hal ini penting untuk meningkatkan
pemahaman dan penerapan pola hidup bersih dan sehat. Diharapkan dengan
meningkatnya penerapan cuci tangan yang baik dan benar maka angka kejadian
penyakit menular yang dapat dicegah dengan cuci tangan dapat berkurang.
1.3.2. Tujuan khusus
1. Mengetahui Gambaran Pengetahuan Cuci Tangan pada Pengunjung UPT Puskesmas
Serang Kota.

2. Mengetahui Gambaran Sikap Perilaku Cuci Tangan pada Pengunjung UPT


Puskesmas Serang Kota.

1.4. Manfaat Penelitian


1. Memberikan informasi dan edukasi kepada Pengunjung UPT Puskesmas Serang Kota
tentang cuci tangan yang baik dan benar.

2. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data awal bagi penelitian ataupun
pemberian edukasi mengenai pengetahuan cuci tangan di lingkungan Puskesmas
Serang Kota.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi cuci tangan

6
Cuci tangan yang benar dengan menggunakan sabun merupakan salah satu
PHBS termudah untuk dilakukan dalam upaya pembangunan kesehatan di Indonesia.
Cuci Tangan adalah salah satu bentuk kebersihan diri yang penting. Selain itu
mencuci tangan juga dapat diartikan menggosok dengan sabun secara bersamaan
seluruh kulit permukaan tangan dengan kuat dan ringkas yang kemudian dibilas di
bawah air yang mengalir (Potter, 2005).

2.1.2. Cuci tangan sebagai bagian dari PHBS


Perilaku sehat Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) yang merupakan salah satu
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), saat ini juga telah menjadi perhatian dunia, hal
ini karena masalah kurangnya praktek perilaku cuci tangan tidak hanya terjadi di negara
berkembang saja, tetapi ternyata di negara maju pun kebanyakan masyarakatnya masih
lupa untuk melakukan perilaku cuci tangan. Fokus CTPS ini adalah anak sekolah sebagai
Agen Perubahan dengan simbolisme bersatunya seluruh komponen keluarga, rumah
dan masyarakat dalam merayakan komitmen untuk perubahan yang lebih baik dalam
berperilaku sehat melalui CTPS (Depkes, 2007).
Program PHBS merupakan upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau
menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan
membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi),
bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment).(Dinkes
Jawa Tengah, 2009).
Terdapat 5 tatanan PHBS yaitu PHBS Rumah Tangga, PHBS Sekolah, PHBS
Tempat Kerja, PHBS Sarana Kesehatan, PHBS Tempat-Tempat Umum (Dinas Kesehatan
Jawa Tengah, 2009).
PHBS di Sarana Kesehatan
Kebijakan pembangunan kesehatan ditekankan pada upaya promotif dan preventif
agar orang yang sehat menjadi lebih sehat dan produktif. Pola hidup sehat merupakan
perwujudan paradigma sehat yang berkaitan dengan perilaku perorangan, keluarga,
kelompok, dan masyarakat yang berorientasi sehat dengan meningkatkan, memelihara,
dan melindungi kualitas kesehatan baik fisik, mental, spiritual maupun sosial.
Perilaku hidup sehat meliputi perilaku proaktif untuk:
1. Memelihara dan meningkatkan kesehatan dengan cara olah raga teratur dan hidup
sehat;
2. Menghilangkan kebudayaan yang berisiko menimbulkan penyakit;

7
3. Usaha untuk melindungi diri dari ancaman yang menimbulkan penyakit;
4. Berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.

Rumah sakit merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan, tempat


berkumpulnya orang sakit dan sehat sehingga berpotensi menjadi sumber penularan penyakit
bagi pasien, petugas kesehatan maupun pengunjung. Terjadinya infeksi oleh bakteri atau virus
yang ada di fasilitas pelayanan kesehatan, penularan penyakit dari penderita yang dirawat di
fasilitas pelayanan kesehatan kepada penderita lain atau petugas di fasilitas pelayanan
kesehatan ini disebut dengan infeksi rumah sakit.
Infeksi rumah sakit dapat terjadi karena kurangnya kebersihan fasilitas pelayanan
kesehatan atau kurang higienis atau tenaga kesehatan yang melakukan prosedur medis
tertentu kurang terampil. Penularan penyakit juga dapat terjadi karena tidak memadainya
fasilitas sanitasi seperti ketersediaan air bersih, jamban dan pengelolaan limbah.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan tahun 2004 ternyata infeksi rumah sakit
merupakan salah satu penyumbang penyakit tertinggi. Persentase tingkat risiko terjangkitnya
infeksi rumah sakit di Rumah Sakit Umum mencapai 93,4% sedangkan Rumah Sakit Khusus
hanya 6,6%, 1,6-80,8 % diantaranya merupakan penyakit saluran pencernaan.
PHBS di fasilitas pelayanan kesehatan merupakan upaya untuk memberdayakan
pasien, masyarakat pengunjung dan petugas agar tahu, mau dan mampu untuk
mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan fasilitas pelayanan kesehatan
yang sehat dan mencegah penularan penyakit di fasilitas pelayanan kesehatan.

Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan guna efektivitas PHBS di fasilitas pelayanan
kesehatan yaitu :
1. Mencuci tangan pakai sabun (hand rub/hand wash)
2. Penggunaan air bersihpenggunaan jamban sehat
3. Membuang sampah pada tempatnya
4. Larangan merokok
5. Tidak meludah sembarangan
6. Pemberantasan jentik nyamuk

Tujuan PHBS di fasilitas pelayanan kesehatan


Membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat
Mencegah terjadinya penularan penyakit.

8
Menciptakan lingkungan yang sehat.
Sasaran PHBS di fasilitas pelayanan kesehatan
Pasien
Keluarga pasien,
Pengunjung,
Petugas kesehatan,
Karyawan.
Manfaat PHBS di fasilitas pelayanan kesehatan :
Bagi pasien/keluarga pasien/pengunjung :
Memperoleh pelayanan kesehatan yang aman dan sehat,
Terhindar dari penularan penyakit,
Mempercepat proses penyembuhan penyakit dan
Peningkatan derajat kesehatan pasien.
Bagi fasilitas pelayanan kesehatan/rumah sakit :
Mencegah terjadinya penularan penyakit,
Meningkatkan citra fasilitas pelayanan kesehatan yang baik sebagai tempat untuk
memberikan pelayanan kesehatan dan pendidikan kesehatan bagi masyarakat.

Program PHBS di fasilitas pelayanan kesehatan dapat terwujud apabila ada keinginan dan
kemampuan dari para pengambil keputusan dan peran aktif semua stake holder.

2.1.3. Langkah cuci tangan


Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) merupakan kebiasaan yang bermanfaat untuk
membersihkan tangan dari kotoran dan membunuh kuman penyebab penyakit yang
merugikan kesehatan. Mencuci tangan yang baik membutuhkan beberapa peralatan
berikut : sabun antiseptik, air bersih dan handuk atau lap tangan bersih. Untuk hasil yang
maksimal disarankan untuk mencuci tangan selama 20-30 detik (PHBS-UNPAD, 2010).
Menurut WHO (2005) dalam Depkes RI (2006) terdapat 2 teknik mencuci tangan
yaitu mencuci yangan dengan sabun dan air serta mencuci tangan dengan larutan
berbahan dasar alkohol.

Mencuci tangan dengan sabun dan air dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Basuh tangan dengan air
b. Tuangkan sabun secukupnya
c. Ratakan dengan kedua tangan

9
d. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan
sebaliknya
e. Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari
f. Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci
g. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan
sebaliknya
h. Gosokkan dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan di telapak tangan kiri
dan sebaliknya
i. Gosok pergelangan tangan kiri dengan menggunakan tangan kanan dan
lakukan sebaliknya
j. Bilas kedua tangan dengan air
k. Keringkan dengan handuk sekali pakai sampai benar-benar kering
l. Gunakan handuk tersebut untuk menutup kran
m. Kedua tangan telah aman

Langkah c sampai dengan I pada cuci tangan dengan sabun dan langkah b
sampai dengan h pada cuci tangan dengan larutan berbahan dasar alkohol
dikenal sebagai 7 langkah hygiene tangan dan menjadi dasar pedoman
prosedur tetap mencuci tangan di Rumah Sakit di Indonesia (Depkes RI,
2006).

2.1.4. Penyakit yang dapat dicegah dengan cuci tangan


Beberapa jurnal di dunia melaksanakan penelitian yang berkaitan dengan cuci
tangan pakai sabun. Jurnal dari Annals of Internal Medicine pada tahun 2009 dengan
judul artikel The Effects of Hand Washing and Facemasks on Prevention of Influlenza
Infection, penelitian ini melibatkan 259 orang yang tinggal di Hongkong, bahwa dengan
mencuci tangan dan menggunakan masker membantu mencegah penyebaran virus
influenza kira-kira 36 jam dihitung sejak gejala Influenza ditemukan. Dan diikutkan
penelitian yang telah dilakukan oleh Park dkk dalam jurnal BMC Infectious Diseases
artikel Perceptions And Behaviours Related to Hand Hygiene For The Prevention Of
H1N1 Influenza Transmission Among Korean University Students During the Peak
Pandemic Period menyebutkan cuci tangan dengan sabun merupakan cara yang efektif
untuk mencegah penyakit H1N1 dan Influenza.

10
2.2. Kerangka konsep

2.3. Definisi Operasional

2.3.1. Variabel

1. Umur pengunjung yang jadikan sampel dalam penelitian.

2. Jenis kelamin (perempuan dan laki-laki).

3. Penyuluhan tentang skabies yang di berikan oleh peneliti kepada para santri dan santriwati.

BAB III

METODE PENELITIAN

11
3.1. Desain Penelitian

Desain penelitian ini berupa penelitian deskriptif untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan
dan Sikap Perilaku Cuci Tangan pada Pengunjung UPT Puskesmas Serang Kota pada
Desember tahun 2015.

3.2. Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Serang Kota pada tanggal 22 Desember 2015.

3.3. Pupolasi dan sampel

Sampel dalam penelitian ini yaitu pengunjung Puskesmas Serang Kota yang dipilih secara
acak dengan memenuhi kriteria inkulusi yang di tentukan.

Kriteria Inklusi

1. Seluruh pengunjung Puskesmas Serang Kota yang bersedia mengikuti penelitian.


2. Pengunjung yang berumur 15 - 60 tahun.

Kriteria Ekslusi
1. Pengunjung Puskesmas Serang Kota yang sedang berobat di IGD Puskesmas.
2. Pengunjung yang tidak menandatangani inform concent yang telah penulis sediakan.

3.3.1. Teknik pengambilan sampel penelitian

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara Quota sampling. Seluruh


pengunjung Puskesmas Serang Kota yang sedang mengantri pendaftaran dikumpulkan,
selanjutnya subjek yang didapat dan memenuhi kriteria inkulusi pada hari dan tanggal
yang telah di tentukan di minta untuk mengisi kuesioner tentang Pengetahuan dan
Sikap Perilaku Cuci Tangan.

3.3.2. Besar sampel

Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini yaitu berdasarkan teknik
pengambilan sampel yaang peneliti gunakan yaitu Quota sampling maka di dapatkan sampel

12
dalam penelitian ini sebanyak 30 orang dari pengunjung yang telah memenuhi kriteria
inklusi.

3.4. Cara Kerja Penelitian

Penelitian ini menggunakan media penelitian berupa kuesioner yang di berikan


kepada pengunjung yang telah memenuhi kriteria inklusi. Selanjutnya dilakukan
pengolahan data dan kemudian di lakukan analisa sederhana untuk mengetahui
gambaran pengetahuan dan sikap perilaku cuci tangan.

3.5. Managemen Data

3.5.1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner (tentang pengetahuan


seputar cuci tangan) oleh responden sebelum diberikan penyuluhan tentang cuci tangan.

3.5.2. Analisa Data

Data yang telah dikumpulkan selanjutnya di lakukan analisa sederhana untuk


mengetahui Gambaran Pengetahuan dan Sikap Perilaku Cuci Tangan.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data

13
Pengisian daftar pertanyaan pada kuesioner dilakukan pada tanggal 22 Desember
2015, dan responden diberikan waktu 20 menit untuk mengisi kuesioner. Kemudian
dilakukan penyuluhan tentang mencuci tangan dengan menggunakan media LCD,
laptop dan Standing Banner pada hari yang sama.

Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan serta disesuaikan dengan
tujuan penelitian, maka disusunlah hasil penelitian sebagai berikut :

1. Air yang bersih adalah air yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa.

Dari 30 kuesioner yang disebar, 100% responden setuju bahwa air yang bersih adalah
air yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Dengan demikian, seluruh
responden sudah mengetahui air seperti apakah yang layak untuk digunakan pada cuci
tangan yang benar.

2. Mencuci tangan yang bersih cukup menggunakan air saja.

Mengenai kebiasaan mencuci tangan menggunakan sabun, peneliti mencoba


menanyakan tentang kebiasaan menggunakan sabun untuk mencuci tangan yang
benar. Namun 90% responden setuju bahwa mencuci tangan yang benar cukup
menggunakan air saja, tanpa menggunakan sabun. Seperti diketahui, untuk mencuci
tangan yang baik dan benar, air saja tidak cukup karena air tidak dapat membunuh
kuman yang terdapat pada tangan. Hal ini menyebabkan bahwa perlu adanya
peningkatan pengetahuan bahwa mencuci tangan harus menggunakan sabun.

14
Sedangkan sisanya 10% responden menyatakan bahwa cuci tangan tidak cukup hanya
menggunakan sabun, namun harus menggunakan bahan lain untuk membunuh kuman
seperti sabun atau larutan berbasis alkohol.

Dari 30 responden, 60% selalu memakai sabun saat sedang cuci tangan, sedangkan 40
% sisanya hanya kadang-kadang menggunakan sabun.

3. Mengenai cara mencuci tangan

93% responden setuju bahwa mencuci tangan harus dilakukan dengan menggunakan
air yang mengalir.

4. Aktifitas yang memerlukan cuci tangan

Peneliti mengajukan pertanyaan kapankah cuci tangan yang benar dilakukan? 66%
responden menjawab bahwa responden hanya mencuci tangan sebelum makan.
Kesadaran untuk bisa mencegah penularan infeksi kuman melalui tangan sebelum
makan masih rendah karena 66% saja responden yang mencuci tangan sebelum
makan. Sedangkan cuci tangan seharusnya dilakukan oleh semua orang sebelum
makan untuk menghindari penyakit-penyakit fecaloral yang bisa menular melalui
tangan yang tidak dicuci.

Kegiatan sehari-hari lainnya yang biasanya dilakukan cuci tangan oleh responden,
yaitu :

96% setelah makan

90% sebelum dan setelah makan

66% setelah selesai BAB/BAK

46% setelah beraktifitas

46% sebelum dan setelah memasak

23% sebelum bermain dengan anak

5. Dari kuesioner yang disebar, 100% responden setuju bahwa mencuci tangan dapat
mencegah penyakit. Namun kesadaran untuk mencuci tangan tidak sesuai dengan
pengetahuan tersebut.

15
Berikut hasil pengetahuan beberapa penyakit yang dapat dicegah dengan mencuci
tangan, yaitu :

a. batuk pilek 50%

b. Tipes / Demam Tifoid 43%

c. Diare 76%

Untuk mencoba apakah responden mengetahui penyakit yang sering terjadi namun
tidak dapat dicegah dengan mencuci tangan, penulis menanyakan apakah DBD dapat
dicegah? 20% responden menjawab cuci tangan dapat mencegah DBD padahal DBD
tidak dapat dicegah dengan mencuci tangan melainkan dicegah dengan 3M+1. Hal ini
mendandakan bahwa pengetahuan responden mengenai penyakit menular masih
belum mencukupi sehingga diperlukan penyuluhan lain untuk menjelaskan tentang
infeksi menular kepada pengunjung puskesmas.

6. Bagian yang dicuci saat cuci tangan

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan dan saran

16
5.1. Kesimpulan
1. Seluruh pengunjung sudah mengetahui tentang pentingnya cuci tangan untuk
mencegah penyakit. Namun tidak semua pengunjung tahu penyakit apa saja yang
dapat dicegah dengan cuci tangan.
2. 90 % pengunjung tidak selalu menggunakan sabun saat cuci tangan
3. Tidak semua bagian pada tangan dicuci saat cuci tangan. Telapak tangan merupakan
bagian dari tangan yang sering di cuci, sedangkan bagian lainnya jarang ikut tercuci.
4. 96% (hampir seluruhnya) mencuci tangan setelah makan namun hanya 66%
pengunjung hanya mencuci tangan sebelum makan, sedangkan kegiatan lain belum
banyak yang melakukan cuci tangan.

5.2. Saran
1. Bagi Puskesmas :
1. Menyediakan handrub atau wastafel bagi pengunjung puskesmas
2. Menyediakan poster tentang pentingnya cuci tangan (tidak hanya cara cuci
tangan)
2. Bagi Petugas Kesehatan :
1. Membiasakan cuci tangan sebelum dan setelah tindakan
2. Memberikan penyuluhan tentang pentingnya cuci tangan baik secara personal
pada pasien dan keluarga ataupun saat penyuluhan/posbindu.

DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes RI. Panduan Manajemen PHBS Menuju Kabupaten/Kota Sehat. Jakarta: Depkes
RI; 2008.

17
2. Kemenkes RI. Pedoman Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Jakarta: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia; 2010.

3. Dit. PL, Ditjen PP-PL. Pedoman Umum Pengelolaan Kegiatan Peningkatan Perilaku
Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2008.

4. WHO. WHO guideline on hand hygiene in health care first global patient safety
challenge. Switzerland: WHO Press; 2009.

5. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis


Masyarakat. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2008.

6. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah. Buku Saku 2010 Visualisasi Data Kesehatan
Propinsi Jawa Tengah. Semarang: Dinas Kesehatan Propinsi Jateng; 2010.

7. USAID. Formative Research Report Hygiene and Health. Jakarta: USAID Indonesia;
2006.

8. Pratiwi Y. Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene pada anak usia sekolah di
SD Negeri Pleret Lor. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta; 2011.

LAMPIRAN

Lampiran 1

FORMULIR PERSETUJUAN RESPONDEN

18
Dalam rangka memenuhi tugas akhir pendidikan dokter internsip periode
UKM, saya dr. Dede Ropiah akan melakukan penelitian yang berjudul Gambaran
Pengetahuan dan Sikap Perilaku Cuci Tangan pada Pengunjung UPT Puskesmas
Serang Kota Tahun 2015.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan
sikap perilaku pengunjung Puskesmas Serang Kota. Adapun manfaat dari penelitian ini
adalah sebagai sumber informasi dan sarana edukasi kesehatan tentang cuci tangan.

SURAT PERSETUJUAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama :

Umur : tahun

Setelah mendapatkan keterangan secukupnya serta menyadari manfaat dari


penelitian tersebut dengan sukarela menyetujui diikutsertakan dalam penelitian di atas.

Serang, Desember 2015

Peneliti Peserta

( d r . Dede Ropiah ) ( )

19
Lampiran 2
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU CUCI TANGAN
PADA PENGUNJUNG UPT PUSKESMAS DTP SERANG KOTA TAHUN 2015
No. Kuesioner :
Identitas Responden
Nama :
Umur :
Alamat :
Pendidikan :
No telp :
ISILAH KOLOM DIBAWAH INI YANG MENURUT ANDA BENAR DENGAN TANDA
SILANG X

No. PERTANYAAN BENAR SALAH


1. Air yang bersih adalah air yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak
berasa.
2. Mencuci tangan yang bersih cukup menggunakan air saja
3. Mencuci tangan harus dilakukan dengan menggunakan air yang mengalir

4. Mencuci tangan hanya perlu dilakukan sebelum makan

5. Mencuci tangan dapat mencegah penyakit

ISILAH KOLOM DIBAWAH INI SESUAI DENGAN KEBIASAAAN DENGAN TANDA


CENTANG ( )

1. Saya biasanya cuci tangan menggunakan :


Air saja
Kadang menggunakan sabun
Selalu menggunakan sabun
2. Berikut adalah penyakit yang bisa dicegah dengan cuci tangan yang benar :
Batuk Pilek
Tipes / Demam Tifoid
Diare
Demam Berdarah
3. Saya biasanya cuci tangan saat :
Setelah makan
Sebelum dan setelah makan
Setelah selesai buang air besar/kecil
Setelah beraktivitas / bekerja
Sebelum dan setelah memasak
Sebelum bermain dengan anak
4. Saat cuci tangan saya biasanya mencuci bagian :
Telapak tangan
Punggung tangan
Sela-sela jari
Ujung kuku
Jempol
Pergelangan tangan

Lampiran 3
Dokumentasi Penyuluhan dan Presentasi Mini Project

20
21

Anda mungkin juga menyukai