Elektrolit (kelompok9)
KELOMPOK 8 :
GILANG RAMADAN
ISTIQOMAH
NOVITA SARI
RETNO WULANDARI RIPHA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Air (H 0) merupakan komponen utama yang paling banyak terdapat di dalam
tubuhmanusia. Sekitar 60% dari total berat badan orang dewasa terdiri dari air.
Namun bergantung kepadakandungan lemak & otot yang terdapat di dalam tubuh,
nilai persentase ini dapat bervariasiantara 50-70% dari total beratbadan orang
dewasa.Oleh karenaitu maka tubuh yang terlatih &terbiasa berolahraga sepertitubuh
seorang atlet biasanyaakan mengandung lebih banyakair jika dibandingkan tubuh
nonatlet.
Di dalam tubuh, sel-selyang mempunyai konsentrasi airpaling tinggi antara
lain adalahsel-sel otot dan organ-organ padarongga badan, seperti paru-paruatau
jantung, sedangkan sel-selyang mempunyai konsentrasi airpaling rendah adalah selseljaringan seperti tulang atau gigi. Konsumsi cairanyang ideal untuk memenuhi
kebutuhan harian bagitubuh manusiaadalahmengkonsumsi1 ml air untuksetiap 1
kkalkonsumsi energy tubuhataudapat juga diketahui berdasarkan estimasi
totaljumlah air yang keluar dari dalam tubuh. Secara rataratatubuh orang dewasa
akan kehilangan 2.5 Lcairan per harinya. Sekitar 1.5 L cairan tubuh keluarmelalui
urin, 500 ml melalui keluarnya keringat, 400ml keluar dalam bentuk uap air melalui
prosesrespirasi (pernafasan) dan 100 mlkeluar bersama dengan feces(tinja).
Sehingga berdasarkan estimasi ini, konsumsi antara 8-10gelas (1 gelas 240 ml)
biasanyadijadikan sebagai pedomandalam pemenuhan kebutuhancairan perharinya.
1.2
Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
Bagaimana anatomi cairan tubuh?
Apa pengertian dari cairan tubuh
Apapenyebab terjadinya ketidakseimbangan volume cairan?
Bagaimana patofisiologinya?
Apasaja tanda dan gejalanya?
Sebutkan klasifikasinya?
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Tujuan Penulisan
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memberikan penjelasan tentang cairan
dan elektrolit. Selain itu, makalah ini juga untuk memenuhi salah satu tugas dari
dosen mata kuliah Keperawatan Gerontik.
1.4
Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan makalah ini berupa tinjauan
pustaka dari berbagai macam sumber data yang memiliki kaitan dengan asuhan
keperawatan gerontik baik melalui buku kepustakaan ataupun melalui kepustakaan
dari media elektronik/dunia maya (internet).
1.5
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini yaitu Halaman Judul, Kata Pengantar, Daftar
Isi, Bab I Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan
Penulisan, Metode Penulisan, dan Sistematika Penulisan, Bab II Pembahasan, Bab
III Penutup yang terdiri dari Kesimpulan, Daftar Pustaka.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
80
3 bulan
70
6 bulan
60
1-2 tahun
59
11-16 tahun
58
Dewasa
58-60
40-50
Dewasa kurus
70-75
a.
b.
Selain air, cairan tubuh mengandung dua jenis zat yaitu elektrolit dan non
elektrolit.
Elektrolit
Merupakan zat yang terdisosiasi dalam cairan dan menghantarkan arus listrik.
Elektrolit dibedakan menjadi ion positif (kation) dan ion negatif (anion). Jumlah
kationdan anion dalam larutan adalah selalu sama (diukur dalam miliekuivalen).
o Kation
Kation utama dalam cairan ekstraselular adalah sodium (Na +), sedangkankation
utama dalam cairan intraselular adalah potassium (K +).Suatusistem pompa terdapat
di dinding sel tubuh yang memompa keluar sodiumdan potassium ini.
o Anion
Anion utama dalam cairan ekstraselular adalah klorida (Cl -) danbikarbonat (HCO3 ),
sedangkan anion utama dalam cairan intraselularadalah ion fosfat (PO 4 ).Karena
kandungan elektrolit dalam plasma dan cairan interstitial pada intinyasama maka
nilai elektrolit plasma mencerminkan komposisi dari cairan ekstraselulertetapi tidak
mencerminkan komposisi cairan intraseluler.
a) Natrium
Natrium sebagai kation utama didalam cairan ekstraseluler dan paling berperan
didalam mengatur keseimbangan cairan. Kadar natrium plasma: 135-145mEq/liter.
Kadarnatrium dalam plasma diatur lewat beberapa mekanisme:
- Left atrial stretch reseptor
- Central baroreseptor
- Renal afferent baroreseptor
- Aldosterone (reabsorpsi di ginjal)
- Atrial natriuretic factor
- Sistem renin angiotensin
-Sekresi ADH
-Perubahan yang terjadi pada air tubuh total (TBW=Total Body Water)
-
3-
2.1
Non elektrolit
Merupakan zat seperti glukosa dan urea yang tidak terdisosiasi dalam cairan. Zat
lainya termasuk penting adalah kreatinin dan bilirubin.
elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung
satu dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.
2.2
2.3
2.4
Dehydration
Moderate
Level of
consciousness*
Capillary refill*
Alert
Lethargic
2 Seconds
2-4 Seconds
Membranes*
Normal
Dry
Greater than 4
seconds, cool limbs
Mucous
Parched, cracked
Tears*
Normal
Decreased
Absent
Heart rate
Slight increase
Increased
Very increased
Respiratory rate
Normal
Increased
Blood pressure
Normal
Pulse
Normal
Normal, but
orthostasis
Thready
Increased and
hyperpnea
Decreased
Skin turgor
Normal
Slow
Tenting
Fontanel
Normal
Depressed
Sunken
Eyes
Normal
Sunken
Very sunken
Urine output
Decreased
Oliguria
Oliguria/anuria
Dehydration
Severe
Dehydration
Obtunded
Faint or impalpable
Anak
Ringan
4%
4%-5%
Sedang
6%
5 % - 10 %
Berat
8%
10 % - 15 %
15-20%
15 % - 20%
Shock
asi Dewasa
2. Perubahan konsentrasi
- Hiponatremia
Jika < 120 mg/L maka akan timbul gejala disorientasi, gangguan mental,
letargi,iritabilitas, lemah dan henti pernafasan, sedangkan jika kadar < 110 mg/L
makaakan timbul gejala kejang, koma. Hiponatremia ini dapat disebabkan
oleheuvolemia (SIADH, polidipsi psikogenik), hipovolemia (disfungsi tubuli
ginjal,diare, muntah,third space losses, diuretika), hipervolemia (sirosis, nefrosis).
Keadaan ini dapat diterapi dengan restriksi cairan (Na+ 125 mg/L) atau NaCl3%
ssebanyak (140-X)xBBx0,6 mg dan untuk pediatrik 1,5-2,5 mg/kg.
Koreksi hiponatremia yang sudah berlangsung lama dilakukan scara
perlahanlahan,sedangkan untuk hiponatremia akut lebih agresif. Untuk menghitung
Naserum yang dibutuhkan dapat menggunakan rumus:
Na= Na1 Na0 x TBW
keterangan :
Na = Jumlah Na yang diperlukan untuk koreksi (mEq)
Na1 = 125 mEq/L atau Na serum yang diinginkan
Na0 = Na serum yang actual
TBW = total body water = 0,6 x BB (kg)
Hipernatremia
Jika kadar natrium > 160 mg/L maka akan timbul gejala berupa perubahanmental,
letargi, kejang, koma, lemah. Hipernatremi dapat disebabkan olehkehilangan cairan
(diare, muntah, diuresis, diabetes insipidus, keringatberlebihan), asupan air kurang,
asupan natrium berlebihan. Terapi keadaan iniadalah penggantian cairan dengan
5% dekstrose dalam air sebanyak {(X-140) xBB x 0,6}: 140.
Hipokalemia
Jika kadar kalium < 3 mEq/L. Dapat terjadi akibat dari redistribusi akut kaliumdari
cairan ekstraselular ke intraselular atau dari pengurangan kronis kadar totalkalium
tubuh. Tanda dan gejala hipokalemia dapat berupa disritmik jantung,perubahan EKG
(QRS segmen melebar, ST segmen depresi, hipotensi postural,kelemahan otot
skeletal, poliuria, intoleransi glukosa. Terapi hipokalemia dapatberupa koreksi faktor
presipitasi (alkalosis, hipomagnesemia, obat-obatan), infuspotasium klorida sampai
10 mEq/jam (untuk mild hipokalemia ;>2 mEq/L) atauinfus potasium klorida sampai
40 mEq/jam dengan monitoring oleh EKG (untukhipokalemia berat;<2mEq/L disertai
perubahan EKG, kelemahan otot yanghebat).Rumus untuk menghitung defisit
kalium:
K = K1 K0 x 0,25 x BB
Keterangan :
K = kalium yang dibutuhkan
K1 = serum kalium yang diinginkan
K0 = serum kalium yang terukur
BB = berat badan (kg)
Hiperkalemia
Terjadi jika kadar kalium > 5 mEq/L, sering terjadi karena insufisiensi renal atauobat
yang membatasi ekskresi kalium (NSAIDs, ACE-inhibitor, siklosporin,diuretik). Tanda
dan gejalanya terutama melibatkan susunan saraf pusat(parestesia, kelemahan otot)
dan sistem kardiovaskular (disritmik, perubahanEKG). Terapi untuk hiperkalemia
dapat berupa intravena kalsium klorida 10%dalam 10 menit, sodium bikarbonat 50100 mEq dalam 5-10 menit, atau diuretik,hemodialisis.
1) Perubahan komposisi
- Asidosis respiratorik (pH< 3,75 dan PaCO2> 45 mmHg)
Kondisi ini berhubungan dengan retensi CO 2 secara sekunder untuk
menurunkanventilasi alveolar pada pasien bedah. Kejadian akut merupakan akibat
dariventilasi
yang
tidak
adekuat
termasuk
obstruksi
jalan
nafas,
atelektasis,pneumonia, efusi pleura, nyeri dari insisi abdomen atas, distensi
abdomen danpenggunaan narkose yang berlebihan. Manajemennya melibatkan
koreksi yangadekuat dari defek pulmonal, intubasi endotrakeal, dan ventilasi
2.5
mekanis bilaperlu. Perhatian yang ketat terhadap higiene trakeobronkial saat post
operatif adalah sangat penting.
Alkalosis respiratorik (pH> 7,45 dan PaCO 2 < 35 mmHg)
Kondisi ini disebabkan ketakutan, nyeri, hipoksia, cedera SSP, dan ventilasi
yangdibantu.Pada fase akut, konsentrasi bikarbonat serum normal, dan
alkalosisterjadi sebagai hasil dari penurunan PaCO 2 yang cepat. Terapi ditujukan
untukmengkoreksi masalah yang mendasari termasuk sedasi yang sesuai,
analgesia,penggunaan yang tepat dari ventilator mekanik, dan koreksi defisit
potasium yangterjadi.
Asidosis metabolik (pH<7,35 dan bikarbonat <21 mEq/L)
Kondisi ini disebabkan oleh retensi atau penambahan asam atau
kehilanganbikarbonat.Penyebab yang paling umum termasuk gagal ginjal, diare,
fistula ususkecil, diabetik ketoasidosis, dan asidosis laktat.Kompensasi awal yang
terjadiadalah peningkatan ventilasi dan depresi PaCO2.Penyebab paling umum
adalahsyok, diabetik ketoasidosis, kelaparan, aspirin yang berlebihan dan
keracunanmetanol.Terapi sebaiknya ditujukan terhadap koreksi kelainan yang
mendasari.
Terapi bikarbonat hanya diperuntukkan bagi penanganan asidosis berat dan
hanyasetelah kompensasi alkalosis respirasi digunakan.
Alkalosis metabolik (pH>7,45 dan bikarbonat >27 mEq/L)
Kelainan ini merupakan akibat dari kehilangan asam atau penambahan
bikarbonatdan diperburuk oleh hipokalemia.Masalah yang umum terjadi pada pasien
bedahadalah
hipokloremik,
hipokalemik
akibat
defisit
volume
ekstraselular.Terapiyang digunakan adalah sodium klorida isotonik dan penggantian
kekuranganpotasium. Koreksi alkalosis harus gradual selama perode 24 jam
denganpengukuran pH, PaCO2dan serum elektrolit yang sering.
KLASIFIKASI CAIRAN DAN ELEKTROLIT
Dehidrasi
Dehidrasi sering dikategorikan sesuai dengan kadar konsentrasi serum darinatrium
menjadi
isonatremik
(130-150
mEq/L),
hiponatremik
(<139
mEq/L)
atauhipernatremik (>150 mEq/L). Dehidrasi isonatremik merupakan yang paling
seringterjadi (80%), sedangkan dehidrasi hipernatremik atau hiponatremik sekitar 510% darikasus.
1) Dehidrasi Isotonis (isonatremik) terjadi ketika kehilangan cairan hampir samadengan
konsentrasi natrium terhadap darah. Kehilangan cairan dan natrium besarnyarelatif
sama dalam kompartemen intravaskular maupun kompartemen ekstravaskular.
2) Dehidrasi
hipotonis
(hiponatremik)
terjadi
ketika
kehilangan
cairan
dengankandungan natrium lebih banyak dari darah (kehilangan cairan hipertonis).
Secara garisbesar terjadi kehilangan natrium yang lebih banyak dibandingkan air
yang hilang. Karenakadar natrium serum rendah, air di kompartemen intravaskular
berpindah kekompartemen ekstravaskular, sehingga menyebabkan penurunan
volume intravaskular.
3) Dehidrasi
hipertonis
(hipernatremik)
terjadi
ketika
kehilangan
cairan
dengankandungan natrium lebih sedikit dari darah (kehilangan cairan hipotonis).
Secara garisbesar terjadi kehilangan air yang lebih banyak dibandingkan natrium
yang hilang. Karenakadar natrium tinggi, air di kompartemen ekstraskular berpindah
ke kompartemenintravaskular, sehingga meminimalkan penurunan volume
intravaskular.
2.6
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah dengan menentukan pH dan
cadangan alkali atau lebih tepat lagi dengan pemeriksaan gas darah menurut ASTRUP (bila
memungkinkan)
2. Pemeriksaan eletrolit terutama kadar Natrium, Kalium, dan Fofor dalam serum.
2.7
PENATALAKSANAAN
Asupan dan kehilangan cairan dan elektrolit pada keadaan normal
Homeostasis cairan tubuh yang normalnya diatur oleh ginjal dapat berubah olehstres
akibat operasi, kontrol hormon yang abnormal, atau pun oleh adanya cedera padaparu-paru,
kulit atau traktus gastrointestinal.
Pada keadaan normal, seseorang mengkonsumsi air rata-rata sebanyak 2000-2500ml
per hari, dalam bentuk cairan maupun makanan padat dengan kehilangan cairan rata-rata 250
ml dari feses, 800-1500 ml dari urin, dan hampir 600 ml kehilangan cairan yangtidak disadari
(insensible water loss) dari kulit dan paru-paru.
Kepustakaan lain menyebutkan asupan cairan didapat dari metabolisme oksidatifdari
karbohidrat, protein dan lemak yaitu sekitar 250-300 ml per hari, cairan yang diminum setiap hari
sekitar 1100-1400 ml tiap hari, cairan dari makanan padat sekitar800-1000 ml tiap hari,
sedangkan kehilangan cairan terjadi dari ekskresi urin (rata-rata1500 ml tiap hari, 40-80 ml per
jam untuk orang dewasa dan 0,5 ml/kg untuk pediatrik),kulit (insensible loss sebanyak rata-rata 6
ml/kg/24 jam pada rata-rata orang dewasa yang mana volume kehilangan bertambah pada
keadaan demam yaitu 100-150 ml tiapkenaikan suhu tubuh 1 derajat celcius pada suhu tubuh di
atas 37 derajat celcius dansensible loss yang banyaknya tergantung dari tingkatan dan jenis
aktivitas yang dilakukan), paru-paru (sekitar 400 ml tiap hari dari insensible loss), traktus
gastrointestinal (100-200 ml tiap hari yang dapat meningkat sampai 3-6 L tiap hari jika terdapat
penyakitdi traktus gastrointestinal), third-space loses.
Tabel.2 Rata-rata harian asupan dan kehilangan cairan pada orang dewasaID GAINS FLUID
LOSES
FLUID GAINS
FLUID LOSES
Oxidative 300 ml
Kidneys 1200-1500 ml
Metabolism
Skin 500-600 ml
Lungs 400 ml
GI tract 100-200 ml
TOTAL 2200-2700 ml
TOTAL 2200-2700 ml
2.8
DIAGNOSA KEPERAWATAN
No.
Keluhan / Data
Data objektif :
1. Klien merasa lemah
2. Klien
merasa
haus
berlebihan
ANALISA DATA
Etiologi
Diare;
kehilangan
cairan
lambung;
secara diaphoresis;
polyuria.
Problem
Ketidakseimbangan
volume
cairan
kurang
dari
kebutuhan tubuh
Data subjektif :
1. Kelemahan
2. Haus
3. Penurunan turgor kulit / penurunan
intensitas tidur
4. Membrane mukosa / kulit kering
5. Peningkatan
denyut
nadi,
penurunan
tekanan
darah,
penurunan volume / tekanan nadi
6. Pengisian vena menurun
7. Perubahan status mental
8. Konsentrasi urine meningkat
9. Temperature tubuh meningkat
10. Hemtokrit tinggi
11. Kehilangan berat badan seketika
2.1
keterangan :
: laki-laki
: garis keturunan
: perempuan
------ : garis serumah
: garis hubungan
x
: meninggal
: klien
2. Riwayat Keluarga
Aklien adalah anak ke-2 dari 3 bersaudara.klien berasal dari keluarga yang tidak
berada.orang tua klien sudah meninggal,dan suami klien sudah meninggal 5 tahun
yang lalu.klien tinggal bersama ke-2 anaknya. orang tua laki-laki klien meninggal
karena hipertensi dan ibu klien meniggal karena sakit.
C. RIWAYAT PEKERJAAN
Pekerjaan saat ini
:
Alamat pekerjaan
:
Jarak dari rumah
:
Alat transportasi
:
Jarak dari rumah
: 4000 km
Alat transportasi
: jalan kaki
Sumber-sumber pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan
: untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari dipenuhi oleh anak klien dan klien tinggal bersama
anaknya.
D. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP
Type tempat tinggal
: kayu
Jenis lantai rumah
: kayu
Kondisi lantai
: kering
Tangga rumah
: tidak ada
Penerangan
: cukup
Tempat tidur
: tidak aman
Alat dapur
: tertata rapi
WC
: ada (tidak aman, lantai licin tidak ada pegangan)
Kebersihan lingkungan : bersih (tidak ada barang yang membahayakan)
Jumlah orang yang tinggal dalam satu rumah : 7 orang
Derajat privasi
: klien merasa cukup dihargai dirumah
Tetangga terdekat
: ny S hubungan : keluarga
Alamat/tlfn
: jl. Mujahidin / 085349xxxx
E.RIWAYAT REKREASI
Hobby/minat
: klien suka memasak dan membuat kue
Keanggotaan Organisasi
: Tidak Ada
Liburan/perjalanan
: klien lebih sering berdiam diri dirumah dan jarang
melakukan refresing
F. SISTEM PENDUKUNG
Perawat : disekitar rumah klien tnggal salah seorang tenaga kesehatan puskesmas
Jarak dari rumah : 1000 km
Klinik : 5000 km
Pelayanan kesehatan dirumah : tidak ada
Makanan yang dihantarkan
: tidak ada
Perawatan sehari-hari yang dilakukan keluarga : tidak ada
Lainnya : klien masih mampu melakukan aktivitas sehari hari secara mandiri
G. DISKRIPSI KEKHUSUSAN
Kebiasaan ritual : klien shalat 5 waktu dan menjalankan puasa ramadhan
H. STATUS KESEHATAN
Status kesehatan umum selama setahun yang lalu
: klien mengatakan sering
mengeluh pusing dan kurang nafsu makan
Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu
: klien mengatakan pernah
mengalami diare.
Keluhan utama : diare
1. Provocative :
2. Quality/quantity:
3. Region
:
4. Severity scale :
5. Timing
:
Pemahaman dan penatalaksanaan masalah kesehatan :
Obat obatan :
No.
Nama obat
Dosis
Keterangan
1.
NEO ENTROSTOP
2X1
Obat anti diare
PENGKAJIAN PERSISTEM
PERNAFASAN (B1 : BREATHING)
1. bentuk dada
Simetris
asimetris
barrel chest
funne chestl
pigeons chest
tidak
sputum:
ya
warna :
nyeri waktu bernafas : tidak
tidak
3. pola nafas
a. frekwensi nafas : 20 x/ menit
: regular
4. bunyi nafas
a. normal
vasikuer disemua lapangan dada
bronchial di manubrium sternum
broncho vesikuler di intracosta 2 dipercabanga bronchus
5. pergerakan dada : intercostal
6. tractil fremitis / fremitus vocal : tidak meningkat dan tidak menurun
7. alat bantu pernafasan : tidak ada
CARDIOVASCULAR (B2 : BLEEDING)
1. Nadi
frekuensi : 88 x/menit
regular
irregular
kuat
lemah
2. Bunyi jantung
Normal
Tambahan
Ada
3.Letak jantung
ictus cordis teraba pada
4. Pembesaran jantung
Ya
Tidak
5.Nyeri Dada
Ya
6.Edema
Tidak
Tidak,jelaskan
Palpebra
anasarka
ekstremitasatas
asites
tidak ada
7. Clubbing Finger
ekstremitas bawah
Ya
Tidak
PERSARAFAN (B3: Brain)
Tingkat Kesadaran:
compos mentis apatis
koma
1. GCS:
Eye: 4
Total GCS: 15
2. Refleks
samnolen
sopor
Verbal: 5
Motorik: 6
Normal
Babinsky
parese
paraplegi
hemi parese
tetraplegia
3.koodinasi gerak :
ya
tidak
4. kejang
: ya
tidak
5.lain-lain :
PENGINDERAAN (persepsi sensori)
1. Mata (penglihatan)
a. Bentuk
Normal
enoftalmus
eksoptalmus
lain
b. visus
c. pupil
iskor
unisokor
miosis
midriasis
d. Gerak bola mata :
refleks cahaya
positif
negative
normal
e. Medan penglihatan:
f. Buta warna :
menyempit
Ya,jenis
tidak
g. Tekanan Intra Okuler :
meningkat
tidak
2. Hidung (Penciuman)
a. bentuk
: normal
denasi
b. gangguanpenciuman
3. Telinga (Pendengaran)
ya
tidak
a. aurikel :
normal
anomaly
b. membrane tympani
terang
keruh
intake
perforasi
c. otorrhoea
ya,jenis
keterangan
kemerahan
ya
tidak
e. tinnitus :
4. perasa
ya
tidak
normal
tremor
parese
lain-lain,sebutkan
5. peraba
normal
kelainan,sebutkan
lembab
merah
stomatitis
b. lidah
hiperemik
kotor
lain lain
c. kebersihan rongga mulut
tidak berbau
berbau
gigi bersih
gigi kotor
d. tenggorokan
sakit menelan/ nyeri menelan
sulit menelan
lain-lain
e. abdomen
kenyal
tegang
kembung
nyeri tekan, lokasi
benjolan, lokasi
f. pembasaran hepar
g. pembesaran lien
: ya
tidak
tidak
: ya
h. asites
:
ya
tidak
i. lain-lain
2.masalah usus besar dan rectum / anus
BAB :5X/hari
diare
menelan
faeses berdarah
colostomy
feses berlendir wasir lain-lain
obat pencahar
ya
tidak
ya
tidak
lavamen
bebas
kemampuan kekuatan otot
terbatas
tidak
dislokasi
ya
lokasi
tidak
haematom
ya
lokasi
tidak
2. integument
warna kulit :
ya
lokasi
akral:
ikterik
seasonik
pucat
kemerahan
hangat
panas
dingin kering
dingin basah
hyperpigmentasi
turgor :
elastic
tidak elastic
tulang belakang
lordosi:
kiposis:
scoliosis:
REPRODUKSI
lain-lain ,sebutkan
laki-laki :
kelamin bentuk
:
kebersihan alat kelamin
perempuan
payudara
bentuk
:
simetris
benjolan :
ya
kelamin
bentuk
:
normal
keputihan
: ada
siklus haid 28 hari
normal
tidak normal,keterangan
:
bersih
kotor
keterangan
asimetris
tidak
tidak
tidak
keterangan
ENDOKRIN
1. factor alergi
ya
tidak
manifestasi
:
cara mengatasi :
2.kelainan endokrin
tidak ada kelainan pada endokrin
PENGETAHUAN
pengetahuan klien tentang kesehatan dirinya :
klien saat merasa sakit langsung kepuskesmas diantar keluarganya
Tanggal
Umur
: islam
: 29 maret - 2012
: 70 tahun
Suku
: banjar
Pewawancara :
SKOR
+
NO
Pertanyaan
Jawaban
1.
29 maret 2012
2.
Kamis
3.
Rumah
4.
Jl. sarigading
5.
72 tahun
6.
7.
SBY
8.
Mega wati
9.
Siti halimah
10.
15 5= 10
25 - 5 =10
21 - 5 = 16
Nama klien
: Ny.R
No.Reg
Ruang
:
:
PERTANYAAN
BENAR
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
JUMLAH KESALAHAN
0-2 Kesalahan
3-4 kesalahan
5-7 kesalahan
8-10 kesalahan
: Baik
:Gangguan Intelektual Ringan
: Gangguan Intelektual Sedang
: Gangguan Intelektual Berat
Nama klien
No. Reg
:Ny.R
:
Ruang
Katz B
Mandiri dalam :
1. Mandi
2. Berpakaian
3. Ke Toilet,
4. Berpindah
5. Kontinen BAK/BAB
6. Makan
Mandiri, untuk 5 fungsi diatas
SALAH
Katz C
Katz D
Katz E
Mandiri,kecuali mandi
Mandri, kecuali mandi, Berpakaian,& 1 fungsi diatas
Mandri, kecuali mandi, Berpakaian,Ke Toilet & 1 fungsi
diatas
Mandri, kecuali mandi, Berpakaian,Ke Toilet, Berpindah&
1 fungsi diatas
Ketergantungan untuk semua 6 fungsi diatas
Katz F
Katz G
PERTANYAAN
JAWABAN
1.
APAKAH
ANDA
SEBENARNYA
KEHIDUPAN ANDA?
2.
3.
4.
5.
PUAS
DENGAN
TIDAK
BANYAK
YA
YA
TIDAK
6.
YA
7.
TIDAK
8.
YA
9.
YA
YA
YANG BARU?
10.
APAKAH
ANDA
MERASA
MEMPUNYAI
BANYAK
TIDAK
YA
MENYENANGKAN?
12.
13.
TIDAK
14.
YA
15.
YA
*) SETIAP
JAWABAN
YANG
SESUAI
MERUPAKAN
( SATU)KETERANGAN :
SKOR 5-9
: KEMUNGKINANA DEPRESI
SKOR 10 ATAU LEBIH : DEPRESI
HASIL : skor 5 9 = kemungkinan depresi
Nama klien
:Ny.R
No.Reg
Ruang
:
:
YA
SKOR
SKORE NORTON
NO
KEADAAN PASIEN
1.
2.
3.
4.
5.
SKOR
Baik
Lumayan
Buruk
Sangat Buruk
KESADARAN
Komposmentis
Apatis
Konfus/spoor
Stupor/koma
AKTIVITAS
Ambualan
Tiduran
MOBILITAS
Bergerak bebas
Sedikit terbatas
Sangat terbatas
Tiduran
INKONTINENSIA
Tida ada
Kadang-kadang
KATEORI SKOR
16-20 : kecil sekali /tidak terjadi
12-15 :kemungkinan terjadi kecil
< 12 :kemungkinan besar terjadi
HASIL : 19, kecil sekali / tidak terjadi
Nama klien
No. Reg
:Ny.R
:
Ruang
APGAR
NO
1
URAIAN
FUNGSI
SKORE
Adaptation
Partnership
Growth
Affection
Resolve
Total
menyusahkan saya
2
3.
4.
5.
No.
1.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
I.
ANALISA DATA
Keluhan / Data
DO : Klien mengatakan, Saya berak cair
terus menerus kurang lebih 5x hari ini.
Etiologi
Diare
DS :
k/u lemah
Klien nampak haus
Membrane mukosa kering
TTV :
TD = 110/80 mmHg RR = 20 x/m
S = 36,5 oC
N = 88 x/m
BB sebelum sakit = 45 kg
BB sesudah sakit = 42 kg
TB = 153 cm
Minum = 1800 ml/hari
BAB = 5x/hari
Problem
Ketidakseimbangan
volume
cairan
kurang
dari
kebutuhan tubuh
PRIORITAS MASALAH
DIAGNOSA KEPERAWATAN
No.
1.
Tujuan
Intervensi
Setelah
dilakukan Mandiri :
tindakan
1. Pantau masukan
keperawatan selama haluaran
1
x
24
jam
diharapkan
cairan
dalam tubuh klien
terpenuhi
dengan
criteria hasil :
1. Mempertahankan
urine output sesuai
dengan usia dan
berat badan, berat
jenis urine normal,
Rasional
dan
1. Dengan
pemantauan
tersebut dapat dievaluasi
keaktifan terapi.
No.
1. 1
.
Dx. Kep.
1
IMPLEMENTASI
Implementasi
Mengetahui
apakah
cairan tersebut masuk ke
dalam
tubuh
secara
periodic agar tidak terjadi
diare misalnya.
Evaluasi
4.
O=
k/u lemah
Klien nampak haus
Membrane mukosa kering
TTV :
TD = 110/80 mmHg
RR = 20 x/m
S = 36,5 oC
N = 88 x/m
5. BB sebelum sakit = 45 kg
6. BB sesudah sakit = 42 kg
7. TB = 153 cm
8. Minum = 1800 ml/hari
9. BAB = 5x/hari
10. IWL = 630 ml/hari
A
= Masalah
keperawatan
ketidakseimbangan
volume
cairan
kurang
dari
kebutuhan
3. Monitor adanya tanda tanda dehidrasi.
Hasil : klien nampak haus, membrane tubuh belum teratasi.
mukosa kering.
4. Menganjurkan untuk minum 1500
2500 ml / hari.
P = Lanjutkan intervensi :
Hasil : minum = 1800 ml/hari
Mandiri :
1. Monitor masukan dan haluaran
2. Monitor tanda vital
5. Mendorong keluarga untuk membantu
3. Observasi adanya tanda
klien makan.
Hasil : keluarga klien tidak ada yang tanda dehidrasi.
4. Evaluasi jumlah minum klien
membantu klien makan.
antara 1500 2500 ml / hari.
6. Tawarkan snack (jus / buah buahan Kolaborasi :
5. Evaluasi cairan parenteral dan
segar) atau makanan kesukaannya.
Hasil : klien makan makanan yang telah elektrolit.
disediakan anaknya.
BAB III
PENUTUP
1.1 KESIMPULAN
Air merupakan bagian terbesar pada tubuh manusia, persentasenya dapat
berubahtergantung pada umur, jenis kelamin dan derajat obesitas seseorang. Pada
bayi usia< 1tahun cairan tubuh adalah sekitar 80-85% berat badan dan pada bayi
DAFTAR PUSTAKA
1. Pandey CK, Singh RB. Fluid and electrolyte disorders. Indian J.Anaesh.
2003;47(5):380-387.
2. Kaswiyan U. Terapi cairan perioperatif. Bagian Anestesiologi dan Reanimasi.
Fakultas KEdokteran Unpad/ RS. Hasan Sadikin. 2000.
3. Holte K, Kehlet H. Compensatory fluid administration for preoperative
dehydrationdoes
it improve outcome? Acta Anaesthesiol Scand. 2002; 46: 1089-93
4. Keane PW, Murray PF. Intravenous fluids in minor surgery. Their effect on
recovery
from anaesthesia. 1986; 41: 635-7.
5. Heitz U, Horne MM. Fluid, electrolyte and acid base balance. 5 th ed. Missouri:
Elsevier-mosby; 2005.p3-227
6. Guyton AC, Hall JE.Textbook of medical physiology. 9 th ed. Pennsylvania: W.B.
saunders company; 1997: 375-393
7. Latief AS, dkk. Petunjuk praktis anestesiologi: terapi cairan pada pembedahan.
Ed.
Kedua. Bagian anestesiologi dan terapi intensif, FKUI. 2002
8. Mayer H, Follin SA. Fluid and electrolyte made incredibly easy. 2 nd ed.
Pennsylvania:
Springhouse; 2002:3-189.
9. Schwartz SI, ed. Principles of surgery companion handbook. 7 th ed. New york:
McGraw-Hill; 1999:53-70.
10. Silbernagl F, Lang F. Color atlas of pathophysiology. Stuttgart: Thieme; 2000:
122-3.
11. Lyon Lee. Fluid and Electrolyte Therapy. Oklahoma State University - Center for
Veterinary Health. 2006. (Diakses tanggal 29 September2007). Tersedia dari:
http://member.tripod.com/~lyser/ivfs.htm
12. Leksana E. Terapi cairan dan elektrolit. Smf/bagian anestesi dan terapi intensif
FK
Undip: Semarang; 2004: 1-60.
13. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK. Handbook of clinical anesthesia. 5th ed.
Philadelphia: Lippincot williams and wilkins; 2006: 74-97.
14. Sunatrio S. Resusitasi cairan. Jakarta: Media aesculapius;2000:1-58.
15. Ellsbury DL, George CS. Dehydration. eMed J [serial online] 2006 Mar [dikutip 6
Okt 2007]. Tersedia dari: URL: http://www.emedicine.com/CHILD/topic925.htm.
16. Fakultas Kedokteran Unpad. Protokol Tindakan Bedah. Bandung. 2003
17. Grsaber MA. Terapi cairan, elektrolit dan metabolik. Ed.2. Farmedia; 2003: 1740.