Anda di halaman 1dari 86

PROPOSAL

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PEMBERIAN TERAPI HIPNOTIS


5 JARI UNTUK MENGURANGI ANSIETAS PADA LANSIA DENGAN
HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MATARAM

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Mata Kuliah KTI Pada
Program Studi Diploma III (D.III) Keperawatan Mataram Politeknik Kesehatan
Mataram Kemenkes RI Tahun Akademik 2019/2020

ALFI MAULANA
NIM. P07120118050

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI D.III KEPERAWATAN MATARAM
2021
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tanngan dibawah ini:

Nama : Alfi Maulana

NIM : P07120118050

Program studi : D.III Keperawatan Mataram

Institusi : Politeknik Kesehatan Mataram Kementrian Kesehatan RI

Menyatakan dengan sebanarnya bahwa Proposal Karya Tulis Ilmiah yang saya

tulis ini adalah benar-benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan

pengambil alih tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan

atau pikiran saya sendiri. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan

karya tulisan ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas

perbuatan tersebut.

Mataram, Januari 2021


Pembuat Pernyataan

Mengetahui,
Alfi Maulana
NIM. P07120118050

Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

Drs. H. Zulkifli, S.Kep., MMKes., MM Lale Wisnu Andrayani, M.Kep


NIP.195906291981031005 NIP.19800328200112002
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah oleh Alfi Maulana NIM. P07120118050 dengan

judul “Asuhan Keperawatan dengan Pemberian Terapi Hipnotis 5 Jari untuk

Mengurangi Ansietas Pada Lansia dengan Hipertensi di Wilayah Kerja

Puskesmas Mataram” telah diperiksa dan mendapatkan persetujuan untuk diujikan

di depan tim penguji Politeknik Kesehatan Mataram Kemenkes RI Jurusan

Keperawatan Program Studi D.III Keperawatan Mataram Tahun Akademik

2020/2021.

Mataram, Januari 2021

Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

Drs. H. Zulkifli, S.Kep., MMKes., MM Lale Wisnu Andrayani, M.Kep


NIP.195906291981031005 NIP.19800328200112002
LEMBAR PENGESAHAN

Dewan Penguji

Penguji Ketua Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

Dewi Purnamawati, M.Kep Drs. H. Zulkifli, S.Kep., MMKes., MM Lale Wisnu Andrayani, M.Kep
NIP. 197108071998032003 NIP.195906291981031005 NIP.19800328200112002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Keperawatan,

Rusmini, S.Kep.Ns., MM
NIP. 197010161989032001

Proposal Karya Tulis Ilmiah oleh ALFI MAULANA NIM.

P07120118050 dengan judul “Asuhan Keperawatan dengan Pemberian terapi

hipnotis 5 jari untuk mengurangi ansietas pada lansia dengan hipertensi

di wilayah kerja puskesmas Mataram ” telah dipertahankan di depan dewan

penguji pada tanggal :


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

melimpahkan segala berkah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan

dengan Pemberian terapi hipnotis 5 jari untuk mengurangi ansietas

pada lansia dengan hipertensi di wilayah kerja puskesmas Mataram

” ini dengan tepat waktu. Proposal ini bertujuan sebagai bahan acuan penelitian

dan pembuatan Karya Tulis Ilmiah yang merupakan syarat untuk menyelesaikan

studi pada program D.III Keperawatan di Politeknik Kesehatan Kemenkes

Mataram. Penyelesaian Proposal Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari bantuan

dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu perkenankan penulis menyampaikan

rasa hormat dan ucapan terimakasih sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak H. Awan Dramawan, S.Pd.,M.Kes. selaku Direktur Politeknik

Kesehatan Kemenkes Mataram.

2. Ibu Rusmini, S.Kep., Ns., MM. selaku Ketua Jurusan Keperawatan di

Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram.

3. Bapak H. Moh Arip, S.Kp.,M.Kes. selaku Ketua Program Studi D.III

Keperawatan Mataram, Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram.

4. Bapak Drs. H. Zulkifli, S.Kep., MMKes., MM. selaku pembimbing utama

telah memberikan bimbingan pengarahan dengan penuh rasa sabar dan

memberikan motivasi serta saran-saran positif dalam penyusunan Proposal

Karya Tulis Ilmiah ini.


5. Ibu Lale Wisnu Andrayani, M.Kep selaku Pembimbing Pendamping yang

telah memberikan saran dan bimbingannya serta motivasi demi

kesempurnaan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Ibu Dewi Purnamawati, M.Kep. Selaku Penguji Ketua yang telah

memberikan saran dan masukan demi kesempurnaan Proposal Karya Tulis

Ilmiah ini.

7. Dosen-dosen Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes

Mataram yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan selama penulis

menimba ilmu di Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram.

8. Kepada orang tua dan saudara tercinta yang selalu memberikan dukungan

dan do’a sehingga penulis terus semangat dalam menyelesaikan Proposal

Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Sahabat-sahabat saya yang telah banyak membantu dan mendukung dalam

penulisan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa Proposal Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari

kata sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran

positif yang bersifat membangun demi kesempurnaan dari Proposal Karya Tulis

Ilmiah ini.

Mataram, Januari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN.....................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................iv
KATA PENGANTAR............................................................................... v
DAFTAR ISI.............................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................viii
DAFTAR TABEL.....................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................x
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................1

A. Latar Belakang .....................................................................................1


B. Rumusan Masalah.................................................................................4
C. Tujuan Studi Kasus...............................................................................4
D. Manfaat Studi Kasus............................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................6

A. Konsep Hipnotis 5 Jari, Ansietas, Lansia dan Hipertensi......................6


B. Konsep Asuhan Keperawatan..............................................................29
C. Kerangka Konsep................................................................................ 44

BAB III METODE STUDI KASUS........................................................45

A. Rancangan Studi Kasus........................................................................45


B. Subjek Studi Kasus.............................................................................45
C. Fokus Studi..........................................................................................46
D. Definisi Operasional............................................................................ 46
E. Instrumen Studi Kasus.........................................................................47
F. Tempat dan Waktu.............................................................................47
G. Pengumpulan Data..............................................................................47
H. Penyajian Data....................................................................................48
I. Etika Studi Kasus.................................................................................49

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................51

LAMPIRAN..............................................................................................54

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Langkah pertama memposisikan klien dengan nyaman……………9

Gambar 2.2 Langkah ke dua anjurkan pasien menarik nafas sebanyak 3 kali dan

menutup mata dan membayangkan tubuh klien begitu

sehat……….10

Gambar 2.3 Letakan ibu jari pada jari telunjuk, instruksikan kepada klien untuk

membayangkan orang yang di

sayang……………………………….10

Gambar 2.4 Letakan ibu jari pada tari tengah, instruksikan kepada klien untuk

membayangkan ketika klien mendapat

penghargaan……………......10

Gambar 2.5 Letakan ibu jari pada jari manis, instruksikan klien untuk

membayangkan berada di tempat yang sangat

indah………………….11

Gambar 2.6 Ibu jari di letakan di jari kelingking dan Instruksikan klien untuk tarik

nafas, hembuskan secara perlahan dan ulangi sebanyak 3

kali……...11

Gambar 2.7 Pathway

Hipertensi………………………………………….............28

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi menurut JNC-VII 20013………………………25

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Penjelasan untuk Mengikuti Penelitian.............................................54

Lampiran 2. Informed Consent..............................................................................55

Lampiran 3. Format Pengkajian Asuhan Keperawatan..........................................56

Lampiran 4 SOP Hipnotis Lima Jari......................................................................70

Lampiran 5 Tes DASS........................................................................................................73

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hipnotis 5 jari merupakan salah satu cara untuk mengatasi

kecemasan dengan teknik relaksasi nafas. Hipnotis 5 jari adalah

salah satu bentuk self hipnotis yang dapat menimbulkan efek

relaksasi yang tinggi sehingga akan mengurangi ketegangan stres,

ansietas dan pikiran seseorang (Noviana, 2019). Teknik ini dapat

mempengaruhi pikiran atau memberikan sugesti kepada seseorang

sehingga orang tersebut tidak akan fokus pada keadaan yang

sedang dialami. Selain itu penggunaan hipnotis 5 jari akan

mempengaruhi sistem limbik seseorang, sehingga menghambat

sekresi hormon yang mengakibatkan stress. Hipnotis 5 bermanfaat

untuk menurunkan stress, atau rasa nyeri dengan skala ringan,

menurunkan tekanan darah, meningkatkan konsentrasi dan

menurukan kecemasan atau ansietas (Retno Yuli Hastuti, 2013).

xi
Penurunan kecemasan atau ansietas dengan melalui hipnotis 5

jari berkaitan dengan penggunaan hipnotis 5 jari akan membawa

gelombang pikiran klien menuju trance (gelombang alpha/theta)

yang bertujuan untuk menghilangkan kecemasan (Barbara Kozier,

Glenora Erb, Audrey Berman, 2010). Kecemasan atau ansietas

adalah suatu perasaan takut yang berasal dari eksternal atau internal

sehingga tubuh memiliki respons secara perilaku, emosional,

kognitif, dan fisik dengan melibatkan saraf parasimpatis dan akan

menurunkan peningkatan kerja jantung, pernafasan, kelenjar

keringat dan menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi

(L & Videbeck, 2011).

Hipertensi merupakan suatu keadaan meningkatnya tekanan

darah sistolik lebih dari sama dengan 140 mmHg dan diastolik

lebih dari sama dengan 90 mmHg setelah dua kali pengukuran

terpisah (Sidabutar, R. P., 1999). Hipertensi merupakan salah satu

penyakit tidak menular (PTM) yang menjadi pembuka untuk

resiko penyakit lainya seperti penyakit jantung dan gagal ginjal.

Pengukuran tekanan darah di lakukan untuk menentukan seberapa

kuat jantung seseorang untuk memompa darah. Penyakit hipertensi

merupakan penyakit yang banyak diderita oleh berbagai kalangan

baik usia muda dewasa maupun usia lansia . Hipertensi yang terjadi

pada lansia di akbiatkan oleh penurunan fungsi tubuh terutama yang

berkaitan dengan system peredaran darah dan jantung Gejala

xii
peningkatan tekanan darah pada lansia perlu di waspadai untuk

mengurangi komplikasi penyakit penyertanya (UMMI KALSUM,

2018)

Data World Health Organization (WHO) tahun 2015

menunjukkan sekitar 1,13 Miliar orang di dunia menyandang

hipertensi, artinya 1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis hipertensi.

Jumlah penyandang hipertensi terus meningkat setiap tahunnya,

diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 Miliar orang yang

terkena hipertensi, dan diperkirakan setiap tahunnya 9,4 juta orang

meninggal akibat hipertensi dan komplikasinya. Berdasarkan

Riskesdas (2018) prevalensi hipertensi berdasarkan hasil

pengukuran pada penduduk usia hipertensi terjadi pada kelompok

umur 31-44 tahun (31,6%), umur 45-54 tahun (45,3%), umur 55-

64 tahun (55,2%) (Kemenkes.RI, 2014). Tingkat morbiditas dan

mortalitas karena hipertensi. Berdasarkan jumlah kunjungan di

puskesmas Mataram bahwa kunjungan pasien lansia dengan

keluhan hipertensi sebesar 714 kasus Pertahun. Data kunjungan

pada masa pandemik menurun menjadi 452 kunjungan.

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan pada

bulan Desember 2020 dengan teknik wawancara ke pada 5 orang

responden penderita hipertensi diwilayah kerja puskesmas

Mataram, diperoleh hasil seluruh responden (100%). responden

merasakan cemas diakibatkan peningkatan tekanan darah

xiii
sehingga tidak mampu memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan

karena pandemik covid 19 dan merasa cemas karna khawatir

terjadinya peningkatan tekanan darah.

Berdasarkan fenomena yang terjadi dengan meningkatnya

angka kejadian hipertensi yang menimbulkan ansietas bagi

penderita hipertensi, maka hipnotis 5 jari sebagai pengobatan

non farmakologi di harapkan mampu mengurangi penggunaan

obat, dan biaya pengobatan yang besar bagi penderita hipertensi

serta efisien bagi masyarakat karena mudah untuk di lakukan

dan tidak membutuhkan waktu yang lama. Oleh karena itu

peneliti tertarik unuk meneliti tentang pengaruh hipnotis 5 jari

sebagai pengobatan non farmakologi untuk untuk mengurangi

ansietas bagi penderita hipertensi.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana asuhan keperawatan dengan pemberian hipnotis 5 jari

untuk mengurangi ansietas pada penderita hipertensi di wilayah kerja

Puskesmas Mataram .

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum:

Untuk menggambarkan asuhan keperawatan dengan pemberian

terapi hipnotis 5 jari untuk mengurangi kecemasan pada lansia

dengan hipertensi.

xiv
2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian pada pasien lansia penderita

hipertensi.

b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien

dengan hipertensi.

c. Mampu menyusun perencanaan keperawatan pada pasien

dengan hipertensi.

d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien

dengan hipertensi.

e. Mampu mengevaluasi asuhan keperawatan pada pasien dengan

hipertensi.

D. Manfaat

a. Masyarakat

Meningkatkan pengetahuan masyarakat untuk mengurangi

ansietas melalui hipnotis 5 jari

b. Bagi pengembangan ilmu dan teknologi dalam bidang

keperawatan. Menambah ilmu dan teknologi dalam bidang

Keperawatan dalam mengurangi ansietas pada pasien

hipertensi.

c. Penulis

Memperoleh pengalaman dan mengimplementasikan hipnotis 5

xv
jari untuk mengurangi ansietas pada pasien hipertensi.

d. Bagi peneliti lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai data

acuan pada peneliti selanjutnya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Hipnotis 5 Jari, Ansietas, Lansia dan Hipertensi.

1. Konsep Hipnotis 5 jari

a. Pengertian

Hipnotis 5 jari adalah salah satu bentuk self hipnotis yang

dapat menimbulkan efek relaksasi yang tinggi sehingga akan

mengurangi ketegangan dan stres, kecemasan dan pikiran seseorang

(Jenita, 2008). Relaksasi pada hipnotis adalah suatu kegiatan yang

di rujukan untuk menghilangkan ketegangan otot- otot tubuh

maupun pikiran sehingga memberikan rasa nyaman, sedangkan

relaksasi 5 jari adalah suatu teknik relaksasi dengan metode

pembayangan atau imajinasi yang menggunakan 5 jari sebagai alat

bantu (Aisyah, 2019).

Hipnotis lima jari adalah intervensi keperawatan untuk

mengurangi kecemasan dengan cara membantu klien untuk

xvi
menghipnotis dirinya sendiri dengan membayangkan kejadian-

kejadian menyenangkan dalam hidupnya (Eka Rudi purwana dan

Sonia Hardiyanti, 2019).

b. Tujuan

Tujuan hipnotis lima jari yaitu untuk membantu

mengurangi kecemasan, ketegangan, stres dan pikiran seseorang.

c. Jurnal terkait Hipnotis 5 jari

Penelitian yang dilakukan oleh (Nofrida Saswati,

Ponaria Citra Riski, 2018) yang bertujuan untuk mengetahui

efektifitas hipnotis 5 jari untuk mengurangi ansietas klien

hipertensi di pusekesmas rawasari kota jambi tahun 2018.

Penelitian ini merupakan pra eksperimental dengan rancangan

pretest posttest one group design menggunakan 3170

responden dan sampel sebanyak 19 orang yang diperoleh

dengan teknik accidental sampling. Analisa data dengan

mengunakan uji Wilcoxon dan diperoleh hasil adanya

efektifitas terapi hipnosi 5 jari terhadap pasien anxietas klien

hipertensi. Kesimpulan dari penelitian ini adanya perbedaan

tingkat anxietas sebelum dan sesudah intervensi.

Penelitian kedua yamg dilakukan oleh (Syukri,

2019) dengan judul Efektivitas Terapi Hinosis Lima Jari

Terhadap Ansietas Klien Hipertensi di Puskesmas Rawasari

Kota Jambi Tahun 2017. Penelitian ini bertujuan untuk

xvii
mengukur efektifitas hipnotis 5 jari terhadap anxietas penderita

hipertensi. Penelitian ini menggunakan 33 sampel. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan tingkat

anxietas setelah dilakukan terapi hipnotis 5 jari dan hipnitis 5

jari direkomedasikan untuk digunakan pada penderita

hipertensi dengan anxietas.

Mekanisme hipnotis 5 jari mengatasi kecemasan :

Faktor predisposisi antara lain: usia, jenis kelamin, merokok,


stress, kurang olahraga, genetik, alkohol, konsentrasi garam,
obesitas.

Hipertensi

Perubahan situasi

Informasi yang minim

ansietas

Hipnotis 5 jari
Membawa gelombang
pikiran ke trance
( gelombang alpha/theta)

Melibatkan saraf
parasimpatis

Menurunkan peningkatan
kerja jantung

xviii
Menimbulkan efek relaksasi
yang tinggi

Mengurangi ketegangan dan


stress, ansietas dan fikiran
seseorang

Sumber : (Ilmiah et al., 2019)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil uji statistik ada

perubahan derajat hipertensi dan ansietas. Terjadi penurunan

grade hipertensi dan penurunan tingkat ansietas setelah diberikan

terapi hipnotis lima jari. Responden dalam penelitian ini

memiliki pengalaman yang tidak menyenangkan akibat hipertensi

yang dideritanya

d. Indikasi Hipnotis 5 Jari :

1) Klien dengan kecemasan ringan-sedang

2) Klien dengan nyeri ringan-sedang

e. Langkah Kerja

1) Fase Orientasi

a) Ucapkan salam terapeutik

b) Buka pembicaraan dengan topik umum

c) Evaluasi atau validasi pertemuan sebelumnya

d) Jelaskan tujuan interaksi

e) Tetapkan kontrak topik atau waktu dan tempat

xix
2) Tahap Kerja
Keterangan :

1. kepala

2. bahu

3. lengan

4. kaki

Gambar 2.1 langkah pertama memposisikan klien dengan


nyaman

Keterangan :
1. kepala
2. leher
3. lengan
4. kaki

Gambar 2.2 langkah ke dua anjurkan pasien menarik nafas


sebanyak 3 kali dan menutup mata dan
membayangkan tubuh klien begitu sehat .

Keterangan:

1. Lengan

2. Jari telunjuk

3. Jempol

Gambar
2.3 letakan ibu jari
pada jari telunjuk,
instruksikan
kepada klien untuk membayangkan orang yang
di sayang

xx
Keterangan:

1. Jempol

2. Jari tengah

Gambar 2.4 letakan ibu jari pada tari tengah, instruksikan


kepada klien untuk membayangkan ketika klien
mendapat penghargaan

Keterangan:

1. Jempol

2. Jari manis

Gambar 2.5 letakan ibu jari pada jari manis , instruksikan


klien
untuk membayangkan berada di tempat yang
sangat indah

Keterangan:

1. Jempol

2. Jari kelingking

Gambar 2.6 ibu jari di letakan di jari kelingking dan


Instruksikan klien untuk tarik nafas, hembuskan
secara perlahan dan ulangi sebanyak 3 kali
3) Fase Terminasi

a) Evaluasi perasaan klien

xxi
b) Evaluasi objektif

c) Terapkan rencana tindak lanjut klien

d) Kontrak topik/ waktu dan tempat untuk pertemuan

berikutnya

e) Salam penutup

2. Teori kecemasan

a. Pengertian

Kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan

menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak

berdaya terhadap penilaian individu subjektif, serta tidak diketahui

secara sistem saraf otonom. Cabang simpatis dari saraf otonom

bereaksi langsung pada otot polos dan organ internal untuk

menghasilkan beberapa perubahan. Sistem simpatik juga

menstimulasi medulla adrenal untuk melepas hormon adrenalin dan

kortisol ke dalam pembuluh darah, sehingga berdampak

meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, dan nonepinefrin

secara tidak langsung melalui aksinya pada kelenjar hipofisis

melepaskan gula dari hati (Potter Perry, 2010 dalam Rizal, Rizani and

Marwansyah, 2019).

Kecemasan adalah keadaan emosional yang mempunyai ciri

keterangsangan fisiologis, perasaan yang tegang yang tidak

menyenangkan dan perasaan aprehansi atau keadaan khawatir yang

mengeluhkan bahwa sesuatu hal buruk akan segera terjadi

xxii
(Susilawati, 2005) (Suliswati, 2005)

b. Tingkat kecemasan

Menurut Stuart (2016) cemas sangat berkaitan dengan

perasaan yang tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan cemas ini tidak

memiliki objek spesifik dan merupakan pengalaman subjektif serta

dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal. Tingkat kecemasan

mempunyai karakteristik atau manifestasi yang berbeda satu sama

lain, manifestasi yang terjadi tergantung pada kematangan pribadi,

pemahaman dalam menghadapi ketegangan, harga diri dan

mekanisme yang digunakan. Kecemasan digolongkan dalam empat

tingkat yaitu :

1) Cemas ringan

Pada kecemasan ringan ini ketegangan yang dialami sehari-

hari dan menyebabkan pasien menjadi waspada dan lapangan

persepsi meningkat. Pada tingkat kecemasan ringan ini dapat

memotivasi dan menghasilkan kreativitas(Susilawati, 2005)

(Suliswati, 2005).

2) Cemas sedang

Pada kecemasan sedang memungkinkan individu lebih

memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan hal

yang lain sehingga individu mengalami perhatian yang selektif

yang lebih terarah (Jeffery, 2007).

3) Cemas berat

xxiii
Pada kecemasan berat lapangan persepsi menjadi sangat

sempit, individu tidak mampu berfikir berat lagi, sehingga

membutuhkan banyak pengarahan, cenderung memikirkan hal

kecil saja dan mengabaikan yang lain (Stuart, 2016).

4) Panik

Panik pada tahap ini lapangan persepsi sudah terganggu,

sehingga individu tidak mampu mengendalikan diri dan tidak

dapat melakuakan apa-apa walaupun sudah diberi tuntunan

(Stuart, 2016).

3. Konsep Lansia

a. Definisi lansia

Lanjut usia adalah kelopok manusia yang berusia 60 tahun ke

atas. (Sunaryo,2016). Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir

perkembangan pada daur kehidupan manusia. Sedangkan menurut

Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 Tahun 1998 tentang kesehatan

dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai

usia lebih dari 60 tahun (Sunaryo,2016). Lansia adalah keadaan yang

ditandai oleh kegagalan seseorang untuk mempertahankan

keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis. Kegagalan ini

berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta

peningkatan kepekaan secara individual (Efendi, 2009).

xxiv
b. Klasifikasi lansia

1) Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) :

a) Usia pertengahan (middle age) antara kelompok usia 45-59

tahun

b) Lanjut usia (Elderly) antara kelompok usia 60 sampai 74 tahun

c) Lanjut usiia tua (Old) antara kelompok diatas usia 75 sampai

90 tahun.

d) Usia sangat tua (Very Old) antara kelompok di atas usia 90

tahun.

2) Menurut undang undang RI No 13 tahun 1998 tentang

kesejahteraan lanjut usia : bahwa usia lanjut adalah seseorang

yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas

3) Menurut Dapartemen Kesehatan RI mengklasifikasikan lanjut

usia sebagai berikut :

a) Kelompok lansia dini ialah 55-64 tahun

b) Kelompok lansia pertengahan ialah 65-64 tahun ke atas

c) Kelompok lansia dengan resiko tinggi ialah 70 tahun ke atas

4) Menurut Bernice Neu Gardon (1975)

a) Lansia muda yaitu pada orang yang berumur antara 55-75

tahun

b) Lansia tua yaitu orang yang berumur lebih dari 75 tahun

5) Menurut Levinson (1978)

a) Lansia peralihan awal antara 50-55 tahun.

xxv
b) Lansia peralihan menengah antara 55-60 tahun.

c) Lansia peralihan akhir antara 60-65 tahun.

(Mujahidullah,2012)

c. Karakteristik lansia

Menurut Budi Anna Keliat (1999). Lansia memiliki

karakteristik sebagai berikut :

1) Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan pasal 1 ayat (2) UU

No. 13 tentang Kesehatan).

2) Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat

sampai sakit, dari kebutuhan biopsikososial sampe spiritual, serta

dari kondisi adaptif hingga kondisi maladaptif.

3) Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi. (Maryam, 2008)

4) Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia

4. Perubahan Fisik

1) Sel

Jumlah lebih sedikit, ukuran lebih besar, mekanisme

perbaikan sel terganggu, menurunnya proporsi protein terganggu,

menurunnya proporsi protein di otak,otot otot , ginjal, darah dan

hati.

2) System Persyarafan

Lambat dalam respons dan waktu untuk bereaksi

mengecilnya saraf pancaindra kurang sestif terhadap sentuhan

hubungan persyarafan menurun.

xxvi
3) System Pendengaran

Persbiakusis ganguan pendengaran hilang kemampuan

pendengaran pada telinga dalam terutama terhadap bunyi suara

atau nada yang tinggi dan tidak jelas, sulit mengerti kata-kata,

terjadi pengumpulan serumen dapat mengeras.

4) System penglihatan

Spingter pupil timbul sclerosis, hilang respon terhadap

sinar, kornea lebih berbentuk sferis (bola) kekeruhan pada lensa,

hilangnya daya akomodasi menurunnya daya membedakan warna

biru dan hijau pada kala menurunnya lapangan pandang

menurnnya elastisitas dinding aorta, katub, jantung, menebal dan

menjadi kaku, kemampun jantung memompa darah dan menurun

kurang lebih 1 ℅ pertahun, kehilangan elastisitas pembuluh darah,

tekanan darah meningkat.

5) System pengaturan suhu tubuh

Temperature tubuh menurut secara fisiologis, keterbatasan

reflek menggigit dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak

sehingga terjadi penurunan aktifitas otot.

6) System respirasi

Menurunnya kekuatan otot bernafas dan aktif dan dari silia-

silia paru pru kehilangan elastisitas, alveoli untuk ukurannya

melebar, menurnnya O² pada arteri menjadi 75 mmHg,

menurunnya batuk.

xxvii
7) System Gastrointestinal

Terjadi penurunan selera makan, rasa haus, asupan

makanan dan kalori, mudah terjadi konstipasi dan gangguan

pencernaan lainnya terjadi penurunan produksi saliva, karies gigi,

gerak peristaltic usus dan pertambahan waktu pengosongan

lambung.

8) System Genitourinaria

Ginjal mengecil aliran darah ke ginjal menurun, fungsi

menurun, fungsi tubulus berkurang, otot kandung kemih menjadi,

vesika urinaria susah dikosongkan, perbesaran prostat, atropi

vulva.

9) Sistem Endokrin

Produksi hormone menurun fungsi para tiroid dan sekresi

tidak berubah menurunnya aktifitas tiroid, menurunnya produksi

aldesteron, menurunnya sekresi hormone kelamin.

10) Sistem Integumen

Kulit mengerut/keriput, permukaan kulit kasar dan bersisik,

repon terhadap trauma menurun, kulit kepala dan rambut menipis

dan berwarna kelabu, elastisitas kulit berkurang pertumbuhan

xxviii
kuku lebih lambat kuku menjadi keras dan seperti bertanda,

kelenjar keringat berkurang.

11) System Muskulokeletal

Tulang kehilangan cairan dan makin rapuh, tafosis, tubuh

menjadi lebih pendek, persendian membesar dan menjadi kaku,

tendon mengerut dan menjadi sklerosis, atrofi serabut otot .

12) Perubahan Psikososial

Pension adalah nilai sesorang yang diukur oleh

produktivitasnya dan identitas dikaitkan dengan peranan dalam

pekerjaa. Bila seseorang pensiun, ia akan mengalami kehilangan

kehilangan antara lain:

a) Kehilangan finansial (income berkurang)

b) Kehilangan status

c) Kehilangan teman/kenalan/relasi

d) Kehilangan pekerjaan/kegiatan

e) Merasakan atau sadar akan kematian (sense of awareness of

mortality).

f) Perubahan dalam hidup, yaitu memasuki rumah perawatan

bergerak lebih sempit.

g) Ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan. Meningkatnya

biaya hidup pada pengdan hasilan yang sulit, bertambahnya

baiaya pengobatan.

h) Penyakit kronis dan ketidakmampuan

xxix
i) Gangguan syaraf panca indra, timbul kebutaan danketulian

j) Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan

k) Rangkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan

teman teman dan keluarga besar.

l) Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, erubahan terhadap

gambaran diri, perubahan konsep diri. (Mujahidullah, 2012)

13) Perubahan Spiritual

a) Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam

kehidupannya

b) Lansia makin teratur dalam kehidupan keagamaan-nya, hal ini

terlihat dalam berpikir dan bertindak dalam sehari hari

c) Perkembangan spiritual pada usia 70 tahun adalah

universalizing, perkembangan yang dicapai pada tingkat ini

adalah berpikir dan bertindak dengan cara memberikan contoh

cara mencintai dan keadilan. (Mujahidullah, 2012)

14) Perubahan Mental

Factor factor yang mempengaruhi perubahan mental adalah:

a) Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa

b)Kesehatan umum

c) Tingkat pendidikan

d)Keturunan (hereditas)

e) Lingkungan

xxx
Perubahan keperibadian yang drastic, keadaan ini

jarang terjadi. Lebih sering berupa ungkapan yang tulus dari

perasaan seseorang, kekakuan mungkin karena factor lan seperti

penyakit penyakit (Wahjudi Nugroho, 2000;h 26).

Akibat proses penuaan ini, mau tidak mau terjadi

kemunduran kemampuan otak. Di antara kemampuan yang

menurnkan secara linier atau seiring dengan proses penuaan

adalah intelegentia Quantion (IQ) dan ingatan (Memori).

(Mujahidullah, 2012)

15) Perubahan Intelegensia Quantion (IQ)

Intelegensi dasar (Fluid I ntelligence) yang berarti

penurnan fungsi otak bagian kanan yang antara lain berupa

kesulitan dalam komunikasi nonverbal, pemecahan masalah,

mengenal wajah orang, kesulitan dalam pemusatan perhatian dan

konsentrasi (Hochanadel and Kaplan, 1984 dalam Strub and

Black, 1992) . Untuk mengendalikan hal ini, maka sebaiknya

setiap orang walaupun dalam kondisi lansia, juga tetap

mempertahankan cara belajar. Hal itu bukan harus mengulang

ulang belajar seperti anak sekolah , namun perlu melakukan

latihan latihan untuk mengasah otak, seperti memecahkan

masalah yang sederhana, tetap menggerakan anggota tubuh

secara wajar, mengenal tulisan tulisan, angka angka, symbol

symbol, dan sebagainya. (Mujahidullah, 2012)

xxxi
16) Perubahan Ingatan (Memory)

Dalam komunikasi, memori memegang peranan yang penting

dalam mempengaruhi baik persepsi maupun berpikir menurut

Schlessinger dan Groves, 1976,bahwa memori adalah system

yang sangat berstruktur, yang menyebabkan organism sanggup

merekam fakta tentang dunia dan menggunakan pengetahuannya

untuk membimbing perilakunya. Setiap saat stimuli mengenai

indra kita, setiap saat pula stimuli itu direkam secara sadar atau

tidak sadar. Menurt John Griffith, ahli matematika, menyebutkan

bahwa kemampuan rata rata memori manusia untuk menyimpan

informasi sebesar seratus triliun bit. Menurut John Von

Neumann, ahli teori informasi, menghitungnya sampai 2,8 x 10

bit. Asimive menerangkan bahwa otak manusia selama hidupnya

sanggup menyimpan sampai satu kuidrilliun bit informasi

(Mujahidullah, 2012)

17) Perubahan kondisi mental

Pada umumnya usia lanjut mengalami penurunan fungsi

kognitif dan psikomotor. Dari segi mental emosional sering

muncul perasaan pesimis, timbulnya perasaan tidak aman dan

cemas, adanya kekacauan mental akut, merasa terancam akan

timbulnya suatu penyakit atau takut diterlantarkan karena tidak

berguna lagi. Faktor yang mempengaruhi perubahan kondisi

mental yaitu:

xxxii
a. Perubahan fisik, terutama organ perasa

b. Kesehatan umum

c. Tingkat pendidikan

d. Keturunan (hereditas)

e. Lingkungan

f. Gangguan syaraf panca indera

g. Gangguan konsep diri akibat kehilangan jabatan

h. Kehilangan hubungan dengan teman dan family

i. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap

gambaran diri, perubahan konsep diri.

18) Perubahan psikososial

Pada saat ini orang yang telah menjalani kehidupannya

dengan bekerja mendadak diharapkan untuk menyesuaikan

dirinya dengan masa pensiun. Bila ia cukup beruntung dan

bijaksana, mempersiapkan diri untuk pensiun dengan

menciptakan minat untuk memanfaatkan waktu, sehingga masa

pensiun memberikan kesempatan untuk menikmati sisa

hidupnya. Tetapi banyak pekerja pensiun berarti terputus dari

lingkungan dan teman-teman yang akrab dan disingkirkan untuk

duduk-duduk di rumah. Perubahan psikososial yang lain adalah

merasakan atau sadar akan kematian, kesepian akibat

xxxiii
pengasingan diri lingkungan sosial, kehilangan hubungan

dengan teman dan keluarga, hilangnya kekuatan dan ketegangan

fisik, perubahan konsep diri dan kematian pasangan hidup.

19) Perubahan kognitif

Perubahan fungsi kognitif di antaranya adalah:

a) Kemunduran umumnya terjadi pada tugas-tugas yang

membutuhkan kecepatan dan tugas tugas yang memerlukan

memori jangka pendek.

b) Kemampuan intelektual tidak mengalami kemunduran.

Kemampuan verbal dalam bidang vokabular (kosakata) akan

menetap bila tidak ada penyakit.

c) Perubahan spiritual Agama atau kepercayaan makin

terintegrasi dalam kehidupannya.

d) Lanjut usia makin matur dalam kehidupan keagamaannya,

hal ini terlihat dalam berfikir dan bertindak dalam sehari-

hari.

e) Perkembangan spiritual pada usia 70 tahun menurut Fowler:

universalizing, perkembangan yang dicapai pada tingkat ini

adalah berfikir

f) bertindak dengan cara memberikan contoh cara mencintai

dan keadilan. (Mujahidullah,2012)

4. Konsep Hipertensi

a. Pengertian Hipertensi

xxxiv
Hipertensi adalah penyakit yang didefinisikan sebagai

peningkatan tekanan darah secara menetap (Dipiro, dkk., 2011).

Umumnya, seseorang dikatakan mengalami hipertensi jika tekanan

darah berada di atas 140/90 mmHg. Hipertensi dibedakan menjadi

dua macam, yakni hipertensi primer (esensial) dan hipertensi

sekunder. Hipertensi dipicu oleh beberapa faktor risiko, seperti faktor

genetik, obesitas, kelebihan asupan natrium, dislipidemia, kurangnya

aktivitas fisik, dan defisiensi vitamin D (Dharmeizar, 2012).

Prevalensi hipertensi yang terdiagnosis dokter di Indonesia mencapai

25,8% dan Yogyakarta menduduki peringkat ketiga prevalensi

hipertensi terbesar di Indonesia. Tingkat prevalensi hipertensi

diketahui meningkat seiring dengan peningkatan usia dan prevalensi

tersebut cenderung lebih tinggi pada masyarakat dengan tingkat

pendidikan rendah atau masyarakat yang tidak bekerja (Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2013).

b. Klasifikasi Hipertensi

1) Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibedakan menjadi 2

kelompok, yaitu :

a) Hipertensi Essensial

Hipertensi Essensial atau Hipertensi Primer yang tidak

diketahui penyebabnya (90%).

b) Hipertensi Sekunder

xxxv
Penyebabnya dapat ditentukan (10%), antara lain

kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid

(hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme)

dll.

Untuk menegakkan diagnosis hipertensi dilakukan pengukuran

darah minimal 2 kali dengan jarak 1 minggu.

Klasifikasi Hipertensi menurut JNC - VII 2003

Kategori TDS (mmHg) TDD (mmHg)


Normal < 120 dan < 80
Pra-hipertensi 120 - 139 atau 80 - 89
Hipertensi tingkat 1 140 - 159 atau 90 - 99
Hipertensi tingkat 2 > 160 atau > 100
Hipertensi Sistolik Terisolasi      > 140   dan        <  90
Tabel 2.1. Klasifikasi Hipertensi menurut JNC-VII 20013

c. Etiologi

Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang

spesifik. Hipertensiterjadi sebagai respons peningkatan curah jantung atau

peningkatan tekananperifer. Akan tetapi, ada beberapa faktor yang

mempengaruhi terjadinya hipertensi:

1) Genetik : Respons neurologi terhadap stres atau kelainan ekskresi atau

transport Na.

2) Obesitas : Terkait dengan tingkat insulin yang tinggi yang

mengakibatkan tekanan darah meningkat.

xxxvi
3) Stres karena lingkungan.

4) Hilangnya elastisitas jaringan dan aterosklerosis pada orang tua serta

Pada orang lanjut usia, penyebab hipertensidisebabkan terjadinya

perubahan padaelastisitas dinding aorta menurun, katup jantung menebal

dan menjadi kaku, kemampuan jantung memompa darah, kehilangan

elastisitas pembuluh darah, danmeningkatkan resistensi pembuluh darah

perifer. Setelah usia 20 tahunkemampuan jantung memompa darah menurun

1% tiap tahun shinggamenyebabkan menurunnya kontraksi dan volume.

Elastisitas pembuluh darahmenghilang karena terjadi kurangnya efektifitas

pembuluh darah perifer untukoksigenasi (Aspiani, 2014). Sekitar 90%

hipertensi dengan penyebab yang belum diketahui pasti disebutdengan

hipertensi primer atau esensial, sedangkan 7% disebabkan oleh

kelainanginjal atau hipertensi renalis, dan 3% disebabkan oleh kelainan

hormonal atau hipertensi hormonal dan penyebab lain (Muttaqin A, 2009).

Sebagai factor predisposisi dari hipertensi esensial adalah penuaan, riwayat

keluarga, asupan lemak jenuh atau natrium yang tinggi, obesitas, ras, gaya

hidup yang menuntutsering duduk dan tidak bergerak, stress, merokok

(Kowalak JP, Welsh W, MayerB, 2011).

d. Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah

terletak dipusat vasomotor pada medula otak. Dari pusat vasomotor ini

bermula jaras sarafsimpatis, yang berlanjut kebawah ke korda spinalis dan

keluar dari kolumnamedula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan

xxxvii
abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls

yang bergerak kebawah melaluisistem saraf simpatis ke ganglia simpatis.

Pada titik ini, neuron pre-ganglion melepaskan asetil kolin, yang akan

merangsang serabut saraf pasca ganglion kepembuluh darah, dimana dengan

dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.

Berbagai faktor, seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi

respons pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriktor. Klien dengan

hipertensi sangan sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui

dengan jelas mengapa hal tersebut dapat terjadi. Pada saat bersamaan ketika

saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagairespons rangsang emosi,

kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas

vasokonstriksi. Medula adrenal menyekresi epinefrin, yang menyebabkan

vasokonstriksi. Korteks adrenal menyekresi kortisol dan steroid lainnya,

yang dapat memperkuat respons vasokonstriksi pembuluh darah.

Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke

ginjal,menyebabkan pelepasan renin. Renin yang dilepaskan merangsang

pembentukan angiotensin Iyang kemudian diubah menjadi angiotensin II,

vasokonstriktor kuat, yang pada akhirnyamerangsang sekresi aldosteron oleh

korteks adrenal. Hormon ini menyebab kanretensi natrium dan air oleh

tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volumeintravaskuler. Semua

faktor tersebut cenderung mencetuskan hipertensi (Brunnerdan Suddarth,

2002).

e. Pathway

xxxviii
Gambar 2.7 Pathway Hipertensi
Sumber : Nic – Noc edisi 2015 – 2017.

B. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian Keperawatan

a. Aktifitas/Istirahat

Gejala: Kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton

Tanda :

1) Frekuensi jantung meningkat

2) Perubahan irama jantung

3) Takipnea

xxxix
b. Sirkulasi

Gejala: Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner /

katup dan penyakit serebrovaskuler.

Tanda:

1) Kenaikan TD (pengukuran serial dari kenaikan tekanan darah

diperlukan untuk diagnosis.

2) Nadi: Denyutan jelas dari kerotis, jugularis, radialis.

3) Ekstremitas: perubahan warna kulit, suhu dingin (vasokonstriksi

perifer), pengisian kapiler mungkin lambat/tertunda (vasokonstriksi)

4) Kulit pucat, sianosis dan diaforesis (kongesti, hipoksemia),

kemerahan.

c. Integritas ego

Gejala:

1) Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, atau

marah kronik (dapat mengindikasikan kerusakan serebral)

2) Faktor-faktor stress multiple (hubungan keuangan yang berkaitan

dengan pekerjaan)

Tanda:

a) Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinu perhatian

tangisan yang meledak

b) Gerak tangan empati, otot muka tegang (khususnya sektor mata),

gerakan fisik cepat, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara.

3) Eliminasi

xl
Gejala :

Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu (seperti infeksi/obstruksi atau

riwayat penyakit ginjal masa yang lalu).

4) Makanan/Cairan

Gejala:

a) Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi

garam, kolestero

b) Mual, muntah

c) Perubahan berat badan akhir-akhir ini (meningkat/menurun)

d) Riwayat penggunaan diuretic

e) Berat badan normal atau obesitas

f) Adanya oedema

5) Neurosensori

Gejala:

a) Keluhan pening/pusing

b) Berdenyut, sakit kepala suboksipital (terjadi saat bangun dan

menghilang secara spontan setelah beberapa jam)

c) Episode kebas, dan atau kelemahan pada satu sisi tubuh

d) Gangguan penglihatan (diplopia, penglihatan kabur)

e) Episode epistaksis

f) Nyeri/ ketidaknyamanan

g) Angina (penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung)

xli
h) Nyeri hilang timbul pada tungkai/klaudikasi (indikasi

arteriosklerosis pada arteri ekstremitas bawah)

i) Sakit kepala oksipital berat seperti yang pernah terjadi

sebelumnya

j) Nyeri abdomen atau massa (feokromositoma)

6) Pernafasan

Gejala:

a) Dispneu yang berkaitan dengan aktifitas/ kerja

b) Takipnea, ortopnea, dispnea nocturnal paroksismal

c) Batuk dengan atau tanpa sputum

d) Riwayat merokok

Tanda:

a) Distress respirasi/penggunaan obat aksesori pernafasan

b) Bunyi nafas tambahan (krekles/mengi)

c) Sianosis

7) Keamanan

Gejala:

a) Gangguan koordinasi atau cara berjalan

b) Episode parestesia unilateral transion

c) Hipotensi postural

8) Pembelajaran/penyuluhan

xlii
Gejala:

a) Faktor-faktor risiko keluarga: hipertensi, aterosklerosis, penyakit

jantung, diabetes mellitus, penyakit serebrovaskuler/ginjal.

b) Pengguaan pil KB atau hormone lain; penggunaan obat atau alkohol

(Doenges, 2000; Ruhyanudin, 2007).

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan hipertensi yang muncul menurut Nanda

Nic-NOC (Kusuma, 2015) adalah sebagai berikut :

a) Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload,

vasokonstriksi, hipertropi / rigiditas vaskuler, iskemia miokard.

b) Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler

serebral dan iskemia.

c) Kelebihan volume cairan.

d) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan,

ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.

e) Ketidakefektipan koping.

f) Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak.

g) Resiko cidera.

h) Defisiensi pengetahuan.

i) Ansietas berhubungan dengan informasi yang minim.

3. Intervensi Keperawatan

Berdasarkan pada hasil pengkajian dan diagnosa yang telah

dirumuskan, perencanaan dibuat untuk mengurangi atau menghilangkan

xliii
masalah aktual dan potensial serta initervensi keperawatan

diimplementasikan.

Intervensi keperawatan menurut Nurarif dan Hardhi (2015)

a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload,

vasokonstriksi, hipertropi / rigiditas vaskuler, iskemia miokard.

1) NOC

a) Efektivitas pompa jantung

b) Status sirkulasi

c) Status tanda – tanda vital

Kriteria Hasil :

a) Tanda vital dalam rentang normal

b) Dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada kelelahan

c) Tidak ada edema paru, perifer, dan tidak ada asites

d) Tidak ada penurunan kesadaran

2) NIC (Intervensi)

a) Evaluasai adanya nyeri dada

b) Catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac output

c) Monitor status kardiovaskuler

d) Monitor toleransi aktivitas pasien

e) Monitor TTV

f) Monitor abdomen sebagai indicator penurunan perfusi

g) Anjurkan untuk menurunkan stress

xliv
b. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral

dan iskemia.

1) NIC

a) Tingkatan nyeri

b) Kontrol nyeri

c) Tingkatan kenyamanan

Kriteria hasil :

a) Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu

menggunakan tekhnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri,

mencari bantuan)

b) Melaporkan bahwa nteri berkurang dengan menggunakan

manajemen nyeri

c) Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda

nyeri)

d) Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

2) NIC (Intervensi)

a) Lakukan pengkajiaan nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor

presipitasi.

b) Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan

c) Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

xlv
d) Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan

dukungan

e) Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan

f) Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non

farmakologi dan inter personal)

g) Ajarkan tentang teknik non farmakologi

h) Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri

i) Evaluasi keefektifan control nyeri

j) Tingkatkan istirahat

c. Kelebihan volume cairan

1) NOC

a) Keseimbangan asam dan basa

b) Keseimbangan cairan

c) Hidrasi

Kreteria Hasil :

a) Terbebas dari edema, efusi, anaskara

b) Bunyi nafas bersih, tidak ada dyspnea/ortopnea

c) Terbebas dari distensi vena juglaris, reflek hepatojugular (+)

d) Memelihara tekanan vena sentral, tekanan kapiler paru, output

jantung dan vital sign dalam batas normal

e) Terbebas dari kelelahan, kecemasan atau kebingungan

f) Menjelaskan indicator kelebihan cairan

xlvi
2) NIC (Intervensi)

a) Pertahankan catatan intake dan output yang akurat

b) Pasang urin kateter jika diperlukan

c) Monitor status hemodinamik termasuk CVP, MAP, PAP, dan

PCWP

d) Monitor vital sign

e) Kaji lokasi dan luas edema

f) Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori

g) Monitor status nutrisi

h) Kolaborasi pemberian diuretik sesuai instruksi

d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan,

ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.

1) NOC

a) Konservasi energi

b) Toleransi aktivitas

c) Perawatan diri : ADLs

Kriteria hasil :

a) Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan

tekanan darah, nadi dan RR

b) Mampu melaksanakan aktivitas sehari – hari (ADLs) secara

mandiri

c) Tanda – tanda vital normal

d) Energy psikomotor

xlvii
e) Level kelemahan

f) Mampu berpindah : dengan atau tanpa bantuan alat

g) Status kardiopulmonari adekuat

h) Sirkulasi status baik

i) Status respirasi : pertukaran gas dan ventilasi adekuat

2) NOC (Intervensi)

a) Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu

dilakukan

b) Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan

kemampuan fisik, psikologi dan social

c) Bantu unutuk mendapatkan alat bantu aktivitas seperti kursi

roda, krek

d) Bantu klien untuk membuat jadwal latihan di waktu luang

e) Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan

penguatan

f) Monitor respon fisik, emosi, social dan spiritual

e. Ketidakefektipan koping.

1) NOC

a) Pengambilan keputusan

b) Peningkatan peran

c) Dukungan social

Kriteria Hasil

a) Mengidentifikasi pola koping yang efektif

xlviii
b) Mengungkapkan secara verbal tentang koping yang efektif

c) Mengatakan penurunan stress

d) Klien mengatakan telah menerima tentang keadaannya

e) Mampu mengidentifikasi strategi tentang koping

2) NIC (Intervensi)

a) Menginformasikan pasien alternatif atau solusi lain penanganan

b) Memfasilitasi pasien untuk membuat keputusan

c) Bantu pasien mengidentifikasi keuntungan, kerugian dan

keadaan

d) Gunakan pendekatan tenang dan meyakinkan

e) Anjurkan pasien utntuk mengidentifikasi gambaran perubahan

peran yang realistis

f. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak

1) NOC

a) Status sirkulasi

b) Perfusi jaringan : cerebral

Kriteria hasil

a) Mendemonstrasikan status sirkulasi yang ditandai dengan :

(1) Tekanan systole dan diastole dalam rentang yang

diharapkan

(2) Tidak ada ortostatik hipertensi

(3) Tidak ada tanda – tanda peningkatan tekanan intrakranial

(tidak lebih dari 15 mmHg)

xlix
b) Mendemonstrasikan kemampuan kognitif yang ditandai

dengan:

(1) Berkomunikasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan

(2) Menunjukan perhatian, konsentrasi dan orientasi

(3) Memproses informasi

(4) Membuat keputusan dengan benar

c) Menunjukan fungsi sensori motori cranial yang utuh : tingkat

kesadaran membaik, tidak ada gerakan – gerakan involunter

2) NOC (Intervensi)

a) Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap

panas/dingin/tajam/tumpul

b) Monitor adanya paretese

c) Batasi gerakan pada kepala, leher dan punggung

d) Monitor adanya tromboplebitis

e) Kolaborasi pemberian analgetik

g. Resiko cidera.

1) NOC

a) Kontrol resiko

Kriteria hasil :

a) Klien terbebas dari cidera

b) Klien mampu menjelaskan cara/metode untuk mencegah

injury/cedera

l
c) Klien mampu menjelaskan factor resiko dari

lingkungan/perilaku personal

d) Mampu memodifikasi gaya hidup untuk mencegah injury

e) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada

f) Mampu mengenali perubahan status kesehatan

2) NIC (Intervensi)

a) Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien

b) Menghindarkan lingkungan yang berbahaya (misalnya

memindahkan perabotan)

c) Menganjurkan keluarga untuk menemani pasien

d) Mengontrol lingkungan dari kebisingan

e) Memindahkan barang – barang yang dapat membahayakan

f) Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga atau pengunjung

adanya perubahan status kesehatan dan penyebab penyakit

h. Defisiensi Pengetahuan.

1) NOC

a) Pengetahuan : proses penyakit

b) Pengetahuan : prilaku sehat

Kriteria Hasil

a) Pasien menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi,

prognosis dan program pengobatan

b) Pasien mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara

benar

li
c) Pasien mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan

perawat/tim kesehatan lainnya.

2) NIC (Intervensi)

a) Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini

berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang

tepat

b) Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit,

dengan cara yang tepat

c) Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat

d) Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara

yang tepat

e) Diskusikan pilihan terapi atau penanganan

i. Ansietas

1) NOC

a) Pengendalian diri terhadap kecemasan

b) Tingkat kecemasan

c) Koping

Kriteria hasil

a) Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala

cemas

b) Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukan teknik

untuk mengontrol cemas

c) Vital sign dalam batas normal

lii
d) Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat

aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan

2) NIC (intervensi)

a) Gunakan pendekatan yang menenangkan

b) Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama

prosedur

c) Identifikasi tingkat kecemasan

d) Bantu pasien mengenali situasi yang menimbulkan kecemasan

e) Ajarkan pasien teknik relaksasi (seperti relaksasi otot progresif,

terapi hipnotis lima jari, terapi warna hijau, dsb.)

f) Berikan obat untuk mengurangi kecemasan.

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi adalah tahap selanjutnya setelah menyusun

intervensi, merumuskan diagnose dan pengumpulan data (pengkajian) di

dalam proses keperawatan. Implementasi adalah pelaksanaan tindakan

keperawatan sesuai rencana yang sudah disusun dalam rencana tindakan

keperawatan.

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah tahap terakhir di dalam proses keperawatan yang

merupakan perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir

yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang di buat pada tahap

perencanaan. Evalusi terbagi atas dua jenis yaitu evaluasi formatif dan

evaluasi somatif. Evaluasi somatif berfokus pada aktifitas proses

liii
keperawatan dan hasil tindakan keperawatan. Evaluasi formatif ini di

lakukan segera setelah perawat mengimplementasikan rencana

keperawatan guna menilai ke efektifan tindakan keperawatan yang telah di

laksanakan. Rumusan evaluasi formatif ini meliputi 4 komponen yang di

kenal dengan istilah SOAP, yaitu subjektif (data berupa keluahan klien ),

objektif(data hasil pemeriksaan), analisis data ( perbandingan data dengan

teori), dan perencanaan(Anisa, 2013).

Evalusi sumatif adalah evalusi yang di lakukan setelah semua

aktifitas proses keperawatan selesai di lakukan. Evaluasi sumatif ini

bertujuan menilai dan memonitor kualitas asuhan keperawatan yang telah

di berikan. Metode yang dpat di gunakan pada evaluasi jenis ini adalah

melakukan wawancara pada akhir layanan, menanyakan respon klien dan

keluarga terkait lyanan keperawatan, mengadakan pertemuan pada akhir

layanan(Anisa, 2013).

C. Kerangka konsep

liv
Penderita hipertensi :
lansia

Hipertensi : Asuhan keperawatan :


faktor resiko : 1. Penurunan 1. Pengkajian
1. Genetik 2. Diagnose
curah jantung
2. Obesitas keperawatan
2. Intoleransi
3. Stres 3. Intervensi :
aktifitas
4. Hilangnya HIPNOTIS 5
3. Ansietas
elastisitas JARI
jaringan dan 4. IMPLEMENTASI
atresklerosis
5. Usia

EVALUASI :
1. Belum teratasi
2. Teratasi
sebagian
3. Belum teratasi

BAB III

lv
METODE STUDI KASUS

A. Rancangan Studi Kasus

Penelitian studi kasus menggunakan desain penelitian deskriptif yaitu

metode riset yang bertujuan untuk menjelaskan secara spesifik peristiwa social

dan alam (Setyosari, 2010). Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus

yang menggunakan desain penelitian deskriptif dengan judul “Asuhan

Keperwatan Dengan Pemberian Terapi Warna Hijau Untuk Mengurangi

Tingkat Kecemasan Pada Pasien yang Menderita Hipertensi di Desa Dasan

Sari” dan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari :

pengkajian, diagnose keperawatan, intervensi/perencanaan,

implementasi/pelaksanaan, serta evaluasi keperawatan.

B. Subjek Stundi Kasus

Subjek pada penelitian ini adalah satu orang pasien yang menderita

hipertensi dan mengalami ansietas/kecemasan.

1. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik subjek penelitian dari suatu

populasi target yang terjangkau dan akan di teliti (Nursalam, 2010).

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:

a. Pasien dengan keadaan umum baik

lvi
b. Pasien yang mengalami hipertensi dengan ansietas/kecemasan derajat

ringan dan sedang.

c. Pasien dengan hipertensi tanpa penyakit atau komplikasi berat

d. Pasien yang mampu berkomunikasi dengan baik ( system kognitif)

2. Kriteria eksklusi

Kriteria ekslusi yaitu menghilangkan atau mengeluarkan subjek

yang memenuhi kriteria inklusi dari studi kasus karena berbagai sebab

(Nursalam, 2010). Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah pasien

yang tidak bersedia menjadi responden.

C. Fokus Studi

Fokus studi merupakan kajian utama dari masalah yang akan dijadikan

titik acuan studi kasus. Dalam penelitian ini yang menjadi fokus studi adalah

terapi hipnotis 5 jari untuk menurunkan tingkat kecemasan pada pasien yang

menderita hipertensi.

D. Definisi Operasional

1. Prosedur pemberian terapi Hipnotis 5 jari adalah tindakan keperawatan

komplementer yang dilakukan untuk mengurangi serta mengontrol tingkat

kecemasan pada pasien penderita hipertensi yang mengalami kecemasan,

dengan langkah – langkah yaitu :memposisikan klien dengan nyaman tehnik

mengatur nafas, tehnik memposisikan jari jemari lalu tehnik mengatur nafas

kembali.

lvii
2. Pasien penderita hipertensi dengan kecemasan adalah pasien yang

mengalami peningkatan tekanan darah diatas nilai nomal dan menderita

ansietas atau kecemasan yang berlebihan.

E. Instrument Penelitian

Instrumen adalah alat yang di gunakan oleh peneliti untuk

mengumpulkan data (Notoatmodjo, 2012).

Instrumen yang di gunakan dalam pengambilan data yaitu :

1. Format asuhan keperawatan gerontik

2. SOP hipnotis 5 jari

F. Tempat dan Waktu

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Mataram

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan mulai bulan Februari – Maret 2021

G. Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan

proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu

penelitian (Nursalam, 2010). Dalam studi kasus ini menggunakan beberapa

metode pengumpulan data dalam penelitian deskriptif, yaitu :

1. Wawancara

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara

lviii
terstruktur, dimana pertanyaan yang akan ditanyakan kepada responden

sudah disusun sebelumnya. Wawancara dilakukan dengan bertanya

langsung kepada responden, sehingga data yang didapatkan adalah data

primer.

2. Observasi

Observasi merupakan kegiatan dari pengumpulan data melalui

pengamatan secara langsung terhadap aktivitas responden atau partisipan

yang sudah terencana, dilakukan secara aktif dan sistematis (Dharma,

2011). Pada studi kasus, metode ini digunakan untuk menilai secara

langsung respon klien terhadap tindakan keperawatan yang diberikan baik

respon secara fisik, maupun respon secara mental.

Dalam penelitian ini dilakukan observasi secara langsung. Peneliti

melakukan tindakan asuhan keperawatan dengan pemberian terapi warna

hijau untuk menurunkan tingkat kecemasan pada salah satu keluarga

pasien yang menderita hipertensi.

H. Penyajian Data

Data yang telah didapatkan dari responden dengan wawancara dan

kuesioner diolah kemudian disajikan dalam bentuk narasi beserta

interprestasinya. Interpretasinya adalah pengambilan kesimpulan dari suatu

data, data ditulis dalam bentuk narasi atau tekstuler. Narasi atau (tekstuler)

adalah penyajian data hasil penelitian dalam bentuk kalimat. Dalam penelitian

ini, setelah data terkumpul dari hasil wawancara, kuesioner dan observasi

diolah, kemudian disajikan dalam bentuk narasi.

lix
I. Etika Studi Kasus

Etika penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk setiap

kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang diteliti

(subjek penelitian) dan masyarakat yang akan memperoleh dampak hasil

penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2010).

Dalam melaksanakan penelitian ini penulis memperhatikan dengan

saksama masalah etika meliputi :

1. Lembar persetujuan (Informed consent)

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan klien/responden peneliti dengan memberikan lembar persetujuan

yang telah disiapkan. Tujuan informed consent adalah agar responden

mengerti maksud dan tujuan penelitian, serta mengetahui dampak dari

peneletian yang akan dilakukan.

Lembaran informed consent diberikan sebelum penelitian

dilakukan dengan cara memberikan lembaran berisi persetujuan menjadi

seorang responden.

2. Tanpa nama (anonimty)

Anonimty merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam

subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama

responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar

pengumpulan data atau hasil penelitian yang telah diisi.

lx
Dalam penelitian ini penulis tidak mencantumkan nama responden

melainkan hanya nama inisial yang dicantumkan.

3. Kerahasiaan (confidentiality)

Confidentiality merupakan masalah etika dengan memberikan

jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-

masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikampulkan dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan

dilaporkan pada hasil riset (Hidayat, 2010).

Dalam penelitian ini peneliti menjelaskan bahwa semua data yang

diperoleh dari responden selama proses wawancara dan observasi akan

dijaga kerahasiaanya oleh peneliti.

lxi
DAFTAR PUSTAKA

Aisyah. (2019). Penerapan Terapi Hipnotis 5 Jari terhadap Klien dengan

Ansietas dalam Konteks Keluarga. Jakarta: EGC.

Anisa, A. & E. (2013). KONSEP DASAR KEPERAWATAN. EGC.

Barbara Kozier, Glenora Erb, Audrey Berman, S. J. S. (2010). Buku Ajar

Fundamental Keperawatan 1. EGC.

Dharma, K. (2011). Metodologi penelitian keperawatan : Panduan melaksanakan

dan menerapkan hasil penelitian (12th ed.). Trans Info Media.

Eka Rudi purwana dan Sonia Hardiyanti. (2019). Diktat Materi Keperawatan

komplementer Untuk Mahasiswa Keperawatan.

Hidayat, A. (2010). Metode penelitian kebidanan teknik analisis data. Salemba

Medika.

Ilmiah, K. T., Kesehatan, P., Jakarta, K., Keperawatan, J., Studi, P., &

Keperawatan, D. (2019). PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI

TERHADAP.

Jeffery, N. (2007). Psikologi abnormal jilid 2 (R. Medya & W. Kristiaji (eds.)).

Erlangga.

lxii
Kemenkes.RI. (2014). Pusdatin Hipertensi. Infodatin, Hipertensi, 1–7.

https://doi.org/10.1177/109019817400200403

Khairunnisa, Anis. (2019). "Asuhan Keperawatan pada Pasien Hipertensi di

Ruang Angsoka RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2019.

[KTI]. Samarinda (ID) : Poltekkes Kaltim.

Kusuma, A. huda & H. (2015). APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN

BERDASARKAN DIAGNOSA MEDIS NANDA NIC-N0C (JILID 2).

L & Videbeck. (2011). Psychiatric Mental Health Nursing.

Mujahidullah,Khalid,(2012). Keperawatan Geriatrik.Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Nofrida Saswati, Ponaria Citra Riski, S. (2018). Riset Informasi Kesehatan.

Efektivitas Terapi Hipnosis Lima Jari Terhadap Ansietas Klien Di

Puskesmas Rawa Sari Jambi, 7(2), 6.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Rineka Karya.

Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan (Cet. 2). Rineka Cipta.

Noviana. (2019). Hipnosis 5 jari untuk mengurangi Kecemasan Pada Ibu Hamil.

Nursalam. (2010). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu

keperawatan (2nd ed.). Salemba Medika.

Retno Yuli Hastuti, A. A. (2013). Pengaruh Terapi Hipnotis Lima Jari Untuk

Menurunkan Kecemasan Pada Mahasiswa Yang Sedang Menyusun Skripsi

Di Stikes Muhammadiyah Klaten. Journal of Chemical Information and

Modeling, 53(9), 1689–1699.

lxiii
Rizal, H., Rizani, A., & Marwansyah, H. (2019). Gambaran Tingkat Kecemasan

Pasien Hipertensi Dengan Komplikasi Dan Non Komplikasi Di Ruang Poli

Klinik RSUD Banjabaru. In Jurnal Citra Keperawatan (Vol. 6, Issue 1, pp.

18–24).

Setyosari, P. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Dan Pengembangan.

Kencana.

Sidabutar, R. P., W. P. (1999). Hipertensi Essensial. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II.

Stuart, G. W. (2016). Prinsip dan Praktek Keperawatan Kesehatan Jiwa Stuart

(Indonesia). Elsevier.

Suliswati, D. (2005). Konsep Dasar Keperawatan Jiwa (I). EGC.

Susilawati, D. (2005). konsep dasar keperawatan jiwa. EGC.

Syukri, M. (2019). Efektivitas Terapi Hinosis Lima Jari Terhadap Ansietas Klien

Hipertensi Di Puskesmas Rawasari Kota Jambi Tahun 2017. Jurnal Ilmiah

Universitas Batanghari Jambi, 19(2), 353.

https://doi.org/10.33087/jiubj.v19i2.678

UMMI KALSUM, G. W. (2018). Hubungan Hipertensi Dengan Tingkat

Kecemasan Pada Lansia Di Panti Sosial Tresna Wredha Budi Mulia 2

Cengkareng Jakarta Barat. Jurnal Psikologi Undaya, 699, 15.

http://perpus.fikumj.ac.id/index.php?p=fstream-pdf&fid=10992&bid=4549

lxiv
Lampiran 1. Penjelasan untuk Mengikuti Penelitian

PENJELASAN UNTUK MENGIKUTI STUDI KASUS


(PUMSK)

1. Saya Vega Juandana berasal dari Politeknik Kesehatan Mataram Jurusan


Keperawatan Program Studi Diploma III (D.III) Keperawatan Mataram
dengan ini meminta anda untuk berpartisipasi dengan sukarela dalam studi
kasus yang berjudul Asuhan Keperawatan dengan pemberian
terapi hipnotis 5 jari untuk mengurangi ansietas pada pada
lansia dengan hipertensi di wilayah kerja puskesmas Mataram
.
2. Tujuan dari penelitian studi kasus ini adalah menggambarkan asuhan
keperawatan dengan pemberian terapi hipnotis 5 jari untuk
mengurangi ansietas pada lansia dengan hipertensi . Penelitian ini
akan berlangsung selama 3 x 1 jam dalam waktu 3 hari.
3. Prosedur pengambilan bahan data dengan wawancara terpimpin dengan
menggunakan pedoman wawancara yang akan berlangsung ± 15-20 menit.
Cara ini mungkin menyebabkan ketidaknyamanan tetapi anda tidak perlu
khawatir karena penelitian ini untuk kepentingan pengembangan asuhan /
pelayanan keperawatan.
4. Keuntungan yang anda peroleh dalam keikutsertaan anda pada penelitian
ini adalah anda turut terlibat aktif mengikuti perkembangan asuhan /
tindakan yang diberikan.
5. Nama dan jati diri anda beserta seluruh informasi yang saudara sampaikan
akan tetap dirahasiakan.
6. Jika saudara membutuhkan informasi sehubungan dengan penelitian ini,
silahkan menghubungi peneliti pada nomor Hp : 0878651223334

Peneliti

(ALFI MAULANA )

lxv
Lampiran 2. Informed Consent

INFORMED CONSENT
(Persetujuan menjadi Partisipan)

Saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa saya telah


mendapat penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai
penelitian yang akan dilakukan oleh VEGA JUANDANA dengan
judul Asuhan Keperawatan Dengan pemberian terapi
hipnotis 5 jari untuk mengutangi ansietas pada lansia
dengan hipertensi di wilayah kerja puskesmas Mataram .
Saya memutuskan setuju untuk ikut berpartisipasi pada
penelitian ini secara sukarela tanpa paksaan. Bila selama penelitian
ini saya menginginkan mengundurkan diri, maka saya dapat
mengundurkan sewaktu-waktu tanpa sanksi apapun.
Mataram,

2021
Saksi Responden

----------------------- -----------------------

Mataram, 2021
Peneliti

(ALFI MAULANA)

lxvi
Lampiran 3
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

A. PENGKAJIAN

Hari/Tgl :
Jam :
Nama Mahasiswa :

1. Idenstitas
a. Nama :
b. Tempat/tgl lahir :
c. Jenis kelamin :
d. Status perkawinan :
e. Agama :
f. Suku :
2. Riwayat Pekerjaan dan Status Ekonomi
a. Pekerjaan saat ini :
b. Pekerjaan sebelumnya :
c. Sumber pendapatan :
d. Kecukupan pendapatan :
3. Riwayat Keluarga
a. Pasangan

Apabila pasangan masih hidup


Status kesehatan :
Umur :
Pekerjaan :
Apabila pasangan sudah meninggal
Tahun meninggal :
Penyebab kematian :
b. Anak-anak

Apabila anak-anak masih hidup

lxvii
Nama dan alamat :

Apabila anak-anak sudah meninggal


Tahun meninggal :
Penyebab kematian :
4. Riwayat Kesehatan
a. Status kesehatan saat ini
1) Keluhan utama dalam satu tahun terakhir :

2) Gejala yang dirasakan :

3) Faktor pencetus :

4) Timbulnya keluhan :

5) Upaya mengatasi :

6) Pergi ke RS/Klinik pengobatan/dokter praktek/bidan/perawata?

7) Mengkonsumsi obat-obatan sendiri ? obat tradisional?

b. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


1) Penyakit yang pernah diderita :

2) Riwayat alergi (obat, makanan, binatang, debu, dll) :

3) Riwayat kecelakaan :

lxviii
4) Riwayat pernah dirawat di RS :

5) Riwayat pemakaian obat :

5. Lingkungan Tempat Tinggal

Kebersihan dan kerapihan ruangan :


Penerangan :
Sirkulasi udara :
Keadaan kamar mandi & WC :
Pembuangan air kotor :
Sumber air minum :
Pembuangan sampah :
Sumber pencemaran :
Privasi :
Risiko injuri :
6. Riwayat Rekreasi
a. Hobby/minat :
b. Keanggotaan kelompok :
c. Liburan atau perjalanan :
7. Sumber / Sistem Pendukung yang digunakan
a. Dokter
b. Puskesmas
c. Rumah Sakit
d. Home Care
8. Pola Fungsional
a. Persepsi kesehatan dan pola manajemen kesehatan :

b. Nutrisi metabolic

Frekuensi makan :

lxix
Nafsu makan :

Jenis makanan :

Makanan yang tidak disukai :

Alergi terhadap makanan :

Pantangan makanan :

c. Eliminasi

BAK : frekuensi & waktu :

Kebiasaan BAK di malam hari :

Keluhan yang berhubungan dengan BAK :

BAB : frekuensi & waktu :

Konsistensi :

Keluhan yang berhubungan dengan BAB :

Pengalaman memakai penchar :

d. Aktivitas Pola Latihan

Rutinitas mandi :

Kebersihan sehari-hari :

Aktivitas sehari-hari :

lxx
Apakah ada masalah dengan aktivitas :

Kemampuan kemandirian :

e. Pola Istirahat Tidur

Lama tidur malam :

Tidur siang :

Keluhan yang berhubungan dengan tidur :

f. Pola Kognitif Peersepsi

Masalah dengan pengelihatan (Normal/terganggu, ka/ki ) ( ) Ya ( ) Tidak


Kabur? ( ) Ya ( ) Tidak
Pakai kacamata ( ) Ya ( ) Tidak
Masalah pendengaran normal ? ( ) Ya ( ) Tidak
Terganggu (ka/ki)? ( ) Ya ( ) Tidak
Memakai alat bantu dengar? ( ) Ya ( ) Tidak
Tuli (ka/ki)? ( ) Ya ( ) Tidak
Kesulitan membuat keputusan? ( ) Ya ( ) Tidak
g. Persepsi Diri- Pola Konsep Diri

Bagaimana klien memandang dirinya (persepsi diri sebagai lansia?)

Bagaimana persepsi klien tentang orang lain mengenai dirinya?

h. Pola Peran – Hubungan

Peran ikatan ?

Kepuasan ?

Pekerjaan/ social / hubungan perkawinan ?

lxxi
i. Seksualitas

Riwayat reprodukasi, kepuasan seksual, masalah ?

j. Koping-Pola Toleransi Stress

Apa yang menyebabkan stress pada lansia?

Bagaimana penanganan terhadap masalah?

k. Nilai-Pola Keyakinan

Sesuatu yang bernilai dalam hidupnya (spirituality : menganut suatu agama,


bagaimana manusia dengan penciptanya), keyakinan akan kesehatan,
keyakinan agama.

9. Pemeriksaan Fisik
a. Tingkat kesadaran :
b. Tanda-tanda vital :
c. Penilaian umum
- Kelelahan : ( ) Ya ( ) Tidak
- Perubahan BB satu tahun yang lalu : ( ) Ya ( ) Tidak
- Perubahan nafsu makan : ( ) Ya ( ) Tidak
- Demam : ( ) Ya ( ) Tidak
- Keringat malam : ( ) Ya ( ) Tidak
- Perubahan nafsu makan : ( ) Ya ( ) Tidak
- Kesulitan tidur : ( ) Ya ( ) Tidak
- Sering pilek, infeksi : ( ) Ya ( ) Tidak
- Kemampuan melakukan ADL : ( ) Ya ( ) Tidak
d. Hemopoetik
- Perdarahan / memar abnormal : ( ) Ya ( ) Tidak
- Pembengkakan kelenjar limfe : ( ) Ya ( ) Tidak
- Anemia : ( ) Ya ( ) Tidak
- Riwayat transfuse darah : ( ) Ya ( ) Tidak

lxxii
e. Kepala
- Sakit kepala : ( ) Ya ( ) Tidak
- Trauma : ( ) Ya ( ) Tidak
- Pusing : ( ) Ya ( ) Tidak
- Gatal pada kulit kepala : ( ) Ya ( ) Tidak
f. Mata
- Perubahan pengelihatan : ( ) Ya ( ) Tidak
- Kacamata : ( ) Ya ( ) Tidak
- Nyeri : ( ) Ya ( ) Tidak
- Air mata berlebihan : ( ) Ya ( ) Tidak
- Bengkak sekitar mata : ( ) Ya ( ) Tidak
- Diplopia : ( ) Ya ( ) Tidak
- Floater : ( ) Ya ( ) Tidak
- Pandangan kabur : ( ) Ya ( ) Tidak
- Fotofobia : ( ) Ya ( ) Tidak

g. Jantung dan Paru


- Nyeri : ( ) Ya ( ) Tidak
- Berdebar-debar : ( ) Ya ( ) Tidak
- Kardiomegali : ( ) Ya ( ) Tidak
- Suara napas tambahan : ( ) Ya ( ) Tidak
- Sesak : ( ) Ya ( ) Tidak
- Penggunaan otot bantu napas : ( ) Ya ( ) Tidak
h. Ekstremitas
- Kaku : ( ) Ya ( ) Tidak
- Edema : ( ) Ya ( ) Tidak
- Nyeri : ( ) Ya ( ) Tidak
- Ulkus : ( ) Ya ( ) Tidak
i. Integument
- Lesi/Luka : ( ) Ya ( ) Tidak
- Pruritus : ( ) Ya ( ) Tidak
- Perubahan pigmentasi : ( ) Ya ( ) Tidak
- Perubahan tekstur : ( ) Ya ( ) Tidak

lxxiii
- Sering memar : ( ) Ya ( ) Tidak
- Perubahan rambut : ( ) Ya ( ) Tidak
- Perubahan kuku : ( ) Ya ( ) Tidak
- Turgor : ( ) Ya ( ) Tidak

B. Pengkajian Khusus pada Lnsia


1. Fungsi Kognitif SPMSQ :

No Item Pertanyaan Benar Salah


1. Jam berapa sekarang?
Jawab :
2. Tahun berapa sekarang?
Jawab :
3. Kapan bapak/ibu lahir?
Jawab :
4. Berapa umur bapak/ibu sekarang?
Jawab :
5. Dimana alamat bapak/ibu sekarang?
Jawab :
6. Berapa jumlah anggota keluarga yang tinggal
bersama bapak / ibu?
Jawab :
7. Siapa nama anggota keluarga yang tinggal
bersama bapak/ibu?
Jawab :
8. Tahun berapa Hari Kemerdekan Indonesia
Jawab :
9. Siapa nama Presiden RI sekarang?
Jawab :
10. Coba hitung terbalik dari angka 20 ke 1?
Jawab :

Analisa Hasil :
Skore Salah: 0-2 : Fungsi intelektual utuh
: 3-4 : kerusakan intelektual ringan
: 5-7 : Kerusakan intelektual sedang
: 8-10 : Kerusakan intelektual BERAT

lxxiv
2. Pengkajian APGAR Keluarga

APGAR KELUARGA
No Items Penilaian Selalu Kadang-Kadang Tidak Pernah
(1) (2) (3)
A : Adaptasi
Saya puas bahwa saya dapat
kembali pada keluarga
(teman-teman) saya untuk
membantu pada waktu sesuatu
menyusahkan saya
2. P : Partnership
Saya puas dengan cara keluarga
(teman-teman) saya
membicarakan sesuatu dengan
saya dan mengungkapkan
masalah saya
3. G : Growth
Saya puas bahwa keluarga (teman-
teman saya) menerima &
mendukung keinginan saya
untuk melakukan aktivitas
atau arah baru
4. A : Afek
Saya puas dengan cara keluarga
(teman-teman) saya
mengekspresikan afek dan
berespon terhadap emosi-
emosi saya, seperti marah,
sedih atau mencintai.
5. R : Resolve
Saya puas dengan cara keluarga
(teman-teman) saya dan saya
menyediakan waktu bersama

lxxv
– sama mengekspresikan afek
dan berespon
JUMLAH

Penilaian :
Nilai : 0-3 : disfungsi keluarga sangat tinggi
: 4-6 : disfungsi keluarga sedang

3. Pengkajian Status Fungsional Kemandirian Lansia

Indeks Katz
No Aktivitas Mandiri Tergantung
Mandi
Mandiri :
Bantuan hanya pada satu
bagian mandi (seperti
punggung atau ekstremitas
yang tidak mampu) atau mandi
sendiri sepenuhnya
Tergantung :
Bantuan mandi lebih dari satu
bagian tubuh, bantuan masuk
dan keluar dari bak mandi,
serta tidak mandi sendiri
Berpakaian
Mandiri :
Mengambil baju dari lemari,
memakai pakaian, melepaskan
pakaian, mengancing/mengikat
pakaian

lxxvi
Tergantung :
Tidak dapat memakai baju
sendiri atau hanya sebagian
Ke Kamar Kecil
Mandiri :
Masuk dan keluar dari kamar
kecil kemudian membersihkan
genetalia sendiri
Tergantung :
Menerima bantuan untuk
masuk ke kamar kecil dan
menggunakan pispot
4. Berpindah
Mandiri :
Berpindah ke dan dari tempat
tidur sendiri
Tergantung :
Menerima bantuan untuk
berpindah dari tempat tidur

4. Pengkajian Kognitif dari Fungsi Mental Mini Mental State Exam (MMSE)

FORMAT PENGKAJIAN MMSE


No Item Penilaian Benar Salah
(1) (0)
Orientasi
1. Tahun berapa sekarang?
2. Musim apa sekarang?
3. Tanggal berapa sekarang?
4. Hari apa sekarang?
5. Bulan apa sekarang?
6. Di Negara mana anda tinggal?
7. Di Provinsi mana anda tinggal?
8. Di kabupaten mana anda tinggal?

lxxvii
9. Di kecamatan mana anda
tinggal?
10. Di desa mana anda tinggal?
Registrasi
Meminta klien menyebutkan 3 objek
11. …….
12. …….
13. ……..
Perhatian dan Kalkulasi
Meminta klien mengeja 5 kata dari
belakang, misal “bapak”
14. K
15. A
16. P
17. A
18. B
Mengingat
Meminta klien untuk mengulang 3
objek di atas

Analisa Hasil :
Nilai maksimal 30
Nilai ≤ 21 : Kerusakan kognitif

5. Skala Depresi

GERIATRIC DEPRESSION SCALE


(SKALA DEPRESI)
No Pertanyaan TIDAK YA
1. APAKAH ANDA SEBENARNYA PUAS
DENGAN KEHIDUPAN ANDA?
APAKAH ANDA TELAH MENINGGALKAN
BANYAK KEGIATAN DAN
MINAT/KESENANGAN ANDA?
APAKAH ANDA MERASA KEHIDUPAN ANDA
KOSONG?
APAKAH ANDA SERING MERASA BOSAN?
APAKAH ANDA MEMPUNYAI SEMANGAT
YANG BAIK SETIAP HARI?

lxxviii
APAKAH ANDA MERASA TAKUT SESUATU
YANG BURUK AKAN TERJADI PADA ANADA?
APAKAH ANDA MERASA BAHAGIAN UNTUK
SEBAGIAN BESAR HIDUP ANDA?
APAKAH ANDA SERING MERASA TIDAK
BERDAYA
APAKAH ANDA LEBIH SERING DIRUMAH
DARIPADA PERGI KELUAR DAN
MENGERJAKAN SESUATU HAL YANG BARU?
10 APAKAH ANDA MERASA MEMPUNYAI
BANYAK MASALAH DENGAN DAYA INGAT
ANDA DIBANDINGKAN KEBANYKAN
ORANG?
11 APAKAH ANDA PIKIR BAHWA KEHIDUPAN
ANDA SEKARANG MENYENANGKAN?
12 APAKAH ANDA MERASA TIDAK BERHARGA
SEPERTI PERASAAN ANDA SAAT INI?
13 APAKAH ANDA MERASA PENUH SEMANGAT?
14 APAKAH ANDA MERASA BAHWA KEADAAN
ANDA TIDAK ADA HARAPAN?
15 APAKAH ANDA PIKIR BAHWA ORANG LAIN,
LEBIH BAIK KEADAANNYA DARIPADA
ANDA?

6. Screening Fall:

lxxix
Fungtional Reach (FR) Test
No Langkah
1 Meminta pasien berdiri disisi tembok dengan tangan direntangkan
kedepan
Beri tanda letak tangan
Minta pasien condong kedepan tanpa melangkah selama 1-2 menit
dengan tangan direntangkan kedepan
Beri tanda letak tangan ke-II pada posisi condong
Ukur jarak antara tanda tangan I dan II

INTERPRETASI :
Usia lebih 70 tahun : kurang 6 inchi : resiko roboh

Lampiran 4

SOP HIPNOTIS LIMA JARI

lxxx
1. TUJUA a. Mengurangi ansietas 
N b. Memberikan relaksasi
c. Melancarkan sirkulasi darah
d. Merelaksasikan otot-otot tubuh
2. INDIKA Terapi ini diindikasikan bagi klien dengan cemas,
SI nyeriataupunketengangan yang membutuhkan kondisi rileks
3. KONTR a. Klien dengan depresi berat
A INDIKASI b. Klien dengan gangguan jiwa
4. PERSIA a. Kontrak waktu, topic dan tempat dengan pasien
PAN b. Klien diberikan penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan
PASIEN c. Jaga privasi klien
d. Atur posisi klien senyaman mungkin
5. PERSIA a. Persiapan alat berupa tape recorder atau semacamnya yang bisa
PAN ALAT digunakan untuk memutar musik relaksasi
b. Modifikasi lingkungan senyaman mungkin bagi pasien termasuk
pengontrolan suasana ruangan agar jauh terhindar dari kebisingan
saat melakukan teknik relaksasi lima jari
6. CARA a. Atur posisi klien senyaman mungkin
KERJA

b. Instruksikan kepada klien untuk memejamkan mata


c. Tarik nafas Hembuskan nafas perlahan- lahan Lakukan sebanyak 3
kali

lxxxi
d. Tautkan ibu jari kepada jari telunjuk, intruksikan kepada klien untuk
membayangkan tubuh anda begitu sehat

e. Tautkan ibu jari kepada jari tengah, intruksikan kepada klien untuk
membayangkan orang yang disayang

f. Tautkan ibu jari kepada jari manis, intruksikan kepada klien untuk
membayangkan ketika anda mendapat penghargaan

g. Tautkan ibu jari kepada jari kelingking, intruksikan kepada klien

lxxxii
Lampiran 6

TES DASS
Petunjuk Pengisian
Kuesioner ini terdiri dari berbagai pernyataan yang mungkin
sesuai dengan pengalaman Bapak/Ibu/Saudara dalam menghadapi
situasi hidup sehari-hari. Terdapat empat pilihan jawaban yang
disediakan untuk setiap pernyataan yaitu:
0 : Tidak sesuai dengan saya sama sekali, atau tidak pernah.
1 : Sesuai dengan saya sampai tingkat tertentu, atau kadang kadang.
2 : Sesuai dengan saya sampai batas yang dapat dipertimbangkan, atau
lumayan sering.
3 : Sangat sesuai dengan saya, atau sering sekali.

Selanjutnya, Bapak/Ibu/Saudara diminta untuk menjawab


dengan cara memberi tanda silang (X) pada salah satu kolom
yang paling sesuai dengan pengalaman Bapak/Ibu/Saudara selama
satu minggu belakangan ini. Tidak ada jawaban yang benar
ataupun salah, karena itu isilah sesuai dengan keadaan diri
Bapak/Ibu/Saudara yang sesungguhnya, yaitu berdasarkan jawaban
pertama yang terlintas dalam pikiran Bapak/Ibu/ Saudara.

No PERNYATAAN 0 1 2 3
Saya merasa bahwa diri saya menjadi marah karena
1
hal-hal sepele.
2 Saya merasa bibir saya sering kering.
Saya sama sekali tidak dapat merasakan perasaan
3
positif.
Saya mengalami kesulitan bernafas (misalnya:
4 seringkali terengah-engah atau tidak dapat bernafas
padahal tidak melakukan aktivitas fisik sebelumnya).
5 Saya sepertinya tidak kuat lagi untuk melakukan suatu

lxxxiii
kegiatan.
Saya cenderung bereaksi berlebihan terhadap suatu
6
situasi.
7 Saya merasa goyah (misalnya, kaki terasa mau ’copot’).
8 Saya merasa sulit untuk bersantai.
Saya menemukan diri saya berada dalam situasi yang
9 membuat saya merasa sangat cemas dan saya akan
merasa sangat lega jika semua ini berakhir.
Saya merasa tidak ada hal yang dapat diharapkan di
10
masa depan.
11 Saya menemukan diri saya mudah merasa kesal.
Saya merasa telah menghabiskan banyak energi untuk
12
merasa cemas.
13 Saya merasa sedih dan tertekan.
Saya menemukan diri saya menjadi tidak sabar ketika
14 mengalami penundaan (misalnya: kemacetan lalu lintas,
menunggu sesuatu).
15 Saya merasa lemas seperti mau pingsan.
No PERNYATAAN 0 1 2 3
16 Saya merasa saya kehilangan minat akan segala hal.
Saya merasa bahwa saya tidak berharga sebagai
17
seorang manusia.
18 Saya merasa bahwa saya mudah tersinggung.
Saya berkeringat secara berlebihan (misalnya: tangan
19 berkeringat), padahal temperatur tidak panas atau tidak
melakukan aktivitas fisik sebelumnya.
20 Saya merasa takut tanpa alasan yang jelas.
21 Saya merasa bahwa hidup tidak bermanfaat.
22 Saya merasa sulit untuk beristirahat.
23 Saya mengalami kesulitan dalam menelan.
Saya tidak dapat merasakan kenikmatan dari berbagai
24
hal yang saya lakukan.
Saya menyadari kegiatan jantung, walaupun saya tidak
25 sehabis melakukan aktivitas fisik (misalnya: merasa
detak jantung meningkat atau melemah).
26 Saya merasa putus asa dan sedih.
27 Saya merasa bahwa saya sangat mudah marah.
28 Saya merasa saya hampir panik.
Saya merasa sulit untuk tenang setelah sesuatu
29
membuat saya kesal.

lxxxiv
Saya takut bahwa saya akan ‘terhambat’ oleh tugas-
30
tugas sepele yang tidak biasa saya lakukan.
31 Saya tidak merasa antusias dalam hal apapun.
Saya sulit untuk sabar dalam menghadapi gangguan
32
terhadap hal yang sedang saya lakukan.
33 Saya sedang merasa gelisah.
34 Saya merasa bahwa saya tidak berharga.
Saya tidak dapat memaklumi hal apapun yang
35 menghalangi saya untuk menyelesaikan hal yang
sedang saya lakukan.
36 Saya merasa sangat ketakutan.
37 Saya melihat tidak ada harapan untuk masa depan.
38 Saya merasa bahwa hidup tidak berarti.
39 Saya menemukan diri saya mudah gelisah.
Saya merasa khawatir dengan situasi dimana saya
40
mungkin menjadi panik dan mempermalukan diri sendiri.
41 Saya merasa gemetar (misalnya: pada tangan).
Saya merasa sulit untuk meningkatkan inisiatif dalam
42
melakukan sesuatu.

-Skala depresi : 3, 5, 10, 13, 16, 17, 21, 24, 26, 31,34, 37, 38, 42.
- Skala kecemasan : 2, 4, 7, 9, 15, 19, 20, 23, 25, 28, 30,36, 40, 41.
- Skala stress : 1, 6, 8, 11, 12, 14, 18, 22, 27, 29, 32, 33, 35, 39

Indikator penilaian

Tingkat Depresi Kecemasan stres


Normal 0–9 0-7 0-14
Ringan 10 – 13 8-9 15-18
Sedang 14-20 10-14 19-25
Parah 21-27 15-19 26-33
Sangat parah > 28 > 20 > 34

lxxxv
lxxxvi

Anda mungkin juga menyukai