Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN MENTAL EMOSIONAL

(KECEMASAN)

NAMA : YOGI SAPUTRA APRIANDI


NIM : P07120118093

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN MATARAM
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan dan laporan kasus ini telah disahkan dan disetujui oleh
pembimbing lahan dan pembimbing akademik pada :

Hari/ tanggal :

Bangsal/Ruangan :

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

( ) ( )
LAPORAN PENDAHULUAN MENTAL EMOSIONAL

(KECEMASAN)

A. Definisi
Menurut Lynn S. Bickley (2009) “ kecemasan merupakan reaksi yang sering
terjadi pada keadaan sakit, pengobatan, dan sistem perawatan kesehatan itu
sendiri, bagi sebagian klien kecemasan merupakan saringan terhadap persepsi dan
reaksi mereka, bagi sebagian lainnya kecemasan dapat menjadi bagian dari sakit
yang dideritanya.”
Kecemasan adalah ketegangan, rasa tidak aman dan kekawatiran yang timbul
karena dirasakan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan tetapi sumbernya
sebagian besar tidak diketahui dan berasal dari dalam (DepKes RI, 1990).
Kecemasan dapat didefininisikan suatu keadaan perasaan keprihatinan, rasa
gelisah, ketidak tentuan, atau takut dari kenyataan atau persepsi ancaman sumber
aktual yang tidak diketahui atau dikenal (Stuart and Sundeens, 1998).
Kecemasan mungkin hadir pada beberapa tingkat dalam kehidupan setiap
individu, tetapi derajat dan frekuensi dengan yang memanifestasikan berbeda
secara luas. Respon masing-masing individu memiliki kecemasan berbeda. Tepi
emosional yang memprovokasi kecemasan untuk merangsang kreativitas atau
kemampuan pemecahan masalah, yang lainnya dapat menjadi bergerak ke tingkat
patologis. Perasaan umumnya dikategorikan menjadi empat tingkat untuk tujuan
pengobatan : ringan, sedang, berat, dan panik. Perawat dapat menemukan klien
cemas di mana saja di rumah sakit atau lingkup masyarakat.

Kecemasan dan gangguannya dapat muncul dalam berbagai tanda dan gejala


fisik dan psikologik seperti gemetar,  rasa goyah, nyeri punggung dan kepala,
ketegangan otot, napas pendek, mudah lelah, sering kaget, hiperaktivitas
autonomik seperti wajah merah dan pucat,  berkeringat, tangan rasa dingin, diare,
mulut kering, sering kencing, rasa takut, sulit konsentrasi, insomnia, libido turun,
rasa mengganjal di tenggorok, rasa mual di perut dan sebagainya. Gejala utama
dari depresi adalah efek depresif, kehilangan minat

B. Tanda Dan Gejala Kecemasan


1. Respons fisik :
a. Kardiovaskular :
Palpitasi, Jantung Bedebar, Tekanan Darah Meninggi, Denyut Nadi Cepat
b. Pernafasan :
Napas Cepat, Napas Pendek, Tekanan Pada Dada , Napas Dangkal,
Pembengkakan Pada Tenggorokan, Terengah-Engah
c. Neuromuskular :
Refleks Meningkat, Insomnia, Tremor, Gelisah, Wajah Tegang, Kelemahan
Umum, Kaki Goyah, Gerakan Yang Janggal
d. Gastrointestinal :
Anoreksia, Diare/Konstipasi, Mual, Rasa Tidak Nyaman Pd Abdomen
e. Traktur Urinarius :
Sering Berkemih Dan Tidak Dapat Menahan Kencing
f. Kulit :
Wajah Kemerahan, Berkeringat, Gatal, Rasa Panas Pada Kulit
2. Respons Kognitif :
Lapang persepsi menyempit, tidak mampu menerima rangsang luar,
berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya
3. Respons Perilaku :
Gerakan tersentak-sentak, bicara berlebihan dan cepat, perasaan tidak aman
4. Respons Emosi :
Menyesal, iritabel, kesedihan mendalam, takut, gugup, sukacita berlebihan,
ketidakberdayaan meningkat secara menetap, ketidakpastian, kekhawatiran
meningkat, fokus pada diri sendiri, perasaan tidak adekuat, ketakutan,
distressed, khawatir, prihatin.
C. Pohon Masalah
D. Penatalaksanaan Kecemasan
Menurut Hawari (2008) penatalaksanaan ansietas pada tahap pencegahaan
dan terapi memerlukan suatu metode pendekatan yang bersifat holistik, yaitu
mencangkup fisik (somatik), psikologik atau psikiatrik, psikososial dan
psikoreligius. Selengkpanya seperti pada uraian berikut :
1. Upaya meningkatkan kekebalan terhadap stress, dengan cara  :
a. Makan makanan yang berigizi dan seimbang
b. Tidur yang cukup
c. Olahraga yang teratur
d. Tidak merokok dan tidak minum minuman keras
2. Terapi Psikofarmaka
Terapi psikofarmaka yang sering dipakai adalah obat anti cemas (anxiolytic),
yaitu seperti diazepam, clobazam, bromazepam, lorazepam, buspirone HCl,
meprobamate dan alprazolam.
3. Terapi Somatik
Gejala atau keluhan fisik (somatik) sering dijumpai sebagai gejala ikutan atau
akibat dari kecemasan yang bekerpanjangan. Untuk menghilangkan keluhan-
keluhan somatik (fisik) itu dapat diberikan obat-obatan yang ditujukan pada
organ tubuh yang bersangkutan.
4. Psikoterapi
Psikoterapi diberikan tergantung dari kebutuhan individu, antara lain
a. Psikoterapi Suportif
b. Psikoterapi Re-Edukatif
c. Psikoterapi Re-Konstruktif
d. Psikoterapi Kognitif
e. Psikoterapi Psikodinamik
f. Psikoterapi Keluarga
5. Terapi Psikoreligius
Untuk meningkatkan keimanan seseorang yang erat hubungannya dengan
kekebalan dan daya tahan dalam menghadapi berbagai problem kehidupan
yang merupakan stressor psikososial.

E. Diagnosa
Adapun diagnosa yang biasanya muncul pada kecemasan adalah :
1. Penyelesaian Kerusakan.
2. Kecemasan.
3. Pola Napas Tidak Efektif.
4. Koping Individu Tidak Efektif.
5. Diam.
6. Gangguan Pembagian Bidang Energi.
7. Ketakutan.
8. Inkontinensial.
9. Stres.
10. Perubahan Nutrisi.
11. Respon Pasca Trauma.
12. Ketidakberdayaan.
13. Gangguan Harga Diri.
14. Gangguan Pola Tidur.
15. Isolasi Sosial.
16. Perubahan Proses Berfikir.
17. Gangguan Eliminasi Urine.
F. Intervensi
1. Tujuan Umum : Klien akan mengurangi ansietasnya dari tingkat ringan
hingga panik.
2. Tujuan khusus :
Klien mampu untuk :
a. Membina hubungan saling percaya.
b. Melakukan aktifitas sehari-hari.
c. Mengekspresikan dan mengidentifikasi tentang kecemasannya.
d. Mengidentifikasi situasi yang menyebabkan ansietas.
e. Meningkatkan kesehatan fisik dan kesejahteraannya.
f. Klien terlindung dari bahaya.

1. Ansietas Ringan.

Deskripsi Batasan Karakter Intervensi

Ansietas  Tidak nyaman.  Gerakan tidak tenang


ringan adalah  Gelisah.  Perhatikan tanda peningkatan
ansietas  Insomnia ringan ansietas
normal dimana  Perubahan nafsu  Bantu klien menyalurkan energi
motivasi makan ringan secara konstruktif
individu pada  Peka  Gunakan obat bila perlu
keseharian  Dorong pemecahan masalah
 Pengulangan
dalam batas
pertanyaan  Berikan informasi akurat dan
kemampuan
 Perilaku mencari fuktual
untuk
perhatian  Sadari penggunaan mekanisme
melakukan dan
 Peningkatan pertahanan
memecahkan
kewaspadaan  Bantu dalam mengidentifikasi
masalah yang
 Peningkatan keterampilan koping yang berhasil
meningkat.
persepsi  Pertahankan cara yang tenang dan
pemecahan tidak terburu
masalah  Ajarkan latihan dan tehnik
 Mudah marah. relaksasi

2. Ansietas Sedang.

Deskripsi Batasan Karakter Intervensi

Ansietas sedang  Perkembangan dari  Pertahankan sikap tidak


adalah cemas ansietas ringan tergesa-gesa, tenang bila
yang  Perhatian terpilih berurusan dengan klien
mempengaruhi dari lingkungan  Bicara dengan sikap
pengetahuan  Konsentrasi hanya tenang, tegas
baru dengan pada tugas-tugas meyakinkan
penyempitan individu  Gunakan kalimat yang
lapangan  Suara bergetar pendek dan sederhana
persepsi  Ketidaknyamanan  Hindari menjadi cemas,
sehngga jumlah waktu yang marah, dan melawan
individu digunakan  Dengarkan klien
kehilangan  Takipnea  Berikan kontak fisik
pegangan tetapi
 Takikardia dengan menyentuh
dapat mengikuti lengan dan tangan klien
 Perubahan dalam
pengarahan
nada suara  Anjurkan klien
orang lain.
 Gemetaran menggunakan tehnik

 Peningkatan relaksasi

ketegangan otot  Ajak klien untuk

 Menggigit kuku, mengungkapkan

memukul-mukulkan perasaannya
jari,  Bantu klien mengenali
menggoyangkan dan menamai ansietasnya
kaki dan
mengetukkan jari
kaki

3. Ansietas Berat

Deskripsi Batasan Karakter Intervensi

Pada ansietas  Perasaan terancam  Isolasi klien


berat  Ketegangan otot yang berlebihan dalam lingkungan
lapangan  Diaforesis yang aman dan
persepsi  Perubahan pernapasan tenang
menjadi  Biarkan
 Napas panjang
sangat perawatan dan
 Hiperventilasi
menurun. kontak sering
 Dispnea
Individu sampai konstan
 Pusing
cenderung  Berikan obat-
 Perubahan gastrointestinalis
memikirkan obatan klien
 Mual muntah
hal yang melakukan hal
 Rasa terbakar pada ulu hati
sangat kecil untuk dirinya
saja dan  Sendawa
sendiri
mengabaikan  Anoreksia
 Observasi adanya
hal yang lain.  Diare atau konstipasi tanda-tanda
Individu  Perubahan kardivaskuler peningkatan
tidak mampu  Takikardia agitasi.
berfikir  Palpitasi  Jangan
realistis dan  Rasa tidak nyaman pada mennyentuh klien
membutuhka
n banyak prekokardia tanpa permisi
pengarahan,  Berkurangnya jarak persepsi secara  Yakinkan klien
untuk dapat berat bahwa dia aman
memusatkan  Ketidakmampuan untuk  Kaji keamanan
pada daerah berkonsentrasi dalam lingkungan
lain.  Rasa terbakar sekitarnya
 Kesulitan dan ketidaktepatan
pengungkapan
 Aktivitas yang tidak berguna
 Bermusuhan

4. Panik.

Deskripsi Batasan Karakter Intervensi

Adalah  Hiperaktif / imobilitasi  Tetap bersama


tingkat berat klien ; minta bantuan
dimana  Rasa terisolasi yang  Jika mungkin
individu ekstrim hilangkan beberapa
berada pada  Kehilangan desintegrasi stressor fisik dan
bahaya kepribadian psikologisdari
terhadap diri  Sangat goncang dan otot- lingkungan
sendiri dan otot tegang  Bicara dengan
orang lain  Ketidakmampuan untuk tenang, sikap
serta dapat berkomunikasi dengan meyakinkan,
menjadi kalimat yang lengkap menggunakan nada
diam atau  Distori persepsi dan suara yang rendah
menyerang penilaian yang tidak  Katakan pada klien
dengan cara realistis terhadap bahwa anda (staf)
kacau. lingkungan dan ancaman tidak akan
 Perilaku kacau dalam membahayakan
usaha melarikan diri dirinya sendiri atau
 Menyerang orang lain
 Isolasikan klien pada
daerah yang aman
dan nyaman
 Lanjut dengan
perawatan ansietas
berat
DAFTAR PUSTAKA

Hawari, D., 2008, Manajemen Stres Cemas dan Depresi, Jakarta : Balai    Penerbit
FKUI.

Mansjoer, A., 1999, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid 1, Jakarta : Penerbit
Aesculapius.

Nurjannah, I., 2004, Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa Manajemen, Proses
Keperawatan dan Hubungan Terapeutik Perawat-Klien, Yogyakarta : Penerbit
MocoMedia

Stuart, G.W., dan Sundden, S.J., 1995, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 3, Jakarta
: EGC.

Sulastri, S.Kep. 2013. Keperawatan Kesehatan Jiwa

Anda mungkin juga menyukai