Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS: PENYAKIT

STOKE

Dosen Pengampuh:

Julidia Safitri Parinduri, S.Kep., Ns., M.Kep

Disusun oleh:

Adelia Arfira 1914201001

Asmida Sari Hasibuan 1914201003

Lasmaria Pakpahan 1914201017

Nur Fadillah 1914201024

Ramadhani 1914201028

Yauma Tuah Lahara 1914201041

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FLORA

MEDAN

T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam tidak lupa kami ucapkan
untuk junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW. Kami bersyukur kepada Allah SWT yang telah
memberikan hidayah serta taufik-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. 
Makalah ini berisikan tentang Askep Stroke pada Keperawatan Komunitas. Kami menyadari
makalah yang dibuat ini tidaklah sempurna. Oleh karena itu, apabila ada kritik dan saran yang bersifat
membangun terhadap makalah ini, kami sangat berterima kasih. 

Demikian makalah ini kami susun. Semoga dapat berguna untuk kita semua.
Amin. 
  
  
Medan , Agustus 2022
  
  

Penulis 
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................

DAFTAR ISI............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................

1.2 Latar Belakang....................................................................................................................

1.3 Rumusan Masalah ..............................................................................................................

1.3 Tujuan.................................................................................................................................

1.4 Manfaat...............................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................

2.1 Konsep Penyakit Diare........................................................................................................

BAB III TINJAUAN KASUS.................................................................................................

3.1 Kasus...................................................................................................................................

BAB IV PENUTUP.................................................................................................................

4.1 Kesimpulan.........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan kesehatan komunitas merupakan praktek promotif dan proteksi kesehatan
populasi yang menggunakan pengetahuan atau ilmu keperawatan, sosial, dan kesehatan
masyarakat (ANA, 2006). Diyakini bersama bahwa tantangan terbesar yang dihadapi keperawatan
komunitas pada abad ini adalah pemberian asuhan keperawatan pada lansia yang populasinya
tumbuh pesat. Seiring dengan meningkatnya populasi lansia yang dibutuhkan oleh seorang
perawat komunitas untuk melakukan pendekatan multidisiplin yang kreatif dalam menangani
penyakit kronis untuk meningkatkan kemandirian dan kemampuan fungsional lansia. Pola
morbiditas dan mortalitas lansia biasanya mengikuti pola keseluruhan populasi dengan penyakit
yang sering muncul dikalangan kelompok lansia misalnya penyakit Stroke (Elizabeth & Judith,
2006)
Stroke non hemoragik terdiri dari 25% akibat small vessel disease(stroke lakunar),25%
akibat emboli dari jantung (stroke tromboemboli) dan sisanya akibat large vessel disease. Stroke
dikenal luas sebagai penyakit yang menimbulkan disabilitas permanen yang menyebabkan
penderita kurang bahkan tidak produktif lagi. Hal ini terjadi akibat kerusakan permanen yang
tidak tergantikan. Banyak faktor risiko yang berkaitan dengan stroke antara lain obesitas,
diabetes, hipertensi, kolesterol dan pola makanan yang dikonsumsi sering disebut sebagai faktor
risiko terjadinya stroke. Konsumsi makanan setelah menderita stroke berpengaruh pada umur
penderita stroke selanjutnya. Hal ini karena berpengaruh terhadap status gizinya. Pola makan di
negara berkembang terutama pada daerah perkotaan telah berkembang dari pola makan
tradisional yang mengandung banyak karbohidrat dan serat seperti sayuran, menjadi kepola
makan kebarat-baratan dengan komposisi makanan yang terlalu banyak mengandung protein,
lemak. gula, garam dan mengandung sedikit serat. Hal ini yang mengakibatkan banyak penduduk
indonesia terkena penyakit degeneratif.
Stroke adalah kehilangan fungsi otak yang di akibatkan oleh berhentinya suplay darah
kebagian otak. Otak merupakan organ yang membutuhkan banyak oksigen dan glukosa. Zat ini
diperolehnya dari darah.apabila di otak hampir tidak ada cadangan oksigen, sehingga dapat
merusak daerah-daerah yang ada di otak yang dapat menyebabkan fungsi otak terganggu. Jadi
jaringan otak sangat bergantung kepada keadaan aliran darah setiap saat. Beberapa detik saja
aliran darah terhenti maka fungsi otak akan bisa berakibat fatal.dan apabila aliran darah kesuatu
daerah otak terhenti selama kira-kira 3 menit maka jaringan otak akan mati (infark).
Berbagai faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi seperti usia jenis kelamin.ras.serta
riwayat keluarga dan faktor risiko yang dapat dimodifikasi seperti hipertensi, penyakit
kardiovaskuler, diabetes melitus, dislipidemia, anemia sel sabit, terapi hormon pascamenopause,
diet yang buruk, obesitas, kebiasaan merokok,serta pola hidup sedentari (sedentary lifestyle).
Gaya hidup yang tidak sehat akibat mengkonsumsi makanan tinggi lemak dan tinggi kolesterol
tapi rendah serat dan megkonsumsi gula yang berlebihan sehingga menimbulkan energi berlebih
dalam tubuh. Asupan lemak yang berlebih dapat meningkatkan kadar trigliserida dalam darah
berperan besar pada kejadian stroke trigliserida yang tinggi dapat diatasi dengan cara mengatur
asupan dan pengaturan diet dan aktifitas fisik atau olahraga dapat menurunkan kadar trigliserida
sehingga dapat menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida. Fase pemulihan terhadap penyakit
stroke dapat dilakukan dengan menjaga asupan makanan yang bergizi dan melakukan
pemeriksaan kesehatan kedokter untuk mencegah kejadian serangan stroke non hemoragik
berulang dengan adanya dukungan keluarga sangat berperan dalam penyembuhan selama
perawatan stroke dirumah sakit maupun dirumah.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian study kasus ini adalah:
"Bagaimana edukasi diet pada penderita stroke dengan masalah defisit pengetahuan diwilayah
RW 05 desa semen kecamatan semen kabupaten kediri.?"
1.3 Tujuan
a. Tujuan Umum
Mempelajari dan memperoleh pengalaman nyata dalam melaksanakan asuhan keperawatan
komunitas pada keluarga yang menderita stroke dengan masalah defisit pengetahuan
diwilayah RW 05 desa semen kecamatan semen kabupaten kediri.
b. Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan pengkajian pada keluarga yang menderita stroke dengan masalah
defisit pengetahuan diwilayah RW 05 desa semen kecamatan semen kabupaten kediri.
2. Mampu menganalisis diagnosa keperawatan komunitas keluarga yang menderita stroke
dengan masalah defisit pengetahuan diwilayah RW 05 desa semen kecamatan semen
kabupaten kediri.
3. Mampu menyusun rencana keperawatan komunitas pada keluarga yang menderita stroke
dengan masalah defisit pengetahuan diwilayah RW 05 desa semen kecamatan semen
kabupaten kediri.
4. Mampu Melaksanakan tindakan keperawatan komunitas pada keluarga yang menderita
stroke dengan masalah defisit pengetahuan diwilayah RW 05 desa semen kecamatan
semen kabupaten kediri. e. Mampu melakukan evaluasi tindakan pada keluarga menderita
stroke dengan masalah defisit pengetahuan diwilayah RW 05 desa semen kecamatan
semen kabupaten kediri.
1.4 Manfaat
a. Manfaat Teoritis Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam melaksanakan
proses asuhan keperawatan komunitas pada keluarga yang menderita stroke dengan
masalah defisit pengetahuan diwilayah RW 05 desa semen kecamatan semen kabupaten
kediri.
b. Manfaat Praktis
1. Bagi Peneliti
Meningkatkan pengetahuan penulis tentang asuhan keperawatan komunitas pada
keluarga yang menderita menderita stroke dengan masalah defisit pengetahuan
diwilayah RW 05 desa semen kecamatan semen kabupaten kediri.
2. Bagi Institusi Pendidikan.
Memberikan masukan di institusi sehingga dapat menyiapkan perawat yang
berkompeten dan berpendidikan tinggi dalam memberikan asuhan keperawatan yang
komperhensif, khususnya dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga yang
menderita stroke.
3. Bagi Masyarakat
Memberikan pengetahuan pada masyarakat dan khususnya orang yang menderita
stroke tentang penyakit stroke sehingga mereka dapat melakukan pencegahan
komplikasi yang akan terjadi melakukan diet.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Penyakit Stroke

A. Definisi

Stroke atau cedem cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh
berhentinya suplai darah ke bagian otak sering ini adalah kulminasi penyakit serebrovaskuler selama
beberapa tahun. (Smeltzer C., 2002)

Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat akibat
gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau
lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler. (Susilo.
2000)

Stroke diklasifikasikan menjadi dua :

1. Stroke Non Hemoragik


Suatu gangguan peredaran darah otak tanpa terjadi suatu perdarahan yang ditandai dengan
kelemahan pada satu atau keempat anggota gerak atau hemiparese, nyeri kepala, mual,
muntah, pandangan kabur dan dysthagia (kesulitan menelan). Stroke non haemoragik dibagi
lagi menjadi dua yaitu stroke embolik dan stroke trombotik (Wanhari, 2008).

2. Stoke Hemomragik
Suatu gangguan peredaran darah otak yang ditandai dengan adanya perdarahan intra serebral
atau perdarahan subarakhnoid. Tanda yang terjadi adalah penurunan kesadaran, pernapasan
cepat, nadi cepat, gejala fokal berupa hemiplegi, pupil mengecil, kaku kuduk (Wanhari,
2008).

B. Etiologi

1. Trombosis serebral (bekuan cairan di dalam pembuluh darah otak) Trombosis ini terjadi pada
pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga menyebabkan iskemia jaringan otak yang dapat
menimbulkan edema dan kongesti di sekitarnya. Trombosis biasanya terjadi pada orang tua yang
sedang tidur atau bangun tidur. Hal ini dapat terjadi karena penurunan aktivitas simpatis dan
penurunan tekanan darah yang dapat menyebabkan iskemia serebri. Tanda dan gejala neurologis
sering kali memburuk dalam 48 jam setelah terjadinya thrombosis. Beberapa keadaaan di bawah ini
dapat menyebabkan thrombosis otak:
 Aterosklerosis adalah mengerasnya pembuluh darah serta berkurangnya kelenturan atau
elastisitas dinding pembuluh darah. Manifestasi klinis aterosklerosis bermacam-macam.
Kerusakan dapat terjadi melalui mekanisme berikut: lumen arteri menyempit dan
mengakibatkan berkurangnya aliran darah, oklusi mendadak pembuluh darah karena terjadi
thrombosis, merupakan tempat terbentuknya thrombus, kemudian melepaskan kepingan
thrombus (embolus) dan dinding arteri menjadi lemah dan terjadi aneurisma kemudian robek
dan terjadi perdarahan.
 Hiperkoagulasi pada Polisitema. Darah bertambah kental,peningkatan viskositas/hematokrit
meningkat dapat melambatkan aliran darah serebri.
 Arteritis (radang pada arteri) maupun Vaskulitis: arteritis temporalis, poliarteritis nodosa.
 Robeknya arteri : karotis, vertebralis (spontan atau traumatik).
 Gangguan darah: polisitemia, hemoglobinopati (penyakit sel sabit).

2. Emboli serebri merupakan penyumbatan pembuluh darah otak olch bekuan darah, lemak, dan
udara. Pada umumnya emboli berasal dari thrombus di jantung yang terlepas dan menyumbat sistem
arteri serebri. Emboli tersebut berlangsung cepat dan gejala timbul kurang dari 10-30 detik. Beberapa
keadaan di bawah ini dapat menimbulkan emboli, yaitu:

 Katup-katup jantung yang rusak akibat penyakit jantung reumatik. infark miokardium,
fibrilasi, dan keadaan aritmia menyebabkan berbagai bentuk pengosongan ventrikel sehingga
darah membentuk gumpalan kecil dan sewaktu-waktu kosong sama sekali mengeluarkan
embolus-embolus kecil. Endokarditis oleh bakteri dan nonbakteri, menyebabkan terbentuknya
gumpalan-gumpalan pada endokardium. Sumber di jantung fibrilasi atrium (tersering), infark
miokardium, penyakit jantung reumatik, penyakit katup jantung, katup prostetik,
kardiomiopati iskemik.
 Sumber tromboemboli aterosklerosis di arteri: bifurkasio karotis komunis, arteri vertrebralis
distal.
 Keadaan hiperkoagulasi: kontrasepsi oral, karsinoma.

3. Hemoragik. Perdarahan intracranial dan intraserebri meliputi perdarahan di dalam ruang


subarachnoid atau di dalam jaringan otak sendiri. Perdarahan ini dapat terjadi karena aterosklerosis
dan hipertensi. Pecahnya pembuluh darah otak menyebabkan perembesan darah ke dalam parenkim
otak yang dapat mengakibatkan penekanan, pergeseran, dan pemisahan jaringan otak yang
berdekatan, sehingga otak akan membengkak, jaringan otak tertekan sehingga terjadi infark otak,
edema, dan mungkin herniasi otak. Penyebab otak yang paling umum terjadi:

- Aneurisma berry, biasanya defek congenital

- Aneurisma fusiformis dari arterosklerosis


- Aneurisma mikotik dari vaskulitis nekrose dan emboli sepsis

- Malformasi asteriovena, terjadi hubungan persambungan pembuluh darah arteri, sehingga


darah arteri langsung masuk vena

- Rupture arteriol serebri, akibat hipertensi yang menimbulkan penebalam dan degenerasi
pembuluh darah.

4. Hipoksia umum. Beberapa penyebab yang berhubungan dengan hipoksia umum adalah:

 Hipertensi yang parah


 Henti jantung paru
 Curah jantung turun akibat aritmia.

5. Hipoksia lokal. Beberapa penyebab yang berhubungan dengan hipoksia setempat adalah:

 Spasme arteri serebri yang disertai perdarahan subarachnoid


 Vasokontriksi arteri otak disertai sakit kepala migren. (Muttaqin, 2011)

C. Tanda & Gejala

Stroke menyebabkan berbagai defisit neurologik, bergantung pada lokasi lesi (pembuluh darah
mana yang tersumbat), ukuran area yang perfusinya tidak adekuat, dan jumlah aliran darah kolateral
(sekunder atau aksesori). Fungsi otak yang rusak tidak dapat membaik sepenuhnya.

1. Kehilangan motorik
Stroke adalah penyakit motor neuron dan mengakibatkan kehilangan kontrol volunter
terhadap gerakan motorik.
2. Kehilangan komunikasi
Fungsi otak lain yang dipengaruhi oleh stroke adalah bahasa dan komunikasi. Stroke adalah
penyebab afasia paling umum.
Disfungsi bahasa dan komunikasi dapat dimanifestasikan oleh hal berikut:
a. Disartria (kesulitan berbicara), ditunjukkan dengan bicara yang sulit dimengerti yang
disebabkan oleh paralisis otot yang bertanggung jawab untuk menghasilkan bicara.
b. Disfasia atau afasia (bicara defektif atau kehilangan bicara), yang terutama ekspresif
atau reseptif.
c. Apraksia (ketidakmampuan untuk melakukan tindakan yang dipelajari sebelumnya),
seperti terlihat ketika pasien mengambil sisir dan berusaha untuk menyisir rambutnya.
3. Gangguan persepsi Ketidakmampuan untuk menginterpretasikan sensasi, Stroke dapat
mengakibatkan disfungsi persepsi visual, gangguan dalam hubungan visual spasial dan
kehilangan sensori
4. Kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologik
Disfungsi ini dapat ditunjukkan dengan kesulitan dalam pemahaman, lupa, dan kurang
motivasi, yang menyebabkan pasien ini menghadapi masalah frustasi dalam program
rehabilitasi mereka
5. Disfungsi kandung kemih
Setelah stroke pasien mungkin mengalami inkontinensia urinarius sementara karena konfusi,
ketidakmampuan mengkomunikasikan kebutuhan, dan ketidakmampuan untuk menggunakan
urinal/bedpan.

D. Patofisiologi

Suplai darah ke otak dapat berubah pada gangguan fokal (thrombus, emboli, perdarahan dan
spasme vaskuler) atau oleh karena gangguan umum (Hypoksia karena gangguan paru dan jantung).
Arterosklerosis sering/cenderung sebagai faktor penting trhadap otak. Thrombus dapat berasal dari
flak arterosklerotik atau darah dapat beku pada area yang stenosis, dimana aliran darah akan lambat
atau terjadi turbulensi. Oklusi pada pembuluh darah serebral oleh embolus menyebabkan oedema dan
nekrosis diikuti thrombosis dan hypertensi pembuluh darah. Perdarahan intraserebral yang sangat luas
akan menyebabkan kematian dibandingkan dari keseluruhan penyakit cerebrovaskuler. Jika sirkulasi
serebral terhambat, dapat berkembang cerebral. Perubahan disebabkan oleh anoksia serebral dapat
revensibel untuk jangka waktu 4-6 menit. Perubahan irreversible dapat anoksia lebih dari 10 menit.
Anoksia serebtal dapat terjadi oleh karena gangguan yang bervariasi, salah satunya cardiac arrest.

E. Manifestasi Klinis Penyakit Stroke

Gejala yang timbul dari stroke non hemoragik tergantung dari serangan pada otak hemisfer
kanan atau kiri. Bila terjadi serangan pada otak hemisfer kanan, maka pasien akan mengalami
kelumpuhan sebelah kiri tubuh dan penurunan terhadap objek menurun. Sebaliknya, bila terjadi
serangan pada otak hemisfer kiri maka terjadi kelumpuhan sebelah kanan tubuh, perilaku lambat dan
sangat hati-hati, gangguan penglihatan pada mata sebelah kanan, kesulitan menelan, sulit bicara,
mudah tersinggung dan mudah frustasi

Jenis stroke yang berbeda bisa menyebabkan gejala yang sama karena masing-masing
mempengaruhi aliran darah diotak Satu-satunya cara untuk menentukan jenis stroke yang mungkin
dihadapi adalah dengan mendapatkan pertolongan medis seperti dilakukan CT-Scan untuk membaca
keadaan otak. National Stroke Association merekomendasikan metode FAST untuk membantu
mengindentifikasi tanda dan gejala stroke.

1) F (face/wajah) saat tersenyum, apakah satu sisi wajah turun kebawah (senyum mencong)/ada
rasa baal disekitar mulut ??
2) A (Arms/lengan) bila mengakat kedua lengan, apakah satu lengan terkulai lemas jatuh
kebawah?
3) S (speech/bicara) apakah ucapan tidak jelas, suara pelo parau cadel/sengau, apakah ada
perubahan dari volume suara, apakah sulit untuk bicara.
4) T (Time/waktu) jika mengalami gejala ini segera pergi kerumah sakit terdekat, hal ini
diperlukan agar dapat menerima perawatan diunit stroke rumah sakit dalam waktu 3 jam sejak
kedatangan.

Gejala tambahan yang tidak sesuai dengan deskripsi FAST meliputi: kesulitan berjalan, pusing
tiba-tiba, atau kehilangan keseimbangan, sakit kepala mendadak dan parah yang tidak diketahui
penyebabnya, kesulitan melihat dari salah satu atau kedua mata, kesadaran menurun/hilang kesadaran,
sakit saat menggerakan mata, kelemahan yang mungkin memepengaruhi salah satu anggota gerak,
setengah bagian dari tubuh, atau keempat anggota gerak (lengan dan kaki).
BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 Kasua

A. Analisa Situasi

Pada bab ini akan diuraikan tentang data hasil pengkajian yang telah di lakukan di RT: 01 RW:
105 di Desa Semen Kecamatan Semen Kabupaten Kediri Pada tanggal 21 Agustus 2020. Data hasil
pengkajian tersebut kemudian di tabulasi lalu disajikan dalam bentuk tekstur dan distribusi kemudian
di analisa. Dari kegiatan tabulasi di peroleh hasil sebagai berikut.

B. Data Demografi

1. Daftar Anggota Keluarga

a. Jenis kelamin

Tabel 3.1: Distribusi Frekuensi Keluarga di RT 01 dan RW 05.

Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Presentase


Laki-laki 97 47%
Perempuan 108 53%
Total 205 100%
Sumber: Survey Mahasiswa Akper Dharma Husada Agustus 2020

Kesimpulan : Didapatkan data dari RT 01 dan RT 05 warga yang berjenis kelamin laki-laki sejumlah
97 dan warga yang berjenis kelamin perempuan sejumlah 108

b.Usia

Tabel 3.2 Distribusi Frekuensi Keluarga di RT 01 dan RW 05

Berdasarkan Usia

Kelompok Usia Frekuensi Presentase


<1 tahun 1 0%
1-5 tahun 12 5%
6-15 tahun 35 18%
16-20 tahun 18 8%
21-35 tahun 30 21%
36-55 tahun 72 31%
>55 tahun 37 17%
Total 205 100%

Sumber :Survey Mahasiswa Akper Dharma Husada Agustus 2020

Kesimpulan : Gambar diatas menunjukkan di RT 01 dan RT 05 dari 62 KK terdapat usia <1 tahun ada
1 orang, 1-5 tahun sebanyak 12 orang, 6-15 tahun sebanyak 35 orang, 16-20 sebanyak 18 orang, 21-
35 sebanyak 30 orang, 36-55 tahun sebanyak 72 orang dan lansia sebanyak 37 orang.

c. Agama

Tabel3.3 Distribusi Frekuensi Keluarga di RT 01 dan RW 05 Berdasarkan

Agama

Agama Frekuensi Presentase


Islam 202 99%
Non Islam 3 1%
Total 205 100%
Sumber:Survey Mahasiswa Akper Dharma Husada Agustus 2020

Kesimpulan : Data dari RT 01 dan RW 05 didapatkan data sebanyak 202 warga beragama islam.

d. Pendidikan

Tabel 3.4 Distribusi Frekuensi Keluarga di RT 01 dan RW 05

Berdasarkan Tingkat Pendidikan Keluarga

Pendidikan Frekuensi Presentase


Tidak sekolah 5 2%
Belum sekolah 13 6%
TK 30 15%
SD 18 !0%
SMP 47 23%
SMA/SMK 50 24%
PT 42 20%
Total 205 100%
Sumber: Survey Mahasiswa Akper Dharma Husada Agustus 2020

Kesimpulan: Data dari RT 01 dan RW 05 didapatkan data bahwa ada 13. warga belum sekolah, tidak
sekolah 5 orang, TK 30 orang, SD 18 orang, SMP 47 orang, SMA 50 orang, dan PT 42 orang
e. Pekerjaan

Tabel 3.5 Distribusi Frekuensi Keluarga di RT 01 dan RW 05

Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Frekuensi Presentase


Tidak Bekerja 14 8%
Buruh 19 5%
Petani 27 9%
Pedagang 15 8%
PNS 6 3%
IRT 28 15%
Swasta 22 11%
Wiraswasta 21 11%
Pelajar 54 25%
Lain-lain 9 5%
Total 205 100%
Sumber: Survey Mahasiswa Akper Dharma Husada Agustus 2020

Kesimpulan : Gambar diatas menunjukkan sebagian warga tidak bekerja 14 orang, petani 27 orang,
pedagang sebanyak 15 orang, buruh sebanyak 19 orang, PNS 6 orang, wiraswasta sebanyak 21 orang,
swasta 22 orang, IRT 28 orang, lain-lain sebanyak 9 orang.

d. Data Ekonomi

1. Penghasilan

Tabel 3.6 Distribusi Frekuensi Keluarga di RT 01 dan RW 05 berdasarkan

Penghasilan per bulan

Penghasilan Per Bulan Frekuensi Presentase


< Rp 500.000 19 31%
Rp 500.000- Rp 1.000.000 31 49%
>Rp 1.000.000 12 20%
Total 62 100%
Sumber Survey Mahasiswa Akper Dharma Husada Agustus

Kesimpulan : Dari tabel di atas, didapatkan data keluarga di RT 01 dan RW 05 bahwa frekuensi
penghasilan 500.000 jumlah 19 KK, 500.000-1.000.000 jumlah 31, >1.000.000 jumlah 12 KK
2. Tabungan

Tabel 3.7: D istribusi Frekuensi Keluarga di RT 01 dan RW 05

Keluarga Menabung Frekuensi Presentase


Ya 22 36%
Tidak 40 64%
Total 62 100%
Sumber :Survey Mahasiswa Akper Dharma Husada Agustus 2020

Kesimpulan : Dari tabel di atas, didapatkan data keluarga di RT 01 dan RW 05 bahwa frekuensi
yang menabung sejumlah 22 KK, yang tidak menabung sejumlah 40 KK.

e. Masalah Asupan Gizi

1. Asupan yang dimakan

Distribusi Frekuensi Keluarga di RT 01 RW 05 Berdasarkan asupan yang dimakan.

Pengetahuan terhadap asupan Frekuensi Presentase


makanan
Mengerti 40 64%
Tidak Mengerti 22 36%
Total 62 100%
Sumber: Survey Mahasiswa Akper Dharma Husada Kediri Agustus 2020

Kesimpulan dari tabel diatas, didapatkan data keluarga di RT 01 RW 05 sebanyak 40KK mengerti
terhadap pengetahuan asupan makanan dan 22KK tidak mengerti terhadap asupak makanan.

f. Masalah Kesehatan

1. Penyakit yang diderita Selama 6 Bulan Terakhir

Tabel 3.39: Distribusi Frekuensi Keluarga di RT 01 RW 05 Berdasarkan penyakit yang paling


sering diderita keluarga dalam 6 bulan terakhir

Penyakit yang diderita selama 6 bulan Frekuensi Presentase


terakhir
Demam Berdarah 0 0%
Batuk Pilek 12 38%
Asma 0 0%
Tbc 0 0%
Stroke 10 0%
Lain-lain 40 62%
Total 62 100%
Sumber: Survey Mahasiswa Akper Dharma Husada Agustus 2020

Kesimpulan: Dari tabel di atas, didapatkan data keluarga di RT 01 RW 05 sebanyak 12 KK paling


sering menderita batuk/pilek dalam 6 bulan terakhir. 10 KK menderita stroke, 40 KK paling sering
menderita penyakit lain-lain.

g. Ketiadaan atau kurangnya informasi

Ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif tentang diet makanan

Pengetahuan Frekuensi Presentase


Kurang Informasi 34 45%
Ketiadaan Informasi 25 45%
Mengetahui informasi & ketiadaan 3 10%
informasi
Total 62 100%
C. Analisa Data

DATA MASALAH
DO :- Defisit pengetahuan tentang diet
DS: kurangnya terpapar informasi ditandai
Dari 62 kepala keluarga terdapat : stroke berhubungan dengan menunjukkan
- 40 KK (64%) belum mengerti perilaku yang tidak sesuai anjuran, menanyakan
masalah asupan makanan yang masalah yang dihadapi, menunjukkan persepsi
dimakan. vang keliru terhadap masalah
- 22KK (36%) sudah mengerti
masalah asupan makanan yang
dimakan.
- Dari warga RT 01 RW 05 terdapat
11 orang yang mengalami penyakit
stroke.
- 34KK kurangnya informasi terhadap
diet makanan
- 25KK ketiadaan informasi terhadap
diet makanan
- 3KK mengetahui tentang diet
makanan
D. Prioritas Masalah

No Kriteria Bobot Masalah Bobot Rasional Makna


Kriteria (1- Kriteria (1- Masalah
10) 10) (KxM)
1. Kesadaran masyarakat terhadap 4 Kurang pengetahuan 4 Warga belum mengerti 16
masalah masyarakat tentang pentingnya tentang pentingnya asupaan
asupan makanan yang dimakan makanan pada penderita
pada penderita penyakit penyakit
2. Motivasi komuniti untuk 3 Ada kesadaran atau tidak 6 Warga belum mempunyai 18
mengatasi masalah untuk memperbaik asupan motivasi untuk menjaga
makanan pola diet
3. Kemampuan perawat untuk 3 Tidak melaksanakan peran dan 3 Kurangnya tenaga 9
masalah fungsinya dalam komunitas keperawatan masyarakat
dalam komunitas
4. Cepat masalah teratasi 1 Jika dilihat dari data masalah 6 Karena kesadaran 6
belum teratasi masyarakat tentang
Kesehatan kurang
PRIORITAS MASALAH

NO MASALAH SCORE
1 Defisit pengetahuan tentang diet stroke berhubungan dengan kurangnya terpapar informasi
Ditandai dengan menunjukkan perilaku yang tidak sesuai anjuran
RENCANA KENGIATAN (POA)

NO RENCANA PENANGGUNG WAKTU TEMPAT


MASALAH KEGIATAN JAWAB KEGIATAN KEGIATAN DANA SUMBER

1 Defisit pengetahuan Edukasi Kesehatan 1. Ketua kader


tentang diet stroke O : desa semen Balai desa 1 jt Kas desa
berhubungan dengan  Indentifikasi 2. Ketua 10 Agustus semen
kurangnya terpapar kesiapan dan RT01 RW 2020
informasi ditandai dengan menerima 05 desa
menunjukkan perilaku informasi semen
yang tidak sesuai anjuran.  Indentifikasi
faktor-faktor
yang dapat
meningkatkan
dan
menurunkan
motivasi
perilaku
hidup bersih
dan sehat
T
 Sediakan
materi dan
Pendidikan
Kesehatan
 Berikan
kesempatan
untuk
bertanya
 Jadwalkan
Pendidikan
Kesehatan
sesuai
kesepakatan
E
 Ajarkan
perilaku
hidup bersih
dan sehat
 Ajarkan
strategi yang
dapat
digunakan
untuk
meningkatkan
perilaku
hidup bersih
dan sehat

RENCANA ASUHAN KEPERWATAN KOMUNITAS


RT 01 RW 05,Ds. Semen, Kec. Semen, kab. Kendiri

MASALAH RENC. KEGIATAN


NO KEP.KOM SASARAN TUJUAN STRATEGI HARI/TGL TEMPAT EVALUASI
KRETERIA STANDAR
1 Defisit Sekelompok Tujuan : Edukasi Edukasi Kesehatan Senin 10 Balai KH : Membaik
pengetahuan warga RT setelah Kesehatan O: Agustus desa 1. Perilaku
tentang diet 01 RW 05 dilakukan dilakukan  Identifikasi 2020 semen sesuai
stroke desa semen edukasi dengan kesiapan dan anjuran (5)
berhubungan Kesehatan menggunakan kemampuan meningkat
dengan 1×24 jam media leaflet menerima 2. Kemampua
kurangnya diharapkan dan media informasi n
terpapar kecukupan power point  Identifikasi menjelaskan
informasi informasi faktor-faktor pengetahuan
ditandai yang yang dapat tentang
dengan berkaitan meningkatkan suatu
menunjukkan dengan dan topik(5)
perilaku yang stroke menurunkan meningkat
tidak sesuai dapat motivisa 3. Perilaku
anjuran. membaik perilaku sesuai
hidup bersih dengan
dan sehat pengetahuan
meningkat
T (5)
 Sediakan 4. Pertanyaan
matari dan tentang
Pendidikan masalah
Kesehatan yang
 Berikan dihadapi
kesempatan menurun (5)
untuk 5. Persepsi
bertanyak yang
 Jadwalkan berlaku
Pendidikan terhadap
Kesehatan masalah
sesuai menurun (5)
kesepakatan
E
 Ajarkan
perilaku
hidup bersih
dan sehat
 Ajarkan
strategi yang
dapat
digunakan
untuk
meningkatkan
perilaku
hidup bersih
dan sehat
BAB IV

PENURUP

4.1 Kesimpulan

Stroke (CVA) adalah sindrom klinik yang awal timbulnya mendadak, prograsif cepat, berupa
defisit neurologist fokal dan atau global, yang berlangsung 24 jam / lebih atau langsung menimbulkan
kematian dan semata-mata disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non traumatik.

Stroke disebabkan faktor-faktor penyumbatan pembuluh darah oleh jendalan darah (thrombus
/ embolus), robek dan adanya gangguan susunan komponen darah.

Anda mungkin juga menyukai